Anda di halaman 1dari 91

Malaria adalah penyakit

infeksi yang disebabkan


parasit Plasmodium yang
hidup dan berkembang
biak dalam sel darah merah
manusia, yang secara alami
ditularkan oleh nyamuk
Anopheles betina

2
Malaria positif adalah
penderita yang dalam
darahnya ditemukan
parasit plasmodium
melalui pemeriksaan
mikroskopis atau RDT

3
Malaria adalah penyakit akut dan knonis yang
disebabkan oleh sejenis protozoa dari genus
Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk
Anopheles betina.

Beberapa gejala yang menyertai malaria


adalah panas tinggi, demam, menggigil, sakit
kepala, anemia, pembesaran limfa, dsb.
Agent penyebab malaria genus
Plasmodium, Famili Plasmodiidae, dari
Orde Coccidiidae.
Ada 4 macam Plasmodium :
Plasmodium falciparum (malaria tropika)
Plasmodium vivax (malaria tertiana)
Plasmodium malarie (malaria kuartana)
Plasmodium ovale (jarang, umumnya di
Afrika) 5
Diagnosa Malaria Diagnosa dengan Metoda
menggunakan menggunakan Immunochromatographi
Mikroskop mikroskop pendar atau dikenal sebagai
(fluorochromes) dipstik tes.
Diagnosa Polymerase Chain
menggunakan asay Reaction (PCR)
antibody
(Antibody detection
by ELISA serology)
Diagnosa pasti malaria
ditegakkan apabila ditemukan
Parasit Plasmodium di dalam
darah penderita
( Pedoman Tatalaksana kasus Malaria,
Kemenkes 2012 )
Dari semua parasit malaria pada manusia,
telah diketahui bahwa P.falciparum adalah
parasit yang paling patogen karena dapat
menyerang sel darah merah pada kapiler
yang ada pada organ-organ tubuh hingga
dapat menimbulkan kematian penderita.
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi
antigen parasit malaria yang lisis dalam
darah terhadap antibodi yang terdapat pada
RDT, melalui metoda imunokromatografi.
Ada 3 jenis antigen yang dipakai sebagai
target, y/:
- HRP-2 (Histidine Rich Protein-2 ),
adalah antigen yang disekresi ke sirkulasi
darah dari penderita P. falciparum
- pLDH (pan lactate dehydrogenase)
adalah enzim yang dihasilkan oleh keempat
spesies plasmodium yang menginfeksi
manusia

- Pan Aldolase
adalah enzim yang dihasilkan oleh keempat
spesies plasmodium yang menginfeksi
manusia
Single :
hanya mendiagnosis infeksi P.falciparum
(contoh: Paracheck Pf)

Combo/ Pan specific :


dapat mendiagnosis infeksi P.falciparum
dan non P.falciparum
(contoh: Parascreen combo)
RDT khususnya digunakan :

Pada puskesmas terpencil di daerah endemis


malaria, yang belum dilengkapi dengan
mikroskop atau sarana laboratorium

Pada Puskesmas di daerah endemis malaria


yang mempunyai fasilitas rawat inap dan
digunakan di luar jam kerja rutin
Pada daerah dengan KLB malaria; untuk
diagnosis cepat, guna menentukan
kebijakan selanjutnya

Pada daerah pengungsian karena bencana


alam atau hal lain, baik di daerah endemis
malaria atau pengungsi yang berasal dari
daerah endemis malaria
1. Lebih sederhana & mudah diinterpretasikan.
Variasi dari interpretasinya adalah kecil
antara pembaca yang satu dengan yang
lainnya

2. Tidak memerlukan listrik dan tidak


memerlukan pelatihan khusus

3. Dapat disimpan pada temperatur kamar


(usahakan tidak terkena cahaya matahari
secara langsung). Dianjurkan disimpan pada
lemari pendingin pada suhu 4C
4. Dapat mendeteksi P.falciparum pada waktu
parasit bersekuestrasi pd kapiler darah

5. RDT sangat berguna untuk early diagnosis


(di daerah terpencil dan pd UGD)
berguna untuk prompt treatment.
1. Rapid Test yang menggunakan HRP-2
hanya dapat digunakan untuk mendeteksi
P.falciparum

2. Rapid test dengan HRP-2 dapat


memberikan hasil positif sampai 2
minggu setelah pengobatan, walaupun
secara mikroskopik tidak ditemukan
parasit

3. Harga RDT lebih mahal


4. Bukan pemeriksaan yang bersifat
kuantitatif (RDTbersifat kualitatif) sehingga
tidak dapat digunakan untuk menilai
jumlah parasit/ tidak bisa digunakan
untuk follow up penderita yang diberikan
OAM.
Mikroskop adalah Gold Standard pemeriksaan
(bisa membedakan spesies dan bersifat
kuantitatif).

Jika mikroskopis tidak terampil, bisa terjadi


salah diagnosis.
Sensitifitasnya 90% dalam mendeteksi infeksi
P.falciparum jika jumlah parasit >100/l darah

Jika jumlah parasit <100/l darah, maka


sensitifitasnya menurun

Sensitifitas Rapid Test terhadap non


P.falciparum (pLDH atau pAldolase) lebih
rendah dibandingkan dengan P.falciparum
(HRP-2)
Medical Parasitology USNAMRU2
Sitoplasma berwarna biru Inti berwarna merah

Sitoplasma berwarna biru


Pigments
Pigment
Inti berwarna merah
Titik-titik Schuffners
Apakah ada parasit? Inti, Sitoplasma, Pigment?
Bagaimanakah bentuk dan ukuran sel darah merah yang
terinfeksi?
Apakah ada stippling / titik2 pada permukaan sel darah
merah?
Apakah ditemukan pigment?
Apakah ada bentuk schizont?
Apakah ada bentuk gametosit?
Poin-poin diagnosa P. falciparum

Bentuk ring (cincin) terlihat tipis dan halus dengan


kromatin (inti) berwarna merah yang juga kecil.

Memungkinkan adanya beberapa ring dalam satu sel


darah merah.
Ciri khas lainnya adalah posisi marginal atau applique
dimana ring terlihat ditepian sel darah merah.

Beberapa ring mempunyai dua inti kromatin.


Kadang-kadang terlihat adanya Maurers dots
Sangat jarang ditemukan bentuk schizont P.
falciparum pada sediaan darah tepi.
.

Gametosit mempunyai bentuk seperti pisang.


Biasanya muncul setelah minggu ke 4 infeksi.
Representative parasites (magnification, x1000) from a highly synchronized in vitro
culture (initial time window: 1 hour) of Plasmodium falciparum. The stage of
development is assessed from the overall size of the parasite, the ratios of the area
and diameter of the nucleus to that of the cytoplasm, the amount of visible pigment
(hemozoin), and, in mature parasites, the number of nuclei.
American Journal of Pathology. 1999;155:395-410
1. Sel darah merah yang terinfeksi tidak membesar;
2. Bentuk ring (cincin) terlihat tipis dan halus.
Memungkinkan ada beberapa ring dalam satu sel
darah merah;
3. Beberapa ring mempunyai dua inti kromatin yang
berwarna merah;
4. Adanya posisi marginal atau bentuk applique dimana
posisi parasit berada di tepi sel darah merah;
5. Sangat jarang ditemukan bentuk shcizon pada sediaan
darah tepi;
6. Gametosit berbentuk memanjang seperti pisang;

7. Kadang-kadang ditemukan adanya Maurer's dots.


Pembentukan schizon P falciparum biasanya terjadi
pada pembuluh darah kapiler viscera
Ring muda biasanya mempunyai inti kromatin yang lebih
besar dengan sitoplasma biru yang membesar
mengelilingi vakuola;

Trophozoit berbentuk tak beraturan dan sitoplasma biru


yang juga tak beraturan bentuknya;

Sel darah merah yang terinfeksi umumnya membesar;

Titik-titik Schuffner's seringkali terlihat pada permukaan


sel darah merah.
Pada ring yang tua, sel terlihat membesar.

Sangat umum ditemukan bentuk schizont pada


sediaan darah tepi.
Gametosite:
Berbentuk bulat atau oval dengan
sitoplasma dan inti yang besar;
pigmen berwarna kuning tengguli
menyebar pada sitoplasma.
Ring muda biasanya mempunyai inti kromatin yang lebih
besar dengan sitoplasma biru yang membesar mengelilingi
vakuola;

Trophozoit berbentuk tak beraturan dan sitoplasma biru


yang juga tak beraturan bentuknya;

Sel darah merah yang terinfeksi umumnya membesar;

Titik-titik Schuffner's seringkali terlihat pada permukaan sel


darah merah.

Pada ring yang tua, sel terlihat membesar.

Sangat umum ditemukan bentuk schizont pada sediaan


darah tepi.
Gametosit berbentuk bulat atau oval dengan sitoplasma dan
inti yang besar.
Bentuk ring P. malariae sangat kompak, dan sel darah
merah yang terinfeksi tidak membesar.
Trophozoit bentuk pita (band form) merupakan ciri
khas spesies ini.
Sitoplasma menyebar pada seluruh permukaan
sel darah merah, dan inti kromatin kadang
tersamar oleh pigmen yang berwarna coklat
gelap yang tersebar pada sitoplasma parasit.
Schizonts matang mempunyai ciri khas membentuk
konfigurasi seperti bunga seruni yang terdiri dari 8
12 merozoit.

Sel darah merah yang terinfeksi TIDAK membesar.


Schizont P. malariae

Schizont P. malariae Schizont P. malariae


Bentuk ring P. malariae sangat kompak,
dan sel darah merah yang terinfeksi
tidak membesar.
Trophozoit bentuk pita (band form)
merupakan ciri khas spesies ini.
Sitoplasma menyebar pada seluruh
permukaan sel darah merah, dan inti
kromatin kadang tersamar oleh pigmen
yang berwarna coklat gelap yang
tersebar pada sitoplasma parasit.
Sel darah merah yang terinfeksi sedikit agak membesar, berbentuk oval ataupun
pada tepiannya membentuk fimbriae yang bergerigi. Seringkali juga berbentuk
seperti tetes air (tear drop shape)
Titik-titik James (Jamess dots) ada pada semua stage. Titik-titik James lebih besar
daripada titik-titk Schuffners pada P. vivax.
Sel darah merah yang terinfeksi sedikit agak
membesar, berbentuk oval ataupun pada
tepiannya membentuk fimbriae yang bergerigi.
Seringkali juga berbentuk seperti tetes air (tear
drop shape)
Titik-titik James (Jamess dots) ada pada semua
stage. Titik-titik James lebih besar daripada titik-
titk Schuffners pada P. vivax.
Schizont in thick bloodfilm

Schizon lebih kecil dan lebih kompak


dibanding kan dengan P.vivax
Schizon membentuk 8-12 merozoit yang
menutupi bagian sel darah merah yang
terinfeksi
Gametosit mempunyai sitoplasma kompak
dengan pigmen berwarna coklat gelap;
Bentuk gamotesit ini masih menyerupai
tetesan air (tear drop shape).
Sel darah merah yang terinfeksi sedikit agak membesar,
berbentuk oval ataupun pada tepiannya membentuk fimbriae
yang bergerigi. Seringkali juga berbentuk seperti tetes air
(tear drop shape) .

Titik-titik James (Jamess dots) ada pada semua stage.


Titik-titik James lebih besar daripada titik-titk Schuffners
pada P. vivax.

Schizon lebih kecil dan lebih kompak dibanding kan dengan


P.vivax.
Schizon membentuk 8-12 merozoit yang menutupi
bagian sel darah merah yang terinfeksi.

Gametosit mempunyai sitoplasma kompak dengan pigmen


berwarna coklat gelap.
Bentuk gamotesit ini masih menyerupai tetesan air (tear
drop shape).
Pemeriksaan mikroskopik malaria merupakan
aspek yang sangat penting dalam rangka eliminas
malaria. (AMI API)
Error Rate masih tinggi (rata-rata pada monev
supervisi bulan mei-juni 2011 adalah 30%)
Kualitas sediaan darah yang masih banyak yang
tidak sesuai standard.
Meningkatkan kemampuan dan menilai kinerja
petugas laboratorium mikroskopik malaria pada
semua tingkat pelayanan.
Meningkatkan kemampuan laboratorium mikroskopik
malaria pada semua tingkat pelayanan.
Mempertahankan kualitas hasil pemeriksaan
mikroskopik malaria yang dapat dipercaya.
Menjamin terselenggaranya SOP laboratorium, kualitas
reagen, peralatan yang terkalibrasi.
Menjamin terselenggaranya sistem pencatatan dan
pelaporan berjenjang untuk program pemantapan
mutu.
Pemantapan Mutu laboratorium Pemeriksaan
Mikroskopik Malaria meliputi :

Pemantapan Mutu Internal (pengecekan bahan


dan alat)
Pemantapan Mutu Eksternal (uji silang/cross
check, supervisi dan panel testing)
Peningkatan Mutu.
Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan No.
1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1647/Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman Jejaring
Pelayanan Laboratorium Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan No.041/Menkes/SK/I/2007
tentang Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
293/MENKES/SK/IV/2009 tentang Eliminasi Malaria di
Indonesia
TUJUAN
Meningkatkan ketelitian dari tenaga laboratorium.
Menjamin kualitas bahan, alat dan SDM sesuai
standar.
Memastikan seluruh prosedur dalam persiapan,
pengambilan sampel, pembuatan sediaan, pembacaan
sediaan, pencatatan dan pelaporan hasil dilakukan
sesuai standar.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis
tenaga laboratorium.
Meningkatkan mutu pelayanan laboratorium.
Kegiatan :
Menyediakan alat dan bahan serta reagensia
sesuai standar.
Mengupayakan sumber daya manusia yang
terampil dan bekerja sesuai SOP.
Menilai hasil kegiatan PMI.
Melakukan analisis dan koreksi atas
kesalahan pemeriksaan laboratorium.
Menjaga kinerja laboratorium sesuai standar.
Hal-hal yang penting dalam pelaksanaan PMI
Tersedianya SOP pemeriksaan mikroskopik malaria dan bench aid
bagi petugas laboratorium dan menjamin petugas selalu patuh
terhadap SOP tersebut.
Tersedianya SOP pelayanan laboratorium setempat.
Mempertahankan dan meningkatkan keterampilan petugas
melalui pendidikan dan pelatihan.
Evaluasi terhadap error rate dari hasil pemeriksaan uji silang oleh
penanggung jawab laboratorium dengan mematuhi saran-saran
dari hasil supervisi.
Memastikan alat dan bahan yang dipakai berfungsi dan
terpelihara dengan baik melalui :
Pemeliharaan dan kalibrasi alat
Penyimpanan alat dan bahan sesuai standar
Uji mutu reagensia oleh laboratorium rujukan jenjang di atasnya.
Adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap.
Tujuan :
Memperoleh informasi tentang kinerja
laboratorium yang ada.
Meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap mutu pelayanan laboratorium
mikroskopik.
Meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan
mikroskopik untuk mendapatkan diagnosis
dini yang tepat dan diberikan pengobatan
dengan cepat dan tepat sehingga dapat
menurunkan Annual Parasite Incidence (API)
dalam rangka mendukung eliminasi malaria.
Kegiatan :

Uji Silang (Cross check)


Bimbingan Teknis (Supervisi)
Panel Testing (Tes Profisiensi)
Adalah kegiatan pemeriksaan ulang
terhadap sediaan darah malaria yang
dilakukan oleh laboratorium rujukan uji
silang secara berjenjang untuk
mendeteksi kesalahan dalam
pemeriksaan mikroskopik malaria dan
menilai kinerja laboratorium.
Kesalahan dalam pemeriksaan dapat disebabkan oleh:
petugas yang kurang terampil,
peralatan yang kurang memadai,
bahan dan reagen tidak sesuai standar ,
jumlah sediaan yang diperiksa melebihi beban kerja.
Prinsip :

Dilakukan oleh laboratorium di tingkat lebih tinggi


Dilakukan oleh tenaga terlatih dan memiliki sertifikat
sebagai cross-checker yang dikeluarkan oleh Tim
Pemantapan Mutu Pusat.
Dilakukan secara blinded
Persyaratan tenaga cross-checker :
Tingkat Kabupaten/Kota :
Telah mengikuti pelatihan cross-checker
Memiliki sertifikat minimal level Advance
Tingkat Provinsi :
Telah mengikuti pelatihan cross-checker
Memiliki sertifikat minimal level Reference
Tingkat Regional :
Telah mengikuti pelatihan cross-checker
Memiliki sertifikat minimal level Reference
Tingkat Pusat :
Telah mengikuti pelatihan sebagai cross-checker
Memiliki sertifikat dengan level Expert
1. Langkah-langkah :

Persiapan Sediaan yang akan diuji silang

Pemberian Identitas Sediaan


Penyimpanan Sediaan Mikroskopik Malaria
Pemilihan Sediaan
Pengiriman Sediaan
2. Pelaksanaan :
Uji silang dilakukan setiap awal bulan dan umpan
balik disampaikan secepat mungkin (maksimum 3
minggu) setelah pengiriman.
Hal-hal yang dinilai pada uji silang
Makroskopik
Mikroskopik
Kualitas SD
Pembacaan Sediaan darah (sensitivitas, spesifitas,
akurasi spesies dan error rate)
Analisis hasil
Penyampaian hasil
discordance
3. Analisis dan interpretasi Hasil :

Sensitifitas
Spesifisitas
Akurasi Spesies
Error Rate
Interpretasi Hasil Analisis
Tindak Lanjut
3. Analisis dan interpretasi Hasil :

Pelaporan hasil uji silang harus dilaporkan


kepada penanggung jawab fasyankes pada
minggu ketiga . Hasil harus dilaporkan
menggunakan formulir laporan uji silang.
adalah kegiatan yang sistematis untuk
memberikan pemahaman, pengetahuan
dan keterampilan, meningkatkan kinerja
petugas, mempertahankan kompetensi
dan motivasi petugas yang dilakukan
secara langsung dalam rangka
peningkatan mutu laboratorium.
Supervisi yang efektif memerlukan:
sumber daya manusia yang kompeten
perencanaan finansial yang baik dan
berkesinambungan
waktu kunjungan yang adekuat
perencanaan secara menyeluruh
pencatatan dan pelaporan hasil bimbingan
teknis
tindak lanjut yang efektif.
1. Hal-hal yang harus diperhatikan :
Dilaksanakan secara rutin dan teratur pada semua
tingkat
Pada keadaan tertentu frekuensi supervisi perlu
ditingkatkan, yaitu :
Evaluasi pasca pelatihan
Pada tahap awal pelaksanaan program
Sosialisasi informasi dan pengetahuan terbaru
Hasil uji silang ditemukan ER 5- 10% dalam
empat bulan berturut-turut dan/atau ER > 10%
Laboratorium tidak melaporkan hasil kegiatan.
2. Jenjang Laboratorium
3. Kualifikasi Petugas
4. Frekuensi kunjungan teknis
5. Persiapan kunjungan
6. Kegiatan saat kunjungan
7. Kegiatan pasca kunjungan
merupakan suatu metode untuk
mengetahui kinerja laboratorium
dengan cara membandingkan
kemampuan mikroskopis terhadap nilai
rujukan.
1. Kriteria Laboratorium yang diberikan :

Kriteria laboratorium yang diberikan panel tes


Laboratorium rujukan tingkat regional dan
provinsi
Laboratorium tingkat kab/kota dengan ER
5-10% berturut-turut dalam 4 bulan dan ER
> 10%
Laboratorium tingkat kab/kota dan provinsi
dengan pelaksanaan uji silang yang belum
berjalan baik
2. Tujuan :

mengetahui kinerja mikroskopis di


laboratorium pelayanan.
3. Penyelenggara :

Diselenggarakan oleh Tim Pemantapan


Mutu pusat dan dalam pelaksanaannya
dibantu oleh Tim Pemantapan Mutu
yang ada dalam jejaring
4. Mekanisme :
a. Pengiriman Sediaan
- Melalui pos
- Dibawa bersamaan waktu supervisi/
bimbingan teknis
b. Interpretasi dan evaluasi hasil pemeriksaan
c. Umpan Balik
Skor peserta
Kemungkinan sebab-sebab terjadinya
kesalahan.
Usulan tindakan perbaikan.
tindakan perbaikan :
Supervisi
Kalakarya (on the job training)
Pelatihan teknisi laboratorium
5. Persiapan Tes Panel :
Pembuatan sediaan darah tebal dan tipis yang
berkualitas.
Menetapkan jumlah sediaan darah untuk tes panel.
Mengidentifikasi spesies pada sediaan darah.
Menentukan laboratorium yang akan dikirim tes
panel
Menetapkan cara pengiriman sediaan ke laboratorium
malaria jenjang di bawahnya.
Menyiapkan formulir yang diperlukan untuk
pencatatan hasil.
Menetapkan waktu yang dibutuhkan dan disediakan
untuk petugas laboratorium menyelesaikan
pemeriksaan tersebut dan melaporkan hasilnya.
Menetapkan kriteria evaluasi untuk kinerja.
6. Jumlah sediaan tiap batch dan komposisi
sediaan :
Sediaan yang dikirim ke masing-masing
laboratorium pada tingkatan yang sama,
dengan jumlah dan komposisi yang sama
untuk periode yang sama.
Jumlah sediaan yang dikirim dari
laboratorium rujukan malaria di
laboratorium uji silang tingkat propinsi/
regional untuk adalah 20 SD dan 25 SD
Pengiriman sediaan ke laboratorium
peserta harus disertai dengan surat
pengantar dan petunjuk pelaksanaan.
7. Frekuensi Tes Panel :
Bila kegiatan cross check belum berjalan
baik, sebaiknya Tes Panel dilaksanakan
minimal 1 kali setiap tahun. Jika kegiatan
cross check sudah berjalan baik, maka tes
panel tidak diperlukan.
8. Penilaian :

Hasil pemeriksaan tes panel dinilai seperti


dengan cara pemberian skor seperti pada
penilaian PME Uji Silang Mikroskopik
9. Pencatatan dan Pelaporan Hasil tes Panel. :

Pencatatan hasil tes panel menggunakan formulir


yang telah ditentukan.
Formulir akan dikirimkan kepada peserta bersama
dengan sediaan tes panel.
Peserta harus mengisi formulir tersebut dengan
lengkap dan benar.
Formulir yang telah diisi harus dikirimkan kembali
kepada penyelenggara sesuai dengan petunjuk
penyelenggara paling lambat 1 bulan setelah sediaan
tes panel diterima.
Tes panel yang dilaksanakan bersamaan dengan
supervisi atau pertemuan tingkat Kabupaten/ Kota
hasilnya langsung disampaikan kepada tim
86
Cara menghitung parasit
Perhitungan dimulai saat pertama
diketemukan parasit didalam lapang
pandang. Hitung jumlah parasit dan
leukosit dalam lapang pandang
tersebut, kemudian geser/pindah
lapang pandang berikutnya walaupun
tidak ada parasitnya, leukosit tetap
dihitung.

Geser lapang pandang mikroskop


secara zigzag
87
Sediaan darah tebal:
1.Jumlah parasit dalam lapang pandang (Pos 1,2,3,4).
1. + : 1-10 parasit. / 100 lp.
++ : 11-100 parasit. / 100 lp.
+++ : 1-10 parasit. / 1 lp.
++++ : > 10 parasit./ 1 lp

2.Parasit dibandingkan dengan leukosit (min.200 lekosit)


Bila N kurang dari 10,maka lanjutkan perhitungan parasit sampai
jumlah leukosit yang dihitung mencapaii 500 (bukan 200
leukosit).

Misalnya : ditemukan 241 parasit dan 205 leukosit

Maka jumlah parasit dalam 1 l darah adalah :


241 X 8.000 (leukosit normal) / 205
= 9404 parasit.

1. .
2. Perhitungan biasanya digunakan untuk Efikasi/Test Resistensi Obat Anti Malaria . 88
Sediaan darah tipis
Parasit dibandingkan dengan eritrosit (hitung
jumlah eritrosit yang terinfeksi dalam 1000
eritrosit).
Jika ditemukan 26 eritrosit yang terinfeksi
parasit dalam 1200 eritrosit total,

Maka jumlah parasit dalam 1 l darah adalah :


26 X 5.000.000 (eritrosit normal) /1200
= 108.333 parasit / l darah.

Perhitungan biasanya digunakan untuk Efikasi/Test Resistensi Obat Anti


Malaria .

89
PEDOMAN TATALAKSANA KASUS MALARIA
HAL 15
Pf+ ditemukan 1-10
Pf = ditemukan parasit P.falciparum stadium
stadium trofozoit. trofozoit dalam 100 lapang
pandang
Pfg = gametosit saja.
Pfg+ ditemukan 1-10 Pf
Pf+g = ring dan stadium gametosit dalam
gametosit. 100 lapang pandang
Pv = semua stadium.
Pf+g +++ ditemukan 1-
Pm = semua stadium. 10 Pf stadium trofozoid
dan gametosit dalam 1
Po = semua stadium. lapang pandang

Mix (Pf+Pv) dst


Mix (Pf+Pv) +++ ???
Mix (Pv+Pm+Pfg)
91

Anda mungkin juga menyukai