Anda di halaman 1dari 6

NAMA : NITA MELINA WATI

NIM : 2216.13251.474

SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

A. Siatem Reproduksi Pria


Struktur / Anatomi organ reproduksi laki-laki
Secara anatomi organ reproduksi laki-laki terdiri dari organ reproduksi eksternal yaitu
skroturn dan penis, dan organ reproduksi internal yaitu testis (menghasilkan sperma dan
hormone), kelenjar aksesoris (mensekresikan produk esensial bagi pergerakan sperma),
dan sekurnpulan duktus yang membawa sperma dan kelenjar.

1. Skrotum
Skrotum merupakan pembungkus testis, dimana. penurunan testis kedalam
skrotum (Decensus testikulorum) terjadi semenjak didalam kandungan , Suhu
testis lebih rendah 2OC dari suhu tubuh. Ada beberapa mekanisme untuk
mempertahankan suhu testis:
a. Terdapatnya kelenjar keringat
b. Terdapatnya pleksus pampiniform berupa anyarnan-anyaman vena dari testis
c. Terdapatnya otot dartos berupa otot-otot halus
Dinding skrotum terdiri dari beberapa lapisan yaitu:
a. Bagian luar yaitu berupa kulit tipis relative tanpa bulu, mengandung kelenjar
keringat
b. Tunika dartos : bagian yang melekat pada kulit yaitu berupa otot-otot halu
c. Lapisan jaringan keringat
d. Membran serous merupakan dasar dari dinding skrotum
2. Testis
Merupakan saluran-saluran yang melilit-lilit yang dikelilingi oleh jaringan ikat
yang disebut Tubulus seminiferus (tempat terbentuknya sperma). Di
tubulusseminiferus juga terdapat sel-sel leydig yang tersebar , dimana sel ini akan
menghasilkan testosteron dan androgen yang merupakan hormon seks pria.
3. Epididimis
Epididimis merupakan saluran reproduksi yang berfungsi sebagai tempat
pematangan sperma. Selain itu, epididimis dibentuk oleh saluran berlekuk-lekuk yang
tidak teratur dan juga menjadi tempat penyimpanan sperma sementara. Saluran yang
menghubungkan antara epididimis dan testis disebut duktus eferen testis.
4. Vas deferens
Saluran ini merupakan lanjutan dari epididimis. Fungsinya adalah mengangkut
sperma menuju vesikula seminalis (kantong sperma). Vas deferens dan saluran dari
kelenjar kantong sperma akan bersatu membentuk duktus ejakulatorius yang akhirnya
bermuara di uretra.
5. Penis
Penis manusia terdiri dari 3 silinder jaringan erektil yang mirip spon yang
terdiri dari ruang-ruang dimana pembatasnya disebut trabekula. Jaringan erektil
ini berasal dari vena dan kapiler yang dimodifikasi. Ke-tiga jaringan erektil ini
adalah: 2 (dua) buah corpus cavernosum dari penis, pada bagian dorsal dan 1
(satu) buah corpus cavernosum dari uretra (corpus spongiosum).
Selama kebangkitan gairah seks, maka jaringan ini akan terisi penuh oleh
darah, dimana akan terjadi penutupan vena oleh peningkatan tekanan sehingga
penis penuh dengan darah yang menyebabkan terjadinya ereksi. Ereksi sangat
penting artinya untuk memasukkan penis ke dalam vagina saat terjadi kopulasi.
Setiap laki-laki normal akan mengejakulasikan semennya sebanyak 2-5 ml,
dan setiap 1 ml mengandung sperma 50-150 juta sperma (normozoospermia : ≥ 20
juta/ml).
Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin yang dimiliki oleh seorang pria adalah vesikula seminalis, kelenjar
prostat, dan kelenjar bulbouretral (Cowper).
1. Kelenjar Vesikula Seminalis
Kelenjar ini menyumbang 60% total volume semen. Cairan dari vesika sernininalis
mempunyai sifat kental kekuning-kuningan dan alkalis (basa). Cairan ini mengandung
mucus, gulaftuktosa (sumber energi bagi sperma), enzim pengkoagulasi, asam askrobat,
dan prostaglan
2. Kelenjar Prostat
Kelenjar pensekresi semen cukup besar, mensekresikan secara langsung melalui
saluran-saluran kecil. Cairan ini mempunyai sifat encer seperti susu dan sedikit asam,
serta mengandung enzim antikoagulan (seminin), sitrat (nutrient bagi sperma). Kelenjar
ini merupakan permasalahan bagi laki-laki yang berumur diatas 40 th keatas, karena
pada umumnya terjadi pembesaran kelenjar prostat (non kanker). Biasanya diatasi
dengan pembedahan atau dengan obat-obatan mengandung gonadotropin yang dapat
menghentikan aktivitas dan ukuran kelenjar prostat.
3. Kelenjar Bulbouretralis / Cawper
Secara langsung tidak terlibat dalam sekresi semen, merupakan sepasang
kelenjar kecil, mensekresikan mukus bening sebelum ejakulasi, gunanya
untuk menetralkan setiap urin asam yang masih tersisa dalam uretra, juga
mengandung enzim spermin (bau khas). Kadang-kadang cairan ini juga
membawa sebagian sperma yang dibebaskan sebelurn terjadinya ejakulasi.
Ini merupakan alasan tingginya kegagalan kontrol kelahiran menggunakan
metode menarik penis sebelum terjadinya ejakulasi (KB angkat).

B. Sistem Reproduksi Wanita


Anatomi Organ Reproduksi Wanita
Secara anatomi organ reproduksi wanita terdiri dari :
1. Ovarium
Ovarium adalah sepasang organ berbentuk oval yang terletak di rongga perut.
Ovarium memiliki struktur berbentuk bulatan-bulatan yang disebut folikel. Tiap folikel
mengandung sel telur (oosit) yang berada pada lapisan tepi ovarium. Fungsinya adalah
memproduksi telur matang untuk pembuahan dan produksi hormon steroid dalam
jumlah besar.
2. Oviduk (Tuba Fallopi)
Oviduk merupakan saluran penghubung antara ovarium dan rahim (uterus). Di
ujungnya terdapat fimbria yang menyerupai jari-jari untuk menangkap telur yang
matang. Oviduk ini berfungsi untuk membawa sperma dan telur ke
tempat terjadinya pembuahan, yaitu ampula tuba.
3. Rahim (Uterus)
Rahim pada wanita hanya ada satu dan tersusun atas otot yang tebal. Rahim
bagian bawah memiliki ukuran yang lebih kecil dan biasa disebut sebagai leher rahim
(cervix). Bagian yang besar dari uterus disebut dengan corpus uteri. Terdapat tiga
lapsan utama uterus, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium. Endometrium
merupakan lapisan yang akan mengalami penebalan dan pengelupasan apabila tidak
ada pembuahan. Fungsi utamanya adalah tempat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan janin.
4. Vagina
Vagina merupakan alat kelamin wanita yang menghubungkan alat kelamin luar
dengan rahim. Vagina terdiri atas otot yang membujur ke arah belakang. Dinding
vagina banyak memiliki lipatan meskipun lebih tipis dari rahim. Selain itu, lendir yang
dihasilkan dari dindingnya berfungsi mempermudah persalinan. Fungsi vagina adalah
menahan penis saat berhubungan seksual dan menyimpan semen sementara.

C. Jenis dan Fungsi Hormon Reproduksi pada Pria dan Wanita


1. Follicle stimulating hormone (FSH)
Hormon reproduksi FSH diproduksi di kelenjar pituitari, yaitu kelenjar di otak yang
berukuran sebesar kacang polong. Hormon ini memiliki peranan penting terhadap
perkembangan seksual seseorang. Selain memengaruhi perubahan fisik saat memasuki
masa pubertas, hormon FSH pada wanita juga memiliki peran terhadap proses
pembentukan sel telur di ovarium serta turut mengendalikan siklus menstruasi.
Sementara pada pria, hormon FSH berfungsi untuk mengendalikan produksi sperma
dan perkembangan organ kelamin.
2. Luteinizing hormone (LH)
Hormon LH juga diproduksi di kelenjar pituitari dan kerjanya saling melengkapo
dengan hormon FSH. Pada wanita, hormon reproduksi ini memengaruhi kerja ovarium,
pelepasan sel telur (ovulasi), siklus menstruasi, dan kesuburan. Sementara pada pria,
LH merangsang produksi testosteron, yang memengaruhi tingkat produksi sperma pria.
3. Hormon testosteron
Kadar hormon testosteron pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita. Hormon ini akan
mengalami peningkatan selama masa pubertas, kemudian mulai menurun sejak
memasuki usia 30 tahun. Fungsi hormon testosteron pada pria antara lain
mengendalikan gairah seksual, produksi sperma, kepadatan tulang, dan juga massa otot,
sehingga hormon ini mampu memengaruhi perubahan fisik dan emosional pria secara
signifikan. Sementara itu, fungsi hormon testosteron pada wanita adalah mengontrol
suasana hati dan gairah seksual, menjaga tulang tetap kuat, meringankan nyeri, dan
menjaga kemampuan berpikir.
4. Hormon estrogen
Kadar hormon estrogen pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Hormon estrogen
pada wanita memiliki peran penting dalam perkembangan seksual saat masa pubertas.
Selain itu, hormon ini juga berperan mengendalikan pertumbuhan dinding rahim selama
siklus menstruasi dan masa awal kehamilan, serta mengatur berbagai proses
metabolisme, termasuk pertumbuhan tulang dan kadar kolesterol. Sementara pada pria,
salah satu fungsi estrogen adalah mengontrol kesehatan sperma. Namun, jika kadar
estrogen pada pria terlalu tinggi, dapat terjadi penurunan kualitas sperma dan disfungsi
ereksi.

D. Mekanisme Sistem Reproduksi


Proses reproduksi manusia terjadi ketika sel telur dari wanita dengan sel sperma dari
pria bersatu dan berkembang di dalam rahim untuk membentuk janin. Dengan kata lain,
kemampuan ini berguna untuk menghasilkan keturunan atau berkembang biak. Beberapa
bagian tubuh, baik pada wanita maupun pria dibutuhkan agar proses ini dapat terjadi yang
disebut dengan alat reproduksi atau alat kelamin. Sistem reproduksi pada pria dan wanita
memiliki sistem kerja yang berbeda satu sama lain. Masing-masing memiliki fungsi yang
berbeda dan keunikannya sendiri secara genetik. Ketika proses reproduksi terjadi melalui
hubungan intim, percampuran antara sel sperma dan sel telur akan menuju pada proses
yang disebut dengan pembuahan. Setelah itu, janin akan terbentuk di dalam rahim antara
36 hingga 40 minggu hingga dilahirkan sebagai bayi.
Referensi:
1. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/
a111827bd036753b61b3a63e7580e8a4.pdf
2. http://eprints.undip.ac.id/46709/3/
Ika_Septiana_Eryani_22010111130099_LapKTI_Bab2.pdf
3. https://www.alodokter.com/jenis-dan-fungsi-hormon-reproduksi-pada-pria-dan-wanita
4. https://www.halodoc.com/kesehatan/reproduksi

Anda mungkin juga menyukai