Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SIKLUS ESTRUS ANJING


Ras memegang peranan penting terhadap waktu dimana anjing pertama kali
mengalami estrus. Secara umum, anjing menunjukkan siklus pertama mereka
beberapa bulan setelah mencapai tinggi dan berat tubuh dewasa mereka. Ras beagle,
contohnya, biasanya menunjukkan proestrus pertama mereka pada umur 7 – 10 bulan.
Beberapa anjing ras kecil memasuki estrus pertama mereka pada umur 6 – 10 bulan.
Walaupun anjing ras besar juga memulai proestrus mereka sebelum umur 1 tahun,
beberapa anjing ras besar tidak memulai siklus sampai berumur 18 – 24 bulan. Gejala
yang muncul pada saat ini bervariasi tergantung individu dan ras. Keberagaman ini
ditambah dengan siklus yang dinamakan silent heat, membuat dokter hewan dan juga
pemilik hewan sulit memprediksi waktu estrus pertama anjing.
Silent heat adalah estrus yang tidak terdeteksi oleh pemilik hewan karena
hanya terjadi sedikit pembengkakan vulva, perdarahan, aktivitas menarik perhatian
pejantan, dan perubahan tingkah laku pada anjing betina muda. Panjang pendeknya
bulu anjing, kebersihan anjing, dan kehadiran anjing jantan di rumah adalah beberapa
variabel yang dapat memudahkan pemiliki untuk mendeteksi estrus. Umur ideal untuk
mengawinkan anjing adalah 2 – 6 tahun. Perkawinan pertama direkomendasikan pada
selama estrus kedua atau ketiga, setelah pemilik menyaksikan paling tidak satu siklus
normal ovarium yang sempurna.
Ada empat fase siklus ovarium pada anjing yaitu :

1. Proestrus. Ini merupakan periode dimana terjadi peningkatan aktivitas folikuler sebelum
kemudian diikuti oleh estrus dimana pejantan tertarik pada betina namun betina menolak
untuk dikawinkan,
2. Estrus. Estrus adalah periode dimana betina mengijinkan pejantan untuk menaiki dan
mengawininya.
3. Diestrus. Ini merupakan periode setelah kawin dan berkaitan dengan aktivitas corpus
luteum.
4. Anestrus. Waktu antara akhir fase luteal (progesteron) dan permulaan fase folikuler
(proestrus) disebut anestrus.
Proestrus
Durasi. Proestrus dimulai ketika perdarahan vagina terlihat untuk pertama kali dan
berakhir ketina betina mengijinkan pejantan untuk menaiki dan mengawininya. Kriteria
lainnya yang digunakan untuk mendefinisikan permulaan dan akhir proestrus adalah
perubahan mukosa vagina yang dilihat dengan menggunakan endoskop dan perubahan
sitologi sel epital vagina. Kriteria lainnya meliputi pembengkakan vulva, menarik perhatian
pejantan, dan perubahan tingkah laku terhadap pejantan. Lamanya waktu dari saat permulaan
proestrus hingga saat kawin pertama kali biasanya 6 – 11 hari, dengan rata-rata 9 hari.
Gejala klinis. Pada saat awal proestrus, ketertarikan pejantan disebabkan oleh sekresi
feromon. Peningkatan aktivitas untuk menarik perhatian pejantan namun menolak untuk
dinaiki pejantan juga umum terjadi. Anjing betina juga akan berusaha menutupi vulvanya
dengan menggunakan ekor. Tingkah laku ini akan berubah secara bertahap seiring
berjalannya proestrus. Anjing betina biasanya menjadi lebih reseptif yang ditunjukkan
dengan aktivitas bermain dengan pejantan. Pada akhir proestrus, tingkah laku anjing betina
akan menjadi pasif dan bersedia untuk dinaiki pejantan, dengan atau tanpa lordosis dan
pengangkatan ekor.
Proestrus dicirikan, walaupun tidak selalu, dengan lelerah dari vagina. Perdarahan
vagina dimulai saat eritrosit mengalami diapedesis melewati endometrium dan secara
subepitelial seiring rupturnya kapiler yang ada di endometrium. Darah ini kemudian mengalir
melewati serviks yang relaksasi dan memasuki vagina. Sejumlah kecil eritrosit juga dapat
berasal dari mukosa vagina. Perubahan cepat dari ketebalan dan perkembangan mukosa
vagina dan endometrium merupakan respon terhadap sekresi estrogen dari folikel. Volume
perdarahan bervariasi antara anjing betina yang satu dengan lainnya.
Anjing betina yang selalu membersihkan diri dengan jalan menjilati tubuh, proestrus
menjadi sulit terdeteksi. Deteksi proestrus juga menjadi lebih sulit pada anjing berbulu
panjang dengan ekor turun dibandingkan dengan anjing berbulu pendek yang tidak memiliki
ekor. Lelerah darah dari vagina akan berhenti seiring proestrus memasuki estrus.
Vulva. Vulva yang membengkak selama proestrus disebabkan oleh akumulasi cairan.
Vulva yang edema dan bengkak ini menghalangi masuknya penis pejantan. Seiring
beralihnya proestrus menjadi estrus, vulva akan melunak secara dramatis dan menghilangkan
rintangan yang sebelum terbentuk.
Perubahan hormon dan anatomi ovarium. Anjing betina pada saat proestrus berada
dalam pengaruh estrogen. Estrogen disintesis dan disekresikan oleh folikel ovarium yang
sedang berkembang. FSH dan LH dilepaskan pada akhir anestrus, dan peralihan dari anestrus
menjadi proestrus berkaitan dengan peningkatan sekresi FSH dan LH. Akibat stimulasi
gonadotropin, folikel menjadi masak dan mencapai kapasitasnya untuk mensintesis dan
mensekresikan estrogen. Estrogen yang disekresikan menyebabkan leleran vagina, menarik
perhatian pejantan, dan persiapan uterus untuk kebuntingan.
Konsentrasi estrogen yang meningkat secara dramatis selama proestrus berkaitan
dengan perubahan dramatis pada uterus, mukosa vagina, dan vulva, dan juga pada sekresi
folikuler dan tingkah laku anjing betina. Konsentrasi estrogen selama anestrus biasanya
antara 5 – 15 pg/ml. Proestrus berkaitan dengan meningkatnya konsentrasi estrogen
(estradiol) diatas 15 pg/ml. Konsentrasi tertinggi estradiol dicapai pada 24 – 48 jam sebelum
akhir proestrus (permulaan estrus).
Penurunan konsentrasi estradiol menstimulasi permulaan estrus. Selama 5 – 20 hari
berikutnya, konsentrasi estradiol menurun secara progresif ke level basal. Konsentrasi
progesteron selama proestrus kecuali pada 24 – 72 jam terakhir adalah rendah. Akhir
proestrus dan permulaan estrus berkaitan dengan konsentrasi progesteron yang meningkat
sementara konsentrasi estrogen menurun. Konsentrasi progesteron >1 ng/ml dibutuhkan
untuk induksi perubahan tingkah laku estrus dan untuk memelihara kebuntingan.
Anatomi uterus, oviduct, dan kelenjar mamae.Beberapa jaringan target estrogen
terpengaruh oleh peningkatan konsentrasi estrogen selama proestrus. Perubahan ini meliputi
pertumbuhan duktus dan tubulus glandula mamae, proliferasi fimbria oviduct, penebalan
oviduct, pemanjangan kornu uteri, penebalan endometrium, peningkatan sensitivitas
myometrium, pembesaran serviks, pemanjangan dan edema vagina, proliferasi dinding
vagina, dan sintesis enzim metobolis steroid hepatika. Persiapan implantasi di endometrium
meliputi peningkatan ketebalan dinding dan aktivitas glanduler, yang berkaitan dengan
perdarahan. Perdarahan uterus ini merupakan sumber utama perdarahan vagina pada saat
proestrus.
Anatomi vagina dan endoskopi. Peningkatan konsentrasi estrogen menyebabkan
penebalan dinding vagina, yang melindungi anjing dari trauma pada saat kawin. Ketebalan
epitel vagina pada saat anestrus hanya beberapa lapis dan mudah rusak. Peningkatan
konsentrasi estrogen pada saat proestrus menyebabkan multiplikasi cepat pada lapisan sel
epitel vagina. Sehingga, ketika penis pejantan memasuki vagina, maka tidak akan berbahaya
bagi anjing betina.
Peningkatan jumlah lapisan menyebabkan lapisan sel yang berada dekat dengan
lumen tidak menerima aliran darah sehingga mengakibatkan kematian sel. Sel-sel mati
berperan sebagai sel yang kurang sensitif dan tidak mudah hancur. Sel menjadi tidak mudah
rusak tidak hanya karena meningkatnya jumlah lapisan sel, tetapi juga dikarenakan oleh
perkembangan prekursor keratin di dalam sel-sel ini. Penebalan mukosa vagina dapat
diketahui dengan sitologi.
Selama proestrus, mukosa tampak membulat, edema, licin, dan berkilau. Lipatan
vagina berwarna merah muda dan menggelembung ke arah lumen akibat dari retensi cairan.
Penurunan konsentrasi estrogen dan peningkatan progesteron pada 1 – 3 hari sebelum akhir
proestrus, menyebabkan edema pada mukosa vagina berkurang, dan permukaan lumen yang
tertarik menjadi berlipat-lipat secara progresif. Peristiwa ini disebut krenulasi. Krenulasi
vagina terlihat dalam 24 jam sebelum lonjakan LH.
Lonjakan LH akan diikuti oleh ovulasi dalam waktu kurang lebih 24 – 48 jam.
Pengawinan sebaiknya terjadi pada saat ini. Mukosa menjadi lebih terkrenulasi secara
progresif, dan lipatan vagina menjadi lebih rata seiring berkurangnya edema. Selanjutnya,
karena lapisan epitel yang menebal telah menghilang, mukosa sekali lagi menjadi mudah
rusak dan hemoragi superfisial dapat terlihat dengan vagioskopi.
Estrus
Durasi. Estrus biasanya berlangsung selama 5 – 9 hari. Namun, panjangnya waktu estrus
dapat bervariasi tergantung individu.
Gejala klinis. Perubahan tingkah laku yang terjadi pada saat estrus adalah anjing betina
bersedia menerima pejantan yang ingin menaiki dan mengawini. Anjing juga akan
membungkuk dan menaikkan perineumnya. Tekanan yang diberikan pada punggung bawah
menyebabkan ekor disingkapkan ke samping dan tekanan yang jelas terlihat pada kaki
belakang yang berguna untuk mnenahan berat tubuh pejantan. Leleran vagina berwarna
merah muda dan mengandung glukosa.
Endoskopi vagina. Perubahan sekresi dari estrogen menjadi progesteron oleh folikel
preovulatory mengakibatkan berkurangnya vaskularisasi mukosa vagina dan edema.
Permukaan lumen vagina menjadi lebih terkrenulasi atau lebih melipat.
Perubahan hormonal. Konsentrasi estrogen meningkat 1 – 2 hari sebelum permulaan estrus.
Biasanya anjing betina mulai menampakkan gejala estrus hanya ketika konsentrasi estrogen
yang sebelumnya meningkat menjadi menurun. Penurunan konsentrasi estrogen
merefleksikan proses final pematangan folikel ovarium, beberapa hari sebelum ovulasi.
Bersamaan dengan penurunan level estrogen, sel-sel folikel lainnya mengalami
luteinisasi dan mensekresikan sejumlah besar progesteron. Kombinasi dari penurunan
konsentrasi estrogen dan peningkatan konsentrasi progesteron pada akhir proestrus
menstimulasi perubahan tingkah laku anjing betina pada saat estrus dan memberikan
feedback positif terhadap hipotalamus dan pituitary, menghasilkan sekresi FSH dan LH pada
permulaan estrus.
Progesteron meningkat diatas serum basal sebelum lonjakan LH. Dengan kata lain,
sel-sel folikel yang mampu mensintesis dan mensekresikan progesteron berfungsi sebelum
perkembangan corpus luteum. Peningkatan progesteron ini memperkuat intensitas dan durasi
tingkah laku estrus. Penurunan konsentrasi estradiol yang diikuti dengan peningkatan
konsentrasi estrogen juga dianggap berperan dalam mengiinisiasi lonjakan LH. Lonjakan LH
menginisiasi ovulasi dalam waktu 24 – 48 jam, yang setelahnya kemudian akan terbentuk
corpus luteum.
Ovarium yang membesar dapat dilihat dengan abdominal ultrasonografi. Ovarium
memiliki bentuk oval yang akan menjadi bulat setelah ovulasi. Struktur yang teridentifikasi
setelah ovulasi adalah nonovulatory folikel, korpora hemoragika, korpora luteal yang berisi
air, atau folikel yang mengalami luteinisasi. Folikel yang ruptur dengan cepat terluteinisasi.
Bagian yang ruptur ini mengalami reorganisasi menjadi korpus luteum yang mampu
mensintesis dan mensekresikan progesteron selama 2 bulan atau Lebih.
Selama periode ini, uterus terus bersiap untuk implantasi. Perdarahan mikrovaskuler
biasanya, walaupun tidak selalu, berhenti, dan perkembangan glandula diiringi peningkatan
vaskularitas mendekati selesai. Uterus menjadi lebih mudah dipalpasi pada pemeriksaan
abdomen, menunjukkan peningkatan ukuran dan ketebalan.
Diestrus
Durasi. Diestrus adalah fase setelah fase estrus dimana konsentrasi progesteron menjadi
dominan. Fase ini berlangsung selama 56 – 58 hari pada anjing yang bunting dan 60 – 100
hari pada anjing yang tidak bunting.
Perubahan hormonal. Konsentrasi progesteron di dalam plasma meningkat diatas level basal
(>0,5 ng/ml) pada akhir proestrus menjadi lebih besar dari 1 – 2 ng/ml pada saat permulaan
estrus. Setelah ovulasi, korpus luteum berkembang di dalam ovarium pada bekas lokasi
folikel yang ruptur, menyebabkan peningkatan populasi sel yang dapat mensintesis dan
mensekresikan progesteron. Puncak sintesis progesteron oleh korpus luteum ini dicapai 20 –
30 hari setelah ovulasi. Pada saat ini, konsentrasi progesteron meningkat secara dramatis
lebih tinggi daripada konsentrasi basal (15 – 90 ng/ml).
Ovarium dan uterus
Korpus luteum berlokasi di permukaan ovarium selama diestrus. Uterus merespon
terhadap peningkatan konsentrasi progesteron dengan jalan memelihara struktur dan
vaskularisasi yang dibutuhkan untuk kebuntingan.
Bersamaan dengan degenerasi korpus luteum dan berhentinya sekresi progesterin, diestrus
berakhir dan uterus mengalami periode perbaikan. Periode involusi uterus ini membutuhkan
waktu 1 – 3 bulan.
Gejala klinis. Fase diestrus dimulai ketika anjing betina menolak untuk dikawini. Vulva
kembali ke ukuran semula dan tidak lagi membesar. Secara umum, tidak ada perbedaan yang
timbul baik pada saat anestrus maupun diestrus.
Glandula mamae. Meningkatnya konsentrasi progesteron pada saat standing heat
menginisiasi perkembangan glandula pada jaringan mamae. Perubahan ini biasanya menjadi
lebih jelas ketika anjing mencapai trimester akhir dari diestrus. Konsentrasi prolaktin, yang
meningkat selama minggu terakhir kebuntingan, menyebabkan persiapan laktasi untuk fetus
yang akan dilahirkan.
Anestrus
Definisi. Anestrus adalah suatu fase dalam siklus reproduksi dimana uterus mengalami
involusi. Anestrus dimulai pada saat anjing melahirkan dan berakhir pada saatnya dimulainya
proestrus.
Durasi. Seperti fase lainnya, durasi anestrus pun bervariasi. Variasi ini tergantung dari ras,
kesehatan, umur, lingkungan, dan berbagai faktor lainnya. Biasanya anjing betina memulai
proestrus mereka setiap 7 bulan. Proestrus berlangsung selama 9 hari, estrus 7 – 9 hari,
diestrus 58 hari, dan anestrus 4,5 bulan.
Konsentrasi hormon. Seperti pada spesies lainnya, ledakan sporadis sekresi LH terjadi selama
anestrus pada anjing. Peningkatan LH yang terjadi secara tiba-tiba dan sementara ini
menyebabkan munculnya dua episode sekrestori LH yang singkat namun potensial. Satu
lonjakan LH segera diikuti permulaan proestrus, dan yang satunya lagi diikuti atau
berbarengan dengan permulaan estrus dan kemudian ovulasi. Konsentrasi serum FSH juga
meningkat selama anestrus, level hormon ini pada akhir anestrus sama tingginya seperti level
hormon FSH pada saat lonjakan FSH preovulatory pada saat estrus.
Konsentrasi estrogen berfluktuasi secara signifikan selama anestrus. Lonjakan konsentrasi
estrogen dilaporkan terjadi, dan hal ini diasumsikan berasal dari gelombang perkembangan
folikel subklinis dan kemungkinan berumur pendek. Folikel-folikel ini mensitesis dan
mensekresikan estrogen, menyebabkan naiknya, walaupun sedikit, konsentrasi estrogen.
Karena folikel tidak pernah berkembang dengan sempurna, mereka regresi dan berkembang
menjadi sel lutein yang mensekresikan progesteron. Serum estrogen menurun sebelum
permulaan proestrus. Sebaliknya, progesteron tetap pada konsentrasi yang sangat rendah
selama anestrus.
Uterus. Uterus selama anestrus mengalami perbaikan. perbaikan sempurna endometrium ke
keadaan semula membutuhkan waktu kurang lebih 120 hari setelah konsentrasi progesteron
kembali ke level basal pada anjing yang tidak bunting dan setelah 140 hari pada anjing yang
bunting.

B. Siklus Estrus Kucing

Pubertas adalah keadaan dimana seekor hewan telah memiliki kemampuan untuk
bereproduksi ditandai dengan berfungsinya organ-organ reproduksi dan memiliki keinginan
untuk kawin. Pubertas menandakan kapasitas reproduksi yang normal dan sempurna mulai
berjalan dan akan mencapai puncaknya beberapa saat setelah pubertas. Pada hewan betina
pubertas ditandai dengan adanya estrus dan ovulasi (Nalbandov, 1976; Toelihere, 1979).
Masa pubertas pada kucing domestik terjadi rata-rata pada usia 8-10 bulan, tergantung
pada faktor-faktor yang mempengaruhi. Masa pubertas yang paling efektif dapat dilihat dari
tingkat pertumbuhan. Kucing dengan asupan nutrisi yang baik akan mencapai pubertas lebih
awal dibandingkan dengan kucing dengan asupan nutrisi yang kurang, selain dari asupan
nutrisi tingkat pertumbuhan juga dipengaruhi oleh genetika, riwayat penyakit dan lingkungan
sosial (Shile et al., 1979).
Pada hewan-hewan tertentu peristiwa perkawinan hanya dapat terjadi pada musim-
musim tertentu dalam satu tahun yang disebut musim kawin atau breeding season. Musim
kawin merupakan suatu keadaan dimana seekor hewan menampakkan aktivitas perkawinan
pada suatu musim dalam waktu tertentu.Salah satu komponen dari aktivitas ini adalah
ditandainya keadaan birahi atau estrus (Nalbandov, 1976; Toelihere, 1979).
Pada kucing domestik musim kawin terjadi dua kali selama setahun antara Januari
dan Februari (sebagian besar terjadi saat bulan januari) serta pada bulan Juli (Andriansyah,
1999). Pada daerah yang memiliki empat musim, musim kawin pada kucing terjadi pada
musim semi (januari sampai maret) dan pada akhir musim panas atau awal musim gugur
(agustus sampai oktober). Ini dikarenakan adanya faktor cahaya yang sangat berpengaruh
terhadap lamanya musim kawin (Pineda, 1989).
Siklus estrus pada hewan dikendalikan oleh kelenjar atau jaringan utama yaitu
hipothalamus, pituitaria, ovarium dan uterus yang menghasilkan beragam senyawa kimiawi
yang disebut hormon. Beberapa hormon yang berperan dalam siklus estrus adalah
Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), Follicle Stimulating Hormone (FSH),
Luteinizing Hormone(LH), Estradiol, Progesteron dan Prostaglandin F2α (PGF2α). Hormon-
hormon tersebut bersinergi mengendalikan estrus, ovulasi, pembentukan dan regresi corpus
luteum serta pertumbuhan dan perkembangan folikel di dalam ovarium. Siklus estrus terdiri
dari proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Proestrus adalah periode di mana kucing betina
menunjukkan aktivitas seksual dengan tanda, kucing betina berulang kali menyerukan kucing
jantan, tapi dia tidak akan membiarkan kucing jantan mendekatinya. Tanda-tanda proestrus
biasanya terjadi digabungkan dengan hari pertama fase pertumbuhan folikel (Shile et al.,
1979).
Estrus adalah suatu periode dimana secara psikologis maupun fisiologis hewan betina
memiliki keinginan untuk kawin dan bersedia menerima pejantan untuk kopulasi (Donald,
1980). Pada saat pubertas tercapai dan musim reproduksi telah dimulai estrus terjadi pada
hewan tidak bunting menurut siklus ritmik yang khas ( Toelihere, 1979). Ciri-ciri perilaku
kucing dalam fase estrus yaitu kucing menjadi lebih manja, suka menggosok-gosokkan badan
pada benda-benda dan pemilik secara manja, berguling-guling di lantai, saat punggung
bagian belakang disentuh maka kucing akan menaik-naikkan bagian tersebut, kucing juga
menjadi vocal, terkadang disertai sering urinasi atau menyebar urine di beberapa tempat
sebagai penanda bahwa kucing sedang birahi (Suwed et al., 2006). Untuk kucing selang
antara estrus pertama dengan estrus berikutnya adalah 6 bulan dengan lamanya estru adalah 5
hari (Sukra, 1989).
Pada kucing ovulasi dapat terjadi bila ada kopulasi atau rangsangan induksi sehingga
apabila tidak ada kopulasi sel telur walaupun sudah matang tidak akan mengalami pelepasan
oleh ovarium (ovulasi). Pada kucing yang mengalami ovulasi tidak spontan atau tergertak
(induced ovulation), memerlukan stimulasi lebih dulu untuk melepaskan sel telur dari folikel
de Graaf yaitu adanya kopulasi oleh hewan jantan menyebabkan dihasilkannya hormon LH
oleh hipofise anterior dimana mekanismenya adalah stimulasi terhadap serviks akan
diteruskan melalui susunan syaraf he hipotalamus, dan hipotalamus mengeluarkan
Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) yang dapat menggertak kelenjar hipofise anterior
untuk menghasilkan hormonnya (Gunanti,2001),
Pada umumnya semua hewan betina memiliki kesamaan dalam pola estrusnya terus
menerus sepanjang tahun apabila tidak terjadi kebuntingan yaitu fase proestrus, estrus,
metestrus, dan diestrus, dimana fase proestrus berlangsung selama 1-3 hari, estrus 3-10 hari,
metestrus 1-3 hari, diestrus 30-70 hari dan anestrus 30-40 hari (Pineda, 1989) (gambar.1).
Gambar1. Periode siklus estrus (Feldman and Nelson,2004)

Proestrus
Rata-rata fase proestrus pada kucing berlangsung selama 1,2 hari (kisaran antara 0,4-2
hari). Fase proestrus pada kucing sulit untuk dilihat karena waktunya yang singkat dan
kurangnya tanda-tanda pada alat kelamin eksternalnya. Fase proestrus terdiri dari
pertumbuhan folikel dan sintesis estrogen yang masuk dalam sirkulasi konsentrasi tinggi
(Shille et al., 1979). Kucing mulai menunjukkan tanda-tanda perilaku estrus seperti bersuara,
menggosok kepala dan leher terhadap benda dan berguling-guling di tanah. Pada fase
proestrus kucing betina menolak jantan untuk menaikinya. Akhir dari fase proestrus ditandai
dengan kucing betina mulai menerima kehadiran jantan (Brown,2011).

Estrus
Estrus adalah fase pembibitan siklus yang biasanya berlangsung selama rata-rata 7,2
hari dan telah diamati pula pada periode 2-19 hari (Shille et al., 1979). Tanda-tanda klinis
estrus adalah sama seperti pada fase proestrus tetapi kucing betina mulai menerima kucing
jantan untuk menaikinya. Kucing betina mulai memasuki posisi kawin jika adanya kucing
jantan atau saat kucing mengelus bagian belakang di dasar ekornya (Feldman and Nelson,
2004). Fase estrus berkaitan erat dengan fase folikular, yang didefinisikan sebagai periode
ketika folikel memproduksi dan mengeluarkan tingkat tinggi estrogen (Verhage et al., 1976).
Dalam sebuah studi oleh Shille et al. (1979), dijelaskan bahwa durasi fase folikular berkisar
3-16 hari dengan rata-rata 7,4 hari, dan fase panjang itu tidak diubah oleh kopulasi atau
ovulasi. Hanya 8% dari kucing betina menunjukkan perilaku estrus pada hari pertama dari
fase folikuler sementara itu bisa dilihat pada 100% pada hari ke-5, yang menunjukkan bahwa
dua fase tidak sempurna yang bertepatan (Shille et al., 1979). Tingkat estrogen terus
meningkat hingga konsentrasi puncak, rata-rata mencapai pada hari ke-3 dari fase folikuler,
dan kemudian dengan cepat menurun (Bank and Stabenfeldt, 1982), meskipun sebagian terus
menunjukkan perilaku estrus untuk 1-4 hari setelah fase folikular berakhir (Shille et al.,
1979). Bahkan jika ovulasi diinduksi, yang mengarah ke konsentrasi progesteron mulai
meningkat, proses penerimaan seksual akan melanjutkan ke akhir periode estrus (Paape et al.,
1975). Jika saat ovulasi tidak terjadi penerimaan seksual selama periode estrus, maka kucing
akan memasuki fase anovulasi atau interestrus, dan melanjutkan ke proestrus lagi segera
setelah itu. Jika kucing berovulasi selama estrus, maka akan terjadi kebuntingan baik atau
semu, tergantung pada apakah dia mengandung atau tidak (Feldman and Nelson, 2004).

Interestrus
Kucing betina akan memasuki fase interestrus setelah periode estrus berakhir. Ini
adalah periode reproduksi yang tidak aktif dan juga periode siklus estrus yang membuat
kucing berbeda dari kebanyakan spesies hewan betina peliharaan lainnya (Feldman and
Nelson, 2004). Periode interestrus telah diamati dapat bertahan selama 1,4-16,6 hari, dengan
rata-rata pada 9 hari, tapi berlangsung lebih lama jika ovulasi diinduksi selama estrus
(Kutzler, 2007). Tingkat estrogen dan progesteron dalam sirkulasi tetap rendah selama fase
interestrus saat hormone dari ovarium dalam keadaan inaktif. Pada fase ini betina kembali ke
perilaku normal dan tidak menarik pejantan (Feldman and Nelson, 2004). Interestrous
kadang-kadang disebut sebagai tiga hasil yang mungkin berbeda setelah estrus: sebuah fase
anovulasi, pseudo-kebuntingan setelah ovulasi atau kehamilan. Jika interestrus disebut
dengan cara ini, diestrus istilah biasanya tidak digunakan (Paape et al., 1975). Namun dalam
studi saat ini, interestrus didefinisikan sebagai fase anovulasi saja.

Diestrus
Diestrus merupakan fase dimana hormon progesteron mendominasi dan merupakan fase
setelah estrus jika ovulasi diinduksi. Seekor kucing jika berada pada fase diestrus dapat
mengalami kebuntingan atau pseudo-pregnant (bunting semu), dalam arti lain kucing
berovulasi tetapi tidak mengalami kebuntingan. Corpus luteum berkembang 1-2 hari setelah
ovulasi dan mulai mensintesis dan mensekresi progesteron, yang menghambat sekresi
hormon gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus dan melanjutkan dengan
pengeluaran Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari
kelenjar hipofisis (Feldman and Nelson, 2004). Pada akhir diestrus, kucing betina akan
melanjutkan ke fase proestrus atau anestrus, tergantung pada musimnya.

Anestrus
Anestrus adalah fase siklus reproduksi terhenti di mana konsentrasi plasma dari kedua
estrogen dan progesteron berada pada tingkat basal. Betina tidak menarik perhatian pejantan
atau mengekspresikan perilaku seksual. Pada masa kesuburan kucing di Swedia, anestrus
musiman biasanya dimulai pada akhir musim panas atau awal musim gugur dan terakhir
sampai awal musim semi. Karena kucing tergantung pada penyinaran untuk siklus estrus nya,
dalam waktu yang singkat dapat memicu timbulnya anestrus bahkan di tengah musim kawin.
Hal ini juga telah menunjukkan bahwa suhu yang lebih tinggi memungkinkan periode
anestrus dimulai, seperti yang dapat terjadi selama musim panas yang tinggi. Oleh karena itu,
telah terlihat bahwa musim kawin kadang-kadang dibagi menjadi dua periode, salah satu di
musim semi dan satu di awal musim gugur, dengan periode anestrus selama bulan-bulan
hangat di musim panas (Feldman and Nelson, 2004). Anestrus adalah hormon yang mirip
dengan interestrus dan keduanya terkadang menunjukkan fase yang sama (Brown, 2011).
Kontrol hormonal reproduksi

Hipotalamus mengeluarkan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) yang dapat


menggertak kelenjar hipofise anterior untuk mengeluarkan hormonnya yaitu Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Dimana FSH akan
menyebabkan pematangan folikel, dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum.
Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu
oleh LH. Dibawah pengaruh LH, korpus luteum mengeluarkan estrogen dan progesteron,
dengan jumlah progesteron jauh lebih besar. Kadar progesteron meningkat dan mendominasi
dalam fase luteal, sedangkan estrogen mendominasi fase folikel. Dalam siklus reproduksi,
Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpan balik ke hipotalamus
sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya. Dalam hal ini GnRH
beraksi sebagai neurotransmitter dan neuromodulator pada sistem saraf pusat dan akan
beraksi pada pituitary gonadotrope. Peningkatan level GnRH akan mengakibatkan
peningkatan level LH. Hormon GnRH memengaruhi secara positif tingkah laku seksual dan
terjadinya berahi pada kucing (Hafez, 2008).

Pertumbuhan organ Pemeliharaan endometrium


reproduksi dan
endometrium

Gambar 2. Siklus Hormonal pada Sistem Reproduksi Betina


Sampai saat ini, penggunaan GnRH untuk menginduksi estrus telah terus
dikembangkan karena proses yang dapat menstimulasi kelenjar hipofisis, untuk
mengeluarkan hormon FSH dan LH yang berfungsi dalam pembentukan dan pematangan
folikel (Vanderlip et al.,1997).
Pada kucing, estrus dapat diinduksi dengan meningkatkan penyinaran cahaya secara
buatan selama 24 jam, cara ini dapat merangsang estrus dalam jangka waktu yang lebih dan
meningkatkan folikulogenesis (Leyva et al., 1989; Michel, 1993). Ada beberapa prosedur
untuk induksi estrus pada kucing anestrus, yaitu Gonadotropin seperti FSH, EcG, hCG dan
GnRH dapat digunakan untuk menginduksi estrus pada kucing (Chakraborty et al., 1979;
Romagnoli et al., 2002). Regimen efektif adalah 2 mg FSH, secara intra muscular setiap hari
sampai timbulnya estrus. Kawin alam (3 kali sehari selama 3 hari pertama estrus) diikuti oleh
250 IU hCG, intra muscular pada hari ke 2 dan 3 dari berahi dapat meningkatkan respon
ovulasi kucing (Johnston et al,2001; Romagnoli et al., 2002). Estrus pada kucing dapat
diinduksi dengan injeksi FSH, LH, atau PMSG. Pemberian PMSG dapat diberikan setiap hari
selama 3 han atau sekali dengan pembenan bolus 100111 eCG dan 50 lu hCG.

Gambaran Sitologi Ulas Vagina

Perubahan sitologi vagina selama siklus estrus pertama kali ditemukan pada monyet
cynomolgus. Pada saat ovulasi, terjadi perubahan rasio sel epitel kornifikasi dengan sel basal
(Attia, 1998). Mayor et al. (2007) melaporkan bahwa sitologi vagina digunakan sebagai salah
satu prediktor siklus estrus pada Pecari tajacu.
Mayoritas sel yang ditemukan secara normal pada ulas vagina adalah sel epitel dari
vagina. Sedangkan yang dapat ditemukan selain itu adalah leukosit,eritrosit, bakteri dan
beberapa kontaminan lain seperti mikroorganisme dalam jumlah kecil. Perbandingan jumlah
sel-sel epitel berinti, sel-sel tanduk dan jumlah leukosit dapat digunakan dalam menentukan
fase estrus pada hewan. Pada penelitian ini gambaran sitologi ulas vagina anjing yang
digunakan sebagai contoh. Hal ini dikarenakan anjing mempunyai gambaran sitologi ulas
vagina yang jelas dan khas pada masing-masing fase siklus estrus. Secara umum sel epitel
vagina anjing dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe sel, yaitu sel parabasal, sel
intermediate, dan sel superfisial.
Klasifikasi sel epitel vagina kucing beserta ciri-cirinya (Beimborn et al., 2003) :
 Sel Parabasal ( sel epitel berinti besar)
Sel parabasal adalah sel epitel yang paling kecil dari tipe yang ada pada ulas vagina.
Ciri-cirinya adalah mempunyai ukuran inti yang besar dibandingkan dengan jumlah
sitoplasmanya, dan umunya bergerombol saling berdekatan. Sel parabasal banyak
ditemukan pada saat diestrus dan anestrusberlangsung, dan tidak terdapat secara
signifikan pada proestrus dan tidak ditemukan pada kondisi estrus.
 Sel Intermediet
Sel intermediet memiliki bentuk dan ukuran yang tidak beraturan dan memiliki
diameter dua sampai tiga kali dari sel parabasal. Para ahli sitologis membagi sel ini ke
dalam dua tipe yaitu sel intermediate kecil dan sel intermediate besar. Sel intermediet
kecil memiliki bentuk hampir bulat atau oval dengan inti mencolok dan besar
sedangkan sel intermediet besar memiliki bentuk poligonal dengan inti kecil
dibandingkan dengan jumlah sitoplasmanya.
 Sel superfisial/ sel tanduk
Sel superfisial merupakan sel yang terbesar yang terdapat pada ulas vagina. Berbentuk
polygonal dan bertingkat. Intinya sudah tidak ada atau piknotik (kecil dan gelap),
sering dijumpai dalam bentuk untaian-untaian atau helaian-helaian. Keberadaan sel ini
dalam jumlah mayoritas merupakan pertanda adanya produksi estrogen pada hewan
betina. Sel ini tidak normal bila ditemukan pada keadaan anestrus dan baru meningkat
pada permulaan proestrus.
Gambaran Perubahan Sel Epitel Ulas Vagina Anjing pada Fase
(A) proestrus, (B) estrus, (C) diestrus dan (D) anestrus.
(a) sel parabasal, (b) sel intermediet, (c) sel superfisial dan
(d) sel kornifikasi (Bowen 2006)

Konsentrasi Sel Epitel Vagina Pada Siklus Estrus


Berikut gambaran ulas vagina pada masing-masing fase siklus estrus (Andriansyah,
1999).
 Fase Anestrus
Sel-sel epitel vagina berwarna cerah (bashopil kuat) dengan inti yang besar, terdapat
juga sel-sel superfisial (sel tanduk) dalam jumlah yang sangat sedikit.
 Fase Proestrus
Inti sel-sel epitel vagina kecil bila dibandingkan dengan sitoplasma dan mempunyai
warna yang pucat Adanya pengaruh estrogen menyebabkan sel-sel epitel vagina menebal
dan inti sel mulai menghilang. Pada saat proestrus terdapat 75% sel epitel berinti dan 25%
sel-sel tanduk.
 Fase Estrus
Terdapat banyak sekali sel-sel tanduk yang bersifat asidofilik,berinti piknotik(kecil)
dan gelap. Pada fase estrus terjadi peningkatan jumlah sel-sel tanduk hingga mencapai
75-100% atau 90-100%.
 Fase metestrus
Pada fase metestrus, garis-garis luar dari sel tanduk menjadi titik rata dan berkabut
serta terdapat banyak bakteri dan leukosit. Pada akhir metestrus ukuran sel semakin kecil
dan bersifat basofilik dan leukosit masih terdapat dalam jumlah sangat sedikit.
 Fase Diestrus
Pada fase ini sel superfisial(sel tanduk) menurun menjadi 20% dan sel intermediet (sel
epitel kecil) meningkat.
BAB III
METODOLOGI
Vagina Smear
Pengambilan sampel ulas vagina dengan metode yaitu :
1. Anjing/kucing di handling dan restrain dengan posisi baring
2. Ujung cotton bud dibasahi dengan larutan NaCl 0,9% kemudian secara perlahan
dimasukkan ke dalam vagina sedalam kurang lebih 5 mm dan diputar searah jarum
jam secara perlahan-lahan dua hingga tiga kali.
3. Kaca objek dibersihkan dengan alkohol 70% dan dikeringkan. Ujung cotton bud
yang sudah dimasukkan ke dalam vagina dioleskan berlawanan arah jarum jam dua
sampai tiga baris dengan arah yang sama pada kaca objek dan setiap olesan tidak
boleh saling menumpuk, tunggu beberapa saat untuk mengeringkan hasil olesannya.
4. Olesan vagina tersebut diapuskan pada kaca objek hingga merata pada permukaan
kaca objek dan ditunggu selama kurang lebih 5 menit hingga kering.
5. Preparat direndam dalam larutan methanol selama ± 10 menit.
6. Lalu preparat diangkat dan direndam ke dalam larutan giemsa 1% selama 10 menit.
7. Pewarna yang berlebihan dibersihkan dengan membilas menggunakan air keran
dengan debit air rendah kemudian kering anginkan.
8. Preparat diamati di bawah mikroskop
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Anjing/kucing di handling dan restrain. Ujung cotton bud dibasahi dengan larutan
NaCl 0,9% kemudian secara perlahan dimasukkan ke dalam vagina sedalam kurang lebih 5
mm dan diputar searah jarum jam secara perlahan-lahan dua hingga tiga kali

a) b)

Gambaran hasil ulas vagina a) kucing b) anjing

4.2 PEMBAHASAN

Karakteristik dan morfologi sel pada ulas vagina adalah :


 Sel parabasal adalah sel epitel kecil yang khas ditemukan pada ulasan vagina, bentuknya
bulat atau membulat dan mempunyai inti yang relatif besar dibandingkan dengan
sitoplasma. Sel-sel parabasal umumnya ditemukan pada saat diestrus dan anestrus dan
tidak umum ditemukan awal proestrus serta tidak terdapat selama masa estrus. Pada fase
proestrus, sel-sel epitel vagina yang teramati adalah sel-sel parabasal dan sel-sel
intermediet.
 Sel intermediet mempunyai bentuk dan ukuran yang bervariasi dan mempunyai diameter
dua atau tiga kali lebih besar dari pada sel parabasal. Sel intermediet ditemukan pada
semua siklus, kecuali pada saat estrus.
 Sel-sel superfisial atau sel-sel tanduk yaitu sel-sel pipih yang berbentuk poligonal dan
tidak memiliki inti atau inti yang piknosis.

Berdasarkan hasil ulas vagina pada kucing, mayoritas sel yaitu sel intermediet. Sel
intermediet memiliki bentuk dan ukuran yang tidak beraturan dan memiliki diameter dua
sampai tiga kali dari sel parabasal. Para ahli sitologis membagi sel ini ke dalam dua tipe yaitu
sel intermediate kecil dan sel intermediate besar. Sel intermediet kecil memiliki bentuk
hampir bulat atau oval dengan inti mencolok dan besar sedangkan sel intermediet besar
memiliki bentuk poligonal dengan inti kecil dibandingkan dengan jumlah sitoplasmanya.
Berdasarkan hasil ulas vagina pada anjing, mayoritas sel yaitu sel superfisial. Sel
superfisial merupakan sel yang terbesar yang terdapat pada ulas vagina. Berbentuk polygonal
dan bertingkat. Intinya sudah tidak ada atau piknotik (kecil dan gelap), sering dijumpai dalam
bentuk untaian-untaian atau helaian-helaian. Keberadaan sel ini dalam jumlah mayoritas
merupakan pertanda adanya produksi estrogen pada hewan betina. Sel ini tidak normal bila
ditemukan pada keadaan anestrus dan baru meningkat pada permulaan proestrus.
Konsentrasi Sel Epitel Vagina Pada Siklus Estrus
Berikut gambaran ulas vagina pada masing-masing fase siklus estrus
 Fase Anestrus
Sel-sel epitel vagina berwarna cerah (bashopil kuat) dengan inti yang besar, terdapat
juga sel-sel superfisial (sel tanduk) dalam jumlah yang sangat sedikit.
 Fase Proestrus
Inti sel-sel epitel vagina kecil bila dibandingkan dengan sitoplasma dan mempunyai
warna yang pucat Adanya pengaruh estrogen menyebabkan sel-sel epitel vagina menebal
dan inti sel mulai menghilang. Pada saat proestrus terdapat 75% sel epitel berinti dan 25%
sel-sel tanduk.
 Fase Estrus
Terdapat banyak sekali sel-sel tanduk yang bersifat asidofilik,berinti piknotik(kecil)
dan gelap. Pada fase estrus terjadi peningkatan jumlah sel-sel tanduk hingga mencapai
75-100% atau 90-100%.
 Fase metestrus
Pada fase metestrus, garis-garis luar dari sel tanduk menjadi titik rata dan berkabut
serta terdapat banyak bakteri dan leukosit. Pada akhir metestrus ukuran sel semakin kecil
dan bersifat basofilik dan leukosit masih terdapat dalam jumlah sangat sedikit.
 Fase Diestrus
Pada fase ini sel superfisial(sel tanduk) menurun menjadi 20% dan sel intermediet (sel
epitel kecil) meningkat.
BAB V
KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil ulas vagina pada kucing, mayoritas sel yaitu sel intermediet
kecil memiliki bentuk hampir bulat atau oval dengan inti mencolok dan besar
sedangkan sel intermediet besar memiliki bentuk poligonal dengan inti kecil
dibandingkan dengan jumlah sitoplasmanya dan hasil ulas vagina pada anjing,
mayoritas sel yaitu sel superfisial. Sel superfisial merupakan sel yang terbesar
yang terdapat pada ulas vagina. Berbentuk polygonal dan bertingkat. Intinya
sudah tidak ada atau piknotik (kecil dan gelap), sering dijumpai dalam bentuk
untaian-untaian atau helaian-helaian.
2. Pada fase proestrus, inti sel-sel epitel vagina kecil bila dibandingkan dengan
sitoplasma dan mempunyai warna yang pucat Adanya pengaruh estrogen
menyebabkan sel-sel epitel vagina menebal dan inti sel mulai menghilang, pada
saat proestrus terdapat 75% sel epitel berinti dan 25% sel-sel tanduk dan pada fase
estrus, terdapat banyak sekali sel-sel tanduk yang bersifat asidofilik,berinti
piknotik(kecil) dan gelap. Pada fase estrus terjadi peningkatan jumlah sel-sel
tanduk hingga mencapai 75-100% atau 90-100% serta pada fase diestrus, pada
fase ini sel superfisial(sel tanduk) menurun menjadi 20% dan sel intermediet (sel
epitel kecil) meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Andiansyah, 1999. Gambaran Sitologi Dan Sebaran Fase Siklus Birahi Hasil Pengamatan
Ulas Vagina Pada Kucing Lokal ( felis catus). Skripsi. FKH IPB

Anonim.2010.Merawat hewan kesayangan, Jakarta : Agromedia

Bauer-Donton, A.C., J. Weiss, and J.L. Jameson. 1995. Roles of esterogen, progesteron and
Ngr. In the control of pituitary Ngr. Receptor gene expresión at the time of the
preovulatory gonadotropin surges. J. Endocrinol. 136:1014-1019
Beimborn VR, Tarpley HL, Bain PJ, Latimer KS. 2003. The canine estrous cycle: staging
using vaginal cytological examination. [terhubung berkala].
http://www.vet.uga.edu/vpp/clerk/beimborn/. [1 Februari 2012]

Bowen RA. 2006. Vaginal cytology. [terhubung berkala]


http://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/reprod/vc/index.html. [13Juli 2012]

Chakraborty, P.K., Wildt D.E. and Seager, S.W.J. 1979. Serum luteinizing hormone and
ovulatory response to luteinizing hormone releasing hormone in the estrous and
anestrous domestic cat. Lab Anim Sci 29: 338-344
Cline, E.M., Jenning, L.L., and Sojka, N.J. 1980. Breeding Laboratory Cats During
Artificially Induced Estrus. Lab Anim Sci 30: 1003-1005
Dawson AB.Early estrus in the cat following increased illumination. Endocrinology 28-907-
910,1941
Endrawati, D. 2005. Studi Identifikasi Golongan Darah dan Kemungkinan Hubungannya
Dengan Warna Rmbut Pada Kucing Kampung (Felis familliaris) [skripsi]. Bogor:
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor
Frandson RD, Wilke WL, Fails AD. 2003. Anatomy and Physiology of Farm Animal. Ed ke-
7. Philadelphia (USA): Lippincott Williams & Wilkins

Gunanti, 2001. Metode Laparatomi Dan Gambaran Persembuhan Pasca Bedah Aspirasi Dan
Pencacahan Ovarium Dalam Upaya Produksi Embrio in vitro Pada Kucing Lokal.
Disertai FKH IPB. Bogor

Hafez, E.S.E. 2008. Reproduction in Domestic Animals. Lea and Febiger, Philadelphia
Herron MA: Feline vaginal cytologic examination. Feline Pruct 1(7):36-39,1977
Hurni H: Day length and breeding in the domestic cat. J Lab Anim 15;229-233,1981
Johnston, S.D., Johnston, S.D., Kustritz, M.V.R, and Olson, P.S. 2001. The Feline Estrous
Cycle. In: Canine and feline theriogenology. Elsevier Health Sciences. 396, 398 , 403
Lariviere S. 2013. Feline. Encyclopaedia Britannica [internet]. [diunduh 2014 Feb04].
http://global.britannica.com/EBchecked/topic/98895/feline

Lein DH, in Sherding RG: The cat: Diseases and Clinical Management. Chruchill
Livingstone, New York,1989
Leyva, H., Madley, T. and Stabenfeld, G.H. 1989. Effect of light manipulation on ovarian
activity and melatonin and prolactin secretion in the domestic cat. J Reprod Fert. 39:
125-133
Linnaeus. 1758. Mammal Species of The World [internet].[diunduh 2014 Mar 11].
http://www.departments.bucknell.edu/biology/resources/msw3/browse.asp?s=y&d=14
000029
Michel, C. 1993. Induction of oestrus in cats by photoperiodic manipulations and social
stimuli. Lab Anim Sci. 27: 278-280
Najamudin, Rusdin, Sriyanto, Amrozi, Agungpriyono S, Yusuf TL. 2010. Penentuan siklus
estrus pada kancil (Tragulus javanicus) berdasarkan perubahan sitologi vagina. J
Veteriner. 11:81-86
Nalbandow, AV., 1976. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia Dan Unggas. Edisi ketiga.
Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta

Nugroho, Elisa dan Whendrato.1997.Kucing Kesayangan,Pemeliharaan, Penyakit dan


Pengobatannya.Eka Offset:Semarang
Pineda, MH, 1989. Reproduktive Pattern of Domestic Cat. In L.E. Mc Donald, M. H. Pineda
(eds) : Veterynery ndokrinologi and Reproduction. Lea and Febiger. Philadelphia

Reddy KCS, Raju KGS, Rao KS, Rao KBR. 2011. Vaginal cytology, vaginoscopy and
progesterone profil: breeding tools in bitches. Iraqi J Vet Sci. 25:51-54

Scott PP and Lloyd-Jacob MA: Reduction in the anestrous period of laboratory cats by
increased illumination. Nature 26 (Suppl 184) : 2022,1959
Shile VM et al : follicular funtion in the domestic cat as determined by estradiol -17β
concentration in plasma relation to estrous behavior and cornification of exovoliated
vaginal epithelium.Biol Reprod 21:953-963,1979.
Sukra, Y., 1989. Embriologi I. PAU IPB. Bogor

Susanty,Yulian.2006.Memiliki dan Merawat Kucing Kesayangan.Agromedia Pustaka:Jakarta


Toelihere, MR., 1979. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Bandung

Vanderlip S. L., Wing A. E., Felt P., Linkie D., Rivier J., Concannon P. W. and Lasley B. L.
1987. Ovulation induction in anestrous bitches by pulsatile administration of
gonadotropin-releasing hormone. Lab Anim Sci. 37(4): 459-464.

Anda mungkin juga menyukai