Hospes perantara Plasmodium vivax yaitu manusia, sedangkan hospes definitifnya adalah nyamuk
Anopheles betina. Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria vivaks (malaria tersiana).
2. Distribusi geografik
Banyak terdapat didaerah subtropik dan dapat pula ditemukan di daerah dingin seperti Rusia.
Dengan tusukan nyamuk Anopheles betina, sporozoit dimasukan melalui kulit ke peredaran darah
perifer manusia, setelah kira-kira setengah jam sporozoit masuk dalam sel hati lalu sebagian tumbuh
menjadi skizon hati dan sebagian menjadi hipnozoit. Skizon hati berukuran 45 mikron dan
membentuk kurang lebih 10.000 merozoit. Skizon hati ini masih dalam daur praeritrosit atau daur
eksoeritrosit primer yang berkembangbiakannya secara aseksual.
Hipnozoit tetap istirahat dalam sel hati selama beberapa waktu (kira-kira 3 bulan) sampai aktif
kembali dan mulai dengan daur eksoeritrosit sekunder. Merozoit dari skizon hati masuk ke peredaran
darah menghinggapi eritrosit dan mulai dengan daur eritrosit untuk pembiakan aseksual. Merozoit
dalam eritrosit tumbuh menjadi trofozoit muda yang berbentuk cincin, besarnya kira-kira sepertiga
eritrosit. Eritrosit yang dihinggapi parasit vivax mengalami perubahan menjadi besar, berwarna pucat,
dan tampak titik-titik halus berwarna merah yang bentuk dan besarnya sama dan disebut titik
Schuffer. Kemudian trofozoit muda menjadi trofozoit tua yang sangat aktif sehingga sitoplasmanya
tampak berbentuk ameboid. Skizon matang dari daur eritrosit mengandung 12-18 buah merozoit yang
mengisi seluruh eritrosit. Daur eritrosit pada P. vivax berlangsung selama 48 jam dan berlangsung
secara sinkron.
Setelah daur eritrosit berlangsung beberapa kali, sebagian merozoit yang tumbuh menjadi trofozoit
dapat membentuk sel kelamin, yaitu makrogametosit (betina) dan mikrogametosit (jantan). Daur
seksual hanya terjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk tersebut menghisap darah yang
mengandung gametosit. Pembuahan terjadi karena masuknya mikrogamet kedalam makrogamet untuk
membentuk zigot. Zigot berubah bentuk seperti cacing pendek disebut ookinet yang dapat menembus
lapisan epitel dan membran basal dinding lambung. Ditempat ini ookinet membesar dan disebut
ookista. Didalam ookista dibentuk ribuan sporozoit dan beberapa sporozoit menembus kelenjar
nyamuk dan bila nyamuk menggigit/ menusuk manusia maka sporozoit masuk kedalam darah dan
mulailah siklus pre eritrositik.
5. Diagnosis
Diagnosis pada malaria vivax diketahui dengan ditemukannya parasit Plasmodium vivax pada sediaan
darah yang dipulas dengan Giemsa.
6. Prognosis
Prognosis malaria vivaks biasanya baik, tidak menyebabkan kematian. Bila tidak diberi pengobatan,
serangan pertama dapat berlangsung 2 bulan atau lebih. Serangan pertama dapat berlangsung 3 tahun,
tetapi pada beberapa kasus dapat berlangsung lebih lama karena sifat relapsnya.
Plasmodium malariae
1. Nama penyakit
Plamsodium malariae adalah penyebab malaria malariae atau malaria kuartana, karena serangan
demam berulang pada tiap hari keempat.
2. Distribusi geografik
Penyakit malaria kuartana meluas meliputi daerah tropik maupun daerah subtropik.
Skizon praeritrosit menjadi matang 13 hari setelah infeksi. Bila skizon matang, merozoit dilepaskan
ke aliran darah tepi, siklus eritrosit aseksual dimulai dengan periodisitas 72 jam. Stadium trofozoit
muda dalam darah tepi tidak jauh berbeda dengan P. vivax. Stadium yang lebih tua bila membulat
besarnya dapat kita-kira setengah eritrosit. Skizon matang mengisi hampir seluruh eritrosit dan
merozoit biasanya mempunyai susunan yang teratur sehingga merupai bentuk bunga daisy. Siklus
aseksual dengan priodisitas 72 jam biasanya berlangsung sinkron dengan bentuk –bentuk parasit
didalam darah. Daur sporogoni dalam nyamuk Anopheles memerlukan waktu rata-rata 26-28 hari.
5. Diagnosis
Diagnosis P. malariae dapat dilakukan dengan tes darah dengan ditemukannya parasit tersebut.
6. Prognosis
Tanpa pengobatan, infeksi ini dapat berlangsung sangat lama dan relaps tercatat 30-50 tahun setelah
terinfeksi.
Plasmodium ovale
1. Nama penyakit
2. Distribusi geografik
Plasmodium ovale banyak terdapat didaerah tropik Afrika bagian barat, di saerah Pasifik Barat dan
dibeberapa bagian lain di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat di Pulau Owi sebelah selatan Biak di
Irian Jaya dan di Pulau Timor.
Morfologi P. ovale memiliki banayk persamaan sengan P. malariae, tapi perubahan pada eritrosit yang
dihinggapi parasit mirip dengan P. vivax. Trofozoit muda berukuran kira-kira 2 mikron. Titik-titik
Schuffer terbentuk sangat jelas. Stadium trofozoit berbentuk bulat, dan eritrosit agak membesar
sebagian berbentuk lonjong serta memliki titik-titik Schuffer yang lebih banyak. Stadium praeritrosit
memiliki periode 9 hari, skizon hti besarnya 70 mikron dan memiliki 15.000 merozoit. Perkembangan
siklus eritrosit aseksualnya berlangsung 50 jam. Stadium skizon berbentuk bulat dan bila matang
mengandung 8-10 merozoit yang letaknya teratur di tepi mengelilingi granula pigmen.
Makrogametosit berbentuk bulat, memiliki inti kecil, dan sitoplasmanya berwarna biru.
Mikrogametosit berbentuk bulat, intinya difus, dan sitoplasmanya berwarna pucat kemerah-merahan.
Siklus sprorogoni dalam nyamuk Anopheles dapat berlangsung selama 12-14 hari pada suhu 27oC.
Gejala klinis malaria ovae mirip dengan malaria vivaks. Serangannya sama hebat namun
penyembuhannya cepat dan relapsnya jarang.
5. Diagnosis
Diagnosis malaria ovale dilakukan dengan menemukan parasit P. ovale pada sediaan darah.
6. Prognosis
Malaria ovale merupakan penyakit ringan dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.
Plasmodium falciparum
1. Nama penyakit
2. Distribusi geografik
Parasit ini banyak ditemukan didaerah tropik, terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Di Indonesia
parasit ini tersebar diseluruh kepulauan.
Parasit ini merupakan spesies yang paling berbahaya. Perkembangan aseksual dalam hati hanya
menyangkut fase praeritrosit saja, tidak ada fase eksoeritrosit. Skizon dapat terlihat pada hati,
besarnya kira-kira 30 mikron. Jumlah merozoit pada skizon matang kira-kira 4000 buah. Adanya
skizon muda dan skizon matang mengindikasikan bahwa terjadi infeksi berat. Trofozoid tua tertahan
dalam kapiler otak, jantung, plasenta, usus maupun sumsum tulang. Ditempat-tempat tersebut parasit
berkembang biak secara skizogoni dalam waktu 24 jam. Skizon yang matang akan membentuk 8
sampai 24 buah merozoit.
Penyakitnya dimulai dengan sakit kepala, punggung dan ekstremitas, perasaan dingin, mual, muntah
atau diare ringan. Demam tidak teratur, keringat keluar banyak walaupun demam tidak tinggi, nadi
dan napas menjadi cepat, limfa membesar dan anemia ringan. Malaria falsiparum berat merupakan
penyakit malaria dengan P. falciparum stadium aseksual ditemukan didalam darahnya, disertai dengan
berbagai gejala klinis dibawah ini (WHO, 1990): Malaria otak dengan koma, anemia normositik berat,
gagal ginjal, edema paru, hipoglikemia, syok, pendarahan spontan, dan kejang.
5. Diagnosis
Diagnosis malaria falciparum dengan ditemukannya parasit stadium trofozoit muka (bentuk cincin)
tanpa atau dengan stadium gametosit dalam sediaan darah. Pada autopsi dapat ditemukan pigmen dan
parasit dalam kapiler otak dan organ dalam lain.
Resistensi merupakan kemampuan strain parasit untuk tetap hidup, berkembang biak dan
menimbulkan gejala penyakit, walaupun diberi pengobatan terhadap parasit dalam dosis standar
ataupun lebih tinggi. Resistensi P. falciparum terhadap obat malaria golongan 4- aminokuinolin
(klorokuin dan amodiakuin) untuk pertama kali ditemukan pada tahun 1960-1961 di Kolumbia dan
Brazil, lalu secara berturut-turut ditemukan di Muangthai, Malaysia, dan Indonesia. Bila P.
falciparum resistensi terhadap klorokuin, maka obat malaria yang dapat diberi antara lain:
1. Kombinasi sulfadoksin 500mg dan pirimetamin 25mg per-tablet dalam dosis tunggal sebanyak 2-3
tablet.
3. Antibiotik (tetrasiklin) 4 x 250mg/hari selama 7-10 hari, minosiklin 2 x 100mg/hari selama 7 hari.
Beberapa faktor yang menyebabkan parasit malaria menjadi resisten terhadap klorokuin yaitu
kemungkinan parasit tersebut tidak memiliki tempat untuk mengikat klorokuin sehingga obat ini tidak
dapat dikonsentrasi dalam sel darah merah, parasit memiliki jalur biokimia lain untuk mengadakan
sintesis asam amino sehingga dapat menghindari pengaruh klorokuin, dan mutasi spontan dibawah
tekanan obat.