Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTEK KERJA LAPANGAN UNGGAS LAYER

CV. RAJA BANJARAN KABUPATEN BANYUWANGI

PPDH GELOMBANG XXXIII KELOMPOK 7

28 Oktober – 9 November 2019

Suryaningrum S.KH 061913143144


Nurmitasari Rahmadhani, S.KH 061913143146
Diah Ayu Agustin, S.KH 061913143158
Nidia Kusumawati Aisyah, S.KH 061913143173

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2019
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan
dalam bidang unggas di CV. Raja Banjaran Farm.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Dr.
Trilas Sardjito, drh., M.Si selaku koordinator PKL yang selama ini telah memberikan
masukan dan saran kepada mahasiswa PKL, Pak Ari Wicaksono selaku pengelola
CV. Raja Banjaran Farm, dan drh. Setiawan selaku dokter hewan pembimbing di
farm unggas yang telah membimbing selama menjalankan Praktek Kerja Lapangan
serta seluruh pihak dan karyawan CV. Raja Banjaran Farm yang telah membantu
terlaksananya kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini


masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu, pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki penulis. Segala kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan untuk dijadikan koreksi dalam penulisan selanjutnya.

2
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

DAFTAR ISI

Halaman

COVER ................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ........................................................... 4
1.2 Tujuan .......................................................................................... 5
BAB 2 PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Waktu dan Tempat Kegiatan ........................................................ 7
2.2 Jadwal Kegiatan ........................................................................... 7
BAB 3 HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengenalan Kandang dan Pekerja ................................................ 8
3.2 Pemberian Pakan dan Air Minum ................................................ 8
3.3 Vitamin......................................................................................... 10
3.4Antibiotik dan Vitamin ................................................................. 10
3.5Vaksin ........................................................................................... 11
3.6 Penyemprotan pada Ayam Layer ................................................. 11
3.7 Penyemprotan pada Lingkungan Kandang .................................. 12
3.8 Recording ..................................................................................... 12
3.9Diskusi Harian ............................................................................... 15
3.10 Pegecekan Ayam yang Sakit ...................................................... 21
3.11 Kontrol Berat Badan dan Keseragaman ..................................... 22
3.12 Nekropsi ..................................................................................... 23
BAB 5 PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................. 26
4.2 Saran ............................................................................................. 26

3
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting dalam
pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak
seperti daging, susu dan telur semakin meningkat. Hal ini seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendidikan, kesadaran masyarakat akan gizi
dan peranan nutrien khususnya protein bagi kehidupan, serta meningkatnya
kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan hasil ternak, sehingga perkembangan
sektor peternakan mamberikan dampak positif bagi masyarakat untuk peningkatan
perbaikan gizi dan dampak positif bagi pelaku ternak yaitu meningkatnya
kesejahteraan.

Perusahaan peternakan yang bergerak di sektor unggas di Indonesia sangat


berperan penting dalam meningkatkan kualitas gizi bagi masyarakat karena unggas
memiliki sumber protein hewani yang baik untuk dikonsumsi. Peternakan ayam ras
petelur dan pedaging selama ini telah berkembang sangat luar biasa dan saat ini
menjadi suatu usaha berskala industri yang sangat modern dengan didukung oleh
empat subsistem yang cukup kokoh, yakni industri hulu, industri hilir, subsistem
budidaya dan industri pendukungnya. Seiring meningkatnya permintaan dan
kebutuhan akan daging dan telur ayam, maka diperlukan peningkatan produksi dan
pengembangan usaha oleh perusahaan-perusahaan peternakan.

Agribisnis perunggasan memunculkan sistem usaha yang terintegrasi dari


hulu menuju hilir seperti usaha perunggasan yang dikelola oleh CV Raja Banjaran
Farm. Salah satu usaha perunggasan yang dikelola oleh farm adalah usaha dalam
bidang peternakan dan pembibitan ayam. Keberhasilan suatu usaha peternakan ayam
dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu, pakan, bibit dan manajemen, ditambah
dengan faktor-faktor penunjang seperti perencanaan, manajemen produksi,
perkandangan dan manajemen sumber daya manusia, sehingga usaha yang ada baik
usaha peternakan besar maupun kecil dapat berjalan dengan baik.

4
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

Sebagai mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Fakultas Kedokteran


Hewan Universitas Airlangga yang nantinya akan menjadi dokter hewan, kami
dituntut untuk memiliki kualitas yang excellent baik dari hard skills dan juga soft
skills. Oleh sebab itu selain berpedoman pada materi yang telah diberikan selama
pendidikan formal di bangku perkuliahan juga diperlukan praktek langsung di
lapangan agar ilmu yang diperoleh menjadi lebih optimal, khususnya di bidang
perunggasan. Sehingga nantinya dapat terus mengembangkan usaha-usaha di bidang
perunggasan yang memiliki tujuan agar tetap dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
akan konsumsi protein hewani terutama yang aman, sehat, utuh dan halal.Hal inilah
yang melatarbelakangi diadakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan integral proses
kegiatan belajar mengajar yang mempunyai ciri khusus yakni adanya keterpaduan
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. PKL merupakan merupakan kegiatan
integral dari sistem perguruan tinggi yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum
setelah jenjang Strata 1 (S1) yang berarti PKL sebagai pengikat dan perangkum
semua ilmu yang terdapat dalam kurikulum serta memberikan pengalaman belajar
yang menghubungkan konsep akademis dengan realita kehidupan di masyarakat,
khususnya peternak. PKL membentuk pengalaman mahasiswa dalam menangani
kasus-kasus di bidang peternakan dan manajemen terutama unggas yang terkait serta
menambah kepribadian mahasiswa untuk mandiri. Dalam melaksanakan PKL,
mahasiswa tidak terpaku pada pemikiran satu sektor karena permasalahan di suatu
daerah selalu berkaitan dengan sektor yang lain (lintas sektoral), maka kerja sama
yang baik dengan dinas atau instansi terkait harus terjalin dengan baik. Dalam
melaksanakan program PKL diperlukan keterlibatan masyarakat dan petugas di
daerah secara aktif sejak awal.

1.2 Tujuan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Unggas ini bertujuan untuk
menambah pengetahuan, pengalaman serta wawasan dalam tata laksana
pemeliharaan unggas,manajemen perunggasan, serta pengolahan pakan dan obat
untuk hewan serta menerapkan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan belajar

5
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

membekali diri dengan keterampilan untuk persiapan menghadapi dunia kerja.

6
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

BAB 2 PELAKSANAAN KEGIATAN


2.1 Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober – 9
November 2019 di CV. Raja Banjaran Farm yang memiliki beberapa kandang ayam
yang terpisah di beberapa tempat dengan total populasi ayam pullet dan ayam layer
sebanyak  40.000 ekor dengan jumlah ayam fase layer sebanyak 30.000 ekor.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangandi CV. Raja Banjaran Farm terbagi menjadi 3
tempat yaitu kandang depan, kandang tengah, dan kandang belakang.

2.2 Jadwal Kegiatan


No. Waktu Kegiatan
1 Senin, 28 Oktober 2019 Perkenalan lingkungan kandang dan pekerja,
kegiatan rutin kandang, pemindahan kendang
pullet ke kendang baterai
2 Selasa, 29 Oktober 2019 Kegiatan rutin kendang, nekropsi
3 Rabu, 30 Oktober 2019 Kegiatan rutin kandang,
4 Kamis, 31 Oktober 2019 Kegiatan rutin kandang, diskusi dengan drh.
Setiawan
5 Jumat, 1November 2019 Kegiatan rutin kandang, pemberian antibiotik,
nekropsi, diskusi dan kontrol malam kandang 3
dan 4
6 Sabtu, 2 November 2019 Kegiatan rutin kandang, pencampuran pakan,
kontrol keseragaman berat badan ayam
kandang 3
7 Minggu, 3 November 2019 Kegiatan rutin kandang, pencampuran pakan
8 Senin, 4 November 2019 Kegiatan rutin kandang, suntik antibiotik dan
vitamin di kandang 4
9 Selasa, 5 November 2019 Kegiatan rutin kandang, suntikantibiotik dan
vitamin di kandang 3
10 Rabu, 6 November 2019 Kegiatan rutin kandang, suntik antibiotik dan

7
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

vitamin di kandang 4
11 Kamis, 7 November 2019 Kegiatan rutin kendang, suntik antibiotik,
vaksin triple (ND,IBD, EDS)
12 Jumat, 8 November 2019 Kegiatan rutin kandang,
13 Sabtu, 9 November 2019 Kegiatan rutin kandang, kontrol keseragaman
berat badan ayam kandang 3

Kegiatan rutin pada CV. Raja Banjaran Farm yang dimaksudkan meliputi
kegiatan membersihkan tempat makan dan minum serta area kendang,memberi
pakan dan minum, memanen telur, dan penimbangan telur.

8
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

BAB 3 HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1.Pengenalan kandang dan pekerja


CV. Raja Banjaran memiliki 3 farm yaitu farm depan yang berlokasi di
daerah Banjaran dengan 19 kandang, farm tengah di daerah Bebekan dengan 2
kandang DOC dan pullet, serta Farm belakang yang terdiri dari 15 kandang baterai
untuk ayam fase layer dan 3 kandang ayam fase grower.

Kandang baterai pada farm depan menggunakan besi sebagai kerangka


kandangnya, tempat pakan menggunakan bambu dan minum menggunakan nipple.
Farm belakang menggunakan bambu sebagai kerangka kandang baterai dan paralon
PVC sebagai tempat pakan dan minum yang disatukan
dengan cara dilem kemudian dikaitkan dengan baterai
menggunakan kawat.

Pekerja terdiri dari manajer, pengurus kandang


(anak kandang), bagian pakan, dan distributor telur.

Sistem perkandangan

3.2.Pemberian Pakan dan Air Minum


Pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari. Pemberian
pakan pagi dimulai pukul 06.30 WIB menggunakan pakan komplit asal pabrik
sebanyak satu karung untuk satu flok untuk ayam fase grower, dan menggunakan
pakan “self mixing” pada ayam fase produksi.

Pemberian pakan dilakukan setelah wadah pakan dibersihkan dari sisa pakan
hari sebelumnya. Tempat pakan dibersihkan dengan cara membuang sisa pakan yang
lembab atau basah dan membuang kotoran serta bulu-bulu ayam yang masuk ke
dalam wadah pakan. Tempat minum pada farm belakang dibersihkan dengan cara
membersihkan sisa air minum menggunakan kain kemudian wadah dilap kembali.
Pakan diberikan dengan cara ditebar menggunakan sekop pakan secara manual oleh

9
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

anak kandang. Pemberian pakan yang kedua diberikan pukul 13.00 WIB setelah
dilakukan panen telur dan penimbangan telur.

Pemberian pakan ditebar secara manual memiliki kelemahan yaitu jumlah


sebaran pakan yang kurang merata sehingga anak kandang harus meratakan pakan
yang telah diberikan agar ketimpangan jumlah pakan yag disebar antar ayam satu
dengan lainnya dapat diminimalkan, dikarenakan ayam yang mendapat pakan
sedikit akan kekurangan gizi harian yang diperlukan dan berdampak pada performa
ayam dan telur. Kelebihan pemberian pakan secara manual adalah anak kandang
dapat mengamati secara langsung kebiasaan ayam serta jumlah pakan yang
dikonsumsi dan dapat dilakukan observasi individual terhadap ayam yang sakit
sembari pakan ditebar.

Gambar 3.2.1 Pemberian pakan harian

Pemberian minum bersamaan dengan pemberian pakan. Pada farm belakang


tempat minum menggunakan paralon PVC (sistem manual). Tandon air sejumlah dua
buah tiap flok disambung melalui pipa dengan kran air di ujung sisi kandang.

Kelebihan pemberian minum menggunakan paralon PVC yaitu mudah dalam


membersihkanya dan biaya yang dikeluarkan lebih ekonomis. Kekurangan
menggunakan paralon PVC yaitu kebersihan air minum sulit bertahan lama karena
mudah terkontaminasi pakan, kotoran, dan lingkungan sehingga akan tampak adanya
biofilm akibat adanya aktivitas mikroba, serta membutuhkan waktu dan tenaga lebih
karena wadah minum harus rutin dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemberian air
minum.

10
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

Tempat minum di farm depan menggunakan nipple (otomatis). Sistem


pemberian minum tersebut memiliki kelebihan yaitu peluang terjadinya kontaminasi
lebih rendah, meminimalkan terbuangnya air, lebih hemat pakan karena pemindahan
pakan (pakan yang terpindah ke dalam wadah minum yang terjadi pada sistem
manual), lebih hemat tenaga dan waktu karena tidak perlu membersihkan tempat
minum setiap hari. Kekurangan sistem nipple adalah biaya investasi awal dan
instalasinya yang cenderung lebih besar serta perlu pengukuran tekanan air yang
tepat agar air tidak menetes berlebihan, serta posisi nipple harus tepat agar ayam
dapat minum dengan mudah. Nipple yang digunakan di farm depan tidak disertai
cawan sehingga tetesan air banyak yang tidak tertampung sehingga langsung jatuh ke
bawah dan membuat lingkungan kandang sedikit lebih lembab.

A B

Gambar 3.2.2 Kiri; tempat air minum menggunakan paralon PVC. Kanan; sistem
pemberian minum menggunakan nipple

3.3.Vitamin
Vitamin yang digunakan adalah Electrovit, satu bungkus Electrovit dicampur
dalam satu tandon air dan diberikan selama 5 hari setelah ayam disuntik antibiotik.
Fungsi penambahan vitamin pada air minum adalah untuk mengurangi stres pada
ayam terlebih cuaca sedang panas, untuk memenuhi kebutuhan vitamin, dan menjaga
keseimbangan elektrolit pada ayam.

11
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

A B

Gambar 3.3.1 A) Electrovit, B) Tandon air

3.4 Antibiotik dan Vitamin

Populasi ayam pada kandang 4 dan 3 didapatkan gejala indikasi coryza, yaitu
seperti keluar cairan dari hidung dan matanya, beberapa individu mengalami
bengkak pada matanya. Berdasarkan gejala yang terlihat tersebut, pada ayam yang
menunjukkan gejala coryza diberikan terapi menggunakan antibiotik dan vitamin.
Antibiotik yang diberikan yaitu merk dagang Vet Strep 125 gram dari Medion yang
tiap gramnya mengandung 50% Streptomycin dan 50% Dihydrostreptomycin yang
mana kedua antibiotik tersebut memang sebagai drug of choice coryza. Antibiotik
ini berbasis serbuk. Pengaplikasian terapi antibiotik ini diberikan dengan
melarutkannya dengan vitamin B kompleks dan diberikan secara injeksi
intramuskuler. Selain sebagai pelarut, vitamin B kompleks bertidak sebagai terapi
suportif yang bertujuan dapat menunjang kerja obat dalam proses recovery.

Dosis dan cara pemakaian pada CV. Raja Banjaran menggunakan Vet Strep
dan vitamin B kompleks sebagai pelarut dengan perbandingan 1:1 dengan dosis per
injeksi 0,5ml. Pemberian antibiotik dan vitamin ini diberikan secara intramuskuler
pada otot paha. Apabila dalam masa 2 hari pasca terapi masih belum ada
perkembangan, maka dilakukan re-injeksi kombinasi Vet Strep dengan vitamin B
kompleks kembali dengan ketentuan dosis yang sama.

12
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

Gambar 3.4.1 Proses pemberian terapi coryza melalui injeksi intramuscular

3.5 Vaksin
Pullet umur 14 minggu diberikan vaksin coryza inaktif yang diberikan secara
injeksi intramuskuler. Tujuan diberikan vaksin coryza untuk merangsang antibodi
terhadap penyakit coryza dan menghasilkan kekebalan.

Pada pullet umur antara 15 – 17 minggu yaitu sebelum ayam masuk ke


kandang baterai diberikan vaksin triple (ND, IBD, EDS). Vaksin tersebut diberikan
agar antibodi tubuh ayam meningkat sehingga mengurangi atau mencegah resiko
penyakit ND, IBD, dan EDS yang mana memiliki dampak penurunan produksi telur
yang dapat mengurangi pendapatan perusahaan. Vaksin diberikan secara
intramuskuler pada otot paha.

Gambar 3. 5. 1 Vaksin triple (IB, ND dan EDS) yang digunakan

13
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

3.6.Penyemprotan pada Lingkungan Kandang

Spraying atau penyemprotan dilakukan pada kandang dan lingkungan


kandang. Kandang baterai yang sudah terisi ayam dilakukan penyemprotan pada
bagian bawah kandang dan pada feses menggunakan pestisida. Feses pada farm CV.
Raja Banjaran akan di bersihkan jika gunung feses terlihat tinggi atau hampir
menyentuh kandang baterai ayam. Pembersihan dilakukan pada litter, feses, dinding
kandang, lantai ataupun langit-langit kandang bawah. Penyemprotan juga dilakukan
pada kandang kosong atau kandang baru, dilakukan sanitasi terlebih dahulu sebelum
ayam masuk ke kandang baterai. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari
pencegahan penyakit dari ayam sebelumnya pada kandang tersebut. Kemudian
peternak melakukan pengecekan secara periodik untuk memastikan ada atau tidaknya
infestasi parasit dan sanitasi kandang untuk mengurangi kejadian kasus penyakit
pada ayam.

Gambar 3.6 Penyemprotan pada kandang ayam

3.7.Recording

Merupakan catatan yang dibuat oleh peternak berisi informasi tentang


informasi atau data kegiatan sehari-hari. Informasi atau data tersebut dapat
digunakan sebagai tolok ukur maupun evaluasi untuk usaha peternakan yang sedang
dikelola. Recording dilakukan pada setiap flok kandang setiap harinya. Data dalam
recording meliputi beberapa hal seperti :

14
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

Keterangan tabel :

1. Umur dengan satuan minggu, berisi data keterangan umur per hari selama 1
minggu.
2. Tanggal, berisi data tanggal pencatatan informasi per hari.
3. Jumlah ayam berisi data jumlah ayam yang mati,afkir atau hidup per hari.
4. Pakan dengan satuan kilogram, berisi data jumlah pakan tiap flok kandang
per jumlah ekor yang di konsumsi dalam satu hari.
5. Produksi telur, berisi data berupa total jumlah butir telur keseluruhan, jumlah
butir telur pecah, jumlah kilogram keseluruhan butir telur, jumlah kilogram
keseluruhan telur pecah dan berat telur per butir dalam 1 flok per hari.
6. % HD (HenDay), adalah persen jumlah telur per jumlah ayam dalam 1 hari
per 1 flok kandang.
7. FCR (Feed Convertion Rate), jumlah pakan yang di konsumi per jumlah hasil
produksi telur yang dihasilkan dalam 1 hari per 1 flok kandang.
8. Keterangan berupa informasi obat dan vaksin yang digunakan dalam 1 hari
per 1 flok kandang.

Manfaat data recording bagi peternak :

1. Data sebagai rencana kegiatan pemeriksaan kandang flok yang diduga


terserang penyakit. Dengan melihat adanya data diatas dapat diketahui
adanya ayam sakit dan tidak sakit. Seperti pada data %HD, FCR, Pakan,
Jumlah ayam mati yang dapat di lihat grafik angkanya sebagi indikasi awal
ayam sakit.
2. Data dapat digunakan sebagai sejarah atau anamnesa dalam mendiagnosa
penyakit. Seperti data obat dan vaksin yang telah diberikan, program
penggunaan obat, pola pemberian pakan dan jumlah konsumsi.
3. Data tersebut membantu memetakan penyekit endemis yang muncul secara
musiman pada suatu flok kandang atau di suatu kawasan peternakan.
Sehingga peternak dapat melakukan pencegahan secara dini terhadap

15
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

penyakit yang menyerang ayam. Selain itu, peternak mampu memprediksi


jenis obat dan vaksin yang akan digunakan untuk melakukan stok.
Dapat disimpulkan bahwa manfaat dari recording akan mempermudah
peternak dalam melakukan evaluasi, mengontrol dan memprediksi tingkat
keberhasilan usaha. Data yang diperoleh dapat digunakan sebagau acuan
untuk penentuan program pemeliharaan selanjutnya.

3.9. Diskusi kegiatan harian


Diskusi kegiatharian merupakan kegiatan rutin yang kami lakukan selama
melaksanakan praktek kerja lapang di CV. Raja Banjaran. Diskusi kami
lakukan disaat senggang maupun istirahat siang bersama Bapak Ari
Wicaksono, drh. Setiawan. Hal yang dibahas dalam diskusi tentang kasus
yang sedang ditangani pada hari tersebut maupun manajemen peternakan
unggas layer.

- 28 Oktober 2019

Hari pertama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di farm layer CV. Raja
Banjaran dimulai dengan kegiatan rutin kandang yaitu membersihkan tempat
pakan dan minum, memberi pakan dan minum, membersihkan kandang dan
memanen telur. Sore hari sekitar pukul 4, dilakukan pemindahan pullet dari
kandang grower ke kandang baterai di kandang 8. Jumlah pullet yang
dipindahkan pada malam tersebut sekitar 1.000 ekor.

- 29 Oktober 2019

Pemberian Cemoxin pada pullet setelah pemindahan kandang selama 3


hari dengan dosis 100 gr Cemoxin untuk 500- 1000 kg berat badan yang
dicampurkan kedalam air minum, bertujuan untuk menghilangkan stress
adaptasi kandang baru. Cemoxin mengandung

16
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

Gambar 3.9. 1 Cemoxin yang dicampurkan pada air minum

- 31 Oktober 2019
Ditemukan ayam dikandang 18 dengan kondisi kaki mengalami luka,
pembengkakan hingga kelumpuhan. Saat melihat kondisi kandang,
kemungkinan hal itu terjadi karena kaki ayam terjepit sela – sela bambu
pada alas kandang. Beberapa ayam dengan kondisi yang sama juga
ditemukan pada beberapa kandang lainnya. Kondisi demikian bisa
menjadi parah apabila tidak ada perbaikan kandang yang dapat
menyebabkan konsumsi pakan menurun sehingga produksi telur atau
kualitas telur menurun.

A B

Gambar 3.9.2 A) kaki ayam yang bengkak, B) kondisi ayam yang tampak lesu

17
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

- 1 November 2019

Diskusi hari ke lima dimulai dengan hasil nekropsi yang dilakukan


pada hari tersebut. Nekropsi dilakukan pada satu ekor pullet dari kandang
3 yang berusia 17 minggu. Hasil nekropsi menunjukkan kondisi patologis
hepar yang agak menguning dan ptechiae (pteki) pada trakea. Tidak
ditemukan dengan jelas kelainan pada organ lain karena kondisi ayam
yang sudah mati lebih dari 4 jam sehingga kondisi organ tampak tidak
segar dan mulai mengalami pembusukan, maka dari itu sulit ditegakkan
diagnosis penyebab kematian yang pasti tetapi kondisi patologis yang
ditemukan lebih mengarah ke kondisi heat stress.

Topik diskusi selanjutnya meliputi keadaan ayam secara keseluruhan


di tengah cuaca yang sangat terik dan menuju pergantian musim dimana
tingkat kematian dapat mencapai hingga 20% dari total populasi. Upaya
untuk mengatasi cuaca saat sedang panas, kipas atau blower di setiap
kandang akan dinyalakan mulai pukul 11 siang hingga suhu dirasa telah
menurun, hal tersebut dilakukan untuk menjaga performa layer dalam
menghasilkan telur karena cuaca yang terlalu panas dapat memicu
kenaikan suhu lingkungan dan berpengaruh terhadap intake pakan dan
minum unggas.

Malam hari dilakukan kontrol pada kandang 3 dan 4 untuk memeriksa


keadaan pullet yang baru dipindahkan dari kandang grower. Kontrol
dilakukan pada malam hari dengan tujuan untuk memudahkan
pemeriksaan karena ayam cenderung tenang atau tidur saat malam hari,
sehingga jika ada ayam yang terindikasi sakit akan terdengar dari suara
nafas yang abnormal, kebanyakan mengorok. Pemeriksaan selanjutnya
dilakukan dengan kondisi lampu kandang yang dinyalakan untuk melihat
secara kasat mata kondisi fisik pullet. Lampu kandang yang menyala akan
merangsang pullet untuk segera makan, jika ada pullet yang tidak segera

18
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

makan dan membelakangi tempat pakan maka kemungkinan ayam


tersebut mengalami stress atau sakit.

- 2 November 2019
Kunjungan ke kandang depan, yaitu tempat pengolahan pakan pada
CV. Raja Banjaran menggunakan self mixing yang di produksi sendiri
untuk pakan pullet siap produksi dengan komposisi 558 kg jagung, 200
kg bungkil kacang kedelai, 30 kg bekatul, 60 kg meat bone meal, 60 kg
gret kasar, 23 kg gret halus yang diolah melalui proses pencampuran
menggunakan mesin. Menghasilkan 16 karung pakan, dengan berat setiap
karung 50 kg. Keuntungan dari selfmixing ialah dapat mengatur ransum
sesuai dengan kondisi dan peforma dari ayam. Apabila cuaca panas pakan
biasa ditambahkan soda kue sebagai penambah energi, saat kondisi ayam
menurun akan ditambahkan berbagai macam mineral dan vitamin untuk
memacu proses kesembuhannya. Terdapat kendala dalam pengolahan
pakan secara selfmixing, yaitu ketersediaan tepung tulang dan daging di
Indonesia masih jarang, sehingga harus impor dari luar negeri dan hal
tersebut menyebabkan pengeluaran biaya pakan yang lebih besar. Pakan
komplit yang digunakan untuk ayam fase grower saat ini berasal dari PT.
Sinar Indochem Layer 25 MP dengan kandungan protein 18-20%.

- 3 November 2019

Melakukan penimbangan secara random pada satu kandang pullet


berjumlah 30 ekor dengan letak di barisan atas, tengah serta bawah, yang
bertujuan untuk mengetahui keseragaman berat badan pada ayam dan
dilakukan beberapa rumus perhitungan guna mengetahui produktivitas
ayam.

Tanggal 3 November 2019 dilakukan sampling berat badan pullet usia


17 mingg. Hasil sampling yang dilakukan menunjukkan hasil kerataan
berat badan pullet sebesar 86% dengan rata-rata berat badan 1,335
kilogram.

19
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

Keseragaman berat (uniformity) diketahui dengan cara dihitung rata-


rata masing flok, kemudian dicari batas atas dan batas bawahnya. Batas
atas merupakan rata-rata ditambah 10% sementara batas atas ialah rata-
rata dikurangi 10%. Hasil data sampling kemudian dicari yang tidak
termasuk dalam range batas atas dan batas bawah. Jumlah data yang tidak
masuk batas tersebut kemudian dikurangkan dengan 100 dan di kali
100%.

Perhitungan yang selalu dilakukan untuk recording tiap harinya yakni

a. Hen Day Production (HDP) adalah cara menghitung produksi telur


harian; perhitungannya adalah jumlah telur dibagi jumlah ayam x
100%
b. Hen Housed Production (HHP) adalah menghitung produksi telur
jumlah ayam yang dikandangkan; perhitungannya adalah jumlah
produksi telur hari tertentu dibagi jumlah ayam yang dikandangkan
awal produksi (jadi jika ada ayam yang mati tidak diperhitungkan,
tetap pembaginya adalah jumlah awal ayam yang dimasukan) x 100%
c. Feed Intake adalah pakan yang diberikan kepada ayam (kg) dibagi
jumlah ayam x 1.000 (gram/ekor)
d. Feed Conversion Rate adalah jumlah pakan kumulatif dibagi dengan
jumlah berat telur yang dihasilkan

Hasil data perhitungan recording harian

- 4 November 2019

20
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

Seekor ayam pada kandang 18 ditemukan dengan keadaan prolapsus


anii. Hal tersebut diketahui dari kondisi telur yang berlapis dengan darah
yang sudah mengering dan ketika diperiksa tampak darah menetes dari
area anus ayam. Tindakan yang dilakukan adalah mengafkir ayam
tersebut dengan pertimbangan jika dilakukan perawatan akan
membutuhkan biaya yang lebih besar dari harga ayam tersebut sedangkan
setelah ayam tersebut sembuh diperkirakan produksi telurnya akan
menurun dan adanya kemungkinan terjadinya prolapsus kembali sangat
besar.

- 5 November 2019
Ditemukan dua ekor ayam yang mengalami coryza pada kendang 17.
Kedua ayam tersebut menunjukkan gejala mirip yakni mengalami
kebengkakan pada salah satu mata dan mengeluarkan eksudat melalui
hidung dan mata. Ayam tersebut tidak mau makan dan minum dan
cenderung lemas dengan posisi leher terkulai dan mata terpejam.
Tindakan yang akan dilakukan adalah injeksi menggunakan kombinasi
antibiotik dan vitamin B kompleks secara intramuscular.

A B

Gambar 3.9.3 A) Mata ayam terindikasi snot yang mengalami perkejuan,


B) Mata ayam terindikasi snot yang mengeluarkan cairan

21
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

- 6 November 2019
Ditemukan seekor ayam dengan telur yang berkerabang lunak pada kandang
18. Keadaan telur dengan kerabang lunak tersebut telah berlangsung selama 3
hari berturut-turut sejak tanggal 4 November. Keadaan ayam secara sekilas
tampak sehat dengan nafsu makan dan minum cenderung normal. Gejala
tersebut mengarah ke beberapa penyakit di antaranya adalah Egg Drop
Syndrom (EDS), Infectious Bronchitis (IB) dan Avian Influenza (AI).
Penyebab pasti belum dapat diketahui karena nekropsi tidak dapat dilakukan
mengingat ayam masih dalam keadaan hidup. Tindakan observasi dilakukan
dalam beberapa hari ke depan, jika keadaan tersebut tetap berlangsung maka
ayam akan diafkir.

Ukuran telur yang dihasilkan setiap harinya juga bervariasi tergantung


kondisi ayam dan juga usia. Semakin tua usia ayam maka ukuran telur yang
dihasilkan akan semakin besar, begitu juga sebaliknya semakin muda usia
ayam maka telur yang dihasilkan semakin kecil. Selain itu, ayam yang usianya
tua dan harus diafkir akan menghasilkan telur dengan kerabang yang tipis dan
rapuh, serta warna yang dominan coklat muda bahkan putih, sedangkan ayam
yang usianya muda akan memiliki kerabang yang tebal dan keras.

A B

Gambar 3.9.4 A) telur dengan kerabang lunak, B) ukuran telur normal


(kiri) dan telur yang abnormal dengan ukuran sangat kecil (kanan)

22
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

- 7 November 2019
Hari ke – 11 Praktek Kerja Lapangan di farm layer CV. Raja Banjaran
dilakukan vaksinasi triple (ND, IB dan EDS) pada pullet usia 17 minggu di
kandang 1, 2, 3, 4, 6 dan 8. Vaksinasi dilakukan secara injeksi intramuskular di
otot paha menggunakan vaksin Caprivac NBE-K produksi PT. Caprifarmindo
Laboratories Bandung. Vaksin tersebut merupakan vaksin kombinasi
Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB) dan Egg Drops Syndrom
’76 (EDS) inaktif dalam bentuk emulsi minyak dengan warna putih seperti
susu. Setelah dilakukan vaksinasi, diberikan paracetamol dengan merk dagang
Paramed yang dicampur dengan air minum dengan tujuan agar ayam tidak
mengalami demam akibat reaksi imun yang muncul setelah dilakukan
vaksinasi.

A B
Gambar 3. 9. 1 A) Proses vaksinasi, B) Paracetamol yang diberikan pada ayam
pasca vaksinasi

- 9 November 2019

Tanggal 9 November 2019 dilakukan sampling berat badan pullet usia 18


minggu. Hasil sampling yang dilakukan menunjukkan hasil kerataan berat
badan pullet sebesar 80% dengan rata-rata berat badan 1,396 kilogram.

23
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

3.10. Pengecekan ayam sakit di kandang


Angka kematian pada kandang 3 pada minggu pertama meningkat. Jumlah
kematian kandang 4 mencapai dua hingga empat ekor per harinya. Inspeksi
dilakukan pada kandang sekitar kandang 3 untuk mencari penyebabnya.
Pengecekan dilakukan pada kandang 1 hingga 4. Kandang 1 terdapat 3 ekor
ayam yang mengalami kebengkakan pada bagian matanya dan beberapa ayam
ngorok dan juga hidung mengeluarkan eksudat bening. Sementara pada
kandang 2 terdapat sekitar 4 ekor ayam yang mengalami gejala yang sama.
Kandang 3 terdapat 4 ekor ayam yang mengalami kebengkakan bagian mata,
satu ekor ayam yang menunjukkan gejala berbusa pada matanya, dan satu ekor
ayam yang mengalami jengger kebiruan dan kondisi fisik yang lemah.
Kandang 4 terdapat 2 ekor ayam yang mengalami kebengkakan pada bagian
matanya, ngorok dan juga hidung mengeluarkan eksudat bening.

Hasil analisis yang didapat bahwa ayam menderita snot. Penyakit ini sering
menyerang pada pergantian musim yang disebabkan oleh bakteri Haemophillus
gallinarum. Snot memiliki angka kematian 30% dan angka pesakitan 80 %.
Snot dapat menyebar melalui air minum, ayam yang berpenyakit serupa,
pakan, debu, udara, peralatan dan petugas kandang. Gejala yang biasa
ditimbulkan ialah nafsu makan menurun, terlihat lemah dalam pergerakan
sehingga sesekali mengantuk, keluar lendir kuning yang bewarna kuning dan
berbau dari hidung, sinus membengkak pada batas antara mata dan hidung,
kerang dalam lubang hidung, pilek, keluar cairan dari mata (mata berbusa) dan
susah bernafas. Pengobatan yang dilakukan bisa menggunakan preparat sulfat,
maupun preparat enrofloksacyn (Enflox) atau bisa juga dengan preparat
amphycillin dan colistin ditambah multivitamin untuk mempercepat
kesembuhannya.

3.11. Kontrol berat badan dan keseragaman


Penimbangan sampel berat badan rata-rata merupakan salah satu program
rutin yang dilakukan pada peternakan ayam petelur. Tujuan dari kegiatan ini
adalah mengetahui keseragaman berat badan ayam sesuai dengan standar berat

24
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

normal pada umur tertentu dan mengetahui tingkat kecernaan pakan ayam
petelur. Keseragaman berat badan mempengaruhi tinggi rendahnya produksi
telur yang akan dihasilkan. Kontrol keseragaman berat badan juga dilakukan
guna untuk memutuskan tindakan yang akan diambil apabila keseragaman
tidak sesuai standar. Apabila berat ayam belum mencapai target maka
dilakukan pemisahan dan diberikan perlakuan berupa pemberian pakan starter
untuk membantu pertumbuhan. Selain pakan faktor lain yang mempengaruhi
pertumbuhan ayam yaitu kualitas pakan, suhu kandang, status kesehatan.

3.12. Nekropsi

Kematian pada ayam dapat didiagnosa berdasarkan tanda patologis yang


muncul pasca kematian, sehingga dapat dilakukan pencegahan terhadap
populasi ayam yang masih hidup ataupun yang belum menunjukan gejala.

a. Tata cara nekropsi meliputi :


i. Nekropsi dimulai dengan mencelupkan ayam pada larutan
desinfektan. Hal ini dilakukan untuk membunuh bakteri pencemar
diluar tubuh ayam dan mencegah bulu ayam bertebangan saat proses
pembedahan dilakukan.
ii. Menempatkan ayam dalam posisi terlentang.
iii. Menarik sendi pada pelvis kearah lateral dan dilanjutkan insisi pada
medial persendian coxo femoralis hingga terlihat condylus pada
femur. Keadaan pada condylus menandakan baik atau buruknya
kondisi pakan.
iv. Membut irisan melintang pada daerah abdomen menuju thorax
kemudian memperhatikan warna pada otot dada.
v. Melakukan insisi pada daerah otot paha unutk mengetahui adanya
perubahan warna yang digunakan untuk mendiagnosa adanya infeksi
gumboro.

25
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

vi. Membuka rongga dada dengan memotong tulang choracoid hingga


clavicula kemudian dilakuakan pemeriksaan dan perubahan patologis
yang terdapat pada organ dalam rongga thorax.
vii. Membuka cavum abdominal melalui linea mediana kearah kloaka
kemudian juga dilakukan pengamatan adanya perubahan patologis
pada organ.
viii. Pengamatan organ bagian atas dilakukan dengan cara insisi melalui
mulut hingga ditemukan oesophagus dan trakea.
ix. Memotong paruh secara melintang untuk mengetahui adanya cairan
pada sinus dan cavum nasi.
x. Pemerikssan otak dilakukan dengan cara memotong tulang dari
foramen magnum kea rah os frontal membenttuk sudut 40°, kemudian
mengamati perubahan pada otak.

Keterangan gambar:
A. Jantung ayam yang dilatasi akibat heat stress
B. Hepar ayam yang normal
C. Trakea ayam yang mengalami pteki
D. Usus halus ayam yang mengalami pteki
E. Ventrikulus ayam yang normal

26
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

27
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Kampus C UNAIR, JL. Mulyorejo, 60115
Telp. 031-5392786, 031-5393016, Fax. 031-5993015

BAB 4 PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Tata laksana perkandangan sistem open house dengan metode baterai,
pemeliharaan menggunakan satu penanggung jawab tiap satu kandang untuk
mengurangi tingkat stress pada ayam, pemberian vaksin rutin pada masa starter
dan grower, vitamin rutin setelah melakukan vaksin, kontrol malam setiap
selesai dilakukan pemindahan kandang dari kandang grower ke kandang
baterai. Observasi dan pengobatan ayam yang sakit dilakukan dengan baik dan
cepat sehingga mengurangi resiko kematian ayam yang lebih tinggi. Masa afkir
ayam menjadi lebih lama dari standar usia 70 minggu menjadi 100 minggu
karena produksi telur masih tinggi.
Sistem recording yang dilakukan dengan juga sudah cukup tertata baik dan
jelas sehingga kelainan yang dialami tiap floknya berdasarkan Hen Day, FCR,
dan Feed Intake yang diberikan dapat diketahui dengan cepat.

4.2. Saran
Saran yang dapat kami berikan setelah menjalankan praktek kerja lapang di
PT. Raja Banjaran yakni;
- Pengadaan kandang karantina atau kandang isolasi untuk ayam yang
sedang sakit, dan kandang observasi untuk ayam yang menunjukkan suspek
gejala seuatu penyakit sehingga mengurangi resiko penyebaran penyakit ke
lingkungan.
- Peningkatan biosafety dan biosecurity terhadap lalu lintas manusia di
sekitar kandang untuk meminimalkan resiko kontaminasi dari lingkungan luar.

28

Anda mungkin juga menyukai