Anda di halaman 1dari 23

PEMERIKSAAN KLINIS PADA KUCING

Kelompok 3

Astri Caturutami Sjahid1 (O11116507), A. Regita Dwi Cahyani1 (O11116508),


Anindyka Mentary Sudirman1 (O11116009), Kadek Dian Krisna Putri K1
(O11116506) , Muhammad Adlilhaq1 (O11116312)

Asisten :A. Muh. Ichlasul Akmal


[1]
Bagian Bedah & Radiologi. Departemen Klinik, Reproduksi & Patologi
Program Studi Kedokteran Hewan (PSKH), Universitas Hasanuddin (UNHAS)

Korespondensi penulis : astricaturutami2212@gmail.com

ABSTRAK
Diagnostika klinik merupakan rangkaian pemeriksaan medik terhadap fisik hewan
hidup untuk mendapatkan kesimpulan berupa diagnosis sekaligus pemeriksaan dengan
menggunakan alat bantu diagnostika. Praktikum ini dilakukan di Klinik Hewan Pendidikan
Unhas pada tanggal 5 September 2018. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prosedur-
prosedur khusus dalam pemeriksaan klinis pada kucing yang membantu seorang dokter dalam
melakukan suatu diagnosa klinik. Dari Praktikum ini, kesimpulan yang dapat diambil yaitu
adapun cara-cara dalam mendiagnosa pasien yaitu dengan melakukan sinyalemen dan
anamnesa berdasarkan keterangan dari klien. Pemeriksaan klinis yang di lakukan meliputi
inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan pemeriksaan suhu. Adapun alat-alat yang biasanya
digunakan dalam diagnosa klinik yaitu refleks hammer yang digunakan dalam membantu
pemeriksaan palpasi, stetoskop yang digunakan untuk membantu pemeriksaan aulkultasi,
timbangan untuk mengukur berat badan hewan dan thermometer yang digunakan untuk
membantu pemeriksaan suhu.

Kata Kunci : anamnesa, sinyalemen, kucing, status present, pemeriksaan fisik

1. PENDAHULUAN

Pada awal 3500 SM, orang mesir kuno menjadi hewan peliharaan yang popular di
memelihara kucing liar dari Afrika dan seluruh dunia (PetWebsite,2018)
menjadikannya sebagai hewan peliharaan Menurut Sulaiman (2010), penentuan
yang sangat berharga. Sekitar 1500 SM, klasifikasi kucing menggunakan sistem
orang mesir menyembah kucing dan taksonomi. Adapun taksonomi kucing,
menjatuhkan hukan mati atas pembunuhan yaitu :
kucing ketika kucing peliharaan mati. Kingdom : Animalia
Sekitar 1000 SM kucing peliharaan pertama Phylum : Chordata
kali dating ke Eropa dan Timur Tengah Class : Mammalia
dengan pedagang dimana kucing dihargai Order : Carnivora
oleh Yunani dan Romawi Kuno sebagai Family : Felidae
pengontrol hama. Selama Abad Genus : Felis
Pertengahan, kucing dikaitkan dengan sihir, Species : Felis sp.
kejahatan, dan iblis. Pada tahun 1600-an 2. TINJAUAN PUSTAKA
dan 1700-an pedagang, penjajah, dan 2.1 Data Fisiologis Normal Kucing
kolonis membawa kucing domestic ke Menurut Widodo et al (2011)
Amerika dan pada Abad ke-18 kucing frekuensi denyut nadi normal kucing ialah
110 – 130 kali/menit. Suhu normal pada
kucing menurut Wilson (2018) kisaran 37.7 Semakin parah tingkat dehidrasi yang
– 39.1 C. dialami seekor hewan maka semakin lama
Menurut Becker (2012) jumlah waktu yang dibutuhkan kulit untuk kembali
pernapasan normal kucing sekitar 20 – 30 ke keadaan normal setelah dilakukan
nafas per menit dan denyut jantung kucing pencubitan, dan sebaliknya derajat
normal sekitar 140-220 detak per menit. dehidrasi dikatakan ringan jika waktu yang
2.2 Pemeriksaan Fisik Kucing
dibutuhkan kulit untuk kembali ke keadaan
2.2.1 Anamnesa
normal setelah pencubitan relatif lebih
Anamnesis adalah salah satu teknik
pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu cepat (Widodo et al., 2011).
percakapan antara seorang dokter atau 2.2.4.3 Mata dan Orbita
perawat dengan klien secara langsung untuk
mengetahui kondisii pasien untuk
mendapatkan data pasien beserta
permasalahannya (Febriyanti dan Sugiarti,
2015).
2.2.2 Sinyalemen
Sinyalemen merupakan identitas
diri dari seekor hewan yang merupakan
pembeda dari hewan lainnya walaupun ada Gambar 1. Mata ( Reece dan Rowe,
kemiripan satu sama lain (Widodo, 2011) 2017)
2.2.3 Status Present 2.2.4.3.1 Palpebrae
Status present merupakan suatu Palpebrae pada kucing berfungsi
keadaan kesehatan suatu pasien saat ini (H untuk melindungi mata dari kekeringan dan
et al, 2016) kerusakan (Suwed dan Napitutpulu, 2011)
2.2.4 Kepala dan Leher. Palpebrae pada hewan domestik
2.2.4.1 Ekspresi, Pertulangan, Posisi terbagi menjadi 3, yaitu palpebra superior,
Kepala. palpebral inferior, dan palpebral tertia,
Pada kucing, kepala terdiri dari membrane nictitans (Konig dan Liebich,
beberapa bagian yaitu tengkorak, tumpuan 2013).
untuk mata dan rahang (Tellaeche et 2.2.4.3.2 Cilia
al.,2018). Biasanya kucing tidak memiliki
Menurut Suwed dan Napitupulu bulu mata, tetapi apabila bulu mata ini
(2011) penggambaran bentuk kepala kucing tumbuh dan salah arah akan mengiritasi
dapat dilakukan dengan membuat Rounded permukaan mata (Eldredge et al., 2008).
face (RF), yaitu : 2.2.4.3.3 Konjungtiva + warna mukosa
a. RF = 10, artinya bentuk kepala kucing Konjungtiva merupakan membran
bulat sempurna tipis yang melapisi bagian dalam kelopak
b. RF = 0, artinya bentuk kepala kucing mata. Konjungtiva berfungsi untuk
panjang. memproduksi air mata, memberikan
Ekspresi kucing dapat dengan perlindungan dari benda asing,
mudah di lihat dengan cara mengamati menggerakkan mata dan menyembuhkan
reaksi hewan terhadap lingkungan kornea setelah cedera (Gelatt, 2018).
sekitarnya (Widodo et al., 2011). Membran konjungtiva berguna
2.2.4.2 Turgor Kulit untuk memeriksa membran mukosa,
Turgor kulit merupakan salah satu dimana warna merah muda dianggap
parameter dalam melakukan physical normal, warna pucat menunjukkan
examination untuk menetukantingkat kurangnya darah atau anemia, warna biru
elastisitas kulit dan derajat keparahan menunjukkan kurangnya oksigen dan
dehidrasi yang dialami seekor hewan, warna kuning dikaitkan dengan ikterus
(Reece dan Rowe, 2017).
Pemeriksaan turgor mengacu pada
kembalinya kulit sesaat setelah dicubit.
2.2.4.3.4 Membran Nictitans maka hasil perkusi menghasilkan redup
Kucing memiliki kelopak mata (Widodo et al., 2011).
ekstra atau membrane nictitans yang dalam 2.2.4.5 Mulut dan Rongga Mulut
keadaan normal tidak akan terlihat tapi 2.2.4.5.1 Mukosa
bertumpu pada bola mata di sudut Mukosa mulut pada kucing
(Eldredge et al., 2008). menutup semua permukaan mulut. Dimana
2.2.4.3.5 Sklera lapisan penyusun mukosa terbagi menjadi
Sklera merupakan bagian mata yang dua, yaitu lapisan terluar dan lapisan
berwarna putih dan mengelilingi kornea dan submukosa. Pada lapisan terluar terdiri dari
apabila sklera berubah menjadi kekuningan epitel squamous bertingkat dengan pigmen
maka itu bisa berupa jaundice (Eldredge et notikeratin dan parakeratin. Sedangkan
al., 2008). submukosa tersusun dari jaringan ikat
2.2.4.3.6 Kornea longgar, kelenjar saliva, pembuluh darah,
Kornea berukuran relatif besar yang serat otot. Jaringan limfatik, saluran saliva
ditutupi oeh lapisan sel transparan serta langit-langitnya tersusun dari jaringan
(Eldredge et al., 2008). kolagen padat (Bellows, 2010).
2.2.4.3.7 Iris 2.2.4.5.2 Gigi Geligi
Iris merupakan pemberi warna pada Gigi pada kucing memiliki bentuk
mata kucing. Warna iris pada umumnya kurang lebih seperti kait dengan ujungnya
berwarna biru, hijau, emas, atau copper. masuk ke dalam yang membuat giginya
Kadang-kadang kucing dilahirkan dengan dapat mencengkram sangat kuat. Gigi
satu iris biru dan satu iris hijau atau emas, kucing berjumlah 32 buah gigi, dimana
yang dimana biasanya terkait dengan tuli pada pagian depan terdapat 3 incisor pada
kongenital pada sisi iris biru (Eldredge et setiap sisi berukuran sangat kecil dan
al., 2008). bentuk tidak sempurna, 3 gigi taring besar
2.2.4.3.8 Limbus yang dapat menggenggam mangsanya
Limbus merupakan bagian yang dengan kuat, lalu 3 premolar bagian rahang
berada antara sklera dan iris (Reece dan atas dan 2 premolar bagian rahang bawah
Rowe, 2017). setiap sisi (Huidekoper et al., 2011).
2.2.4.3.9 Pupil dan Refleks 2.2.4.5.3 Lidah
Pupil merupakan bagian dari mata Lidah pada kucing memiliki papilla
yang mengatur cahaya yang masu. Bentuk yang membuat tekstur lidahnya menjadi
pupil pada kucing adalah ventrikal dan kasar. Lidah pada kucing memiliki sifat
eliptik (Reece dan Rowe, 2017). abrasif dikarenakan adanya keratin yang
2.2.4.3.10 Vasa Injectio kuat pada epitel papilla pada sebagian besar
Vasa Injectio merupakan kondisi spesies. Papilla pada bagian dorsum lidah
dimana terjadi kongesti pembuluh darah di mengarah ke arah dalam dan berbentuk
mata (Khairunisa, 2013) seperti kait yang akan membantu dalam
2.2.4.4 Hidung dan Sinus proses grooming. Rambut yang lepas
Pemeriksaan fisik daerah hidung selama grooming akan menumpuk di perut
adalah jaringan di sekitar lubang hidung, dan akan bercampur dengan ingesta dan
pergerakan cuping hidung, suara-suara dikeluarkan lewat feses atau melalui mulut
pernapasan, udara yang di ekspresikan, (Dyce et al., 2010).
cairan yang keluar dari lubang hidung dan 2.2.4.6 Telinga
selaput lendir hidung serta sinus-sinus Telinga kucing lebih peka
(Widodo et al., 2011). terhadap mendeteksi suara dibandingkan
Dalam hal ini yang dimaksud dengan manusia dikarenakan bulla auditory
pemeriksaan sinus-sinus adalah sinus pada kucing berukuran besar (Huidekoper
frontalis, yang dikelilingi oleh tulang- et al, 2011).
tulang kepala dan oleh karena itu pada Menurut Paterson dan Tobias
perkusi sinus frontalis menghasilkan (2013), telinga tersusun dari beberapa
nyaring. Bila sinus-sinus berisihkan air bagian, yatiu :
a. Pinna merupakan bagian yang paling tingkat pernapasan normal hingga sedikit
menonjol dan berbentuk konveks bagian meningkat; waktu ekspirasi yang lama; dan
luar dan bagian dalam berbentuk konkaf. suara ekspirasi yang dapat didengar atau
Pada bentuk telinga yang berbentuk konkaf terdengar (Nelson dan Couto, 2014)
membentuk rongga conchal dengan arah
rostral atau lateral sedangkan bagian 2.2.4.10 peredaran darah
konveks mengarah ke depan medial dan Secara topografis jantung terletak di
kaudal. dalam 2/3 bawah dari ruang thoraks,
b. Ossicle pada kucing terletak diatas ceruk diantara rusuk yang ke 3 dan yang ke
epyrympanic. 6dengan variasi bentangan disekitar rusuk
2.2.4.7 Leher ke-2 dan ke-5. Jantung terletak lebih ke
Mengidentifikasi bentuk leher, sebelah kiri dari garis median. Bagian
dokter hewan juga harus mengevaluasi anterior jantung ditutupi oleh otot scapula
rentang geraknya. Secara khusus, dokter dan bagian yang terletak posterior dari otot
harus mendorong kucing untuk scapula itu hanya merupakan kurang dari ½
melenturkan dan merenggangkan kepala bagian jantung, bagian inilah yang dapat
dan leher dalam bidang dorsoventral dan diperiksa secara perkusi. Pada inspeksi
juga menggerakkan kepala dan leher pada hewan diam berdiri pada keempat kaki
bidang lateral. Secara khusus, dokter (Widodo et al, 2011)
hewan perlu menentukan apakah ada Inspeksi dan palpasi jantung
keengganan untuk menggerakkan kepala dilakukan untuk melihat apex beat atau
dan leher dalam satu atau lebih arah dan ictus cordis atau impuls jantung yang
juga apakah gerakan menghasilkan rasa merupakan refleksi gerakan dinding thoraks
sakit yang berlebihan. Manipulasi dokter sebagai hasil dari kontraksi ventricle kiri
pada leher harus diulang untuk dan ujung apex menyentuh dinding thoraks.
mengidentifikasi pola dalam mobilitas Hasilnya adalah gelombang dinding thoraks
(Englar, 2017). terlihat kuat disisi kiri yang umumnya
2.2.4.8 Thorax disebut juga impuls jantung atau dorongan
2.2.4.8.1 Sistem Pernapasan apex cordis. Lokasi ictus cordis ditentukan
Resting respiratory rate dapat oleh besar jantung (morfologis), stroke
digunakan sebagai indikator fungsi paru volume, waktu ejeksi dan relaksasi
pada pasien yang belum mengalami ventricle sampai persiapan sistoli kembali
gangguan pernapasan. Pengukuran idealnya (Widodo et al., 2011).
dilakukan di rumah oleh pemiliknya, yang 2.2.4.11 Abdomen dan organ
dapat menghindarkan pasien stres di rumah pencernaan
sakit hewan. Tingkat pernapasan normal Tata letak dan gambaran ukuran
anjing atau kucing tanpa stres, saat istirahat, sekaligus perubahan-perubahan diantara
kurang dari 20 respirasi per menit. regio abdomen diseragamkan yang terdiri
Peningkatan hingga 30 respirasi per menit atas 3 (tiga) subregio horizontal dan 3 (tiga)
umumnya dianggap normal selama subregio ventrikal, sehingga regio abdomen
pemeriksaan fisik rutin (Nelson dan Couto, kiri dan regio abdomen kanan masing-
2014). masing terdapat 9 kompartemen. Subregio
Pasien dengan gangguan horizontal membagi abdomen ke dalam
pernapasan akibat penyakit saluran kompartemen dorsal, medial dan ventral
pernapasan bagian bawah, biasanya sedangkan subregio vertikal membagi
memiliki respirasi yang cepat dan sering abdomen ke dalam epigastrium,
dangkal; meningkatkan upaya ekspirasi mesogastriu dan hipogastrium (Widodo et
atau inspirasi, atau keduanya; dan suara al., 2011)
paru-paru abnormal pada auskultasi. Pasien
dengan obstruksi jalan nafas besar
intrathoracic (intrathoracic trachea dan /
atau bronkus besar) umumnya memiliki
2.2.4.12 Alat urogenital dan Kelamin 3. Materi dan Metode
2.2.4.12.1 glands penis 3.1 Materi
Glands penis pada kucing jantan Praktikum pemeriksaan klinis pada
ditutupi oleh horny spine yang relatif besar, kucing menggunakan alat antara lain
runcing (Aroson dan Cooper, 2008). stetoskop, termometer, stopwatch, penlight,
Pada kucing jantan dewasa dan reflex hammer.
memiliki bagian ujung penis dengan 3.2 Metode
panjang 5-10 mm, berbentuk kerucut ke Metode praktikum berupa metode
kaudal (Nandiasa, 2011). deskriptif analitik dimana pratikan
2.2.4.12.2. Skrotum melakukan prosedur pemeriksaan klinis
Scrotum merupakan kantung pada kucing.
pembungkus testis dan epidydymis setelah 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
turun dari ruang abdomen yang terdiri atas 4.1 Hasil
beberapa lapisan, yaitu kulit, tunica dartos, Hasil (Terlampir) yang diperoleh
tunica vaginalis lamina parietalis dan tunica setelah melakukan pemeriksaan fisik pada
vaginalis lamina visceralis (Nurhidayat et probandus.
al., 2015). 4.2. Pembahasan
2.2.4.13 alat gerak 1. Pemeriksaan Klinis Pada Kucing
Ketika beristirahat dalam posisi 1.1. Sinyalemen
berdiri, extremitas menumpu atau Sinyalemen meliputi nama pasien,
menyangga berat badan, kepala, leher dan umur, jenis ras, spesies, ciri/tanda khusus,
columna vertebralis. Kekuatannya dan lain sebagainya. Perlunya pengisian
ditentukan oleh suatau bentuk atau struktur data sinyalemen di awal pemeriksaan
kaki-kaki dan posisi badan. Pada saat adalah agar kita dapat mengetahui
pengobatan apa yang cocok diberikan
berdiri sekitar 60% berat badan ditumpu
kepada pasien (dengan melihat jenis ras
oleh kaki depan dan 40% sisanya ditumpu pasien, karena ada beberapa jenis ras
oleh kaki belakang. Terdapat 3 gerakan hewan yang tidak cocok dengan pemberian
berjalan. Pertama adalah melangkah biasa obat tertentu), penyakit – penyakit yang
dengan tubuh ditumpu oleh ketiga kaki mungkin menyerang pasien (dengan
secara bergantian ketika satu kaki melihat umur, jenis ras, dan jenis kelamin.
melangkah dan bergantian. Gerakan kedua Karena lewat umur kita bisa melihat
adalah berlari kecil atau trotting, yaitu dua penyakit apa yang mungkin menyerang
kaki depan dan belakang melangkah secara hewan di usia tertentu, melalui jenis ras
sinkron namun bersilangan atau diiagonal. karena ada penyakit hewan yang
Langkah ketiga adalah gerak berjalan galop menyerang ras – ras tertentu, begitu pula
atau berderap atau loncat (Widodo et al., dengan jenis kelamin, ada penyakit yang
hanya bisa ditemukan dijantan dan ada
2011).
yang hanya ditemukan pada betina), dan
2.2.4.14 lymfonodus
lain – lain. Data sinyalemen probandus
antara lain :
a. Nama: Chao
b. Jenis hewan/spesies: Kucing
c. Ras/breed: Persia
d. Warna bulu: Red Tubby
e. Umur: 8 bulan
f. Berat Badan: 3,2 kg
g. Tanda khusus: garis putih di kepala
1.2.Anamnesis
Gambar 2. Letak Limfonodus pada Kucing Anamnesis atau anamnesa atau taking
(Plotnick, 2016) history adalah melihat kembali sejarah
pemeriksaan medis apa saja yang sudah
pernah dilakukan pasien, mengapa pasien di sehingga frekuensi nafasnya menjadi
bawa ke klinik, dan lain – lain. Hal ini cepat.
bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam 2.2. Kepala dan Leher
pemberian obat ataupun dalam penanganan 2.2.1 Inspeksi
pasien., selain itu dari anamnesis kita juga Untuk melakukan inspeksi pada daerah
bisa menggali informasi mengenai keadaan kepala dan leher yang diamati adalah adalah
pasien dari dokter yang sebelumnya ekspresi kepala, ekspresi kepala ini adalah
merawat pasien, alasan seperti mengapa seperti bagaimana keadaan kepala pasien
pasien dirujuk atau disarankan ke klinik saat marah, tenang, dan lain – lain. Ekspresi
yang berbeda dari sebelumnya, atau kepala pasien saat dilakukan inspeksi
inisiatif dari pemilik pasien. Data adalah normal dan ceria. Pemeriksaan ini
anamnesis yang diperoleh antara lain : bertujuan untuk mengetahui ekspresi wajah
a. Belum divaksin pasien yang bisa mengindikasikan
b. Tidak pernah dimandikan karena terlihat predisposisi terhadap suatu penyakit.
dari kondisi pasien dan berdasarkan Misalnya penyakit rabies, dimana raut
informasi pemiliknya sangat sibuk wajah akan tertarik ke belakang atau raut
c. Makan dan minumnya lancar terlihat muka menjadi galak.
dari berat bedan pasien yang sedang. Pertulangan kepala yang dilihat adalah
2. Status Present kompak. Terlihat dari kesimetrisan dari
2.1. Keadaan umum tulang-tulang kepala probandus.
Keadaan umum ini meliputi: Posisi tegak telinga probandus yaitu
a. Perawatan yang diberikan pemilik tegak. Terlihat dari arah telinga yang tidak
kepada pasien sedang, dilihat dari menunduk dan kesimetrisan antara telinga
kebersihan rambut dan kulit dari pasien kanan dan telinga kiri.
/ hewan yang kurang baik. Posisi kepala dari pasien yang terlihat
b. Habitus atau tingkah laku pasien aktif, pada saat dia berjalan adalah normal dan
ditandai dengan pada saat pemeriksaan, tegak. Jika posisi kepala miring baik ke
hewan tersebut sangat aktif bergerak kanan ataupun ke kiri maka bisa dicurigai
dan sedikit merontak pada saat adanya peradangan pada telinga bagian
dilakukan handling. tengah atau dalam yang disebut dengan
c. Gizi yang diberikan kepada pasien otitis.
sedang, hal ini dilihat dari kondisi 2.2.2 Palpasi
tubuh dari probandus yang kurang ideal Palpasi disini adalah untuk melihat
diusianya yang 3 bulan. apakah probandus mengalami dehidrasi
d. Pertumbuhan badannya sedang atau tidak dengan melihat turgor kulit
e. Sikap berdirinya normal dengan cara menarik kulit pada bagian
f. Suhu tubuh 39,1oC, berdasarkan teori tengkuk leher. Hasilnya yaitu turgor kulit
bahwa suhu normal ragawi kucing probandus normal. Berdasarkan teori
yaitu 37,7oC – 39,1oC, dan menurut bahwa turgor kulit yang baik adalah pada
teori jika suhu ragawi naik namun saat ditarik dan kembali dalam waktu 1-2
dalam batas ambang normal disebut detik.
subfebris. 2.2.3 Mata dan orbita kiri & mata dan
g. Frekuensi nadi : 104x/menit, orbita kanan
berdasarkan teori mengatakan bahwa Pemeriksaan bagian mata
frekuensi normal nadi yaitu 92-150 / menggunakan penlight yaitu untuk
menit. Jadi, frekuensi nadi normal. mengevaluasi tingkat kepekaan mata pasien
h. Frekuensi nafas : 80x/menit, terhadap cahaya. Hasil pemeriksaan adalah
berdasarkan teori mengatakan bahwa sebagai berikut:
frekuensi nafas normal pada kucing Palpebrae normal, maksudnya tidak
yaitu 26-48/menit. Jadi, frekuensi nafas ada lipatan-lipatan yang dapat mengganggu
hewan dalam keadaan tidak normal fisiologi mata. Adapun palpebrae yang
karena hewan mengalami stress abnormal yaitu ektropion (pelipatan
palpebrae keluar) dan entropion (pelipatan (memiliki indikasi yang sama dengan
palpebare kedalam). membrane nictitans).
Cilia,normal, berarti cilia tidak ada Vasa injection normal, vasa injection
kelainan dan tidak mengganggu fungsi ditandai dengan sklera berwarna
mata. Adapun gangguan pada cilia yaitu, kemerahan, adanya warna kemerahan
melengkungnya cilia masuk ke bagian disebabkan vaskularisasi yang meningkat
dalam disebut trichiasis dan distikiasis, ke bagian mata diakibatkan adanya iritasi
tumbuhnya cilia pada bagian konjungtiva. atau benda asing pada mata. Jadi, adanya
Conjunctiva normal menandakan vasa injection pada mata itu tidak normal.
bahwa pasien dalam keadaan tidak anemia 2.2.5 Hidung atau sinus – sinus
atau kekurangan darah. Karena warna Pada pemeriksaan bagian ini dilakukan
normal conjungtiva yaitu berwarna merah perkusi dan hasilnya yaitu bunyi resonan.
rose. Pada daerah ini juga bisa Hal ini mengindikasikan bahwa sinus-sinus
mengevaluasi terjadinya cianosis dimana dalam hidung normal dan tidak ada cairan
konjungtiva berwarna biru akibat tingginya ataupun leleran.
kadar CO2 dalam darah dan juga bisa 2.2.6 Mulut dan Rongga Mulut
mengevaluasi adanya icterus dimana warna Pada pemeriksaan bagian ini yang
konjungtiva berwarna kuning. akan dievaluasi yaitu rusak / luka bibir,
Membrane nictitans normal dan tidak mukosa, gigi geligi, dan lidah. Adapun
melebar yaitu terbuka sempurna, hasilnya yaitu: rusak/luka bibir tidak ada,
menandakan dalam keadaan normal. ditandai tidak adanya luka sobekan atau
Pemeriksaan pada bagian ini untuk kesakitan pada saat dibuka rongga
mengevaluasi tingkat dehidrasi pasien. mulutnya. Kemudian mukosa mulut
Pada abnormalnya, membrane nictitans berwarna pink rose, pada bagian ini yang
akan tertutup diakibatkan kadar air pada ingin dievaluasi yaitu warnanya yang dapat
bagian tersebut kurang. mengindikasikan beberapa penyakit
2.2.4 Bola mata kiri dan kanan contohnya jika berwarna pucat berarti
Sclera jernih, dan tidak adanya anemia, jika berwarna kuning berati ikterus.
kekeruhan dan adanya vasa injection, jika Normal warna mukosa yaitu pink rose.
ada vasa injection berarti dicurigai terdapat Selain warnanya, diperhatikan pula apakah
iritasi pada bagian tersebut. tidak terjadi ulserasi pada bagian mukosa
Cornea normal yaitu bening, pada yang disebut stomatitis. Gigi geligi tidak
bagian ini yang dievaluasi adanya normal, dimana gigi caninus bagian bawah
kekeruhan, benda asing, dan ulserasi. sedikit goyang, luka pada gusi disebut
Iris normal yaitu berwarna kuning, gingivitis. Lidah normal yaitu tidak ada
yang menjadi perhatian utama pada luka, yang perlu diperhatikan pada bagian
pemeriksaan ini yaitu pelekatan iris dengan ini pula yaitu tekstur lidah gigi dimana
kornea yang disebut synechia anterior dan normalnya tekstur lidah kucing yaitu kasar
iris melekat pada lensa disebut synechia disebabkan papilla yang menyusun lidah
posterior. kucing yaitu papillae filiformis.
Limbus normal yaitu batas jelas, limbus 2.2.7 Telinga
merupakan batas antara kornea dengan Posisi telinga pasien yaitu tegak,
sklera. Pada pemeriksaan ini, limbus pasien baunya normal (bau serumen),
normal dimana batas antara sklera dan permukaannya pada bagian luar kotor yang
kornea jelas. dikarenakan kurangnya perawatan pada
Pupil dan reflex pupil normal dan daerah tersebut. Krepitasi tidak ada,
refleks cepat. Dalam pemeriksaan bagian krepitasi yaitu terjadi bunyi kresek-kresek
ini yaitu kemampuan pupil untuk refleks saat dilakukan pemeriksaan yang
mengecil (miosis) dan refleks membesar menandakan keadaannya abnormal
(midrasis). Ketika ke refleks pupil lambat (seharusnya tidak adanya bunyi yang
berarti hewan atau pasien tersebut dehidrasi dihasilkan). Refleks panggilan, tidak ada
perubahan yang artinya normal. Karena saat
dilakukan pemeriksaan, kucing 2.2.9.1.5 Auskultasi
memberikan respon cepat dengan Ada 3 hal yang diamati untuk
membalikkan kepalanya. auskultasi bagian thorak yaitu suara
2.2.8 Leher pernafasan, suara ikutan, antara inspirasi
Bagian yang diperiksa pada daerah dan ekspirasi. Untuk suara pernapasan yaitu
leher diantaranya perototan, trachea, dan normal. Untuk suara ikutan dan Antara
esophagus yang ketiganya menunjukkan inspirasi dan ekspirasi yaitu tidak ada
hasil yang normal. Perototan pada leher 2.2.9.2 Sistem peredaran darah
kokoh dan keras, trachea saat dilakukan 2.2.9.2.1 Inspeksi
palpasi dengan tekanan tidak terjadi refleks Hal yang diperhatikan saat inspeksi untuk
batuk, dan pada saat pemeriksaan sistem peredaran darah adalah Ictus cordis,
esophagus tidak ada refleks menelan. ictus cordis adalah kondisi dimana apex
2.2.9 Thorak cordis menyentuh bagian costae dan ketika
2.2.9.1 Sisem pernapasan di inspeksi seolah terlihat costaenya
2.2.9.1.1 Inspeksi bergerak. Hasil yang diperoleh adalah
Pemeriksaan pada bagian ini untuk normal yaitu tidak terlihat.
melihat bagaimana bentuk rongga thorak, 2.2.9.2.2 Auskultasi
bentuk rongga thorak probandus yaitu Frekuensi denyut jantung yang diperoleh
simetris. Tipe pernapasannya adalah adalah 64x/menit. Intensitasnya cepat
costalis, dimana keadaan ini adalah dengan ritme yang bersifat ritmis, suara
keaadan yang normal pada kucing. sistole dan diastole normal, ekstrasitolik
Ritmenya untuk melihat apakah ritme dan lapangan jantung tidak ada. Sinkron
pernapasam tidak teratur (irregular) pulsus dan jantungnya yaitu tidak sinkron
ataukah teratur (reguler), hasilnya yaitu dengan nadi. Hal ini dicurigai terjadinya
penapasan kucing bersifat ritmis. emboli atau kelianan pada saat jantung
Intensitasnya yaitu dangkal, semakin memompa darah atau pengaruh stress pada
cepat hewan tersebut melakukan eskpirasi kucingnya.
maka intensitas pernapasannya tergolong 2.2.9.3 Abdomen dan Organ Pencernaan
dangkal sedangkan yang lambat yang Berkaitan
intensitasya dalam. 2.2.9.3.1 Inspeksi
Frekuensi pernapasan adalah Ukuran besar yang diperoleh saat inspeksi
52x/menit. berdasarkan teori mengatakan bagian abdomen itu tidak ada perubahan.
bahwa frekuensi nafas normal pada kucing Bentuknya simetris, legok lapar tidak
yaitu 26-48/menit. Jadi, frekuensi nafas terlihat, tidak terlihat karena pasien tidak
hewan dalam keadaan normal. dalam kondisi kurus, suara peristaltik
2.2.9.1.2 Palpasi lambung tidak terdengar, seharusnya
Ada dua hal yang dilakukan pada saat normal dari suara peristaltic usus terdengar
palpasi thorak yaitu menekan rongga thorak 2-3 kali.
dan palpasi intercostal, diperoleh hasil 2.2.9.3.2 Palpasi
intercostalis normal, dikatakan normal Palpasi pada bagian epigastricus
karena pada saat penekanan tidak ada memberikan hasil yang normal,
refleks yang ditimbulkan berupa sakit atau mesogastricus saat dipalpasi terjadi
mengeram atau perlawanan, begitupun kesakitan yang ditunjukkan oleh pasien. Isi
untuk palpasi rongga thorak. usus halus, yaitu gas, begitupun juga
2.2.9.1.4 Perkusi dengan usus besar, hal ini dikarenakan
Lapangan paru – paru dari pasien saat pasien belum diberi makan saat praktikum
dilakukan perkusi adalah tidak ada bagian ini berlangsung
perluasan atau perubahan dan gema 2.2.9.3.3 Anus
perkusinya berbunyi resonan karena tidak Sekitar anus yang teramati saat praktikum
berisi apapun didalamnya. bersih, reflek spinhtherani menunjukkan
hasil yang normal yaitu langsung menutup
pada saat pemasangan termometer, tidak
terdapat pembesaran kolon. Kebersihan DAFTAR PUSTAKA
daerah pernealnya bersih. Aroson, L.R., dan M.L.Cooper. 2008.
2.2.10 Alat Gerak Penile Spines of the Domestic Cat
2.2.10.1 Inspeksi : Their Endocrine-Behavior
Perototan kaki normal, padat dan kokoh. Relations. Anat. Rec 157 (1) : 71 –
Perototan kaki belakang juga normal. 78.
Spasmus otot tidak ada, tremor juga tidak Beker,Marty. 2012. Check Your Cat’s Vital
ada, sudut persendian tidak ada perubahan. Signs at Home [online]., diakses
2.2.10.2 Palpasi pada http://www.vetstreet.com/dr-
Struktur pertulangan kompak, yaitu jika marty-becker/check-your-cats-
dilakukan perabaan dapat di simpulkan vital-signs-at-home., pada tanggal
bawah pertulangannya kompak begitu juga 7 Oktober 2018., pukul 2.00
pada kaki kiri depan, kaki kiri belakang, WITA
kaki kanan belakang memiliki struktur yang Bellows, Jan. 2010. Feline Dentistry: Oral
normal yaitu kompak. Konsistensi Assessment, Treatment, and
pertulangan memberikan hasil berupa tidak Preventative Care. Iowa:Wiley-
ada perubahan, reaksi saat palpasi tidak ada Blackwell.
perubahan, letak reaksi sakit tidak terdapat Dyce, K. M., W. O. Sack et C. J. G.
rasa sakit. Panjang kaki depan kanan dan Wensing. 2010. Textbook of
kiri dan panjang kaki belakang kiri dan Veterinary Anatomy.
kanan juga memberikan hasil yang normal, Missouri:Saunders Elsevier.
yaitu ukuran kedua kaki baik kaki depan Eldredge, D.M., D.G.Carlson.,
dan belakang sama panjang. L.D.Carlson., dan J.M.Giffin.
2.2.10.2.1 Palpasi lymphonodus popliteus 2008. Cat Owner’s Home
Ukurannya normal, konsistensi juga Veterinary Handbook. Inggris :
tidak menunjukkan ada perubahan, lobulasi Wiley Publishing.
dan perlekatan/pertautan juga memberikan Englar, R. E. 2017. Performing the Small
hasil yang sama, tidak panas, kesimetrisan Animal Physical Examination.
antar limphonodus kiri dan kanan, tidak ada Hoboken:Wiley-Blackwell.
perubahan, kestabilan pelvis, konfirmasi, Febriyanti, Rd.I.M., dan I. Sugiarti. 2015.
dan kesimetrisan juga dfmenunjukkan hasil Analisis Kelengkapan Pengisian
tidak ada perubahan. Untuk pasien (kucing) Data Formulir Anamnesis dan
tuber ischii dan tuber coxaenya normal. Pemeriksaan Fisik Kasus
Bedah.Jurnal Manajemen
KESIMPULAN Informasi Kesehatan Indonesia 3
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat (1) : 31 – 37.
disimpulkan bahwa hewan dalam kondisi Gelatt, K.N. 2018. Disosders of the
normal dan sehat, hal ini dapat dilihat pada Conjunctiva in Cats [online].,
data – data pemeriksaan yang diperoleh diakses pada
pada rekam medik kebanyakan https://www.merckvetmanual.com
menunjukkan keadaan normal pada pasien /cat-owners/eye-disorders-of-
dan hanya sebagian yang bisa dikatakan cats/disorders-of-the-conjunctiva-
tidak normal, keadaan tidak normal kucing in-cats., pada tanggal 6 Oktober
itupun terjadi karena kondisi pasien atau 2018., pukul 21.00 WITA.
probandus saat proses pemeriksaan juga H, V.D., N.Asmilia., E.Rahmi.,
sepertinya mengalami stress karena tidak Zuraidawati., A.Sayuti., Rusli.,
terbiasa dengan suasana baru, selain itu dan D.Masyitha. Deteksi Bilirubin
ruangan yang pengap menjadi penyebab Urine Orangutan Sumatera (Pongo
salah satu yang memicu ketidaknormalan abelii) Menggunakan Strip Test
pada kucing.. Semikuantitatif Di Pusat
Reintroduksi Jantho. Jurnal
Medika Veterinaria 10 (2) : 112 – PetWebsite.2018. History of Cat [online].,
114. diakses pada
Huidekoper, R. S., K. Wilson et I. M. http://www.petwebsite.co.uk/cats/
Mellen. The Anatomy of the Cat-A about-cats/history-of-cats., pada
Collection of Historical Articles tanggal 5 Oktoner 2018., pukul
on Feline Physiology. 23.00 WITA.
London:Read books. Plotnick, A. 2016. What You Need to Know
Johansson, B., dan C.Balkenius. 2017. A About Your Cat’s Lymph Nodes
Computational Model of Pupil [online]., diakses pada
Dilation. Connection Science 30 https://www.catster.com/lifestyle/ca
(1) : 5 – 19. t-health-facts-tips-lymph-nodes.,
Khairunisa, T. 2013. Onset, Durasi, dan pada tanggal 7 Oktober 2018., pukul
Gejala Klinis Anestesi Pada Kelinci 6.00 WITA.
New Zealand Whit (Oryctolagus Reece, W.O., dan E.W.Rowe. 2017.
cuniculus) dengan Kombinasi Functional Anatomy and
Ketamin-Xylazin Intramuskular Physiology of Domestic Animals
[skripsi]. Bogor : IPB Press. 15th Ed. Amerika Serikat : WILEY
Konig, H.E., dan H.G.Liebich. 2013. Blackwell.
Veterinary Anatomy of Domestic Sulaiman. 2010. Berbisnis Pembibitan
Mammals. Jerman : Schaltauer. Kucing – Dari Hobi Jadi Uang.
Nandiasa, R. 2011. Morfologi dan Yogyakarta : LILY PUBLISHER
Morfometri Spermatozoa Kucing Suwed, M.A., dan R.M.Napitupulu. 2011.
Domestik (Felis catus) [skripsi]. Panduan Lengkap Kucing. Jakarta
Bogos : IPB Press. : Penebar Swadaya.
Nelson, R. W. et C. G. Couto. 2014. Small Widodo, S., D. Sajuthi, C. Choliq, A.
Animal Internal Medicine. Wijaya, R. Wulansari dan RP. A.
Missouri:Elsevier Mosby. Lelana. 2011. Diagnostik Klinik
Nurhidayat., K. Sigit., H. Setijanto., S. Hewan Kecil. Bogor : IPB Press.
Agungpriyono., C. Nisa’., S. Wilson, J. 2018. Cat Temperature – Normal
Novelina., dan Supratikno. 2010. Range , Fever & More [online].,
Penuntun Praktikum diakses pada https://www.cat-
Neuroangiologi dan Organologi world.com.au/cat-
Veteriner. Bogor : IPB Press. temperature.html., pada tanggal 7
Paterson, S. Et K. Tobias. 2013. Atlas of Oktober 2018, pukul 1.30 WITA.
Ear Diseases of the Dog and Cat.
Sussex:Wiley-Blackwell.

Anda mungkin juga menyukai