Anda di halaman 1dari 7

KOMUNIKASI SINGKAT

PEMANFAATAN KITIN I KITOSAN SEBAGAI


BAHAN ANTI MIKROBA
R. Sarwono
Pusat Penelitian Kimia
Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia
Komp.PUSPIPTEK, Serpong- Tangsel (15314)

INTISARI crustacean waste that included head, shell, leg and


Chitin is obtained by deproteination and
Kitin merupakan polimer alam yang banyak demineralization of crustacean using strong acid OT
terkandung dalam machluk hidup seperti kulit udang, base. Deacetilization of chitin using strong base and
kerang, ketam, yeast, serangga dan jamur. Kitin heating gave chitosan. Chitosan has many application
biasanya diproduksi dari limbah binatang bercangkang such as food preservation, anti microbial, water
seperti, kulit udang, rajungan, kerang atau binatang treatment, anti oxidation, and fat absorption. Anti
bercangkang (shellfish), yang berupa kepala, kulit, kaki microbial products such as sport dressing, hand globt;
dan ekor (crustacea). Kitin didapai dengan cara linen, and anti virus and antracnose of red chilipepper.
deproteinasi dan demineralisasi menggunakan asam Anti bacterial of chitosan come from the amine
dan basa kuat. Deasetilasi kitin dengan basa kuat dan functional group, that strong positive charge.
pemanasan diperoleh kitosan. Kitosan banyak gunanya Membrane of cell has negative charge. Interaction
seperti pengawet makanan, anti mikroba, penjernih air, between positive and negative charge resulted
anti oksidan, dan penyerap lemak. Produk-produk. anti membrane permeable suffer osmotic pressure which
mikroba seperti pakaian olah raga, sarung tangan, affect to the equilibrium inside the cell, it may cause the
benang jahit bekas operasi dan bahan anti virus dan inhibition the growth of the microorganisms. There is
antrak pada tanaman. Anti bakteri dari kitosan adalah alsohydrolysis occurs to the cellwall that may cause the
gugus fungsional amina dari kitosan yang mempunyai leak of electrolyte from the cell, it may cause the cell
muatan positif Sedangkan sel membran mikroba becomedead.
bermuatan negatif Muatan positif dan negatif ini
berinteraksi secara elektrostatika yang menyebabkan Key words : crustacean waste, chitin, chitosan, anti
membran mengalami tekanan permiable yang bacterial
menyebabkan tekanan osmotik di dalam sel tidak
seimbang, yang bisa menghalangi pertumbuhan dari PENDAHULUAN
mikroba. Di dalam sel juga terjadi peristiwa hidrolisa Kitin merupakan polimer yang dihasilkan
dalam dinding sel yang menyebabkan keluarnya
molusca bercangkang (shellfish), seperti kulit
elektrolit sel,yang menyebabkan matinya sel.
udang, rajungan, kerang, dan ketam. Sedangkan
Kata Kunci: limbah crustacea, kitin, kitosan, anti bakteri polimer selulosa dihasilkan dari tumbuh-
tumbuhan. Limbah padat dari kulit kepiting,
rajungan, kerang dan udang (crustacean) ternyata
ABSTRACT memiliki nilai ekonomis tinggi. Dalam limbah
kulit tersebut terkandung senyawa kitin sekitar
Chitin is a natural polymer which consists in the
10 - 30% (Anon, 2001). Kitin merupakan bahan
living thing such as shrimp, crabs, lobsters, yeast,
insect and fungi. Chitin is usually produced from terbesar kedua yang tersedia di alam setelah
shellfish such as shrimp shell, crabs, lobsters. They are selu1osa.

32 JKTI, VOL. 12, No.1, Juni 2010


Indonesia mempunyai daerah laut yang CKH merupakan sumber kitin yang potensial,
luas ± 3.446.488km2 dengan kekayaan alam yang kandungan kitin sebesar 30% dari berat kering
sangat potensial termasuk machluk hayati sebagai (purwaningsih danJayanto, 2009).
basil perikanan. Hasil perikanan seperti udang, Kitosan banyak berguna dalam berbagai
kerang, rajungan dan ketam (shellfish) dalam keperluan. Kitosan bisa dipakai sebagai pengawet
pengolahannya menyisakan limbah. Limbah makanan, anti microbial, penyerap logam dan
padat crustecea (kulit, kepala, ka.ki dan ekor) penjernihan air. Harga kitosan dunia sekitar
merupakan salah satu masalah yang dihadapi US$12- US $15per Kg (Anon, 2008).
pabrik pengolahan shellfish. Bahan tersebut
KITOSAN
belum dimanfaatkan secara optimal yang akan
mencemari lingkungan. Bahan tersebut bisa Pembuatan Kitin dan Kitosan
digunakan untuk sumber kalsium untuk pakan Kitosan adalah hasil deasetilasi kitin
ternak, kerupuk dan diekstrak mengbasilkan menggunakan basa kuat. Sedangkan kitin
kitin. merupakan bahan polimer terdapat pada bahan
Sebagian besar rajungan diekspor dalam alam seperti kulit udang, kerang, ketam, yeast,
bentuk rajungan beku tanpa kepala dan kulit. serangga dan jamur, yang paling banyak
Ekpor rajungan tahun 1993sebanyak 422 ribu Ton kandungan kitinnya adalah binatang
dalam bentuk tanpa kepala dan kulit, sedangkan bercangkang (shellfish).
yang dikonsumsi dalam negeri lebih banyak lagi. Kitin dan kitosan umumnya diekstrak dari
Rajungan Indonesia yang masuk ke pasaran karapas udang, dengan cara penghilangan protein
Amerika sebesar 8 - 9 juta pon per tahun. Pabrik dan mineral dengan menggunakan asam atau
pemrosesan rajungan hingga produk siap saji basa kuat, dengan pemanasan. Demineralisasi
tersebar di beberapa tempat seperti, Medan, dengan menggunakan larutan HO 0,68 moljl
Lampung, Pemalang, Pare-pare, Cirebon, dengan perbandingan (1:5w/ v) pada suhu ruang
Pasuruhan dan Pontianak. Limbah yang selama 6jam. Deproteinasi dilakukan dengan cara
dihasilkan dalam bentuk kepala, kulit, ka.ki dan merendam karapas udang yang telah
ekor sekitar 25- 50%berat. Limbah tersebut belum didemineralisasi dengan menggunakan NaOH
dimanfaatkan secara optimal kebanyakan masih 0,62 moljl pada suhu ruang selama 16 jam.
di buang ke lingkungan yang menimbulkan bau Deacetilasi kitin dilakukan untuk memperoleh
yangtidaksedap. kitosan dilakukan dengan cara memanaskan kitin
Kerang hijau banyak dibudidayakan oleh dalam larutan NaOH 12,5 moljl selama 20 jam
warga Kampung Kali Baru, Cilincing, Jakarta pada suhu 65 °C (Toan, 2005). Skema pembuatan
Utara. Tahun 2004 dihasilkan kerang hijau kitin dan kitosan seperti terlihat pada Gambarl.
sebanyak 122 ribu Ton (Anon, 2006). Di Cirebon,
kerang hijau dibudidayakan di Desa Karangreja, Kitosan sebagai anti bakteri
Kee.Suranenggala. Kerang hijau mengandung Kitin merupakan biopolimer yang
daging sekitar 30% dari berat keseluruhan hidropilik. Kitin diasetilasi menjadi kitosan ..
(Wahyuni, 2008), dengan demikian sekitar 70% Keunggulan kitosan adalah merupakan bahan
dibuang sebagai cangkang dan kotoran sebagai alami, penggunaan dalam jumlah sedikit
limbah. Cangkang Kerang Hijau (CKH) belum (konsentrat), kitosan mempunyai muatan positif
dimanfaatkan seeara optimal, hanya sebagian
yang kuat yang dapat mengikat muatan negatif
keeil yang dimanfaatkan untuk kerajinan tangan,
dari senyawa lain atau berperan sebagai
dan sumber kalsium campuran makanan ternak.
detoksifikasi, menghambatpertumbuhan bakteri,

JKTI, VOL. 12, No.1, Juni 2010 33


serta mudah mengalami degradasi secara biologis dari 7 monomer ~an tidak aktif. Makin tinggi
dan tidak beracun (Kaho, 2006). Kitosan banyak tingkat asetilasi dari kitosan makin aktif terhadap
gunanya dalam pemakaian, seperti pengawet anti bakterinya. Aksi kitosan terhadap mikroba
makanan yang aman (Hardjito, 2001), antioksidan, lebih eepat kepada fungi dan algae diikuti oleh
penyerap lemak, anti mikroba (Rhoades, 2000), bakteria (Cureo, 1999;Rabea, 2003). Kitosan
dan dalam bidang kedokteran dibuat sebagai memeeah dinding eel dari mikroba sehingga
benang operasi. tidak berkembang dan mati.

Limbah crustacea

~:.:-O"
OH 0 ~OH .........-0 0 ~OHO 0""""'"
Kitin ~~~ ~ /
H NHCO C H3 NHCO C H3 NHCO C H3

Kitosan ~O" o~o~o~


HO~ HO NH HO NH
NH2 2 2

Gambar 1. Skema pembuatan kitin dan kitosan.

Dengan merebaknya pemakaian bahan Mekanisme yang berlaku bahwa kitosan


pengawet yang tidak aman, seperti pemakaian mempunyai sifat anti mikroba karena kitosan
formalin dan borak dalam berbagai makanan atau berbentuk membran berpori yang dapat
hasillaut, terutama dalam mie, baso, tahu, dan menyerap air pada makanan, sehingga dapat
ikan asin, maka ada kekawatiran dalam menghambat pertumbuhan mikroba di dalam
masyarakat tentang keamanan pangan. Maka makanan tersebut. Disamping itu kitosan
barns ada penggantian zat pengawet makanan mempunyai gugus fungsional amina (-NHJ yang
yang aman, seperti kitosan (Hardjito, 2001). Sifat bermuatan positif sangat kuatyang dapatmenarik
yang utama kitosan adalah anti mikroba. Yeasts molekul asam amino bermuatan negatif
dan moulds sangat sensitif terhadap kitosan, pembentuk protein dalam mikroba. Gugus
diikuti oleh gram positif bakteria dan selanjutnya fungsional amina juga memiliki pasangan
gram negatifbakteria. elektron bebas sehingga dapat menarik mineral
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Mg2+yang terdapat pada ribosom dan mineral ea2+
keaktifan kitosan terhadap mikroba, meliputi yang terdapat pada dinding sel mikroba
sifat-sifat intrinsik maupun ektrinsik kitosan. membentuk ikatan kovalen koordinasi. Hal
Tingkat polimerisasi dari kitosan, kitosan dengan tersebut menjadikan kitosan dapat
molekul rendah akan lebih aktif, namun paling mengakibatkan timbulnya keboeoran konstituen
keeil7 monomer dalam polimer tersebut, kurang intraseluler sehingga mikroba tersebut akan mati.

34 JKTI, VOL. 12, No.1, Juni 2010


Tabell. Konsentrasi minimum (KM) dari kitosan yang bisa menghambat beberapa microorganisme (Goy, 2009).

organisme KM (ppm) organisme KM (ppm)

Gram negative
Escherichea Coli 20 Staphylocaccus aureus 20
100 100
468 > 800
650 700
1000 >1250
Xanthomonas campestris 500 Listeria monocytogenes 150
Salmonella enterica 2000 250
3000 800
Salmonella tiphymariam >1000 Candida lambica 250
1500 Lactobacillus plantarum <1000
2000 2000
Pseudomonas aeraginosa >200 Lactobacillus brevis 1000
1700 Lactabacillus bulgaricus >1000
Aeromonas hydrophila 1000
Shigella dysenteriae >200 Fungsi
Vibrio cholerae 200 Apergillus fumigatus >2000
Vibrio parahaemolyticus 150 Aspergillus parasiticus >2000
1000 Fusarium oxysporum 100
Pseudomonas jluorescens 250 Botrytis cinerea 10
500 Byssochlamys spp. 1000 -1500
~1000 Candida albicans 500
Enterobacter aerogenes 250 600
>1250
Gram Positive Drechstera sorokiana 10
Bacillus cereus <1000 Microsporum canis 1100
1000 Trichopyton mentagrophytes 2200
Bacillus megaterium 800

JKTI, VOL. 12, No.1, Juni 2010 35


.................................•........... :.:-:-:-:.;.;.;.;. -:...•...•................................ ' '.' -:..-:.:-:.:.:.:-:.:-:-:.:-:.:-:.:.:.:.:.:-:.:.:-:-:-:-:-:.:-:-:.:-:.:-: .•................................... :-:-..:-:.:.:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:.:-:<-:.:-:.:-:.:-:.: .........• ,., .

Anti bakteri dari kitosan adalah gugus menarik adalah pemakaian kitosan sebagai anti
fungsional amina dan kemampuan menyerap dari mikroba. Keringat yang terhisap oleh pakaian
kitosan yang mempunyai muatan positif. akan menimbulkan bau yang tidak sedap, atau
Sedangkan sel membran mikroba bermuatan pakaian yang disimpan cukup lama juga timbul
negatif. Muatan positif dan negatif ini berinteraksi bau yang tidak sedap. Bau-bauan itu timbul
secara elektrostatika yang menyebabkan karena bakteri tumbuh di serat-serat pakaian.
membran mengalami tekanan permiable yang Persaingan dalam industri tekstil dan garmen
menyebabkan tekanan osmotik di dalam sel tidak sangat ketat. Pembuatan pakaian yang dilengkapi
seimbang yang menghalangi pertumbuhan dari dengan anti bakteri merupakan salah satu inovasi
mikroba. Di dalam sel juga terjadi peristiwa yang menambah keunggulan suatu produk tekstil
hidrolisa dalam dinding sel yang meyebabkab yang bisa menaikkan daya saing.
keluarnya elektrolit sel, yang menyebabkan Bahan pakaian direndam dalam larutan
matinya sebuah sel. kitosan 1 % ditambah dengan sodium perioda.
Kitosan bersifat anti mikroba, banyak Kemudian dalam 1 m' air dituangkan 2 liter
digunakan untuk pencegahan penyakit. Kitosan kitosan. Pakaian direndam selama 2 - 3 jam,
bisa digunakan untuk pengendalian pasca panen kemudian dibilas, dan dikeringkan dengan suhu
Antraknosa pada buah cabe merah (Pamekas,2007; 60 - 70°C. Berdasarkan ketentuan Internasional,
Rogis et al, 2007). Kemampuan kitosan dalam sifat pakaian anti bakteri harus bisa bertahan
membunuh mikroba tergantung dari tingkat setidaknya hingga lima kali pencucian (Hidayat,
acetilasi dan konsentrasi. Ketahanan mikroba 2009).
terhadap kitosan disarikan oleh (Goy,2009),dapat Antibakteri dari kitosan bisa dikembang-
digambarkan dalam Tabel 1. Setiap mikroba kan untuk produk-produk garmen antibakteri
mempunyai ketahanan sendiri-sendiri terhadap untuk berbagai keperluan seperti, baju operasi /
kitosan ditunjukkan dengan perbedaan bedah, olah raga, pakaian dalam, kaos kaki,
konsentrasi kitosan untuk menghambat sarung tangan, baju bio-security flu burung, dan
pertumbuhanmikroba tersebut. plester anti bakteri (Hidayat,2009).
Tingkat keaktifan anti bakteri dari kitosan Kitosan bisa juga dibuat serat tenun yang
bisa ditingkatkan dengan menaikkan derajat sangat potensial untuk industri tekstil yang anti
deacetilasi, hal ini sangat berpengaruh terhadap bakteri (Krissetiana, 2004).Kitin dan turunannya
ke anti bakteriannya, karena gugus fungsional juga bisa dipakai untuk pembuatan benang jahit
makin banyak. Lama pemanasan pada waktu untuk menjahit bekas operasi.
proses deacetilasi juga berpengaruh pada Disamping itu juga kitosan bisa
digunakan untuk pengawet bahan makanan
keaktifan kitosan (Trisnawati, 2008).Karboksilasi
sebagai pengganti formalin. Adanya salah
terhadap kitosan menjadi kitosan suksinat,
pemakaian formalin untuk mengawetkan bahan
kitosan glutarat dan kitosan sitrat membuat tekstil
akti bakteri dan anti kusut. Karboksilasi kitosan makanan yang terjadi pada perusahaan kecil atau
rumah tangga sangat meresahkan masarakat.
menghasilkan sifat anti bakteri secara permanen
Formalin sebagai pengawet bukan untuk bahan
(Noerati, 2008). Modifikasi N-carboxybutyl
pangan. Pemakaian kitosan sebagai pengganti
chitosan juga sangat anti bakteri (MuzzarelIi,1990).
formalin sangat membantu dalam menjaga
Pemakaian kitosan sebagai bahan antibakteri keamanan pangan, seperti untuk mengawetkan
tangkapan ikan atau daging dan ikan kering.
Pemakaian kitin/kitosan sangat luas
Dalam bidang pertanian kitosan juga bisa
meliputi berbagai bidang. Namun yang paling
berperan untuk mengawetkan hasi Ipanen,

36 JKTI, VOL. 12, No.1, Juni 2010


Tabel2. Pemakaiankitin, kitosan dan turunannya (Agusman,2009).

Bidang Kitin dan Kitosan Turunannya


Pangan Antim.ikroba, edible film. Bahan Pengental
Pharmaceutical Anti bakteri, antitumor, Pencegahan infeksi,
Imune Potensiator, perban bakteri, antitumor,
luka Imunpotensiator
Medis Mempercepat pengeringan
luka, kulit buatan, -
absorbabls sutues
Nutrisi Sumber serat, Hypokolestrernik agen,
Hypokolestrernik agen penyerap kalsium
Bioteknologi Imobilisasi sel, poros beads
bioreaktor, resin -
kromatografi, membran
Pertanian Coating bibit, aktifator sel Aktifator sel tanarnan
tanaman
Lain-lain Koagulan, Penyerap logam,
Penggumpal protein, -
Kosmetik

kitosan bisa untuk melawan jamur. Larutan 0,4% bahan campuran kitosan. Dengan sendirinya
kitosan disemprotkan pada tanaman tomat dapat kitosan diperlukan dalam jumlah yang banyak,
:nenghilangkan virus tobacco mozaik (Krissetiana, untuk menunjang kebutuhan tersebut. Harga
20(4). Kitosan dipakai untuk pengendalian kitosan dunia berkisarantara US$12- US $15 per
penyakit pasca panen Antraknosa pada buah cabai Kg.
merah (Pamekas, 2007). Secara lebih luas Anti bakteri dari kitosan ditenggarahi
pemakaian kitin dan kitosan dalam berbagai karena kitosan mempunyai gugus fungsional -
bidang disarikan oleh Agusman (2009),seperti NRz bermuatan positif, sedangkan membran sel
terlihatpada Tabel2. bermuatan negatif. Interaksi muatan positif dan
negatif menyebabkan dinding sel mendapat
tekanan yang bisa menyebabkan bahan elektrolit
KESIMPULAN sel keluaryang bisamenyebabkan sel mati.
Indonesia merupakan negara kepulauan
Kitin kitosan merupakan bahan alam yang yang banyak menghasilkan shellfish. Dengan
sangat berlimpah yang dihasilkan di pulau-pulau sendirinya banyak dihasilkan limbah cangkang
di Indonesia. Kitin banyak terdapat pada shellfish, seperti kulit, kaki, kepala, dan ekor
cangkang binatang molusca (shellfish). Dengan (crustacea) yang merupakan bahan baku dari
proses deproteinasi dan demineralisasi dengan kitin. Bila teknologi pembuatan kitin bisa
asam dan basa kuat didapatkan kitin. Kitin dimasyarakatkan, maka di sentra-sentra
dengan proses deacetilasi dengan basa kuat dan penghasil bisa memproses limbahnya untuk
pemanasan dihasilkan kitosan. Kitosan banyak diolah menjadi kitin yang lebih bermanfaat
berguna sebagai pengawet makanan yang aman, disamping melestarikan lingkungan hidup. Bila
anti microbial, penyerap logam, berbagai tekstil hal ini bisa tercapai akan membantu
anti bakteri, pharmasi dan penjernihan air perekonomian rakyat, dan Indonesia bisa menjadi
Dengan digunakannya kitosan sebagai anti
negara penghasil kitin terkemuka di dunia.
bakteri, maka berbagai produk bisa dibuat dengan

JKTI, VOL. 12, No.1, Juni 2010 37


DAFrARPUSTAKA material selulosa. PhD Thesis, JBPTITBPP,
2008-07-15
1. Agusman (2009). Kitin dan Kitosan. 14. Pamekas, T. (2007). Potensi ekstrak Cangkang
2. Anon (2001). Limbah kepiting dan Udang
Kepiting untuk Mengendalikan Penyakit Pasca
Bernilai Ekonomi Tinggi. Republika, 13
panen Antraknosa pada Buah CabaiMerah. J.Akta
September 2001.
Agrosia,voI.10,No.l,72-75.
3. Anon (2006). BPS Kotamadya Jakarta Utara
15. Rabea, E.L. et al. (2003). Chitosan as
(2001- 2005).
antimicrobial agent : applications and mode of
4. Anon (2008). PI Biotech Surindo, Produsen
action. Biomacromolecules, Nov- Dee; 4(6):
terbesar Chitin dan Chitosan. Madina.
5. Cuero, AG. (1999). Antimicrobial action of 1457-65.
16. Rhoades,J. and Roller.R, (2000). Antimicrobial
exogenous chitosan. EXS,1999,87: 315 - 333.
6. Goy,RC,de Britto,D. and Assis, O.B.G. (2009). action of degraded and native chitosan against
A reoieui of the antimicrobial activity of chitosan. spoilage organism in laboratory media andfood. J.
Polimeros,vol.19,no.3, Sao Carlos. Appl. Environment Microbiology, vol. 66 (1),
7. Hardjito, L. (2001). Chitosan lebih awet dan January 2000,80 - 86.
17. Rogis, A Pamekas, T. dan Mucharromah
aman.
8. Hidayat, N. dan hidayat,S. (2009). Pakaian (2007). Karakteristik dan Uji Efikasi Bahan
Bebas Bakteri Ala chitosan. Gatra, No. 17, Kamis Senyawa alami chitosan terhadap pathogen pasca
5 Maret 2009. panen antraknosa Colletotrichum musae. [Jlmu-
9. Jayanto, AT. (2009). All About chitin & chitosan. ilmu Pertanian Indonesia. Vo1.9,No.l,58 - 63.
MinabahariJaya. 18. Toan et al. (2005) didalam Agusman (2009).
10. Kaho, A R 2006. Chitosan "magic of Nature". Kitin dan Kitosan.
http://totalwellness.blogsome.com/2006/ 0 19. Trisnawati, E. (2008). Pengaruh lama
2/10/ formalin-chitosan- pemanasan pada deacetilasi terhadap kualitas
11. Krissetiana, H. (2004). Kitin dan Kitosan dari kitosan dari ekstraksi cangkang kepiting bakau
limbah Udang. Suara Merdeka, Ragam. Senen, (Scylla sp.) sebagai bahan anti bakteri salmonella
31 Mei2004. sp. Isolat daging ayam. Undergraduate thesis,
12. Muzzarelli.R. Antimicrobial
Et al.(1990). JIPIUMMPP,2008-12-26.
Properties of N-Carboxybutyl Chitosan. 20. Wahyuni, M. (2008). Kerupuk tinggi kalsium:
Antimicrobial agents and Chemotherapy. Oct. Perbaikan nilai tambah limbah cangkang kerang
1990,p. 2019 - 2023. hijau melalui Aplikasi teknologi tepat guna.
13. Noerati (2008). Sintesis kitosan karboksilat Pengembangan produk dan Teknologiproses.
sebagai zat anti bakteri dan anti kusut pada

38 JKTI, VOL. 12, No.1, Juni 2010

Anda mungkin juga menyukai