Plasmodium ovale merupakan parasit penyebab penyakit malaria ovale. Parasit ini terutama
terdapat di daerah tropik Afrika bagian barat di daerah pasifik barat dan di beberapa bagian lain
di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat di pulau Owi sebelah selatan Biak Irian Jaya dan di
Pulau Timor. Morfologi dan daur hidup Morfologi plasmodium ovale sedikit mirip dengan
plasmodium vivax namun perubahan pada eritrosit yang dihinggapi parasit mirip dengan
plasmodium vivax. Trofozoit muda berukuran kira-kira 2 mikron (1/3) eritrosit). Titik-titik
Schuffner (disebut juga titik James) terbentuk sangat dini dan tampak jelas. Stadium trofozoit
berbentuk bulat dan kompak dengan granula pigmen yang lebih kasar tetapi tidak sekasar
pigmen P. Malariae. Pada stadium ini eritrosit agak membesar dan sebagian besar berbentuk
lonjong (oval) dan pinggir eritrosit bergerigi pada salah satu ujungnya dengan titik-titik schuffner
yang menjadi lebih banyak. Stadium preeritrosit mempunyai periode prepaten 9 hari, skizon hati
besarnya 70 mikron dan mengandung 15.000 merozoit. Perkembangan siklus eritrosit aseksual
pada P.Ovale hampir sama dnegan P.vivax dan berlangsung 50 jam. Stadium skizon berbentuk
bulat dan bila matang, mengandung 8-10 merozoit yang letaknya teratur di tepi mengelilingi
granula pigmen yang berkelompok di tengah. Stadium gametozit betina (makrogametosit)
bentuknya bulat mempunyai inti kecil, kompak dan sitoplasma berwarna biru. Gametosit jantan
(mikrogametosit) mempunyai inti difus, sitoplasma berwarna pucat kemerah-merahan, berbentuk
bulat. Pigmen dalam Ookista berwarna coklat/tengguli tua dan granulanya mirip dengan yang
tampak pada Plasmodium malariae. Siklus sporogoni dalam nyamuk anopheles memerlukan 12-
14 hari pada suhu 27 C. Patologi dan Gejala Klinis Geja;a klinis malaria ovale mirip dengan
malaria vivaks. Serangannya sama hebat namun penyembuhannya sering secara spontan dan
relapsnya lebih jarang. Parasit sering tetap berada dalam darah (periode laten) dan mudah ditekan
oleh spesies lain yang lebih virulen. Parasit ini baru tampak lagi setelah spesies yang lain lenyap.
Infeksi campur P.ovale sering terdapat pada orang tinggal di daerah tropik Afrika dengan endemi
malaria. Diagnosis Diagnosis malaria ovale dilakukan dengan menemukan parasit P.ovale dalam
sediaan darah yang dipulas dengan pewarnaan Giemsa. Prognosis Malaria ovale penyakitnya
ringan dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Epidemiologi Malaria ovale di Indoneisa
tidak merupakan masalah kesehatan masyarakt oleh karena fekuensinya yang rendah dan dapat
sembuh sendiri secara spontan tanpa pengobtan. Di pulau Owi, Papua, di Flores dan di Timor,
parasit ini secara kebetuan ditemukan pada waktu dilakukan survei malaria di daerah-daerah
tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
Nama Penyakit yang disebabkan oleh parasi ini disebut malaria ovale.
2.6 Epidemiologi
Malaria ovale di Indonesia tidak merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena
frekuensinya sangat rendah dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Di Pulau Owi, Irian
Jaya, di Flores dan di Timur, parasit ini secara kebetulan ditemukan pada waktu di daerah
tersebut dilakukan survei malaria.
Plasmodium sp (Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax)
Diposkan oleh Cendani Laras di 22.25
Plasmodium sp pada manusia menyebabkan penyakit malaria dengan gejala demam,
anemia dan spleomegali (pembengkakan spleen).
Dikenal 4 (empat) jenis plasmodium, yaitu :
1.Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana (malaria tertiana begigna).
2.Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana
3.Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika (malaria tertiana maligna).
4.Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.
Malaria menular kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. dalam
siklus hidupnya. Plasmodium sp berproduksi secara sexual (sporogoni)dan asexual
(schizogon) di dalam host yang berbeda, host dimana terjadi reproduksi sexsual,
disebut host definitive sedangakn reproduksi asexual terjadi pada host intermediate.
Reproduksi sexual hasinya disebut sporozoite sedangkan hasil reproduksi asexual
disebut merozoite.
Plasmodium falciparum
Plasmodium falciparum mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Haemosporodia
Divisio : Nematoda
Subdivisio : Laveran
Kelas : Spotozoa
Ordo : Haemosporidia
Genus : Plasmodium
Species : Falcifarum
Hospes
Manusia merupakan hospes perantara(intermediet)
nyamuk Anopheles betina menjadi hopses definitifnya atau merupakan vektornya.
Distribusi geografik
Parasit ini ditemukan didaerah tropic, terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Di Indonesia parasit ini terbesar di
seluruh kepulauan
Dalam badan manusia parasit tidak tersebar merata dalam alat-alat dalam dan jaringan sehingga gejala klinik
pada malaria falciparum dapat berbeda-beda. Sebagian besar kasus berat dan fatal disebabkan oleh karena
eritrosit yang dihinggapi parasit menggumpal dan menyumbat kapiler.
Pada malaria falciparum eritrosit yang diinfeksi tidak membesar selama stadium perkembangan parasit.
Eritrosit yang mengandung trofozoit tua dan skizon mempunyai titik kasar berwarna merah (titik mauror)
tersebar pada dua per tiga bagian eritrosit. Pembentukan gametosit berlangsung dalam alat-alat dalam, tetapi
kadang-kadang stadium mudah dapat ditentukan dalam darah tepi. Gametosis muda mempunyai bentuk agak
lonjong, kemudian menjadi lebih panjang atau berbentuk elips; akhirnya mencapai bentuk khas seperti sabit
atau pisang sebagai gametosis matang. Gametosis untuk pertama kali tampak dalam darah tepi setelah
beberapa generasi mengalami skizogoni biasanya kira-kira 10 hari setelah parasit pertama kali tampak dalam
darah. Gametosis betina atau makrogametosis biasanya lebih langsing dan lebih panjang dari gametosit
jantang atau mikrogametosit, dan sitoplasmanya lebih biru dengan pulasan Romakonowsky. Intinya lebih lebih
kecil dan padat, berwarna merah tua dan butir-butir pigmen tersebar disekitar inti. Mikrogametozit membentuk
lebih lebar dan seperti sosis. Sitoplasmanya biru, pucat atau agak kemerah-merahan dan intinya berwarna
merah mudah, besar dan tidak padat, butir-butir pign\men disekitan plasma sekitar inti.
Jumlah gametosit pada infeksi Falciparum berbeda-beda, kadang-kadang sampai 50.000 150.000/mm3
darah, jumlah ini tidak pernah dicapai oleh species Plasmodium lain pada manusia. Walaupun skizogoni
eritrosit pada Plasmodium falciparum selesai dalam waktu 48 jam dan priodisitasnya khas terirana, sering kali
pada species ini terdapat 2 atau lebih kelompok-kelokpok parasit, dengan sporolasi yang tidak singkron,
sehingga priodesitas gejala pada penderita menjadi tidak teratur, terutama pada stadium permulaan serangan
malaria.
SIKLUS SEKSUAL/SPOROGONI
Siklus seksual Plasmodium falciparum dalam nyamuk sama seperti pada Plasmodium yang lain. Siklus
berlangsung 22 hari pada suhu 20o C, 15 17 hari pada suhu 23o C dan 10 11 hari pada suhu 25o C 28o
C. pigmen pada obkista berwarna agak hitam dan butir butinya relative besar, membentuk pola pada kista
sebagai lingkaran ganda sekitar tepinya, tetapi dapat tersusun sebagai lingkaran kecil dipusat atau sebagai
garis lurus ganda. Pada hari ke- 8 pigmen tidak tampak kecuali beberapa butir masih dapat dilihat
c. tropozoit dewasa
i. vakuola cincin yang sering tidak ada atau hampir tidak ada
ii. parasit sangat kecil dan kompak
iii. sitoplasma biasanya pucat, ovale, dan bulat tidak teratur
iv. sebuah inti yang besar kumpulan pigmen yang berkabut atau kelompok
yang sangat gelap kira-kira sebear inti
v. biasanya hanya dijumpai pada infeksi berat saja dimana terlihat bentuk
ring yang banyak jumlahnya.
d. sison muda
i. jarang sekali terlihat dan biasanya bersama-sama dengan sejumlah besar
tropozoit sedang berkembang
ii. sangat kecil dengan dua inti atau lebih dengan sedikit sekali sitoplasma
yang sering-sering berwarna pucat
iii. pigmen terdiri dari satu kelompok kecil atau lrbih, padat dan berwarna
gelap sekali
e. sison dewasa
i. jarang sekali ditemukan pada darah tepi kecuali pada infeksi berat
ii. selalu bersamaan dengan banyak bentuk cincin yang kecil
iii. mempunyai 20 atau lebih merozoit kecil yang berkumpul disekitar satu
kelompok kecil yang berwarna gelap sekali
f. gametosit muda
i. kadang-kadang panjang, langsing, dan runcing kedua ujungnya
ii. pigmen tersebar rata sampai ke ujung
iii. biasanya ditemani banyak merozoit
g. gametosit dewasa
i. bentuk pisang atau kacang kedelai
ii. pada bagian yang tebal dari sediaan dapat berbentuk bulat, bujur telur,
ataukelihatan agak rusak yang mana dapat diragukan dengan tropozoit dewasa atau gametosit
malariae, kadang-kadang terdapat balon merah dipinggir luar dimana diagnosa falciparum
dapat ditegakkan.
iii. Dapat bersama sama bentuk cincin atau tanpa cincin
c. Sison imature(muda)
i. Jarang terlihat pada darah perifer
ii. Ukuran hampir mengisi eritrosit
iii. Bentuk padat
iv. Kromatin banyak berupa massa irreguler
v. Pigmen tersebar
d. Sison matur(tua)
i. Jarang terlihat dalam darah perifer
ii. Ukuran hampir mengisi erytrosit
iii. Bentuk berpigmen
iv. Merozoit 32, rata-rata 24 berukuran kecil
v. Pigmen tersebar
e. Makrogametosit
i. Jumlah dalam darah banyak
ii. Ukuran lebih besar dari pada erytrosit
iii. Bentuk bulan sabit ujung runcing/ bulat
iv. Sitoplasma biru tua
v. Kromatin melebar halus
vi. Pigmen granula-granula hitam tersebar
f. Mikrogametosit
i. Waktu timbul 7-12 hari
ii. Jumlah dalam darah banyak
iii. Ukuran lebih besar dari pada erytrosit
iv. Bentuk seperti pisang (ginjal)
v. Sitoplasma biru kemerahan
vi. Kromatin granula kasar terkumpul
vii. Pigmen granula hitam, inti bulat
Cara penularan
I. Secara alamiah / natural infection
Terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles
II. Secara tak alamiah
1) Malaria bawaan (congenital)
Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan, karena ibunya menderita malaria.
Penularan terjadi melalui tali pusat atau plasenta
2) Secara mekanik
Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik
3) Secara oral / mulut
Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung.
Diagnosis
Diagnosis malaria falcifarum dapat dibuat dengan menemukan parasit trofozoit muda ( bentuk cincin ) tanpa atau
dengan stadium gametosit dalam sediaan darah tepi. Pada autopsy dapat ditemukan pigmen dan parasit dalam
kapiler otak dan alat-alat dalam.
Plasmodium vivax
Plasmodium vivax
Klasifikasi ilmiah
Raya: Chromalveolata
Superfilum: Alveolata
Filum: Apicomplexa
Kelas: Aconoidasida
Order: Haemosporida
Keluarga: Plasmodiidae
Genus: Plasmodium
Binomial nama
Plasmodium vivax
Hospes
Manusia merupakan hospes perantara(intermediet)
nyamuk Anopheles betina menjadi hopses definitifnya atau merupakan vektornya.
Bentuk aseksual:
Belum menghasilkan trophozoites (Ring atau stempel berbentuk cincin), sekitar 1/3 dari diameter
sebuah RBC.
Trophozoites matang: Sangat tidak teratur dan halus (digambarkan sebagai amoeboid ); proses
pseudopodial banyak terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen coklat (malaria pigmen) atau hematin
mungkin berasal dari hemoglobin dari sel darah merah yang terinfeksi.
Schizonts (juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah normal, sehingga sel darah
terparasit menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada sekitar enam belas merozoit.
Bentuk Seksual:
gametosit: Bundar.
Pada gametosit Plasmodium vivax biasanya ditemukan dalam darah perifer pada sekitarakhir
minggu pertama parasitemia.
CATATAN
Bentuk infektif plasmodium: sporozoit
Sporulasi: keluarnya merozoit dari erytrosit yang pecah pada akhir proses skizogoni.
Gametogoni: fase pembentukan makro dan mikrogamet dari gametosit (makrogametosit dan
mikrogametosit)
Sporogoni: fase / proses pembentukan sporozoit dari zigot
Masa inkubasi ada dua:
i. Masa inkubasi intrinsik
Sporozoit masuk tubuh timbul gejala klinis pertama kali
Plasmodium falciparum = 11 14 hari
Plasmodium vivax = 12 17 hari
ii. Masa inkubasi ekstrinsik
Masa waktu yang dibutuhkan selama fase/ stadium sexual exogen (dalam tubuh nyamuk)
dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara
Plasmodium falciparum = 12 14 hari
Plasmodium vivax = 10 14 hari
Masa pre erytrositik:
Plasmodium falciparum: 6 hari
Plasodium vivax: 8 hari
Bentuk accole: suatu bentuk parasit dimana sitoplasmanya tampak sebagai garis biru yang jelas
dengan titik kromatin yang terletak di tepi erytrosit.