Anda di halaman 1dari 22

Ilmu Kebidanan dan

Kemajiran

“KEMAJIRAN PADA HEWAN


JANTAN

Dr. drh. Dasrul, MSi


Veterinery Faculty
Syiah Kuala University

Laboratory of Animal Reproduction, Syiah Kuala University


Pendahuluan
• Kasus kemajiran pada hewan jantan
pada dasarnya sama dengan pada
betina  Menurunkan Kesuburan,
efisiensi reproduksi dan penurunan
produktifitas  menyebabkan kerugian
• Pada Program IB memerlukan seekor
pejantan unggul sebagai sumber Semen,
bila pejantan mengalami kemajiran
maka produktivitas pejantan menurun
• Pada proses kawin alam kemajiran pada
pejantan sangat merugikan
• Identifikasi kemajiran pada pejantan dapat
dilakukan dengan mudah yaitu ;
– Pejantan tidak mempunyai kemampuan untuk
bereproduksi
– Hanya pada pejantan yang tidak subur agak
sulit dideteksi
 Derajat kesuburan pejantan dapat diukur
dari beberapa asfek;
 Produksi semen (rendah)
 Libido Pejantan (tinggi, sedang atau rendah)
 Kemampuan berkopulasi
 Kondisi dari kelenjer asessoria
Kemampuan Memproduksi Semen

• Produksi Semen yang tinggi yang


dinyatakan dengan Volume tiap ejakulat
tinggi
• Konsentrasi Spermatozoa Tinggi
• Kualitas Spermatozoa Tinggi (Persentase
motilitas, Integritas Membran,
Hidup/mati spermatozoa, Abnormalitas
spermatozoa)
• Daya fertilitas (Sel spermatozoa
mempunyai kemampuan membuahi sel
telur) baik

Data Produksi semen yang Normal pada
berbagai hewan ternak

Spesies Umur Volume pH semen Konsentrasi Jumlah Sel


ternak Pubertas ejakulat (ml) (juta/ml) sperma

Kuda 10-24 50-125 7,3-7,5 60-3000 6-20

Sapi 7-18 3-6 6,3-6,9 800-1.250 4-6

Domba 4-12 0,8-1,25 6,3-6,5 1.000- 1-2


3.500
Kambing 4-12 0,5-1,25 6,3-6,5 1.500- 1-2
4.000
Babi 5-7 200-300 6,8-7,2 100-4.000 10-109
b. Libido Pejantan
• Libido seekor pejantan diukur dengan
menentukan waktu reaksi (waktu
yang dibutuhkan sejak seekor
pejantan didekatkan pada seekor
betina pemancing sampai saatnya
kopulasi terjadi)
• Libido yang tingggi
• Libido yang Baik tetapi tidak mampu
berkopulasi :
• Libido sedang:
• Libido yang Rendah;
• Yang tidak mempunyai Libido ;
• Libido yang tingggi; Pejantan yang
pempunyai waktu kurang dari 1 menit
• Libido yang Baik tetapi tidak mampu
berkopulasi : Pejantan yang pempunyai
waktu antara 1 - 5 menit
• Libido sedang: Pejantan yang pempunyai
waktu reaksi 5 - 10 menit
• Libido yang Rendah; Pejantan yang
pempunyai waktu reaksi lebih dari 10 - 30
menit
• Yang tidak mempunyai Libido ; Pejantan
yang pempunyai waktu reaksi lebih dari
30 menit
• Faktor yang menyebabkan Libido Penjantan
Rendah:
– Penyakit Umum maupun Penyakit
Kelamin
– Gangguan Keseimbangan Hormonal
– Gangguan Pada Syaraf Lumbal dan
Sakral
– Pemakaian Pejantan yang berlebihan
– Gangguan pada kaki Belakang
– Pejantan terlalu Gemuk
– Keracunan
– Pakan
– Faktor genetis
– Keadaan Lingkungan
– Umur
c. Kemampuan Berkopulasi
• Tidak semua pejantan yang mempunyai
libido yang baik memliki kemampuan
berkopulasi yang baik hal ini dapat
disebabakan oleh;
– Ereksi penis yang kurang sempurna
• Ereksi penis sempurna adalah bila seluruh penis
dapat dikeluarkan dari preputium dan dapat
memasuki alat kelamin betina secara sempurna
• Ereksi Penis kurang sempurna adalah bila penis
hanya sebagian saja yang dapat dikeluarkan dari
preputium sehingga hanya sebagian saja yang
dapat memasuki alat kelamin betina
• Ereksi yang tidak sempurna dapat disebabkan
oleh;
– Pimosis (Penis tidak dapat keluar dari pintu
preputium) akibat adanya pembengkakan pada
gland penis (Balanitis, tumor penis, penyempitan
mulut preputium)
– Adanya adesio (perlengketan) antara dinding
preputium dengan penis, khususnya pada bagian
pangkal penis
– Radang Preputium (postitis) kronis
– Urolithiasia (terjadinya proses pengapuran pada
bagian penis diluar saluran uretra (penis menjadi
bengkak)
– Adanya gangguan pada urat daging retraktor penis
pada golongan ruminansia
– Adanya peradangan sendi kaki belakangyang
menimbulkan rasa sakit  mempengaruhi ereksi
b. Kondisi Kelenjer Asessoris
• Kondisi kel. Asessoris sangat
menentukan kesuburan pejantan
• Kel. Asessoris mempunyai fungsi
menghasilkan cairan yang
mengandung bahan organik dan
anorganik penting untuk
memelihara kehidupan
spermatozoa
• Gangguan kel. Asessoris
menyebabkan kualitas semen
menjadi rendah
DIAGNOSA GANGGUAN
REPRODUKSI PEJANTAN
• Memperhatikan Catatan tentang Hail
perkawinan dari pejantan (angka
kebuntingan hasil perkawinan)
• Pemeriksaan fisik alat kelamin jantan
(Testes, Skrotum, penis, Preputium dan
Kelenjer assessoris)
• Pengamatan Perilaku kawin (tingkat
libido atau kemampuan mengawini)
• Pemeriksaan Kualitas semen
(pemeriksaan makroskopis dan
mikroskopis Semen) dan pemeriksaan
biologis semen.
• KELAINAN ALAT KELAMIN JANTAN
– Kelainan Penis dan Preputium
– Kelainan Testis
– Kelainan Epididimis dan Vas defferen
– Kelainan kelenjer asessoris
 Kelainan Penis dan Preputium;

 Balanitis dan Postitis


 Pimosis dan Para pimosis
 Haematom Penis
 Prolapsus Preaputialis
 Neoplasma Penis
 Frenulum Persisten Penis
 Ruptur Penis
 Deviasi Penis
 Urolithiasis (Urinary Calculi)
 Diverticulum Preaputiale
 Kelainan pada urat daging
rektraktor penis
Kelainan Pada Testis
– Orkhitis (radang pada testis)
– Degenerasi Testis
– Spermatocole
– Hipoplasia Testis
– Kriptorchid
– Hernia Skroitalis
– Neoplasma Testis
– Varokokel
• Kelainan Pada Epididimis dan
Vas defferen
– Epididimitis (peradangan
epididimis)
– Ampulitis (peradangan ampula)
– Aplasia Segmentalis Epididimis)
Kelainan Pada Kelenjer
Asessoris
– Seminal Vesikulitis
– Kista pada kelenjer Vesikula
seminalis
– Prostitis
– Hiperplasia Kelenejer Prostata
– Karsinoma Kelenjer prostata
Distokia pada sapi
Prolapsus Uterus
Prolapsus uterus Pada Kambing
Retensio sekundinarum

Anda mungkin juga menyukai