Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM OH PADA KUCING

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Judul
Judul praktikum adalah Ovario Histerektomi
1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah:
1. Mengetahui pengertian Ovario Histerektomi.
2. Mengetahui teknik operasi Ovario Histerektomi
Tujuan Ovario Histerektomi adalah:
1. Mencegah meningkatnya populasi hewan.
2. Terapi adanya tumor, pyometra, cyste ovari.
3. Melakukan tindakan sterilisasi
4. Perubahan tingkah laku sehingga mudah dikendalikan dan lebih jinak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Ovario Histerektomi

Ovariohisterektomi merupakan salah satu tindakan bedah untuk


mengatasi kelainan pada ovarium dan saluran reproduksi hewan betina.
Keputusan untuk melakukan ovariohisterektomi dipilih ketika berbagai
jenis terapi lain sudah tidak memungkinkan. Ovariohisterektomi adalah
tindakan bedah yang dilakukan untuk mengangkat dan membuang uterus
dan ovariumnya sekaligus dari tubuh hewan betina. Berbagai kasus yang
memungkinkan diambilnya tindakan bedah ini diantaranya adanya tumor
atau kista pada ovarium dan pada kasus pyometra yaitu penimbunan
nanah pada uterus. Selain itu, tindakan operasi ini juga dianjurkan
dilakukan pada anjing betina yang sudah tua yang tidak ingin dikawinkan
lagi dengan tujuan untuk mencegah terjadinya tumor kelenjar mamae.

Efek yang muncul dari dilakukannya ovariohisterektomi adalah akan


munculnya kondisi ketidak seimbangan hormonal untuk sementara
waktu. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan ovarium merupakan
kelenjar yang juga berfungsi sebagai kelenjar endokrin. Namun,
keuntungan dari dilakukannya ovariohisterktomi adalah dapat mencegah
terjadinya tumor mamae dan akan menghilangkan kemungkinan
terjadinya kasus pyometra.
2.2 Premedikasi
Sebelum dioperasi, kucing diberikan obat preanestetik. Obat-obatan
preanastesik yang disebut juga dengan premedikasi digunakan untuk
mempersiapkan pasien sebelum pemberian obat anastesi baik itu
anastesi lokal, regional maupun umum. Manfaat pemberian premedikasi
adalah untuk membuat hewan menjadi lebih tenang dan terkendali,
mengurangi dosis anastesi, mengurangi efek-efek otonomik yang tidak
diinginkan seperti saliva yang berlebihan, mengurangi efek-efek samping
yang tidak diinginkan seperti vomit, dan mengurangi rasa nyeri
preoperasi.
Agen anastesi digolongkan menjadi 4 yaitu: antikolinergik, morfin
serta derivatnya, transquilizer, dan neuroleptanalgesik. Sementara
menurut Sardjana dan Kusumawati (2004), obat-obat yang digunakan
anastesi
premidikasi
meliputi
antikolinergik.
Analgesik,
neuroleptanalgesik, transquilizer, obat dissodiatif dan barbiturate. Obatobatan premedikasi diberikan maksimal 10 menit atau kurang lebih
setengah sampai satu jam sebelum pemberian anestesi umum atau
anestesi lokal. Obat-obatan tersebut disuntikkan secara intramuskular,
subkutan, dan bahkan intramuskular.
Menurut Sardjana dan Kusumawati (2004) pada umumnya obat-obat
preanastesi bersifat sinergis terhadap anastetik namun penggunaanya
harus disesuaikan dengan umur, kondisi dan temperamen hewan, ada
atau tidaknya rasa nyeri, teknik anastesi yang dipakai, adanya antisipasi
komplikasi, dan lainnya.
1. Atropin Sulfat
Atropin merupakan obat anestetikagen preanestesi yang digolongkan
sebagai antikolinergik atau parasimpatik, namun paling sering digunakan

sebagai antikolinergik, dengan fungsi utama mengurangi sekresi kelenjar


saliva terutama bila dipakai obat anestetik yang menimbulkan
hipersekresi kelenjar saliva. Atropin sebagai antimuskurinik mempunyai
kerja menghambat efek asetilkolin pada syaraf postganglionik kolinergik
dan otot polos. Hambatan ini bersifat reversible dan dapat diatasi dengan
pemberian asetilkolin dalam jumlah berlebihan atau pemberian
antikolinesterase.
Atropin sebagai premedikasi diberikan pada kisaran dosis 0.02-0.04
mg/kg, yang diberikan baik secara subkutan, intra vena maupun
intramuskuler (Plumb,1998), sedangkan menurut Rossof (1994), atropin
sebagai premedikasi diberikan dosis 0,03-0,06 mg/kg. Pada dosis normal,
atropin dapat mencegah bradikardia dan sekresi berlebih saliva serta
mengurangi motilitas gastrointestinal.
Atropin dapat menimbulkan efek, misalnya pada susunan syaraf
pusat, merangsang medulla oblongata, dan pusat lain di otak,
menghilangkan tremor, perangsangan respirasi akibat dilatasi bronkus,
pada dosis yang besar menyebabkan depresi nafas, eksitasi, halusinasi
dan lebih lanjut dapat menimbulkan depresi dan paralisa medulla
oblongata. Efek atropin pada mata menyebabkan midriasis dan
siklopegia. Pada saluran nafas, atropin dapat mengurangi sekresi hidung,
mulut, dan bronkus. Efek atropin pada sistem kardiovaskuler (jantung)
bersifat bifasik yaitu atropin tidak mempengaruhi pembuluh darah
maupun tekanan darah secara langsung dan menghambat vasodilatasi
oleh asetilkolin. Pada saluran pencernaan, atropin sebagai antispasmodik
yaitu menghambat peristaltik usus dan lambung, sedangkan pada otot
polos atropin mendilatasi pada saluran perkencingan sehingga
menyebabkan retensi urin (Ganiswarna, 2001).
2. Anestesi
Anestesi menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran rasa sakit,
namun obat anestesi umum tidak hanya menghilangkan rasa sakit akan
tetapi juga menghilangkan kesadaran. Pada operasi-operasi daerah
tertentu seperti perut, maka selain hilangnya rasa sakit dan kesadaran,
dibutuhkan juga relaksasi otot optimal agar operasi dapat berjalan
dengan lancar.

Hampir semua obat anestetik menghambat aktivitas sistem saraf


pusat secara bertahap diawali fungsi yang kompleks yang dihambat dan
yang paling akhir dihambat adalah medula oblongatandimana terletak
pusat vasomotor dan pusat respirasi yang vital. Depresi umum pada
sistem saraf pusat tersebut akan menimbulkan hipnosis, analgesi, dan
depresi pada aktivitas refleks.
Obat anestesi umum yang ideal menurut Norsworhy (1993)
mempunyai sifat-sifat antara lain: pada dosis yang aman mempunyai
analgesik relaksasi otot yang cukup, cara pemberian mudah, mulai kerja
obat yang cepat dan tidak mempunyai efek samping yang merugikan.
Selain itu, obat tersebut harus tidak toksik, mudah dinetralkan,
mempunyai batas keamanan yang luas, tidak dipengaruhi oleh variasi
umur dan kondisi hewan.
3. Ketamin
Ketamin adalah larutan yang tidak berwarna, stabil pada suhu kamar
dan relative aman dengan kerja singkat. Sifat analgesiknya sangat kuat
untuk sistem somatik tetapi lemah untuk sistem visceral, tidak
menyebabkan relaksasi otot lurik bahkan kadang-kadang tonusnya sedikit
meninggi.
Ketamin dapat dipakai oleh ahmpir semua spesies hewan. Ketamin
bersama xilazyne dapat dipakai untuk anastesi pada kucing. Ketamin
dengan pemberian tunggal bukan anestetik yang bagus.
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1

Alat

Materi

Kapas
Duk
Towel
Needle holder
Needle (round dan cutting)
Pinset anatomis

Pinset chirurgis
Gunting tumpul tumpul
Gunting tajam tajam
Gunting tajam - tumpul
syringe 1 cc
Tang arteri, Benang catgut
Cotton secukupnya.
Towel clamp
Scalpel
Tampon
2. Bahan

Kucing jantan dengan berat badan 2 kg


Atropine Sulfat
= dosis/kg BB x BB
Konsentrasi (mg/ml)
= 0,05 mg/kg x 2 kg
0,25 mg/ml
= 0.4 ml
Ketamin 10%
= dosis/kg BB x BB
Konsentrasi (mg/ml)
= 12,5 mg/kg x 2 kg
100 mg/ml
= 0,25 ml
Xylazine 2%
= dosis/kg BB x BB
Konsentrasi (mg/ml)
= 3 mg/kg x 2 kg
20 mg/ml
= 0.3 ml

Alkohol 70%
Betadine

3.2 Metode

Beberapa langkah yang perlu ditempuh dalam melaksanakan operasi


ovariohisterektomi diantaranya adalah laparotomi; pencarian dan preparasi
ovarium dan uterus; penjepitan, pengikatan, pemotongan, dan penggantung
ovarium dan uterus; serta penjahitan peritoneum dan kulit.
Salah satu jenis teknik laparotomi yang sering digunakan adalah
laparotomi medianus dengan titik orientasi sekitar 1 cm sebelah posterior
umbilikal. Sayatan dibuat pada midline di posterior umbilikal dengan panjang
kurang lebih 4 cm. Lapisan pertama yang disayat adalah kulit kemudian
subkutan. Daerah di bawah subkutan kemudian dipreparir sedikti hingga
bagian peritoneum dapat terlihat. Setelah itu, bagian peritoneum tersebut
dijepit menggunakan pinset kemudian disayat sedikit tepat pada bagian linea
alba menggunakan scalpel hingga ruang abdomen terlihat. Kemudian,
sayatan tersebut diperpanjang ke arah anterior dan posterior menggunakan
gunting dengan panjang sesuai dengan sayatan yang telah dilakukan pada
kulit. Setelah rongga abdomen terbuka, kemudian dilakukan pencarian organ
uterus dan ovarium.
Pencarian uterus dan ovarium dilakukan dengan menggunakan jari
telunjuk yang dimasukkan ke rongga abdomen. Setelah itu, uterus ditarik
keluar dari rongga abdomen hingga posisinya adalah ekstra abdominal. Pada
bagian ujung tanduk uteri ditemukan oavarium dan dipreparir hingga
posisinya ekstra abdominal. Saat mempreparir, beberapa bagian yang
dipotong diantaranya adalah penggantung uterus (mesometrium),
penggantung tuba falopi (mesosalphinx),dan penggantung ovarium
(mesoovarium). Pada saat mempreparir uterus dan jaringan sekitarnya,
dinding uterus tetap dijaga jangan sampai robek atau ruptur
Penjepitan, pengikatan, dan pemotongan bagian penggantung ovarium
dan corpus uteri dilakukan sebagai berikut. Dengan menggunakan tang arteri
anatomis, dilakukan penjepitan pada bagian penggantung ovarium dan
termasuk pembuluh darahnya. Penjepitan dilakukan menggunakan dua tang
arteri yang dijepitkan pada penggantung tersebut secara bersebelahan. Pada
bagian anterior dari tang arteri yang paling depan, dilakukan pengikatan
menggunakan benang silk. Setelah itu, dilakukan pemotongan pada
penggantung tersebut menggunakan gunting pada posisi diantara dua tang
arteri tadi. Tang arteri yang menjepit penggantung dan berhubungan dengan
uterus tidak dilepas sedangkan tang arteri yang satunya lagi dilepas secara

perlahan-lahan. Pada bagian uterus sebelahnya juga dilakukan penjepitan,


pengikatan,dan pemotongan dengan cara yang sama. Setelah kedua tanduk
uteri beserta ovariumnya dipreparir, maka selanjutnya adalah bagian corpus
uteri yang dipreparir. Pada bagian corpus uteri, dilakukan penjepitan
menggunakan doyen forceps kemudian dilakukan penjahitan corpus uteri
menggunakan doble benang ke arah lateral. Setelah itu dilakukan pengikatan
dengan kuat melingkar pada corpus uteri menggunakan benang silk. Setelah
itu, dilakukan pemotongan menggunakan scalpel pada bagian corpus uteri
yaitu pada posisi diantara dua doyen forceps tadi. Kemudian, uterus dan
ovarium bisa diangkat keluar tubuh dan doyen forceps yang satunya lagi
dapat dilepas secara perlahan
Tahap berikutnya adalah penjahitan peritoneum dan kulit. Sebelum
dilakukan penjahitan maka dilakukan penyemprotan antibiotik terlebih dahulu
ke dalam rongga abdomen. Setelah itu dilakukan penjahitan menggunakan
cat gut pada peritoneum dengan tipe jahitan sederhana. Kemudian,
dilanjutkan dengan menjahit kulit menggunakan silk dengan tipe jahitan
sederhana. Penutupan dilakukan menggunakan kain kasa dan sebelumnya
telah di tambahkan dengan betadine. Untuk memfiksir balutan tersebut maka
kemudian dipasang gurita melingkari abdomen.
BAB IV
PEMBAHASAAN
4.1 Desinisi dan Manfaat OH
Ovariohistrektomi (OH) adalah tindakan pembedahan untuk
melakukan pembuangan/ pengangkatan sel telur (ovarium), tuba falopii
dan uterus pada hewan betina agar hewan tersebut menjadi mandul,
umum dilakukan pada kasus-kasus penyakit yang menyerang ovarium
dan uterus seperti: kista ovarium, pyometra, torsio uterus, prolaps uterus
dan ruptura uterus (pencegahan agar tidak terjadi hiperplasia vagina). OH
dapat dilakukan pada anjing dan kucing yang berumur kurang lebih 6
bulan, sebelum atau sesudah siklus esterus yang pertama.
Manfaat OH
1. Kucing tidak akan mengalami esterus dan tidak mengalami menstruasi

2. Pada kucing selain tidak mengalami esterus juga akan menghilangkan


sifat berisik dan kebiasaan mengangkat ekor sebagai petanda ingin
kawin.
3. Menurunkan resiko kemungkinan terjadinya/timbulnya tumor payudara
(Mammary adenocarcinoma).
4.2 Prosedur Pembedahan
1. Hewan dicukur di daerah ventral abdomen dan dibius, setelah hewan
diletakkan pada posisi dorsoventral (terlentang) kemudian daerah
sayatan dibersihkan dan didesinfeksi;
2. Sayatan dilakukan pada garis median abdomen (linea alba) berdasarkan
pada ukuran dan besar hewan, jarak antara umbilikal dan pubis dibagi 3
bagian.Pada anjing sayatan sebaiknya dibuat di 1/3 bagian cranial
abdomen karena ovarium anjing agak sulit dikeluarkan dibandingkan
dengan uterusnya. Jika uterus membesar atau memanjang maka sayatan
lebih diperpanjang. Pada kucing sayatan sebaiknya dilakukan pada 1/3
bagian medial abdomen karena lebih mudah mengeluarkan ovarium
dibandingkan corpus uterus.
3. Cornua uterus dikeluarkan (menggunakan spay hook atau jari tangan),
kemudian setelah diangkat akan ditemukan ovarium yang tertahan oleh
ligamentum dan selaput penggantungnya (mesovarium). Kumpulan
ligamentum, pembuluh darah dan mesovarium dan lemak dijepit.
4. Penjepitan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan 3 buah klem
terhadap secara berurutan. Benang nonabsorble (Vicryl 2.0) digunakan
sebagai pengikat kumpulan ligamentum,mesovarium dan pembuluh
darah di bawah jepitan klem pertama selanjutnya pengikatan kedua dan
ketiga dilakukan sebelum dilakukan pemotongan pada kumpulan
tersebut.
5. Setelah pemotongan sebaiknya satu klem jangan dilepas sebagai
orientasi pengontrolan terjadinya perdarahan atau tidak.
6. Hal yang sama dilakukan pada ovarium berikutnya.
7. Pada corpus uterus penjepitan dilakukan di daerah dorsal serviks,
kemudian pembuluh darah (a.v uterina dextra et sinistra) sebaiknya diikat
terlebih dahulu sebelum melakukan pengikatan pada corpus uterus,
setelah 2-3 kali pengikatan maka corpus uterus dipotong, permukaan
bekas sayatan pada corpus uterus bila perlu dapat dijahit.

8. Setelah itu dilakukan penutupan rongga abdomen dan lapisan subkutan


serta penutupan kulit.
Hal yang perlu d perhatikan setelah operasi OH yaitu :
Komplikasi
Seperti halnya tindakan operasi-operasi lainnya maka perlakuan
aseptis pada proses pembedahan secara prosedur seharusnya dilakukan
oleh para operator (dokter hewan). Biasanya komplikasi pasca OH
diantaranya lamanya proses persembuhan luka sayatan, terjadi abses
dan infeksi atau trauma pada jaringan abdomen.
Perdarahan.
Banyak kasus umum penyebab kematian setelah OH dikarenakan
adanya perdarahan. Perdarahan terjadi karena adanya ruptura
(kerusakan) pembuluh darah (a.v. ovarica), biasanya hal ini terjadi pada
saat proses pengikatan, operator tidak mengevaluasi apakah pembuluh
darah sudah terikat sempurna atau belum.
Esterus berulang.
Terjadi karena sel telur tidak terangkat dengan sempurna atau ada
sebagian sel telur yang tertinggal. Biasanya kasus ini terjadi apabila OH
dilakukan melalui flank (lateral abdomen). Gejalanya antara lain : Vulva
membengkak, Perdarahan proesterus, Perubahan tingkah laku hingga
terjadi pyometra.
Fistula
Adanya respon pembengkakan daerah sayatan yang dijahit akibat
jenis benang jahit yang digunakan, umumnya dikarenakan penggunaan
benang jahit yang tidak diserap (braided nonabsorbable suture).

BAB V
KESIMPULAN
Ovariohisterektomi adalah tindakan bedah yang dilakukan untuk
mengangkat dan membuang uterus dan ovariumnya sekaligus dari tubuh
hewan betina. Berbagai kasus yang memungkinkan diambilnya tindakan
bedah ini diantaranya adanya tumor atau kista pada ovarium dan pada
kasus pyometra yaitu penimbunan nanah pada uterus. Selain itu,

tindakan operasi ini juga dianjurkan dilakukan pada anjing betina yang
sudah tua yang tidak ingin dikawinkan lagi dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya tumor kelenjar mamae
DAFTAR PUSTAKA
http://www.merckvetmanual.com/mvm/index.jsp?cfile=htm/bc/112009.htm.
Diperoleh 2006/12/14.
Plumbs DC. 2005. Veterinary Drug Handbook. Blackwell Publishing.United
States of America.
'WahiD' WeB at Kamis, Januari 14, 2010
I Komang W.S, Diah K. 2004. Anestesi Veteriner Jilid 1. Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta.
I Komang W.S, Diah K. 2011. Bedah Veteriner. Pusat Penerbitan dan Percetakan
Unair: Surabaya.
I Komang W.S, Diah K. 2004. Anestesi Veteriner Jilid 1. Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta.
I Komang W.S, Diah K. 2011. Bedah Veteriner. Pusat Penerbitan dan
Percetakan Unair: Surabaya.
Muzarok (2012), veteriner blog ilmu bedah khusus veteriner
A b "Pyometra". The Merck Veterinary Manual. 2006.

Jenis Penyakit Paru-paru sebenarnya ada banyak. Namun, yang akan dibahas disini adalah
jenispenyakit paru-paru yang disebabkan oleh rokok. Dan jenis penyakit paru-paru yang disebabkan oleh
rokok hanyalah ada 4.

Merokok dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan memperparah


kondisi-kondisi kesehatan tertentu seperti asma dan alergi. Di antara masalah kesehatan yang dapat
ditimbulkan oleh merokok adalah masalah pernapasan. Merokok menyebabkan stress pada saluran
pernapasan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka pendek maupun kronis.
Ada empat jenis penyakit paru-paru yang dapat disebabkan karena merokok. Keempat jenis penyakit
paru-paru tersebut tidak hanya mengancam perokok aktif saja tetapi juga perokok pasif. Perokok pasif
adalah orang yang tidak merokok tetapi secara tidak sengaja menghirup asap rokok.

Keempat jenis penyakit paru-paru itu adalah:


o

Bronkitis
Bronkitis adalah jenis penyakit paru-paru yang menyebabkan peradangan (inflamasi) pada membran
mukus pada bronkus (saluran udara yang membawa udara dari trakea atau batang tenggorokan ke paruparu). Bronkitis dikategorikan dalam dua jenis yaitu bronkitis akut dan bronkitis kronis.
Iritasi pada saluran udara, atau bronkus, akibat merokok terjadi secara bertahap pada perokok. Dengan
menghisap asap tembakau terus-menerus, bronkus menghasilkan respon peradangan dan lendir yang
berlebihan, yang tidak mampu dihilangkan secara alami oleh silia (rambut halus pada lapisan mukus)
yang rusak. Akibatnya adalah penderita sering mengalami batuk perokok yang mendorong dahak yang
menghambat pernapasan.
Bronkitis merupakan bentuk awal dari penyakit paru obstruktif kronik, PPOK (chronic obstructive
pulmonary disease, COPD) yang bisa berakibat fatal, terutama jika tidak segera diobati.

Pneumonia
Pneumonia adalah Jenis Penyakit Paru-paru yang menyebabkan peradangan (inflamasi) paru-paru
karena infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau parasit.
Merokok dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena sering mengundang infeksi saluran
pernapasan. Bersamaan dengan melemahnya bronkus dan paru-paru, gangguan imunitas (kekebalan) ini
mempermudah bakteri atau virus pneumonia untuk bertahan dan merusak jaringan paru-paru.

Emfisema

Emfisema adalah jenis penyakit paru-paru dimana terjadi kerusakan kantong udara (alveolus) pada paruparu sehingga mengganggu sistem pernapasan.
Zat-zat berbahaya pada asap rokok dapat merusak dinding kantong udara (dinding alveolus). Kerusakan
ini semakin lama semakin parah. Kebocoran kantong udara paru-paru menyebabkan paru-paru tidak bisa
mengisi udara segar secara sempurna sehingga mempengaruhi suplai oksigen ke seluruh
tubuh. Emfisema menyebabkan pernapasan menjadi sangat terganggu.
Kanker Paru-paru

Kanker paru-paru adalah jenis penyakit paru-paru yang ditandai dengan tumbuhnya sel secara tak
terkenali pada jaringan paru-paru. Merokok merupakan penyebab yang paling sering dari kanker paruparu.
Mekanisme karsinogenesis (pembentukan sel kanker) merupakan proses yang kompleks. Faktor-faktor
stres oksidatif yang tinggi, imunitas (kekebalan) yang rendah dan bombardir lebih dari 60 karsinogen (zat
yang dapat menyebabkan kanker) dalam asap rokok yang luar biasa membuat perokok rentan
terkenakanker paru-paru.
Demikian keempat Jenis Penyakit Paru-paru yang disebabkan oleh merokok. Karena itu segera berhenti
merokok agar tidak menderita keempat jenis penyakit paru-paru seperti di atas.
Sumber : olvista.com

Jenis-jenis Penyakit Paru-paru


Jenis-jenis penyakit paru-paru sangatlah beragam. Namun, hampir semuanya berbahaya, sebab penyakit
ini menyerang organ terpenting dalam tubuh manusia. Anda sebaiknya menjaga kesehatan paru-paru
karena sebanyak ...

Penyakit Paru-paru

Penyakit Paru-paru adalah beberapa kondisi medis yang paling umum di seluruh dunia. Organ paru-paru
merupakan organ yang kompleks, setiap hari berfungsi untuk membawa oksigen dan ...

Penyebab Kanker Paru-paru


Penyebab Kanker Paru-paru yang paling utama adalah rokok. Perokok pasif dan aktif sama-sama
memiliki risiko tinggi terkena kanker paru-paru. Hal ini dikarenakan asap dari rokok ...

Penyebab Pneumonia
Salah satu penyebab pneumonia adalah mikroorganisme, selain itu iritasi dan ada beberapa penyebab
pneumonia yang belum diketahui. Dengan mengetahui apa saja penyebab pneumonia diharapkan
dapat ...

Mengenal Penyakit Emfisema Paru-paru


Tahukah Anda apa itu Emfisema Paru-paru itu? Emfisema Paru-paru adalah penyakit saluran pernafasan
yang berciri sesak napas terus menerus yang menghebat pada waktu mengeluarkan tenaga ...

Anda mungkin juga menyukai