Anda di halaman 1dari 11

KEBIDANAN DAN KEMAJIRAN

TORSIO UTERI

Disusun oleh:

Ananta Ardhi B. 135130107111015 C/2013


Mitra Artha K.H 155130101111020 C/2015
Husayn Satria N. 155130100111037 C/2015
Ike Aurora A. 155130100111041 C/2015
Clara Widya P. 155130101111058 C/2015
Diah Puspita D. 155130101111060 C/2015
Hendro Aji Legowo 155130101111062 C/2015
Farazia S. Nazzilla 155130107111036 C/2015

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i


DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ......................................................................................................... 1
BAB II ISI
2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 2
2.2 Pembahasan ................................................................................................... 3
2.2.1 Torsio Uteri ......................................................................................... 4
2.2.2 Patologi Klinik Torsio Uteri ............................................................... 5
2.2.3 Manajemen Distokia pada Torsio Uteri ............................................. 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Distokia merupakan suatu kondisi stadium pertama kelahiran (dilatasi
cervik) dan kedua (pengeluaran fetus) lebih lama dan menjadi sulit dan tidak
mungkin lagi bagi induk untuk mengeluarkan fetus. Sebab–
sebab distokia diantaranya herediter, gizi, tatalaksana, infeksi, traumatik dan
berbagai sebab lain. Misalnya pada sapi potong. Keberhasilan reproduksi akan
sangat mendukung peningkatan populasi sapi potong. Namun kondisi sapi potong
di usaha peternakan rakyat, hingga saat ini sering dijumpai adanya kasus
gangguan reproduksi yang ditandai dengan rendahnya fertilitas induk, akibatnya
berupa penurunan angka kebuntingan dan jumlah kelahiran pedet, sehingga
mempengaruhi penurunan populasi sapi dan pasokan penyediaan daging secara
nasional. Salah satu penyebab terjadinya distokia ialah adanya torsio uteri.
Torsio uteri adalah perputaran uterus yang sedang bunting pada poros
memanjangnya,sering di temukan pada hewan ternak seperti sapi, khususnya sapi
perah,domba, kambing, dapat juga terjadi pada anjing dan kucing. Jarang terjadi
pada kuda dan babi. Kasus torsio uteri pada saat menjelang kelahiran, mencapai
90% dan biasanya diikuti oleh kesukaran melahiran (distokia). Torsio uteri yang
terjadi sebelum bulan ke tujuh masa kebuntingan pada sapi jarang terjadi.

1.2 Tujuan
a) Memberikan pengetahuan tentang pengertian dan seluk beluk tentang
distokia (kesulitan dalam tindakan kelahiran)
b) Mengetahui secara mendetail mengenai mekanisme torsio uteri pada hewan.
c) Memberikan informasi kepada pelaku usaha peternakan tentang usaha

penanggulangan dan cara menangani gangguan reproduksi pada calon induk.

1.3 Manfaat
a) Menambahnya pengetahuan tentang Distokia sehingga peternak mengetahui
cara mengatasinya

b) Berkurangnya masalah distokia pada peternak

1
BAB II
ISI

2.1 Tinjauan Pustaka


Dalam penelitian terbaru, torsio uteri dapat didiagnosis dengan palpasi rektal
atau vagina; dengan tanda-tanda klinis nyeri abdo-minal, hewan tidak nyaman,
melengkungkan punggung, tegang, dan beberapa waktu menendang perut, katup
dan lumen vagina yang kering dan tidak mengandung lendir. Palpasi rektal adalah
rute penting untuk diagnosis torsioo uteri. Uterus terasa akan berpaling ke dexter
atau ke sinister arah. Adapun torsioo uteri yang paling sering terjadi adalah
torsioo uteri ke arah dexter, dimana ditemukan lebih dari 100 insiden (73,33%) .
Hal ini diduga karena lokasi rumen ke sisi sinister perut yang mencegah torsioo
uterus sinister. Dalam penelitian ini 4 hewan menunjukkan torsio uterus dengan
presentasi fetus yang abnormal muncul selama operasi caesar, ini dapat
memberikan indikasi presentasi abnormal fetus yang menyebabkan torsio uteri.
Dalam penelitian ini juga, kelangsungan hidup fetus masih kecil (12 fetus), ini
mungkin karena keterlambatan diagnosis torsioo uteri, sehingga diagnosis dini
torsio uteri meningkatkan tingkat kelangsungan hidup ibu dan fetus. Hasilnya
adalah dilaporkan bahwa diagnosis dini torsio uteri menyelamatkan kehidupan
fetus dan ibu dan dipelihara kesuburan. Sebanyak 14 fetus lainnya mati setelah
operasi karena emfisema yakni pemaparan bakteri ke uterus yang menyerbu fetus
mati (Alfaris, 2014).
Salah satu distokia maternal pada saat hewan partus yaitu terjadinya Torsio
uteri. Menurut Jeengar dkk (2014), definisi dari Torsioo uteri yaitu peristiwa
berputarnya tanduk gravid uterus di sekitar sumbu panjang yang menyebabkan
jalan kelahiran menyempit. Umumnya kasus torsio uteri melibatkan bagian
cephalic vagina yang menyebabkan stenosis dan memutarnya dinding uteri secara
spiral. Torsioo uteri pada sapi merupakan kondisi yang paling sering dihadapi
dokter hewan di lapangan. Sejauh ini 83% torsioo uteri pada sapi merupakan
penyebab kasus distokia maternal.
Salah satu upaya penanganan yang dilakukan pada torsio uteri yaitu operasi
caesar. Operasi caesar adalah prosedur bedah paling umum yang dilakukan oleh

2
veterinarian dan dianggap sebagai teknik rutin pada kebuntingan. Dengan teknik
ini, tingkat masih hidupnya induk dan fetus cukup tinggi. Keuntungan yang
diperoleh dari operasi cesar pada torsio uteri yakni dapat menyelamatkan
kehidupan dan fertilitas induk serta fetus. Operasi caesar sendiri harus segera
dilakukan pada kegagalan penanganan distokia setelah fase pertama partus
dimulai (Alfaris,dkk 2014).
Torsio uteri terjadi pada saat tahap kebuntingan berlangsung dan biasanya
baru dapat didiagnosa pada bulan-bulan menjelang partus. Distokia maternal
disebabkan oleh torsio uteri dapat berujung kematian baik pada induk maupun
fetus apabila tidak sesegera mungkin untuk ditangani. Torsio uteri juga
didefinisikan sebagai rotasi sumbu longitudinal uterus saat bunting. Rotasi dapat
terjadi ke dexter atau ke sinister sesuai dengan arah, ringan, sedang atau berat
menurut tingkatan dan pra serviks, serviks atau pasca serviks sesuai posisi fetus.
Torsio uteri biasanya terletak antara 45-180o tetapi dalam beberapa kasus
ditemukan torsio hingga 720o. Mekanisme yang tepat dan etiologi torsio belum
diketahui. Bebarapa catatan menyatakan torsio disebabkan oleh adanya adhesi
intraabdomen, tumor ovarium, maupun presentasi fetus yang abnormal(Alfaris
dkk, 2014).

2.2 Pembahasan
2.2.1 Torsio Uteri
Torsio Uteri adalah salah satu penyebab paling penting dari distokia yang
terjadi kebanyakan pada kasus dalam 60 hari terakhir kehamilan. Torsio Uteri
didefinisikan sebagai rotasi dari pregnant uterus sekitar sumbu longitudinal. Hal
ini dibagi menjadi bagian kanan atau kiri sesuai dengan arah, ringan atau berat
menurut tingkat dan pra-serviks, serviks atau pasca-serviks sesuai dengan
posisi(Hasan, dkk, 2014).
Evaluasi kritis dari torsio uteri di kerbau atau sapi mengungkapkan bahwa itu
adalah penyebab terbesar dari distosia induk dalam kasus rujukan, insiden
berkisar 52-70%, dan itu akan mempengaruhi kerbau sebagian besar menuju pada
kehamilan terminal. Etiologi kondisi terus sebagian dipahami dengan ligamen
yang luas lemah, jumlah yang lebih kecil dari cairan janin dan penurunan tonus

3
uteri dan ukuran pada tahap terminal kehamilan ditambah dengan gerakan janin
yang banyak sekali muncul menjadi faktor pencetus. Dalam kebanyakan studi
torsi rahim sisi kanan adalah lazim dan mendalilkan menjadi karena kehadiran
dari rumen di sisi kiri dan tidak adanya lipatan otot di ligamentum yang luas
kanan kerbau. Selama beberapa tahun terakhir telah disebutkan bahwa karena
gangguan peredaran darah rahim dan parameter darah kelelahan otot
mengevaluasi fungsi hati dan ginjal dapat digunakan sebagai indikator prognostik
untuk hasil masa depan torsi rahim kerbau terpengaruh. evaluasi diagnostik
kondisi terus menjadi palpasi transrectal ligamen luas yang berputar bersama
dengan uterus berputar(Gaur, 2014).
Gejala yang paling umum adalah abdomen mengalami nyeri. Namun, ini
mungkin berbeda dari spesifik ringan nyeri pada abdomen untuk gejala akut
terjadi shock pada bagian abdomen. Beberapa pasien torsi rahim juga didapat
kondisi dengan denyut jantung janin yang abnormal, kegagalan untuk kemajuan
dalam tenaga kerja (Wilson dalam Quershi at al, 2013). Di sekitar 11% dari kasus,
torsi adalah asimtomatik (Jenson dalam Quershi at al, 2013). Memastikan
diagnosis klinis torsi uteri sulit dilakukan sebelum adanya laparotomi. Sebagian
besar kasus yang dilaporkan dalam literatur torsi rahim tidak terdeteksi sebelum
dilakukannya persalinan atau operasi caesar. Pasien biasanya didapati dengan
kondisi abruptio plasenta yaitu lepasnya plasenta sebelum waktunya dan kematian
janin di dalam Rahim (Quershi at al, 2013)
Pada pemeriksaan abdomen, ada edema pada dinding abdomen, tinggi
fundus dari 30-32 minggu (yang lebih dari masa kehamilan). Nada uterus
meningkat, janin palsu dan presentasi tidak bisa dinilai. detak jantung janin tidak
ada. Pemeriksaan mengungkapkan leher rahim tertutup. Diagnose 25 minggu 1
hari kebuntingan dengan kematian janin intrauterine, abruptio plasenta, anemia
berat dan edema paru (Quershi at al, 2013)

4
2.2.2 Patologi Klinik Torsio Uteri
Perubahan patofisiologis yang terjadi pada torsio uteri baru-baru ini telah
diulas. Perubahan ini telah diusulkan untuk dapat digunakan sebagai indikator
prognostik untuk torsio uteri. Perubahan uterus: Rotasi rahim menekan vena
uterus ditengah yang menyebabkan gangguan pada sirkulasi vena dan
meningkatkan tekanan karbondioksida dalam darah janin. Akibatnya, janin tidak
nyaman dan membuat suatu gerakan yang kuat yang dapat menyebabkan torsio
uteri. Dengan meningkatnya tingkat torsio, ada kompresi arteri uterina di tengah
dan oksigen pada janin akan menurun. Keterbatasan arteri perfusi dan aliran vena
dalam rahim menyebabkan bengkok dan mengarah ke iskemia, hipoksia dan
kematian sel yang menyebabkan kerusakan permanen pada endometrium,
miometrium dan akhirnya kematian janin. Terus kegagalan hasil suplai darah,
hilangnya elastisitas dinding dan karenanya dinding rahim menjadi nekrosis,

5
rapuh, dan rawan pecah. perubahan inflamasi dapat menyebabkan perlekatan
rahim dengan jaringan disekitar perut(Gaur, 2014).

2.2.3 Manajemen Distokia Pada Torsio Uteri


Memanfaatkan prinsip bergulir hewan di sekitar rahim yang sementara
rahim akan tetap statis. Ini adalah salah satu metode tertua dan sederhan untuk
menghilangkan torsio uteri di kerbau. Hewan harus digulung dan sebaiknya di
rumput dengan kepala lebih rendah dari kuartal belakang. hewan tidak jinak harus
diberikan obat penenang. hewan tersebut ditetapkan lateral recumbensy pada sisi
yang sama pada torsio yang diarahkan(Gaur, 2014).

Tubuh berputar dengan cepat kemudian disusul kerbau lebih lambat


berputar para gravid rahim. Setelah hewan tersebut telah diputar sampai 180°
tubuhnya harus dikembalikan ke posisi semula secara perlahan sehingga dia dapat
digulung sekali lagi. Setelah dua kali digulirkan, saluran kelahiran harus diperiksa
untuk menentukan apakah torsio tersebut sudah benar atau tidak. Jika sudah
dibetulkan dengan benar, lipatan spiral dan stenosis dari saluran kelahiran akan
menghilang dan jika serviks melebar, janin dapat diraba dengan mudah. Akan ada
banyak noda cairan darah yang keluar dari saluran kelahiran jika leher rahim
terbuka, dan ini adalah bukti yang cukup dari pembetulan torsio. Jika torsio tidak
diperbaiki, prosedur bergulir harus diulang sampai tiga atau empat kali(Gaur,
2014). operasi caesar di kerbau merupakan prosedur operasi darurat yang
dilakukan terutama untuk torsio uteri dan untuk melahirkan anakan yang besar.
Paramedian kiri (lateral dan sejajar dengan vena susu) dan miring ventrolateral

6
(atas arcus cruralis) adalah dua situs operasi yang umum digunakan untuk operasi
caesar kerbau. (purohit et all. 2013)

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tersio Uteri adalah kasus dimana uterus berputar dari porosnya atau
sumbu memanjangnya yang biasanya dialami pada ternak yang sedang bunting.
Hal ini biasanya diakibatkan oleh ternak yang mengalami kebuntingan pertama
kali atau dara, kebuntingan tua yang diakibatkan karena kekurangan cairan foetal
dan musibah karena jatuh terguling-guling, trauma, pemeliharaan didalam
kandang yang terlalu lama serta kekurangan tonus uterus dan rongga perut yang
luas sedangkan foetus kembar yang mengisi rongga tersebut akan mengalami
torsio. Oleh karena itu menjaga kesehatan, atau penangan saat bunting, partus dan
pasca partus penting untuk menghindari dari segala kasus seperti torsio uteri.

8
DAFTAR PUSTAKA

Alfaris, Abd-Albari, dkk. 2014. Comparison Between Rolling and Surgical


Treatment of Uterine Torsion in Buffaloes (Bubalis Bubalis) In
Basrah Province. Journal of Veterinary Medicine and Animal Health.
Iraq: University of Basra Basra.

Baqer J. Hassan, dkk. 2014. Comparison Between Rolling and Surgical Treatment
of Uterine Torsion in Buffaloes (Bubalis bubalis) in Basrah province.
College of Veterinary Medicine University of Basra Basra Iraq. Vol.
6(2), pp. 67-68

G.N. Purohit and Mitesh Gaur. 2014. Uterine Torsion In Buffaloes : A Critical
Analysis. Buffalo Bulletin. Vol.33 No.4
Jeengar, Kamlesh, dkk. 2014. A Retrospective Study on Type and Extent of
Uterine Torsion in Buffaloes. Research Journal for Veterinary
Practitioners. Rajasthan: Department of Veterinary Gynaecology and
Obstetrics.

Purohit et all. 2013. Perspectives of cesarean section in buffaloes. Asian Pacific


Journal of Reproduction (2013)229-237
Quershi, Sabuhi at al. 2013. Torsion of preterm gravid uterus: A case report.
International Journal of Case Reports and Images, Vol. 4 No. 7, July
2013. ISSN – [0976-31 98]

Anda mungkin juga menyukai