Anda di halaman 1dari 7

Christine Yohana Sianturi | Perempuan Berusia 52 tahun dengan Krisis Tiroid

PEREMPUAN BERUSIA 52 TAHUN DENGAN KRISIS TIROID

Christine Yohana Sianturi1


1
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang biasanya tidak diobati atau ditangani sampai tuntas. Kriris
tiroid menduduki peringkat satu dalam spektrum kegawatdaruratan penyakit endokrin. Penegakkan diagnosis dan
tatalaksana yang tepat pada kasus tirotoksikosis yang mengancam jiwa sangat penting untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas yang tinggi yang mungkin menyertai penyakit ini. Tercatat kurang dari 10% pasien di rumah sakit didiagnosis
dengan tirotoksikosis, namun tingkat kematian karena krisis tiroid dapat mencapai 20-30%. Pada jurnal ini, kami melaporkan
kasus perempuan berusia 52 tahun yang datang dengan keluhan penurunan kesadaran. Selain itu, pasien juga merasakan
sesak nafas, nyeri dada kiri, demam, dan terus berkeringat. Keluhan pertama kali dialami saat usia pasien 36 tahun. Pada
usia 39 tahun didiagnosis dengan gondok beracun. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien gelisah, nadi 159x/menit
irreguler, laju pernapasan 32x/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, dan suhu 37,9oC. Pada pemeriksaan daerah leher
didapatkan pembesaran kelenjar tiroid dengan ukuran 8x4 cm, kenyal, mobile, hangat, dan nyeri bila ditekan. Pemeriksaan
serologi imunologi menunjukkan nilai T3 total 1,1 ng/ml, T4 total 12,76 µg/dl, dan TSH <0,01 µIU/ml. Pemeriksaan EKG
memberikan kesan sinus takikardi dan fibrilati atrium. Pasien kemudian ditatalaksana, baik tatalaksana non farmakologis
maupun tatalaksana farmakologis.

Kata Kunci : hipertiroidisme, krisis tiroid, tirotoksikosis

A WOMAN 52 YEARS OLD WITH THYROID CRISIS


Abstract
Thyroid crisis is a clinical condition of hyperthyroidism which is usually not treated or not treated completely . Thyroid crisis
is ranked first in the emergency spectrum of endocrine diseases. Diagnosis and appropriate management of thyrotoxicosis
are very important to prevent high morbidity and mortality. Recorded less than 10% of patients in the hospital were
diagnosed with thyrotoxicosis, but the death rate due to thyroid crisis can reach 20-30%. In this journal, we report the case
of a 52-year-old woman who came with decreased consciousness. Patient also felt shortness of breath, left chest pain, fever,
and continued sweating. The first symptoms were experienced at 36 years of age. At 39 years old she is diagnosed with toxic
goiter. From physical examination, patient was agitated, pulse was 159x / minute irregular, respiratory rate was 32x/ minute,
blood pressure was 140/90 mmHg, and temperature was 37.9 oC. Neck examination showed enlargement of the thyroid
gland with a size of 8x4 cm, supple, mobile, warm, and painful when pressed. Immunological serology examination showed
a total T3 was 1.1 ng / ml, total T4 was 12.76 µg / dl, and TSH was <0.01 µIU / ml. ECG examination gives the impression of
sinus tachycardia and atrial fibrillation. The patient is then given tratment, both non-pharmacological management and
pharmacological management.

Keywords: hyperthyroidism, thyroid crisis, thyrotoxicosis

Korespondensi: Christine Yohana Sianturi | Alamat Medang Lestari Blok CVI/C4 Pagedangan Tangerang| HP 081272513049 |
e-mail: sianturichristine@gmail.com

J Agromedicine Unila | Volume | Nomor | 2018 |


Christine Yohana Sianturi | Perempuan Berusia 52 tahun dengan Krisis Tiroid

Pendahuluan menangani kasus krisis tiroid yang mungkin


Krisis tiroid merupakan suatu akan dihadapi dalam praktek sehari-hari. 1
kegawatdaruratan dalam bidang endokrin Kasus
dengan angka morbiditas dan mortalitas yang Seorang wanita berusia 52 tahun datang
tinggi. Hingga saat ini insidensi krisis tiroid ke RSUD Jendral Ahmad Yani Metro dengan
belum dapat diketahui secara pasti karena penurunan kesadaran sejak 2 jam sebelum
jumlah kasus yang tidak banyak, tidak adanya masuk rumah sakit. Pasien juga merasakan
pemeriksaan laboratorium yang spesifik salam keluhan nyeri dada dan sesak yang dirasakan
menegakkan diagnosis, dan kurangnya kriteria semakin memberat sejak satu hari sebelum
diagnosis yang dapat diadopsi secara masuk rumah sakit. Sesak dirasakan hanya
universal. Insiden krisis tiroid tercatat kurang sedikit berkurang saat duduk. Pasien
dari 10% dari semua pasien terdiagnosis merasakan jantung berdebar-debar dengan
tirotoksikosis yang dirawat di rumah sakit, keras, nyeri pada seluruh badan terutama
namun angka mortalitas dari kasus ini pada daerah dada kiri dan perut sebelah
mencapai 20-30%. Bila tanpa tatalaksana yang kanan. Semalam sebelum masuk rumah sakit
tepat, mortalitas krisis tiroid bisa mencapai pasien mengaku demam dan terus
80% hingga 100%. Kematian tertinggi berkeringat.
disebabkan oleh kegagalan organ. Karena Pasien pertama kali merasakan keluhan
mortalitas yang tinggi, maka penting untuk pada usia 36 tahun, yaitu sering merasakan
dilakukkan penegakkan diagnosis sedini cepat terkejut dan sesak nafas. Pasien
mungkin dan pengelolaan yang tepat untuk didiagnosis gondok beracun pada usia 39
tercapainya prognosis yang baik. 1,2,3 tahun dan disarankan untuk dilakukan operasi
Diagnosis krisis tiroid didasarkan pada namun pasien menolak. Saat kambuh, pasien
gambaran klinis pasien, bukan pada gambaran akan merasakan lemas, penurunan nafsu
laboratorium. Dapat dikatakan bahwa tidak makan, mual dan muntah sehingga berat
satu indikator biokimiawipun dapat badan menurun. Pasien juga merasakan sesak
meramalkan terjadinya krisis tiroid, sehingga nafas sehingga sulit untuk tidur, dan badan
tindakan yang dilakukan biasanya didasarkan gemetar tanpa sebab terutama saat membawa
pada kecurigaan atas tanda-tanda krisis tiroid benda-benda yang berat.
membakat, dengan kelainan khas ataupun Sejak satu tahun terakhir, pasien semakin
tidak khas. Kecurigaan terjadi krisis apabila sering merasakan jantung berdebar-debar dan
terdapat triad berupa menghebatnya tanda nyeri dada kiri yang menjalar sampaii
tirotoksiskosis, kesadaran menurun, dan punggung. Pasien juga merasa bahwa
hipertermia. Apabila terdapat triad maka kita rambutnya mudah rontok, mata menjadi
dapat meneruskan dengan menggunakan skor sedikit kabur, gigi semakin keropos dan suara
indeks klinis krisis tiroid dari Burch-Wartosky, berubah. Tiga bulan sebelum masuk rumah
dimana skor tersebut menekankan pada 3 sakit pasien mulai merasakan sulit buang air
gejala pokok, yaitu: hipertermia, takikardi dan kecil. Saat berobat ke mantri terdekat
disfungsi saraf pusat.1,4 disarankan untuk banyak minum air putih.
Pengelolaan penyakit ini meliputi meliputi Setengah bulan yang lalu, kaki kanan dan kiri
menurunkan sintesis dan sekresi hormon serta perut pasien mulai membengkak secara
tiroid, mencegah dekompensasi sistemik, dan perlahan-lahan, dimulai dari daerah kaki.
terapi penyakit pemicu. Terapi definitif Riwayat penyakit keluarga disangkal.
terhadap penyebab disfungsi tiroid dilaukan Pasien sering meminum jamu sachet, dan
setelah kegawatan telah teratasi. Pemilihan menyukai makanan dengan citra rasa yang
jenis obat disesuaikan berdasarkan pada klinis tinggi yang menggunakan banyak MSG. Garam
pasien yang bervariasi. Beberapa jenis obat yang digunakan pasien untuk masak sehari-
harus dihindari karena dapat memperburuk hari merupakan garamyang tidak beryodium
krisis tiroid yang terjadi dan dapat yang biasa digunakan untuk membuat ikan
memberikan efek samping terhadap sistem asin.
tubuh yang lain. Berbagai alasan tersebut Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien
merupakan latar belakang diangkatnya kasus gelisah, nadi 159x/menit irreguler, laju
ini untuk meningkatkan kewaspadaan dalam pernapasan 32 x/menit, tekanan darah 140/90

J Agromedicine Unila | Volume | Nomor | 2018 |


Christine Yohana Sianturi | Perempuan Berusia 52 tahun dengan Krisis Tiroid

mmHg, dan suhu 37,9oC. Pada pemeriksaan


leher didapatkan pembesatan kelenjar tiroid
dengan ukuran 8x4 cm, kenyal, mobile,
hangat, nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan
thoraks didapatkan bentuk dan gerak dada
simetris, terdapat retraksi otot bantu
pernapasan, ekspansi dada kanan sama
dengan kiri, fremitus taktil kanan sama
dengan kiri, sonor (+/+), vesikuler (+/+), rhonki
(+/+), wheezing (-/-), pemeriksaan jantung
didapatkan ictus cordis tidak terlihat, teraba di
ICS 4 liea midclavicualris sinistra, batas jantung Gambar 3. Foto Thorax AP
kanan ICS 3 linea sternalis dextra, batas
jantung atas ICS 3 linea midclavicularis sinistra, Tatalaksana diberikan pada pasien dalam
batas jantung kiri ICS 4 linea midclavicularis 2 bentuk, yaitu tatalaksana non farmakologi
sinistra. Pemeriksaan abdomen didapatkan dengan pemberian cairan untuk rehidrasi dan
perut tampak cembung, bising usus normal, koreksi elektrolit, pemberian oksigen sesuai
pekak pada semua kuadran, dan nyeri tekan kebutuhan, dan beristirahat di tempat tidur
regio epigastrium serta regio umbilicus. dengan posisi head up 30o. Talalaksana kedua
Pemeriksaan ekstremitas atas didapatkan adalah tatalaksana farmakologi, yaitu dengan
edema (-/-), dan eskstremitas bawah pemberian IVFD NaCl 0,9% 10 tetes per
didapatkan edema (+/+). menit, injeksi lasix 1x 1 ampul/ hari, injeksi
dexamethasone 3x1 ampul/hari, injeksi
ceftriaxone 2x1 ampul/hari, injeksi omeprazole
1x1 vial/hari, paracetamol infus jika
dibutuhkan, propanolol 2x10 mg per oral/
hari,dan propylthiouracil 3x200 mg per oral/
hari. Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad
bonam.

Pembahasan
Tirotoksikosis adalah manifestasi klinis
kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam
Gambar 1. Pembesaran kelenjar tiroid sirkulasi, baik disebabkan oleh produksi
berlebih kelenjar tiroid maupun hormon tiroid
Pemeriksaan penunjang yang telah yang bersumber dari luar. Krisis tiroid adalah
dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin, tirotoksikosis yang amat membahayakan,
kimia darah, serologi imunologi, meskipun jarang terjadi. Hampir semua kasus
elektrokardiogram (EKG), dan foto thorax diawali oleh faktor pencetus. Beberapa faktor
posisi anteroposterior. Pemeriksaan serologi predisposisi yang diketahui adalah
imunologi menunjukkan nilai T3 total 1,1 penggunaan obat, termasuk dalam
ng/ml, T4 total 12,76 µg/dl, dan TSH <0,01 penghentian pemberian obat antitiroid dan
µIU/ml. Pemeriksaan EKG memberikan kesan overdosis tiroksin, triiyodotironin dan aspirin.
sinus takikardi dan fibrilati atrium. Kesan foto Selain itu, infeksi atau sepsis, tromboemboli
thorax adalah edema pulmo, cardiomegali dan paru, luka bakar, pembedahan ataupun
elongatio aorta e.c. HHD dan soft tissue mass trauma pada kelenjar tiroid, gangguan
colli aspek sinistra. metabolisme seperti ketoasidosis diabetikum
Gambar 2. Hasil Pemeriksaan EKG dan hipoglikemia, serta stress dapat menjadi
faktor predisposisi bagi terjadinya krisis tiroid.
Tidak satu indikator biokimiawipun dapat
meramalkan terjadinya krisis tiroid, sehingga
tindakan yang dilakukan biasanya didasarkan
pada kecurigaan atas tanda-tanda krisis tiroid

J Agromedicine Unila | Volume | Nomor | 2018 |


Christine Yohana Sianturi | Perempuan Berusia 52 tahun dengan Krisis Tiroid

membakat, dengan kelainan khas ataupun termasuk demam, aritmia jantung, muntah,
tidak khas. 3.5,6,7 dan perubahan status mental. 3,6,8
Karena mortalitas amat tinggi, kecurigaan Pada krisis tiroid pemeriksaan fisik
krisis tiroid saja sudah cukup sebagai dasar yang ditemukan yaitu demam dengan
untuk mengadakan tindakan agresif. temperatur konsisten melebihi 38,5 oC. Pasien
Kecurigaan terjadi krisis apabila terdapat triad biasanya bahkan dapat mengalami
berupa menghebatnya tanda tirotoksiskosis, hiperpireksia hingga melebihi 41 oC dan
kesadaran menurun, dan hipertermia. Apabila keringat berlebih. Tanda-tanda kardiovaskular
terdapat triad maka kita dapat meneruskan yang ditemukan antara lain hipertensi dengan
dengan menggunakan skor indeks klinis krisis tekanan nadi yang melebar atau hipotensi
tiroid dari Burch-Wartosky, dimana skor pada fase berikutnya dan disertai syok. Tanda-
tersebut menekankan pada 3 gejala pokok, tanda gagal jantung antara lain aritmia (paling
yaitu: hipertermia, takikardi dan disfungsi banyak supraventrikular, seperti fibrilasi
saraf pusat. 3,4,6 atrium, tetapi takikardi ventrikular juga dapat
Pada kasus ini, pasien datang dengan terjadi). Sedangkan tanda-tanda neurologik
penurunan kesadaran, yaitu agitasi dan dari mencakup agitasi dan kebingungan,
anamnesis pasien ini didapatkan gejala-gejala hiperrefleksia dan tanda piramidal transien,
seperti benjolan di leher, demam, sesak, nyeri tremor, kejang, dan koma. 7,8
dada, jantung berdebar-debar, mudah terkejut Pada pemeriksaan penunjang untuk
atau merasa gugup, menelan, mudah mengetahui status fungsional kelenjar tiroid
berkeringat dan merasa berat badannya dapat dipastikan dengan perantaraan fungsi-
menurun. Pasien juga sering tremor dan fungsi tiroid, yaitu kadar total tiroksin (T4) dan
lemah otot terutama saat membawa barang triyodotironin (T3) serum, tiroksin (T4) bebas
yang sedikit berat, dan merasa rambutnya (mengukur kadar T4 dalam sirkulasi yang
lebih mudah rontok. Saat kambuh, pasien secara metabolit aktif), kadar TSH serum dan
sering mengalami diare. Pasien juga pernah ambilan yodium radioisotop. Kadar T3 dan T4
didiagnosis penyakit gondok beracun oleh diukur dengan radioligand assay, dimana
dokter. pengukuran termasuk hormon terikat dan
Gejala yang dirasakan oleh pasien hormon yang bebas, sedangkan TSH dapat
tersebut sesuai dengan gambaran utama pada diukur dengan assay radioimuniometrik. Pada
pasien-pasien dengan hipertiroidisme kasus krisis tiroid didapatkan T3 dan T4
(tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjar umumnya meningkat, TSH sangat rendah,
tiroid yang hiperaktif), dimana terdapat gejala anemia normositik normokrom, hiperglikemi,
tiroidal berupa manifestasi hipermatabolisme enzim transaminase hati meningkat, azotemia
dan aktivitas simpatis yang berlebihan, dan prarenal akibat gagal jantung dan dehidrasi.
pasien akan mengeluh lelah, gemetar/tremor, Pada EKG memperlihatkan sinus takikardi atau
tidak tahan panas, keringat semakin banyak fibrilasi atrium. 8,9
bila panas, kulit lembab, berat badan Seperti dijelaskan sebelumnya, saat ini
menurun, sering disertai dengan nafsu makan untuk memudahkan diagnosis, digunakan skor
meningkat, palpitasi dan takikardi, diare, kriteria Burch dan Wartofsky; skor lebih dari
kelemahan, serta atrofi otot. 4,8,9 45 berarti diagnosis krisis tiroid dapat
Menifestasi ekstratiroidal berupa ditegakan. Pada pasien ini pemeriksaan fisik
oftalmopati, yang ditandai dengan mata yang didapatkan yaitu demam (37,9o C),
melotot, fissura palpebra melebar, kedipan Frekuensi nadi 159x/menit, frekuensi nafas
berkurang, lid lag, dan infiltrasi kulit lokal 32x/menit, didapatkan pembesaran pada
yang biasanya terbatas pada ekstremitas kelenjar tiroid dengan ukuran 8x4 cm, kenyal,
bawah. Jaringan orbita dan otot-otot mata dapat bergerak, sedikit sakit saat ditekan. Pada
diinfiltrasi oleh limfosit, sel mast, dan sel-sel pemeriksaan thorax terdapat bunyi jantung
plasma yang menyebabkan eksfotalmus, yang abnormal dan menunjukan adanya
okulopatikongestif, dan kelemahan gerakan menunjukkan adanya edema pulmo, dan pada
ekstraokular. Gejala konstitusional untuk krisis pemeriksaan ekstremitas inferior ditemukan
tiroid bervariasi sesuai dengan gejala di atas, edema. Pada pemeriksaan penunjang
namun gambaran lain yang dapat dilihat didapatkan adanya penurunan TSH yaitu <0,01
µIU/ml, adanya anemia normositik

J Agromedicine Unila | Volume | Nomor | 2018 |


Christine Yohana Sianturi | Perempuan Berusia 52 tahun dengan Krisis Tiroid

normokrom (Hb 6,36 juta/µl, MCV 90 fl, dan Manifestasi Saluran Pencernaan/ Gastrointestinal (GI)/ hati:
nausea, muntah, diare, atau kadar bilirubin total ≥3 mg/dl
MCH 30,3 pg), fibrilasi atrium dilihat dari Penegakkan Diagnosis
pemeriksaan ekg dan dari pemeriksaan foto a. TS1: titotoksikosis dan minimal terdapat 1 manifestasi
sususan saraf pusat dan demam, takikardi, CHF, atau
thorax ditemukan adanya edema pulmo dan manifestasi saluran penceraan/ hati.
kardiomegali. Pada pasien ini total skor dari b. TS1: tirotoksikosis dan minimal 3 gejala antara demam,
kriteria Burch dan Wartofsky adalah 80. Selain takikardi, CHF, dan manifestasi saluran pencernaan/
hati.
dengan menggunakan kriteria tersebut, dapat c. TS2: tirotoksikosis dan kombinasi dari 2 gejala di
juga digunakan kriteria diagnosis kriris tiroid antara: demam, takikardi, CHF, atau manifestasi saluran
berdasarkan Japan Thyroid Association. 1,3,5 pencernaan/hati.
d. TS2: pasien yang didiagnosis dengan TS1 namun
Tabel 1. Kriteria Diagnosis Burch dan Wartofsky pemeriksaan kadar FT3 dan FT4 dalam darah tidak
Kriteria Skor Skor pasien tersedia.
Disfungsi pengaturan suhu Skor 10
 Suhu 37,2o-37,7o C  5
 Suhu 37,8o-38,2o C  10 Pengobatan pada pasien dengan krisis
 Suhu 38,3o-38,8o C  15 tiroid harus segera diberikan, dan jika
 Suhu 38,9o-39,3oC  20
memungkinkan pasien dirawat di bangsal
 Suhu 39,4o-39,9o C  25
 Suhu 40o atau lebih  30 dengan kontrol yang baik. Lima area penting
Gangguan Sistem Saraf Pusat Skor 10 dalam tatalaksana krisis tiroid yaitu
 Tidak ada  0 tirotoksikosis, tanda dan gejala klinis,
 Gelisah  10
 Delirium  20 manifestasi pada organ-organ spesifik,
 Kejang atau koma  30 triggers, dan tarapi definitif. Ada 4 aspek
Disfungsi Gastrointestinal Skor 10 penting dalam penatalaksanaan krisis tiroid,
 Tidak ada  0
 Diare, mual, muntah,  10
yaitu:
nyeri abdomen  20 a. Obat-obat penghambat produksi dan
 Ikterik sekresi hormon tiroid, seperti:
Disfungsi Kardiovaskular Skor 25
(kali/menit)
 Obat yang bekerja memblok sintesis
 90-109  5 hormon baru: Propiltiourasil (PTU) dosis
 110-119  10 tinggi yaitu 300-400 mg tiap 4 jam
 120-129  15
(dengan dosis sehari total 1000-1500
 130-139  20
 ≥140  25 mg), metimazol 20-30 mg tiap 4 jam
Gagal Jantung Kongestif Skor 15 atau glukokortikoid seperti
 Tidak ada  0 hidrokortison 100-500 mg intravena tiap
 Ringan (udem)  5
 Sedang (ronkhi basah  10 12 jam.
basal)  15  Obat yang bekerja memblok keluarnya
 Berat (edema paru)
Fibrilasi Atrium Skor 10
cikal bakal hormon, seperti: solusio
 Tidak ada  0 lugol 8 tetes tiap 6 jam, Na-Iodida
 Ada  10 dengan dosis 1 g tiap 12 jam sengan oral
Riwayat adanya kondisi/ Skor 0 atau per infus, maupun ipodate dengan
penyakit pemicu
dosis 1-3 g/jam secara oral, atau SSKI
 Tidak ada
 Ada  0 (larutan kalium yodida jenuh, 5 tetes
 10 setiap 6 jam). Apabila ada, berikan
TOTAL 80 endoyodin (Nal) secara intrevena.
2. Perawatan terhadap gangguan sistemik
Tabel 2. Kriteria Diagnosis Japan Thyroid
 Pada suhu tinggi panas diatasi dengan
Association
Prasyarat Diagnosis
kompres dingin dan antipiretik dimana
Tirotoksikosis yang dapat dilihat dari peningkatan kadar asetaminofen lebih dipilih aspirin
triiyodotironin bebas (FT3) dan kadar tiroksin bebas (FT4). (melepas ikatan protein-hormnon tiroid,
Gejala Klinis
Manifestasi sistem saraf pusat: gelisah, delirium, perubahan hingga free-hormon akan meningkat)
status mental/psikosis, somnolen/letargi, koma (≤ 14 pada  Pada gangguan keseimbangan cairan
Skala Koma Glasgow)
Demam ≥ 38oC
dan elektrolit akibat insensible dan
Takikardi: ≥130 denyut/ menit atay denyut jantung ≥130 pengeluaran melalui gastrointestinal
pada atrial fibrilasi harus segera diperbaiki dengan infus
Congestive Heart Failure (CHF): edema pulmo, lembab dari
setengah lapangan paru, syok kardiogenik, atau kelas IV dekstrosa dan NaCl 0,9%.
NYHA (New York Heart Association) atau ≥ kelas III dalam
klasifikasi Killip

J Agromedicine Unila | Volume | Nomor | 2018 |


Christine Yohana Sianturi | Perempuan Berusia 52 tahun dengan Krisis Tiroid

 Terapi suportif lain gagal jantung diatasi Cefrtiaxone yang diberikan secara injeksi
dengan oksigen, diuretik maupun intravena sebanyak 2x1 ampul (2x1 gram). 3,4
digitalis. Kesimpulan
3. Obat-obatan pengurang/penghilang efek Krisis tiroid merupakan kasus
perifer hormon tiroid kegawatdaruratan dengan angka morbiditas
Propanolol (juga dapat berperan dalam dan mortalitas yang tinggi. Penegakkan
mengoreksi hipertiroidisme dengan cepat diagnosis dapat dilakukan dengan melihat
melalui mekanisme kerja menghambat gambaran klinis yang ada dan menggunakan
konversi perifer dari T4 menjadi T3) dengan kriteria diagnosis Burch dan Wartofsky yang
dosis 60-80 mg tiap 6 jam per oral atau 0,5- dikatakan positif jika skor ≥ 45. Tatalaksana
1 mg intravena perlahan, ataupun esmolol yang diberikan berupa tatalaksana umum,
dengan dosis awal 0,25-0,50mg/kgBB pemberian obat penghambat produksi
diberikan dalam 5-10 menit. hormon tiroid, penghilang efek perifer hormon
4. Pengobatan terhadap faktor presipitasi tiroid, dan pengobatan faktor presipitasi.
Karena krisis tiroid umumnya dipresipitasi
oleh infeksi terutama di paru-paru Daftar Pustaka
(pneumonia), sehingga pemberian 1. Soetjipto, Sonni, Ketut, Made.
antibiotik sangat diperlukan. 4,5
Penatalaksanaan Pasien Krisis Tiroid di
Pada pasien terapi yang diberikan yaitu Intensive Unit Care. Medicina. [internet].
propiltiourasil (PTU) secara peroral 3x200 mg 2017 [disitasi 16 Agustus 2018] 48 (1): 24-
yang diberikan bersamaan dengan pemberian 26. Tersedia dari:
glukokortikoid yaitu dexamethason injeksi https://www.medicinaudayana.org/index.
intravena 3x5 mg. Hal ini tidak sesuai dengan php/medicina/article/viewFile/19/52.
apa yang terdapat pada teori. Pemberian 2. Chiha, Maguy, Shanika, Adam. Thyroid
kortikosteroid awal disarankan diberikan Storm: An Update Review. J. Intensive
hidrokortison dosis stres (100 mg tiap 8 jam Care Medicine. [internet]. 2013 [disitasi
atau dexamethasone 2 mg tiap 6 jam. 16 Agustus 2018] 30(3): 131-140. Tersedia
Pemberian ini rasional karena pada pasien dari:
krisis tiroid biasanya terjadi defisiensi steroid https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
relatif akibat hipermetabolisme, dan steroid 3920160.
juga berperan dalam menghambat konversi 3. Idrose, Alzamani M. Review Article: Acute
perifer T4. Pasien juga diberikan penghambat and Emergency Care for Thyrotoxicosis
sekresi hormon tiroid, seperti solusio lugol 8 and Thyroid Storm. Japan Ass for Acute
tetes dalam 200 cc aquades yang seberikan Med. [internet]. 2015 [disitasi 16 Agustus
secara per oral. Lugolisasi yang disarankam 2018] 15(12): 147-157. Tersedia dari:
sendiri adalah sebanyak 8 tetes tiap 6 jam. 3,4 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
Pada saat datang, karena suhu tubuh 9123713.
pasien tinggi, diberikan paracetamol infus. 4. Sudoyo, Aru W., Bambang, Idrus,
Insensible dan pengeluaran melalui Marcellus, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit
gastointestinal yang menyebabkan gangguan Dalam Edisi V. Jakarta: InternaPublishing;
keseimbangan cairan dan elektrolit diatasi 2009.
dengan pemberian NaCl 0,9%. Terapi suportif 5. Satoh, dkk. 2016 Guidelines for the
lain gagal jantung diatasi dengan oksigen, Management of Thyroid Storm from the
diuretik maupun digitalis. Dalam kasus ini, Japan Thyroid Association and Japan
pada saat pertama kali datang dan hari-hari Endocrine Society (First edition). Japan
berikutnya pasien diberikan furosemid 20 mg. Endocrine Soc. [internet]. 2016 [disitasi
Dalam kasus ini digunakan propanolol 2x10 16 Agustus 2018] 63(12): 1025-1064.
mg per oral. Hal ini tidak sesuai dengan apa Tersedia dari:
yang terdapat di teori. Dosis yang disarankan https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
adalah 40-60 mg tiap 6 jam, dengan 7746415.
mengingat bahwa propanolol dapat berperan 6. Leung, Angela M. Thyroid Emergencies. J
mengurangi takikardi dan menghambat infus Nurs. [internet]. 2016 [disitasi 8
konversi T4 menjadi T3 di perifer. Antibiotik September 2018] 39(5): 281-286. Tersedia
yang diberikan pada pasien ini adalah dari:

J Agromedicine Unila | Volume | Nomor | 2018 |


Christine Yohana Sianturi | Perempuan Berusia 52 tahun dengan Krisis Tiroid

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
7598067.
7. Klubo, Joanna, Leonard W. Thyroid
Emergencies. Med Clin N Am. [internet].
2012 [disitasi 8 September 2018] 96(12):
385-403. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
2443982.
8. Price, Sylvia A. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC;
2014.
9. De Leo, Simone, Sun, Lewis.
Hyperthyroidism. Lancet. [internet]. 2016
[disitasi 8 September 2018] 388 (10047):
906-918. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articl
es/PMC5014602/.

J Agromedicine Unila | Volume | Nomor | 2018 |

Anda mungkin juga menyukai