Anda di halaman 1dari 8

Nama : Trisna Putri

NIM : 2002501010060
PPDH’19 Kel 5
Laboratorium Patologi

“Teknik Nekropsi pada Kuda”

Nekropsi dapat di definisikan sebagai pembedahan bangkai yang teratur


dan sistematis. Memiliki tujuan untuk menentukan penyebab kematian atau sifat
dari proses penyakit. Sebuah nekropsi harus selalu dilakukan secara menyeluruh
dan lengkap untuk mendapatkan jawaban terbaik atas penyebab penyalot atau
kematian (Buergelt dan Piero,, 2014).

Berdasarkan tujuannya, nekropsi pada kuada dapat dibagi menjadi tiga


jenis, yaitu : nekropsi berorientasi penyakit, nekropsi asuransi dan mekropsi
medikolegal yang masing-masing memerlukan pendekatan yang dimodifikasi.
Nekropsi harus dilakukan dalam jangka waktu yang wajar setelah kematian untuk
menghindari pembusukan jaringan. Jika dilakukan euthanasia, hewan harus
dikeluarkan darahnya sebelum pemeriksaan postmortem dimulai untuk
menghindari tumpahan darah ke organ yang akan diperiksa (Buergelt dan Piero,
2014).

Teknik Nekropsi Pada Kuda

Sebelum melakukan nekropsi harus dipersiapkan peralatan nekropsi dan


pakaian pelindung.

1. Idealnya, nekropsi dilakukan pada tempat yang mudah diakses dan jauh dari
tempat pemeliharaan kuda (kuda lain tidak melihat nekropsi)
2. Kuda ditempatkan dalam posisi left lateral recumbency dan diperiska kondisi
tubuhnya secara keseluruhan. Setiap luka atau kelainan eksternal harus
diperhatikan.
3. Mulailah nekropsi dengan menusuk kulit di axila, selanjutnya perluas sayatan
secara kranial setinggi simfisis mandibular dan kaudal ke perineum. Setelah
mengiris kulit, tungkai belakang dan kaki depan dapat diculik dengan cara
disartikulasi sendi panggul dan mengiris oto antara scapula dan dinding tubuh

4. Untuk membuka rongga perut, otot perut harus diiris di sepanjang lengkung
kosta (batas ekor dari tulang rusuk) dan sepanjang dinding tubuh punggung,
dari perlekatan ke tulang rusuk hingga setinggi panggul. lembaran otot perut
dapat dibalik untuk memeriksa rongga perut.
5. Untuk membuka rongga dada, diagfragma harus terlebih dahulu ditusuk
untuk memeriksa tekanan negative, dan dipotong dari tulang rusuk. Potong
setiap tulang rusuk tepat dibawah sudut tulang rusuk dan refleksikan ke
bagian perut. Setelah beberapa tulang rusuk dipotong buat pegangan dengan
menorehkan otot intercostal di dekat bagian tengan tulang rusuk.
6. Ketika rongga perut dan dada sudah dibuka, sebelum pengangkatan organ
dalam, sebaiknya dilakukan penilaian lengkap terhadap karkas.

7. Paru-paru dapat diperiksa di dalam atau dikeluarkan dari rongga dada. Hati
bisa diangkat dan dibuka untuk pemeriksaan semua bilik dan katup. bedah
melalui sayatan leher bagian perut untuk mengekspos trakea dan esophagus.
8. Untuk memeriksa saluran gastrointestinal, evaluasi visera perut untuk
kelainan lokasi dan penampilan sebelum dikeluarkan dari perut. Temukan
lokasi fleksi panggul dan buat eksterior yang besar usus besar, meletakkannya
di samping bangkai.
9. Pengangkatan usus besar dari perut membuat evaluasi lebih mudah dan
memungkinkan visualisasi yang lebih baik dari organ perut yang tersisa.
Seluruh panjang usus halus dan usus besar kecil harus diperiksa serta hati,
limpa, ginjal, dan adrenal. Saluran urogenital juga dapat dievaluasi saat ini.
Sekali lagi, sampel harus dikumpulkan dari lesi yang teridentifikasi atau
abnormal jaringan
10. Jika proses penyakit yang mendasari adalah neurologis sifat, kumpulan otak
untuk evaluasi dan penyerahan dijamin. Untuk mengekstrak otak, pertama
lepaskan kulit dan otot dari punggung tengkorak. Gunakan gergaji besi untuk
membuat potongan melintang melalui tulang depan hanya punggung ke mata,
dan kemudian bentuk segitiga dengan menghubungkan potongan pertama
dengan menunjuk hanya medial ke kondilus oksipital. Angkat dan lepaskan
bagian calvarium agar otak terbuka.

11. Untuk menutup bangkai, masukkan semua organ kembali menjadi rongga
tubuh masing-masing. Geser tulang rusuk kembali ke posisi semula. Buat
beberapa sayatan di kulit dan tutup dengan jahitan simple continous

Gambar nekropsi pada kuda


Gambar Rongga Thoraks
Gambar Saluran Gastrointestinal

Gambar Hepatic
Gambar Kepala

Ganbar Sumsum Tulang


Referensi :

Buergelt, C.D. dan Piero, F.D. (2014). Color atlas of equine pathology. Willey
and Sons, USA.

Frank, C., Madden, D.J. dan Duncan, C. (2015). Field necropsy of the horse.
Article in press.

Ness, S.L dan Bai,. F.T. (2009). How to perform an equine field necropsy. AAEP
Proceedings, vol 55 : 313 -316.

Robbinson, N.E. dan Sprayberry, K.A. (2009). Current Therapy In Equine


Medicine. Elsevier Inc, USA.

Anda mungkin juga menyukai