“DENTAL SCALING”
Disusun Oleh :
Kelainan pada gigi dan mulut yang dialami hewan, dapat mengganggu
aktivitas makan dan minumnya yang bisa berakibat kurangnya nutrisi pada hewan
karena aktivitas makannya terganggu. Tingkat keparahan karang gigi, dapat
dilihat dari segi warna, ketebalan, serta predileksi karang gigi tersebut. Pada segi
warna, karang gigi umumnya berwarna kuning hingga kuning tua, cokelat, bahkan
bisa saja hitam jika kasusnya sudah parah. Sedangkan dari segi ketebalan, karang
gigi dikategorikan tebal apabila ketebalannya telah melewati gusi dan
dikategorikan tipis apabila ketebalannya belum melewati gusi (Chetrus dan Ion,
2013). Pada kasus yang parah, karang gigi yang tebal akan mendesak gusi
sehingga dapat terjadi kelukaan pada gusi (Wilson, 2002). Dilihat dari segi
predileksi, umumnya karang gigi berada di gigi belakang, yaitu gigi premolar dan
gigi molar (Ward, 2005).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu scalling
2. Untuk mengetahui cara penanganan terjadinya plak
3. Untuk mengetahui teknik scalling
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Kuret
Untuk mengambil kalkulus subgingiva , root planingdan menghilangkan
jaringan lunak pada dinding poket. Desainnya berbenuk seperti sendok dengan
ujung membulat,dari potongan melintang blade semisirkuler dengan dasar
cembung, cuttingedgedibentuk oleh bagian muka blade dengan sisi/pinggir
blade dibandingkan sickle kuret lebih tipis.
b.Sickle
Untuk mengambil kalkulus supra gingival. Dimana permukaan dari
sickle datar dan mempunyai 2 cutting edge yang bertemu pada satu ujung
yang tajam. Shankyang lurus untuk gigi anterior dan premolar sedangan
shank yang bersudut untuk gigi posterior.Tek nik dari penggunaan sickle
yaitu cara memegangnya dengan cara modified Pengrasp ,bladediadaptasikan
didasar kalkulus dengan sudut antara bladedengan gigi 450 -900, aktifasi alat
dengan gerakan tarikan (pull stroke)kea rah vertical dan oblique.
c. Hoe scaler
Untuk mengambil dan meratakan permukaan akar dari sisa kalkulus
dan semetum yang rusak. Desain dari
hoe scaller yaitu blade membentuk sudut 990 -1000, cutting edge dibentuk oleh
pertemua permuka ujung yang datar dengan aspek dalam blade,cutting edge
dibevel 450,blade agak bengkok terdiri dari dua titik kontak dengan gigi,bagian
belakang blade bulat sehingga mudah masuk dalam poket. Cara pengunaan dari
hoe scaler yaitu blade diinsersikan pada dasar poket sehingga terdapat dua
kontak dengan gigi,alat diaktivasi dengan pullstro kearah mahkota dengan
tetap mempertahankan dua titik kontak.
d. File scaler
Untuk mengambil dan meratakan permukaan akar dari sisa kalkulus
dan semetum yang rusak selain itu dapat digunakan untuk membuang
margin gingival yang overhanging. File scaler jarang digunakan pada
permukaan akar karena membuat permukaan akar menjadi kasar.
e.Chisel scaler
Untuk menghilangknan kalkulus di daerah proksimal yang sempit.
Penggunaannya yaitu alat diinsersikan dari fasial ke lingual diaktifasi dengan
push motion. Chisel scalermerupakan instrument double ended
dengan shank lurusdan bengkok. Blade sedikit melengkung dengan cutting
edge yang lurus dan dibevel 450.
b.Sonic instrument
Dengan frekuensi : 2000– 650 get/dtk , memiliki kekuatan untuk
menghilangkan kalkulus lebih kecil . Tambahan irigasi bertujuan agar panas
dapat diminimalkan serta dapat membersihkan debris.
Kebersihan gigi dan mulut mempunyai peran yang sangat penting dibidang
kesehatan gigi, karena kebersihan mulut yang buruk terhadap seseorang
mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit baik lokal maupun sistemik. Adapun
resiko yang sering terjadi pada scaling gigi yaitu intesitas nyeri yang dialami saat
skaling sulit untuk ditentukan karena setiap hewan memiliki rasa nyeri yang
berbeda. Umumnya skaling tidak terlalu mengakibatkan , tetapi beberapa orang
menganggap skaling sangat menyakitkan terutama penumpukan kalkulusnya
cukup banyak.
BAB III
MATERI DAN METODE
Pemeriksaan Fisik
Temperature : 38oC
Frek. Pulsus : 112 kali/menit
Frek Nafas : 32 kali/menit
Berat Badan : 2,2 kg
Kondisi Umum : Normal
Kulit Bulu : Normal
Membran Mukosa : Normal
Muskuloskeletal : Normal
Sistem Sirkulasi : Normal
Sistem Respirasi : Normal
Sistem Digesti : Normal
Diagnosis : Karang gigi
Prognosis : Fausta
Terapi : Dental Scalling
3.2 Bahan dan Alat
Alat yang digunakan yaitu:
Ultrasonic scaler
periodontal probe
kurret scaler
spuit 1 ml
endotrakeal tube.
aquabidest
ketamin
acepromzine
atropin
isoflurane
3. Jika menggunakan alat ultrasonic scaler sudah sedikit lama, maka bisa
dilanjutkan dengan alat dental scaler manual yaitu sickle scaler atau kurret
untuk membersihkan karang gigi dan harus selalu dibarengi dengan
pemberian air menggunakan cara manual, yaitu menetes neteskan air pada
permukaan gigi yang sedang discaling menggunakan spuit 3ml.
4. Untuk mengukur kedalaman pocket gigi bisa menggunakan periodontal
probe yang terdapat garis ukurnya.
Setelah dilakukan dental scaling kondisi gigi bersih, berwarna putih dan
bebas dari kalkulus gigi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kucing yang digunakan untuk scaling bernama belang berusia 1,5 tahun
dengan warna belang telon berjenis kelamin betina. Belang menunjukan gejala
klinis berbauau mulut yang menyengat, terdapat plak (karang gigi) pada gigi
geraham kecil (premolar) dan gigi geraham besar (molar). Belang juga mengalami
sedikit masalah gusi, yaitu adanya inflamasi pada gusi. Penyebab umum penyakit
gigi pada kucing adalah karena adanya karang dan plak gigi, inilah yang
menyebabkan perubahan warna pada gigi dan adanya inflamasi pada gusi. Ketika
dilakukan pengukuran menggunakan dental probe hasilnya ialah 4 melebihi batas
normal yaitu 2.
Berdasarkan hasil pemeriksaan gigi pada kucing Belang, Pengobatan
standar saat ini untuk penyakit periodontal adalah dengan melakukan scaling gigi,
scaling dilakukan untuk menghilangkan plak dan kalkulus supragingiva yang
menempel pada permukaan akar. Dental scaling merupakan tindakan semacam
pengeboran untuk melepaskan kalkulus dari tempat perlekatannya pada gigi.
Umumnya kalkulus supragingiva berlokasi pada sisi buchal dari gigi-gigi molar
pada maxila (rahang atas) dan sisi lingual dari gigi anterior pada mandibula
(rahang bawah). Tindakan ini diperlukan karena kalkulus merupakan deposit yang
terkalsifikasi sehingga merekat keras dan tidak akan terlepas hanya dengan
menyikat gigi..
5.1 Kesimpulan
Penyebab umum penyakit gigi pada kucing adalah karena adanya karang
dan plak gigi, inilah yang menyebabkan perubahan warna pada gigi. Penanganan
plak pada gigi dapat dilakukan dengan metode dental scaling atau pembersihan
kalkulus pada gigi. Memberi hewan peliharaan makanan kering adalah salah satu
hal yang di anjurkan untuk mengurangi resiko terbentuknya karang gigi, makanan
kering lebih baik dalam mencegah penumpukan plak di gigi, bila dibandingkan
dengan makanan basah/kalengan.
DAFTAR PUSTAKA
Bell AF. 1965. Dental disease in the dog. J Small Anim Pract 6 : 421-428.
Bellows J. 2010. Feline Dentistry: Oral Assessment, Treatment, and Preventative
Care. Iowa (US): J Wiley. hlm 181, 196.
Carranza FA, Newman MG, Takei HH. 2006. Clinical Periodontology 9th ed. WB
Saunders Company. Philadelphia, http://www.pps.unud.ac.id/thesis.pdf.
(tanggal akses 19 Desember 2012).
Chetrus V, Ion I R. 2013. Dental Plaque –Classification, Formation, and
Identification. International Journal of Medical Dentistry 3 : 139-143.
Hale FA. 1998. Dental caries in the dog. Journal of Veterinary Dentistry, 15 : 79–
83. Halim Lavy E, Goldberger D, Friedman M, and Steinberg D. 2012.
pH Values and Mineral Content of Saliva in Different Breeds of Dogs.
Israel Journal of Veterinary Medicine, 67 (4), December.
Kyllar M, Witter K. 2005. Prevalence of Dental Disorders in Pet Dogs. Journal
of Veterinary Medicine. 50(11)496-505.
Manuel ST.Abishek P.Kundabala M. 2010. Etiology of tooth discoloration- a
review. Nig Dent. J. 18: 56-63.
Ratmini NK, Arifin. 2011. Hubungan Kesehatan Mulut dengan Kualitas Hidup
Lansia. Jurnal Ilmu Gizi, Vol 2 (2), Agustus 2011:139-147. Denpasar.
Ward E. 2005. Dental Disease. Kanada. Lifelearn Inc.
Ward E. 2009. Dental –Tartar Prevention in Dogs. Kanada. Lifelearn Inc.
Wilson GJ. 2002. Feline Dentistry and Oral Cavity Disease. Sydney. Post
Graduade Foundation in Veterinary Science of The University of
Sydney.
Zambori C, Tirziuq E, Nichita I, Cumpanasoiu, C, Gros, RV, Seres, M., Mladin,
B., dan Mot, D. 2012. Biofilm Implication in Oral Diseases of Dogs and
Cats. Anim. Biotechnol.