Anda di halaman 1dari 14

Plasmodium Ovale

Plasmodium ovale merupakan parasit penyebab penyakit malaria ovale. Parasit ini terutama
terdapat di daerah tropik Afrika bagian barat di daerah pasifik barat dan di beberapa bagian lain
di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat di pulau Owi sebelah selatan Biak Irian Jaya dan di
Pulau Timor. Morfologi dan daur hidup Morfologi plasmodium ovale sedikit mirip dengan
plasmodium vivax namun perubahan pada eritrosit yang dihinggapi parasit mirip dengan
plasmodium vivax. Trofozoit muda berukuran kira-kira 2 mikron (1/3) eritrosit). Titik-titik
Schuffner (disebut juga titik James) terbentuk sangat dini dan tampak jelas. Stadium trofozoit
berbentuk bulat dan kompak dengan granula pigmen yang lebih kasar tetapi tidak sekasar
pigmen P. Malariae. Pada stadium ini eritrosit agak membesar dan sebagian besar berbentuk
lonjong (oval) dan pinggir eritrosit bergerigi pada salah satu ujungnya dengan titik-titik schuffner
yang menjadi lebih banyak. Stadium preeritrosit mempunyai periode prepaten 9 hari, skizon hati
besarnya 70 mikron dan mengandung 15.000 merozoit. Perkembangan siklus eritrosit aseksual
pada P.Ovale hampir sama dnegan P.vivax dan berlangsung 50 jam. Stadium skizon berbentuk
bulat dan bila matang, mengandung 8-10 merozoit yang letaknya teratur di tepi mengelilingi
granula pigmen yang berkelompok di tengah. Stadium gametozit betina (makrogametosit)
bentuknya bulat mempunyai inti kecil, kompak dan sitoplasma berwarna biru. Gametosit jantan
(mikrogametosit) mempunyai inti difus, sitoplasma berwarna pucat kemerah-merahan, berbentuk
bulat. Pigmen dalam Ookista berwarna coklat/tengguli tua dan granulanya mirip dengan yang
tampak pada Plasmodium malariae. Siklus sporogoni dalam nyamuk anopheles memerlukan 12-
14 hari pada suhu 27 C. Patologi dan Gejala Klinis Geja;a klinis malaria ovale mirip dengan
malaria vivaks. Serangannya sama hebat namun penyembuhannya sering secara spontan dan
relapsnya lebih jarang. Parasit sering tetap berada dalam darah (periode laten) dan mudah ditekan
oleh spesies lain yang lebih virulen. Parasit ini baru tampak lagi setelah spesies yang lain lenyap.
Infeksi campur P.ovale sering terdapat pada orang tinggal di daerah tropik Afrika dengan endemi
malaria. Diagnosis Diagnosis malaria ovale dilakukan dengan menemukan parasit P.ovale dalam
sediaan darah yang dipulas dengan pewarnaan Giemsa. Prognosis Malaria ovale penyakitnya
ringan dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Epidemiologi Malaria ovale di Indoneisa
tidak merupakan masalah kesehatan masyarakt oleh karena fekuensinya yang rendah dan dapat
sembuh sendiri secara spontan tanpa pengobtan. Di pulau Owi, Papua, di Flores dan di Timor,
parasit ini secara kebetuan ditemukan pada waktu dilakukan survei malaria di daerah-daerah
tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Plasmodium Ovale

Nama Penyakit yang disebabkan oleh parasi ini disebut malaria ovale.

2.2 Distribusi geografik


P. ovale terutama terdapat di daerah tropic Afrika bagian Barat, di daerah Pasifik Barat
dan di beberapa bagian lain di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat di Pulau Owi sebelah Biak
di Irian Jaya dan di Pulau Timor.

2.3 Morfologi dan daur hidup


Morfologi P. ovale mempunyai persamaan dengan P. malariae tetapi perubahan pada
eritrosit yang dihinggapi parasit mirip dengan P. vivax. Trofozoit muda berukuran kira kira 2
mikron (1/3 eritrosit). Titik titik schuffner (disebut juga titik James) terbentuk sangat dini dan
tampak jelas. Stadium trofozoit berbentuk bulat dan kompak dengan granula pigmen yang lebih
kasar tetapi tidak sekasar pigmen P. malariae. Pada stadium ini eritrosit agak membesar dan
sebagian besar berbentuk lonjong (oval) dan pinggir eritrosit bergerigi pada salah satu ujungnya
dengan titik Schuffner yang menjadi lebih banyak.
Stadium praeritrosit mempunyai periode prapaten 9 hari, skizon hati besarnya 70 mikron
dan mengandung 15.000 merozoit. Perkembangan siklus eritrosit aseksual pada P. ovale hamper
sama dengan P. vivax dan berlangsung 50 jam. Stadium skizon berbentuk bulat dan bila matang,
mengandung 8 10 merozoit yang letaknya teratur di tepi mengelilingi granula pigmen yang
berkelompok di tengah.
Stadium gametosit betina (makrogametosit) bentuknya bulat, mempunyai inti kecil,
kompak dan sitoplasma berwarna biru. Gametosit jantan (mikrogametosit) mempunyai inti difus,
sitoplasma berwarna pucat kemerah merahan, berbentuk bulat. Pigmen dalam ookista berwarna
coklat/tengguli tua dan ganulanya mirip dengan yang tampak pada P. malariae. Siklus sporogoni
dalam nyamuk Anopheles memerlukan waktu 12 14 hari pada suhu 27C.

2.4 Patologi dan gejala klinis


Gejala klinis malaria ovale mirip dengan malaria vivaks. Serangannya sama hebat tetapi
penyembuhannya sering secara spontan dan relapsnyalebih jarang. Parasit sering tetap berada
dalam darah (periode laten) dan mudah ditekan oleh spesies lain yang lebih virulen. Parasit ini
baru tampak lagi setelah spesies yang lain lenyap. Infeksi campur P. ovale sering terdapat pada
orang yang tinggal di daerah tropic Afrika dengan endemi malaria.

2.5 Diagnosis dan Prognosis


Diagnosis malaria ovale dilakukan dengan menentukan parasit P. ovale dalam sediaan
darah yang dipulas dengan Giemsa.
Malaria ovale penyakitnya ringan dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

2.6 Epidemiologi
Malaria ovale di Indonesia tidak merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena
frekuensinya sangat rendah dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Di Pulau Owi, Irian
Jaya, di Flores dan di Timur, parasit ini secara kebetulan ditemukan pada waktu di daerah
tersebut dilakukan survei malaria.
Plasmodium sp (Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax)
Diposkan oleh Cendani Laras di 22.25
Plasmodium sp pada manusia menyebabkan penyakit malaria dengan gejala demam,
anemia dan spleomegali (pembengkakan spleen).
Dikenal 4 (empat) jenis plasmodium, yaitu :
1.Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana (malaria tertiana begigna).
2.Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana
3.Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika (malaria tertiana maligna).
4.Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.
Malaria menular kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. dalam
siklus hidupnya. Plasmodium sp berproduksi secara sexual (sporogoni)dan asexual
(schizogon) di dalam host yang berbeda, host dimana terjadi reproduksi sexsual,
disebut host definitive sedangakn reproduksi asexual terjadi pada host intermediate.
Reproduksi sexual hasinya disebut sporozoite sedangkan hasil reproduksi asexual
disebut merozoite.

Plasmodium falciparum
Plasmodium falciparum mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Haemosporodia
Divisio : Nematoda
Subdivisio : Laveran
Kelas : Spotozoa
Ordo : Haemosporidia
Genus : Plasmodium
Species : Falcifarum
Hospes
Manusia merupakan hospes perantara(intermediet)
nyamuk Anopheles betina menjadi hopses definitifnya atau merupakan vektornya.

Distribusi geografik
Parasit ini ditemukan didaerah tropic, terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Di Indonesia parasit ini terbesar di
seluruh kepulauan

.Morfologi dan daur hidup


Parasit ini merupakan species yang berbahaya karena penyakit yang ditimbulkannya dapat menjadi berat dan
menyebabkan kematian.
SIKLUS ASEKSUAL
Siklus di luar sel darah/ eksoeritrositer(dalam hati)
Perkembangan dapat dilihat dalam hati adalah skizom yang berukuran 30 pada hari keempat setelah
infeksi.
Jumlah morozoit pada skizon matang (matur) kira-kira 40.000 bentuk cacing stadium trofosoit muda
plasmodium falciparum sangat kecil dan halus dengan ukuran 1/6 diameter eritrosit. Pada bentuk cincin dapat
dilihat dua butir kromatin; bentuk pinggir (marginal) dan bentuk accole sering ditemukan. Beberapa bentuk
cincin dapat ditemukan dalam satu eritrosit (infeksi multipel). Walaupun bentuk marginal, accole, cincin dengan
kromatin ganda dan infeksi multiple dapat juga ditemukan dalam eritrosit yang di infeksi oleh species
plasmodium lain pada manisia, kelainan-kelainan ini lebih sering ditemukan pada Plasmodium Falciparum dan
keadaan ini penting untuk membantu diagnosis species.
Bentuk cincin Plasmodium falciparum kemudian menjadi lebih besar, berukuran seperempat dan kadang-
kadang setengah diameter eitrosit dan mungkin dapat disangka parasit Plasmodium malariae. Sitoplasmanya
dapat mengandung satu atau dua butir pigmen. Stadium perkembangan siklus aseksual berikutnya pada
umumnya tidak berlangsumg dalam darah tepi, kecuali pada kasus brat (perniseosa).
Siklus di dalam sel darah merah / eritrositer
Adanya skizon muda dan matang Plasmodium falciparum dalam sediaan darah tepi berarti keadaan infeksi
yang berat sehingga merupakan indikasi untuk tindakan pengobatan cepat.
Bentuk skizon muda Plasmodium falciparum dapat dikenal dengan mudah oleh adanya satu atau dua butir
pigmen yang menggumpal. Pada species parasit lain pada manusia terdapat 20 atau lebih butir pigmen pada
stadium skizon yang lebih tua. Bentuk cincin da tofozoit tua menghilang dari darah tepi setelah 24 jam dan
bertahan dikapiler alat-alat dalam, seperti otak, jantung, plasenta, usus atau sumsum tulang; di tempat
tempat ini parasit berkembang lebih lanjut.
Dalam waktu 24 jam parasit di dalam kapiler berkembang biak secara zkisogoni. Bila skison sudah matang,
akan mengisi kira-kira 2/3 eritrosit. Akhirnya membelah-belah dan membentuk 8 24 morozoit, jumlah rata-
rata adalah 16. skizon matang Plasmodium falciparum lebih kecil dari skizon matang parasit malaria yang lain.
Derajat infeksi pada jenis malaria ini lebih tinggi dari jenis-jenis lainnya, kadang-kadang melebihi 500.000/mm3
darah.

Dalam badan manusia parasit tidak tersebar merata dalam alat-alat dalam dan jaringan sehingga gejala klinik
pada malaria falciparum dapat berbeda-beda. Sebagian besar kasus berat dan fatal disebabkan oleh karena
eritrosit yang dihinggapi parasit menggumpal dan menyumbat kapiler.
Pada malaria falciparum eritrosit yang diinfeksi tidak membesar selama stadium perkembangan parasit.
Eritrosit yang mengandung trofozoit tua dan skizon mempunyai titik kasar berwarna merah (titik mauror)
tersebar pada dua per tiga bagian eritrosit. Pembentukan gametosit berlangsung dalam alat-alat dalam, tetapi
kadang-kadang stadium mudah dapat ditentukan dalam darah tepi. Gametosis muda mempunyai bentuk agak
lonjong, kemudian menjadi lebih panjang atau berbentuk elips; akhirnya mencapai bentuk khas seperti sabit
atau pisang sebagai gametosis matang. Gametosis untuk pertama kali tampak dalam darah tepi setelah
beberapa generasi mengalami skizogoni biasanya kira-kira 10 hari setelah parasit pertama kali tampak dalam
darah. Gametosis betina atau makrogametosis biasanya lebih langsing dan lebih panjang dari gametosit
jantang atau mikrogametosit, dan sitoplasmanya lebih biru dengan pulasan Romakonowsky. Intinya lebih lebih
kecil dan padat, berwarna merah tua dan butir-butir pigmen tersebar disekitar inti. Mikrogametozit membentuk
lebih lebar dan seperti sosis. Sitoplasmanya biru, pucat atau agak kemerah-merahan dan intinya berwarna
merah mudah, besar dan tidak padat, butir-butir pign\men disekitan plasma sekitar inti.
Jumlah gametosit pada infeksi Falciparum berbeda-beda, kadang-kadang sampai 50.000 150.000/mm3
darah, jumlah ini tidak pernah dicapai oleh species Plasmodium lain pada manusia. Walaupun skizogoni
eritrosit pada Plasmodium falciparum selesai dalam waktu 48 jam dan priodisitasnya khas terirana, sering kali
pada species ini terdapat 2 atau lebih kelompok-kelokpok parasit, dengan sporolasi yang tidak singkron,
sehingga priodesitas gejala pada penderita menjadi tidak teratur, terutama pada stadium permulaan serangan
malaria.
SIKLUS SEKSUAL/SPOROGONI
Siklus seksual Plasmodium falciparum dalam nyamuk sama seperti pada Plasmodium yang lain. Siklus
berlangsung 22 hari pada suhu 20o C, 15 17 hari pada suhu 23o C dan 10 11 hari pada suhu 25o C 28o
C. pigmen pada obkista berwarna agak hitam dan butir butinya relative besar, membentuk pola pada kista
sebagai lingkaran ganda sekitar tepinya, tetapi dapat tersusun sebagai lingkaran kecil dipusat atau sebagai
garis lurus ganda. Pada hari ke- 8 pigmen tidak tampak kecuali beberapa butir masih dapat dilihat

SKEMA SIKLUS HIDUP

PEMERIKSAAN PARASIT SECARA MiKROSKOPIS


Dalam pemeriksaan parasit malaria digunakan sediaan darah tebal dan sediaan darah tipis.
Sediaan darah tebal
Keuntungan dalam pemeriksaan darah tebal:
Membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk memeriksa dan menemukan parasit yang pertama
Kalau kepadatan parasit rendah, kemungkinan besar dapat di temukan positif dengan mudah.
Kekurangan dalam pemeriksaan darah tebal:
Bentuk parasit tidak kelihatan sempurna
Bentuk parasit pada sediaan darah tebal
a. Troposoit muda (bentuk cincin)
i. Bentuk kecil dengan inti yang kecil dan sitoplasma yang halus
ii. Mempunyai dua inti
iii. banyak sekali bentuk cincin tanpa disertai tingkat parasit yang lebih tua/
dewasa secara praktis pasti plasmodium falciparum
b. tropozoit sedang berkembang
bentuk cincin yang tebal dan besar menyerupai cincin muda dari vivax, kadang-kadang butir
atau kabut pigmen agak kelihatan

c. tropozoit dewasa
i. vakuola cincin yang sering tidak ada atau hampir tidak ada
ii. parasit sangat kecil dan kompak
iii. sitoplasma biasanya pucat, ovale, dan bulat tidak teratur
iv. sebuah inti yang besar kumpulan pigmen yang berkabut atau kelompok
yang sangat gelap kira-kira sebear inti
v. biasanya hanya dijumpai pada infeksi berat saja dimana terlihat bentuk
ring yang banyak jumlahnya.
d. sison muda
i. jarang sekali terlihat dan biasanya bersama-sama dengan sejumlah besar
tropozoit sedang berkembang
ii. sangat kecil dengan dua inti atau lebih dengan sedikit sekali sitoplasma
yang sering-sering berwarna pucat
iii. pigmen terdiri dari satu kelompok kecil atau lrbih, padat dan berwarna
gelap sekali
e. sison dewasa
i. jarang sekali ditemukan pada darah tepi kecuali pada infeksi berat
ii. selalu bersamaan dengan banyak bentuk cincin yang kecil
iii. mempunyai 20 atau lebih merozoit kecil yang berkumpul disekitar satu
kelompok kecil yang berwarna gelap sekali
f. gametosit muda
i. kadang-kadang panjang, langsing, dan runcing kedua ujungnya
ii. pigmen tersebar rata sampai ke ujung
iii. biasanya ditemani banyak merozoit
g. gametosit dewasa
i. bentuk pisang atau kacang kedelai
ii. pada bagian yang tebal dari sediaan dapat berbentuk bulat, bujur telur,
ataukelihatan agak rusak yang mana dapat diragukan dengan tropozoit dewasa atau gametosit
malariae, kadang-kadang terdapat balon merah dipinggir luar dimana diagnosa falciparum
dapat ditegakkan.
iii. Dapat bersama sama bentuk cincin atau tanpa cincin

Sediaan darah tipis


Keuntungan :
Bentuk stadium parasit kelihatan jelas dan sempurna
Kekurangan:
Dalam pemeriksaan membutuhkan waktu yang lama sekali untuk menemukan parasit yang
pertama dan menyelesaikan pemeriksaannya
Kalau kepadatan parasit rendah, besar kemungkinan akan diagnosa negatif.
Bentuk parasit pada sediaan darah tipis
a. Bentuk cincin (tropozoit awal)
i. Ukuran 1/5 dari eritrosit
ii. Bentuk cincin sangat halus
iii. Kromatin titiktitik halus sering kali dua
iv. Bentuk accole sering
v. Pigmen pada stadium ini tidak ada

b. Tropozoit sedang berkembang


i. Jarang terlihat pada darah perifer
ii. Mempunyai ukuran kecil
iii. Bentuk padat
iv. Vakuola tidak di kenal
v. Kromatin titik-titik atau batang-batang
vi. Berpigmen bentuk kasar
vii. Warna hitam, jumlah sedang
viii. Penyebran terkumpul dalam dua kelompok

c. Sison imature(muda)
i. Jarang terlihat pada darah perifer
ii. Ukuran hampir mengisi eritrosit
iii. Bentuk padat
iv. Kromatin banyak berupa massa irreguler
v. Pigmen tersebar

d. Sison matur(tua)
i. Jarang terlihat dalam darah perifer
ii. Ukuran hampir mengisi erytrosit
iii. Bentuk berpigmen
iv. Merozoit 32, rata-rata 24 berukuran kecil
v. Pigmen tersebar

e. Makrogametosit
i. Jumlah dalam darah banyak
ii. Ukuran lebih besar dari pada erytrosit
iii. Bentuk bulan sabit ujung runcing/ bulat
iv. Sitoplasma biru tua
v. Kromatin melebar halus
vi. Pigmen granula-granula hitam tersebar

f. Mikrogametosit
i. Waktu timbul 7-12 hari
ii. Jumlah dalam darah banyak
iii. Ukuran lebih besar dari pada erytrosit
iv. Bentuk seperti pisang (ginjal)
v. Sitoplasma biru kemerahan
vi. Kromatin granula kasar terkumpul
vii. Pigmen granula hitam, inti bulat

Patologi dan gejala-gejala.


Masa tunas intrinsic malaria falciparum berlangsung antara 9-14 hari. Penyakitnya mulai dengan sakit kepala,
punggung dan ekstremitas, perasaan dingin, mual, muntah atau diare ringan. Demam mungkin tidak ada atau ringan
dan penderita tidak tampak sakit; diagnosis pada stadium ini tergantung dari anamosis tentang kepergian penderita
ke daerah endemic malaria sebelumnya. Penyakit berlangsung terus, sakit kepala, punggung dan ekstremitas lebih
hebat dan keadaan umum memburuk. Pada stadium ini penderita tampak gelisah, pikau mental (mentral cunfuncion).
Demam tidak teratur dan tidak menunjukkan perodiditas yang jelas.
Ada anemia ringan dan leucopenia dengan monositosis. Pada stadium dini penyakit penyakit dapat didiagnosis dan
diobati dengan baik, maka infeksi dapat segera diatasi. Bila pengobatan tidak sempurna, gejala malaria pernisiosa
dapat timbul secara mendadak. Istilah ini diberikan untuk penyulit berat yang timbul secara tidak terduga pada setiap
saat, bila lebih dari 5 % eritrosit di-infeksi.
Pada malaria Falciparum ada tiga macam penyulit :
1.Malaria serebral dapat dimulai secara lambat atau mendadak setelah gejala permulaan.
2.Malaria algida menyerupai syok/renjatan waktu pembedahan.
3.gejala gastro-intestinal menyerupai disentri atau kolera.
Malaria falciparum berat adalah penyakit malaria dengan P.falciparum stadium aseksual ditemukan di dalam
darahnya, disertai salah satu bentuk gejala klinis tersebut dibawah ini (WHO, 1990) dengan menyingkirkan penyebab
lain (infeksi bakteri atau virus) :
1.malaria otak dengan koma (unarousable coma)
2.anemia normositik berat
3.gagal ginjal
4.Edema paru
5.Hipoglikemia
6.syok
7.Perdarahan spontan/DIC (disseminated intravascular coagulation)
8.kejang umum yang berulang.
9.Asidosis
10.Malaria hemoglobinuria (backwater fewer)
Manifestasi klinis lainnya (pada kelompok atau daerah didaerah tertentu) :
1.Gangguan kesadaran (rousable)
2.penderita sangat lemah (prosrated)
3.Hiperparasitemia
4.Ikterus (jaundice)
5.hiperpireksia
Hemolisis intravascular secara besar-besaran dapat terjadi dan memberikan gambaran klinis khas yang dikenal
sebagai blackwater fever atau febris iktero-hemoglobinuria. Gejala dimulai dengan mendadak, urin berwarna
merah tua samapi hitam, muntah cairan yang berwarna empedu, ikterus, badan cepat lemah dan morolitasnya tinggi.
Pada blackwater parasit sedikit sekali, kadang-kadang tidak ditemukan dalam darah tepi.
Didalam gejala kliniknya malaria Falciparum memiliki beberapa tipe/ komplikasi:
a) Demam remiten bilosa( bilious remiten fever)
Gejala:
Mual dan muntah terus menerus
Ikterus
Nyeri epigastrium
Nyeri tekan pada daerah hepar
Komplikasi:
Dehidrasi
Gangguan keseimbangan elektrolit dan mineral

b) Malaria cerbral / malaria camatosa


Gejala:
Sakit kepala
Hiperpireksia
Kejang-kejang
Disorientasi (bingung) dan gejala psikotik
Koma
Gejala diatas terjadi karena oedem otak, obstruksi kapiler, iskhemia lokal dan anoxia otak.
c) Malaria algit
Gejala:
Keringat berlebihan
Syncope (pingsan)
Ikterus
Diare akut
Anemia
d) Black Water Fever (BWF)
Terjadi hemolisis intra vaskuler dengan hemoglobinuria disertai manifestasi infeksi Plasmodium
falciparum. Hal ini disebabkan sering kali oleh pengobatan dengan kinin yang tidak teratur
sehingga timbul respon Imunologi terhadap obat tersebut.

Cara penularan
I. Secara alamiah / natural infection
Terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles
II. Secara tak alamiah
1) Malaria bawaan (congenital)
Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan, karena ibunya menderita malaria.
Penularan terjadi melalui tali pusat atau plasenta
2) Secara mekanik
Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik
3) Secara oral / mulut
Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung.
Diagnosis
Diagnosis malaria falcifarum dapat dibuat dengan menemukan parasit trofozoit muda ( bentuk cincin ) tanpa atau
dengan stadium gametosit dalam sediaan darah tepi. Pada autopsy dapat ditemukan pigmen dan parasit dalam
kapiler otak dan alat-alat dalam.

Plasmodium vivax
Plasmodium vivax

Dewasa P. vivax trofozoit

Klasifikasi ilmiah

Raya: Chromalveolata
Superfilum: Alveolata

Filum: Apicomplexa

Kelas: Aconoidasida

Order: Haemosporida

Keluarga: Plasmodiidae

Genus: Plasmodium

Spesies: Plasmodium vivax

Binomial nama

Plasmodium vivax

Hospes
Manusia merupakan hospes perantara(intermediet)
nyamuk Anopheles betina menjadi hopses definitifnya atau merupakan vektornya.

Untuk kelangsungan hidup plasmodium vivax memerlukan dua macam siklus

Bentuk aseksual:

Belum menghasilkan trophozoites (Ring atau stempel berbentuk cincin), sekitar 1/3 dari diameter
sebuah RBC.
Trophozoites matang: Sangat tidak teratur dan halus (digambarkan sebagai amoeboid ); proses
pseudopodial banyak terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen coklat (malaria pigmen) atau hematin
mungkin berasal dari hemoglobin dari sel darah merah yang terinfeksi.
Schizonts (juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah normal, sehingga sel darah
terparasit menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada sekitar enam belas merozoit.
Bentuk Seksual:

gametosit: Bundar.

Pada gametosit Plasmodium vivax biasanya ditemukan dalam darah perifer pada sekitarakhir
minggu pertama parasitemia.

Siklus Hidup Plasmodium vivax


Infeksi Plasmodium vivax berlangsung di manusia ketika nyamuk betina Anopheles yang terinfeksi
mengisap darah dari orang yang sehat. Selama makan, nyamuk menyuntikkan sporozoit untuk
mencegah pembekuan darah dan air liur, ribuan sporozoit yang diinokulasi ke dalam darah manusia;
dalam waktu setengah jam-the sporozoit mencapai hati. Di sana mereka memasuki sel hati, berubah
menjadi bentuk tropozoite dan memakan sel-sel hati, dan bereproduksi secara aseksual. Proses ini
menimbulkan ribuan merozoit (plasmodium sel anak) dalam sistem peredaran darah dan hati.

A. Siklus aseksual (dalam tubuh manusia)


1. Siklus diluar sel darah / eksoeritrositer
Terjadi didalam hati dan terbagi lagi dalam fase eksoeritrositer primer dan sekunder.
Eksoeritrositer sekunder adalah suatu fase dari siklus hidup parasit yang dapat menyebabkan
penyakit kambuh atau rekurensi (long term relapse). Menurut literatur plasmodium vivax dapat
kambuh berkali-kali sampai jangka waktu 3-4 tahun.

2. Siklus didalam sel darah/ eritrositer


Siklus sisogoni yang menimbulkan demam
Fase gametogoni yang menyebabkan seseorang menjadi sumber penular penyakit bagi nyamuk
malaria (anopheles)

B. Siklus seksual (dalam tubuh nyamuk anopheles)


Siklus ini disebut juga sebagai siklus sporogoni, karena menghasilkan sporosoit, yaitu bentuk
stadium parasit yang sudah siap untuk ditularkan ke manusia, berlangsungnya siklus ini disebut
juga masa inkubasi ekstrinsik yang sangat dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan udara.

PEMERIKSAAN PARASIT SECARA MIKROSKOPIS


Dalam pemeriksaan parasit malaria digunakan sediaan darah tebal dan sediaan darah tipis.
Bentuk parasit pada sediaan darah tebal yang diwarnai:
Tropozoit muda (ring form)
Halus, kecil, dan sering kali pecah
Tropozoit
Sitoplasma jelas ireguler
Skizon
Banyak mengandung merozoit kecil dan rata-rata 16
Gametosit
Parasit padat dengan gambaran jantan dan betina
Bentuk parasit pada sediaan darah tipis
Bentuk cincin (tropozoit awal)
Ukuran1/3 erytrosit
Bentuk cincin tebal
Kromatin massa padat
Berbatas jelas
Bentuk accole kadang-kadang
Pigmen tidak ada

Bentuk tropozoit sedang berkembang


Ukuran besar, bentuk sangat irreguler, vakuola nyata
Kromatin titik-titik atau benang-benang
Pigmen halus , warna kuning coklat
Penyebaran partikel halus
Penyebaran tersebar rata
Skizon imature (muda)
Ukuran hampir mengisi seluruh erytrosit
Bentuk sedikit amoeboit
Kromatin banyak berupa massa irreguler
Pigmen tersebar
Skizon matur (dewasa)
Mengisi erytrosit
Bentuk bersegmen
Merozoit 14-24 dan rata-rata 16
Ukuran sedang
Pigmen berkumpul ditengah (kuning coklat)
Mikrogametosit
Waktu timbul 3-5 hari
Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi erytrosit yang membesar
Bentuk bulat atau ovale dan padat
Sitoplasma biru pucat
Kromatin fibril-fibril dengan gelombang di dawrah sekitar yang tidak berwarna
Pigmen tersebar
Makrogametosit
Jumlah dalam darah banyak dan kran mengisi erytrosit yang membesar
Bentuk bulat / ovale dan padat
Sitoplasma biru tua
Kromatin merupakan massa pada diperifer
Pigmen sedikit bersamaan dan sekeliling perifer

Gejala klinik malaria vivax


i. Serangan pertama didahului gejala prodromal pada permulaan penyakit
demam tak teratur karena adanya beberapa kelompok parasit yang berbeda saat sporulasinya.
(jumlah parasit sedikit)
ii. Setelah 2-4 hari demam menjadi demam teratur tiap 48jam.(jumlah parasit
banyak)
Gejala lain:
o Mual,muntah, sakit kepala
o Anemia (tahap lanjut) pada serangan pertama tidak jelas.
o Splemomegali (tampak pada minggu ke-2) sangat besar dan keras setelah menjadi kronis.
Malaria vivax penting bukan karena angka kematiannya tetapi akibat relapsnya bisa
menyebabkan kondisi yang menurun pada penderita.
Prognosis: baik
Diagnosis: menemukan parasit Plasmodium vivax dalam sediaan darah dengan cat giemsa.

CATATAN
Bentuk infektif plasmodium: sporozoit
Sporulasi: keluarnya merozoit dari erytrosit yang pecah pada akhir proses skizogoni.
Gametogoni: fase pembentukan makro dan mikrogamet dari gametosit (makrogametosit dan
mikrogametosit)
Sporogoni: fase / proses pembentukan sporozoit dari zigot
Masa inkubasi ada dua:
i. Masa inkubasi intrinsik
Sporozoit masuk tubuh timbul gejala klinis pertama kali
Plasmodium falciparum = 11 14 hari
Plasmodium vivax = 12 17 hari
ii. Masa inkubasi ekstrinsik
Masa waktu yang dibutuhkan selama fase/ stadium sexual exogen (dalam tubuh nyamuk)
dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara
Plasmodium falciparum = 12 14 hari
Plasmodium vivax = 10 14 hari
Masa pre erytrositik:
Plasmodium falciparum: 6 hari
Plasodium vivax: 8 hari
Bentuk accole: suatu bentuk parasit dimana sitoplasmanya tampak sebagai garis biru yang jelas
dengan titik kromatin yang terletak di tepi erytrosit.

Anda mungkin juga menyukai