Abstrak
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang biasanya tidak diobati atau ditangani sampai tuntas. Kriris
tiroid menduduki peringkat satu dalam spektrum kegawatdaruratan penyakit endokrin. Penegakkan diagnosis dan
tatalaksana yang tepat pada kasus tirotoksikosis yang mengancam jiwa sangat penting untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas yang tinggi yang mungkin menyertai penyakit ini. Tercatat kurang dari 10% pasien di rumah sakit didiagnosis
dengan tirotoksikosis, namun tingkat kematian karena krisis tiroid dapat mencapai 20-30%. Pada jurnal ini, kami melaporkan
kasus perempuan berusia 52 tahun yang datang dengan keluhan penurunan kesadaran. Selain itu, pasien juga merasakan
sesak nafas, nyeri dada kiri, demam, dan terus berkeringat. Keluhan pertama kali dialami saat usia pasien 36 tahun. Pada
usia 39 tahun didiagnosis dengan gondok beracun. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien gelisah, nadi 159x/menit
irreguler, laju pernapasan 32x/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, dan suhu 37,9oC. Pada pemeriksaan daerah leher
didapatkan pembesaran kelenjar tiroid dengan ukuran 8x4 cm, kenyal, mobile, hangat, dan nyeri bila ditekan. Pemeriksaan
serologi imunologi menunjukkan nilai T3 total 1,1 ng/ml, T4 total 12,76 µg/dl, dan TSH <0,01 µIU/ml. Pemeriksaan EKG
memberikan kesan sinus takikardi dan fibrilati atrium. Pasien kemudian ditatalaksana, baik tatalaksana non farmakologis
maupun tatalaksana farmakologis.
Korespondensi: Christine Yohana Sianturi | Alamat Medang Lestari Blok CVI/C4 Pagedangan Tangerang| HP 081272513049 |
e-mail: sianturichristine@gmail.com
Pembahasan
Tirotoksikosis adalah manifestasi klinis
kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam
Gambar 1. Pembesaran kelenjar tiroid sirkulasi, baik disebabkan oleh produksi
berlebih kelenjar tiroid maupun hormon tiroid
Pemeriksaan penunjang yang telah yang bersumber dari luar. Krisis tiroid adalah
dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin, tirotoksikosis yang amat membahayakan,
kimia darah, serologi imunologi, meskipun jarang terjadi. Hampir semua kasus
elektrokardiogram (EKG), dan foto thorax diawali oleh faktor pencetus. Beberapa faktor
posisi anteroposterior. Pemeriksaan serologi predisposisi yang diketahui adalah
imunologi menunjukkan nilai T3 total 1,1 penggunaan obat, termasuk dalam
ng/ml, T4 total 12,76 µg/dl, dan TSH <0,01 penghentian pemberian obat antitiroid dan
µIU/ml. Pemeriksaan EKG memberikan kesan overdosis tiroksin, triiyodotironin dan aspirin.
sinus takikardi dan fibrilati atrium. Kesan foto Selain itu, infeksi atau sepsis, tromboemboli
thorax adalah edema pulmo, cardiomegali dan paru, luka bakar, pembedahan ataupun
elongatio aorta e.c. HHD dan soft tissue mass trauma pada kelenjar tiroid, gangguan
colli aspek sinistra. metabolisme seperti ketoasidosis diabetikum
Gambar 2. Hasil Pemeriksaan EKG dan hipoglikemia, serta stress dapat menjadi
faktor predisposisi bagi terjadinya krisis tiroid.
Tidak satu indikator biokimiawipun dapat
meramalkan terjadinya krisis tiroid, sehingga
tindakan yang dilakukan biasanya didasarkan
pada kecurigaan atas tanda-tanda krisis tiroid
membakat, dengan kelainan khas ataupun termasuk demam, aritmia jantung, muntah,
tidak khas. 3.5,6,7 dan perubahan status mental. 3,6,8
Karena mortalitas amat tinggi, kecurigaan Pada krisis tiroid pemeriksaan fisik
krisis tiroid saja sudah cukup sebagai dasar yang ditemukan yaitu demam dengan
untuk mengadakan tindakan agresif. temperatur konsisten melebihi 38,5 oC. Pasien
Kecurigaan terjadi krisis apabila terdapat triad biasanya bahkan dapat mengalami
berupa menghebatnya tanda tirotoksiskosis, hiperpireksia hingga melebihi 41 oC dan
kesadaran menurun, dan hipertermia. Apabila keringat berlebih. Tanda-tanda kardiovaskular
terdapat triad maka kita dapat meneruskan yang ditemukan antara lain hipertensi dengan
dengan menggunakan skor indeks klinis krisis tekanan nadi yang melebar atau hipotensi
tiroid dari Burch-Wartosky, dimana skor pada fase berikutnya dan disertai syok. Tanda-
tersebut menekankan pada 3 gejala pokok, tanda gagal jantung antara lain aritmia (paling
yaitu: hipertermia, takikardi dan disfungsi banyak supraventrikular, seperti fibrilasi
saraf pusat. 3,4,6 atrium, tetapi takikardi ventrikular juga dapat
Pada kasus ini, pasien datang dengan terjadi). Sedangkan tanda-tanda neurologik
penurunan kesadaran, yaitu agitasi dan dari mencakup agitasi dan kebingungan,
anamnesis pasien ini didapatkan gejala-gejala hiperrefleksia dan tanda piramidal transien,
seperti benjolan di leher, demam, sesak, nyeri tremor, kejang, dan koma. 7,8
dada, jantung berdebar-debar, mudah terkejut Pada pemeriksaan penunjang untuk
atau merasa gugup, menelan, mudah mengetahui status fungsional kelenjar tiroid
berkeringat dan merasa berat badannya dapat dipastikan dengan perantaraan fungsi-
menurun. Pasien juga sering tremor dan fungsi tiroid, yaitu kadar total tiroksin (T4) dan
lemah otot terutama saat membawa barang triyodotironin (T3) serum, tiroksin (T4) bebas
yang sedikit berat, dan merasa rambutnya (mengukur kadar T4 dalam sirkulasi yang
lebih mudah rontok. Saat kambuh, pasien secara metabolit aktif), kadar TSH serum dan
sering mengalami diare. Pasien juga pernah ambilan yodium radioisotop. Kadar T3 dan T4
didiagnosis penyakit gondok beracun oleh diukur dengan radioligand assay, dimana
dokter. pengukuran termasuk hormon terikat dan
Gejala yang dirasakan oleh pasien hormon yang bebas, sedangkan TSH dapat
tersebut sesuai dengan gambaran utama pada diukur dengan assay radioimuniometrik. Pada
pasien-pasien dengan hipertiroidisme kasus krisis tiroid didapatkan T3 dan T4
(tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjar umumnya meningkat, TSH sangat rendah,
tiroid yang hiperaktif), dimana terdapat gejala anemia normositik normokrom, hiperglikemi,
tiroidal berupa manifestasi hipermatabolisme enzim transaminase hati meningkat, azotemia
dan aktivitas simpatis yang berlebihan, dan prarenal akibat gagal jantung dan dehidrasi.
pasien akan mengeluh lelah, gemetar/tremor, Pada EKG memperlihatkan sinus takikardi atau
tidak tahan panas, keringat semakin banyak fibrilasi atrium. 8,9
bila panas, kulit lembab, berat badan Seperti dijelaskan sebelumnya, saat ini
menurun, sering disertai dengan nafsu makan untuk memudahkan diagnosis, digunakan skor
meningkat, palpitasi dan takikardi, diare, kriteria Burch dan Wartofsky; skor lebih dari
kelemahan, serta atrofi otot. 4,8,9 45 berarti diagnosis krisis tiroid dapat
Menifestasi ekstratiroidal berupa ditegakan. Pada pasien ini pemeriksaan fisik
oftalmopati, yang ditandai dengan mata yang didapatkan yaitu demam (37,9o C),
melotot, fissura palpebra melebar, kedipan Frekuensi nadi 159x/menit, frekuensi nafas
berkurang, lid lag, dan infiltrasi kulit lokal 32x/menit, didapatkan pembesaran pada
yang biasanya terbatas pada ekstremitas kelenjar tiroid dengan ukuran 8x4 cm, kenyal,
bawah. Jaringan orbita dan otot-otot mata dapat bergerak, sedikit sakit saat ditekan. Pada
diinfiltrasi oleh limfosit, sel mast, dan sel-sel pemeriksaan thorax terdapat bunyi jantung
plasma yang menyebabkan eksfotalmus, yang abnormal dan menunjukan adanya
okulopatikongestif, dan kelemahan gerakan menunjukkan adanya edema pulmo, dan pada
ekstraokular. Gejala konstitusional untuk krisis pemeriksaan ekstremitas inferior ditemukan
tiroid bervariasi sesuai dengan gejala di atas, edema. Pada pemeriksaan penunjang
namun gambaran lain yang dapat dilihat didapatkan adanya penurunan TSH yaitu <0,01
µIU/ml, adanya anemia normositik
normokrom (Hb 6,36 juta/µl, MCV 90 fl, dan Manifestasi Saluran Pencernaan/ Gastrointestinal (GI)/ hati:
nausea, muntah, diare, atau kadar bilirubin total ≥3 mg/dl
MCH 30,3 pg), fibrilasi atrium dilihat dari Penegakkan Diagnosis
pemeriksaan ekg dan dari pemeriksaan foto a. TS1: titotoksikosis dan minimal terdapat 1 manifestasi
sususan saraf pusat dan demam, takikardi, CHF, atau
thorax ditemukan adanya edema pulmo dan manifestasi saluran penceraan/ hati.
kardiomegali. Pada pasien ini total skor dari b. TS1: tirotoksikosis dan minimal 3 gejala antara demam,
kriteria Burch dan Wartofsky adalah 80. Selain takikardi, CHF, dan manifestasi saluran pencernaan/
hati.
dengan menggunakan kriteria tersebut, dapat c. TS2: tirotoksikosis dan kombinasi dari 2 gejala di
juga digunakan kriteria diagnosis kriris tiroid antara: demam, takikardi, CHF, atau manifestasi saluran
berdasarkan Japan Thyroid Association. 1,3,5 pencernaan/hati.
d. TS2: pasien yang didiagnosis dengan TS1 namun
Tabel 1. Kriteria Diagnosis Burch dan Wartofsky pemeriksaan kadar FT3 dan FT4 dalam darah tidak
Kriteria Skor Skor pasien tersedia.
Disfungsi pengaturan suhu Skor 10
Suhu 37,2o-37,7o C 5
Suhu 37,8o-38,2o C 10 Pengobatan pada pasien dengan krisis
Suhu 38,3o-38,8o C 15 tiroid harus segera diberikan, dan jika
Suhu 38,9o-39,3oC 20
memungkinkan pasien dirawat di bangsal
Suhu 39,4o-39,9o C 25
Suhu 40o atau lebih 30 dengan kontrol yang baik. Lima area penting
Gangguan Sistem Saraf Pusat Skor 10 dalam tatalaksana krisis tiroid yaitu
Tidak ada 0 tirotoksikosis, tanda dan gejala klinis,
Gelisah 10
Delirium 20 manifestasi pada organ-organ spesifik,
Kejang atau koma 30 triggers, dan tarapi definitif. Ada 4 aspek
Disfungsi Gastrointestinal Skor 10 penting dalam penatalaksanaan krisis tiroid,
Tidak ada 0
Diare, mual, muntah, 10
yaitu:
nyeri abdomen 20 a. Obat-obat penghambat produksi dan
Ikterik sekresi hormon tiroid, seperti:
Disfungsi Kardiovaskular Skor 25
(kali/menit)
Obat yang bekerja memblok sintesis
90-109 5 hormon baru: Propiltiourasil (PTU) dosis
110-119 10 tinggi yaitu 300-400 mg tiap 4 jam
120-129 15
(dengan dosis sehari total 1000-1500
130-139 20
≥140 25 mg), metimazol 20-30 mg tiap 4 jam
Gagal Jantung Kongestif Skor 15 atau glukokortikoid seperti
Tidak ada 0 hidrokortison 100-500 mg intravena tiap
Ringan (udem) 5
Sedang (ronkhi basah 10 12 jam.
basal) 15 Obat yang bekerja memblok keluarnya
Berat (edema paru)
Fibrilasi Atrium Skor 10
cikal bakal hormon, seperti: solusio
Tidak ada 0 lugol 8 tetes tiap 6 jam, Na-Iodida
Ada 10 dengan dosis 1 g tiap 12 jam sengan oral
Riwayat adanya kondisi/ Skor 0 atau per infus, maupun ipodate dengan
penyakit pemicu
dosis 1-3 g/jam secara oral, atau SSKI
Tidak ada
Ada 0 (larutan kalium yodida jenuh, 5 tetes
10 setiap 6 jam). Apabila ada, berikan
TOTAL 80 endoyodin (Nal) secara intrevena.
2. Perawatan terhadap gangguan sistemik
Tabel 2. Kriteria Diagnosis Japan Thyroid
Pada suhu tinggi panas diatasi dengan
Association
Prasyarat Diagnosis
kompres dingin dan antipiretik dimana
Tirotoksikosis yang dapat dilihat dari peningkatan kadar asetaminofen lebih dipilih aspirin
triiyodotironin bebas (FT3) dan kadar tiroksin bebas (FT4). (melepas ikatan protein-hormnon tiroid,
Gejala Klinis
Manifestasi sistem saraf pusat: gelisah, delirium, perubahan hingga free-hormon akan meningkat)
status mental/psikosis, somnolen/letargi, koma (≤ 14 pada Pada gangguan keseimbangan cairan
Skala Koma Glasgow)
Demam ≥ 38oC
dan elektrolit akibat insensible dan
Takikardi: ≥130 denyut/ menit atay denyut jantung ≥130 pengeluaran melalui gastrointestinal
pada atrial fibrilasi harus segera diperbaiki dengan infus
Congestive Heart Failure (CHF): edema pulmo, lembab dari
setengah lapangan paru, syok kardiogenik, atau kelas IV dekstrosa dan NaCl 0,9%.
NYHA (New York Heart Association) atau ≥ kelas III dalam
klasifikasi Killip
Terapi suportif lain gagal jantung diatasi Cefrtiaxone yang diberikan secara injeksi
dengan oksigen, diuretik maupun intravena sebanyak 2x1 ampul (2x1 gram). 3,4
digitalis. Kesimpulan
3. Obat-obatan pengurang/penghilang efek Krisis tiroid merupakan kasus
perifer hormon tiroid kegawatdaruratan dengan angka morbiditas
Propanolol (juga dapat berperan dalam dan mortalitas yang tinggi. Penegakkan
mengoreksi hipertiroidisme dengan cepat diagnosis dapat dilakukan dengan melihat
melalui mekanisme kerja menghambat gambaran klinis yang ada dan menggunakan
konversi perifer dari T4 menjadi T3) dengan kriteria diagnosis Burch dan Wartofsky yang
dosis 60-80 mg tiap 6 jam per oral atau 0,5- dikatakan positif jika skor ≥ 45. Tatalaksana
1 mg intravena perlahan, ataupun esmolol yang diberikan berupa tatalaksana umum,
dengan dosis awal 0,25-0,50mg/kgBB pemberian obat penghambat produksi
diberikan dalam 5-10 menit. hormon tiroid, penghilang efek perifer hormon
4. Pengobatan terhadap faktor presipitasi tiroid, dan pengobatan faktor presipitasi.
Karena krisis tiroid umumnya dipresipitasi
oleh infeksi terutama di paru-paru Daftar Pustaka
(pneumonia), sehingga pemberian 1. Soetjipto, Sonni, Ketut, Made.
antibiotik sangat diperlukan. 4,5
Penatalaksanaan Pasien Krisis Tiroid di
Pada pasien terapi yang diberikan yaitu Intensive Unit Care. Medicina. [internet].
propiltiourasil (PTU) secara peroral 3x200 mg 2017 [disitasi 16 Agustus 2018] 48 (1): 24-
yang diberikan bersamaan dengan pemberian 26. Tersedia dari:
glukokortikoid yaitu dexamethason injeksi https://www.medicinaudayana.org/index.
intravena 3x5 mg. Hal ini tidak sesuai dengan php/medicina/article/viewFile/19/52.
apa yang terdapat pada teori. Pemberian 2. Chiha, Maguy, Shanika, Adam. Thyroid
kortikosteroid awal disarankan diberikan Storm: An Update Review. J. Intensive
hidrokortison dosis stres (100 mg tiap 8 jam Care Medicine. [internet]. 2013 [disitasi
atau dexamethasone 2 mg tiap 6 jam. 16 Agustus 2018] 30(3): 131-140. Tersedia
Pemberian ini rasional karena pada pasien dari:
krisis tiroid biasanya terjadi defisiensi steroid https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
relatif akibat hipermetabolisme, dan steroid 3920160.
juga berperan dalam menghambat konversi 3. Idrose, Alzamani M. Review Article: Acute
perifer T4. Pasien juga diberikan penghambat and Emergency Care for Thyrotoxicosis
sekresi hormon tiroid, seperti solusio lugol 8 and Thyroid Storm. Japan Ass for Acute
tetes dalam 200 cc aquades yang seberikan Med. [internet]. 2015 [disitasi 16 Agustus
secara per oral. Lugolisasi yang disarankam 2018] 15(12): 147-157. Tersedia dari:
sendiri adalah sebanyak 8 tetes tiap 6 jam. 3,4 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
Pada saat datang, karena suhu tubuh 9123713.
pasien tinggi, diberikan paracetamol infus. 4. Sudoyo, Aru W., Bambang, Idrus,
Insensible dan pengeluaran melalui Marcellus, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit
gastointestinal yang menyebabkan gangguan Dalam Edisi V. Jakarta: InternaPublishing;
keseimbangan cairan dan elektrolit diatasi 2009.
dengan pemberian NaCl 0,9%. Terapi suportif 5. Satoh, dkk. 2016 Guidelines for the
lain gagal jantung diatasi dengan oksigen, Management of Thyroid Storm from the
diuretik maupun digitalis. Dalam kasus ini, Japan Thyroid Association and Japan
pada saat pertama kali datang dan hari-hari Endocrine Society (First edition). Japan
berikutnya pasien diberikan furosemid 20 mg. Endocrine Soc. [internet]. 2016 [disitasi
Dalam kasus ini digunakan propanolol 2x10 16 Agustus 2018] 63(12): 1025-1064.
mg per oral. Hal ini tidak sesuai dengan apa Tersedia dari:
yang terdapat di teori. Dosis yang disarankan https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
adalah 40-60 mg tiap 6 jam, dengan 7746415.
mengingat bahwa propanolol dapat berperan 6. Leung, Angela M. Thyroid Emergencies. J
mengurangi takikardi dan menghambat infus Nurs. [internet]. 2016 [disitasi 8
konversi T4 menjadi T3 di perifer. Antibiotik September 2018] 39(5): 281-286. Tersedia
yang diberikan pada pasien ini adalah dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
7598067.
7. Klubo, Joanna, Leonard W. Thyroid
Emergencies. Med Clin N Am. [internet].
2012 [disitasi 8 September 2018] 96(12):
385-403. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
2443982.
8. Price, Sylvia A. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC;
2014.
9. De Leo, Simone, Sun, Lewis.
Hyperthyroidism. Lancet. [internet]. 2016
[disitasi 8 September 2018] 388 (10047):
906-918. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articl
es/PMC5014602/.