Anda di halaman 1dari 37

SIFILIS

Definisi Sifilis
Infeksi yang disebabkan oleh
Treponema pallidum,
Penyakit kronis
Bisa bersifat sistemik

James, W.D., Timothy G. B., and Dirk M. Elston. Syphilis in: Andrews Diseases of The Skin Clinical Dermatology 10 th
th Ed.

Saunders Elsevier Inc. Canada: 2006. p.353-362.


Natahusada, EC, Djuanda A. Sifilis dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisyah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed 4. Balai
Penerbit FKUI, Jakarta: 2010. p:393-413.
Epidemiologi
Insidens sifilis di berbagai negera di seluruh dunia pada
tahun 1996 0,04 -0,52%.
Insidens yang terendah di Cina, sedangkan yang tertinggi
di Amerika Selatan.
Pria > wanita 2:1 hingga 4:1

Natahusada, EC, Djuanda A. Sifilis dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisyah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed
4. Balai Penerbit FKUI, Jakarta: 2010. p:393-413.
Etiologi
Tahun 1905, penyebab sifilis ditemukan oleh Schaudinn
dan Hoffman Treponema pallidum,
termasuk ordo Spirochaetales, familia Spirochaetaceae,
dan genus Treponema.
Morfologi spiral, panjangnya 6-15 um, lebar 0,15 um

Natahusada, EC, Djuanda A. Sifilis dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisyah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed
4. Balai Penerbit FKUI, Jakarta: 2010. p:393-413.
Klaus W, Richard A.J., Dick Suurmond. Diseases Due To Microbial Agents in: Fitzpatricks Color Atlas &
Synopsis of Clinical Dermatology: McGraw-Hills. p.919-931
Treponema
Patogenesis
Dini
Stadiu
Laten
m
Lanjut
Natahusada, EC, Djuanda A. Sifilis dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisyah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed
4. Balai Penerbit FKUI, Jakarta: 2010. p:393-413.
Klaus W, Richard A.J., Dick Suurmond. Diseases Due To Microbial Agents in: Fitzpatricks Color Atlas &
Synopsis of Clinical Dermatology: McGraw-Hills. p.919-931
Stadium Dini
T. pallidum masuk ke kulit melalui mikrolesi / mukosa berkembang biak jaringan
bereaksi dengan membentuk infiltrat Enarteritis pembuluh darah kecil perubahan
hipertrofik endotelium obliterasi lumen (enarteritis obliterans) S1

T.Pallidum mencapai kelenjar getah bening regional secara limfogen berkembang biak
penjalaran hematogen dan menyebar ke semua jaringan

S1 akan sembuh terbentuk fibroblas sikatriks

Natahusada, EC, Djuanda A. Sifilis dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisyah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed 4. Balai Penerbit FKUI,
Jakarta: 2010. p:393-413.
Klaus W, Richard A.J., Dick Suurmond. Diseases Due To Microbial Agents in: Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology:
McGraw-Hills. p.919-931
Stadium
Laten
tidak disertai gejala,
infeksi masih aktif
pada stadium ini seorang ibu dapat
melahirkan bayi dengan sifilis kongenital
Stadium
Lanjut
Faktor presipitasi (diduga karena trauma)
perubahan keseimbangan antara trepo
nema dan jaringan S III berbentuk guma
bersifat destruktif dan berlangsung bertahun-
tahun
Gambaran Klinis

Klinis

Sifilis
Sifilis Primer Sifilis Laten Sifilis Tersier
Sekunder Sifilis Laten Sifilis Lanjut
(S1) Lanjut (S3)
(S2)
Sifilis Primer Sifilis Sekunder
Sifilis Laten
(S1) (S2)
- tukak tunggal / multipel - timbul setelah 6-8 - tanpa gejala klinis
(chancre) minggu sejak S I - pemeriksaan serologis
- Lesi awal papul yang - Gejalanya umum= reaktif.
mengalami erosi, teraba anoreksia, penurunan - dapat berjalan menjadi
keras, terdapat indurasi. BB, malaise, nyeri sifilis lanjut, berbentuk
- Permukaan dapat kepala, demam yang gumma, kelainan
tertutup krusta dan tidak tinggi, dan artralgia susunan syaraf pusat
terjadi ulserasi. - Manifestasi klinis sifilis dan kardiovaskuler
- Ukurannya bervariasi sekunder ruam pada
dari beberapa mm kulit, selaput lendir, dan
sampai dengan 1-2 cm. organ tubuh
- Bagian yang mengelilingi - Lesi kulit berupa makula,
lesi meninggi dan keras papul, folikulitis,
- Tidak nyeri papulaskuomosa, dan
- Pembesaran KGB pustul.
regional
Natahusada, EC, Djuanda A. Sifilis dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisyah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed 4. Balai Penerbit FKUI,
Jakarta: 2010. p:393-413.
Klaus W, Richard A.J., Dick Suurmond. Diseases Due To Microbial Agents in: Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology:
Sifilis Laten- Sifilis Tersier
Sifilis Lanjut
Lanjut (S3)
Tidak infeksius, kecuali - Biasanya tidak menular, - Kelainan yang khas ialah
kemungkinan pada - diagnosis ditegakkan guma, yakni infiltrat
wanita hamil. dengan pemeriksaan tes sirkumskrip, kronis,
hasil pemeriksaan serologik. biasanya melunak, dan
lapangan gelap - Lama masa laten destruktif
T.pallidum (-) beberapa tahun hingga - Noduloulseratif
infeksi ulang jarang bertahun-tahun, bahkan - Neurosifilis
terjadi dapat seumur hidup. - Siflis kardiovaskuler,
bersifat destruktif - Likuor serebrospinalis hepar, dll
hendaknya diperiksa
untuk menyingkirkan
neurosifilis asimtomatik.
- sinar-X aorta untuk
melihat, apakah ada
aorititis
Natahusada, EC, Djuanda A. Sifilis dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisyah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed 4. Balai Penerbit FKUI,
Jakarta: 2010. p:393-413.
Klaus W, Richard A.J., Dick Suurmond. Diseases Due To Microbial Agents in: Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology:
Lesi Sifilis Primer
Klaus W, Richard A.J., Dick Suurmond. Diseases Due To Microbial Agents in: Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis of
Clinical Dermatology: McGraw-Hills. p.919-931
Sifilis sekunder, Sifilis sekunder
makula, papul, dan condyloma lata
lesi anular
Sterling, J.C. Viral Infection: Human Papiloma Virus, Common Wart in: Rooks Textbook of Dermatology 7 th
Blackwell Publishing Inc. USA: 2004 p.14.48,30.1-30.27
th Ed.
Sifilis Lanjut Sifilis Tersier Sifilis Tersier
(Guma) Noduloulserati
Sterling, J.C. Viral Infection: Human Papiloma Virus, Common Wart in: Rooks Textbook of Dermatology 7 th
Blackwell Publishing Inc. USA: 2004 p.14.48,30.1-30.27
th Ed.
f
Sifilis Kongenital
Stigmata
Sifilis kongenital dini Sifilis kongenital lanjut
Lesi sifilis kongenital dini dan
bula bergerombol, simetris pada Umumnya terjadi antara umur lanjut dapat sembuh
telapak tangan dan kaki, kadang- tujuh sampai lima belas tahun. meninggalkan parut dan kelainan
kadang pada tempat lain di badan. Guma dapat menyerang kulit, yang khas. Parut dan kelainan
Cairan bula mengandung banyak tulang, selaput lendir, dan organ demikian merupakan stigmata
T. pallidum. pemfigus sifilitika dalam. Yang khas ialah guma pada sifilis kongenita
hidung dan mulut
Stigmata lesi dini, lesi lanjut

Klaus W, Richard A.J., Dick Suurmond. Diseases Due To Microbial Agents in: Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis of Clinical
Dermatology: McGraw-Hills. p.919-931
Sterling, J.C. Viral Infection: Human Papiloma Virus, Common Wart in: Rooks Textbook of Dermatology 7 thth Ed. Blackwell

Publishing Inc. USA: 2004 p.14.48,30.1-30.27


Stigmata lesi dini:
Gigi Hutchinson
Sterling, J.C. Viral Infection: Human Papiloma Virus, Common Wart in: Rooks Textbook of
Dermatology 7th Ed. Blackwell Publishing Inc. USA: 2004 p.14.48,30.1-30.27
Penegakan Diagnosis

Pemeriksaa Lab dan


Anamnesis
n Fisik Mikrobiologi

Sterling, J.C. Viral Infection: Human Papiloma Virus, Common Wart in: Rooks Textbook of Dermatology 7 th
th Ed.

Blackwell Publishing Inc. USA: 2004 p.14.48,30.1-30.27


T.S.S. atau Serologic tests for Syphilis (S.T.S)
a. Non Treponemal ( Tes reagin)
tes fiksasi komplemen (Wasserman, Kolmer), tes
flokulasi (VDRL, Kahn, RPR, ART dan RST).
Lab dan b. Treponemal
Mikrobiologi Tes imobilisasi: TPI (Treponemal pallidum Imobilization
Test).
Tes fiksasi komplemen: RPCF (Reiter Protein
Complement Fixation Test).
Tes hemoglutinasi: TPHA (Treponemal Pallidum
Haemoglutination Assay),

Mikrobiologi Pemeriksaan lapangan gelap (dark


field)kelainan khas pada tulang, yang dapat terjadi
untuk melihat
X-ray pada S II, S Ill, dan sifilis kongenital.
Juga pada sifilis kardiovaskular, misalnya untuk melihat
aneurismus aorta.
Diagnosis Banding
Stadium Primer (S1)

Herpes Ulkus Piogenik Skabies Balanitis


genitalia
Jane
Jane M.G.,
M.G., Kels.
Kels. Granulomatous
Granulomatous Dermatitis
Dermatitis in:
in: Color
Color Atlas
Atlas of
of Dermatopathology.
Dermatopathology. Informa
Informa Healthcare
Healthcare USA:
USA: 2007,
2007,
p.32,
p.32, 121.
121.
Stadium Primer (S1)

Karsinoma Sel Ulkus Mole


Limfogranulom Skuamosa Penyakit
a venerum Behcet

Jane
Jane M.G.,
M.G., Kels.
Kels. Granulomatous
Granulomatous Dermatitis
Dermatitis in: Color Atlas
in: Color Atlas of
of Dermatopathology.
Dermatopathology. Informa
Informa Healthcare
Healthcare USA:
USA: 2007,
2007,
p.32, 121.
p.32, 121.
Diagnosis Banding
Stadium Sekunder (S2)

Pitiriasis Rosea
Erupsi Obat

Morbili
Jane
Jane M.G.,
M.G., Kels.
Kels. Granulomatous
Granulomatous Dermatitis
Dermatitis in:
in: Color
Color Atlas
Atlas of
of Dermatopathology.
Dermatopathology. Informa
Informa Healthcare
Healthcare USA:
USA: 2007,
2007,
Stadium Sekunder (S2)

Psoriasis Dermatitis
Kondiloma
Vulgaris Seboroik
akuminata
Jane
Jane M.G.,
M.G., Kels.
Kels. Granulomatous
Granulomatous Dermatitis
Dermatitis in:
in: Color
Color Atlas
Atlas of
of Dermatopathology.
Dermatopathology. Informa
Informa Healthcare
Healthcare USA:
USA: 2007,
2007,
Diagnosis Banding

Stadium Tersier (S3)

Sporotrikosis Frambusia

TB kutis Aktinomikosis

Jane
Jane M.G.,
M.G., Kels.
Kels. Granulomatous
Granulomatous Dermatitis
Dermatitis in:
in: Color
Color Atlas
Atlas of
of Dermatopathology.
Dermatopathology. Informa
Informa Healthcare
Healthcare USA:
USA: 2007,
2007,
p.32,
p.32, 121.
121.
Penatalaksanaan
Alternatif bagi yang alergi penisilis
STADIUM TERAPI Tidak Hamil Hamil

Sifilis primer dan Benzathin benzyilpenicilin Doksisiklin 2x100 mg/hari Eritromisin 4x500 mg
sekunder 2,4 juta IU, injeksi IM selama 30 hari selama 30 hari
dosis tunggal ATAU
ATAU Tetrasiklin 4x500mg/hr
Penisilin-G prokain dalam selama 30 hari
akua 600.000 IU/hr IM
selama 10 hr

Sifilis Laten Benzathine Doksisiklin 2x100 mg/hr Eritromisin 4x500 mg


benzylpenicilin 2,4 juta selama >30 hari selama > 30 hari
IU, injeksi IM satu ATAU
kali/minggu selama 3 Tetrasiklin 4x500mg/hr
minggu berturut-turut selama > 30 hr
Prognosis
Tingkat penyembuhan sifilis dengan pengobatan >95%.
Selama fungsi kekebalan tubuh baik, sifilis jarang
mengakibatkan gejala sisa.
Pada HIV-positif dan pasien immunocompromised lainnya
prognosis buruk, namun dibutuhkan studi jangka
panjang pada pasien tersebut

Sterling, J.C. Viral Infection: Human Papiloma Virus, Common Wart in: Rooks Textbook of Dermatology 7 th
th Ed. Blackwell

Publishing Inc. USA: 2004 p.14.48,30.1-30.27


Edukasi / Pencegahan
Hindari berhubungan sex dengan lebih dari satu
pasangan
Menjalani screening test bagi anda dan pasangan
anda
Hindari alkohol dan obat-obatan terlarang
Gunakan kondom ketika berhubungan sexual
Diagnosis dini
Pengobatan, notifikasi pasangan
Pendidikan dan konseling
Sterling, J.C. Viral Infection: Human Papiloma Virus, Common Wart in: Rooks Textbook of Dermatology 7 th
th Ed. Blackwell

Publishing Inc. USA: 2004 p.14.48,30.1-30.27


Laporan Kasus
Nama : Tn. O
Umur : 24 thn
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Mahasiswi
Suku : Papua
Tanggal Pemeriksaan: 22 Oktober 2016
Anamnesis
KELUHAN UTAMA
Kontrol kesehatan.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien laki-laki usia 24 tahun datang ke Puskesmas
Waena dengan keluhan ingin kontrol penyakitnya,
saat ini pasien tidak memiliki keluhan. Riwayat
berhubungan seksual terakhir 3 bulan yang lalu.
pasien datang sendiri tanpa ditemani sanak saudara
dan temannya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya pernah mengalami kencing nanah
sejak 5 bulan yang lalu keluar nanah dari saluran
kencing berwarna kuning kental, nanah tidak disertai
darah dan tidak berbau, nanah keluar menetes tanpa
disadari pasien, pasien juga merasa nyeri saat BAK.
Pasien mendapat pengobatan di Pusat Kesehatan
Reproduksi Cikombong dan mendapat 4 biji obat, pasien
tidak mengetahui nama obatnya.

Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Pasien tampak sakit sdang
Kesadaran : Compos Mentis
Berat Badan : 62 Kg

Tanda Vital:
Tekanan Darah : 120/80
Pernapasan : 18 x/menit
Nadi : 120 x/menit
Suhu : 37,6 0C
Status Lokalis
Kepala Hidung
Bentuk : Normocephal, rambut Bentuk : Normal, tidak ada deviasi
hitam, tidak mudah dicabut. Tidak septum
ditemukan alopesia
Mulut
Mata Bibir : Tidak tampak sianosis
Konjungtiva: Tidak anemis
Mukosa : Tampak Lembab, tidak
Sklera : Tidak Ikterik ditemukan gumma.
Pupil : Isokor 3mm/3mm, reflex Lidah : Fisura dalam batas
cahaya langsung +/+
normal
Telinga Gigi: tidak ditemukan kelainan
Bentuk : Normal
Tenggorokan : Tonsil T1/T1,
Sekret : Tidak ditemukan Faring hiperemis (-), Uvula di tengah
Status Lokalis
Leher Abdomen
Tidak ada deviasi trakea, tidak ada Inspeksi : Cembung, tidak
pembesaran kelenjar ditemukan lesi

Thoraks
Palpasi : Supel, hepar-lien tidak teraba
Perkusi : Timpani di semua lapangan
Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi
paru
Palpasi : Iktus Kordis teraba di 2 Auskultasi : Bising usus dalam batas
jari leteral garis mid clavicula sinistra normal
ICS 5
Genitalia
Perkusi : Sonor
Inspeksi : tidak ditemukan kelainan
Auskultasi : Suara nafas Palpasi : nyeri (-)
vesikuler, RH -/-, WH -/-
Ekstremitas
BJ S1 S2 reguler, tidak ditemukan
murmur dan gallop Inspeksi : tidak ditemukan kelainan
Pemeriksaan Penunjang
Rapid Test : Non Reaktif
VDRL Titer : Reaktif 1/16
Resume
Pasien laki-laki usia 24 tahun datang ke Puskesmas Waena dengan keluhan
ingin kontrol penyakitnya, saat ini pasien tidak memiliki keluhan. Riwayat
berhubungan seksual terakhir 3 bulan yang lalu. pasien datang sendiri tanpa
ditemani sanak saudara dan temannya. Pasien sebelumnya pernah mengalami
kencing nanah sejak 5 bulan yang lalu keluar nanah dari saluran kencing
berwarna kuning kental, nanah tidak disertai darah dan tidak berbau, nanah
keluar menetes tanpa disadari pasien, pasien juga merasa nyeri saat BAK.
Pasien mendapat pengobatan di Pusat Kesehatan Reproduksi Cikombong dan
mendapat 4 biji obat, pasien tidak mengetahui nama obatnya. Tidak ada
anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan pasien tampak sehat, kesadaran compos
mentis. Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan
status lokalis tidak ditemukan adanya kelainan. Pemeriksaan penunjang pada
pasien ini didapatkan Rapid Test non reaktif , VDRL Titer: Reaktif 1/16.
Diangnosis Kerja
Sifilis Laten Dini

Penatalaksanaan
Injeksi Benzatin Benzil Penisilin 2.400.000 IU IM

Prognosis
Dubia et Bonam
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai