Anda di halaman 1dari 8

Anatomi don Fisiologi Reproduksi Ayam Jantan

Testis
Testis terletak dibelakang paru-paru bagian depan dari ginjal tepatnya pada rongga badan sekitar
tulang belakang yang melekat di bagian dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh
ligamentum mesorchium serta berdekatan dengan aorta dan vena cava. Temperatur testis selalu
41-43°C meskipun dekat dengan rongga udara tetapi, karena spermatogenesis (pembuatan
sperma) akan terjadi pada temperatur tersebut (Bahmid, 2015).
Testis memilki bentuk mirip biji buah buncis dengan warna putih krem. Testis di bungkus oleh
dua lapisan tipis transparan, lapisan albugin yang lunak. Testis terdiri dari tubuli seminiferi (85-
95% dari volume testis) pada bagian dalam tempat terjadinya spermatogenesis. Jaringan
intersitial terdiri dari sel Leydig (sel glanduler) tempat disekresikan hormon steroid, androgen
dan testosteron. Berat testis tergantung dari umur, strain, musim dan pakan (Bahmid, 2015).
Saluran deferens
Saluran deferent dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas yang merupakan muara dari testis
sedangkan bagian bawah yang merupakan saluran deferens perpanjangan dari saluran epididimis.
Saluran deferens ini bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang bersebelahan dengan
urodeum dan koprodeum. Sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan di dalam saluran
deferens sebelum diejakulasikan. Sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan pada 65%
bagian distal saluran deferens (Bahmid, 2015).
Alat kopulasi
Alat kopulasi mengalami rudimenter pada ayam berupa papila (penis), kecuali pada itik
berbentuk spiral dengan panjang 12-18 cm. Papila ini diproduksi cairan transparan yang
bercampur dengan sperma pada saat terjadinya kopulasi (Yunanta, 2004).

Gambar. 1 Anatomi Reprdouksi Ayam (Sturkie, 2012)

Testis ayam jantan dipasangkan, dan tidak seperti mamalia yang berada di dalam rongga
tubuh, ventral dan menuju batas cephalic ginjal. setiap testis melekat pada dinding tubuh oleh
mesochorium dan dilapisi oleh lapisan dalam berserat, tunika albuginea, dan lapisan luar tipis,
tunica vaginalis. Satu atau yang lain dari dua testis mungkin lebih besar, tergantung pada spesies,
tetapi keduanya fungsional. Berat testis pada ayam merupakan sekitar 1% dari total berat badan,
atau sekitar 9-30g per testis pada kematangan seksual, tergantung pada jenisnya (Sturkie, 2012).
Suplai darah testis pada spesies unggas lebih kompleks daripada yang ditemukan pada
mamalia. Ini sebagian karena burung memiliki pleksus pimpiniformis, yang pada mamalia
adalah mekanisme berlawanan untuk mempertahankan suhu testis di bawah suhu tubuh. Darah
mengalir ke setiap testis dari aorta perut, melalui batang umum dengan arteri ginjal anterior, ke
arteri testis. Pembuluh limfatik ke testis belum dikarakterisasi dengan baik, tetapi ada dalam sel
Leydig (Sturkie, 2012).
Aksesori organ reproduksi seksual jantan termasuk vasa efferentia dan epididimis, duktus
deferens, dan alur ejakulasi dan lingga (penis ayam memiliki organ yang sebanding dengan
kelenjar prostat mamalia, kelenjar bulbourethral, atau vesikula seminalis, dan plasma mani
adalah berasal dari vasa efferentia dan tubulus seminiferus. Lingga ayam jantan kecil dan muncul
sebagai modifikasi kloaka.Efeksi lingga terjadi ketika lipatan dalam kloaka menjadi membesar
dengan getah bening (Sturkie, 2012).

Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma yang terjadi di epitelium (tubuli)
seminiferi di bawah kontrol hormon gonadotropin dari hipofisis (pituitaria bagian depan). Tubuli
seminiferi ini terdiri atas sel sertoli dan sel germinalis. Spermatogenesis terjadi dalam tiga fase,
yaitu fase spermatogenial, fase meiosis, dan fase spermiogenesis yang membutuhkan waktu 13-
14v hari (Yuwanta, 2004)
Proses spematogenesi pada ayam jantan (Yuwnata, 2004) :

Gambar 2 Spermatogenesis (Bahmid, 2015).


1. Awal spermatogenesis dengan pembelahan meiosis dari spermatosit I menjadi spermatosit II
(waktu 6 hari)
2. Pembelahan meiosis II (0,5 hari)
3. Spermatid bulat (2,5 hari)
4. Spermatid memanjang untuk menjalani pemasakan (waktu 8 hari)

Mekanisme Hormonal Organ Reproduksi Jantan


Proses pembentukan sperma (spermatogenesis dikendalikan oleh hormon. Informasi tentang
proses pengendalian spermatogenesis oleh hormon banyak diperoleh dari hasil studi pada
mamalia. Diferensiasi spermatid menjadi spermatozoon (spermiogenesis) berlangsung di dalam
sel sertoli. Sel sertoli merupakan sel berukuran besar yang berperan sangat penting, antara lain
dalam menyediakan makanan bagi calon sperma yang sedang berkembang dan menyingkirkan
sel sperma yang mati. Kerja sel sertoli dirangsanng oleh FSH (Follicle Stimulating Hormone)
yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari bagian depan (Isnaeni, 2006)
Pengeluaran FSH dirangsang oleh GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) yaitu hormon
pelepas gonadotropin dari hipotalamus. Pada mulanya,FSH merangsang sel spermatogonia untuk
membelah secara mitosis beberapa kali, dan diakhiri dengan pembelahan meiosis sehingga
dihasilkan spermatid yang bersifat haploid. Diduga FSH juga merangsang sel sertoli untuk
melepaskan zat tertentu yang dapat merangsang dimulainya spermiogenesis (diferensiasi
spermatid menjadi sperma) (Isnaeni,2006).
Selain oleh FSH, sel sertoli juga dirangsang oleh testosteron atau androgen (hormon yang
dikeluarkan oleh sel leydig). Testosteron merupakan hormon yang juga penting untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi serta ciri seks sekunder pada
hewan jantan. Pelepasan testosteron dikendalikan oleh hormon pituitari anterior yang lain, yaitu
LH (Luteinizing Hormon), yang pengeluarannya juga dikendalikan oleh GnRH (Isnaeni,2006)

Daftar pustaka :
Bahmid, Nur Alif. 2015. Studi morfologi dan histomorfometrik Testis ayam ketawa Usia 1
bulan sampai 4 bulan [Skripsi]. Makassar : Universitas Hasanuddin
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius
Sturkie,P.D. 2012. Avian Physiology Fourth Edition. NewYork : Springer ferlag
Yuwanta,Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Yogyakarta : Kanisius

Anda mungkin juga menyukai