A. LATAR BELAKANG
Penyakit malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh
penduduk di daerah tropis dan subtropics.Malaria merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk anopheles betina. Malaria pada manusia dapat disebabkan oleh plasmodium
falciparum ( P. Falciparum). Plasmodium vivax ( P. Vivax), plasmodium ovale (P.
Ovale), plasmodium Malariae ( P. Malariae) dan Palsmodium Knowlesi ( P.
Knowlesi ). Parasit yang terakhir disebutkan ini belum banyak dilaporkan di
Indonesia (Kemenkes, 2012).
B. RUMUSAN MASALAH
1.Apakah tujuan dari pemeriksaan malaria?
2.Bagaimana perbedaan antara sediaan darah tebal dan sediaan darah tipis?
C. TUJUAN
Praktikum Pemeriksaan Malaria bertujuan untuk mencari adanya parasit
malaria di dalam darah (sediaan darah tebal) dan untuk mengetahui spesies
plasmodium (sediaan darah tipis). Untuk mengetahui perbedaan antara sediaan darah
tebal dan sediaan darah tipis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Malaria adalah kata yang berasal dari bahasa Italia, yang artinya mal : buruk
dan area : udara, jadi secara harfiah berarti penyakit yang sering timbul di daerah
dengan udara buruk akibat dari lingkungan yang buruk. Selain itu, juga bisa diartikan
sebagai suatu penyakit infeksi dengan gejala demam berkala yang disebabkan oleh
parasit Plasmodium(Protozoa) dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina.
Terdapat banyak istilah untuk malaria yaitu paludisme, demam intermitens, demam
Roma, demam Chagres, demam rawa, demam tropik, demam pantai dan ague. Dalam
sejarah tahun 1938 pada Countess d’El Chincon, istri Viceroy dari Peru, telah
disembuhkan dari malaria dengan kulit pohon kina, sehingga
nama quinine digantikan dengan cinchona (Setiyani, 2014).
Penyakit malaria disebabkan oleh Protozoa genus Plasmodium. Terdapat empat
spesies yang menyerang manusia yaitu :
Plasmodium falciparum (Welch, 1897)
menyebabkan malaria falciparum atau malaria tertiana maligna/malaria
tropika/malaria pernisiosa.
Plasmodium vivax (Labbe, 1899) menyebabkan malaria vivax atau malaria
tertiana benigna.
Plasmodium ovale (Stephens, 1922) menyebabkan malaria ovale atau
malaria tertiana benigna ovale.
Plasmodium malariae (Grassi dan Feletti, 1890) menyebabkan malaria
malariae ataumalaria kuartana.
Selain empat spesies Plasmodium diatas, manusia juga bisa terinfeksi oleh
Plasmodium knowlesi, yang merupakan plasmodium zoonosis yang sumber
infeksinya adalah kera.Penyebab terbanyak di Indonesia adalah Plasmodium
falciparum dan Plasmodium vivax.Untuk Plasmodium falciparum menyebabkan
suatu komplikasi yang berbahaya, sehingga disebut juga dengan malaria berat
(Nurul, 2008).
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk keperedaran darah
dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit tersebut
berkembang dari stadium sporozoit sampai skizon (8-30 merozoit, tergantung
speciesnya). Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni. Selanjutnya
eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit yang keluar akan
menginfeksisel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus eritrositer.
Patofisiologi
Gejala malaria timbul saat pecahnya eritrosit yang mengandung
parasit.Demam mulai timbul bersamaan pecahnya skizon darah yang mengeluarkan
macam-macam antigen. Antigen ini akan merangsang makrofag, monosit atau
limfosit yang mengeluarkan berbagai macam sitokin, diantaranya Tumor Necrosis
Factor (TNF). TNF akan dibawa aliran darah ke hipothalamus, yang merupakan
pusat pengatur suhu tubuh manusia. Sebagai akibat demam terjadi vasodilasi perifer
yang mungkin disebabkan oleh bahan vasoaktif yang diproduksi oleh parasit.
Sediaan hapusan darah tepi merupakan slide untuk mikroskop yang pada salah
satu sisinya dilapisi dengan lapisan tipis dan sisi lainnya dibuat tetes tebal dengan
darah vena (tanpa antikoagulan) atau darah kapiler yang diwarnai dengan pewarnaan
(wright/giemsa) dan diperiksa di bawah mikroskop. Sediaan apus yang baik adalah
yang ketebalannya cukup dan bergradasi dari kepala (awal) sampai ke ekor (akhir).
Zona morfologi sebaiknya paling dari kurang 5 cm. Ciri sediaan apus yang baik
meliputi:
1. Sediaan tidak melebar sampai tepi kaca objek, panjang ½ – 2/3 panjang kaca.
2. Mempunyai bagian yang cukup tipis untuk diperiksa, pada bagian itu eritrosit
tersebar merata berdekatan dan tidak saling menumpuk.
3. Pinggir sediaan rata, tidak berlubang dan tidak bergaris-garis.
4. Penyebaran leukosit yang baik tidak berkumpul pada pinggir atau ujung
sedimen.
Kegunaan dari pemeriksaan apusan darah tepi yaitu untuk mengevaluasi
morfologi dari sel darah tepi (trombosit, eritrosit, leukosit), memperkirakan jumlah
leukosit dan trombosit, identifikasi parasit.Persyaratan pembuatan apusan darah yaitu
objek glass harus bersih, kering, bebas lemak.Segera dibuat setelah darah yang
diteteskan, karena jika tidak persebaran sel tidak merata. Leukosit akan terkumpul
pada bagian tertentu, clumpingtrombosit. Teknik yang digunakan menggunakan
teknik dorong (push slide) yang pertama kali diperkenalkan oleh Maxwell Wintrobe
dan menjadi standar untuk apus darah tepi (Wahyu, Naela. 2014).
Sediaan darah tebal terdiri dari sejumlah besar sel darah merah yang terhemolisis,
terutama bagian sitoplasma yang mengalami kerusakan sehingga parasit yang
ditemukan umumnya tidak utuh.Diagnosis tidak apat dibuat bila hanya melihat 1-2
parasit.Untuk itu diagnosis harus memerlukan pemeriksaan banyak parasit. Volume
darah yang diambil dan parasit yang terkandung dalam darah akan terkonsentrasi
pada area yang lebih kecil sehingga pemeriksaan sediaan darah menjadi cepat. Oleh
karena itu dalam penegakan diagnosis malaria menggunakan sediaan darah tebal
(Irianto, 2013).
Inti sel leukosit biru lembayung tua, hanya granula pada eosinofil yang tampak
karena giemsa mengandung eosin yang merupakan pewarna asam.Trombosit
berwarna lembayung muda dan berkelompok.Parasit tampak kecil, batas sitoplasma
sering tidak nyata.Parasit berbentuk seperti “koma” atau “tanda seru”. Sediaan darah
tipis terdiri dari sel darah merah yang lebih tersebar dan tidak saling melekat satu
sama lain. Volume darah yang diambil sedikit tetapi bidang sediaan luas sehingga
sediaan darah tipis digunakan untuk membantu identifikasi
spesies Plasmodium setelah ditemukan parasit malaria dalam sediaan darah tebal
(Irianto, 2013)
BAB III METODOLOGI
A. INSTRUMEN
Alat yang digunakan:
1. Jarum suntik
2. Tabung vacutainer
3. Mikropipet
4. Beaker Glass
5. Objek glass
Bahan yang digunakan
1. Darah vena
B. PROSEDUR KERJA
a. Pengambilan sampel
A. HASIL
Dari praktikum pemeriksaan malaria belum ditemukan hasil, praktikum hanya
membuat sediaan darah tebal dan sediaan darah tipis.
B. PEMBAHASAN
Perbedaan antara sediaan darah tebal dan sediaan darah tipis :
No
Sediaan darah tebal Sediaan darah tipis
.
Sediaan darah tebal umumnya Sediaan darah tipis digunakan
1. dipakai untuk mengetahui ada atau untuk mengetahui spesies parasit
tidaknya parasit. penyebab infeksi
Sediaan darah tipis dibuat dengan
Sediaan darah tebal dibuat hanya
meneteskan darah pada kaca objek,
2. dengan meneteskan darah pada
kemudian disebarkan sehingga
kaca objek
terbentuk lidah api
Darah yang diperlukan lebih
3. Darah yang diperlukan sedikit.
banyak.
Sediaan darah tebal lebih efisien
atau lebih baik digunakan untuk
Sediaan darah tipis terutama
mendeteksi ada atau tidaknya
4. digunakan untuk mengenali jenis
infeksi parasit dengan sensitifitas
spesies parasit
11x lebih sensitif dibanding dengan
sediaan darah tipis
Sediaan darah tebal terutama
digunakan untuk mendeteksi Untuk mngetahui bentuk parasit
6. adanya infeksi dan perkiraan seperti skizon atau gametosit
adanya parasit dalam darah
BAB V KESIMPULAN
1. Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan hewan
lain yang disebabkan oleh protozoa parasit (sekelompok mikroorganisme bersel
tunggal) dalam tipe Plasmodium.
3.. Sediaan darah tebal digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya parasit
sedangkan sediaan darah tipis digunkan untuk mengetahui spesies parasit penyebab
infeksi.
DISKUSI
1. Jelaskan penjaminan mutu pada pemeriksaan malaria!
Dengan mengetahui tentang malaria maka diharapkan kita tahu tentang penyakit
malariasecara mendalam melalui praktik pembuataan sediaan darah (sediaan
darah tipis dantebal) untuk pemeriksaan penyakit serta mengetahui bentuk sel
darah yang normal dansudah terinfeksi sehingga dapat menjadi salah satu awal
dari penurunan angka penderita penyakit malaria dan mendapatkan hasil yang
Laboratorium lebih baik