Anda di halaman 1dari 16

ILMU BEDAH UMUM VETERINER

RESTRAIN PADA KUDA

DISUSUN OLEH :

JESSY FILOMENA F. B. 1809511046


BRAVANASTA GLORY R. U. 1809511047
KOMANG AYU TRIANA S. 1809511049
FERDY OLGA SAPUTRA 1809511050
M. FARHAN AL MA’ARIF 1809511051
NUR BAITI 1809511052
NABILAH RIZKY AMALIA 1809511055
MAHARANI LISNA W. 1809511056

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan kasih
karuniaNya saja, kami dapat menyelesaikan tulisan yang berjudul “Restrain Pada Kuda” ini
dengan baik. Tulisan ini dibuat selain bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Ilmu
Bedah Umum Veteriner yang diampu Drh. I Wayan Wirata, S.Kh. juga untuk menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan bagi para pembacanya.

Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam pembuatan tulisan ini, sehingga dapat selesai dengan baik dan tepat pada
waktunya. Kami sadar, bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sebagai
penulis menerima dengan lapang dada segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun.
Nantinya semua kritik dan saran yang diberikan akan saya gunakan sebagai pedoman dan acuan
dalam pembuatan tulisan kedepannya.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Sekali lagi, kami ucapkan banyak terima kasih.

Denpasar, 13 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat......................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 3
2.1 Pengertian Restrain........................................................................................................ 3
2.2 Tujuan Restrain ............................................................................................................. 3
2.3 Jenis Restrain ................................................................................................................ 4
2.4 Contoh Restrain Fisik pada Kuda ................................................................................... 6
2.5 Contoh Restrain Kimia pada Kuda ................................................................................. 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 11
3.2 Saran........................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 12

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Restrain dengan halter dan tali muka ........................................................................ 6


Gambar 2 Restrain dengan mengangkat kaki kuda. ................................................................... 7
Gambar 3 Restrain dengan menutup mata................................................................................. 7
Gambar 4 Restrain Fisik dengan Penggunaan Praam atau Twitch .............................................. 8
Gambar 5 Acepromazine maleat............................................................................................... 9
Gambar 6 Xylazine .................................................................................................................. 9
Gambar 7 Ketamin ................................................................................................................ 10

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kuda adalah hewan besar yang memiliki berat hingga ratusan kilogram dan memiliki
tenaga yang sangat kuat. Kuda merupakan salah satu hewan yang sering ditangani oleh dokter
hewan, sehingga harus benar-benar dikuasai cara merestrain yang baik. Pada pemeriksaan
kuda diperlukan teknik khusus agar dapat menghalangi gerak/aksi dari hewan tersebut
sehingga dapat meminimalisir tingkat bahaya yang ditimbulkan bagi dokter hewan, asisten,
maupun hewan itu sendiri.
Restrain adalah menghalangi gerak/aksi dari hewan sehingga dapat
menghindari/mengurangi bahaya untuk dokter hewan, asisten maupun hewan itu sendiri.
Bahaya tersebut dapat berupa gigitan, sepakan, desakan, dan injakan dari hewan saat akan
diperiksa kesehatannya, dilakukan pemeriksaan, pengobatan, dioperasi, maupun dibersihkan.
Bahaya atau resiko untuk hewannya sendiri dapat berupa luka benturan karena sepakan yang
mengenai dinding kandang yang tajam atau keras seperti paku, potongan kayu dan lain
sebagainya yang dapat menyebabkan luka memar atau tergores dan perdarahan sampai patah
tulang.
Dalam merestrain harus dilakukan dengan tepat dan menggunakan metode yang benar.
Kuda merupakan salah satu hewan yang sering ditangani oleh dokter hewan, sehingga harus
benar-benar dikuasai cara merestrain dan mengcasting baik secara fisik maupun kimiawi.
Kuda memiliki tenaga yang kuat, ukuran tubuh yang besar, tempramen, kuat, dan cepat. Hal
ini yang menyeakan setiap orang yang menghandel kuda mengalami kesulitan dalam
menangani khususnya dalam melakukan pemeriksaan sehingga harus benar-benar dibutuhkan
pengetahuan bagaimana cara melakukan restrain dan casting.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan paper ini yaitu:
1. Apa itu restrain kuda?
2. Apa kegunaan restrain pada kuda?
3. Apa macam-macam jenis restrain pada kuda?
4. Apa contoh restrain fisik dan kimia pada kuda ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan paper ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian restrain kuda
2. Untuk mengetahui kegunaan restrain kuda
3. Untuk mengetahui jenis-jenis restrain pada kuda
4. Untuk mengetahui contoh restrain fisik dan kimia pada kuda

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan penulisan diatas, adapun manfaat yang dapat diperoleh sebagai berikut :
1. Memberikan informasi dan menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai
restrain fisik dan kimiawi pada kuda
2. Dapat terpenuhinya tugas mata kuliah Ilmu Bedah Umum Veteriner
3. Dapat digunakan sebagai bahan referensi tambahan bagi mahasiswa khususnya dan
masyarakat luas umumnya

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Restrain


Pengekangan (Restrain) diartikan sebagai pengendalian hewan untuk tujuan pemeriksaan
atau pengobatan; berkenaan dengan pengekangan kuda, ini dapat dibagi menjadi tiga
subkategori: pengekangan fisik, pengekangan pengalihan, dan pengekangan kimiawi.
1. Pengekangan fisik termasuk penggunaan tali pengikat dan tali pengikat
2. Pengekangan pengalihan menggunakan berbagai teknik atau perangkat untuk
mengalihkan perhatian kuda. Pengekangan pengalihan dapat dilakukan secara manual
(mengetuk pelan kepala kuda) atau mekanis (menggunakan kedutan).
3. Pengekangan kimiawi adalah penggunaan obat-obatan tertentu untuk mencapai tingkat
pengekangan yang sesuai untuk melindungi semua yang terlibat.
Pengekangan yang tepat dan aman dari pasien kuda dimulai dengan pengamatan perilaku
kuda dan isyarat halus tentang bagaimana kuda akan bereaksi terhadap perambahan lebih
lanjut di wilayahnya. Kuda adalah individu; mereka memiliki keistimewaan dan kepribadian
yang unik. Mendekati kuda untuk menahan diri paling baik dicapai dengan kepercayaan diri
yang tenang, tangan yang lembut pada withers, dan suara yang lembut. Metode ini bisa sangat
membantu meredakan kegugupan. Ras tertentu, misalnya Arabian., Thoroughbreds, dan
American Saddlebreds, bisa lebih gugup (tegang) dibanding yang lain. Terakhir, menangkap
kuda dapat dilakukan dengan gerakan rendah, lambat, dan dengan kesabaran. Setelah
ditangkap, keputusan dapat dibuat apakah pengekangan lebih lanjut diperlukan; kadang-
kadang dengan pengekangan kuda, kurang sebenarnya lebih.

2.2 Tujuan Restrain


Pengekangan hewan yang kompeten sangat penting dalam praktik kedokteran hewan
karena alasan berikut:

3
1. Mengendalikan hewan agar mendapat perawatan medis.
Kebanyakan hewan menolak pemeriksaan fisik dan administrasi prosedur diagnostik
dan terapeutik. Pengekangan yang tepat terhadap hewan yang sakit memungkinkan
manusia menyelamatkan hidupnya.
2. Untuk mencegah hewan melukai dirinya sendiri saat menerima perawatan medis.
Hewan harus ditahan saat panik atau saat mencoba melarikan diri dari apa yang mereka
anggap sebagai situasi berbahaya. Menabrak meja pemeriksaan, mencoba menerobos
pagar dan mengunyah jeruji kurungan adalah contoh perilaku melarikan diri yang dapat
mengakibatkan bencana. Menjaga lingkungan yang aman, termasuk kandang, dan pagar
yang dibangun dengan baik, merupakan bagian penting untuk melindungi hewan dari
cedera.
3. Untuk melindungi personel.
Keamanan personel veteriner, klien, dan penangan adalah yang paling penting. Cedera
dan bahkan kematian individu dapat menghancurkan keluarga dan praktik kedokteran
hewan. Peristiwa ini bisa mengakibatkan hilangnya upah. litigasi yang mahal,
kecemasan, penurunan moral. dan hilangnya mata pencaharian. Pemilik praktik
bertanggung jawab atas cedera yang ditimbulkan oleh personel veteriner dan klien
selama pelaksanaan prosedur veteriner. Tanggung jawab ini dimulai saat klien
memasuki praktik atau saat truk berhenti di jalan masuk. Karena alasan ini, banyak
praktisi percaya bahwa kemampuan untuk melakukan pengendalian hewan yang sangat
baik adalah keterampilan terpenting yang perlu dikuasai oleh teknisi veteriner.

2.3 Jenis Restrain


Restrain pada hewan dapat dilakukan secara fisik dan kimiawi. Restrain seacra fisik dapat
dilakukan dengan bantuan alat atau mengguakan fisik hewan hewan itu sendiri sebagai sarana.
Sedangkan restrain secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan kimia.

2.3.1 Restrain Fisik (Physical Restraining)

Restrain fisik dilakukan dengan menggunakan bantuan alat atau menggunakan fisik hewan
itu sendiri sebagai sarana. Restrain pada kuda perlu mend apatkan perhatian karena hewan ini

4
sangat besar dan memiliki tenaga yang sangat kuat. Ada beberapa cara untuk melakukan
restrain fisik pada kuda yaitu:

a. Mengangkat salah satu kaki kuda


Dengan mengangkat salah satu kaki kuda umumnya dilakukan pada kaki depan kuda akan
kehilangan keseimbangan apabila mau menendang, karena kuda menendang dengan kedua
kaki belakang secara bersamaan. Cara ini sering dilakukan untuk tujuan pemeriksan
ataupun dalam melakukan pengobatan.
b. Metode haltering (menggunakan helter)
Metode ini dengan menggunakan helter (pakaian kuda) atau dapat juga dengan
menggunakan tali yang diikatan dibelakang telinga lalau dimasukkan ke dalam mulut dan
kemudian ditarik ke depan.
c. Metode Paksaan
Metode ini dilakukan untuk mengalihkan perhatian kuda, dapat dilaku kan dengan cara
menutup matanya dengan kain/handuk atau dengan menggunakan saat (pram/twich).
Praam dipasang pada bibir atas lalu diputar sedemikian rupa sehingga timbul rasa sakit
untuk mengalihkan perhatian kuda. Metode ini dilakukan terutama pada kuda-kuda yang
memiliki tempramen yang tinggi apabila dengan cara yang pertama dan kedua sulit
dilakukan untuk menguasai hewan.

2.3.2 Restrain Kimia (Chemical Restraining)


Dengan ditemukannya obat obatan yang mempunyai efek sedasi, muscle relaxant,
transquilizer, anastesia, maka teknik menguasai hewan mempunyai alternatif dengan
menggunakan obat-obatanyang disebut chemical restrain.adapun obat-obatan yang dapat
dipakai untuk chemical restrain harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Mudah
aplikasinya, aman bagi hewan, memberikan cukup waktu bagi pelaksana, efek samping tidak
ada atau minimal, ada antidotumnya (efek kebalikanya), dosisnya kecil, spektrumnya luas,
stabilnya susunannya, tahan lama disimpan dan tahan terhadap keadaan lingkungan. Obat-
obatan yang sering digunakan untuk restrain kimia yaitu Ketamine Hydrochloride, Tiletamine
Hydrochoride, Xylazyne, Acepromazine Maleate, Diazepam.

5
2.4 Contoh Restrain Fisik pada Kuda
2.4.1 Halter dan Tali Muka
Satu dari cara dasar menguasai kuda adalah menempatkan halter dan tali muka pada kuda.
Ini juga merupakan tahap pertama dalam memperoleh control kepala kuda, dimana ini adalah
kunci untuk mengontrol kuda. Biasanya, halter diletakkan pertama, lalu tali muka disematkan
di halter. Halter mempunyai loop kecil yang ditemukan di sekitar hidung dan loop besar yang
ditempatkan di atas dan dibelakang telinga. Kaitan dan kancing digunakan untuk membuka
dan menutup loop. (Hanie, 2006). Tali muka berasal dari beberapa ma terial seperti nylon,
kulit rami atau cotton, dan mempunyai 2 model dasar, dengan rantai atau tanpa rantai. Tanpa
rantai, tali diletakkan hanya sebagai kendali (Hanie, 2006).

Gambar 1 Restrain dengan halter dan tali muka

2.4.2 Mengangkat Kaki


Mengangkat kaki merupakan cara restrain yang pada dasarnya bermaksud untuk
mengurangi pergerakan atau mencegah adanya tendangan. Cara seperti ini biasanya dilakukan
saat melakukan pemeriksaan eksplorasi rektal atau melakukan pemeriksaan lain didaerah
belakang, seperti menghitung pulsus pada arteri coccygea, atau menghitung temperatur melalui
anus,juga ketika memasang tapal kuda, mengambil radiografi, atau menggunting rambut
(Hanie, 2006). Sebelum mengangkat salah satu kaki, kuda harus berdiri “kotak”, yang berarti

6
semua keempat kaki harus langsung menopang kuda dengan semua berat badan terdistribusi
dengan rata (Hanie, 2006).

Gambar 2. Restrain dengan mengangkat kaki kuda.

2.4.3 Menutup Mata


Menutup mata merupakan metode yang dapat diterpakan pada satu atau kedua mata.
Dilakukan agar kuda tidak dapat melihat area bekerja, sehingga tidak memberikan respon
(Hnie, 2006).

Gambar 3 Restrain dengan menutup mata

7
2.4.4 Penggunaan Praam/Twitch
Praam adalah alat sederhana yang digunakan untuk mengendalikan kuda yang terbuat dari
tongkat kuat dan tebal, yang diujungnya terdapat lubang dengan tali sepanjang 30 cm. Praam
digunakan untuk mengalihkan perhatian kuda dengan cara memfokuskan rasa sakit kuda pada
bagian bibir atas sehingga mempermudah pemeriksa dalam memeriksa kuda maupun ketika
akan melakukan pengambilan sampel. Penggunaan pram dilakukan dengan cara melilitkan
tali praam pada kulit bibir atas sedemikian rupa dan menjaga membran mukosa bibir terletak
didalam. penggunaan praam hendaknya tidak lebih dari 2 jam karena dapat menimbulkan
nekrosis (Sonsthagen, 1991).

Gambar 4 Restrain Fisik dengan Penggunaan Praam atau Twitch

2.4.5 Hoppless
Merupakan alat yang digunakan untuk membelenggu kaki kuda, sehingga gerak kaki
menjadi terbatas. Selain untuk restrain, hopples dapat juga digunakan untuk casting. Hopples
berbentuk seperti pembalut yang terbuat dari anyaman tali yang ujungnya dipasang ring.
Macam-macam hopples: web hopple, English pastern hopplen two way hopple, king hopple,
english hopple, dan breeding hopple.

8
2.5 Contoh Restrain Kimia pada Kuda
2.5.1 Acepromazine Maleat

Gambar 5 Acepromazine maleat

Acepromazine Maleat adalah obat transquilizer yang kuat, kerjanya sebagai depresan
CNS. Efeknya sebagai muscle relaxant dan mengurangi gerakan-gerakan spontan, sebagai
anti muntah (antiemetic), menurunkan tekanan darah dan suhu badan. Acepromazine jarang
dipakai secara tunggal namun dikombinasikan dengan etorphine/ ketamin/ phencyclidine.
Aplikasinya secara IV, IM atau SC dengan dosis pada kuda 0,03 -0,08 mg/kg BB.
Acepromazine mempunyai efek penenang dan mengatasi rasa cemas. Obat ini berbeda dengan
sedatif, sebab hewan tidak mengalami drowsiness dan pada dosis tinggi tidak menimbulkan
hipnosis atau anastesi umum namun tranquilizer yang digunakan sendiri kebanyaka n tidak
mempunyai efek analgesi. Obat-obatan dari kedua golongan ini diharapkan dapat
mempermudah injeksi ketamin (Sardjana dan Kusumawati, 2004)

2.5.1 Xylazine

Gambar 6 Xylazine

9
Xylazine adalah kristal tak berwarna, rasanya pahit apabila dilarutkan dalam air.
Larutannya cukup stabil. Non-narkotik dengan efek analgesika dan relaksasi otot. Aplikasi
melalui IM atau IV dengan dosis 2,2-3 mg/kg BB. Xylazine mulai berkerja 3-5 menit setelah
aplikasi dengan efek analgesiknya antara 15-30 menit dan terlihat tidur selama 1-2 jam.

2.5.3 Ketamin

Gambar 7 Ketamin
Ketamin merupakan larutan tidak berwarna, stabil pada suhu kamar dan suasana asam
(pH 3,5-5,5). Pemberian ketamin dapat diberikan dengan mudah secara intramuscular dengan
dosis 100 mg/ml atau 10-20 ml. Ketamin sebagai salah satu anestesi injeksi, dapat digunakan
sebagai anestesi umum pada kucing, primata, kuda, sapi, unggas, dan anjing (Adams, 2001).
Ketamin termasuk anestesi golongan dissosiative. Ketamin merupakan analgesik yang bekerja
kuat pada sistem saraf pusat melalui saraf simpatomimetik dan parasimpatolitik (Pertiwi et
al., 2004). Merangsang proses metabolisme kerja kardiovaskular, salivasi, meningkatkan suhu
tubuh, detak jantung, dan tekanan arteri (Ramsey, 2008).

2.5.4 Diazepam

Diazepam adalah obat penenang yang berfungsi sebagai relaksan dan memblokir refleks
spinal, dan antikonvulsi. Obat ini memiliki bentuk kristal yang tidak berwarna. Diazepam
dapat digunakan bersama dengan ketamin atau phencyclidine untuk menghindari terjadinya
konvulsi. Obat ini dapat digunakan sebagai premedikasi agar hewan tidak eksitasi. Aplikasi
obat ini dapat diberikan secara per oral, IV, atau IM, dengan dosis 1 – 3,50 mg/kg BB. Apabila
injeksi IV maka efek sudah terjadi dalam 1 - 2 menit, sedangkan pemberian melalui IM
memerlukan waktu 15 – 30 menit. Diazepam dimetabolisme sangat lambat. Secara klinis efek
selesai dalam waktu 60 – 90 menit.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Restrain adalah pengendalian hewan untuk tujuan pemeriksaan atau pengobatan. Tujuan
restrain dalam praktik kedokteran hewan adalah mengendalikan hewan agar mendapat
perawatan medis, untuk mencegah hewan melukai dirinya sendiri saat menerima perawatan
medis, dan untuk melindungi personel. Restrain pada hewan kuda dapat dibagi menjadi dua
yaitu restrain fisik dan restrain kimiawi. Restrain fisik memiliki beberapa teknik yang dapat
digunakan antara lain penempatan helter, mengikat tali kendali, menggunakan neck roll,
menggunakan rantai bibir, mengangkat dan memegang kaki depan dengan aman, ataupun
mengangkat dan memegang kaki belakang dengan aman. Untuk restrain kimiawi pada kuda
obat yang dipakai harus memenuhi beberapa syarat, beberapa contoh obat yang dapat
digunakan antara lain xylazine, buthorphanol, ketamine dan diazepam.

3.2 Saran
Restrain pada kuda merupakan salah satu hal yang harus dikuasai oleh dokter hewan, hal
ini dilakukan agar terhindar atau mengurangi bahaya bagi dokter hewan, asisten maupun
hewan itu sendiri. Untuk melengkapi kekurangan-kekurangan makalah ini, kami
menyarankan untuk menambahkan sumber referensi dari pembaca yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan materi yang sesuai.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bassert, J. M., Beal, A. D., Samples, O. M., 2018, Workbook for McCurnin`s. Clinical Textbook
for Veterinary Technicians, 9th ed, Elsevier, Canada.
Gede, I.G.M, Anom, I.K.D, Jaya, A.A.G.W, Putra, I.G.Ag.P, Gorda, I.W. Buku Acuan University
Veterinarian & Animal Resources. 2017. SOP: Equine Restraint Techniques Sudisma IGN.
Pemayun IGAP. Warditha AAGI. 2002. Uji Klinik Premedikasi Xylasine dan Diazepam
terhadap Anestesik Ketamin pada Anjing Lokal. Jurnal Veteriner. 3 :104-107
Hanie, A. 2006. Large Animal Clinical Procedures for Veterinary Technicians. Dallas: Elsevier
Mosby
Keith Javic - Classof 2003, C. Nikki Conroy - Classof 2003. EQUINE
RESTRAINT.http://cal.vet.upenn.edu/projects/fieldservice/Equine/eqrestr/eqrestr.htm (di
akses 28 februari 2014)
Nurlliliana. (2018). Restrain Kimia dan Fisika Kuda.
https://nurliliana.blogspot.com/2018/02/restrain-kimia-dan-fisika-kuda.html. Diakses
pada 3 Februari 2021
Sardjana, I. K. W dan Kusumawati. 2004. Anestesi Veteriner Jilid I. Gadjah Mada University
Press. Bulaksumur, Yogyakarta 1-4
Sudisma, I. G. N., Putra Pemayun, I. G. A. G., Jaya Wardhita, A. A. G., Gorda, I. W. 2016. Ilmu
Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Denpasar: Plawa Sari.
Sudisme IGN., Gorda, I.W., Warditha , AAGI. 2006. Uji Klinik Pengulangan Dosis Xylasin
Ketamin untuk Anastesi Umum pada Anjing Lokal. Jurnal Veteriner, 7:66-74

12

Anda mungkin juga menyukai