Anda di halaman 1dari 10

PLASMODIUM OVALE

Dosen Pengampu : Darmadi, SKM, M.Biomed

Kelompok 4
Eka Exania (1913453021)
Elti Fitriani (1913453022)
Erdi Erwanda (19134553023)
Fifi Indriani (1913453025)
Fitria Aisyah (1913453026)
Fretty Devi Darmona (1913453027)
Indah Kurnia(1913453028)
Sejarah
Malaria dikenal pertama kali pada tahun 900an SM. Hipocrates
(400-377 SM) telah membedakan beberapa tipe malaria. Penemuan
adanya parasit dalam darah penderita malaria terjadi pada tahun
1880 oleh Alphonse Laveran. Kemudian Ross (1897)
membuktikan peran nyamuk Anopheles dalam penularan Malaria.
Garnharm (1948) menemukan adanya bentuk praeritrosit di hepar.
Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Negara berkembang yang beriklim tropis, termaksud Indonesia. Di
dunia terdapat 120 juta kasus malaria setiap tahun dengan angka
kematian berkisar 500.000 – 1,2 juta orang terutama pada anak –
anak di bawah 5 tahun, sehingga mengakibatkan kerugian sosial
ekonomi.
Distribusi geografik
Plasmodium ovale terutama terdapat di daerah tropic Afrika
bagian Barat, di daerah Pasifik Barat dan di beberapa
bagian lain di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat di
Pulau Owi sebelah Biak di Irian Jaya dan di Pulau Timor.
Di seluruh dunia, malaria biasanya terbatas pada daerah
tropis dan sub tropis dan ketinggian di bawah 1.500 m.
Plasmodium Ovale relatif tidak biasa di luar Afrika. WHO
memperkirakan bahwa setiap tahun 300-500 juta kasus
malaria terjadi dan lebih dari 1 juta orang meninggal karena
malaria Plasmodium Ovale
Morfologi
• Nama Penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium Ovale disebut
malaria ovale
• Plasmodium ovale mempunyai persamaan dengan P. malariae
tetapi perubahan pada eritrosit yang dihinggapi parasit ini mirip
dengan P. vivax.
• Trofozoit muda berukuran kira – kira 2 mikron (1/3 eritrosit).
Titik – titik schuffner (disebut juga titik James) terbentuk sangat
dini dan tampak jelas.
• Stadium trofozoit berbentuk bulat dan kompak dengan granula
pigmen yang lebih kasar tetapi tidak sekasar pigmen P. malariae.
Pada stadium ini eritrosit agak membesar dan sebagian besar
berbentuk lonjong (oval) dan pinggir eritrosit bergerigi pada salah
satu ujungnya dengan titik Schuffner yang menjadi lebih banyak.
Lanjut....
• Stadium praeritrosit mempunyai periode prapaten 9 hari, skizon hati
besarnya 70 mikron dan mengandung 15.000 merozoit. Perkembangan
siklus eritrosit aseksual pada P. ovale hamper sama dengan P. vivax
dan berlangsung 50 jam.
• Stadium skizon berbentuk bulat dan bila matang, mengandung 8–10
merozoit yang letaknya teratur di tepi mengelilingi granula pigmen
yang berkelompok di tengah.
• Stadium gametosit betina (makrogametosit) bentuknya bulat,
mempunyai inti kecil, kompak dan sitoplasma berwarna biru.
Gametosit jantan (mikrogametosit) mempunyai inti difus, sitoplasma
berwarna pucat kemerah – merahan, berbentuk bulat.
• Pigmen dalam ookista berwarna coklat/tengguli tua dan ganulanya
mirip dengan yang tampak pada P. malariae. Siklus sporogoni dalam
nyamuk Anopheles memerlukan waktu 12 – 14 hari pada suhu 27°C.
Siklus Hidup
Terinfeksi malaria nyamuk Anopheles betina innkulates sporozoit ke
dalam host manusia selama makan darah. Sporozoit menginfeksi sel-sel
hati dan matang menjadi skizon , yang pecah dan melepaskan merozoit.
Pada P.vivax dan P.Ovale tahap tidur (hypnozoites) dapat bertahan dalam
hati selama berminggu-minggu, atau bahkan bertahun-tahun. Merozoit
menginfeksi sel darah merah. Trofozoit tahap cincin tumbuh menjadi
skizon, yang pecah melepaskan merozoit (skizogoyerithrocytc). Beberapa
parasit berdiferensiasi menjadi tahap erythrocytic seksual (gametosit).
Gametosit tertelan oleh nyamuk Anopheles selama makan darah.
Mikrogamet menembus makrogamet menghasilkan zigot dalam perut
nyamuk. Zigot menjadi ookinetes dan menyerang dinding midgut mana
mereka berkembang menjadi ookista. Ookista tumbuh, pecah, dan
sporozoitrilis, yang membuat jalan mereka ke kelenjar ludah nyamuk
(siklus sporogonicytc).
Patologi dan gejala klinis
Gejala klinis malaria ovale mirip dengan malaria
vivaks. Serangannya sama hebat tetapi
penyembuhannya sering secara spontan dan relapsnya
lebih jarang. Parasit sering tetap berada dalam darah
(periode laten) dan mudah ditekan oleh spesies lain
yang lebih virulen. Parasit ini baru tampak lagi
setelah spesies yang lain lenyap. Infeksi campur P.
ovale sering terdapat pada orang yang tinggal di
daerah tropic Afrika dengan endemi malaria.
• Diagnosis dan Prognosis
Diagnosis malaria ovale dilakukan dengan menentukan parasit
P. ovale dalam sediaan darah yang dipulas dengan Giemsa.
Malaria ovale penyakitnya ringan dan dapat sembuh sendiri
tanpa pengobatan

• Epidemiologi
Malaria ovale di Indonesia tidak merupakan masalah kesehatan
masyarakat, karena frekuensinya sangat rendah dan dapat
sembuh sendiri tanpa pengobatan. Di Pulau Owi, Irian Jaya, di
Flores dan di Timur, parasit ini secara kebetulan ditemukan pada
waktu di daerah tersebut dilakukan survei malaria.
Pemeriksaan Malaria
• Pembuatan  Sediaan  Tetes Darah Tebal
Darah dibuat apusan dan tetes tebal. Diwarnai
dengan larutan Giemsa agar parasit malaria dan
sel -sel darah terlihat dengan jelas.
• Pembuatan Sediaan Darah Tipis
Memisahkan hemoglobin dalam sel darah
merah sehingga adanya parasit penyebab
malaria di dalam sel darah merah dapat terlihat
jelas
Thank you
very
much

Anda mungkin juga menyukai