Anda di halaman 1dari 18

Journal Reading

Severe acute respiratory syndrome (SARS) coronavirus-2 infection


(COVID-19) in pregnancy – An overview

Oleh : Diana Novita


NIM : 2006112023
Preseptor: dr. Nilawati Budiman, Sp.OG
Abstrak
Perubahan fisiologi dan anatomi pada kehamilan meningkatkan risiko berbagai penyakit
infeksi, salah satunya infeksi pada traktus respiratorius, seperti infeksi COVID-19. Infeksi
disebarkan melalui droplet dan mengakibatkan kesakitan dari gejala ringan sampai dengan
kondisi kritis. Penegakkan diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan usap nasofaring atau saliva
dengan RT-PCR dan ditemukannya tanda pathognomonic.
Alur penatalaksanaan pada pasien hamil dengan COVID-19 sama seperti pada pasien
COVID-19 yang tidak hamil. Ibu hamil dengan COVID-19 bukan merupakan suatu indikasi
untuk dilakukannya persalinan elektif, juga bukan merupakan suatu indikasi untuk dilakukan
terminasi kehamilan atau persalinan per sectio caesarean.
Patogenesis Infeksi SARS-COV-2

SARS-CoV-2 merupakan virus RNA rantai tunggal positif,


bagian betacoronavirus dari sub-famili Coronavirinae pada
famili Coronaviridae.
Jalur Transmisi

01 02 03

Kontak mukosa pasien Bahan yang Airborne dari alat medis


terhadap orang terinfeksi terkontaminasi oleh di lingkungan rumah
(dari batuk atau bersin) penderita yang terinfeksi sakit
Fase Perjalanan Infeksi SARS-COV-2

1 2 3

Virus berikatan Selanjutnya virus Respon sistem


dengan reseptor melakukan imun innate masih
ACE2 di epitel replikasi lokal terbatas karena
nasal dan menyebar ke jumlah virus
sel epitel saluran masih terbatas
pernapasan lain

Fase 1: fase asimptomatik


Fase Perjalanan Infeksi SARS-COV-2

1 2

Virus kemudian melakukan Sel yang terinfeksi membentuk


invasi dan menyebar menuju respon imun: melepas kemokin
traktus respiratorius atas C-X-C ligan 10 (CXCL10) dan
interferon (IFN-β dan IFN-λ)

Fase 2: fase invasi


Fase Perjalanan Infeksi SARS-COV-2

1 2

Kemudian menyebar menuju Sel pneumosit dipenuhi oleh


traktus respiratorius bawah dan virus SARS-CoV-2,
progresifitas ke tahap lanjut yaitu melepaskan sitokin dan
ARDS penanda inflamasi → badai
sitokin

Fase 3
Gejala Klinis
Periode inkubasi COVID-19 pada ibu hamil yaitu 5 – 6 hari, dengan waktu paling lama yaitu 14 hari.

Asimptomatik Gejala Gejala Tahap


Gejala Ringan Sedang Berat Kritis
Diagnosis COVID-19 pada Ibu Hamil

Terdapat 3 pemeriksaan yang digunakan:


a. Kultur virus
b. Pemeriksan serologi (IgG dan IgM)
c. Reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR)
atau nucleic acid amplification test (NAAT).
Screening Pemeriksaan
COVID-19 pada Ibu Hamil

44 Saat akan dilakukan tindakan persalinan elektif

33 Saat akan bersalin

22 Pemeriksaan obstetrik atau keadaan emergency

11 Pelayanan antenatal (antenatal care, ANC)


Risiko Hospitalisasi dan Keluaran Klinis

Tampilan klinis pada ibu hamil dengan COVID-19 dengan kelompok tidak hamil pada beberapa
penelitian menunjukkan rasio hospitalisasi yang sama besar. Namun terdapat beberapa faktor risiko yang
dapat meningkatkan risiko hospitalisasi dan perburukan keluaran klinis, meliputi:
Dampak COVID-19 pada Kehamilan
01 Persalinan Preterm

02 Preeklampsia

03 Korioamnionitis
Ibu
04 Perdarahan post partum

05 KPD
Dampak
COVID-19
pada
Kehamilan

01 Perawatan di NICU
Janin dan Neonatus
02 Kematian
Remdesivir 1
Tatalaksana
Deksametasone 2

Sampai saat ini belum terdapat


Tocilizumab 3
pengobatan pasti, optimal, dan disetujui
untuk COVID-19 terutama pada ibu
Plasma Konvalesen 4
hamil. Beberapa pengobatan yang
memiliki dampak positif
Antibiotik 5

Tromboprofilaksis 6
Vaksinasi COVID-19 pada Ibu Hamil dan Menyusui
Tercatat sampai Juni 2021, telah terdapat beberapa vaksin yang telah disetujui oleh berbagai negara, yaitu:
• Pfizer-BioNtech vaccine (mRNA, diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak 3 minggu),
• Moderna vaccine (mRNA, diberikan 2 kali dengan jarak 4 minggu),
• Johnson & Johnson’s Jansen Ad26.COV2.S vaccine (vektor adenovirus, diberikan 1 kali),
• AstraZeneca,
• Serum Institute of India ChAsOx1 CoV-19 vaccine (vektor adenovirus)
• Russian Sputnik V (Gam-COVID-Vac) (vektor adenovirus diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak 3 minggu).

Efek samping dan angka efektivitas vaksin tersebut pada ibu hamil dan menyusui belum dapat diketahui secara
pasti. Hal ini diakibatkan banyak penelitian yang mengeksklusi ibu hamil sebagai populasi penelitian. Namun telah
ditetapkan bahwa komplikasi akibat COVID-19 pada kehamilan lebih berat dibandingkan dengan komplikasi akibat
menerima vaksin.
Sehingga
Vaksin COVID-19 dapat diberikan pada ibu hamil dan menyusui.
Kesimpulan
1. SARS-CoV-2 sebagai penyebab COVID-19 memiliki dampak yang signifikan pada sebagian kecil ibu hamil,
termasuk diantaranya meningkatnya risiko bantuan ventilasi dan persalinan preterm
2. Sebagian besar ibu hamil dengan COVID-19 (80%) tidak memiliki gejala dan tatalaksana yang diberikan
sama dengan populasi yang tidak hamil.
3. Manajemen kehamilan pada COVID-19 sama seperti pada keadaan normal namun tindakan pencegahan
harus ditingkatkan untuk menimalisir risiko pada tenaga medis dan pasien lain.
4. Vaksinasi menunjukkan efektivitas tinggi untuk mengurangi komplikasi akibat COVID-19
5. Vaksinasi dapat diberikan pada ibu hamil dan menyusui.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai