3. Mola Villosa
Perkembangan berlebihan vili corion Tipe Mumifikasi
4. Mola Sanguinolenta - Hematik
- Papiraceous
Causa
Sulit untuk dideteksi karena tidak
diketahui saat yang tepat kematian fetus
terjadi
- Genetis, sering terjadi pada sapi Jersey B. Mumifikasi pada Multipara
dan Guernsey Anaknya banyak : anjing, kucing
- Torsio atau tertekannya Funikulus 1. Satu fetus mati fetus yg lain dapat tetap
Umbilikalis hidup dan berkembang normal
- Kemungkinan infeksi diduga oleh Vibrio 2. Fetus yg mati warna kecoklatan
fetus, jamur, leptospira sp. (Papyraceous mummification)
3. Tidak ada perdarahan dan bau
Perubahan yang terjadi Domba a. Kadang-kadang didapatkan
Fetus : kering dan keras pada satu fetus atau
- A. uterina media, fremitus tidak ada beberapa fetus dalam
- Anestrus (tidak menunjukkan gejala kebuntingan kembar
estrus, seolah-olah bunting) b. Dihubungkan dengan
- Corpus luteum persisten (CLP) infeksi oleh:
- Tidak ada perubahan kambing Toxoplasma, Enzootic
- Palpasi rektal uterus dan isinya Virus Abortion, Listeria
Fetus teraba seperti benda keras monocytogenes, Leptospira
Karunkula, kotiledon, fremitus tidak ada pamona
c. Terapi : ABORTUSKAN
Papyraceous mummification
leading to dystocia of a normal
fetus in a mecheri ewe
Mummified papyraceous
Prostaglandin itu untuk melisiskan Cl fetuses
in the abdominal cavity of an
elderly female dog with
pyometra Ovulasi ovum : 2 atau lebih ovum dalam satu masa
Kuda Pernah dilaporkan pada kuda estrus (kawin lebih 1 pejantan)
yang bunting kembar Kopulasi : dengan 2 atau lebih ♂
Causa/Penyebab:
- Tidak diketahui dengan pasti
- Kadang-kadang bisa dalam Masing-masing ovum difertilisasi spermatozoa dari
bentuk wabah (out break) ♂ yang berlainan
Haematic Mummification in a Hewan Polytocus: Anjing, Kucing, Babi
Mare with Twin Pregnancy
→ Kejadian Normal
mikroorganisme
Membusuk (autolisis)
A. PENYEBAB
Infeksi mikroorganisme
B. PATHOGENESIS
- Infeksi Mikroba →Pembusukan → Bau Kebuntingan dengan siklus ovulasi berbeda dan
waktu konsepsi. Bukan kembar. Anaknya 2 tapi
- Jaringan/tissue hancur
dari siklus berbeda. Bisa lahir bersamaan, tapi
- Keterlibatan mikroorganisme (SEPTIS)
pekembangan belum maksimal (sapi diliarkan)
- Pemeriksaan cairan uterus
- Coryne bacterium pyogenes
F) Pseudo Pregnancy / Kebuntingan Semu
C. PEMERIKSAAN
Sering terjadi pada ANJING
Per vaginal
Diestrus lalu masuk anestrus (anestrus 150 hari
Sedikit pembukaan Canalis Cervicalis (2 jari)
tergantung). Kenapa diestrus, karena anjing
Teraba adanya tulang dalam uterus
ovulasi spontan, ovulasi ada Cl. Jika ada Cl
Per rectal menghasilkan progesterone, jika bunting
Pembesaran salah satu cornua uteri dipertahankan. Akhir periode diestrus, terjadi
Krepitasi regresi Cl masuk ke anestrus. Saat penurunan
D. GEJALA KLINIS : Anestrus progesterone karena Cl regresi, disertai
E. PROGNOSA :Infausta (???) peningkatan prolactin.
F. TERAPI : Slaughter (potong) Metestrus panjang (+ 60 hr)
[progesteron] ↑, [prolaktin] ↑
kaitannya sama Pregnancy Behaviour
Menjelang akhir kebuntingan. Milk let down.
Tetapi hewan tidak bunting.
D) Superfecundasi
Gejala Klinis:
- Produksi air susu
- Nesting
- Anorexia
- Territorial aggression
Pengaruh dari [prolaktin]
G) Wondering
Embrio berkelana. Saat ovulasi, ovum dikeluarkan Babi sering terjadi migrasi.
dan ditangkap oleh fimbrae, ipsilateral, dimana
oosit berada. H) Graviditas Extra Uterina (Ektopik)
Corpus luteum graviditatum (CLG) terdapat di Perkembangan ovum yang telah dibuahi terjadi di
salah satu ovarium, tetapi Embrio/Fetus terdapat luar uterus (embrio berkembang di luar uterus).
pada cornua uteri yang berseberangan /
contralateral dengan CLG. Macam Kejadian Ektopik:
Kejadian pada SAPI : 1,5 – 2% (Perkins). 1. Graviditas Ovaria
Sel telur yang dibuahi berkembang pada
Penyebab: ovarium (jarang terjadi)
Migrasi ovum trans-peritonial 2. Graviditas Tubaria
Migrasi embrio trans-uterine Dibuahi berkembang pada anterior tuba falopii,
Misalnya : Ovulasi di ovum kanan (Cl di tidak turun
kanan), tapi ditangkap oleh fimbrae cornua 3. Graviditas Vaginae
kiri, sehingga terjadi perkembangan di cornua Fetus ada di dalam vagina, mati, dikeluarkan
uteri sebelah kiri. dari uterus tetapi tetap tinggal di vagina “Tidak
CLG (corpus luteum gravidatum) yang berkembang”
pertama mengalami regresi, kemudian disusul 4. Graviditas Abdominalis
dengan perkembangan follicle de Graaf yang Berkembang di ruang abdomen
baru CL baru (Ipsilateral) a) G. Abdominalis primer (sejati)
Dibuahi dan berkembang sejak awal di
abdomen
b) G. Abdominalis sekunder (semu)
Berkembang awalnya di uterus,
selanjutnya di rongga abdomen
Penyebab rupture uteri (uteri sobek,
nempel di rongga abdomen).
A. PENYEBAB
Dasar Proses, Perbarahan dan obstruksi dari
pembuluh darah sehingga terbentuk transudasi
dan pengumpulan cairan dalam ruang Allantois placenta necrotic dan
(Allanto chorion) oedema.
Volume Cairan Sangat Eksesif, Abdomen • Infeksi menahun kelenjar
membesar sehingga dapat dikelirukan dengan susu dan kelenjar limfa
diagnosa Indigesti, Bloat atau Gastritis supermammae
traumatica Diagnosa: Preparat ulas
B. Gejala dari paru-paru,
lambung dan
- Abdomen membesar
plasenta
- Suhu tubuh normal
foetalis
C. Diagnosa : • rose bengal
Palpasi Perektal Sulit !!! Karena uterus sangat plate test
Tegang (rbpt/rbt)
• standard
J) Abotus / Keluron agglutinasi test
Pengeluaran fetus sebelum akhir masa kebuntingan (sat)
dengan fetus yg. Belum • complement
sanggup hidup. (kejadian >2-5% dlm Populasi fixation test
kasus serius) (cft)
Abortus disebabkan oleh faktor yg mempengaruhi Pencegah 1. Vaksinasi
fetus atau placenta Foetalis atau kedua-duanya. an Dgn. Vaksin
Brucella Strain
Segi ekonomi abortus, merupakan masalah besar
19 pada Anak
bagi peternak salah satunya peternak sapi perah,
Sapi Umur 3-7
Sebab: Bln.
• kehilangan fetus (Vaksinasi
• gangguan/keadaan patologis pd. Uterus Umur > 8 Bln
• kemajiran untuk waktu yg. Lama Persistensi
Titer Dlm
Pd. Kasus abortus → fetus mati Darah dan
Dalam uterus dan dikeluarkan dalam Waktu 24-72 Kekebalannya
jam (sudah terjadi Dekomposisi pasca mati atau Lebih Rendah
autolisis) Dari
• abortus < 5 bln kebuntingan Kekebalan
Vaksinasi
Tdk. Disertai retensio secundinae
Umur Muda)
• > 5 bln kebuntingan
2. Vaksinasi
Diseratai retensio secundinae Dgn. Vaksin
Plasenta sapi harus dikeluarkan Brucella Strain
45/20 terhadap
Penyebab abortus Semua Ternak
3. Karantina 4
Penyakit Bakterial Minggu
Brucellosis Brucella abortus bang Tidak Dapat
(batang, gram negatif, Diobati !!!!
tumbuh dalam sel) Leptospirosis Leptospira sp.
• Penyebab : keguguran (SPIROCHETA, 40
pada trimester ke-3 (6-9 SEROTIPE) Leptospira
bulan) pamona, L. Hardjo, L.
• Menyebabkan perubahan Grippotyphosa dan L.
patologik pada chorion Conicola
• Penyebaran : Kontak antibody
dengan makanan, minuman Technique (fat)
yg. dari paru-paru,
terkontaminasi atau dengan Ginjal dan hati
urine foetus
• Route infeksi melalui luka 2. Uji serologis
pada kaki, pasase melalui dari sampel
selaput lendir pd. mulut, Darah saat
pharynx, hidung dan mata sakit akut atau
Gejala Anorexia Segera setelah
klinis akut (kehilangan abortus
nafsu makan) Pencegah Hygiene dan
• produksi susu an sanitasi,
turun drastis, Vaksinasi dgn.
Sekresi kental bakterin (2x/th)
dan berdarah Campylobacterio Campylobacter foetus
• anemia sis (vibriosis) veneralis (vibrio
•hemoglobinuri Foetus veneralis)
a • disebarkan melalui
• ichterus perkawinan
• kematian (venereal infection).
dalam 2-3 • predileksi:
bulan Saluran kelamin betina dan
Isinya, foetus, plasenta dan
Apabila Preputium
sembuh dari Gejala 1.
penyakit akut, Endometritis,
leptospira akan kadang-kadang
melokalisasi Salpingitis
Dalam tubuli 2. Infertilitas
ginjal → (kematian
abortus dapat ovum
terjadi pd. Atau embrio)
Trimester ke-2 3. Siklus berahi
kebuntingan. tertunda (+ 32
hr)
Infeksi bunting 4. Abortus pd.
tua tdk. selalu Bulan ke 4 –
Abortus, tapi : 7/8
1. Lahir anak Periode
yg. Lemah dan kebuntingan
mati dalam
beberapa hari Diagnosa A. Uji
2. Retensio aglutinasi pd.
secundinae Mukus vaginal
3. Metritis B. Kultur dari
4. Infertilitas isi lambung
Diagnosa (Sulit dengan dan
kultur pd. Paru-paru
Foetus) foetus, cairan
1. Fluorescent
Amnion, Daun cemara
mukus vagina,
cervix
Dan uterus pd.
Induk serta
Semen dan
snegma
perputium
Pd. Jantan.
Infertilitas
bersifat
temporer,
Setelah
kekbalan
terbentuk (3-6
bln)
Dapat terjadi
konsepsi
kembali.
Pengobata Spool
n antibiotika
intra uterin
(langsung ke
sasaran)
Pencegah Perbaiki
an manajemen
kawin,
vaksinasi
dengan
bakterin
Penyakit Viral
IBR dan IPV
Infeksi Protozoa
Trichomoniasis
Neosporosis