Disusun oleh :
Kelompok A.2018.4 Gelombang 2
LAPORAN KEGIATAN
KOASISTENSI KLINIK INTERNA HEWAN BESAR
DI KEBUN RAYA DAN KEBUN BINATANG GEMBIRA LOKA
YOGYAKARTA
26 November – 01 Desember 2018
Telah diperiksa dan disahkan pada bulan Januari 2019 guna memenuhi sebagian
persyaratan untuk menyelesaikan kegiatan Koasistensi Klinik Interna Hewan
Besar di bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Gadjah Mada.
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Departemen Ilmu Penyakit Dalam Dosen Pembimbing Lapangan
Koasistensi Interna Hewan Besar
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan kegiatan dan laporan Koasistensi Klinik Interna Hewan
Besar di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta. Laporan ini disusun untuk
memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai gelar dokter hewan di Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sehubungan dengan berakhirnya pelaksanaan Koasistensi Klinik Interna
Hewan Besar di KRKB Gembira Loka Yogyakarta dan penyusunan laporan ini,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pimpinan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka yang telah
memberikan izin pelaksanaan kegiatan koasistensi.
2. Dr. drh. Irkham Widiyono selaku Ketua Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang
telah memberikan bimbingan dan saran selama pelaksanaan Kegiatan
Koasistensi Klinik Interna Hewan Besar.
3. drh. Slamet Raharjo, MP. dan drh. Karyanti selaku dokter pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan ilmu selama pelaksanaan Kegiatan
Koasistensi Klinik Interna Hewan Besar.
4. Seluruh staf dokter hewan dan karyawan Kebun Raya dan Kebun Binatang
Gembira Loka Yogyakarta yang membantu terlaksananya Kegiatan
Koasistensi Klinik Interna Hewan Besar.
5. Rekan-rekan koasistensi kelompok A.2018.4 atas semangat, doa dan
kerjasamanya.
6. Semua pihak yang membantu baik selama pelaksanaan koasistensi dan
dalam penyusunan laporan ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. v
PENDAHULUAN
Latar Belakang ...................................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 3
Konservasi Satwa Liar .......................................................................................... 3
KEGIATAN DAN DISKUSI
Kegiatan Koasistensi Bagian Aves........................................................................ 8
Kegiatan koasistensi Bagian Poliklinik Satwa ...................................................... 15
Kegiatan Koasistensi Bagian Reptil dan Amfibi ................................................... 19
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................................................... 29
Saran ..................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 30
iv
DAFTAR GAMBAR
v
PENDAHULUAN
Latar Belakang
diantara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta dua samudera yaitu
samudera Hindia dan samudera Pasifik. Sebagai negara kepulauan dengan jajaran
dan kekhasan ekosistem yang luar biasa dan masing-masing memiliki komunitas
yang khusus dan mempunyai endemisi yang tinggi (Anonim, 2016). Kepulauan
Indonesia terdiri atas 17.000 pulau, sebagai tempat tinggal bagi flora dan fauna
dari dua tipe yang berbeda asal usulnya. Indonesia memiliki flora dan fauna yang
speltakuler dan unik, walaupun daratannya hanya 1,3% dari seluruh daratan bumi.
Indonesia juga memiliki keragaman hayati yang mengagumkan: 10% dari spesies
berbunga yang ada di dunia, 12% dari spesies mamalia dunia, 16% dari seluruh
spesies reptil dan amfibi, 17% dari seluruh spesies burung dan 25% dari seluruh
saat ini dapat menyebabkan kelangkaan dan kepunahan spesies berbagai fauna
dan flora. Upaya konservasi satwa liar pada prinsipnya dapat dilakukan baik di
habitat alaminya (in situ) maupun di luar habitat alaminya (ex situ). Salah satu
bentuk konservasi satwa liar di luar habitat alami (ex situ) adalah kebun binatang.
1
2
konservasi ex situ juga memiliki fungsi lain yakni sebagai tempat pendidikan,
mendukung populasi in situ, sarana rekreasi yang sehat serta penelitian dan
konservasi satwa diluar habitat alami (ex situ). Terdapat berbagai spesies hewan
yang dapat di lihat pengunjung seperti primata, mamalia, akuatik, reptil dan aves.
Keberagaman koleksi satwa kebun binatang Gembira Loka tidak terlepas dari
Tujuan Koasistensi
Hewan (PPDH) mengani keterampilan medis praktis dan sistematis pada hewan
konservasi terhadap satwa liar dibentuklah sebuah Unit Pelaksana Teknis yang
dibangun oleh BKSDA dengan institusi lain yang berkaitan, khususnya di Daerah
Istimewa Yogyakarta yang merupakan salah satu daerah dengan potensi kejahatan
situ merupakan usaha pelestarian yang dilakukan di habitat aslinya. Pelestarian ini
ditekankan agar suatu jenis satwa di habitat alinya tetap terjaga dan terpelihara.
tempat pelestarian ex situ adalah Kebun Binatang Ragunan di Jakarta dan Taman
3
4
of Wild Flora and Fauna) yaitu konvensi tentang perdagangan flora dan fauna
(hidup/mati), bagian atau organ tubuh dan produk yang dihasilkan spesies tersebut
Atas arahan Ir. Karsten, tempat tersebut berpindah-pindah beberapa kali yaitu ke
Semaki, Muja-muju, Ambarukmo dan terakhir di daerah sungai Gajah Wong yang
Belanda pada tahun 1949. Kebon Rojo mulai dibangun lagi pada tahun 1950
dengan bantuan beberapa jawatan yang terkait pada waktu itu, yaitu Jawatan
Kehutanan, Jawatan Kehewanan dan Jawatan Pertanian. Pada tahun 1953, rencana
Yayasan Gembira Loka Jogjakarta dengan Akte Notaris R.M. Wiranto No.11
tanggal 10 September 1953 dan sebagai ketuanya Sri Paduka K.G.P.A.A. Paku
Alam VIII. Yayasan inilah yang merintis berdirinya Kebun Raya dan Kebun
dan sehubungan dengan adanya perluasan jalan serta perumahan, maka luas
KRKB Gembira Loka saat ini hanya 20,5 Ha. Adapun Lokasi KRKB Gembira
Loka adalah berada di Jalan Kebun Raya No. 2 Yogyakarta (Anonim, 2008).
tersebut dipisahkan oleh sungai Gajah Wong menjadi 2 bagian. Sebelah barat
dibatasi oleh Jalan Veteran, sebelah utara dibatasi oleh Jalan Kusuma Negara,
sebelah timur dibatasi oleh Jalan Kebun Raya, sebelah selatan dibatasi oleh
Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka suatu badan berbentuk yayasan
berstatus swasta dengan akte notaris RM. Wiranto No. 11 tanggal 10 September
1953. Pada tahun 2007 Yayasan Gembira Loka menggandeng PT. Buana Alam
Tirta sebagai mitra untuk menangangi manajemen KRKB Gembira Loka. Pola
kemitraan ini bertujuan agar KRKB Gembira Loka terus berbenah untuk
mempertahankan eksistensi dan menjadi lebih baik dan maju lagi dari waktu ke
Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka didirikan dengan tujuan untuk
mengumpulkan berbagai jenis hewan dari berbagai macam spesies dan daerah,
serta tanaman yang dilestarikan dan diperagakan untuk umum. Hal ini
6
satwa, habitat satwa, pakan, cara reproduksi dan perawatan satwa guna
konservasi.
berikut:
hewan yang terancam punah. Usaha perlindungan dan pelestarian jenis tumbuhan
dan hewan tidak terbatas pada jenis yang terancam punah saja, tetapi juga pada
Tempat rekreasi dan apresiasi terhadap alam. Sebuah Kebun Raya dan
rapi, dilengkapi dengan sarana rekreasi memadai akan sangat menarik masyarakat
Gembira Loka, berikut ini adalah susunan organisasi dan tata kerja badan
pelaksana Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka pada Gambar 1.
Managemen Perawatan
dilakukan pada saat pagi hari sembari petugas menyiapkan logistik pakan hewan.
Pengamatan satwa bertujuan untuk mengetahui apakah ada satwa yang sakit, lesu,
tidak mau makan, terluka dan sebagainya. Selain dilakukan pengamatan satwa
mengetahui jika ada kandang yang rusak dan memerlukan perbaikan segera.
pemberian pakan dan minum pada satwa. Pengamatan kesehatan satwa juga
pakan. Satwa yang sehat akan cenderung aktif dan mendekati pakan setelah pakan
diberikan.
berfungsi untuk meletakkan aves yang memiliki kelainan dan tidak mampu
oleh pengunjung. Selain itu, pada burung-burung yang masih kecil maupun
sedang menjalani training juga diletakan pada kandang akomodasi. Aves yang
mengalami sakit ringan dan tidak memerlukan kontrol yang intensif oleh dokter
seperti burung Macaw dan Elang tidak memiliki jadwal yang pasti. Perawatan
khusus tersebut meliputi pemotongan kuku dan wing clip untuk menghindari
melukai pengunjung atau keeper serta menghindari agar tidak terbang jauh
menjinakkan dan melatih burung paruh bengkok. Menurut Rosyadi et al., metode
ini dilakukan dengan cara memotong bulu sayap primer sehingga burung tidak
dapat terbang jauh. Metode wing clip dilakukan dengan dua cara, yaitu memotong
seluruh bulu sayap primer pada satu sisi sayap atau kedua sayap (Glendell, 2012).
Metode wing clip efektif dalam mencegah burung lepas namun sangat beresiko
2018).
Biosecurity
bertujuan sebagai salah satu langkah dalam sanitasi untuk mencegah penyakit
serta membuat nyaman pengunjung Gembira Loka Zoo. Pada bagian aves
membersihkan sampah dedaunan, sisa kotoran atau yang lain, menyiram dengan
itu, pembersihan kaca display juga dilakukan supaya pengunjung nyaman dalam
mengamati satwa. Kegiatan tersebut berlangsung sekitar 2-3 jam dari mulai jam
pintu masuk dan pintu keluar menggunakan karpet yang diberikan larutan
satwa. Tempat cuci tangan juga disediakan untuk pengunjung di kandang tersebut
semua kemungkinan kontak atau penularan dengan hewan tertular dan penyebaran
Managemen Pakan
1. Penyiapan pakan
pukul 08.00 WIB. Kegiatan dimulai dari meracik pakan untuk berbagai
jenis burung yang ada. Pakan terdiri dari berbagai jenis, meliputi buah-
buahan, biji-bijian, dan sayuran. Kompoisi pakan untuk setiap jenis satwa
aves disajikan dalam Tabel 1. Pakan yang telah selesai diracik dibawa ke
2. Interaksi satwa
selesai dilakukan, yaitu sekitar pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul
15.30 WIB. Sebelum dibawa ke area interaksi, burung diberi pakan dan
pengunjung yang ingin berfoto dengan satwa. Terdapat dua jenis interaksi
satwa untuk aves, yaitu interaksi dengan burung elang bondol (Gambar 11)
dan burung hantu (Gambar 12) serta interaksi dengan burung macaw
sukarela.
Pemberian pakan
memberikan pakan pada satwa. Persiapan peracikan pakan reptil (Gambar 14)
dilakukan setelah satwa dijemur dan kandang selesai dibersihkan. Pakan yang
diberikan antara lain buah-buahan, sayuran, dan daging (sapi dan ayam).
melon. Sayuran yang digunakan yaitu wortel, tomat, sawi hijau, jagung muda,
tauge dan kangkung. Seluruh bahan pakan dicuci kemudian dipotong menurut
16
diberikan pada kura-kura darat, beberapa kura-kura air dan iguana, sementara
daging diberi pada buaya, biawak, kura-kura air, beberapa spesies kadal dan
ular.
Gambar 14. Persiapan peracikan pakan kura-kura dan iguana berupa sawi,
papaya, dan wortel.
Pemberian pakan (Gambar 15) dilakukan sekitar pukul 13.00 yang dimulai
dari kelompok reptil non display, kemudian dilanjutkan pemberian pakan pada
kelompok reptil amfibi display pada pukul 14.30. Pakan untuk kura-kura darat
adalah sawi hijau, melon, pepaya, semangka dan tomat, sedangkan kura-kura
air diberikan pakan berupa daging sapi yang dipotong dadu, sawi dan papaya.
sebanyak dua kali sehari dengan jumlah pakan 1/10 hingga 1/5 dari berat badan
rataan individu dewasa tetapi pada KRKB Gembira Loka hanya dilakukan satu
kali. Pakan untuk iguana yaitu pepaya yang dipotong dengan ukuran kecil,
kangkung, dan wortel yang sudah diserut tipis. Reptil karnivora seperti buaya,
diberikan dua sampai tiga potong daging ayam setiap hari, beberapa kura-kura
air diberikan cindil dan jangkrik. Pada ular diberikan anak ayam minimal sekali
seminggu.
17
menempel pada satwa supaya tidak jadi tempat biakan agen patogen dan
diberi sabun, disikat dengan sapu kemudian dibilas dengan air. Wadah
(Gambar 16), menyikat karapas dan plastron kura-kura (Gambar 17). Ular
hewan dan kandang bersih, hewan dijemur sampai kurang lebih pukul
Karantina
Poliklinik Satwa dan Karantina Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira
Loka Zoo lebih difokuskan pada kegiatan medis dan membantu manajemen
nutrisi. Mahasiswa koasistensi yang fokus pada kegiatan medis akan membantu
kegiatan yang dilakukan keeper mulai sekitar pukul 07.50 seperti pembersihan
wadah pakan dan minum serta litter kandang yang bertugas untuk
disikat, dibilas, kemudian dijemur. Kura-kura darat dan iguana yang telah
Setelah diperkirakan cukup, kura-kura darat dan iguana diumbar pada tempat
hewan-hewan yang dilaporkan oleh keeper terindikasi tidak sehat atau telah
pencataan perkiraan pakan yang tersisa dari hari sebelumnya. Waktu istirahat
berfokus pada medis, di sore hari akan dilakukan pengecekan rutin oleh dokter
hewan yang bertugas untuk tindakan medis yang dilakukan. Kegiatan berakhir
Pakan yang diberikan kepada satwa yang ada di karantina dan poliklinik
satwa secara umum adalah sayur, buah, dan daging. Simpanse dan orangutan
diberikan pakan yang terdiri atas pisang, ubi rebus, timun, melon, kacang
panjang, pir, sawi hijau, jagung, telur rebus, dan wortel. Adapun pakan yang
yang bertugas selama kami di Poliklinik Satwa dan Karantina antara lain:
1. Penanganan abses pada kaki dan vulnus di daerah muka pada gajah
Daerah vulnus juga mengeluarkan bau busuk dan dari pengamatan luar
infeksi bakteri pada vulnus tadi. Tindakan medis yang dilakukan berupa
jarum suntik pada daerah vulnus infeksi yaitu sebagian kuku dan sela-
selanya. Daerah vulnus disemprotkan 6-10 kali setiap pagi dan sore.
Vulnus di daerah muka pada kelopak mata sinister dan dahi, sedangkan
abses pada kaki di bagian kiri kuku medial kedua, penanganan yang
infestasi dari larva lalat (myiasis) kembali terjadi secara rutin. Adapaun
proses penanganan yang diberikan oleh petugas dapat dilihat pada Gambar
20.
22
Salah satu ekor angsa hitam dari kelompok yang terdiri 3 ekor
tetap dilakukan. Hewan teramati gejala klinis ini mulai hari Minggu, 25
penandaan pada hewan yang sakit pada kedua kaki dililitkan tanda
perlu diturunkan terlebih dahulu, dari hasil pengamatan luar diketahui kaki
juga memastikan kaki tidak kaku dan bengkok. Adapun pemasangan alat
8.5 meter dan merupakan ular terpanjang di dunia. Nama ilmiahnya yang
di dunia sedangkan berat maksimal yang tercatat adalah 158 kg (347.6 lbs).
25
Ular sanca termasuk ular yang berumur panjang, hingga lebih dari 25 tahun
(Mattison C, 1999).
Di GL Zoo terdapat kasus pada divisi reptile yaitu abses pada ular
kontainer pada pagi. Setelah diperiksa oleh dokter, ternyata abses pada
rahang ular tersebut disebabkan oleh pakan yang diberikan yaitu ayam.
Dokter langsung melakukan insisi kulit pada rahang ular dan membersihkan
oleh tenaga medis veteriner dapat ditunjukkan oleh Gambar 24 dan Gambar
25.
93 g. Habitat asli burung Cekakak Jawa adalah daerah pastura, kolam ikan,
Pada penelitian yang dilakukan oleh Rahman, et al. (2015), sengatan lebah
dapat menurunkan suhu tubuh, detak jantung, dan laju pernapasan secara
oksigen (Gambar 27), terapi berupa injeksi antihistamin dan salep mata
Gambar 27. Pemberian oksigen pada Cekakak Jawa yang disengat lebah
Kesimpulan
Kegiatan koasistensi Klinik Hewan Besar di Kebun Raya dan Kebun
Binatang Gembira Loka sudah terlaksana dengan baik dimulai pada tanggal 26
enam hari dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Unit Poliklinik dan Karantina, Unit
Reptil dan Amfibi, serta Unit Aves. Kasus hewan sakit yang ditangani meliputi
abses pada kaki gajah, pemberian antibiotik pada Angsa hitam, Merak hijau
pincang, skabies pada kelinci, abses pada rahang ular, dan sengatan lebah pada
Saran
Penambahan lokasi untuk koasistensi selain Unit Poliklinik dan Karantina,
Unit Reptil dan Amfibi serta Unit Aves. Penambahan tenaga medis dokter hewan
agar pelayanan medis tersebar secara rata. Perbaikan sarana dan prasarana seperti
29
DAFTAR PUSTAKA
30