Disusun oleh :
Kelompok A. 2018.4
Astriantri Diningrum S.K.H. 18/436242/KH/09872
Dea Aprilan Berkam, S.K.H. 18/436259/KH/09889
Digita Amanati N., S.K.H. 18/436268/KH/09898
Dion Adiriesta D., S.K.H. 18/436270/KH/09900
Evangelions Kevin Y.G.S.D., S.K.H. 18/436279/KH/09909
Haninditya I.R.S., S.K.H. 18/436291/KH/09921
Heni Paramita I., S.K.H. 18/436293/KH/09923
Lohantira Kumaar P., S.K.H. 18/436312/KH/09942
Loheswini Murthi, S.K.H. 18/436313/KH/09943
Muhammad Abiyyu U.A., S.K.H. 18/436326/KH/09956
Rachmawati C.A.P., S.K.H. 18/436352/KH/09982
Ratna Kurnia R., S.K.H. 18/436357/KH/09987
Rifda Dwiardika S., S.K.H. 18/436363/KH/09993
Tiya Mayangsari, S.K.H. 18/436378/KH/10008
Ulayatul Kustiati, S.K.H. 18/436382/KH/10012
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
TOPIK DISKUSI .................................................................................................... 1
Anatomi Rumen dan Surgical Approach Operasi Rumenotomi ......................... 1
Indikasi Rumenotomi .......................................................................................... 8
Teknik Anestesi Inverted L Block..................................................................... 10
Teknik Anestesi Pravertebral ............................................................................ 13
Teknik Anestesi Field Block ............................................................................. 16
Anastetika untuk Operasi Rumenotomi............................................................. 18
Teknik Operasi Stay Suture Rumenotomi......................................................... 21
Teknik Operasi Skin Suture Fixation ................................................................ 23
Teknik Operasi Weingerth’s Ring..................................................................... 26
Teknik Operasi Skin Clamp Fixation................................................................ 28
Operasi Rumenotomi pada Domba ................................................................... 31
Pemberian Pakan Pasca Operasi........................................................................ 37
Pemberian Obat-obatan dan Antiseptik Pasca Operasi ..................................... 40
Pemberian Fluid Therapy Pasca Operasi........................................................... 44
Kesembuhan Luka dan Kesembuhan Rumen.................................................... 47
KESIMPULAN ..................................................................................................... 53
SARAN ................................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 54
LAMPIRAN.......................................................................................................... 57
ii
TOPIK DISKUSI
Disusun oleh :
Astriantri Diningrum
18/436242/KH/09872
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
1
2
ANATOMI RUMEN
menghasilkan volatil fatty acid (VFA) yang kemudian diabsorbsi melewati lamina
rumen (terutama bakteri) mencerna selulosa dari dinding sel tanaman, mencerna
karbohidrat kompleks, sintesis protein dari nitrogen non protein, sintesis vitamin
B, dan sintesis vitamin K. Rumen memiliki pH antara 6,5 sampai 6,8. Lingkungan
rumen adalah anaerob (tanpa oksigen). Gas yang diproduksi dalam rumen terdiri
dengan diafragma dan dinding perut lateral dan ventral kiri dan permukaan
viskeral seperti hati, usus, omasum dan abomasum. Rumen terbagi menjadi
beberapa bagian sepertii ventral sac (saccus ventralis) dengan ruminal recess
(recessus ruminis), dorsal sac (saccus dorsalis), cranial sac (saccus cranialis,
Otot halus dari dinding rumen pada dasarnya terdiri dari dua lapis. Lapis
superfisial bergerak pada arah kaudal. Serabut dari lapisan otot bagian dalam
bergerak lebih transfersal dan juga merupakan penyusun utama dari pilar-pilar
ruminal. Kedua lapis otot tersebut bersambungan dengan otot esofagus. Otot-otot
tersebut bergerak miring dan melintas dengan sudut siku-siku. Dinding dari
“sulkus ruminoretikularis” terutama terdiri dari otot halus. Otot serang lintang dari
esofagus mendominasi pada kardia, tetapi segera hilang di paritnya. Baik serabut
otot halus transversal maupun longitudinal terdapat pada dasar parit (Konig,
2004).
Gambar 2. Anatomi lengkap dari lambung ruminan ; (A) Anatomi eksternal dari
sisi kiri (atas) dan dari kanan (bawah); (B) Anatomi internal.
TEKNIK OPERASI
b. Buka kulit dengan gerakan yang halus. Pisahkan kulit dan jaringan subcutan
internus.
5
Gambar 3. Daerah incisi dan lapisan yang akan diincisi pada rumenotomi.
allis forceps lalu angkat dan buat torehan menggunakan scalpel di dorsal incisi
f. Rumen diincisi dengan scalpel. Masukkan rumen shroud ( kain untuk menutupi
kulit yang terekspos di sekitar incisi rumen) ke dalam rumen untuk mencegah
6
rumen.
h. Setelah selesai, rumen shroud diambil dan lubang pada rumen ditutup dengan
pola sederhana menerus tembus mukosa dan jahitan kedua dilakukan hanya
seromuskularis dengan pola Lambert atau Cushing (Oehme and Prier, 1979).
i. Rongga perut ditutup kembali dengan menjahit lapis demi lapis, mulai
cat gut kromik, subkutan dengan catgut plain, kulit dengan benang katun
kemudian luka diolesi dengan iodium tincture dan diberi salep betadin
tranversus dijahit bersama dengan benang catgut chromic no. 2 atau 3 pola
setidaknya 5 hari dan pembukaan jahitan kulit dapat dilakukan 10-14 hari
“Indikasi Rumenotomi”
Disusun oleh :
18/436259/KH/09889
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
8
9
Indikasi Rumenotomi
ruminansia dipuasakan terlebih dahulu selama 24 jam akan tetapi kasus yang
terjadi di lapangan seringkali merupakan kasus darurat sehingga hal ini tidak
mungkin dapat dilakukan. Rumenotomi pada ruminansia kecil seperti domba dan
cenderung akan rebah dengan sendirinya selagi operasi berlangsung (Pugh and
Baird, 2012).
benang atau kantong plastik yang menyebabkan obstruksi pada orificium retikulo-
Rumenotomi juga dilakukan pada kasus bloat berbuih, indigesti vagal, konsumsi
biji-bijian yang berlebihan, ingesti toksin, bloat kronis, dan pembuatan fistula
permanen (Ames, 2014). Indikasi lainnya yaitu ingesti membran fetal setelah
Ghaddrdani, 1995).
LAPORAN RUMENOTOMI PADA DOMBA
Disusun oleh :
18/436268/KH/9898
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
10
11
anestesi di kulit, jaringan subkutan, dan muskulus di sekitar lokasi sayatan untuk
mendapatkan adekuat analgesia dengan larutan lidokain 2%. Teknik ini pada
lokal dan perdarahan. Selain itu, anestesi inverted L block dapat menyebabkan
distorsi lapisan jaringan, analgesia pada peritoneum yang buruk, relaksasi otot
infeksi luka.
pada titik garis imajiner horizontal dan vertikal berbentuk L terbalik di daerah
flank. Jarum dimasukan dari arah cranial secara horizontal dibawah lumbalis
12
lambat. Jarum dikeluarkan dari subkutan tanpa keluar dari kulit, kemudian di
Disusun oleh :
Dion Adiriesta D
18/436270/KH/09900
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
13
14
terhadap garis median tubuh pada tiga titik, yaitu diantara os vertebrae thorakalis
13 (T13) dengan lumbalis pertama (L1), lumbalis pertama (L1) dengan lumbalis
kedua (L2), lumbalis kedua (L2) dengan lumbalis ketiga (L3), tepatnya pada
foramen intervertebralis. Pada ruminansia, nervus yang keluar dari T13, L1, L2,
dan L3 mensuplai inervasi motoris dan sensoris pada kulit, fascia, muskulus, dan
untuk memblokir syaraf utama spinalis yang keluar dari vertebrae dengan tujuan
2017).
15
Thoracic 13 (T13), lumbalis 1 dan 2 (L1, L2), serta bagian dorso lateral Lumbalis
(L3) yang menginervasi kulit, fascia, muskulus dan peritoneum daerah flank.
intervertebralis, yaitu tempat keluarnya syaraf spinalis sehingga bagian flank yang
Disusun oleh :
18/436279/KH/09909
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
16
17
Anestesi field block merupakan salah satu teknik anestesi lokal yang bisa
digunakan dalam prosedur operasi, dimana teknik ini menganestesi saraf yang
diinjeksikan mengitari garis incisi pada daerah operasi secara subkutan. Jarum
dimasukan pada 2 titik dan bahan anestesi diinjeksikan membentuk empat garis
yang mengelilingi area yang akan dioperasi. Bentuk, jumlah garis dan arah dari
dengan teknik ini bisa bertahan lebih lama dibandingkan teknik anestesi local
yang lain dan teknik ini tidak menyebabkan kebengkakan pada daerah operasi.
Anestesi lokal yang sering digunakan pada teknik field block adalah
Lidocaine (Xylocaine), dikarenakan onset aksinya yang cepat dan durasinya yang
cukup lama, akan tetapi anestesi local yang lain juga bisa digunakan. Konsetrasi
Lidocaine yang sering digunakan adalah satu atau 2 persen. Epinephrine juga bisa
Disusun oleh :
Haninditya Istiqomah R. S.
18/436291/KH/09921
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
18
19
Lidocaine (2%) dengan dan tanpa epinefrin atau dalam kombinasi dengan
obat lain merupakan anestesi lokal yang paling umum digunakan pada domba dan
konduksi sinyal yaitu dengan mengubah saluran natrium tegangan cepat pada
membran sel neuron. Aktivitas anestesi lokal tidak spesifik untuk saluran sensorik
dan oleh karena itu, efek yang tidak diinginkan seperti blok motorik atau
menggunakan obat berbeda atau pemberian kembali obat selama operasi bedah
biasanya diperlukan (Lemke dan Dawson, 2000; Skarda dan Tranquilli, 2007).
dengan lidocaine sehingga menghasilkan analgesia yang lebih lama dan memadai
Vesal, 2012).
Lidocaine memiliki onset aksi yang cukup cepat, dengan sifat penyebaran
yang baik. Selain itu, lidocaine dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan
lokal, serta tersedia dalam berbagai konsentrasi atau injeksi; dengan dan tanpa
20
epinefrin; dan dalam bentuk larutan, krim, jeli, semprotan dll. Lidocaine bersifat
toksik pada dosis tinggi dan bisa mengakibatkan kejang terjadi, dosis yang
biasanya didahului oleh kantuk dan depresi pernapasan. Dosis total yang diberikan
Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
21
22
bekas incisi, dan dinding rumen dikaitkan dengan bekas incisi pada bagian dorsal,
Central, cranial dan caudal dari incisi dengan 4 jahitan pada kulit dan dinding
rumen, menggunakan benang nylon No. 2. Rumen kemudian di buka dan tepinya
diperlukannya alat khusus dan baik untuk pelepasan benda asing. Sedangkan
kekurangan dari stay suture adalah kontaminasi pada luka bedah dan peritoneum,
Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
23
24
dijahit ke kulit menggunakan benang katun dan pola jahitan Connell terus
menerus. Pola jahitan dimulai dari bagian tengah sisi caudal dari insisi,
melanjutkan ventral ke komisura ventral dari insisi, dorsal pada sisi kranial insisi
ke komisura dorsal, dan kemudian ventral lagi ke titik awal. Jahitannya ditarik
dengan ketat untuk membalikkan tepi kulit di bawah rumen. Rumen diinsisi dan
dieksplorasi. Tepi rumen kemudian dicuci dan lapisan pertama rumen ditutup
dengan salin steril, dan operator kembali steril dengan menggunakan sarung
tangan. Jahitan di antara rumen dan kulit dilepas dan penutupan lapisan kedua
rumen digunakan pola Cushing dengan chromic catgut, dan membalik sayatan
yang dibuat dari rumen ke kulit. Akhirnya, setelah pencucian rumen dengan
dengan benang chromic catgut. Sebelum ikatan jahitan terakhir, udara dikeluakan
dari abdomen dengan mendorong ke sisi yang berlawanan. Sisa lapisan otot dan
subkutan dijahit secara terpisah, tetapi dengan cara yang sama seperti lapisan
pertama. Kulit dijahit menggunakan pola ford interlocking dengan benang katun.
25
dibandingkan dengan metode stay suture rumenotomy dan metode Weingarth ring
rumenotomy. Metode ini baik untuk semua tujuan rumenotomi terutama untuk
rumen lavage dan tidak memerlukan alat khusus. Ada beberapa kekurangan pada
metode ini seperti kegagalan pembalikan penutupan insisi dengan jahitan yang
Disusun oleh :
Loheswini Murthi
18/436313/KH/09943
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
26
27
dipasang pada cincin. Saat dinding rumen diincisi, kait ditempatkan pada tepi
dinding rumen, kemudian ditarik keluar, dan mengaitkan sekitar bingkai sehingga
menggunakan rumen shroud. Penutupan sama seperti RSSF, termasuk inversi dari
area trauma rumen yang dibuat oleh forsep. Penutupan dinding perut adalah rutin.
Keuntungan dari metode ini adalah merupakan teknik yang cepat, dan cocok
metode ini adalah mudah berpindah atau bergerak, luka yang tidak bersih setelah
penutupan rumen, memerlukan alat dan operator yang mahir dan tidak secocok
Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
28
29
dengan lembut lalu bagian dorsal dan ventral difiksasi pada kulit menggunakan
menggunakan lebih banyak klem. Proses penutupan diawali dengan melepas klem
pada sisi kranial dan kaudal luka terlebih dahulu kemudian diikuti klem bagian
pada sisi dorsal dan ventral luka. Penjahitan rumen lapisan pertama dilakukan
sama seperti teknik operasi yang lain, sementara penjahitan rumen lapisan kedua
dilakukan setelah klem pada sisi dorsal dan ventral dilepaskan. Langkah – langkah
Keuntungan prosedur RSCF antara lain adalah : area sekitar luka bersih
selain shroud, dapat dikerjakan seorang diri (tanpa asisten operator), komplikasi
Kekurangan teknik ini adalah apabila shroud tidak digunakan maka kemungkinan
Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
31
32
1. Persiapan Domba
hewan (domba) dipuasakan dengan tidak diberi makan selama ±12 jam
sebelum operasi dan minum ±6 jam sebelum operasi dan kemudian dilakukan
nafas, pulsus, dan juga dilakukan penimbangan berat badan. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui apakah domba memenuhi syarat operasi atau tidak. Bila
Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik maka domba tersebut dapat
di daerah flank kiri, pencukuran rambut searah dengan arah rebah rambut
(Gambar 1a). Setelah dicukur rambut, domba dimandikan agar tubuh tidak
a b
Gambar 1. (a) domba dicukur searah rebahnya rambut, (b) domba dimandikan
prosesus vertebral transversus dan ±3-5 cm dari caudal costae terakhir (Gambar
2b). Area operasi dicubit untuk mengetahui efek anestesi. Jika setelah dicubit
dengan pinset sirurgis domba tidak bereaksi, berarti anestetika sudah bekerja
dengan baik (Deghnani dkk., 1995). Setelah teranestesi lokal, bagian flank
sebelah kiri (area operasi) yang akan dioperasi disemprot dengan alkohol,
kemudian diolesi dengan iodine tincture dengan cara secara sirkuler dari bagian
tersebut, keempat kaki domba harus dipegangi dan duk dipasang. Menurut
Turner dkk. (1989), operasi rumenotomi pada hewan besar terutama domba,
a b
Gambar 2. (a) Pemberian antiseptik di daerah bagian yang akan diinsisi, (b)
Injeksi anestesi lokal Lidocain® 2% dengan metode anestesi L-Block
diri dengan menggunakan masker dan gloves yang disemprot dengan alkohol
3. Persiapan Alat
Pembungkus alat dibuka di atas meja alat sedemikian sehingga bagian steril
berada di atas. Gunting direndam dalam alkohol 70% dalam kotak logam dan
ditutup. Blade dipasang pada saclpel dan diurutkan dari kiri ke kanan : scalpel
hemostatic forceps, duk klem. Jatuhkan tampon di atas permukaan alas meja
steril. Jatuhkan benang di atas alas meja steril atau potong secukupnya
4. Teknik Operasi
Keterangan Foto
Operator memulai incisi di caudal
costae terakhir (±3-5 cm untuk kambing
dan domba) diusahakan irisan sejajar
costae. Bagian yang diiris berturut–turut
adalah :
a. Kulit
b. Muskulus obliquus abdominis
ekternus
c. Muskulus obliquus abdominis
internus a b,c
d. Muskulus transversus abdominis, dan
e. Peritoneum.
d e
35
a b
Selanjutnya dilakukan penutupan rumen
dengan menggunakan 2 jahitan.
1. Jahitan sederhana menerus
2. Jahitan lambert
Kedua jahitan ini menggunakan benang
cutgut chromic dan jarum tapper.
1 2
Setelah rumen dijahit, kemudian rumen
di posisikan kembali ke dalam
abdomen. Dan diberikan larutan
antibiotik.
36
a b
LAPORAN RUMENOTOMI PADA DOMBA
Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
37
38
Manajemen pakan
Terapi cairan, terapi suportif, dan antibiotik disarankan tetap diberikan selama dua
hari pertama pasca rumenotomi. Terapi cairan yang dapat diberikan adalah NaCl
0,9% , Ringer’s Lactate, dan 5% Dextrose (Herzog, et al., 2004 dalam Asrat dan
Velappa, 2016). Terapi yang kami berikan adalah NaCl 0,9% pada hari ke-0 (12
Juli 2019) dan hari ke-1 pasca operasi (13 Juli 2019). NaCl 0,9% diganti dengan
Ringer Dextrose pada hari ke-2 pasca operasi (14 Juli 2019) dengan alasan untuk
memberikan suplai energi yang lebih baik untuk domba yang dirumenotomi.
rumen dalam proses digesti. Pakan silase dapat diberikan mulai hari ke-3. Silase
adalah pakan ternak yang diawetkan dengan cara fermentasi. Bahan-bahan yang
1. Batang pisang : 20 kg
2. Daun pisang : 2 kg
3. Dedak : 0,6 kg
4. Garam : 50 g
5. SOC : 6 ml
6. Molase : 60 ml
7. Air : 2 liter
39
dalam tempat yang kedap udara agar fermentasi dapat berjalan. Fermentasi
dilakukan selama satu minggu. Pada hari ke-6 fermentasi, diketahui bahwa proses
Pakan rumput diberikan mulai dari hari ke-3 pasca operasi. Domba tidak terlalu
menyukai rumput gajah karena rumput yang diberikan masih banyak tersisa. Pada
hari ke-5, domba diberi campuran rumput lapangan dan nafsu makan domba
berangsur-angsur meningkat.
LAPORAN RUMENOTOMI PADA DOMBA
Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
40
41
Luka diberikan salep iodin dan gusanex rutin setiap pagi dan sore. Povidon
Iodine adalah obat luar yang berfungsi sebagai antiseptik, yang umumnya
digunakan untuk membersihkan serta membunuh bakteri, jamur, dan virus pada
daerah kulit, termasuk kulit yang yang terdapat luka, misalnya karena cedera atau
tersayat pisau paling sering digunakan sebagai primary dressing pada perawatan
luka pembedahan. Selain memiliki anti mikroba yang kuat, povidon iodin juga
diketahui memiliki efek toksik sel-sel tubuh. Povidon iodin 10% dapat
menyebabkan dermatitis kontak pada kulit, bersifat toksik terhadap fibroblast dan
merupakan obat cair ataupun semprot untuk mengobati luka basah, seperti luka
akibat terkena benda tajam, luka bekas operasi,dll pada hewan kesayangan anda
mengobati luka, Gusanex juga membasmi larva Screw worm (Prastiwi, 2010).
kali pagi dan sore. Komposisi dari Bioplacenton adalah Neomycin sulfate 0.5%
dan ekstrak plasenta 10%. Neomycin adalah antibiotik spektrum luas untuk
bakteri Gram positif dan negatif. Neomycin aktif terhadap Escherichia coli,
pada domba adalah 2,5 ml sebanyak tiga kali, diberikan pada hari Jumat tanggal
komposisi Amoxycillin 150 mg/ml dengan dosis 1ml/10 kg. Amoksisilin adalah
antibiotik dengan spektrum luas, digunakan untuk pengobatan seperti yang tertera
diatas, yaitu untuk infeksi pada saluran napas, saluran empedu, dan saluran seni,
demam tipoid. Amoksisilin aktif melawan bakteri gram positif yang tidak
menghasilkan β-laktamase dan aktif melawan bakteri gram negatif karena obat
(Crowel,2005).
untuk berbagai fungsi biokimiawi dan umumnya tidak disintesis oleh tubuh
karena mencakup beberapa jenis substansi, yaitu biotin, kolin, asam folat, inositol,
niasin, asam pantotenat, asam para aminobenzoat, riboflavin, thiamin, vitamin B6,
memerlukan suplemen tambahan vitamin larut air ini dari luar tubuh. Mikrob
43
rumen dipercaya mampu mensintesis vitamin dalam jumlah yang cukup untuk
kebutuhan hewan itu sendiri. Namun, bukti terbaru menunjukkan bahwa ternyata,
kompleks, dari luar tubuh tetap dibutuhkan, khususnya vitamin B-niasin, tiamin,
B12, kolin, dan biotin (Mc Dowell 2013). Operasi rumenotomi pada domba akan
untuk vitamin B-kompleks dapat ditambahkan. Volume yang diberikan adalah 2,5
ml.
LAPORAN RUMENOTOMI PADA DOMBA
Disusun oleh :
Tiya Mayangsari
18/436378/KH/10008
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
44
45
0,9% sebanyak 500 ml pada hari ke-0 sampai hari pertama pasca operasi dan infus
Ringer Dextrose 5% sebanyak 400 ml secara intravena pada hari kedua pasca
operasi. Perawatan tersebut sama seperti penelitian dari Smith (1998) dalam Asrat
rumenotomi adalah pemberian cairan intravena seperti larutan Ringer laktat dan
diberikan terapi cairan tersebut untuk mengganti cairan elektrolit dan sumber
kalori yang belum terpenuhi karena belum mendapatkan asupan dari pakan serta
sebagai penambah volume darah pada keadaan shock, dehidrasi dan perdarahan,
serta mengatasi alkalosis dan asidosis (menormalkan pH darah) (Krik dan Bistner,
1985).
1. Untuk ganti cairan yang hilang dan koreksi elektrolit yang ada
ketidakseimbangan
memperhitungkan tingkat penggantian carian harian, cairan (atau air) dalam tubuh
dan bervariasi sesuai dengan umur hewan. Volume dihitung dari sejumlah rumus,
terutama tergantung pada spesies yang terkena dan umurnya dan diberikan dalam
46
24 jam setelah perawatan. Pemberian cairan dilakukan secara lambat dan harus
dibagi dalam seluruh hari tersebut. Pada sapi adalah bervariasi dari 50 mL/kg
berat badan per hari pada hewan dewasa, sampai 100 mL/kg berat badan pada
hewan muda dan 150 mL/kg berat badan pada hewan baru lahir, itu sangat
Volume cairan dihitung dari rumus tergantung pada kondisi hewan dan
umurnya dan diberikan selama 24 jam. Pada domba bervariasi dari 50 ml/kg berat
badan per hari pada hewan dewasa, 100 ml/kg pada hewan muda dan 150 ml/kg
pada hewan yang baru lahir, secara signifikan tergantung pada usia hewan.
harian (ml) = 50-150 ml x berat badan (kg). Sehingga, pada domba pasca
menjadi dua kali pemberian pagi dan sore hari melalui intravena.
Johnson dan Morris (1987) dalam Asrat dan Velappa (2016) menyarankan
pasca operasi dengan memberikan terapi cairan (oral dan intravena) dilengkapi
untuk operasi usus. Herzog et al. (2004) dalam Asrat dan Velappa (2016)
menyarankan untuk dua hari pertama pasca operasi, hewan dipelihara dengan
terapi cairan, terapi supportif, dan antibiotik. Luka laparotomi dibersihkan dan
diperbaiki setiap hari sampai lima hari dan jahitan dilepas dengan penyatuan
klinis. Hewan dibolehkan untuk makan pakan cair sejak hari ketiga dan pakan
Disusun oleh :
Ulayatul Kustiati
18/436382/KH/10012
Dosen Pembimbing :
drh. Devita A. M.P., Ph.D.
47
48
Ksembuhan luka
kembali (kontinuitas jaringan). kesembuhan luka terjadi melalui proses seluler dan
biokimia oleh tubuh. Secara garis besar fase kesembuhan luka terdisi dari tiga
mast cell (serotonin dan bradikinin). Kemudian pembuluh darah akan mengalami
vasodilatasi sebagai respon histamin dan interleukin-8 (IL-8) sehingga plasma dan
respon platelet dan faktor pembekuan darah akan mengaktifkan fibrin sehingga
terjadi penggumpalan darah. Darah yang clotting dan menjadi barier dari
Inflamasi yang terjadi setelah luka merupakan respon dari migrasi leukosit
dari intravaskuler menuju luka. Pada awal inflamasi, neutrofil akan mendominasi,
namun jumlahnya akan segera dilampaui oleh makrofag. Makrofag dan mast cell
akan diaktifkan saat terjadi luka dan bertanggung jawab dengan pelepasan
luka dengan marginasi, perlekatan dan diapedesis. Neutrofil pada luka kan
49
sitokin untuk respon imun. Makrofag juga menghasilkan fibrinectin dan beberapa
faktor pertumbuhan seperti VEGF, PDGF, EGF, FGF. Faktor pertumbuhan ini
akumulasi kolagen pada luka. Kombinasi jumlah fibroblas yang tinggi dan
berlangsung 3-5 hari setelah luka berlangsung. Granulasi jaringan akan mencegah
proliferasi fibroblast pada luka dan akan menghasilkan kolagen tipe III, peristiwa
ini terjadi 7 – 14 hari setelah luka. Luka akan tertutupi oleh sel epitel baru disebut
luka merupakan kompensasi migrasi fibroblas menuju luka sehingga sekitar luka
fase ini bertujuan untuk memaksimalkan kekuatan dan integritas baru. Pada fase
ini terjadi keseimbangan sintesis dan degradasi kolagen serta matriks ektraselular.
50
diserap, sisanya akan mengkerut sehingga terbentuk jaringan parut yang pucat,
No Gambar Keterangan
1. Hari 1
Jumat, 12 Juli 2019
2. Hari 2
Sabtu, 13 Juli 2019
3. Hari 3
minggu, 14 Juli 2019
4. Hari 4
senin, 15 Juli 2019
5. Hari 5
selasa, 16 Juli 2019
6. Hari 6
Rabu, 17 Juli 2019
7. Hari 7
Rabu, 18 Juli 2019
7 terlihat luka belum tertutup dan kering sepenuhnya. Pada hari ke 2 fase
52
imflamasi mulai terlihat, pada daerah sekitar jahitan mulai membengkak dan
memerah. Luka mulai mengering pada hari ke 7. Fase proliferasi mulai terjadi
ditandai dengan mulai adanya granulasi pada luka. Kesembuhan luka dapat
Kesembuhan Rumen
Saat operasi luka incisi rumen mengalami pendarahan yang tidak kunjung
berhenti, hal ini dikarenakan sumber perdarahan sulit ditemukan. Luka kemudian
ditekan dan di klem untuk menghentikan pendarahan. Klem pada daerah yang
suplai darah yang luar biasa kaya. Tingginya vaskularisasi akan mempercepat
vaskularisasi tinggi, bakteri juga berkurang karena kondisi asam, regenerasi epitel
cepat dan mekanisme pertahanan oleh omentum. Perdarahan pada rumen dapat
operasi rumenotomi pada domba betina berjalan dengan baik ditandai dengan
nafsu makan domba yang meningkat pasca operasi. Kesembuhan luka pada
SARAN
diberi pakan fermentasi sehingga mengurangi kerja dari rumen untuk beberapa
hari post operasi dan kembali ke pakan rumput segar. Kondisi kebersihan kandang
53
DAFTAR PUSTAKA
Ames, N.K. 2014. Noordsy’s Food Animal Surgery. Fifth Edition. Willey
Blackwell. Oxford.
Anonim, 2019. Anaesthesia on Cattle. https://veteriankey.com/anaesthesia-of-
cattle/#s0105. Diakses pada16 Juli 2019.
Anonim. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi Edisi 2. Jakarta : EGC.
54
55
Lemke, K. A., dan Dawson, S. D. 2000. Local and Regional Anesthesia. USA:
Vet Clin North Am Small Anim Pract 30: 839-57.
Mann, F.A., Constantinescu, G.M., Yoon, H.Y. 2011. Fundamentals of Small
Animal Surgery. India: Wiley Blackwell
Mansour M, Wilhite R and Rowe J. 2018. Guide to Ruminant Anatomy:
Dissection and Clinial Aspects. Wiley- Blackwell: New Jersey
Mc Dowell L. 2013. Vitamin History: the Early Years 1st Ed. University of
Florida (US): Design Pub.
Montana, J.G. Martin, M. Alonso, P. 2017. General Aspect and Current Fluid
Therapy in Cattle with Digestive Diseases. American Journal of Animal
and Veterinary Sciences 12(3): 111-131.
Murphy, MF. 1988. Local Anesthetic Agents. Emerg. Med. Clin. North Am. 6 :
769.
Oehme, Frederick W. and Prier, James E. 1979. Textbook of Large Animal
Surgery. The Williams & Wilkins Company, London
Philip, BK; Covino, BG. 1991. Local and Regional Anesthesia. Philadelphia :
Lippincott.
Prastiwi, A. Bimo, W. Dianita, Haris. Hanafi, I. 2010. Saleb Gusalin (gusanex
Penicillin) Sebagai Drug of Choice Yang Tepat Dalam Pengobatan Penyakit
Belatungan (Myasis). Jurnal Saintiifika, Vol. II No. 2 Desember
Pugh, D.G., Baird, A.N. 2012. Sheep and Goat Medicine. Second Edition.
Elsevier. Missouri.
Rostami, M., dan Vesal, N. 2012. The Effects of Adding Epinephrine or Xylazine
to Lidocaine Solution for Lumbosacral Epidural Analgesia in Fat-Tailed
Sheep. J S Afr Vet Assoc 83, Art. #1, 7 pages.
Skarda, R. T., dan Tranquilli, W. J. 2007. Local and Regional Anesthetics and
Analgesic Techniques: Ruminants and Awine. In: Lumb & Jones’
Veterinary Anesthesia and Analgesia, 4th edn. USA: Blackwell Publishing,
Ames, IA, pp. 643-681.
Snyder, J. H. 2007. Small Ruminant Tips for Small Animal Practitioners. Noerth
America: IVIS-NAVC.
Syah E. 2014. Fungsi dan akibat kekurangan vitamin B12 [Internet]. [diunduh
2017 Jan 8]. Tersedia pada http://www.medkes.com/2014/08/fungsi-dan-
akibat-kekurangan-vitamin-b12.html.
Taylor, P. M. 1991. Anesthesia in Sheep and Goat. Cambridge: In Practice.
56
57
58