Anda di halaman 1dari 24

Referat

Terapi Cairan

Diana Novita
2006112023
Preseptor: dr. Zaki Fikran, Sp. An
01
Pendahuluan
Jika:
Cairan Masuk
Keseimbangan cairan merupakan suatu proses

dinamik yang sangat penting bagi homeostasis Cairan Keluar
tubuh, karena sebagian besar metabolisme
tubuh membutuhkan cairan dalam jumlah yang
tetap terutama ketika berespons terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan. Terapi Cairan
02
Tinjauan Pustaka
Air tubuh total atau total body water (TBW) merupakan persentase
dari berat air dibagi dengan berat badan total, dimana total ini
bervariasi yang didasarkan jenis kelamin, umur, dan derajat obesitas di
dalam tubuh. Sumbernya dapat berasal dari:
- Berasal dari air atau cairan dalam makanan
- Berasal dari sintesis di tubuh sebagai hasil oksidasi karbohidrat.
Kompartemen Cairan Kompartemen Cairan
Intraseluler (CIS) Ekstraseluler (CES)

CIS merupakan cairan yang terletak di CES merupakan keseluruhan cairan


dalam sel → dua per tiga atau 40% dari yang berada di luar sel dan mengisi 20%
keseluruhan total cairan tubuh. Cairan dari berat badan total. CES terdiri dari:
intraselular dipisahkan dari cairan 1. Cairan interstitial
ekstraselular oleh membran sel yang sangat 2. Plasma
permeabel terhadap air. 3. Cairan transeluler
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan
Volume CES Osmolaritas CES
Volume CES harus diatur secara ketat Osmolaritas suatu cairan adalah
untuk membantu mempertahankan ukuran konsentrasi masing-masing
tekanan darah. partikel zat terlarut yang terdapat di
dalam cairan.

Kontrol keseimbangan garam. Penyesuaian ekskresi H2O di urine, di


bawah kontrol vasopressin
Proses Perpindahan Cairan

Transfor Pasif Transfor Aktif

Osmosis Difusi Pompa Na-K

Yaitu bergeraknya zat Yaitu proses bergeraknya Yaitu suatu proses transport
terlarut melalui membran molekul melewati pori-pori yang memompa ion natrium
dari konsentrasi lebih membran dan bergerak dari keluar melalui membran sel
rendah menuju konsentrasi konsentrasi tinggi ke arah dan pada saat bersamaan
lebih tinggi hingga kadarnya larutan berkonsentrasi memompa ion kalium dari
sama. rendah. luar ke dalam
Gangguan Keseimbangan Cairan

Gangguan Volume Gangguan Konsentrasi

Hipevolemia Hipovolemia Gangguan elektrolit

Edema Dehidrasi Natrium Kalium

Hipertonik Isotonik Hipotonik


Penilaian Keseimbangan Cairan
Penilaian Keseimbangan Cairan
Penilaian Keseimbangan Cairan

Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan laboratorium: pemeriksaan hematokrit serial, pemeriksaan pH
darah arteri, penilaian berat jenis atau osmolalitas urin, konsentrasi klorida
atau natrium dalam urin, pemeriksaan natrium dalam darah, dan kreatinin
serum, ratio blood urea nitrogen.
2. Pemeriksaan pencitraan yaitu foto roentgen → ditandai dengan meningkatnya
vaskularisasi paru dan interstitial, gambaran difus pada alveolar dapat
menunjukkan adanya overload cairan
Terapi Cairan Berdasarkan Tujuan Terapi

Definisi Jenis Terapi Cairan:

tindakan untuk memelihara,


1. Resusitasi: RL, NaCI 0,9% dan koloid
mengganti milieu interior
dalam batas-batas fisiologis 2. Rumatan: 5% Dextrose, 5% Dextrose in 0,25NS

dengan cairan kristaloid dan 5% Dextrose in 0,5 NS.

atau koloid secara intravena. 3. Khusus: NaCl 3%, mannitol 20% dan sodium
bicarbonas (bic-nat).
Terapi Cairan Berdasarkan Jenis Terapi

Definisi Jenis Terapi Cairan:

tindakan untuk memelihara, Kristaloid: larutan yang mengandung ion dengan berat
molekul rendah, elektrolit, anion organik, dengan atau tanpa
mengganti milieu interior glukosa

dalam batas-batas fisiologis Koloid: cairan yang mengandung molekul besar dan
mengakibatkan peningkatan tekanan onkotik
dengan cairan kristaloid
atau koloid secara intravena.
Campuran Keduanya
  Kristaloid Koloid
Keuntungan 1. Lebih mudah tersedia dan murah 1. Ekspansi volume plasma tanpa
2. Komposisi serupa dengan plasma ekspansi interstitial
3. Bisa disimpan di suhu kamar 2. Ekspansi volume lebih besar
4. Reaksi anafilaktik minimal 3. Durasi lebih lama
5. Komplikasi minimal 4. Oksigenasi jaringan lebih baik
5. Insiden edema paru dan/atau
edema sistemik lebih rendah

Kerugian 1. Oksigenasi jaringan terganggu karena 1. Risiko anafilaktik lebih tinggi


bertambahnya jarak kapiler dan sel 2. Koagulopati
2. Memerlukan volume 4 kali lebih banyak 3. Albumin bisa memperberat depresi
miokard pada pasien syok
Jalur Pemberian Terapi Cairan
Kanulasi Vena Sentral
Kanulasi Vena Perifer
Tujuannya untuk:
Tujuannya untuk:
1. Terapi cairan dan nutrisi pareteral
1. Terapi cairan pemeliharaan dalam waktu
jangka panjang, terutama untuk cairan
singkat.
nutrisi parenteral dengan osmolaritas
2. Terapi cairan pengganti dalam keadaan
yang tinggi.
darurat.
2. Jalur pintas terapi cairan pada keadaan
3. Terapi obat lain secara intravena yang
darurat, misalnya vena perifer sulit
diberikan secara kontinyu atau berulang
diidentifikasi
1. Pre-operatif
• Tujuan: menimalisir kejadian hipovolemia, status dehidrasi, serta
mencapai status metabolik yang optimal pada pasien yang akan
menjalani tindakan pembedahan.
Terapi
• Estimasi kebutuhan cairan untuk pemeliharaan dihitung dengan:
Cairan Pada a. 4 mL/kgBB/jam untuk berat badan 10 kg pertama
b. 2 mL/kgBB/jam tambahkan berat badan 10 kg kedua
Pembedahan c. 1 mL/kgBB/jam tambahkan untuk sisa berat badan
• Cairan pre-operatif, diberikan sesuai dengan aturan NPO yang
dikeluarkan oleh ASA.
2. Intra-operatif
• Tujuan: untuk koreksi kehilangan cairan melalui luka operasi,
mengganti perdarahan, mengganti cairan yang hilang melalui
organ eksresi, dan mencapai status euvolemia.
Terapi
• Pada anestesi terdapat dua kontroversi dalam manajemen cairan
Cairan Pada selama pembedahan, yaitu liberal (tradisional) fluid management
dan restrictive fluid management
Pembedahan • Pemberian cairan selama operasi dapat diberikan berdasarkan
kondisi klinis pasien, meliputi penilaian EBV, jumlah perdarahan
selama operasi, jenis operasi.
3. Post-operatif
• Tujuan: untuk peningkatan fungsi paru, oksigenisasi jaringan,
motilitas gastrointestinal, dan proses penyembuhan.
• Cairan yang digunakan dapat berupa cairan pemeliharaan, cairan
Terapi pengganti atau cairan nutrisi.
• Pada keadaan tertentu misalnya pada penderita syok atau anemia,
Cairan Pada
penatalaksanaanya disesuaikan dengan etiologinya.
Pembedahan • Peraturan:
Bayi dan anak: memiliki prinsip pemberian cairan yang sama,
hanya komposisinya berbeda, misalnya dari kandungan
elektrolitnya, jumlah karbohidrat dan lain – lain.
3. Post-operatif
Dewasa:
4. Pasien yang diperbolehkan makan/minum pasca bedah, diberikan
cairan pemeliharaan.
5. Apabila pasien puasa dan puasa tersebut diperkirakan <3 hari,
Terapi
diberikan cairan nutrisi dasar yang mengandung air, eletrolit,
Cairan Pada karbohidrat, dan asam amino esensial.
6. Apabila diperkirakan puasa >3 hari, bisa diberikan cairan nutrisi
Pembedahan yang sama dan pada hari ke lima ditambahkan dengan emulsi
lemak
7. Pada keadaan tertentu, misalnya pada status nutrisi pra bedah
yang buruk segera diberikan nutrisi parenteral total
03
Kesimpulan
Air merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia. Persentase cairan tubuh tergantung
pada usia, jenis kelamin, dan derajat status gizi seseorang. Seluruh cairan tubuh tersebut secara
garis besar terbagi ke dalam 2 kompartemen, yaitu intraselular dan ekstraselular. Apabila terjadi
defisit atau kekurangan cairan pada tubuh maka perlu segera diberikan penanganan atau
pencegahan.
Terapi cairan secara garis besar dibagi menjadi kristaloid dan koloid. Berdasarkan
penggunaannya dibagi menjadi cairan pemeliharaan, pengganti, nutrisi, dan untuk tujuan khusus.
Pemberian cairan perioperative juga diperlukan pada saat sebelum, selama, dan pasca operasi.
Pemantauan kehilangan darah pada pasien perioperative juga menentukan jenis terapi cairan
yang akan diberikan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai