Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gangguan gastrointestinal merupakan kasus yang lazim pada hewan, baik hewan
kesayangan (pet) maupun hewan ternak. Gangguan gastrointestinal ini dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, misalnya infeksi patogen, trauma, malnutrisi, maupun merupakan kelainan
kongenital. gangguan gastrointestinal menyebabkan terganggunya berbagai organ, fisiologis
maupun anatomis. Gangguan fisiologis maupun anatomis ini merupakan hal yang dapat
diamati dalam bentuk gejala pada pemeriksaan klinis untuk menentukan jenis penyakit dan
lokasinya.
Agar dapat memberikan penanganan yang tepat, seorang dokter hewan dituntut untuk
menguasai berbagai teknik pemeriksaan klinis pada daerah gastrointestinal. Dalam makalah
ini akan dibahas berbagai teknik yang dapat dipraktekan dalam pemeriksaan klinis daerah
gastrointestinal; withers pinch test, bar test, knee test dan eric williams test
1.2. Rumusan Masalah
1. Seperti apa teknik pemeriksaan withers pinch test, bar test, knee test dan eric

williams test?
2. Alat dan bahan apa yang diperlukan dalam pengaplikasian withers pinch test, bar test,
knee test dan eric williams test?
3. Bagaimana langkah-langkah pengaplikasian withers pinch test, bar test, knee test dan

eric williams test?


1.3. Tujuan
Adapun tujan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui teknik pemeriksaan withers pinch test, bar test, knee test dan eric

williams test?
2. Mengetahui alat dan bahan apa yang diperlukan dalam pengaplikasian withers pinch

test, bar test, knee test dan eric williams test?


3. Mengetahui langkah-langkah pengaplikasian withers pinch test, bar test, knee test dan
eric williams test
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Withers Pinch Test


withers pinch test dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi adanya gangguan
abdominal pada hewan dengan mendeteksi adanya rasa sakit pada daerah retikulum atau
bagian kranial abdomen. Teknik ini dilakukan dengan mencubit/meremas daerah belakang
gumba (wither).
Banyak penyakit gastrointestinal pada sapi menyebabkan rasa sakit abdominal. Pada
keaadaan demikian sapi biasanya akan berdiri dengan posisi kaki depan terabduksi. Ketika
kulit disekitar gumba diremas (dengan satu atau dua tangan), hewan dengan kondisi normal
akan bereaksi dengan punggung dorsofleks ke arah ventrali. Namun bila ada rasa sakit bagian
abdomen, maka hewan akan tetap dalam kondisi semula (tidak dorsofleksi). False negativ
sering terjadi. Penyebab utama dari rasa sakit pada bagian abdominal adalah benda asing,
ulser abdominal, atau distensi usus akibat teranan gas.

Gambar 1. Posisi berdiri hewan dengan gangguan pada sisitem gastrointestinal

a. Alat dan Bahan


Tidak ada
b . Langkah Pemeriksaan

1. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan hewan


2. Pegang kulit sekitar gumba/punuk dengan satu atau dua tangan kemudian tarik/remas
dengan tenaga secukupnya
3. Bila tidak ada reaksi gunakan tenaga lebih besar
Ketika kulit disekitar gumba diremas (dengan satu atau dua tangan), hewan dengan
kondisi normal akan bereaksi dengan punggung dorsofleks ke arah ventrali. Namun bila ada
rasa sakit bagian abdomen, maka hewan akan tetap dalam kondisi semula (tidak dorsofleksi).

Gambar 2. Teknik melakukan withers pinch test

2.2. Bar test


Bar test merupakan teknin giagnosa untuk mengetahui adanya rticulitis atau
peradangan pada retikulum yang merupakan gejala yang ditimbulkan pada penyakit tertentu.
Pada teknik diagnosa bar test, operator yang terdiri dari dua orang berdiri pada sisi
tubuh hewan, kiri dan

kanan. Instrumen berupa sebatang besi (metal) ataupun kayu

ditempatkan di bawah hewan dan diposisikan tepat dibelakang xiphisternum. Batangan kayu

atau metal tersebut digunakan untuk memberikan tekanan yang diperlukan agar hewan dapat
menunjukan gejala tertentu ( ngorok) Teknisi veteriner kemudian akan menepatkan stetoskop
pada bagian trakea di daerah garis tengah ventral leher dan mengauskultasi suara ngorok.
Pada

hewan

dengan

retikulitis

tramuatik

akut,

teknik

ini

akan

menyebabkan

ketidaknyamanan dan suara ngorok.


a. Alat dan Bahan
Stetoskop
Batang kayu atau metal
b. Langkah Pemeriksaan
1. Kedua operator berdiri pada sisi tubuh hewan, kiri dan kanan
2. Menempatkan batangan besi atau kayu di bawah tubuh hewan, diposisikan tepat

dibelakang xiphisternum
3. Kedua operator kemudaian mengangkat batang besi atau kayu tersebut ke arah
4.

medial tubuh hewan secara perahan dan dengan cepat menurunkannya kembali.
Auskultasi untuk menemukan suara ngorok.

Hewan dengan retikulitis tramuatik akut, teknik ini akan menyebabkan ketidaknyamanan dan
suara ngorok.

gambar 3. Teknik melakukan bar test

2.3. Knee Test

Teknik diagnosa ini dilakukan untuk menentukan adanya gangguan pada daerah
anterior abdomen.
Teknik ini melibatkan pengaplikasian terkanan secara tiba-tiba pada area xiphisternum
dengn menggunakan lutut. Suara ngorok dan reaksi rasa sakit merupakan hal yang perlu
diamati dari hewan dengan gangguan pada anterior abdomen. Lokalisasi dari gangguan atau
rasa sakit dapat ditemukan dengan menggunakan teknik palpasi atau perkusi pada daerah
anterior abdomen.
a. Alat dan Bahan

Instrumen perkusi
b. Langkah Pemeriksaan
1. Berikan tekanan pada pada area xiphisternum dengn menggunakan lutut
2. Palpasi dan perkusi untuk menentukan lokasi dari gangguan (rasa sakit).

Hewan dengan gangguan pada daerah anterior abdomen akan menunjukan gejala ngorok dan
reaksi terhadap rasa sakit

Gambar 4. Melakukan palpasi dan auskultasi pada hewan

2.4. Eric Williams test


Eric williams test merupakan teknik yang lebih mudah dilakukan untuk mendeteksi
gejala awal dari suatu kondisi gangguan pada abdomen. Teknik ini tidak dapat dilakukan
dalam keadaan ruminostatis. Uji ini dilakukan dengan menempatkan sebuah stetoskop pada

daerah trakea dan tangan yang lain pada bagian kiri fossa sublumbar untuk mendeteksi
pergerakan rumen. Suara ngorok yang tidak terengar dapat didengarkan dengan bantuan
stetoskop tepat sebelum awal dari gelombang komponen rumen. Suara ngorok tersebut timbul
sebagai akibat dari rasa sakit yang ditimbulkan kontraksi.
a. Alat dan Bahan
stetoskop
b. Langkah Pemeriksaan
1. tempatkan tangan pada daerah bagian kiri fossa sublumbar dan stetoskop pada

daerah trakea
2. amati pergerakan rumen dan auskultasi untuk menemukan suara ngorok.

Pada hewan dengan gangguan abdominal, akan terdengar suara ngorok pada auskultasi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Agar dapat memberikan penanganan yang tepat, seorang dokter hewan dituntut untuk
menguasai berbagai teknik pemeriksaan klinis pada daerah gastrointestinal. Dalam makalah
ini akan dibahas berbagai teknik yang dapat dipraktekan dalam pemeriksaan klinis daerah
gastrointestinal; withers pinch test, bar test, knee test dan eric williams test

Daftar Pustaka
Jackson P.G., Cockroft PD. 2002. Clinical Examination of Farm
Animals.University of Cambridge, UK.

Anda mungkin juga menyukai