Oleh :
Melati Putri Wulandari 4151181537
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI JANUARI 2022
DEFINISI
Malaria merupakan penyakit infeksi akut hingga kronik yang disebabkan oleh
satu atau lebih spesies plasmodium, ditandai dengan panas tinggi bersifat
intermiten, anemia, dan hepatosplenomegaly
KLASIFIKASI
1. Malaria Falsiparum
Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Gejala demam timbul intermiten
dan dapat kontinyu. Jenis malaria ini paling sering menjadi malaria berat
yang menyebabkan kematian.
2. Malaria Vivaks
Disebabkan oleh Plasmodium vivax. Gejala demam berulang dengan
interval bebas demam 2 hari. Telah ditemukan juga kasus malaria berat
yang disebabkan oleh Plasmodium vivax.
3. Malaria Ovale
Disebabkan oleh Plasmodium ovale. Manifestasi klinis biasanya bersifat
ringan. Pola demam seperti pada malaria vivaks.
4. Malaria Malariae
Disebabkan oleh Plasmodium malariae. Gejala demam berulang dengan
interval bebas demam 3 hari.
5. Malaria Knowlesi Disebabkan oleh Plasmodium knowlesi. Gejala demam
menyerupai malaria falsiparum.
ETIOLOGI
1) Plasmodium falciparum
Bentuk cincin : ukuran 1/5 dari eritrosit, accole ( sitoplasma ditepi
eritrosit), seringkali cincin mempunyai 2 inti,
Tropozhoit : eritrosit tidak membesar, terdapat titik Maurer, sitoplasma
biru pucat
Skizon : hampir memenuhi eritrosit, bentuk padat, pigmen ditengah
(hitam)
Mikrogametosit dan Makrogametosit : Mikrogamet berbentuk pisang dan
kromatin bertaburan sedangkan pada makrogamet bentuknya bulan sabit
dan kromatin padat ditengah.
2) Plasmodium vivax
Bentuk cincin : ukuran 1/3 eritrosit, bentuk cincin tebal, kromatin
halus,tidak ada pigmen
Tropozhoit : eritrosit membesar, vakuola jelas, sitoplasma bentuk
ameboid, pigmen halus, warna coklat kekuningan, terdapat titik schufner’s
Skizon immature : hampir mengisi seluruh eritrosit, bentuk ameboid,
pigmen tersebar
Skizon mature : hampir memenuhi eritrosit, bentuk bersegmen, merozoit
ada 14-24 (rata-rata 16), pigmen berkumpul ditengah (kuning cokelat)
Mikrogametosit dan Makrogametosit : waktu timbul 3-5 hari, jumlah
dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar, bentuk
bulat/ovale, sitoplasma biru pucat/merah muda untuk mikrogametosit
sedangkan pada makrogametosit sitoplasma berwarna biru gelap.
3) Plasmodium ovale
Bentuk cincin : ukuran 1/3 eritrosit, bentuk cincin padat, tidak ada pigmen
Tropozhoit : ukuran kecil, bentuk padat, kromatin besar dan irregular,
pigmen kuning kecoklatan
Skizon : ukuran hampir memenuhi eritrosit, bentuk bersegmen, merozoit
antara 6-12 (min.8) pigmen berkumpul ditengah (kuning cokelat)
Mikrogametosit dan Makrogametosit : ukuran sebesar eritrosit, sitoplasma
berwarna biru pucat.
4) Plasmodium malariae
Bentuk cincin : ukuran 1/3 eritrosit, eritrosit tidak membesar
Tropozhoit : eritrosit tidak membesar, pigmen kasar, coklat tua bertabur
dalam bentuk rod/gumpalan
Skizon : mengisi penuh eritrosit merozoit 6-12 (min 8) tersusun seperti
bunga
Mikrogametosit dan Makrogametosit : bentuk bulat dan padat, sitoplasma
biru tua, pigmen kecil
FAKTOR RISIKO
1. Demam
Akibat ruptur eritrosit → merozoit dilepas ke sirkulasi. Pelepasan merozoit
pada tempat dimana sirkulasi melambat mempermudah infasi sel darah yang
berdekatan, sehingga parasitemia falsifarum mungkin lebih besar daripada
parasitemia spesies lain, dimana robekan skizon terjadi pada sirkulasi yang
aktif. Sedangkan plasmodium falsifarum menginvasi semua eritrosit tanpa
memandang umur, plasmodium vivax menyerang terutama retikulosit, dan
plasmodium malariae menginvasi sel darah merah matang, sifat-sifat ini yang
cenderung membatasi parasitemia dari dua bentuk terakhir diatas sampai kurang
dari
20.000 sel darah merah /mm3. Infeksi falsifarum pada anak non imun dapat
mencapai kepadatan hingga 500.000 parasit/mm3.
2. Anemia
Akibat hemolisis, sekuestrasi eritrosit di limpa dan organ lain, dan
depresi sumsum tulang. Hemolisis sering menyebabkan kenaikan dalam
billirubin serum, dan pada malaria falsifarum ia dapat cukup kuat untuk
mengakibatkan hemoglobinuria (blackwater fever). Perubahan autoantigen yang
dihasilkan dalam sel darah merah oleh parasit mungkin turut menyebabkan
hemolisis, perubahan-perubahan ini dan peningkatan fragilitas osmotic terjadi
pada semua eritrosit, apakah terinfeksi apa tidak. Hemolisis dapat juga
diinduksi oleh kuinin atau primakuin pada orang-orang dengan defisiensi
glukosa-6-fosfat dehidrogenase herediter.
Pigmen yang keluar kedalam sirkulasi pada penghancuran sel darah merah
berakumulasi dalam sel retikuloendotelial limfa, dimana folikelnya menjadi
hiperplastik dan kadang-kadang nekrotik, dalam sel kupffer hati dan dalam
sumsum tulang, otak, dan organ lain. Pengendapan pigmen dan hemosiderin
yang cukup mengakibatkan warna abu-abu kebiruan pada organ.
3. Kejadian immunopatologi
Aktivasi poliklonal → hipergamaglobulinemia, pembentukan kompleks
imun, depresi immun, pelepasan sitokin seperti TNF
TATALAKSANA
Standar Pengobatan
1. Pengobatan penderita malaria harus mengikuti kebijakan nasional
pengendalian malaria di Indonesia.
10
/kgBB. Primakuin tidak boleh diberikan pada bayi usia < 6 bulan. Pengobatan
malaria falsiparum dan malaria vivaks adalah seperti yang tertera di bawah ini:
Catatan :
a. Sebaiknya dosis pemberian DHP berdasarkan berat badan, apabila
penimbangan berat badan tidak dapat dilakukan maka pemberian obat
dapat berdasarkan kelompok umur.
b. Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan (pada tabel
pengobatan), maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan berat badan.
12
Catatan :
13
8. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan darah lengkap (kadar Hb, nilai hematokrit, jumlah leukosit,
hitung jenis leukosit dan jumlah trombosit)
b) ADT (Apus Darah Tepi)
Pemeriksaan mikroskop hapusan darah masih menjadi baku emas untuk
diagnosis malaria. Preparat untuk pemeriksaan malaria sebaiknya dibuat
saat pasien demam untuk meningkatan kemungkinan ditemukannya
parasit. Sampel darah harus diambil sebelum obat anti malaria diberikan
agar parasit bisa ditemukan jika pasien memang mengidap malaria. Darah
yang akan digunakan untuk membuat preparat diambil dari ujung jari
manis untuk pasien dewasa, sedangkan pada bayi bisa diambil dari jempol
kaki. Sebelum dilakukan pengambilan darah, dilakukan prosedur aseptik
pada ujung jari pasien dan kemudian darah diambil menggunakan blood
lancet lalu diteteskan pada kca obyek untuk kemudian diperiksa dibawah
mikroskop.
Terdapat 2 bentuk sediaan yang digunakan pada pemeriksaan
mikroskopik, yakni :
Apus tebal
Terdiri dari sejumlah besar sel darah merah yang terhemolisis.
Parasit yang ada terkonsentrasi pada area yang lebih kecil sehingga
akan lebihcepat terlihat di bawah mikroskop. Apusan darah tebal
digunakan untuk melihat jumlah eritrosit dalam darah dan deteksi
parasite di darah ketika parasitemia rendah. Apusan ini dibuat
14
Tes RDT digunakan pada unit gawat darurat, pada saat terjadi KLB, dan di
daerah terpencil yang tidak tersedia fasilitas laboratorium mikroskopis.
d) Pemeriksaan untuk komplikasi
Pemeriksaan gula darah
Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, SGOT/SGPT)
Pemeriksaan fungsi ginjal
Pemeriksaan “DIC Profile” (PT, aPTT, D-dimer, kadar fibrinogen)
PENCEGAHAN
Strategi spesifik program malaria untuk eliminasi malaria
c. Penemuan dini
d. Pengobatan tepat
2. Intensifikasi
a. Kemoprofilaksis
PROGNOSIS
Prognosis malaria yang disebabkan oleh P. vivax pada umumnya baik,
tidak menyebabkan kematian. Namun apabila tidak diobati, infeksi rata-rata dapat
berlangsung sampai 3 bulan atau lebih oleh karena mempunyai sifat relaps.
16