Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KOASISTENSI ILMU BEDAH

RUMENOTOMI

Oleh:

Linda Fitriyana,S.KH (19830006)


Muhamad Farid Abdul,S.KH (19830007)
Johanie Uliartha Fellita,S.KH (19830009)
Putry Indah Geofanny,S.KH (19830015)
Fitalis Bhadi,S.KH (19830027)
Giga Akbar Andika Putra,S.KH (19830029)

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
SURABAYA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ruminansia seperti kambing, domba, dan sapi memiliki beberapa lambung


(poligastric) atau disebut juga dengan lambung majemuk. Lambung memiliki
fungsi yang sangat penting yakni untuk mencerna makanan. Selain itu, dilambung
juga terjadi proses fermentasi makanan dengan bantuan bakteri baik yang ada di
saluran pencernaan. Oleh karena itu, jika terjadi kegagalan fungsi pada lambung
maka hewan akan mengalami anoreksia atau kehilangan nafsu makan dan pada
akhirnya akan mengalami penurunan berat badan yang drastis. 
  Rumenotomi adalah pembedahan dengan membedah dinding abdomen
dan rumen akan terlihat. Setelah itu rumen dan dinding abdomen dijahit, setelah
itu rumen diincisi sehingga terlihat isi rumen. Rumenotomi yaitu tindakan
mengeluarkan benda asing yang menyebabkan keadaan reticulitis traumatica,
reticulo peritonitis traumatica, plastic pada obstruksi orificium reticulo omasum
atau keadaan benda asing didistal oesophagus atau/ dasar jantung.
Rumenotomi merupakan prosedur rutin untuk berbagai penyakit pada sapi,
seperti retikuloperitonitis traumatis; menelan tanaman beracun, bahan kimia, serat
rusak, atau selaput janin setelah nifas; akut dan berulang mengasapi; penempatan
kanula rumen sementara atau permanen untuk meredakan kembung; pembuatan
fistula rumen permanen; dan dampak (Deghani.,1995).

1.2. Tujuan dan Manfaat


Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan dan manfaat dari penulisan
laporan ini adalah untuk mengetahui tentang prosedur rumenotomi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rumenotomi
Dalam suatu penelitian, 17 dari 25 sapi dengan gangguan pencernaan
vagal tipe II akibatabses peri-retikuler bertahan dan produktif setelah rumenotomi
dan d abses intrareticular.Temuan ini menyoroti alasan pencegahan kunci tetapi
juga menggarisbawahi diagnosis dini dan bahwa rumenotomi, bila dilakukan
dengan hati-hati, dapat dilakukan dengan sukses dengan hasil yang relatif positif.
Komplikasi rumenotomi yang paling umum adalah peritonitis, jaringan lunak
lokal infeksi, emfisema subkutan, dan dehiscence. Komplikasi ini diminimalkan
melalui stabilisasi pasien pra operasi yang memadai, pemeliharaan lapangan
bedah, pendekatan, dan teknik. Antibiotik pra operasi dianjurkan dan telah
dilakukan terbukti membatasi infeksi pasca operasi ( Miesner,dkk.,2017),
Lambung pada hewan ruminansia rentan terhadap benda asing. Hewan
ruminansia tidak menggunakaan bibirnya untuk mengecap dan merasakan
pakannya, namun menggunakan suatu proses yang disebut dengan memamah-biak
(langsung memasukan pakan ke lambung dengan mengunyah secara minimal
kemudian mengembalikannya ke mulut untuk dikunyah kembali) (Anwar dkk.,
2013).

2.2 Anatomi Saluran Pencernaan Ruminansia


Urutan sistem pencernaan pada ruminansia adalah : Rongga Mulut
(cavumoris), Esophagus, Rumen, Reticulum, Omasum, Abomasum, Small
Intestine, Large Intestine, dan Rectum. Hewan-hewan herbivora (pemakan
rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan memamah biak
(ruminansia). Sistem pencernaannya lebih kompleks. Makanan hewan ini banyak
mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga
sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.
Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan mamalia, tampak pada
struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk
mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Sapi memiliki gigi geraham lebih
banyak dibandingkan dengan manusia karena sesuai dengan fungsinya untuk
mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri
atas 50% selulosa. Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar
serta lebih mampu berdilatasi (membesar). Esofagus berdinding tipis dan
panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm. Lambung sapi sangat besar,
diperkirakan sekitar ¾ dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan
penting untuk menyimpan makanan. Selain itu, pada lambung juga terjadi proses
pembusukan dan peragian. Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu
rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai
dengan umur dan makanan alaminya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%,
omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%.
Makanan dari kerongkonganakan masuk rumen yang berfungsi sebagai
gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan
protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan
oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu.
Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini
makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut
bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali kemulut untuk dimamah kedua kali.
Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan keornasum. Pada
omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan
bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu lambung yang
sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara
kimiawi oleh enzim. Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai
40 meter.Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari
serat (selulosa).

2.3 Sistem pencernaan dan fungsinya


Ditinjau dari jenis makanannya yang tersusun atas selulosa yang sulit
dicerna, pada hewan ruminansia mempunyai saluran sistem pencernaan khusus.
Yang adapun organ-organ pada saluran sistem pencernaan hewan ruminansia, nah
berikut ini untuk lebih jelasnya simak uraian dibawah ini.

rongga mulut (cavum oris)


rongga mulut berfungsi sebagai tempat masuknya makanan dan dimulainya
proses pencernaan. rahang hewan ruminansia dapat bergerak menyamping untuk
menggiling makanan.

Esofagus (kerongkongan)

Esofagus berfungsi sebagai jalur penghubung antara rongga mulut dengan


lambung. Makanan hanya melewati esofagus tanpa melalui proses apapun, hal ini
karena kerongkongan ruminansia umumnya sangat pendek sekitar 5 cm, tetapi
mampu melebar untuk menyesuaikan ukuran dan tekstur makanan.

Lambung

Makanan yang telah melewati esofagus kemudian akan menuju lambung.


Proses pencernaan pada lambung yang pertama untuk menampung makanan
sementara sebelum dikeluarkan kembali. Selain itu lambung berfungsi
dalam proses pembusukan makanan dan menghasilkan enzim selulase yang dapat
mengurai selulosa. Berikut ini adalah bagian-bagian lambung hewan ruminansia:
Usus Halus

Usus halus berfungsi menyerap sari-sari makanan yang telah diproses di


dalam lambung. Sari-sari makanan yang diserap kemudian diedarkan ke seluruh
tubuh dan diubah menjadi energi. 

Anus

Setelah sari-sari makanan diserap oleh usus halus, sisa proses penyerapan
akan dibawa menuju anus. Sisa ampas makanan tersebut akan dikeluarkan melalui
anus.

2.4 Tujuan dilakukan rumenotomy

Tujuan dilakukannya tindakan operasi rumenotomy pada ruminansia adalah :

1. Kembung
2. Adanya benda asing di rumen, reticulum, omasum dan abomasum
3. Eksplorasi rumen untuk mendiagnosis penyakit traumatic, selain benda asing
4. Menelan tanaman yang beracun

2.5 Prognosis dan kemungkinan komplikasi

Potensi kontaminasi peritonal biasanya terjadi akibat adanya


penimbunan cairan di rumen dan dinding perut. Hal ini dapat dihindari
dengan meraba pada daerah sayatan untuk mengetahui adanya celah pada
jahitan, jika terdapat kesenjangan harus ditambah dengan jahitan tambahan
(Hendrickson and Baird, 2013).
Prognosis tergantung pada rumenotomi tergantung jenis diagnosa penyakit
dan lokasi serta tingkat perforasi jika ada dalam retikulum. Kasus trauma
retikuloperitonitis melibatkan perforasi diafragma memiliki prognosis yang
buruk karena berpotensi menjadi miokarditis, perikarditis septik dan abses
toraks (Hendrickson and Baird, 2013).

2.6 Anastesi Epidural


Lidocaine adalah anestesi lokal acetamide. Anestesi lokal bertindak
dengan memblokir konduksi sinyal yaitu dengan mengubah saluran natrium
tegangan cepat pada membran sel neuron. Aktivitas anestesi lokal tidak spesifik
untuk saluran sensorik dan oleh karena itu, efek yang tidak diinginkan seperti blok
motorik atau kelumpuhan motorik merupakan efek samping yang umum.
Lidocaine 2% mempunyai durasin yang pendek, sehingga analgesia tambahan
yang menggunakan obat berbeda atau pemberian kembali obat selama operasi
bedah biasanya diperlukan (Lemke dan Dawson,2000; Skarda dan Tranquilli,
2007)
BAB III
MATERI METODE

A. Alat
1. Alis tissue forcep
2. Arteri Clamp
3. Scalpel dan Blade
4. Pinset anatomis dan Chirurgis
5. Needle Holder
6. Jarum Bulat dan Segitiga
7. Tali
8. Gunting
9. Silet / Clipper
10. Spuit 3cc dan 1cc
B. Bahan
1. Kambing dengan berat badan 10kg
2. Lidocaine 3cc dan 6cc

3.1 Teknik Operasi Rumenotomy


Prosedur operasi dilakukan dengan posisi hewan berdiri. Operasi
dilakukan pada flank kiri. Sebelum operasi dilakukan, bagian yang akan dioperasi
dicukur pada daerah flank

Sebelum dilakukan laparotomy dilakukan pemasangan infus dengan


menggunakan ringer lactat
Anastesi epidural dilakukan pada bagian lumbal ke 1 dan ke 2 dengan
menggunakan Lidocaine.

Lalu dilakukan anastesi menggunakan teknik L-block anastesi ini dimaksudkan


untuk mematikan rasa di daerah flank. Setelah sekitar 5 - 10 menit kemudian,
dilakukan tes untuk mengetahui lokasi laparatomi udah teranastesi.
Lakukan scrubing pada daerah insisi dan pemasangan drape
Lakukan laparotomy pada m. obliqus abdominus externus, m. obliqus abdominus
internus dan m. abdominus transversus

Setelah rumen terlihat lakukan fiksasi dengan benang silk dan lakukan insisi
hingga mukosanya menyembul. Lakukan irigasi pada rumen

Rumen ditutup dengan jahitan menerus sederhana dan cushing menggunakan


benang absorbel 2.0, lepas benang yang digunakan untuk fiksasi.

Jahit peritoneum dan m. abdominus transversus dengan pola jahitan terputus
sederhana , setelah itu jahit m. obliqus abdominus internus dan m. obliqus
abdominus externus dengan jahitan menerus sederhana, lalu kulit dijahit dengan
pola jahitan matras silang.
BAB IV
PEMBAHASAN

Anastesi dilakukan dengan menggunakan metode L-Block dengan


menggunakan lidocain. Anastesi L-block dilakukan disekitar kurang lebih 5cm
dibawah prosesu vertebral transversus dan sekitar 3cm dari caudal costae terakhir.
Anastesi lokal mencegah transmisi implus saraf (blokade induksi) dengan
menghambat pengiriman ion natrium selectif melalui gerbang pada membran
saraf, gerbang natrium sendiri adalah reseptor spesifik molekul obat anstesi.
Lidocain (xylocain/lignocain) adalah anastesi lokal kuat yang digunakan secara
luas padapermukaankulitdengancarasubcutan. Kambing yang telah diletakkan di
meja operasitetap dipertahankan dalam posisi berdiri. Untuk mempertahankan
posisitersebut, keempat kaki domba harus dipegangi dan duk
dipasang.MenurutTurner dkk. (1989), operasi rumenotomi pada hewan besar
terutama domba,kambing dan sapi dilakukan dalam posisi berdiri.
Rumenotomy yaitu tindakan mengeluarkan benda asing yang
menyebabkan keadaan reticulitis traumatica, reticulo peritonitis traumatica, plastic
pada obstruksi orificium reticulo omasum atau keadaan benda asing didistal
oesophagus atau/ dasar jantung (gastr traumatica). Beberapa indikasi untuk
dilakukannya rumenotomy adalah : 1) Kembung, 2) Adanya benda asing di
rumen, reticulum, omasum dan abomasum, 3) Eksplorasi rumen untuk
mendiagnosis penyakit traumatic, selain benda asing, 4)  Menelan tanaman yang
beracun. Operasi dilakukan dengan anastesi epidural dan anastesi lokal sehingga
hewan tidak direbahkan dalam posisi apapun tetapi disangga hingga posisinya
tetap berdiri untuk mempermudah proses operasi. Insisi dilakukan disisi kiri
abdomen dan setelah melewati bebebrapa 4 lapisan muskulus barulah ditemukan
rumen (Andrew Niehaus. 2000).

Setelah dilakukan tindakan operasi, ada beberapa hal yang harus


diperhatikan yaitu perawatan post operasi. Perawatan post operasi harus dilakukan
dengan baik agar terhindar dari infeksi sekunder.  

Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk perawatan post operasi :


1) Pemberian obat-obatan analgesik atau anti inflamasi selama 2-3 hari
2) Pemberian terapi cairan jika dibutuhkan
3) Diet ringan untuk hewan selama beberapa hari setelah operasi.
BAB V
KESIMPULAN

Rumenotomi adalah pembedahan dengan melakukan insisi pada rumen


untuk mengambil benda asing serta mengurangi dilatasi lambung. Rumenotomi
dilakukan dengan pemberian anastesi lokal yaitu menggunakan metode L-Block
dengan menggunakan lidocain. Pada saat insisi muskulus harus dipreparir satu
persatu dan dijahit secara terpisah. Setelah dilakukan operasi kambing diinjeksi
menggunakan tolfedin.
DAFTAR PUSTAKA

Andrew Niehaus. 2000. Rumenotomy and Rumenostomy : Indications and


Outcomes. Columbus : The Ohio University.

Deghnani, S.N.,dan Ghaddrdani,A.M.1995. Bovine Rumenotomy: Comparisonof


Four Surgical Techniques. Can Vet J 36: 693-697.

Hendrickson, Dean A., and Baird,A. N. (Nickie). 2013, Turner and McIlwraith’s
Techniques in Large Animal Surgery. Wiley Blackwell.Hal. 215-219.

Lemke, K. A., dan Dawson, S. D. 2000.Local and Regional Anesthesia.USA: Vet


Clin North Am Small AnimPract 30: 839-57.

Miesner, Matt D., Emelly D Reppert., 2017. Diagnosis and Treatment of


Hardware Disease. Veterinary Clinical Sciences, Kansas State
University,. USA.

Turner, A. Simon and McillWraith, C. Wayne. 1989.Techniques In Large Animal


Surgery 2nd. Lea & Febiger. Phladelphia.

Anda mungkin juga menyukai