Anda di halaman 1dari 4

Plasmodium malariae (PROTOZOA)

TUGAS MATA KULIAH MIKROBIOLOGI DASAR

Disusun oleh: Aprilia Dwi Agustina (140410220014)


Dosen Pengampu:

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2023
Pendahuluan
Plasmodium malariae merupakan binatang bersel satu (protozoa) yang termasuk genus Plasmodia,
famili Plasmodiidae dari ordo Coccidiidae. Plasmodium malariae adalah salah satu spesies parasit yang
menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Parasit ini masuk ke dalam genus Plasmodium yang juga
meliputi spesies lain yang dapat menyebabkan malaria, seperti Plasmodium falciparum, Plasmodium
vivax, dan Plasmodium ovale. P. malariae ditemukan di banyak bagian dunia, terutama di sub-Sahara
Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan.
Di Indonesia, spesies yang banyak menularkan malaria antara lain adalah Anopheles sundaicus,
Anopheles balabasensis, Anopheles minumus, Anopheles barbirostris, Anopheles punctulatus, Anopheles
farauti, dan Anopheles karwari. Selain melalui nyamuk, penularan dapat pula melalui transfusi darah, dan
cara penularan lain yang pernah dilaporkan adalah secara intrauterin kepada janin yang dikandung oleh
ibu yang menderita malaria (Sucipto, 2015).
Gejala malaria yang disebabkan oleh P. malariae meliputi demam, sakit kepala, menggigil, dan gejala
seperti flu. Gejala-gejala ini dapat parah dan dapat menyebabkan komplikasi seperti anemia, kegagalan
ginjal, dan malaria serebral. Pada beberapa kasus, infeksi ini dapat menyebabkan malaria kronis yang
dapat bertahan selama bertahun-tahun.
Mengutip laporan WHO pada 2017, penularan malaria terjadi di lima wilayah WHO. Secara global,
diperkirakan 3,4 miliar orang di 92 negara berisiko terinfeksi malaria dan penyakit berkembang lainnya.
Sebanyak 1,1 miliar orang di dunia berisiko tinggi terkena malaria dalam setahun. Menurut World
Malaria Report 2018, terdapat 219 juta kasus malaria secara global dan 435.000 kematian akibat malaria.

Klasifikasi dan Sejarah Singkat


Kingdom Protista
Phylum Apicomplexa
Class Aconoidasida
Order Haemosporida
Family Plasmodiidae
Genus Plasmodium
Species Plasmodium malariae
(feletti dan grassi, 1889)
Plasmodium sebagai parasit malaria baru ditemukan pada abad ke 19, ketika Laveran melihat “bentuk
pisang” dalam darah seorang penderita malaria. Kemudian diketahui oleh Ross pada tahun 1897 bahwa
malaria ditularkan oleh nyamuk yang banyak terdapat di rawa-rawa .
Daur Hidup Parasit Malaria

Untuk mencapai eleminasi malaria, kita harus paham terkait Plasmodium dan daur hidup parasit malaria
ini. Sebagaimana makhluk hidup lainnya, plasmodium juga melakukan proses kehidupan yang meliputi
lima bagian.
a. Metabolisma (pertukaran zat). Untuk hidupnya plasmodium mengambil oksigen dan zat
makanan dari haemoglobin sel darah merah. Dari proses metabolisma meninggalkan sisa berupa
pigmen yang terdapat dalam sitoplasma. Keberadaan pigmen ini bisa dijadikan salah satu
indikator dalam identifikasi.
b. Pertumbuhan. Yang dimaksud dengan pertumbuhan di sini adalah perubahan morfologi yang
meliputi perubahan bentuk, ukuran, warna, serta sifat dari bagian-bagian sel. Perubahan ini
mengakibatkan sifat morfologi dari suatu stadium parasit pada berbagai spesies, menjadi
bervariasi. Setiap proses membutuhkan waktu, sehingga morfologi stadium parasit yang ada pada
sediaan darah dipengaruhi oleh waktu pengambilan darah dilakukan. Ini berkaitan dengan jam
siklus perkembangan stadium parasit. Akibatnya tidak ada gambar morfologi parasit yang sama
pada lapang pandang atau sediaan darah yang berbeda.
c. Pergerakan. Plasmodium bergerak dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yang berbentuk
kaki-kaki palsu (pseudopodia). Pada Plasmodium vivax, penyebaran sitoplasma ini lebih jelas
terlihat yang berupa kepingan-kepingan sito-plasma. Bentuk penyebaran ini dikenal sebagai
bentuk sitoplasma amuboit (tanpa bentuk).
d. Berkembang biak. Berkembang biak artinya berubah dari satu atau sepasang sel menjadi
beberapa sel baru. Ada dua macam perkembangbiakan sel pada plasmodium, yaitu:
Pembiakan seksual. Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh nyamuk melalui proses sporogoni.
Bila mikro-gametosit (sel jantan) dan makrogametosit (sel betina) terhisap oleh vektor bersama
darah penderita, maka proses perkawinan antara kedua sel kelamin itu akan terjadi. Dari proses
ini akan terbentuk zigot yang kemudian akan berubah menjadi ookinet dan selanjutnya
menjadi ookista. Terakhir ookista pecah dan membentuk sporozoit yang tinggal dalam kelenjar
ludah vektor. Perubahan dari mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi sporozoit di
dalam kelenjar ludah vektor disebut masa tunas ekstrinsik atau siklus sporogoni.
Jumlah sporokista pada setiap ookista dan lamanya siklus sporogoni, pada masing-masing
spesies plasmodium adalah berbeda, yaitu: Plasmodium vivax:
jumlah sporozoit dalam ookista adalah 30-40 butir dan siklus sporogoni selama 8-9
hari. Plasmodium falsifarum: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 10-12 butir dan
siklus sporogoni selama 10 hari. Plasmodium malariae: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 6-
8 butir dan siklus sporogoni selama 26-28 hari.
Pembiakan aseksual. Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh manusia melalui
proses sizogoni yang terjadi melalui proses pembelahan sel secara ganda. Inti troposoit dewasa
membelah menjadi 2, 4, 8, dan seterusnya sampai batas tertentu tergantung pada
spesies plasmodiumnya. Bila pembelahan inti telah selesai, sitoplasma sel induk dibagi-bagi
kepada setiap inti dan terjadi sel baru yang disebut merozoit.
e. Reaksi terhadap rangsangan. Plasmodium memberikan reaksi terhadap rangsangan yang
datang dari luar, ini sebagai upaya plasmodium untuk mempertahankan diri seandainya
rangsangan itu berupa ancaman terhadap dirinya. Misalnya, plasmodium bisa membentuk sistem
kekebalan (resistensi) terhadap obat anti malaria yang digunakan oleh penderita.
Morfologi Umum
Plasmodium malariae
a) Stadium Trofozoit
Trofozoit ditemukan dalam bentuk cincin, bulat dan memungkinkan berbentuk memanjang
seperti pita berukuran kecil dan jumlahnya sedikit(31, 38, 39) . Trofozoit memiliki inti tunggal
warna merah berukuran besar dengan sitoplasma teratur, padat dan berwarna biru(31) . Pigmen
dijumpai dalam jumlah banyak berwarna kuning(38) .
b) Stadium Skizon
Skizon ditemukan dalam bentuk rosette dengan ukuran kecil, kompak dan terdapat 6-12 merozoit
tersebar dalam eritrosit (31, 38, 39) . Stadium skizon muda memiliki inti berwarna merah,
membagi diri >2 dengan sitoplasma berwarna biru dan melebar(31). Skizon matang memiliki inti
berwarna merah, membagi diri 10-12 dengan sitoplasma mengelilingi masingmasing inti(31) .
Pigmen dijumpai berwarna coklat berada ditengah.
c) Stadium Gametosit
Gametosit ditemukan dalam bentuk bulat dan kompak berukuran besar dengan inti tunggal
jelas(38, 39) . Makrogametosit (betina) memiliki inti merah, padat berada di tepi dengan
sitoplasma berwarna biru, bentuk melebar(31) . Mikrogametosit (jantan) memiliki inti merah,
melebar berada di tengah dengan sitoplasma berwarna biru kemerahan, bentuk melebar(31) .
Pigmen dijumpai berwarna coklat menyebar kasar(39) .

Stadium
Trofozoit Plasmodium malariae Stadium Skizon
Plasmodium malariae

Stadium Gametosit Plasmodium malariae

Anda mungkin juga menyukai