PEMBAHASAAN
2.1 Plasmodium sp
Plasmodium merupakan genus protozoa parasit. Parasit ini senantiasa
mempunyai dua inang dalam siklus hidupnya: vektor nyamuk dan inang vertebra.
Setidaknya ada sepuluh spesies yang menjangkiti manusia. Beberapa spesies lain
menjangkiti hewan, termasuk burung, reptilia dan hewan pengerat
2.4 Haemoproteus
Haemoproteus sp. adalah Protozoa hidup intraseluler sebagai parasit dalam
sel darah merah. Hameoproteus sp. termasuk dalam ordo Haemosporidia. Lebih dari
120 spesies yang dapat menyerang unggas (Swayne & Fadly, 2003). Haemoproteus
hidup sebagai parasit dalam darah merah dan akan bereproduksi secara aseksual.
Selain berada dalam sel darah merah Haemoproteus juga ditemukan dalam liver,
lambung dan usus (Weisman et al., 2007).
B. Morfologi
Haemoproteus sp. memiliki bentuk gametosit, skizon, merozoit, oosit dan sporozoit.
Namun dari beberapa stadium perkembangan tersebut yang dapat teramati dalam sel
darah hanya bentuk gametosit. Sedangkan bentuk skizon, merozoit, oosit dan
sporozoit tidak terlihat sebab berada pada sel endotel. (Soulsby, 1986).
Menurut Soulsby (1986) gametosit berbentuk memanjang, menyerupai sosis atau
cincin tipis atau halter, sedangkan menurut Smith (1990) gametosit Haemoproteus sp.
dikenal dengan nama halteridium karena berbentuk seperti halter. Makrogametosit
mempunyai ukuran panjang 8-10 µm. Sitoplasmanya berwarna biru gelap dan berisi
sekitar 14 granul pigmen. Nukleusnya kecil, berwarna rose atau merah atau berwarna
ungu gelap kemerahan. Mikrogametosit mempunyai ukuran panjang 13-15 µm.
Sitoplasmanya berwarna biru pucat atau hampir tak berwarna, berisi sekitar 6-8
granul pigmen. Nukleusnya berwarna rose pucat, bersifat difus dan berisi chromatin
granul (Soulsby, 1986). Gametosit Haemoproteus sp. dianggap tidak membentuk
pigmen di dalam sel induk semang yang diinfeksinya. Tetapi dari penelitian
selanjutnya terlihat bahwa gametosit Haemoproteus sp. mempunyai pigmen coklat tua
atau hitam (Ashadi dan Wardiarto., 1990). Pemeriksaan mikroskopis ulasan darah
untuk melihat adanya parasit Haemoproteus sp
2.2 Leucocytozoon
Leucocytozoon merupakan parasit darah dan jaringan yang telah ditemukan pada
unggas sejak 200 tahun yang lalu oleh Danilewsky pada tahun 1884. Pertama kalinya,
Leucocytozoon ditemukan pada burung hantu dengan hanya gametosit yang terlihat pada
bagian perifer pembuluh darah. Khusus parasitLeucocytozoon terdapat perbedaan dengan
parasit darah lainnya dimana dapat ditemukan parasit pada sel darah putih (Fallis dan
Desser 1977
2.3 Klasifikasi dan morfologi
A. Klasifikasi
Menurut Soulsby (1986) Leucocytozoon dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Sub Kingdom : Protozoa
Filum : Apicomplexa
Kelas : Sporozoa
Ordo : Eucoccididae
Sub Ordo : Haemospororina
Famili : Plasmodidae
Genus : Leucocytozoon
Spesies : Leucocytozoon sp (Zieman et al., 1898).
B. Morfologi
Leucocytozoon sp. merupakan salah satu protozoa darah yang menyerang unggas. Stadium
gamet yang terdiri dari makrogamet dan mikrogamet berada dalam leukosit sedangkan
beberapa spesies lain berada dalam leukosit. Pada pemeriksaan ulas darah dengan pewarnaan
giemsa, gametosit bulat Leucocytozoon sp. mempunyai diameter 10-14 µm didalam
sitoplasma sel darah (Levine, 1985).
makrogamet Leucocytozoon sp. berukuran rata - rata 13,02 x 11,83 µm. sedangkan
mikrogamet berukuran rata - rata 12,12 x 11,62 µm, berbentuk bulat atau lingkaran kadang -
kadang oval atau tidak beraturan, ada yang mempunyai vakuol bulat satu sampai empat buah
yang berdiameter 1-3 µm. Ukuran gamet Leucocytozoon sp. lebih kecil dari yang pernah
dilaporkan oleh Levine.
Skizon generasi pertama Leucocytozoon sp. berukuran 15-65 µm berada di sel endotel
pembuluh jaringan seperti limpa, pulmo dan hepar. Skizon ini berisi sejumlah inti,
endoplasmik retikulum dan mitokondria (Soulsby, 1986). Skizon yang matang menghasilkan
merozoit dalam sirkulasi darah berukuran panjang 7,1µm, mempunyai inti yang besar,
mitokondria dan apical complex. Megaloskizon terdapat di jaringan limfoid atau sel makrofag
berukuran sekitar 500 µm berisi sejumlah crystomere yang didalamnya berkembang merozoit
(Morii and Fukuda., 1992). Spesies Leucocytozoon sp. menunjukkan perubahan struktur sel
darah unggas. Sel darah yang terinfeksi Leucocytozoon sp. akan membesar dan memanjang
sehingga membentuk gambaran seperti tanduk (Friend and Franson, 1999). Pemeriksaan
mikroskopis ulasan darah untuk melihat adanya parasit Leucocytozoon sp
Gambar leucocytozoon pada pemeriksaan ulas darah
Keterangan : (1). Sporozoit menghasilkan skizon pada sel parenkim (hati). (2,3). Skizon berkembang
menjadi megaloskizon (4). Proses merogoni menghasilkan merozoit (5). Merozoit masuk
dalam eritrosit. (6-7). Gametogoni menghasilkan gametosit (8). Gametosit terhisap vektor
dan siklus terulang kembali.