Anda di halaman 1dari 76

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria

I. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung
zakar) dan testis (buah zakar).
1. Penis
Penis terdiri dari:
 Akar (menempel pada didnding perut)
 Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
 Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).Lubang uretra (saluran tempat
keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut
korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai
dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
 Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut
terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

2. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum
juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk
secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan
suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang
sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau
lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).

3. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum.
Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis menghasilkan Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :

1
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).

II. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula
seminalis.

Sumber : http://medicastore.com/images/anatomi_pria.jpg
Gambar Anatomi Sistem Reproduksi Pria

1. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan
ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius.
Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens
dan membentuk korda spermatika.

2. Uretra
Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih
dari kandung kemih dan bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

3. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian
tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan
pertambahan usia. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis,
perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat,
merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
• Lobus posterior
• Lobus lateral
• Lobus anterior
• Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi
hampir sama dengan kelenjar prostat.

4. Vesikula seminalis.

2
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi
sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk
semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis. Fungsi Vesika
seminalis adalah mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian
besar cairan semen.

5. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang
dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan dan
ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi
lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis
merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm,
berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat
spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di
ejakulasi, dan memproduksi semen.

6. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan
masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya
bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan
bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.

Bangunan Penyokong atau Penyambung


Funikulus Spermatikus: Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe,
dan serabut-serabut saraf.

STRUKTUR SPERMA

Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria mulai memproduksi sperma saat
pubertas (kurang lebih usia 15 tahun), dan sebagian besar pria mempunyai sperma dewasa
sampai usia tua. Sperma diproduksi sebanyak 300 juta per hari, dan mampu bertahan hidup
selama 48 jam setelah ditempatkan di dalam vagina sang wanita. Rata-rata volume air mani
untuk setiap ejakulasi adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah sperma yang
diejakulasikan adalah 40-100 juta per ml.
Spermatozoa masak terdiri dari :
1. Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma, mengandung
inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya. Pada bagian membran permukaan di
ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung
enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
2. Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan badan.
3. Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil
energi untuk pergerakan sperma.
4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas deferen dan
ductus ejakulotoris.

3
B. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

1. Hormon pada Laki-laki


a. FSH : Menstimulir spematogenesis.
b. LH : Menstimulir Sel Interstial Leydig untuk memproduksi Testosteron.
c.Testosteron : Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks
sekundernya.

Efek hormon testoteron pada pria:


Sebelum lahir:
a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
b. Mendorong penurunan testis ke skrotum

Efek reproduksi : untuk pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi, penting dalam
spermatogenesis, serta untuk pertumbuhan tanda kelamin sekunder

SPERMATOGENESIS

Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa.


Berlangsung 64 hari.Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit
primer menjadi spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid.
Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran
spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.

Sumber : http://sandurezu.files.wordpress.com/2010/06/spermatogenesis.jpg
4
Gambar Proses Spermatogenesis dalam Tubulus Seminiferus
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis.
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan
sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk
membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang
kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat
dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat
spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis
(lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus
seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut
spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga
lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk
memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap
perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel
Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel
Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang
dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
• LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon
testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin
sekunder.
• FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP
(Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses
spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut
spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama
2 hari.

PROSES SPERMATOGENESIS

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :


1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi
spermatosit primer.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah)
dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan
berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau
mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang
disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi
spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya
menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami
meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera
mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid).
Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah
spermatid yang haploid juga.

5
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah,
tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan
spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase
golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa
(sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti
sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat
bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein
Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk
memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama
cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu
ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.

SISTEM REPRODUKSI WANITA


A. Genetalia Eksterna (vulva) terdiri dari:

1. Tundun (Mons veneris)


Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai
ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas
simfisis pubis.

2. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di
bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang
merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa
6
rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora
pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan
nullipara à kedua labia mayora sangat berdekatan.

3. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut.
Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna
kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum
clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan
bersatu membentuk fourchette

4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif.
Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan
panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.

5. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6
buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar
Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk
mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga
menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen

6. Himen (selaput dara)


Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar
dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk
seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung
jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi
robekan, biasanya pada bagian posterior
7. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot
muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari
sphincter ani

.II. Genetalia Interna

7
1. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva.
Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator
ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum.
Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian
serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung)
vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
-Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH
4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
a. Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
b. Alat hubungan seks (koitus).
c. Jalan lahir pada waktu persalinan (partus).

2. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan
rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian
bawah berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina
yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna). Bentuk
uterus seperti bola lampu dan gepeng.
a. Korpus uteri : berbentuk segitiga
b. Serviks uteri : berbentuk silinder
c. Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan
parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3
cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat
menahan beban hingga 5 liter.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan yang
diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan
mencapai dinding abdomen.
b) Lapisan otot

8
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan
dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan
tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini
membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat,
dengan demikian pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian
rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari
kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi
perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus
uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium.
Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan
hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan
menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks
berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat
membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim
sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang
menyangga uterus adalah:
a) Ligamentum latum ; Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
b) Ligamentum rotundum (teres uteri)
• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
c) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
d) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
e) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
f) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat
hamil dan persalinan.

3. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3
sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan
saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat
terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.

4. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba
uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah
folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14)
siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum.
Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam
ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
9
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial
ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada
wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti
pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya
terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang
disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk
menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur
dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi,
sebagai kematangan organ reproduksi wanita.

FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA

1. Hormon Reproduksi pada wanita


a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel
ovum.
b. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
c. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel
ovum).
d. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH

SIKLUS MENSTRUASI

Hormon yang mempengaruhi terjadinya proses menstruasi pada wanita, diantaranya:


1. Hormon Estrogen Hormon pertama yang ikut serta dalam proses terjadinya menstruasi
adalah hormon estrogen. Hormon ini sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan remaja
saat masa pubertas. Hormon ini juga berperan dalam reproduksi wanita dan juga siklus
ovulasi
2. Hormon Progesteron Hormon ini tidak kalah pentingnya dengan hormon estrogen dalam
proses terjadinya menstruasi. Hormon ini sangat bermanfaat dalam menjaga kehamilan pada
wanita dan juga siklus menstruasi yang mempunyai peran dalam penebalan dinding rahim.
3. Luteinizing Hormone Hormon yang mempengaruhi proses terjadinya menstruasi ini
sering disingkat dengan hormon LH. Hormon ini disebut sebagai hormon yang bertugas
untuk merangsang ovarium untuk menghasilkan sel telur sehingga proses ovulasi berjalan
dengan baik.
4. Follicle Stimulating Hormone Jenis hormon ini biasa disingkat dengan FSH yang
merupakan hormon dalam mengontrol siklus menstruasi dan sangat berpengaruh dalam
kematangan sel telur.
5. Gonadotropin Releasing Hormone Hormon GnRH ini dapat berfungsi untuk
merangsang hormon pelutein dan juga folikel yang diproduksi oleh otak.
Tentunya, jika salah satu hormon tersebut terganggu maka proses menstruasi pun mengalami
gangguan.

Rangkaian Perubahan Hormon Pada Proses Terjadinya Menstruasi

10
Faktanya, seorang wanita mempunyai dua ovarium yang terletak di kiri dan juga kanan
rahim. Pada umumnya, dua ovarium tersebut terdapat sekitar 200-400 ribu folikel (sel
telur) yang belum matang. Pada saat sel telur tersebut matang, maka akan terlepas dari
ovarium dan akan bergerak menuju tuba fallopi yang siap untuk dibuahi. Rangkaian
proses ini disebut dengan proses ovulasi. Pada setiap periode menstruasi, dari beberapa sel
telur akan tumbuh satu yang berlangsung pada hari ke 14 yang dihitung dari hari haid
pertama. Rangkaian ini tentunya berawal dari hormon GnRH yang telah keluar dari
Hipotalamus, lalu mempengaruhi hipofisis anterior sehingga akan berdampak pada keluarnya
hormon FSH. Hormon inilah yang mematangkan folikel sehingga menyebabkan hormon
esterogen bersintesis dalam jumlah yang cukup besar. Dengan begitu akan berdampak pada
hipofisis sehingga dapat memicu hormon LH keluar sehingga menyebabkan terjadinya
ovulasi. Hormon LH tersebut akan memicu progesteron dalam bersintesis untuk merubah
sekretorik menjadi fase sekresi dan berlangsung selama 14 hari.
Tahapan Dalam Proses Terjadinya Menstruasi Setiap wanita setidaknya
mengalami empat fase yang akan dilaluinya hingga akan mengalami haid kembali. Fase-fase
dibawah inilah yang menyertai wanita ketika ia mengalami siklus menstruasi, diantaranya:
1. Fase Pertama
Fase inilah yang disebut dengan fase poliferasi dimana fase ini dimulai dari hari kelima
pada saat menstruasi dan akan berlangsung sampai hari ke 14 pada setiap siklus
menstruasi. Pada masa inilah hormon esterogen mempunyai peranan penting ketika siklus
menstruasi berlangsung. Pada masa ini kadar hormon esterogen akan menghambat FSH
dan menguat sehingga mendorong hormon LH. Proses inilah yang menyebabkan lapisan
darah di dalam rahim menebal. Pada fase ini sel telur menunggu sel sperma untuk
membuahinya.
2. Fase Kedua
Fase kedua ini sering dikenal dengan sebutan fase ovulasi dimana fase ini adalah fase
sel telur yang tidak dibuahi oleh sperma. Biasanya, sel telur dapat bertahan dalam waktu
24 jam dalam menunggu sel sperma untuk membuahinya. Jika sel telur tidak dibuahi oleh
sperma, maka ia akan melepaskan diri dari tuba fallopi menuju rahim sehingga akan
hancur dan bersekresi pada dinding rahim.
3. Fase Ketiga
Fase ketiga ini biasa disebut dengan fase luteal. Pada tahap inilah hormon progesteron
akan terlepas yang menyebabkan penebalan pada dinding rahim. Pada umumnya wanita
akan merasakan sakit berlebih yang disebabkan oleh kontraksi otot-otot rahim untuk
mendorong dan mengeluarkan darah menstruasi. Fase ini juga ditandai dengan mood
yang tidak stabil kadang senang ataupun sensitif pada seorang wanita. Ini merupakan fase
sebelum seorang wanita memasuki siklus menstruasi.
4. Fase Keempat
Inilah fase terakhir dalam proses terjadinya menstruasi. Pada masa ini dinding rahim
yang tadinya tebal akan luruh dan berubah menjadi darah yang keluar dari vagina. Pada
hari pertama biasanya seorang wanita mendapati warna darah yang pekat dan juga kental
yang disertai dengan rasa nyeri yang cukup hebat. Tahap terakhir inilah yang disebut
sebagai hari pertama siklus menstruasi terjadi.

Siklus mnstruasi terbagi menjadi 4. Wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan akan
mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
1. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim dan adanya
pendarahan selama 4 hari.

11
2. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya endometrium
secara bertahap selama 4 hari
3. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar tumbuhnya
lebih cepat.
4. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya penimbunan glikogen
guna mempersiapkan endometrium.

HORMON-HORMON REPRODUKSI

1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting
untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri
perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut
kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk
penetrasi sperma.
2. Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan
endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.
3. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan
merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen
tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH
akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
12
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat
rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang
matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu
perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya
ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus,
waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).
Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000
mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali
sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada
masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada
darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli
Mainini, tes Pack, dsb).
7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan
sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin
juga

OOGENESIS

Dari kira-kira 2 juta oosit pada dua ovarium hanya 400 buah yang akan menjadi folikel
matang. Folikel matang berupa kantung kecil dengan dinding sel-sel epitel di dalam berisi
satu sel telur. Folikel menghasilkan hormon estrogen. Tiap bulan dilepas satu ovum dari
sebuah folikel mulai dari seorang wanita mengalami puber sampai menopause. Setiap
ovarium menghasilkan sekitar 20.000 folikel matang. Sekitar 400.000 dari dua ovarium dapat
mematangkan sel telur selama wanita melewati masa subur. Folikel lainnya mengalami
degenerasi. Oogenesis dan ovulasi terjadi sekali dalam sebulan, bergiliran antara ovarium kiri
dan ovarium kanan.
Proses oogenesis hampir sama dengan proses spermatogenesis. Tahapnya dapat kita lihat
pada Gambar berikut.

13
Sumber : http://ldysinger.stjohnsem.edu/ThM_599d_Beg/02_Biology/02_oogenesis.jpg
Gambar Oogenesis

Di dalam ovarium terdapat sel-sel induk yang disebut oogonium. Oogonium berkembang
menjadi oosit primer. Oosit primer mengalami pembelahan secara meiosis menjadi 2 sel baru
yang disebut oosit sekunder. Akan tetapi, ukuran kedua sel baru ini tidak sama, yang
berukuran besar tetap oosit sekunder, yang berukuran kecil disebut polosit primer atau badan
kutub I. Selanjutnya oosit sekunder dan polosit I yang sudah haploid mengalami pembelahan
sekali lagi, masing-masing menjadi dua sel baru. Oosit sekunder menjadi ootid (n) dan
polosit II, sedangkan polosit primer menjadi 2 polosit II. Lihatlah pada Gambar 9.5b, ootid
berukuran paling besar. Dari keempat buah sel baru tersebut, hanya ootid yang berkembang
menjadi ovum dan fungsional. Tiga sel kutub atau polosit mengalami degenerasi. Perlu
diketahui bahwa sejak bayi perempuan masih berada di dalam kandungan, ovariumnya telah
aktif memulai oogenesis sampai tahap metafase II. Setelah itu inaktif sampai perempuan
mencapai pertumbuhan yang siap untuk mengalami menstruasi dan menjadi ibu secara
biologis. Pada perempuan yang beranjak remaja, pematangan sel telur dalam folikel hanya
melanjutkan tahap telofase II.

PERUBAHAN FISIOLOGI PADA KEHAMILAN

1. Perubahan pada sistem reproduksi


a. Uterus
1) Ukuran: untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan
hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higrokopik. Endometrium
menjadi desidua, ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih
dari 4000 cc.
2) Berat: berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir
kehamilan (40 pekan).
3) Bentuk dan konsistensi: pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti
alpukat, pada kehamilan 4 bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan seperti bujur telur.
Rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur
bebek dan kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim
mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft)
disebut Tanda Hegar.
4) Posisi rahim dalam kehamilan
Pada permulaan kehamilan dalam letak antefleksi atau retrofleksi, pada 4 bula kehamilan
rahim tetap berada dalam rongga pelvis, setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam

14
pembesarannya dapat mencapai batas hati dan rahim yang hamil biasanya mobil, lebih
mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
5) Vaskularisasi
Aa. Uterina dan aa.ovarika bertambah dalam diameter, panjang dan anak-anak cabangnya.
Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah.
6) Serviks uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda goodel. Kelenjar
endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus. Karena pertambahan dan
pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini disebut tanda Chadwick.
7) Indung telur (ovarium)
Ovulasi terhenti. Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri yang
mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
8) Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat
hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada
vagina dan portio serviks disebut tanda Chadwick.
9) Dinding perut (abdominal wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastis
dibawah kulit sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat,
misalnya pada hidroamnion dan kehamilan ganda, dapat terjadi diatasis rekti bahkan hernia.
Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra.
10) Payudara
Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat teraba noduli-noduli
akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada
puting susu dan areola payudara, kalau diperas keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna
kuning.

II. PERUBAHAN PADA ORGAN & SISTEM LAINNYA

a. Sistem sirkulasi darah


1) Volume darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama.
Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25% dengan puncaknya pada kehamilan 32
minggu diikuti curah jantung yang meningkat sebanyak ±30%. Akibat hemodilusi yang mulai
jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam
keadaan dekompensasi kordis.
2) Protein darah
Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah protein albumin dan gamaglobin menurun
dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Beta-globin
dan fibrinogen terus meningkat.
3) Hitung jenis dan hemoglobin
Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relatif volume plasma darah. Jumlah
eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transpor o2 yang sangat diperlukan
selama kehamilan.
4) Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester kedua dan kemudian
akan naik lagi seperti pada pra hamil.tekanan vena dalam batas-batas normal pada
ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya
naik, nilai rata-ratanya 84 permenit.
5) Jantung
15
Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada
minggu-minggu terakhir kehamilan.
6) Sistem pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang
tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit
selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam.
7) Saluran pencernaan
Salivasi meningkat dan pada trimester pertama mengeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot
saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam
saluran makanan. Resorbsi makanan baik namun akan menimbulkan obstipasi. Gejala muntah
(emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi (morning
sickness).
8) Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen-ligamen melunak (softening).
Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak
akan kekurangan kalsium. Apa yang disebut dengan gingivitis kehamilan adalah gangguan
yang disebabkan oleh faktor lain, misalnya hygiene yang buruk disekitar mulut.
9) Kulit
Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi:
1) Muka: disebut masker kehamilan (chloasma gravida).
2) Payudara: puting susu dan areola payudara.
3) Perut: linea nigra striae.
4) vulva
10) Kelenjar endokrin
1) Kelenjar tiroid dapat membesar sedikit.
2) Kelenjar hipofise dapat membesar terutama lobus anterior.
3) Kelenjar adrenal tidak begitu terpengaruh

MACAM-MACAM KEHAMILAN

a. Intra uteri adalah kehamilan secara umum yaitu kehamilan yang pertembuhan embrio /
janin berada di dalam uteri(rahim).
b. Extra uteri adalah kehamilah yang perkembanganny janinnya berada diluar uteri atau
rahim, disaluran tuba falopii.kehamilan ini biasa kita kenal dengan” hamil diluar
kandungan”.Kehamilan ini tidak mungkin berkembang dan berlanjut.karena akan
membahayakan ibu serta janinnnya.Dan janin tidak mungkin hidup lebih lama lagi sebab
ruang hidupnya seharusnya berada dirahim,bukan disaluran tuba falopii,sehingga kehamilan
ini menyebabkan kematian janin.

JUMLAH KEHAMILAN

1. kehamilan tunggal dengan jumlah janin dalam uteri adalah hanya satu atau tunggal,
kehamilan ini berawal dari konsepsi satu ovum dan satu sel sperma saja
2. Kehamilan gemeli adalah kehamilan ganda ataukembar yaitu hamil dengan dua janin
tunggal atau lebih dua uteri

FREKUENSI KEHAMILAN

16
1. Primigravida adalah seorang wabita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali
atau seorang wanita yang hamil untuk pertama kali

2. Multigravida adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5
kali

3. Grandegravida adalah wanita yang telah melahirkan bayi sebanyak 6 kali atau lebih, hidup
atau mati

KONSEP DASAR KEHAMILAN

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak


konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2005).
Kehamilan adalah peristiwa dimulainya dari ovulasi sampai terjadinya persalinan adalah
kira – kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). (Mochtar, 2002)
Lamnya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira – kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut
kehamilan postmatur. Kehamilan 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan
yang terakhir ini akan mempengaruhi viabilitas (kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan,
karena bayi yang terlalu muda mempunyai prognosis buruk (sarwono, 2007).
Menurut sarwono (2007), ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu :
· Kehamilan triwulan pertama (0-12 minggu)
· Kehamilan triwulan kedua (12-18 minggu)
· Kehamilan triwulan ketiga (28- 40 minggu)
Dalam triwulan pertama alat – alat mulai dibentuk, dalam triwulan kedua alat – alat telah
dibentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih disangsikan. Bila hasil konsepsi
dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan dibawah 20 minggu disebut abortus
(keguguran), bila hal ini terjadi dibawah 36 minggu disebut partus prematurus (persalnan
prematur). Kelahiran dari 38 minggu sampai 40 minggu disebut partus aterm (sarwono,
2007).

JENIS-JENIS KEHAMILAN
Jenis-jenis Kehamilan menurut prawihardjo adalah :
a. Kehamilan matur , yaitu kehamilan 37-40 minggu
b. Kehamilan Postmatur, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu
c. Kehamilan Prematur, yaitu kehamilan antara 28 minggu-36 minggu
(PUSDIKNAKES, 2003)

PERUBAHAN-PERUBAHAN MATERNAL

Suatu kehamilan normal biasanya berlangsung 280 hari. Selama itu terjadi perubahan
yang menakjubkan baik pada ibu maupun perkembangan janin. Janin berkembang dari 2 sel
kesuatu bentuk yang mampu hidup diluar uterus. Badan ibu yang berubah untuk mendukung
perkembangan dari kehidupan baru dan untuk menyiapkan masuknya janin kedunia luar.
( Diluar rahim ibunya.).(PUSDIKNAKES, 2003).
1. Trimester pertama
Tanda fisik pertama yang dapat dilihat pada beberapa ibu adalah perdarahan sedikit/ spotting
sekitar 11 hari setelah konsepsi pada saat embrio melekat pada lapisan uterus. Jika seseorang
ibu mempunyai siklus menstruasi 28 hari, perdarahan ini terjadi beberapa hari sebelum ia
17
akan mendapat menstruasi. Perdarahan implantasi ini biasanya kurang dari lamanya
menstruasi, perubahan fisik berikutnya biasanya adalah nyeri dan pembesaran payudara
diikuti oleh rasa kelelahan yang kronis atau menetap dan sering kencing. Ibu akan mengalami
dua gejala yang terakhir selama tiga bulan berikutnya. “ morning sickness” atau mual dan
muntah biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin terakhir sampai 12 minggu. Pada
usia kehamilan 12 minggu pertumbuhan uterus diatas simpisis pubis bila dirasakan. Ibu
biasanya mengalami kanaikan berat badan sekitar 1-2 kg selama trimester pertama.
(PUSDIKNAKES, 2003).
2. Trimester Kedua
Uterus akan terus tumbuh. Pada usia kehamilan 16 minggu uterus biasanya berada pada
pertengahan antara simpisis pubis dan pusat. Penambahan berat bada sekitar 0,4-0,5
kg/minggu. Ibu mungkin akan mulai merasa mempunyai banyak anergi. Pada usia kehamilan
20 minggu fundus berada dekat dengan pusat. Payudara mulai mengeluarkan kolostrum. Ibu
merasakan gerakan bayinya, dan juga mengalami perubahan yang normal pada kulinya
meliputi adanya cloasma, linea nigra, dan strie gravidarum. (PUSDIKNAKES, 2003)
3. Trimester ketiga
Pada usia kehamilan 28 minggu fundus berada pada pertengahan antara pusat dan xipoid.
Pada usia kehamilan 32-36 minggu fundus mencapai prosesus xipoid. Payudara penuh dan
nyeri tekan. Sering kencing kembali terjadi. Sekitar usia kehamilan 38 minggu bayi masuk /
turun kedalam panggul. Sakit punggungSv dan sering kencing meningkat. ibu mungkin
menjadi sulit tidur. Kontraksi braxton hicks meningkat. (PUSDIKNAKES, 2003).

TANDA-TANDA & GEJALA SAAT HAMIL

Tanda-tanda kehamilan adalah sekumoulan tanda dan gejala yang timbul pada wanita
hamil, baik fisiologis dan psikologi pada masa kehamilan
a. Tanda Tidak Pasti
Perubahan-perubahan yang dirasakan oleh ibu (subyektif) yang timbul selama kehamilan.
1. Amenorhoe (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting
diketahui dengan tanggal hari pertama haid terkahir, supaya dapat ditentukan tuanya
kehamilan dan bila persalianan akan terjadi.
2. Nausea dan Emesis (Mual dan Muntah)
Nausea dan Emesis (Mual dan Muntah) sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu,
keadaan ini disebut Morning Sickness.
3. Ngidam
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin
tuanya kehamilan.
4. Pingsan
Sering dijumpai bila berada di tempat-tempat ramai. Dianjurkan untuk tidak pergi ketempat
ramai pada bulan pertama, akan hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
5. Mammae menjadi tegang dan Membesar
Keadaan ini dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan
alveoli di mammae.
6. Anoreksia (Tidak Nafsu Makan)
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan akan timbul lagi.
7. Sering BAK
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus
yang membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang

18
membesar keluar dari rongga panggul, pada akhir triwulan gejala bisa tinbul karena janin
mulai keruang panggul dan menekan kembali rongga panggul.
8. Obstipasi

Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oelh pengaruh hormon steroid.
9. Pigmentasi Kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas
10. Epulis
Apulis adalah suatu hipertrofi ginggivea, sering terjadi pada triwulan pertama.
11. Varises
Sering terjadi atau dijumpai padatriwulan terakhir.

b. Tanda Mungkin Hamil


Perubahan-perubahan yang di observasi oleh pemeriksa (bersifat obyektif) namun bebrapa
dugaan kehamil saja.
1. Uterus membesar
2. Tanda hegar 3
3. Tanda chadwick
4. Tanda Piscaseck
Uterus membesar kesalah satu jurusan sehingga menonjol jelas kejurusan pembesaran
tersebut.
5. Tanda braxton hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi
6. Goodelln sign
7. Reaksi kehamilan positif

c. Tanda Pasti Hamil


Tanda-tanda obyektif yang didapatkan dari pemeriksan yang dapat digunkan unytuk
menegakkan diagnosa pada ibu hamil
1. Terasa gerakan janin
2. Teraba bagian-bagian janin
3. Denyut jantung janin
4. Terlihat kerangka janin painar rontgen.

ASUHAN ANTENATAL (Antenatal care)


Definisi
Adalah kunjungan ibu hamil ke bidan tahu dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada stiap kunjungan antenatal
(ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta
ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2002).
Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan dengan ibu hamil dangan
kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan bidan. Serta observasi selain pemeriksaan fisik,
pemeriksaan umum dan kontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya
(Salmah, 2006).

Tujuan
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.
19
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
8. Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta
menghasilkan bayi yang sehat
Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-
baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan
masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik
tetapi juga mental.
Sedangkan menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan antenatal bertujuan
untuk:
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan,
persalinan, dan nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, kala nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala
nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

PERENCANAAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN

Menurut saifudin (2002) seorang wanita hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan
paling sedikit 4 × kunjungan selam periode antenatal:
a. Satu kali kunjungan selam trimester I (sebelum usia kehamilan 14 minggu).
b. Satu kali kunjungan selam trimester II (usia kehamilan 14 – 28 minggu).
c. Dua kali selama trimester III (satu kali pada usia kehamilan ke 36 ). Kecuali jika
ditemukan faktor resiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus
lebih sering.

Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya


dengan jadwal sebagai berikut : sampai dengan kehamilan 28 minggu periksa empat minggu
sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan 36-40
minggu satu minggu sekali (Salmah, 2006).
Sebaiknya tiap wanita hamil segera memeriksakan diri ketika haidnya terlambat
sekurang-kurangnya satu bulan. Pemeriksaan dilakukan tiap 4 minggu sampai kehamilan.
sesudah itu, pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, dan sesudah 36 minggu (Sarwono, 1999).

Permenkes No. 25 tahun 2014 Pasal 6 ayat 1b secara berkala setidaknya 4 (empat) kali.
Anda dapat mulai memeriksakan kandungan segera setelah Anda tahu bahwa Anda hamil.
Semakin cepat Anda mulai memeriksakan kehamilan Anda, maka semakin baik.

Namun berdasarkan anjuran Permenkes, berikut adalah rincian waktu yang ideal untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan sepanjang masa kehamilan:

trisemest Jumlah Waktu kunjungan yang


20
er kunjungan minimal dianjurkan
I 1x Sebelum minggu ke 16
II 1x Antara minggu ke 24-28
Antara minggu ke 30-32
III 2x
Antara minggu ke 36-38

Anjuran WHO beda dengan Kemenkes RI

Namun, rekomendasi Permenkes RI ternyata sedikit berbeda dengan pedoman terbaru yang
dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 lalu. Melalui siaran persnya,
WHO menganjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan setidaknya 8
kali, dimulai dari usia kehamilan 12 minggu. Rinciannya adalah sebagai berikut:

 Trimester pertama: 1 kali periksa kandungan (minggu ke-12), plus USG


 Trimester kedua: 2 kali (minggu ke-20 ditambah dengan USG, dan minggu ke-26)
 Trimester ketiga: 5 kali (minggu ke-30, 34, 36, 38, dan 40); tambahan 1 kali
kunjungan pada minggu ke 41, apabila belum kunjung melahirkan.

PEMERIKSAAN PADA IBU HAMIL

Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan. Secara
umum meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan. (Hidayat, A.Aziz Alimul,
2008).

Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru, refleks serta tanda-tanda
vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu dan pernafasan. Pemeriksaan umum pada ibu
hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu, status gizi, tingkat kesadaran, serta ada
tidaknya kelainan bentuk badan. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).

Pemeriksaan Kebidanan
1. Inspeksi
Dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya Cloasma gravidarum pada muka / wajah,
pucat atau tidak pada selaput mata, dan tidaknya edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah
pemeriksaan pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau
kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada dan dan pigmentasi puting
susu. Pemeriksaan perut untuk menilai apakah perut membesar ke depan atau kesamping,
keadaan pusat, pigmentasi linea alba, serta ada tidaknya strie gravidarum. Pemeriksaan vulva
untuk menilai keadaan perineum, ada tidaknya tanda chadwick dan adanya flour. Kemudian
pemeriksaan ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
2. Palpasi
Dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta
menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan
menggunakan metode leopold, yakni :
(Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
a. Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada di
fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan ,menghadap kemuka ibu,
kemudian kaki ibu dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkukan jari-jari kedua

21
tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada didalam
fundus/ bila kepala sifatnya keras, bundar dan melenting.
b. Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil
pada anak.
Caranya : Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimanakan bagian
terkecil bayi .(Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).

c. Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dibagian bawah
dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Caranya :
a. Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk
kedalam abdomen pasien diatas simpisis pubis.
Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi presentasi
tersebut. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
d. Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul.
Caranya :
a. Letakkan kedua tangan disis bawah uterus lalu
b. Tekan kedalam dan gerakkan jari-jari kearah romgga panggul, dimanakah tonjolan
sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk .

Pemeriksaan ini dilakukan bila kepala masih tinggi, pemeriksaan leopold lengkap dapat
dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan ke VI le atas. (Hidayat, A.Aziz Alimul,
2008)
3. Auskultasi
Dilakukan umumnya dengan stetoskop manoaural untuk mendengarkan bunyi jantung
anak, bising tali pusat, gerakan anak, bisisng rahim, bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi
jantung anak dapat didengar pada akhir bulan ke -5, walaupun dengan ultrasonografi
dapat diketahui pada akhir bulan ke – 3. bunyi jantung anak dapat terdengar dikiri dan
kanan dibawah tali pusat bila presentasi kepala. Bila terdengar pada pihak berlawanan dengan
bagian kecil, maka anak fleksi dan bila sepihak maka defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-160 kali permenit. Bunyi jantung
dihitung dengan mendengarkannya selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kali per menit
atau lebih dari 160 kali per menit. Kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin . selain
bunyi jantung anak, dapat didengarkan bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising
rahim seperti bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang
sifatnya tidak teratur. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).

KUNJUNGAN ANTE NATAL CARE (ANC)

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga professional untuk
mendapatkan pelayanan ante natal care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah
kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas
pelayanan, tapi ialah setiap kontaktenaga kesehatan baik di posyandu, pondok bersalin desa,
kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan ante natal care (ANC)
sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungn ibu hamil (Depkes RI, 2001 : 31)

22
LAYANAN ASUHAN STANDAR ANTENATAL

Pelayanan asuhan standar antenatal yang termasuk 10 T (Depkes RI, 2009), terdiri dari :
 Timbang Berat Badan
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 kg sampai 10 kg selama hamil atau
terjadi kenaikan BB antar 0,5 kg / minggu.
 Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg sampai 140/90 mmhg, hati – hati
adanya hipertensi / preeclampsia.
 Nilai Status gizi
 Tinggi fundus uteri
 Tentukan presentasi dan denyut jantung janin (DJJ)
 Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap
 Pemberian Tablet Fe zat besi
 Test laboratorium
 Test terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)
 Temu Wicara dalam rangka persiapan rujukan

TANDA-TANDA BAHAYA SELAM KEHAMILAN

Tanda bahaya kehamilan adalah keadaan pada ibu hamil yang mengancam jiwa janin yang
dikandungnya (Saifudin, 2006). Tanda – tanda bahaya kehamilan adalah :
a) Perdarahan pervaginam
b) Sakit kepala yang hebat menetap dan tidak menghilang
c) Perubahan vital secara tiba – tiba
d) Nyeri abdomen yang hebat
e) Bayi kurang bergerak seperti biasa
f) Pembengkakan wajah dan tangan

MENENTUKAN UMUR KEHAMILAN

Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur hamil dapat
ditentukan dengan:

1. Rumus Naegle
2. Gerakan pertama fetus
3. Palpasi abdomen
4. Perkiraan tinggi fundus uteri
5. Ultrasonografi

1. Rumus Naegle

Rumus Naegle untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date of
Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga
ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan
berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan
hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan.
Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya
dikurang 3 (tiga) dan tahun ditambah 1 (satu).

23
2. Gerakan Pertama Fetus

Gerakan pertama fetus dapat dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu.

3. Palpasi Abdomen

Palpasi abdomen dapat menggunakan :

1. Rumus Bartholomew
2. Rumus Mc Donald
3. Palpasi Leopold

 Rumus Bartholomew

Antara simpisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 bagian yang sama, maka tiap bagian
menunjukkan penambahan 1 bulan. Fundus uteri teraba tepat di simpisis umur kehamilan 2
bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus xifoideus dibagi menjadai 4 bagian dan tiap
bagian menunjukkan kenaikan 1 bulan. Tinggi fundus uteri pada umur kehamilan 40 minggu
(bulan ke-10) kurang lebih sama dengan umur kehamilan 32 minggu (bulan ke-8).

 Rumus Mc Donald

Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi 7 memberikan umur
kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur
kehamilan dalam minggu.

 Palpasi Leopold

Palpasi leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk menentukan posisi
dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen. Palpasi leopold terdiri dari 4 langkah
yaitu:

1. Leopold I : Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain
yang terdapat pada bagian fundus uteri
2. Leopold II : Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin
di sepanjang sisi maternal
3. Leopold III : Leopold III bertujuan untuk membedakan bagian persentasi dari janin
dan sudah masuk dalam pintu panggul
4. Leopold IV : Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada
pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah
masuk pintu atas panggul Memberikan informasi tentang bagian presentasi: bokong
atau kepala, sikap/attitude (fleksi atau ekstensi), dan station (penurunan bagian
presentasisi)

TAKSIRAN BERAT JANIN

Taksiran ini hanya berlaku untuk janin dengan presentasi kepala. Rumusnya adalah sebagai
berikut:
Tinggi fundus uteri (dalam cm-n) x 155 = berat (gram)
Bila kepala belum masuk panggul maka n-12, jika kepala sudah masuk panggul maka n-11.
24
4. Perkiraan Tinggi Fundus Uteri

Cara menentukan kehamilan dengan perkiraan tinggi fundus uteri:

1. Mempergunakan tinggi fundus uteri


2. Menggunakan alat ukur caliper
3. Menggunakan pita ukur
4. Menggunakan pita ukur dengan metode berbeda

 Mempergunakan tinggi fundus uteri

Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkan dengan
patokan.

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

12 minggu 1/3 di atas simpisis

16 minggu ½ simpisis-pusat

20 minggu 2/3 di atas simpisis

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 1/3 di atas pusat

32 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus

36 minggu Setinggi prosessus xifoideus

40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

TFU untuk mengetahui tafsiran usia kehamilan (UK)


Jika fundus belum melewati pusat : UK (minggu) = hasil ukur + 4
Jika fundus sudah melewati pusat : UK (minggu) = hasil ukur + 6
Umur kehamilan TFU CM
(minggu)
12 3 jari di atas simfisis
16 ½ simfisis-pusat
20 3 jari di bawah pusat 20
24 Setinggi pusat 23
28 3 jari di atas pusat 26
32 Setengah pusat- processus xifoideus 30

25
36 Setinggi prosessus xifoideus 33
40 4cm di bawah prosessus xifoideus

TFU untuk mengetahui tafsiran berat janin (TBJ)


TBJ (gram)= (TFU-12 cm) x 155 gram

Berdasarkan Bagian Terendah Pengukuran HODGE


Bagian terendah Pengukuran
Hodge I (TFU-13) × 155gram
Hodge II (TFU-12) × 155gram
Hodge III (TFU-11) × 155gram

 Menggunakan alat ukur caliper

Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan ujung
yang lain pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran
kemudian dibaca pada skala cm (centimeter) yang terletak ketika 2 ujung caliper bertemu.
Ukuran diperkirakan sama dengan minggu kehamilan setelah sekitar 22-24 minggu.

 Menggunakan pita ukur

Pita ukur merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu
kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur
ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran
yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah 22-24
minggu kehamilan.

 Menggunakan pita ukur dengan metode berbeda

Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis abdominal, tangan
yang lain diletakkan di dasar fundus, pita pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari
tengah, pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga pita
pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh puncaknya dan kemudian secara relatif
lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari
fundus.
Caranya tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara matematika
sebagai berikut:

 Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 4 cm


pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centi meternya diperkirakan sama dengan
jumlah minggu kehamilan.
 Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 6 cm
pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centi meternya diperkirakan sama dengan
jumlah minggu kehamilan

5. Ultrasonografi

Tujuan ultrasonografi adalah:

26
1. Konfirmasi kehamilan
2. Mengetahui usia kehamilan

Konfirmasi kehamilan

Embrio dalam kantung kehamilan tampak pada awal kehamilan 5,5 minggu dan detak
jantung janin tampak jelas dalam usia 7 minggu.

Mengetahui usia kehamilan

Penentuan umur kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara yaitu:

1. Mengukur diameter kantong kehamilan (GS=gestational sac) pada kehamilan 6-12


minggu
2. Mengukur jarak kepala bokong (GRI=grown rump length) pada kehamilan 7-14
minggu
3. Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12 minggu

NUTRISI PADA IBU HAMIL

Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan
(Soenarjo, 2000). Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan (Wikipedia, 2008).
MANFAAT NUTRISI PADA IBU HAMIL

Adapun manfaat nutrisi untuk ibu hamil adalah :


1.Sumber energi bagi ibu dan janin
2.Membantu pertumbuhan, perkembangan jaringan dan organ
3.Melindungi ibu terhadap infeksi dan penyakit
4.Membantu memfungsikan semua sistem secara memadai termasuk pada janin
5.Mempertahnkan kesehatan dan kekuatan badan badan ibu
6.Mempercepat kesembuhan luka-luka setelah persalinan
7.Sebagai cadangan masa laktasi Adapun beberapa penjelasan mengenai nutri ibu hamil,
sebagai berikut :
1. Nutrisi untuk pertumbuhan
Bagian tubuh yang rusak digant,kulit dan rambut terus berganti, sel- sel tubuh terus
bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak agar zat makanan
dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh.
2.Makanan sebagai suku cadang
3.Makanan sebagai bensin bagi tubuh

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NUTRISI IBU HAMIL

Selama masa kehamilan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam
mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang ada di dalamnya, diantaranya adalah :
1.Suhu Lingkungan

27
Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada suhu 36,5-37 derajat Celsius untuk
mempertahankan metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh dengan
lingkungan, maka mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan diri demi kelangsungan
hidupnya yaitu tubuh harus melepaskan sebagian panasnya diganti dengan hasil metabolisme
tubuh, makin besar perbedaan antara tubuh dengan lingkungan maka akan semakin besar
pula panas yang akan dilepaskan. Dengan adanya perbedaan suhu antara tubuh dan
lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti dengan hasil
metabolisme tubuh. Maka lebih besar perbedaan suhu berarti lebih besar masukan energi
yang diperlukan.
2.Status Sosial dan Ekonomi
Baik status ekonomi maupun sosial sangat mempengaruhi seorang wanita dalam memilih
makanannya. Status ekonomi, terlebih jika yang bersangkutan hidup dibawah garis
kemiskinan ( keluarga prasejahtera ), berguna untuk pemastian ibu mampu membeli dan
memilih bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
3.Wanita Terhadap Makanan
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan. Wanita yang
sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan akan gizi dari anggota
keluarga yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan perhatian yang serius
mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi
demi pertumbuhan dan perkembangan. (Kristiyanasari, 2010)
4.Usia
Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi yang akan diberikan. Usia
akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian
nutrisi anak balita (Nursalam, 2001). Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu
hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang
sedang dikandungnya. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena
fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka
memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang
berlangsung. Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebih banyak energi yang di butuhkan.
Angka kematian maternal yang berusia 10-14 tahun 5 kali lebih besar dari mereka yang
berusia 20-24 tahun. Remaja yang berumur 15-19 tahun menunjukkan angka kematian 2 kali
lebi besar. ( Soejoenoes,1992 ). Ini berhubungan dengan status gizi remaja yang
perkembangan fisik dan mentalnya masih membutuhkan energi lebih banyak. Masalah yang
mempengaruhi reproduksi yang mencakup gizi untuk menjamin pertumbuhan sempurna salah
satunya ialah umur saat hamil terlalu muda ( kurang 20 tahn ) atau umur terlalu tua ( diatas 35
tahun ).
5.Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu
terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih
baik, dan lebih matang dari individu, kelompok atau masyarakat. Bagi masyarakat yang
berpendidikan tinggi dan cukup tentang nilai gizi lebih banyak menggunakan pertimbangan
rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan atau pertimbangan fisiologik lebih
menonjol dibandingkan dengan kebutuhan psikis.
6.Status Kesehatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Status ialah keadaan kedudukan seseorang. Status
kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu makannya. Seorang
ibu dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang berbeda dengan ibu yang
dalam keadaan sehat. Namun ibu harus ingat, bahwa gizi yang dapat ia dapat akan dipakai
untuk dua kehidupan yaitu bayi dan untuk dirinya. Pada kondisi sakit asupan energi tidak
28
boleh dilupakan. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi atau
makanan yang nebgandung zat besi seperti bayan, hati dan sebagainya.

KEBUTUHAN NUTRISI IBU HAMIL

Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh ibu. Perubahan itu menyesuaikam
tubuuh ibu pada keadaan kehamilannya. Perubahan itu pun terjadi pada kebutuhan nutrisi
yang harus terpenuhi oleh ibu hamil, karena nutrisi tersebut tidak hanya dikonsumsi oleh sang
ibu tetapi juga dikonsumsi oleh janin. Jadi nutrisi yang baik akan mempengaruhi
pertumbuhan srta perkembangan janin di dalam kandungan. Adapun kebutuhan nutrisi yang
harus dipenuhi oleh ibu dalam masa kehamilannya ddalah sebagai berikut :
.
1.Kalori
Zat ini dibutuhkan untuk pembentukan sel-sel baru, pengaliran makanan dari pembuluh darah
ibu ke pembuluh darah janin melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon yang
mengatur petumbuhan janin. Kalori ini diperlukan juga bagi tubuh si ibu itu sendiri untuk
dapat berfungsi secara baik. Umumnya selama masa kehamilan 6 bulan pertama tidak
terdapat peningkatan kebutuhan yang bermakna dari kondisi pada saat si ibu tidak hamil.
Peningkatan kebutuhan sekitar 200 Kalori perhari diperlukan saat usia kehamilan antara 6-9
bulan.
2.Protein
Protein yang banyak terdapat pada daging, keju, ikan, telur, kacang-kacangan, tahu dan
tempe, berguna untuk membangun sel-sel baru janin (sel darah, kulit, rambut, kuku, dan
jaringan otot). Protein buat sang Ibu juga memiliki fungsi sama yaitu sebagai zat pembangun.
Kebutuhan selama kehamilan tidak jauh berbeda dengan saat sebelum hamil. Bagi wanita
asia umumnya, usia 19-49 tahun perhari diperlukan protein sebanyak 50 Gram. Pembagian
lebih rinci 50 Gram tersebut menurut sumber proteinnya adalah 9 Gram protein ikan, 6 Gram
protein hewan dan antara 35-40 Gram dari sumber nabati/tumbuhan.
3.Vitamin
Banyak jenis vitamin diperlukan selama kehamilan dalam jumlah tertentu daintaranya :
Vitamin A untuk pertumbuhan janin yang dibutuhkan dalam jumlah tertentu saja dan tidak
berlebihan karena dapat berbahaya bagi kesehatan janin. Sangat dianjurkan untuk
menkonsumsi vitamin A yang bersumber dari sayur dan buah-buahn seperti mangga, tomat,
wortel dan aprikot. Vitamin B1 dan B2 serta niasin untuk proses metabolisme tubuh; Vitamin
B6 dan B12 untuk mengatur penggunaan protein; Vitamin C untuk membantu penyerapan
zat besi selama hamil atau mencegah anemia; Vitamin D pada susu dan olahannya serta
kacang-kacangan, menopang pembentukan tulang, gigi, serta persendian janin dan Vitamin E
untuk pembetukan sel-sel darah merah serta melindungi lemak dari kerusakan.
4.Mineral, Asam Folat dan Seng Mineral,
Asam folat dan seng dalam sayuran dan buah-buahan seperti jeruk, pisang, brokoli, serta
wortel untuk pembentukan susunan saraf pusat dan otak janin. Kedudukan mineral disini
dangat penting berkaitan karena mineral juga membantu proses tumbuh kembang bayi.
Contoh penting yang perlu diingat adalah yang dimainkann oleh Asam Folat yang
dibutuhkan oleh ibu hamil sebanyak 400 µg perhari dengan tujuan mencegah terdapatnya
kerusakan. Pembentukan susunan syaraf pada bayi. Selama hamil juga dianjurkan makan
banyak serat dan minum air putih. Kebutuhan vitamin A dan vitamin C juga meningkat
selama hamil. begitu juga kebutuhan mineral, terutama magnesium dan zat besi. Magnesium
dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dari jaringan lunak. Sedangkan zat besi
dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah dan sangat penting untuk pertumbuhan
metabolisme energi,disamping untuk meminimalkan peluang terjadinya anemia, kebutuhan
29
zat besi juga dua kali lipat dibandingkan saat hamil Ada beberapa vitamin yang
dibutuhkan selama kehamilan seperti :

1.Asam folat dan Vitamin B12 (Sinokobalamin) yang berfungsi untuk mencegah anemia
megaloblastik serta mengurangi resiko defek tabung neural jika dikonsumsi sebelum dan
selama 6 minggu kehamian.
2.Vitamin B6 (Prtdoksin) yang penting untuk pembuatan asam amino dalam tubuh serta
untuk mengurangi keluhan mual-mual pada ibu hamil.
3.Vitamin C (Asam Askorbat), jika kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan keracunan
kehamilan, ketuban pecah dini (KPD). Vitamin C berguna untuk mencegah terjadinya ruptur
membran, sebagai bahan semen jaringan ikat dan pembuluh darah serta kebutuhan yang
diperlukan 10 mg/harilebih tinggi dari ibu tidak hamil.
4.Vitamin A yang berfungsi untuk pertumbuhan sel jaringan, pertumbuhan gigi, dan
pertumbuhan tulang, penting untuk mata, kulit, rambut serta mencegah kelainan bawaan.
Bila kelebihan dapat mngakibatkan cacat tulang wajah, kepala dan otak serta jantung.
Kebutuhan yang diperlukan 200 RE/hari lebih tinggi dari pada ibu tidak hamil.
5.Vitamin D selama kehamilan dapat mencegah hipokalsemia, membantu penyerapan
kalsium dan fosfor serta mineralisasi tulang dan gigi. Banyak terdapat pada kuning telur dan
susu.
6.Vitamin E yang berfungsi pada pertumbuhan sel dan jaringan dan integrasi sel darah
merah, dan dianjurkan mengkonsumsi melebihi 2 mg/hari.
7.Vitamin K bila kekurangan dapat mengakibatkan gangguan pendarahan pada bayi.
8.Kalsium (Ca) sebagian besar digunakan untuk perkembangan tulang dan janin yang
banyak terdapat pada produk susu, ikan ,kacang-kacangan, tahu, tempe dan sayuran berdaun
hijau dengan jumlah konsumsi yang dianjurkanpada ibu hamil sebanyak 900-1200 mg/hari.
9.Fosfor berfunggsi pada pembentukan rangka dan gigi janin serta kenaikan metabolisme
kalsium ibu.
10.Zat besi (Fe) diperlukan untuk mencegah terjadinya anemia.
11.Seng (Zn) kadar Zn yang dibutuuhkan pada ibu hamil sebanyak 20 mg/hari.
12.Fluor dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi, bila kurang dari kebutuhan gigi
tidak terbentuk sempurna dan jika berlebih warna dan struktur gigi tidak normal.
13.Yodium dapat mengakibatkan kretinisme,jika kekurangan terjadi kemudian perumbuhan
anak akan terhambat dan dibutuhkan sebanyak 25 ug/hari.
14. Natrium memegang peranan penting dalam metabolisme air dan bersifat mengikat cairan
dalam jaringan sehingga mempengaruhi keseimbangan cairan pada ibu hamil. natrium pada
ibu hamil bertambah sekitar 3,3 gr/minggu sehingga ibu hamil cenderung menderita edema.

STATUS GIZI IBU HAMIL

Menurut UU Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan BAB V Upaya
Keseh atau Pasal 20 ayat 2 menyebutkan “ Status gizi ialah tingkat kecukupan gizi seseorang
yang sesuai dengan jenis kelamin dan umur. “
Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin sebesar 40 persen sedangkan 60 persen untuk
memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka
kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang
dikandungnya. Kecukupan gizi selama hamil dapat dipantau melalui parameter keadaan
kesehatan ibu dan berat lahir janin. Meskipun baku penilaian status gizi wanita yang tidak
hamil tidak dapat diaplikasikan pada wanita hamil, perubahan fisiologi selama hamil dapat
digunakan sebagai petunjuk. Berat badan rendah sebelum konsepsi serta pertambahan berat
30
yang tidak adekuat merupakan penilaian langsung yang dapat digunakan untuk
memperkirakan laju pertumbuhan janin. Kecukupan gizi selama kehamilan digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janinnya maupun aktifitas dari ibu.

MAKANAN YG HARUS DIPERHATIKAN BUMIL

Untuk menjaga keseimbangan gizi pada ibu hamil dalam mengatur asupan atau menu
makanan ada hal-hal yang perlu di perhatikan selama hamil misalnya :
1. Menghindari mengkonsumsi makanan kaleng, makanan manis yang berlebihan, serta
makanan yang sudah tidak segar.
2. Ibu hamil sebaiknya makan dengan teratur untuk menjaga tubuh agar janin yang ada dalam
kandung bisa menyerap makanan dari ibunya dengan baik.
3. Hidangan yang tersusun dari bahan makanan bergizi.
4. Mengunakan anekaragam makanan yang mengandaug banyak nutrisi dengan membeli dan
memilih makanan yang segar dan bergizi
5. Mengurangi bahan makanan yang banyak mengandung gas seperti sawi, kol, kubis dan
lain-lain.
6. Menghindari merokok dan minum-minuman keras seperti alkohol dan lain-lain.

TANDA-TANDA KECUKUPAN GIZI PADA BUMIL

Menurut Nadesul, 2004 untuk melihat apakah seorang ibu hamil gizi nya tercukupi atau tidak
dapat dilihat beberapa tanda-tanda diantaranya :
1.Berat badan normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh.
2.Postur tegak, tungkai dan lengan lurus.
3.Pencernaan nafsu makan baik.
4.Jantung detak dan irama normal, tekanan darah normal sesuai dengan usia.
5.Otot kenyal, kuat, sedikit lemak dibawah kulit.
6.Syaraf perhatian baik, tidak mudah tersinggung, refleks normal serta mental stabil.
7.Vitalitas umum, ketahanan baik, energik, cukup tidur dan penuh semangat.
8.Tungkai kaki tidak bengkak, normal.
9.Keadaan umum Responsive dan gesit.
10.Rambut menkilat, kuat, tidak mudah rontok, kulit kepala normal.
11.Kulit licin, lembab dan segar.
12.Muka dan leher warna sama, licin, tampak sehat, segar.
13.Bibir licin, lembab, tidak pucat, tidak bengkak.
14.Mulut tidak ada luka, selaput merah.
15.Gusi merah normal, tidak ada pendarahan.
16.Lidah merah normal, licin tidak ada luka.
17.Gigi tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat, bersih, tidak ada pendarahan, lurus dagu
normal.
18.Mata bersinar, bersih, konjungttiva tidak pucat, tidak ada pendarahan.
19.Kelenjar tidak ada pendarahan dan pembesaran.
20.Kuku keras dan kemerahan.

DAMPAK KEKURANGAN GIZI PADA BUMIL

Apabila gizi serta nutrisi tidak atau kurang terpenuhi selama masa kehamilan, maka akan
mengakibatkan beberapa dampak yang nantinya akan terjadi baik itu terhadap ibu itu sendiri
atau dampak terhadap janinnya.
31
1. Terhadap ibu

Anemia gizi besi Kekurangn zat besi banyak terdapat di Indonesia sehingga ibu hamil di
anjurkan agar mengkonsumsi tambahan zat besi atau makan yang mengandung zat besi
seperti hati ayam dan lain-lain. -

a. Kenaikan berat badan yang rendah selama hamil Di negara maju rata-rata kenaikan
berat badan selama hamil 12-14 kg. Bila ibu hamil kurang gizi kenaikan berat badan
hanya 7-8 kg yang bisa berakibat melahirkan bayi BBLR. Tetapi, bedasarkan
perkembangan terkini juga disampaikan bahwa ternyata penambahan berat badan
selama kehamilan tidak terlalu mempengaruhi berat badan janin, karena ada kalanya
ibu yang penambahan berat badannya cukup ternyata berat badan janinnya masih
berkurang dan ada juga ibu yang penambahan berat badannya kurang selama
kehamilan tetapi janinnya sesuai.

b. Ngidam dan mual muntah selama kehamilan (hiperemisis garvidarum) Hipermisis


Garvidarum meruupakan komplikasi dari kehamilan yang menyebabkan mual dan
muntah yang terjadi secara terus menerus sehingga menggangu kehidupan sehari-hari
dan menimbulkan kekurangan cairan, Ini juga bisa menyebabkan ibu pingsan dan
lemah sehingga memerlukan penangan yang khusus. Namun, biasanya emisis hanya
terjadi pada awal-awal kehamilan saat kebutuhan gizi janin belum terlalau besar.
2.Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap persalinan dapat mengakibatkan proses persalian sulit dan
lama, persalinan sebelum waktunya, perdarahan setelah persalinan serta persalinan dengan
operasi cenderung emningkat.
3.Terhadap Janin
Kekurangan gizi selama masa kehamilah dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan
dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, serta berat badan bayi lahir rendah.

Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia dari Bayi sampai Lanjut Usia

Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak bayi dalam rahim ibu sampai lanjut usia
melalui beberapa tahapan berikut ini. 1) Masa fetus, yaitu sejak terbentuk zigot sampai bayi
dalam rahim ibu. 2) Masa balita yaitu sejak bayi lahir sampai anak-anak umur 5 tahun. 3)
Masa anak-anak sekitar umur 5 tahun sampai 10 tahun. 4) Masa remaja sekitar umur 10 tahun
sampai 17 tahun. 5) Masa dewasa sekitar umur 17 tahun sampai 20 tahun ke atas. 6) Masa tua
sekitar umur 50 tahun ke atas

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

a) adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembanangan tertentu,


b) adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu sendiri,
c) adanya tuntutan kultural masyarakat.

32
PRINSIP PERKEMBANGAN

Menurut Hurlock (1991), prinsip-prinsip ini merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan
perkembangan yang dialami oleh seorang anak, prinsip tersebut adalah :

a. Adanya perubahan.
b. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya.
Lingkungan tempat anak menghabiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat
terhadap kemampuan bawaan mereka.terdapat 4 bukti yang membenarkan pendapat ini,
yaitu:
 Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembanga
anak
 Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ini tentunya akan berpengaruh
sepanjang hidup dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak
 Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah
 Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorng anak
untuk mengadakan perubahan bagi dirinya.
c. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
d. Pola perkembangan dapat diramalkan
Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu perkembangan
yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki. Hal ini berarti bahwa kemajuan dalam
struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki.
Hukum yang kedua adalah proxmodistal yaitu perkembangan dari yang dekat ke yang jauh.
Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh ketrampilan lengan terlebih
dahulu.
e. Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan
Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari satu tahap menuju tahap
berikutnya.
f. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan
Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang
berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap
perkembangan seorang anak.
g. Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial
Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung
bahaya yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Diantara hal yang dapat menjadi
bahaya adalah lingkungan dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan
terganggunya penyesuaian fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola perkembangan
anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Dan dapat
dikatakanbahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau
ketidakmatangan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia

Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut Papalia et al. (2007)


dalam buku Human Development adalah:
a. Keturunan (nature), yaitu sifat bawaan dari orang tua biologis, misalnya kecerdasan
dan watak.
b. Lingkungan (nurture), yaitu tempat dan kondisi sosial di mana individu tumbuh
dan berkembang.
33
c. Kematangan, kesiapan individu untuk menguasai ketrampilan baru, misalnya
kematangan otak dan tubuh pada fase anak-anak awal, sehinggga mempunyai kemampuan
untuk berjalan dan berbicara. Karakteristik diri dan pengalaman sangat berperan dalam
beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal.

d. Keluarga (cara mendidik, perhatian dan memperlakukan anak)


e. Status sosial dan ekonomi (penghasilan, pendidikan, dan pekerjaan, kemiskinan)
f. Budaya (adat, tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, bahasa, perilaku modeling dari orang
tua)
g. Ras/suku (leluhur, bangsa, agama, bahasa, yang membentuk identitas diri).

PERIODE ATAU FASE PERKEMBANGAN MANUSIA

1. Periodisasi yang berdasar biologis


Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan kepada keadaan
atau proses biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan
jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase kedua
dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin. Fase-
fase tersebut yaitu; a) Fase anak kecil: 0 – 6 th, b) Fase anak sekolah: 7 – 14 th yaitu masa
mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin, dan c) Fase remaja: 14 – 21 th.
2. Periodisasi yang berdasar psikologis.

Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini kepada keadaan psikologis adalah
Oswald Kroch. Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan (trotz)sebagai dasar pembagian
masa-masa psikologi perkembangan, karena beliau yakin bahwa masa kegoncangan inilah
yang merupakan keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa
perkembangannya. Fase-fase tersebut yaitu: a) dari lahir sampai masa “trotz”( kegoncangan)
pertama: kanak-kanak awal, b) trotz pertama sampai trotz kedua: masa bersekolah,
c) trotz kedua sampai akhir remaja: masa kematangan.

3. Periodisasi yang berdasar didaktis


Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A.
Tilker, PhD dalam Developmental Psycology to day(1975) dan Elizabeth B. Hurlock
dalamDevelopmental Psycology(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup
manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi
sampai mati dengan pembagian periodisasinya.Berikut periodisasi berdasarkan didaktis
menurut Elizabeth B. Hurlock:
1. Masa sebelum lahir (pranatal): 9 bulan
2. Masa bayi baru lahir (new born): 0-2 minggu
3. Masa bayi (babyhood): 2 minggu- 2 th
4. Masa kanak-kanak awal (early childhood):2-6 th
5. Masa kanak-kanak akhir (later chilhood): 6-12 th
6. Masa puber (puberty) 11/12 – 15/16 th
7. Masa remaja ( adolesence) : 15/16 – 21 th
8. Masa dewasa awal (early adulthood) : 21-40 th
9. Masa dewasa madya(middle adulthood): 40-60 th
10. Masa usia lanjut (later adulthood) : 60-…..
34
11.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai klasifikasi periode/fase perkembangan
manusia yang paling luas digunakan:

 Periode prakelahiran (prenatal period), ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran.
Periode ini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga
menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang
dihasilkan kira-kira dalam periode 9 bulan.
 Masa bayi (infacy), ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran
hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang
dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti
bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial.
 Masa awal anak-anak (early chidhood), yaitu periode pekembangan yang merentang
dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan
periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan
menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah
(mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam
untuk bermain dengan teman-teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah
dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak-anak.
 Masa pertengahan dan akhir anak-anak (middle and late childhood), ialah periode
perkembangan yang merentang dari usia kira-kira enam hingga sebelas tahun, yang
kira-kira setara dengan tahun-tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut
dengan tahun-tahun sekolah dasar. Keterampilan-keterampilan fundamental seperti
membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan
dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih
sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat.
 Masa remaja (adolescence), ialah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak
hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan
berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan
fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan
bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada,
perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini,
pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis,
abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
 Masa awal dewasa (early adulthood), ialah periode perkembangan yang bermula pada
akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada
usia tiga puluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan
ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan
pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan
mengasuh anak anak.
 Masa pertengahan dewasa (middle adulthood), ialah periode perkembangan yang
bermula pada usia kira-kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enam
puluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab
pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang
berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
 Masa akhir dewasa (late adulthood), ialah periode perkembangan yang bermula pada
usia enam puluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah
masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali
kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.
35
FASE PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL MANUSIA DARI MASA ANAK
HINGGA REMAJA

Fase psikoseksual yaitu tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan fungsi seksual


yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis individu tersebut. Tiap individu akan
mengalami fase/tahap psikoseksual dalam tiap tahap perkembangan umurnya (0-18 tahun).
Bila individu tersebut gagal melewati suatu masa yang harus dilaluinya sesuai dengan tahap
perkembangannya maka akan terjadi gangguan pada diri orang tersebut. Fase-fase tersebut
adalah:

1. Fase oral/mulut (0-18 bulan)

Yaitu fase pertama yang harus dilalui oleh seorang anak sejak dilahirkan. Pada bulan-
bulan pertama kehidupan, Pada mulanya bayi tidak dapat membedakan antara bibirnya
dengan puting susu ibunya, yaitu asosiasi antara rasa kenyang dengan pemberian ASI. Bayi
hanya sadar akan kebutuhannya sendiri dan pada waktu menunggu terpenuhi kebutuhannya,
bayi menjadi frustasi dan baru sadar akan adanya obyek pemuas pada waktu kebutuhannya
terpenuhi. Inilah pengalaman pertama kesadaran akan adanya obyek diluar dirinya. Jadi
kelaparan menuntutnya untuk mengenal dunia luar. Reaksi primitif pertama terhadap obyek
yaitu bayi berusaha memasukkan semua benda yang dipegangnya ke mulut. Bayi merasa
bahwa mulut adalah tempat pemuasan (oral gratification). Rasa lapar dan haus terpenuhi
dengan menghisap puting susu ibunya. Kebutuhan-kebutuhan, persepsi-persepsi dan cara
ekspresi bayi secara primer dipusatkan di mulut, bibir, lidah dan organ lain yang berhubungan
dengan daerah mulut. Dorongan oral terdiri dari 2 komponen yaitu dorongan libido dan
dorongan agresif. Dorongan libido yaitu dorongan seksual pada anak, yang berbeda dengan
libido pada orang dewasa. Dorongan libido merupakan dorongan primer dalam kehidupan
yang merupakan sumber energi dari ego dalam mengadakan hubungan dengan lingkungan,
sehingga memungkinkan pertumbuhan ego. Ketegangan oral akan membawa pada pencarian
kepuasan oral yang ditandai dengan diamnya bayi pada akhir menyusui. Sedangkan dorongan
agresif dapat terlihat dalam perilaku menggigit, mengunyah, meludah, dan menangis. Pada
fase oral ini, peran Ibu penting untuk memberikan kasih sayang dengan memenuhi kebutuhan
bayi secepatnya. Jika semua kebutuhannya terpenuhi, bayi akan merasa aman, percaya pada
dunia luar. Hal ini merupakan dasar perkembangan selanjutnya dalam berhubungan dengan
dunia luar. Jika pada fase oral ini bayi merasakan kekecewaan yang mendalam, hal ini akan
mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Pada waktu dewasa akan mengalami gangguan
tingkah laku seksual misalnya kepribadian oral sadistik yang dimanifestasikan dalam
penyimpangan seksual sadisme, yaitu kepuasan seks yang dicapai bila didahului atau disertai
tindakan yang menyakitkan. Sebaliknya, bila bayi mendapat kepuasan yang berlebihan maka
dalam perkembangan selanjutnya dapat menjadi sangat optimis, narsistik (cinta diri sendiri),
dan selalu menuntut.

2.Fase Anal (1 1/2 -3 tahun)

Fase ini ditandai dengan matangnya syaraf-syaraf otot sfingter anus sehingga anak
mulai dapat mengendalikan beraknya. Pada fase ini kepuasan dan kenikmatan anak terletak
pada anus. Kenikmatan didapatkan pada waktu menahan berak. Kenikmatan lenyap setelah
36
berak selesai. Jika kenikmatan yang sebenarnya diperoleh anak dalam fase ini ternyata
diganggu oleh orangtuanya dengan mengatakan bahwa hasil produksinya kotor, jijik dan
sebagainya, bahkan jika disertai dengan kemarahan atau bahkan ancaman yang dapat
menimbulkan kecemasan, maka hal ini dapat mengganggu perkembangan kepribadian anak.
Dimana pada perkembangan seksualitas dewasa anak merasa jijik (kotor) terhadap alat
kelaminnya sendiri dan tidak dapat menikmati hubungan seksual dengan partner-nya. Oleh
karena itu sikap orangtua yang benar yaitu mengusahakan agar anak merasa bahwa alat
kelamin dan anus serta kotoran yang dikeluarkannya adalah sesuatu yang biasa (wajar) dan
bukan sesuatu yang menjijikkan. Hal ini penting, karena akan mempengaruhi pandangannya
terhadap seks nantinya. Jika terjadi hambatan pada fase anal, anak dapat mengembangkan
sifat-sifat tidak konsisten, kerapian, keras kepala, kesengajaan, kekikiran yang merupakan
karakter anal yang berasal dari sisa-sisa fungsi anal. Jika pertahanan terhadap sifat-sifat anal
kurang efektif, karakter anal menjadi ambivalensi (ragu-ragu) berlebihan, kurang rapi, suka
menentang, kasar dan cenderung sadomsokistik (dorongan untuk menyakiti dan disakiti).
Karakter anal yang khas terlihat pada penderita obsesif kompulsif. Penyelesaian fase anal
yang berhasil, menyiapkan dasar untuk perkembangan kemandirian, kebebasan, kemampuan
untuk menentukan perilaku sendiri tanpa rasa malu dan ragu-ragu, kemampuan untuk
menginginkan kerjasama yang baik tanpa perasaan rendah diri.

3.Fase Uretral

Pada fase ini merupakan perpindahan dari fase anal ke fase phallus. Erotik uretral
mengacu pada kenikmatan dalam pengeluaran dan penahanan air seni seperti pada fase anal.
Jika fase uretral tidak dapat diselesaikan dengan baik, anak akan mengembangkan sifat
uretral yang menonjol yaitu persaingan dan ambisi sebagai akibat timbulnya rasa malu karena
kehilangan kontrol terhadap uretra. Jika fase ini dapat diselesaikan dengan baik, maka anak
akan mengembangkan persaingan sehat, yang menimbulkan rasa bangga akan kemampuan
diri. Anak laki-laki meniru dan membandingkan dengan ayahnya. Penyelesaian konflik uretra
merupakan awal dari identitas gender dan identifikasi selanjutnya.

4.Fase Phallus (3-5 tahun)

Pada fase ini anak mulai mengerti bahwa kelaminnya berbeda dengan kakak, adik atau
temannya. Anak mulai merasakan bahwa kelaminnya merupakan tempat yang memberikan
kenikmatan ketika ia mempermainkan bagian tersebut. Tetapi orangtua sering marah bahkan
mengeluarkan ancaman bila melihat anaknya memegang atau mempermainkan kelaminnya.
Pada fase ini, anak laki-laki dapat timbul rasa takut bahwa penisnya akan dipotong (dikebiri).
Ketakutan yang berlebihan tersebut dapat menjadi dasar penyebab gangguan seksual seperti
impotensi primer dan homoseksual. Pada fase ini muncul rasa erotik anak terhadap orangtua
dari jenis kelamin yang berbeda. Rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
seks tampak dalam tingkah laku anak, misalnya membuka rok ibunya, meraba buah dada atau
alat kelamin orangtuanya. Daya erotik anak laki-laki terhadap ibunya, disertai rasa cemburu
terhadap ayahnya, dan keinginan untuk mengganti posisi ayah disamping ibu, disebut
‘kompleks Oedipus’. Untuk anak wanita disebut ‘kompleks Elektra’. Kompleks elektra
biasanya disertai rasa rendah diri karena tidak mempunyai kelamin seperti anak laki-laki dan
merasa takut jika terjadi kerusakan pada alat kelaminnya. Bila kompleks oedipus/elektra tidak
dapat diselesaikan dengan baik, dapat menyebabkan gangguan emosi pada kemudian hari.

5.Fase Latensi (5/6 tahun-11/13 tahun)


37
Pada fase ini semua aktifitas dan fantasi seksual seakan-akan tertekan, karena
perhatian anak lebih tertuju pada hal-hal di luar rumah. Tetapi keingin-tahuan tentang
seksualitas tetap berlanjut. Dari teman-teman sejenisnya anak-anak juga menerima informasi
tentang seksualitas yang sering menyesatkan. Keterbukaan dengan orangtua dapat
meluruskan informasi yang salah dan menyesatkan itu. Pada fase ini dapat terjadi gangguan
hubungan homoseksual pada laki-laki maupun wanita. Kegagalan dalam fase ini
mengakibatkan kurang berkembangnya kontrol diri sehingga anak gagal mengalihkan
energinya secara efisien pada minat belajar dan pengembangan ketrampilan.

6.Fase Genital (11/13 tahun-18 tahun)

Pada fase ini, proses perkembangan psikoseksual mencapai “titik akhir”. Organ-organ
seksual mulai aktif sejalan denga mulai berfungsinya hormon-hormon seksual, sehingga pada
saat ini terjadi perubahan fisik dan psikis. Secara fisik, perubahan yang paling nyata adalah
pertumbuhan tulang dan perkembangan organ seks serta tanda-tanda seks sekunder. Remaja
putri mencapai kecepatan pertumbuhan maksimal pada usia sekitar 12-13 tahun, sedangkan
remaja putra sekitar 14-15 tahun. Akibat perbedaan waktu ini, biasanya para gadis tampak
lebih tinggi daripada anak laki-laki seusia pada periode umur 11-14 tahun Perkembangan
tanda seksual sekunder pada gadis adalah pertumbuhan payudara, tumbuhnya rambut pubes
dan terjadinya menstruasi, pantat mulai membesar, pinggang ramping dan suara feminin.
Sedangkan pada anak laki-laki terlihat buah pelir dan penis mulai membesar, tumbuhnya
rambut pubes, rambut kumis, suara mulai membesar. Terjadi mimpi basah, yaitu keluarnya air
mani ketika tidur (mimpi basah). Bersamaan dengan perkembangan itu, muncullah
gelombang nafsu birahi baik pada laki-laki maupun wanita. Secara psikis, remaja mulai
mengalami rasa cinta dan tertarik pada lawan jenisnya. Kegagalan dalam fase ini
mengakibatkan kekacauan identitas. Itulah fase-fase psikoseksesual yang harus dialami oleh
tiap-tiap individu. Dengan mengetahui akibat-akibat yang ditimbulkan bila gagal ataupun
berhasil dalam melewati tiap fase, maka hendaknya orangtua dan para pendidik dapat
mengambil manfaatnya, sehingga kita dapat memberikan kesehatan mental putra-putri kita
sedini mungkin.

TUGAPERKEMBANGAN MANUSIA

Tahapan perkembangan manusia mempunyai 3 aspek/dimensi tahapan


perkembangan, yaitu perkembangan fisik, perkembangan kognisi dan perkembangan
psikososial. Perkembangan fisik terdiri dari pertumbuhan fisik dan otak, kapasitas sensori,
ketrampilan motorik dan perkembangan kesehatan. Sedangkan untuk perkembangan kognisi
adalah berupa perubahan dalam kemampuan mental, contohya pembelajaran, perhatian,
memori, bahasa, pemikiran, penalaran dan kreatifitas. Untuk perkembangan psikososial
perubahan dalam emosi, kepribadian, dan hubungan sosial.

Ada lima tahapan perkembangan yang dilalui dan masih diingat oleh subyek, yaitu
masa toddler, masa anak awal, masa anak petengahan,masa remaja dan masa dewasa awal.
1. Bayi dan Toodler
Bayi Pada tahapan ini dialami seorang individu dimulai pada saat bayi sampai
mencapai umur 3 tahun. Perkembangan fisik meliputi beroperasinya semua sistem rasa dan
tubuh dengan tingkatan yang bervariasi, perkembangan otak yang kompleks dan tingginya
pengaruh lingkungan, pertumbuhan dan perkembangan fisik (ketrampilan) berlangsung

38
dengan cepat. Perkembangan kognitif meliputi kemampuan untuk belajar dan mengingat
peristiwa yang saat ini terjadi, pengunaan simbol dan kemampuan untuk memecahkan
masalah diakhir tahun ke-2, dan berkembangnya pemahaman dan bahasa dengan cepat.
Perkembangan psikososial meliputi terbentuk hubungan kelekatan dengan orang
tua,caregiver dan orang lain dengan kuat, berkembangnya sistem kewaspadaan diri, adanya
perubahan dari ketergantungan menjadi mandiri. Meningkatkan ketertarikan dengan anak-
anak yang lain yang seumuran (Papalia et al, 2007).

2. Anak-Anak Awal (Early Childhood)


Rentang umur dalam tahap ini adalah 3-6 tahun. Perkembangan fisik meliputi
mengalami pertumbuhan fisik yang stabil, penampilan fisik menjadi lebih ramping dan
proporsional seperti orang dewasa, biasanya terjadi berkurangnya nafsu makan dan kurang
tidur, meningkatnya ketrampilan dan kekuatan gerakan. Perkembangan kognitif meliputi
pemahaman mengenai perspektif orang lain berkembang, ketidakmatangan kognitif karena
memiliki beberapa ide yang tidak logis mengenai dunia, berkembangnya memori dan bahasa,
kecerdasan dapat diprediksi, mempunyai pengalaman belajar di preschooldankindergarten.
Perkembangan psikososial meliputi konsep diri dan pemahaman emosi menjadi lebih
kompleks, meningkatnya kemandirian, inisiatif, dan kontrol diri, berkembangnya identitas
gender, permainan menjadi lebih imajinatif, elaboratif dan melibatkan orang lain (sosial),
berkembangnya sifat menolong, agresif dan ketakutan (Papalia et al, 2007).

3. Anak-Anak Pertengahan (Middle Childhood)


Tahapan ini dialami individu dimulai dari umur 6 sampai 11 tahun. Perkembangan
fisik meliputi pertumbuhan fisik lambat, meningkatnya kekuatan dan ketrampilan atletis,
mengalami masalah pada sistem pernafasan, tetapi umumnya kesehatan lebih baik di rentang
kehidupan. Perkembangan kognitif meliputi menurunnya egosentris, anak mulai
berfikir secara logis, tapi nyata, meningkatkan kemampuan memori dan bahasa, memasuki
sekolah dasar, karena secara kognitif mengizinkan. Perkembangan psikososial meliputi
konsep diri lebih kompleks, yang mempengaruhi sistem perhargaan dirinya, kontrol yang
berubah dari orang tua ke anak (agak kurang diperhatikan kebutuhannya), pentingnya
hubungan dengan teman sebaya. (Papalia et al, 2007)

4. Remaja (Adolescence)
Tahapan perkembangan ini dimulai sejak individu berumur 11 tahun sampai 20
tahun.Perkembangan fisik meliputi perubahan fisik dengan cepat, terjadinya kematangan alat
reproduksi, meningkatnya gangguan makan (eating disorder) dan pengunaan narkoba dan
obat-obatan terlarang dalam rangka pencapaian identitas diri. Perkembangan
kognitif meliputi kemampuan berfikir abstrak, dan berkembangnya pengunaan alasan yang
ilmiah, ketidakdewasaan berfikir dalam beberapa perilaku dan kebiasaan, pendidikan
difokuskan untuk persiapan ke pendidikan yang lebih tinggi dan universitas. Perkembangan
psikososial meliputi pencarian identitas termasuk identitas seksual, hubungan dengan orang
tua baik, pergaulan dengan teman sebaya berdampak positif atau negatif. (Papalia et al, 2007)

5. Dewasa Awal (Young Adulthood)


Dewasa awal ini merupakan masa transisi masa remaja menuju dewasa.Masa ini
disebut dengan masa muda (Kenniston dalam Santrock, 1995). Transisi ini ditunjukan dengan
kemandirian ekonomi dan kemandirian membuat keputusan (karir, nilai-nilai, keluarga,
hubungan, dan gaya hidup) dan merupakan transisi dari sekolah menengah menuju
universitas. Tahapan perkembangan ini dimulai ketika individu berumur 20 tahun sampai 40
tahun (Papalia et al, 2007).
39
Di masa ini, pemuda berada di puncak kesehatan, kekuatan, energi dan daya tahan,
serta dipuncak fungsi sensoris dan motoris, semua fungsi tubuh berkembang sempurna,
ketajaman visual, intensitas rasa, bau, sensitif terhadap rasa sakit dan temperatur. Dan akan
mengalami penurunan pada usia 45 tahun (Santrock, 1995).

6. Tahap Dewasa (Middle Adulthood): Usia 35 hingga 55 atau


65 tahun

Masa ini dianggap penting karena dalam periode inilah individu cenderung penuh
dengan pekerjaan yang kreatif dan bermakna, serta berbagai permasalahan di seputar
keluarga. Selain itu adalah masa “berwenang” yang diidamkan sejak lama.
Tugas yang penting di sini adalah mengejawantahkan budaya dan meneruskan nilai
budaya pada keluarga (membentuk karakter anak) serta memantapkan lingkungan yang stabil.
Kekuatan timbul melalui perhatian orang lain, dan karya yang memberikan sumbangan pada
kebaikan masyarakat, yang disebut dengan generativitas.
Ada kehidupan yang berubah drastic, individu harus menetapkan makna dan tujuan
hidup yang baru. Bila tidak berhasil di stage ini, timbullah self-absorpsi atau stagnasi. Yang
memainkan peranan di sini adalh komunitas dan keluarga.
7. Tahap Dewasa Akhir (Late Adulthood): Usia 55 atau 65 tahun
hingga mati
Orang berusia lanjut yang bisa melihat kembali masa-masa yang telah dilaluinya
dengan bahagia, merasa tercukupi, dan merasa telah memberikan kontribusi pada kehidupan,
ia akan merasakan integritas. Kebijaksanaannya yang tumbuh menerima keluasan dunia dan
menjelang kematian sebagai kelengkapan kehidupan.

CIRI PERTUMBUHAN SERTA PERKEMBANGAN FISIK

a. Ciri organ reproduksi primer manusia


Di masa ini, organ kelamin manusia remaja telah mampu memproduksi sel-sel kelamin. Pada
pria akan menghasilkan sperma pada organ testis, sedangkan pada wanita biasanya akan
menghasilkan sel telur pada indung telur (ovarium). Perkembangan dari organ reproduksi ini
mulai berfungsi. Pada masa manusia remaja pria, biasanya akan ditandai dengan pertama kali
mengalami “mimpi basah” atau proses dimana sperma/air mani keluar di saat tidur.
Sedangkan pada wanita umumnya ditandai dengan proses menstruasi untuk yang pertama
kali.

b. Ciri organ reproduksi sekunder manusia


Pada masa manusia remaja pria, pubertas ini biasanya ditandai oleh ciri-ciri dari
kelamin/reproduksi sekunder seperti berikut ini:

 Munculnya jakun.
 Terjadi perubahan suara yang biasanya menjadi lebih besar serta berat.
 Tumbuhnya kumis maupun jenggot.
 Tumbuhnya rambut pada dada, kaki, ketiak, serta sekitar organ kelamin.
 Mulai terlihat otot-otot yang berkembang menjadi lebih besar serta menonjol.

40
 Bahu atau pundak melebar melebihi bagian pinggul.
 Perubahan pada jaringan kulit menjadi lebih kasar serta bagian pori-pori tampak
membesar.
 Munculnya jerawat pada area wajah.

Pada masa manusia masa remaja wanita, masa pubertas ini juga ditandai oleh ciri reproduksi
sekunder berikut ini:

 Ukuran organ payudara mulai besar dan bagian puting dari susu mulai timbul.
 Bagian pinggul mulai melebar.
 Tumbuhnya rambut di ketiak serta sekitar organ kelamin.
 Suara akan lebih nyaring.
 Munculnya jerawat di area wajah.

CIRI PERTUMBUHAN SERTA PERKEMBANGAN SECARA PSIKIS MANUSIA

Selain adanya perubahan yang terjadi secara fisik, pada saat masa pubertas ini manusia
remaja juga akan mengalami perubahan secara hormonal yang bisa mempengaruhi kondisi
dari psikologis serta tingkah laku. Ciri manusia remaja saat masa pubertas dari segi psikis
adalah:

a.Pencarianidentitasdiri
Dalam usaha untuk mencari identitas diri ini, manusia masa remaja sering sekali menentang
kemapanan dikarenakan merasa terbelenggu kebebasannya. Meskipun dari cara berpikir yang
belum dewasa, perkembangan pada seorang manusia di masa remaja ini tidak mau lagi
dikatakan sebagai anak-anak. Remaja merupakan masa dimana manusia sering melakukan
suatu hal yang sifatnya coba-coba karena rasa keingin tahuan yang sangat besar.

b. Ketertarikan pada lawan jenis


Masa remaja adalah masa perkembangan yang terjadi pada masa manusia menuju dewasa.
Pada masa ini, seorang manusia remaja akan mulai merasakan ketertarikan dengan lawan
jenisnya.

4. Pertumbuhan Manusia Masa Dewasa


Setelah akhir masa remaja, manusia mengalami masa dewasa. Pada masa ini pertumbuhan
manusia sudah sampai pada puncaknya. Pada manusia dewasa, kerja otaknya berfungsi amat
baik sehingga dapat memutuskan & melaksanakan pilihan terbaik dalam hidupnya.

5. Pertumbuhan Manusia Masa Lanjut Usia


Setelah itu usia manusia terus bertambah hingga memasuki masa manusia lanjut usia, yaitu
setelah melewati usia 50 tahun. Pada masa ini merupakan masa akhir dari perkembangan
seorang manusia. Pada masa manusia lanjut usia atau masa tua manusia inilah kemampuan
organ-organ tubuh manusia mulai mengalami penurunan, gerakan mulai lebih lambat & lebih
mudah lelah. Pada masa ini seorang manusia wanita akan mengalami menopause
(berhentinya menstruasi) & sudah tidak dapat melahirkan.

41
PENJELASAN PROSES KEHAMILAN TAHAP DEMI TAHAP

Proses kehamilan: ovulasi, pembuahan, implantasi

Proses kehamilan dimulai saat terjadinya konsepsi (pembuahan), sebelum konsepsi terjadi
ada hal-hal yang terjadi pada tubuh wanita, yaitu:

1. Ovulasi

Ovulasi terjadi ketika sel telur (ovum) keluar dari sarangnya (ovarium=indung telur), di mana
di dalam ovarium terdapat kantung-kantung (folikel) yang berisi cairan dan sel telur, pada
suatu ketika folikel menjadi matang kemudian pecah maka keluarlah sel telur yang ada di
dalamnya tadi. Ovulasi ini normalnya terjadi setiap bulan sesuai siklus menstruasi dan rata-
rata terjadi sekitar dua minggu sebelum periode (siklus) menstruasi berikutnya.

2. Kenaikan Hormon

Setelah telur meninggalkan folikel, folikel berkembang menjadi sesuatu yang disebut korpus
luteum. Korpus luteum melepaskan hormon yang membantu menebalkan lapisan rahim,
untuk mempersiapkan ketika terjadi proses kehamilan nantinya.

3. Telur Berjalan ke Tuba Fallopi

Setelah telur dilepaskan, ia bergerak ke tuba falopi. Sel telur tinggal di sana selama sekitar 24
jam, menunggu sel sperma untuk membuahi. Semua ini terjadi, rata-rata sekitar dua minggu
setelah hari pertama menstruasi terakhir atau masa ini disebut juga dengan masa subur.

Telur memiliki hanya 12 sampai 24 jam sedangkan sperma bisa bertahan selama sekitar 72
jam pada saluran reproduksi wanita. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa masa subur wanita
itu lamanya 4 hari, yakni hari ke 12 - 16 dihitung dari hari pertama menstruasi.

4. Jika sel telur tidak dibuahi

Jika tidak ada sperma yang masuk untuk membuahi sel telur, maka tidak terjadi proses
kehamilan dan sel telur akan bergerak menuju rahim (uterus) kemudian hancur. Kadar
hormon yang dihasilkan korpus luteum tadi kembali normal sehingga lapisan rahim yang
menebal tadi menjadi luruh, inilah yang disebut dengan menstruasi atau haid.

5. Fertilisasi (pembuahan)

Jika salah satu sel sperma masuk ke tuba fallopi dan bertemu sel telur yang telah menanti,
maka terjadilah fertilisasi (pembuahan), proses kehamilan dimulai dari sini. Sel telur akan
mengubah dirinya sehingga tidak ada sperma lain bisa masuk (membuahi).

Pada saat pembuahan, gen bayi dan jenis kelaminnya ditetapkan pada saat itu juga. Jika yang
membuahi sperma yang berkromosom Y, maka jadi anak laki-laki. Jika yang membuahi
berkromosom X, maka jadi anak perempuan.

42
Proses kehamilan: ovulasi, pembuahan, implantasi

6. Implantasi

Telur yang telah dibuahi (zigot) tetap dalam Tuba Fallopi selama sekitar tiga sampai empat
hari, tetapi dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, zigot mulai membelah diri (zigot yang sudah
membelah disebut embrio) sangat cepat menjadi banyak sel. Embrio terus membelah ketika
bergerak perlahan-lahan melalui tuba falopi menuju rahim. Ketika sampai rahim embrio akan
menempel dan tertanam dalam dinding rahim yang sudah menebal (lahan subur), inilah yang
disebut implantasi (penanaman).

Beberapa wanita mengalami spotting atau sedikit bercak pendarahan selama satu atau dua
hari sekitar waktu implantasi. Lapisan rahim semakin tebal dan leher rahim disegel oleh plug
lendir sampai bayi lahir.

Dalam minggu pertama, hormon yang disebut human chorionic gonadotropin (hCG) dapat
ditemukan dalam darah. Hormon ini dibuat oleh sel-sel yang akhirnya menjadi plasenta.
Hormon beta-hCG inilah yang dideteksi pada test pack atau tes kehamilan. Human Chorionic
Gonadotrophin (hCG) adalah hormon kehamilan yang terdapat dalam darah dan dapat
terdeteksi pada urin. Jadi waktu yang tepat melakukan tes kehamilan yaitu paling cepat 3 - 4
minggu setelah hari pertama haid terakhir.

TAHAP PERTUMBUHAN SEBELUM KELAHIRAN

Dari proses pembuahan ini kemudian dihasilkan yang namanya zigot. Perkembangan zigot
menjadi embrio vertebrata mempunyai urutan tahapan sebagai berikut : (1) zigot, (2) fase
morulla, (3) fase blastula, (4) fase gastrula, (5) embrio/janin (callon individu baru).

a. Zigot

Zigot merupakan tahap embrionik yang dimulai setelah terjadi peleburan antara dua zat,
sperma dan ovum.
43
b. Morulla

Zigot kemudian membelah secara mitosis dan terus menerus. Pada fase ini pembelahan
mitosis yang terjadi hanya akan menambah jumlah sel tanpa diikuti oleh pertambahan massa
sel.

c. Blastulla

Dari fase morulla, pembelahan sel terus berlanjut sehingga terbentuk rongga sel (blastocoel)
yang berisis cairan. Fase ini disebut dengan blastulla.

d. Gastrulla

Sel-sel terus membelah. Lambat laun terbentuk dua kutub pembelahan, yaitu kutub animal
dan kutub vegetal. Sel-sel kutub animal lebih aktif membelah daripada kutub vegetal
sehingga terjadi lipatan ke arah dalam (invaginasi) yang akan membentuk jaringan embrional
ini akan membentuk 3 lapisan, yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan
lapisan dalam (endoderm).

e. Organogenesis

Tahapan selanjutnya, jaringan embrional akan mulai mengalami perubahan bentuk dan
terdeiferensiasi membentuk organ berdasarkan lapisannya.

 Lapisan luar (ektoderm) yang akan mengalami diferensiasi menjadi rangka, saraf, alat
indera.
 Lapisan tengah (mesoderm) yang kemudian mengalami diferensiasi menjadi rangka,
otot, alat-alat peredaran darah, ekskresi dan organ reproduksi.
 Lapisan dalam (endoderm) yang akan mengalami hal serupa menjadi alat-alat
pencernaan dan alat pernapasan.

PERKEMBANGAN JANIN SAMPAI HARI KELAHIRAN

Perkembangan janin Trimester pertama

Pada 2 minggu pertama kehamilan, hampir tidak ada yang terjadi jika tidak ada pembuahan.
Jika sperma bertemu dengan telur, proses pemupukan telah terjadi, ini semua telah berubah.
Pada titik ini, sel pemisah membentuk zigot.

 Perkembangan Janin usia 3 – 4 minggu

Pada minggu ketiga, zigot membagi sel dengan cepat, bergerak dari ovarium ke rahim akan
ada “implantasi”.Pada minggu keempat, bayinya disebut embrio, seukuran biji opium.Embrio
terdiri dari 3 lapisan yang berbeda:

 Lapisan atas adalah tabung saraf yang mulai tumbuh – inilah otak, sumsum tulang
belakang, sumsum tulang belakang dan saraf bayi kemudian.
 Lapisan tengah adalah sistem jantung dan peredaran darah.
 Berbaring di organ yang sama dengan usus, paru-paru, sistem saluran kemih, …

44
 Plasenta dan tali pusar tumbuh dan mulai berfungsi dengan baik – ini adalah untuk
memberi nutrisi, oksigen dan menghilangkan limbah ke janin.
 Tanda-tanda kehamilan akan muncul dan Anda mungkin menyadarinya dengan jelas.

 Perkembangan Janin usia 5 Minggu

Bayi itu seukuran biji wijen, sekitar 2,5 mm. Kehamilan dibagi ke dalam ruang yang berbeda.

Jejak saraf kecil dan tulang belakang terbentuk – sumsum tulang belakang di masa depan,
bersama dengan kepala yang menonjol – otak masa depan. Pembuluh darah mulai tumbuh
dengan cepat.

 Perkembangan Janin usia 6 minggu

Ukuran bayi sekarang sekitar 4mm, setara dengan miju-miju. Jantung bengkak, jantung bisa
mengalahkan 150 denyut per menit, menggandakan detak jantung Anda. Kepala membesar,
beberapa fitur wajah terbentuk: bintik hitam (lateral eyes), lubang kecil (lubang hidung) dan
gigi berlubang di kedua sisi (telinga). Otot dan tulang mulai berkembang, seiring dengan
kelenjar pituitari – yang menghasilkan hormon kemudian. Lengan dan kaki bayi Anda akan
terlihat seperti kuncup yang menonjol dari embrio.

 Perkembangan Janin usia 7 minggu

Ukuran bayi sekitar 1,25cm, setara dengan blueberry. Jari kaki akan muncul dan bisa
bergerak seperti dendeng. Sementara itu, hati akan menghasilkan sel darah sampai sumsum
tulang terbentuk dan mengambil alih peran ini. Telinga, gigi, mulut akan tumbuh sangat
cepat. Kulit bayi belum terbentuk, sehingga terlihat seperti selembar kertas transparan, organ
dan pembuluh darah yang terlihat. Ekor embrio menyusut.

 Perkembangan Janin usia 8 minggu

Bayi itu panjangnya sekitar 1,6 cm. Ekor embrio berangsur-angsur menghilang. Bagian
menjadi jelas dan bergerak ke arah yang benar. Neuron di otak bayi Anda sekarang akan
mulai bercabang dan terhubung satu sama lain – dimulai dengan senar saraf. Tangan, kaki
akan tampak lebih jelas. Mata dan kelopak mata menjadi lebih jelas, lebih menonjol. Lidah
terbentuk.

 Perkembangan Janin usia 9 minggu

Bayi panjangnya sekitar 2,3 cm, beratnya kurang dari 2g. Telinga, pergelangan tangan,
pergelangan kaki, dan mata individu akan terbentuk. Lengan mulai tumbuh lagi, jemari jari
kaki menjadi lebih jernih. Organ genital akan terbentuk dan berkembang. Plasenta
berkembang sangat cepat, berkinerja baik dalam fungsinya, dan juga menghasilkan hormon
yang dibutuhkan tubuh.

 Perkembangan janin 10 minggu

Kelopak mata mulai menutup, mereka tidak akan terbuka sampai minggu ke 26. Bayi
berangsur-angsur menyerupai sosok manusia, kini secara resmi menjadi janin. Ukuran dari
minggu ini akan diukur dari kepala sampai pantat. Minggu ke 10, bayi sekitar 3,1 cm,
45
beratnya kurang dari 4g. Pada titik ini, bayi secara aktif menelan cairan amnion dan
menggoyang-goyangkan lengan dan kakinya. Sampai saat ini, sebagian besar organ dalam
bayi: otak, paru-paru, usus, hati dan ginjal, terbentuk sempurna dan mulai berfungsi dengan
baik. Kepala masih cukup besar, sekitar 1/2 ukuran bodi. Kuku, jari kaki dan lapisan bawah
akan terbentuk. Saraf yang tumpah dari sumsum tulang belakang menjadi lebih terasa.

 Pembentukan janin berusia 11 minggu

Bayi panjangnya sekitar 4cm. Jari kaki dipisahkan, selaputnya perlahan menghilang. Bayi
terus menggoyang dan meregangkan kaki yang sangat aktif. Ekornya hampir lenyap sama
sekali.

 Perkembangan janin berusia 12 minggu

Bayi panjangnya sekitar 5,4 cm; Beratnya kurang dari 14g. Refleksi terbentuk dan
berlangsung cukup kuat. Misalnya, bayi Anda akan bereaksi – bergerak saat Anda menyentuh
perutnya. Jumlah neuron dan hubungan di antara keduanya meningkat secara dramatis. Mata
bergerak mendekat. Hati akan mulai menghasilkan empedu, dan ginjal akan mulai
memproduksi urine dan masuk ke dalam kandung kemih.

 Perkembangan janin 13 minggu

Saat ini bayinya sekitar 6,7 cm, beratnya hampir 23 g, setara dengan kacang polong.
Tindakan mengoceh bisa dilihat dengan jelas. Jika bayi perempuan, indung telur bayi
sekarang akan memiliki sekitar 2 juta telur, saat lahir dikurangi menjadi setengahnya.

Perkembangan janin Trimester ke 2 Kehamilan

 Janin usia 14 minggu

Saat ini bayinya sekitar 8 cm, beratnya 49g. Tubuh bayi tumbuh lebih cepat dan lebih
seimbang. Lipatan tipis dan halus dari tubuh, alis dan rambut mulai terbentuk. Beberapa
ekspresi wajah mungkin tampak lebih awal seperti mengerutkan kening, berkerut, dan
menyipitkan mata. Ginjal mulai memproduksi air kencing dan kehabisan cairan amnion di
sekitar tubuh bayi.

 Perkembangan janin berumur 15 minggu

Minggu ini, bayi itu panjangnya sekitar 9cm; Beratnya sekitar 70g. Bayi mulai terisak,
bersiap bernafas. Kaki mulai tumbuh lebih panjang dari pada tangan. Bayi bisa bergerak
dengan mudah dengan sendi tungkai. Alat kelamin terbentuk hampir seluruhnya, saat
ultrasound bisa mendeteksi jenis kelamin bayi.

Perkembangan janin – janin 16 minggu

Panjang bayi sekitar 10cm, beratnya sekitar 100g, setara dengan alpukat.Bayi bisa memegang
dan memainkan tali pusar sebagai mainan. Sistem peredaran darah dan saluran kencing cukup
lancar. Paru-paru tumbuh, bayi bisa bernapas dalam cairan amnion.

 Perkembangan janin 17 minggu


46
Bayi itu panjangnya sekitar 11cm, beratnya 140g. Tulang bayi masih cukup fleksibel.
Selubung myelin telah muncul, dikelilingi serabut saraf. Kelenjar keringat berkembang di
seluruh tubuh. Tali pusar lebih besar dan lebih tebal.

 Perkembangan janin 18 minggu

Janin minggu ini panjangnya sekitar 12cm, beratnya 190g. Saat bernafas, dada bayi akan
bergerak naik turun dengan cukup jelas. Pembuluh darah masih terlihat di bawah kulit.
Telinga bergerak ke posisi tetap terakhir. Jika Anda memiliki bayi perempuan, vagina, tuba
falopi dan rahim (rahim) mulai tumbuh cukup kencang.

 Perkembangan janin 19 minggu

Minggu ini, bayinya sekitar 14,2 cm; berat 240g. Bayi akan terus menelan cairan amnion dan
menghasilkan urine. Rambut tumbuh cukup kuat di kepala. Indera berkembang pada tingkat
tertinggi. Tingkat pertumbuhan neuron tidak begitu besar seperti sebelumnya tapi sampai
sekarang, sel lebih besar dan membuat koneksi kompleks. Anda bisa merasakan gerakan bayi
di perut.

 Perkembangan janin 20 minggu

Awal pekan ini, pengukuran akan dilakukan dari tumit ke atas kepala. Minggu ke 20, bayi itu
panjangnya sekitar 26cm dan terus bertambah berat badan dengan sangat cepat. Seluruh
tubuh akan ditutupi dengan lapisan putih dan halus Vernix. Ini membantu melindungi kulit
bayi Anda dari cairan amnion. Bayi terus menelan cairan ketuban untuk mengembangkan
sistem pencernaan. Tubuh bayi akan menyerap air dan menyimpan beberapa zat lengket di
usus – ini adalah lendir.

 Perkembangan janin 21 minggu

Minggu ini, bayinya akan panjang sekitar 27cm dan beratnya sekitar 360g. Alis mata dan
kelopak mata sepenuhnya berkembang. Terkadang, bayi akan berkedip. Jika Anda memiliki
bayi, testikel akan turun dari panggul ke arah skrotum.

 Perkembangan janin berusia 22 minggu

Pada saat ini, bayi akan memiliki panjang sekitar 28cm dan beratnya sekitar 430g. Janin
sekarang terlihat seperti bayi yang baru lahir, namun tetap sangat kurus karena kekurangan
lemak. Kulit bayi Anda terlihat keriput dan masih sedikit jernih. Pankreas berkembang
dengan mantap. Kuncup kecil mulai tumbuh di dekat gusi bayi.

 Pembentukan janin 23 minggu

Minggu ini, bayinya sekitar 29cm dan beratnya sekitar 500g. Pendengaran bayi Anda
semakin membaik. Bayi bisa meniru suara yang berbeda seperti suara ibu, detak jantung,
gerakan perut, …

 Perkembangan janin 24 minggu

47
Minggu ini, panjangnya sekitar 30cm dan beratnya sekitar 600g. Otak terus berkembang
pesat. Sidik jari dan jejak kaki sedang terbentuk. Surfaktan diproduksi untuk membantu
mengobarkan kantung udara saat lahir.

 Perkembangan janin 25 minggu

Minggu ini, bayi itu panjangnya sekitar 35cm, beratnya sekitar 660g. Lemak berangsur-
angsur terbentuk lebih sehingga kulit bayi akan terlihat kurang berkerut. Indra terus tumbuh,
jika Anda menyalakan cahaya di perut, bayi akan melihat ke atas dan bergerak ke arah itu.

 Pembentukan janin 26 minggu

Minggu ini, bayi itu panjangnya sekitar 36cm, beratnya sekitar 760g. Pada titik ini, bayi akan
perlahan membuka matanya dan mengetahui ceritanya.

 Perkembangan janin 27 minggu

Pada minggu ke 27, bayi itu panjangnya sekitar 37cm dan beratnya 870cm. Bangun tidur bayi
secara bertahap menjadi teratur dengan mata terbuka dan tertutup. Bayi bisa atau menghisap
jempolnya. Beberapa jaringan di otak berkembang dan bayi akan mulai bermimpi.

Perkembangan dan pembentukan janin Trimester ketiga.

 Perkembangan bayi 28 minggu

Minggu ini, bayinya panjangnya sekitar 38cm, beratnya hampir 1kg. Bulu mata yang panjang
dan panjang bisa berkedip dengan gerakan mata. Tulangnya masih cukup lembut.

 Perkembangan janin 29 minggu

Pada minggu ke 29, bayinya panjangnya sekitar 39cm, beratnya lebih dari 1kg. Rambut bayi
tumbuh banyak. Jika Anda memiliki bayi perempuan, klitoris akan menjadi jelas terlihat.
Kepala bayi tumbuh, tapi tubuh tumbuh lebih cepat, lebih lama untuk dilihat.

 Perkembangan janin berumur 30 minggu

Minggu ini, bayi itu panjangnya sekitar 40cm, beratnya 1.3kg. Paru-paru dan saluran
pencernaan terus berkembang. Bayi akan bereaksi berbeda saat ibu berada dalam kegelapan
dan keluar di pagi hari.

 Perkembangan bayi 31 minggu

Bayi itu panjangnya sekitar 41cm, beratnya sekitar 1.5kg. Tubuh bayi terus membentuk
lemak, tampilan bayi sekarang cukup gemuk. Bayi cenderung bergerak bebas di rahim
daripada sebelumnya.

 Perkembangan janin 32 minggu

48
Minggu ini, bayi itu panjangnya sekitar 42cm dan beratnya sekitar 1.7kg. Kulit bayi Anda
halus karena lemak diendapkan di bawah kulit. Bayi Anda akan terus menghirup dan menelan
cairan amnion.

 Perkembangan janin berusia 33 minggu

Minggu ini, bayinya panjangnya sekitar 44cm, beratnya sekitar 2kg. Beberapa bayi
mengetahui kepala mereka dengan baik di panggul untuk mempersiapkan kelahiran. Tulang-
tulang di tubuh secara bertahap menjadi kaku, kecuali tengkorak.

 Perkembangan janin 34 minggu

Minggu ini, bayinya panjangnya sekitar 45cm, beratnya sekitar 2.2kg. Bayi dapat
mendengarkan Anda dan mengingat suara Anda. Lemak terus berkembang di bawah kulit,
lemak ini membantu menjaga agar tubuh tetap panas dan berenergi untuk semua aktivitas.

 Perkembangan janin 35 minggu

Minggu ini, bayinya panjangnya sekitar 46cm dan beratnya sekitar 2,4kg. Kuku, kuku kaki
sudah selesai. Ginjal telah tumbuh hampir seluruhnya. Hati bayi Anda memiliki kemampuan
untuk menghasilkan beberapa limbah.

 Perkembangan bayi 36 minggu

Minggu ini, panjang bayi sekitar 47cm dan beratnya sekitar 2.7kg. Beberapa bayi lahir
prematur. Jika bayi lahir minggu ini, masih dianggap istilah penuh.

 Perkembangan janin 37 minggu

Minggu ini, panjang bayi sekitar 48cm dan beratnya sekitar 2.8kg. Beberapa bulu mulai jatuh
dengan lapisan vernix. Bayi akan menelan mereka dengan cairan amnion tapi tidak peduli
apa, mereka akan tetap berada di usus dan menjadi mekonium.

 Perkembangan janin berumur 38 minggu

Bayi itu panjangnya sekitar 48-50cm, dengan berat 2,8-3,4 kg. Bagiannya hampir lengkap,
kecuali paru-paru dan otak. Mereka akan terus tumbuh sepanjang masa kecil. Meski mata
janin sudah jernih, bisa berubah setelah lahir.

 Perkembangan janin 39 minggu

Minggu ini, bayinya akan berusia sekitar 50-52cm, dengan berat 2,9-3,6kg. Karena ruangnya
menyusut sehingga anak akan kurang menendang, menginjak; Kaki akan menyusut, tidak
peregangan seperti sebelumnya. Sebagian besar waktu (sekitar 95%), bayi kembali ke serviks
mereka, tubuh tegak atau miring. Bayi bisa terlahir kapanpun minggu ini.

 Perkembangan janin 40 minggu

49
Panjang bayi Anda sekitar 50 – 53 cm, Bayi akan terus menyerap nutrisi dari ibu dan
menambah berat badan sampai akhir.Ini adalah minggu dimana bayi tersebut diperkirakan
akan lahir.

FAKTOR ESENSIAL DALAM PERSALINAN

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Persalinan juga merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atautanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan
diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati & Nugraheny, 2010).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Asuhan Persalinan Normal, 2008).
Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan: passage (jalan lahir), power (kekuatan),
passanger (janin), psikis (psikologis).

1. Penumpang (Passeger)
Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa faktor, yaitu : ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi
janin.Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia akan dianggap sebagai penumpang
yang menyertai janin. Namun, plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kelahiran
normal.

 Janin
a. Ukuran kepala janin
Karena ukuran dan sifatnya yang relatif kaku, kepal janin sangat mempengaruhi proses
persalinan. Tengkorak janin terdiri dari dua tulang parietal, dua tulang temporal, satu tulang
frontal, dan satu tulang oksipital. Tulang- tulang ini disatukan oleh sutura membranosa :
sagitalis, lambdoidalis , koronalis, dan frontalis. Rongga yang berisi membran ini
disebut fontanel, terletak di tempat pertemuan sutura-sutura tersebut. Dalam persalinan,
setelah selaput ketuban pecah, pada periksa dalam fontanel dan sutura dipalpasi untuk
menentukan presentasi, posisi, dan sikap janin. Pengkajian ukuran janin memberi informasi
usia dan kesejahteraan bayi baru lahir.
b. Presentasi
Presantasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki pintu atas panggul dan terus
melalui jalan lahir saat persalian mencapai aterm. Tiga presentasi janin yang utama ialah
kepala (kepala lebih dahulu), sungsang (bokong lebih dahulu), dan bahu. Bagian presentasi
ialah bagian tubuh janin yang pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat melakukan periksa
dalam. Faktor-faktor yang menentukan bagian presentasi janin letak janin, sikap janin,dan
ekstensi atau fleksi kepala janin.
Kelainan presentasi
a) Presentasi muka
Presentasi muka merupakan merupakan salah satu kelainan presentasi dimana kepala dengan
defleksi maksimal hingga oksiput mengenai punggungdan muka terarah kebawah (kaudal)
terhadap ibu. Punggung terdapat dalam lordosis dan biasanya terdapat di belakang.
b) Presentasi dahi

50
Presentasi dahi adalah presentasi dimana kedudukan kepala janin berada diantara fleksi
maksimal, sehingga dahi janin merupakan bagian terendah. Pada umumnya, presentasi dahi
ini merupakan kedudukan janin yang bersifat sementara, sebagian besar presentasi tersebut
akan berubah menjadi presentasi muka atau presentasi belakang kepala.
c) Presentasi puncak kepala
Pada persalinan normal, saat melewati jalan lahir, kepala janin berada dalam keadaan fleksi.
Pada umumnya, presentasi puncak kepala merupakan kedudukan sementara, yang nantinya
akan berubah menjadi presentasi belakang kepala.
c. Letak janin
Letak adalah hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap sumbu panjang
(punggung) ibu. Letak ini dapat berupa letak kepala/letak sungsang. Frekuensi situs
memanjang adalah 99,6% (96% letak kepala; 3,6% letak bokong) dan 0,4% letak
lintang/miring. Letak janin dipengaruhi oleh struktur janin yang pertama memasuki panggul
ibu. Letak janin dibagi menjadi tiga, yaitu :
a) Letak membujur (longitudinal)
 Letak kepala: letak fleksi dan letak defleksi (letak puncak kepala, dahi, dan
muka).
 Letak sungsang/ letak bokong: letak bokong sempurna (complete breech),
letak bokong (frank breech), dan letak bokong tidak sempurna (incomplete
breech).
b) Letak lintang (transverse lie)
c) Letak miring (oblique lie)
 Letak kepala mengolak
 Letak bokong mengolak
Kelainan letak
a) Letak dahi
Letak dahi merupakan salah satu kelainan letak janin dimana letak kepala janin berada dalam
defleksi yang sedang, sehingga dahi menjadi bagian yang terendah. Pada umumnya, kelainan
letak ini bersifat sementara dan seiring dengan majunya persalinan, akan berubah menjadi
letak muka atau letak belakang kepala.
b) Letak sungsang
Letak sungsang merupakan letak janin yang memanjang dengan bokong sebagai bagian yanf
terendah (presentasi bokong). Angka kejadiannya adalah ± 3% dari kehamilan.Letak
sungsang dapat dibagi menjadi :
 Letak bokong murni (presentasi bokong murni = frank breech). Bokong saja yang
menjadi bagian depan, sedangkan kedua tungkai lurus keatas.
 Letak bokong kaki (preesntasi bokong kaki = complete breech). Letak bokong kaki
sempurna atau tidak sempurna jika disamping bokong teraba kedua kaki atau kaki
saja.
 Letak lutut (presentasi lutut). Bisa sempurna atau tidak sempurna.
 Letak kaki (presentasi kaki = incomplete breech prensentation). Bisa sempurna atau
tidak sempurna.
d. Sikap janin
Sikap ialah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian yang lain. Janin
mempunyai postur yang khas (sikap) saat berada didalam rahim. Pada kondisi normal
punggung janin sangat fleksi , kepala fleksi kearah dada, dan paha fleksi ke arah sendi lutut.
Tangan disilangkan di depan toraks dan tali pusat terletak di antara lengan dan tungkai.
e. Posisi janin
Posisi ialah hubungan antara bagian presentasi (oksiput, sakrum, mentum atau dagu, sinsiput
atau puncak kepala yang difleksi/menengadah), terhadap empat kuadran panggul ibu. Untuk
51
menetapkan bagian janin yang berada dibagian bawah, indikator yang dapat digunakan
adalah posisi janin. Posisi janin dapat berada pada sebelah kanan, kiri, depan, atau belakang
terhadap sumbu ibu (maternal pelvis). Sebagai contoh, letak belakang kepala (LBK), ubun-
ubun kecil (UUK) kiri depan, dan UUK kanan belakang. Saat melakukan pemeriksaan luar
dengan palpasi, posisi janin didapatkan dengan menentukan letak punggung janin terhadap
dinding perut ibu, sedangkan pada pemeriksaan dalam, posisi janin didapatkan dengan
menentukan salah satu bagian janin yang terhadap jalan lahir, bagian yang terendah tersebut
dinamakan penunjuk. Penunjuk tersebut dinyatakan sesuai dengan bagian kiri atau kanan dari
ibu. Pada bagian terendah tersebut terdapat UUK untuk presentasi belakang kepala, UUB
untuk presentasi puncak kepala, dahi untuk presentasi bentuk dahi, dagu untuk presentasi
muka, sacrum untuk presentasi bokong, dan akromiom skapula untuk presentasi bahu (letak
lintang).
Kelainan posisi
 Posisi oksipitalis posterior persisten.
Pada janin letak kepala, umumnya ubun-ubun kecil akan memutar kedepan dengan sendirinya
dan janin dapat lahir secara spontan. Akan tetapi, terkadang ubun-ubun kecil tidak berputar
kedepan, namun tetap berada dibelakang. Untuk menghadapi persalinan dengan ubun-ubun
kecil terdapat dibelakang, penolong harus sabar karena rotasi kedepan kadang-kadang baru
terjadi saat berada didasar panggul.

 Plasenta
a. Peran plasenta dalam kehamilan
Berfungsi sebagai jalur penghubung antara ibu dan anaknya, mengadakan sekresi endokrin,
serta pertukaran selektif substasi yang dapat larut dan terbawa darah melalui lapisan rahim
dan bagia tropoblast yang mengandung pembuluh-pembuluh darah, termasuk makanan untuk
janin. Dengan demikian, plasenta dapat disebut sebagai organ penting bagi janin karena
kelangsungan hidup dari janin bergantung pada plasenta.
b. Struktur plasenta
1) Bentuk dan ukuran
Pada umumnya plasenta berbentuk bundar atau oval yang memilki diameter 15-20 cm, dan
berat 500-600 gram. Sementara itu, tali pusat yang menghubungkan plasenta memiliki
panjang 25-60 cm. bentuk plasenta akan sempurna pada minggu ke-16, dimana desidua
parietalis dan desidua kapsularis telah menjadi satu, serta ruang amnion telah mengisi seluruh
rongga rahim.
2) Letak plasenta dalam rahim
Letak plasenta berada didepan atau belakang dinding uterus, agak keatas kearah fundus uteri.
Hal ini adalah fisiologi karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas sehingga lebih
banyak tempat untuk berimplantasi. Bila diperhatikan lebih lanjut, dapat ditemukan bahwa
plasenta sebenarnya berasal dari sebagian besar bagian janin, yaitu villi chorialis yang berasal
dari korion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua basalis.
3) Pembagian plasenta
 Bagian janin (fetal portion), terdiri atas korion frondosum dan villi.
 Bagian maternal (maternal portion), terdiri atas desidua kompakta yang berasal dari
beberapa lobus dan kotiledon sebanyak 15-20 buah. Bagian desidua basalis plasenta
yang telah matang disebut sebagai lempeng korionik atau basal, dimana melalui tali
pusat, sirkulasi uteroplasenta akan berjalan keruang-ruang intervili.
 Tali pusat merentang dari pusat janin ke plasenta bagian permukaan janin. Panjang
rata-rata tali pusat tersebut adalah 50-55 cm dan diameter sebesar jari (1-2,5 cm).
c. Fungsi plasenta
1. Plasenta sebagai tempat pertukaran zat
52
a) Pertukaran zat pasif
 Filtrasi : plasenta bekerja sebagai membran semipremeabel.
 Difusi : molekul-moleku kecil melalui membran plasenta.
 Diapedese : seperti eritrosit.
b) Transpor aktif
 Diatur oleh enzim
Beberapa zat dalam darah janin (seperti asam amino, fosfat anorganik, vitamin-vitamin)
memiliki konsentrasi yang lebih tinggi daripada yang ada dalam darah ibu, tetpai zat-zat
tersebut tetap dapat mengalir kedalam darah janin.
2. Plasenta penghasil hormon
3. Plasenta penghasil enzim,Alkalin fosfatase,Oksitosin,Protein spesifik kehamilan.
3. Plasenta sebagai barier
4. Proses lepasnya plasenta dalam persalinan
 Tanda-tanda lepasnya plasenta
a) Perubahan tinggi fundus
b) Tali pusat memanjang
c) Semburan darah yang mendadak dan singkat.
 Penyebab terlepasnya plasenta
a) Ketika bayi dilahirkan, ukuran rahim akan mengecilsecara tiba-tiba sehingga tempat
perlekatan plasenta juga akan mengecil. Proses pelepasan plasenta terjadi dalam startum
spongiosum yang memiliki banyak lubang. Jadi, faktor yang penting dalam pelepasan
plasenta adalah retraksi dan intensitas kontraksi otot-otot rahimsetelah anak lahir.
b) Pada tempat plasenta lepas akan terjadi perdarahan antara plasenta dan desisua besar.
Hematom yang dihasilkan ini membesar dan seolah-olah plasenta terangkat dari dasarnya
oleh hematom tersebut sehingga daerah pelepasan meluas.
 Cara pengeluaran plasenta
a) Secara schultze
Pelepasan dimulai pada bagian tengah dari plasenta. Pada bagian ini terjadi hematoma
retroplancentair yang kemudian akan mengangkat plasenta dari dasarnya. Plasenta dengan
hematoma diatasnya sekarang jatuh kebawah dan menarik lepas selaput janin. Bagian
plasentayang tampak dalam vulva ialah permukaan fetal, sedangkan hematoma sekarang
terdapat dalam kantong yang berputar balik.
Pada pelepasan plasenta secara schultze, tidak ada perdarahan sebelum plasenta lahir atau
minimal terlepas seluruhnya. Setelah plasenta terlepas seluruh atau lahir, barulah darah
sekonyong-konyong akan mengalir.
b) Secara Duncan
Pelepasan dimulai pada pinggir plasenta. Darah mengalir keluar antara selaput janin dan
dinding rahim. Jadi, perdarahan yang terjadi sudah ada sejak sebagian dari plasenta terlepas
dan terus berlangsung sampai seluruh plasenta lepas.
Plasenta dikeluarkan secara manual jika terjadi hal-hal seperti perdarahan lebih dari 400-500
cc, terjadi retensio plasenta, bersamaan dengan tindakan yang disertai pembiusan, dan
terdapat anamnesis perdarahan terus-menerus. Apabila sebagian plasenta tertinggal, dapat
menyebabkan puerperium yang berkepanjangan, bahaya infeksi, terjadi polip plasenta. Dan
degenerasi ganas menjadi koriokarsinoma.
d. Kelainan plasenta dan asuhan kebidanan
1) Plasenta previa
Plasenta previa adalah suatu letak plasenta yang menutupi atau berada sangat dekat dengan
ostium uteri internum. Plasenta previa dibagi menjadi empat, yaitu :
a) Plasenta previa totalis : plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum.
b) Plasenta previa parsialis : plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum.
53
c) Plasenta previa marginalis : bagian tepi plasenta terletak dipinggir ostium uteri internum.
d) Plasenta letak rendah : plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim, tetapi tepi dari
plasenta tidak mencapai ostium uteri internum, namun berada didekatnya.
2) Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah pelepasan plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada
uterus sebelum waktunya, yaitu sebelum janin dilahirkan. Definidi ini berlaku pada
kehamilan dengan gestasi diatas 22 minggu atau berat janin diatas 500 gram.
3) Retensio plasenta
Retensio plasenta adalah kelahiran plasenta yang tertahan atau belum lahir hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.

 Air ketuban
Liquor amnii yang sering juga disebut sebagai air ketuban merupakan cairan yang mengisi
ruangan yang dilapisi oleh selaput janin 9amnion dan korion).
a. Ciri-ciri air ketuban
1) Jumlah volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc.
2) Air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis, dan berasa manis.
3) Reaksinya agak alkali atau netral, dengan berat jenis 1,008.
4) Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam urat, kreatinin, sel-sel
epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa, dan garam-garam organik.
5) Kadar protein kira-kira 2,6% g per liter, terutama albumin.
6) Asal air ketuban
b. Beberapa perkiraan mengenai asal dari air ketuban, yaitu :
1) Urin janin (fetal urine).
2) Transudasi dari darah ibu.
3) Sekresi dari epitel amniom.
4) Asal campuran (mixed origin).
c. Cara mengenali air ketuban
 Menggunakan lakmus.
 Secara makroskopis, air ketuban memiliki karakteristik :
o Bau amis : adanya lanugo, rambut, dan verniks kaseosa.
o Bercampur mekoneum.
 Secara mikroskopis, pada air ketuban dapat ditemukan lanugo dan rambut.
 Laboratorium : kadar urea (ureum) rendah dibandingkan dengan urin.
d. Fungsi air ketuban
a) Mencegah perlekatan janin dengan amnion.
b) Agar janin dapat bergerak bebas.
c) Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu.
d) Untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum, yang
kemudian dikeluarkan melalui BAK janin.
e) Meratakan tekanan intra-uteri dan membersihkan jalan lahir bila ketuban
pecah.
f) Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan.
e. Waktu yang tepat untuk memecahkan ketuban
 Memecahkan selaput ketuban menjelang pembukaan lengkap
 Memecahkan ketuban saat pembukaan kecil
f. Penilaian air ketuban
1. Jumlah air ketuban

54
Jumlah air ketuban sedikit (oligohidramnion) sering terjadi pada saat kehamilan
serotinus. Kontraksi otot rahim akan menekan sirkulasi plasenta dan menimbulkan
distres janin.
2. Warna air ketuban
Air ketuban yang normal berwarna jernih, terdapat ferniks kaseosa. Air ketuban yang
berwarna kuning, keruh, sampai berwarna hijau meninjukkan janin pernah mengalami
distres janin.
3. Konsistensi air ketuban
Air ketuban yang kental terdapat pada kehamilan oligohidramnion atau serotinus.
Keadaan air ketuban yang kental akan sulit dibersihkan dan mengganggu saluran
pernapasan.

2. Jalan Lahir (Passageway)


Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina
dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak , khususnya lapisan – lapisan otot
dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam
proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif
kaku. Faktor passage atau biasa disebut dengan jalan lahir diklasifikasikan menjadi dua
jenis, yaitu jalan lahir lunak dan jalan lahir keras.

 Jalan Lahir Lunak


Jalan lahir lunak terdiri dari serviks, vagina, dan otot rahim
a. Serviks
Serviks akan makin matang mendekati waktu persalinan. Selama masa hamil, serviks dalam
keadaan menutup, panjang serta lunak; dan pada saat mendekati persalinan, serviks masih
lunak dengan konsistensi seperti puding, mengalami sedikit penipisan (effacement), dan
kemungkinan sedikit dilatasi. Evaluasi kematangan serviks akan tergantung pada individu
wanita dan paritasnya. Adanya peningkatan intensitas Braxton Hicks mengakibatkan
perubahan serviks yang terjadi. Kematangan serviks memiliki periode yang berbeda-beda
sebelum persalinan. Hal ini mengindikasikan kesiapannya untuk persalinan. Serviks pada ibu
primigravida umumnya akan mengalami penipisan sebesar 50-60% dan membuka selebar
ujung jari sampai 1 cm sebelum mencapai persalinan. Pembukaan ini terjadi akibat kontraksi
Braxton Hicks sebelum proses persalinan dimulai. Peristiwa awal pembukaan dan penipisan
inilah yang merupakan ciri-ciri dari kematangan serviks.
b. Vagina
Vagina bersifat elastis dan berfungsi sebagai jalan lahir dalam persalinan normal.
c. Otot Rahim
Otot rahim tersusun dari tiga lapis, yang berasal dari kedua tanduk rahim, yaitu longitudinal
(memanjang), melingkar, dan miring. Segera setelah persalinan, susunan otot rahim tersebut
sedemikian rupa akan mengondisikan pembuluh darah menutup untuk menghindari
terjadinya perdarahan dari tempat implantasi plasenta. Selain menyebabkan mulut rahim
membuka secara pasif, kontraksi dominan yang terjadi pada bagian fundus (bagian atas
rahim) pada kala 1 persalinan juga mendorong bagian terendah janin maju menuju jalan lahir
sehingga ikut aktif dalam membuka mulut rahim.
Bila terdapat keadaan panggul dan janin yang normal serta kerjasama antara tiga kekuatan his
dan mengejan, passenger dan passage, hal ini berarti telah terdapat keserasian untuk
melahirkan janin secara spontan (dengan kekuatan sendiri).

 Jalan Lahir Keras

55
Panggul merupakan salah satu jalan lahir keras yang memiliki fungsi lebih dominan daripada
jalan lahir lunak. Oleh karena itu, janin harus berhasil menyesuaikan diri terhadap jalan lahir
yang relatif kaku.
a. Tulang-Tulang Panggul
Tulang-tulang panggul terdiri atas 3 buah tulang yaitu os coxae, os sacrum, dan os coccygis.
1) Os Coxae (Tulang Innominata)
Terdiri atas dua buah tulang, yaitu kiri dan kanan. Os coxae merupakan fusi dari os ilium, os
ischium, dan os pubis.
 Os Ilium, ciri-ciri:
- Tulang terbesar dari panggul, membentuk bagian atas dan belakang panggul
- Batas atasnya merupakan penebalan tulang yang disebut crista iliaca
- Ujung depan dan belakang crista iliaca menonjol: spina iliaca anterior superior dan
spina iliaca posterior superior.
- Terdapat tonjolan memanjang di bagian dalam tulang usus (os ilium) yang
membagu pelvis mayor dan pelvis minor disebut linea innominata (linea terminalis)
- Linea terminalis merupakan bagian dari PAP
 Os Ischium, ciri-ciri:
- Terdapat di bagian bawah tulang usus.
- Bagian pinggir belakangnya menonjol, disebut spina ischiadica
- Bagian pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, yang mendukung badan saat
duduk disebut tuber ischiadicum
 Os Pubis, ciri-ciri:
- Terdapat di sebelah bawah dan depan tulang usus
- Antara tulang kemaluan dan tulang duduk dibatasi oleh foramen obturatum
- Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus dinamakan
ramus superior ossis pubis.
2) Os Sacrum
 Os sacrum berbentuk segitiga dengan lebar di bagian atas dan mengecil dibagian
bawahnya. Tulang ini terletak diantara kedua tulang pangkal paha yang memiliki
karakteristik:
 Terdiri dari 5 ruas tulang yang berhubungan erat
 Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas ke bawah dan dari kanan maupun
kiri
 Di kanan dan kiri, pada garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui oleh saraf
foramina sacralia anterior
 Tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pinggang ruas kelima
 Bagian tulang kelangkang paling atas mempunyai tonjolan besar ke depan disebut
promontorium
 Ke samping, tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui
articulatio sacroiliaca
 Ke bawah tulang kelangkang berhubungan dengan tulang tungging (os coccygis)
3) Os Coccygis
 Os coccygis berbentuk segitiga dengan ruas 3-5 buah dan bersatu
 Pada saat persalinan, tulang tungging dapat didorong ke belakang sehingga
memperluas jalan lahir.
b. Ukuran Panggul
Ukuran-ukuran panggul dapat diperoleh melalui beberapa cara, yaitu pengukuran secara
klinis, pemeriksaan dengan Rontgen dan pelvis, serta pemeriksaan ultrasonografi.
c. Ciri Khas Jalan Lahir

56
Jalan lahir terdiri dari empat bidang yaitu pintu atas panggul, bidang terluas panggul, bidang
tersempit panggul, dan pintu bawah panggul.
1) Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul berbentuk seperti bulatan oval dengan panjang ke samping dan dibatasi
oleh:
 Promontorium
 Sayap os sacrum
 Linea terminalis kanan dan kiri
 Ramus superior os pubis kanan dan kiri
 Pinggir atas simpisis pubis
 Pada pintu atas panggul terdapat tiga ukuran penting yaitu:
 Conjugata vera: panjang sekitar 11 cm, pengukurannya tidak bisa secara langsung.
Pengukurannya diperhitungkan melalui pengukuran conjugata diagonalis (CD).
Conjugata vera (CV)= CD-1,5 cm. Conjugata obstetrika: ukuran antara promontorium
dengan tonjolan simpisis pubis
 Ukuran melintang: jarak antara kedua linea terminalis (12,5 cm)
 Ukuran oblik: jarak antara articulatio menuju tuberculum pubicum yang bertentangan.
Kedua ukuran ini tidak dapat diukur pada wanita yang masih hidup.
2) Bidan Terluas Panggul
Ukuran muka belakangnya 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm.
3) Bidang Tersempit Panggul
Ukuran muka belakangnya 11,5 cm dan ukuran melintang 10 cm.
4) Pintu Bawah Panggul
Terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang sama, yaitu:
 Segitiga depan dasarnya tuber ischiadicum dengan dibatasi arcus pubis.
 Segitiga belakang dasarnya tuber ischiadicum dengan dibatasi ligamentum
sacrotuberosum kanan dan kiri.
Beberapa ukuran pintu bawah panggul yang penting adalah:
 Ukuran muka belakang dari tepi bawah simpisis menuju ujung tulang belakang 11,5
cm
 Ukuran melintang adalah jarak tuber ischiadicum kanan dan kiri sebesar 10,5 cm
 Diameter sagitalis posterior dari ujung tulang kelangkang ke pertengahan ukuran
melintang sebesar 7,5 cm.
d. Bentuk Panggul
1) Panggul Ginekoid
Panggul ginekoid adalah jenis yang paling banyak. Dilihat dari bidang pintu atas panggul
tampak berbentuk bulat atau agak lonjong/elips. Diameter transversal dari bidang pintu atas
panggul hanya sedikit lebih panjang dari diameter antero-posterior dan hampir seluruh daerah
inlet merupakan ruangan yang terpakai untuk kepala janin. Arkus pubis lebar dan
memungkinkan penempatan dua jari yang berdampingan tepat di bawah simpisis. Dinding
samping sejajar. Dilihat dari bidang pintu atas panggul, panggul menyerupai silinder tanpa
penyempitan dari bidang pintu atas panggul sampai bidang pintu bawah panggul.
2) Panggul Android
Panggul android atau “mirip laki-laki” lebih jarang dijumpai dibanding bentuk ginekoid.
Suatu panggul android ditandai oleh daerah segmen posterior yang sempit dengan ujung
sacrum menonjol ke depan dan segmen anterior relatif panjang. Bila dilihat dari suatu titik di
atas panggul, bidang pintu atas panggul tampak seperti bentuk jantung. Konfigurasi segmen
anterior dan posterior ini membatasi volume panggul yang terpakai. Tulang-tulang dari
panggul android umumnya berat sehingga ruangan untuk penurunan kepala juga terbatas.

57
3) Panggul Antropoid
Panggul antropoid memiliki suatu bentuk oval yang jelas pada bidang pintu atas panggul
dengan diameter terpanjang adalah antero-posterior. Oleh karena itu segmen posterior
panjang dan sempit. “Engagement” harus terjadi dengan sumbu panjang kepala janin tegak
lurus terhadap diameter transversal dari pintu atas panggul.
4) Panggul Platipeloid
Suatu panggul platipeloid berbentuk datar dengan tulang-tulang yang lembut. Jenis panggul
ini paling jarang dijumpai dari jumlahnya kurang dari 3% diantara pasien-pasien. Konfigurasi
panggul platipeloid pada pintu atas panggul lebih menyolok dimana menunjukkan
pemendekka yang mencolok dari diameter antero-posterior, sebaliknya diameter
transversalnya lebar. Dalam pemeriksaan ditemukan suatu konjugata yang pendek, segmen
posterior yang luas dan bila dilihat dari atas tampak mendatar dan elips/lonjong.
e. Bidang Hodge
Bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai dimana bagian terendah janin turun
dalam panggul dalam persalinan.
 Bidang Hodge I bidang datar yang melalui bagian atas simpisis
dan promontorium. Bidang ini dibentuk pada lingkaran pintu atas
panggul
 Bidang Hodge II bidang yang sejajar dengan bidang hodge I
terletak setinggi bagian bawah simpisis
 Bidang Hodge III bidang yang sejajar dengan bidang hodge I dan
II, terletak setinggi spina ischiadica kanan dan kiri. Pada referensi
lain, bidang hodge III ini disebut juga bidang O. Kepala yang
berada di atas 1 cm, disebut (-1) atau sebaliknya.
 Bidang Hodge IV bidang yang sejajar dengan bidang hodge I, II,
III, terletak setinggi os coccygis.

3. Kekuatan (Power)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot – otot perut,
kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament. Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan
yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. (Manuaba, 2005).
a. His (kontraksi uterus)
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang di mulai dari daerah
fundus uteri dimana tuba falopi memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat
dari “pacemaker” yang terdapat dari dinding uterus daerah tersebut. Pada waktu kontraksi,
otot – otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna memiliki sifat :
 Kontraksi simetris
 Fundus dominan
 Relaksasi
Kekuatan his atau kontraksi otot rahim pada akhir kala I atau kala II mempunyai amplitudo
60 mmHg dengan interval 2–3 menit durasi 60-90 detik. Kekuatan his dan meneran
mendorong janin kearah bawah menimbulkan peregangan yang pasif, sehingga terjadi
putaran paksi dalam dan penurunan kepala, menekan serviks dimana terdapat pleksus
frankenhauser sehingga menimbulkan efek meneran. Kedua kekuatan menyebabkan kepala
crowning dan penipisan jalan lahir sehingga lahirlah kepala.
Menurut Linda (2002), kekuatan his atau kontraksi dan kekuatan mengejan ibu yang sangat
penting dalam proses persalinan. His dapat dipengaruhi oleh:
1) Faktor usia relatif tua
58
2) Pimpinan persalinan
3) Karena induksi persalinan dengan oksitosin
4) Rasa takut dan cemas
Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua, yaitu :
 Kekuatan primer (kontraksi involunter)
Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan dihantarkan ke uterus bawah
dalam bentuk gelombang. Istliah yang digunakan untuk menggambarkan kontraksi involunter
ini antara lain frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi. Kekuatan primer ini mengakibatkan
serviks menipis (effacement) dan berdilatasi sehingga janin turun.
 Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)
Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan mendorong keluar
isi ke jalan lahir sehingga menimbulkan tekanan intraabdomen. Tekanan ini menekan uterus
pada semua sisi dan menambah kekuatan dalam mendorong keluar. Kekuatan sekunder tidak
mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup
penting dalam usaha untuk mendorong keluar dari uterus dan vagina.
Pada waktu berkontraksi, otot – otot rahim menguncup sehingga menjadi menebal dan
lebih pendek. Kafum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantong amnion ke
arah segmen bawah rahim dan cervik. His memiliki sifat :
 Involutir
 Intermiten
 Terasa sakit
 Terkoordinasi
 Serta kadang dipengaruhi oleh fisik, kimia, psikis

Macam Macam His


Peran his dalam fase-fase persalinan ada 5 macam:
1. His pendahuluan
His datang beberapa kali sebelum persalinan benar-benar dimulai, merupakan
pendahuluan saja bagi permulaan persalinan. His ini sifatnya tidak kuat, tidak
teratur dan datang kemudian hilang lagi. Kalau tidak cepat hilang, jarak antara
ke-2 his cukup panjang.
2. His pembukaan (Kala I)
His ini timbul pada persalinan yang benar-benar akan dimulai. Sifat his lebih kuat
daripada his pendahuluan, lebih teratur, makin lama makin kuat.
3. His pengeluaran (Kala II)
His ini timbul setelah ada pembukaan lengkap yang berperan mengeluarkan anak
dari jalan kelahiran. Sifat lebih kuat, lebih cepat, datangnya lebih lama serta
mempengaruhi otot-otot dinding perut yang besar. His ini menyebabkan perasaan
yang lebih nyeri karena kuatnya dan desakan kepada anak menjadi lebih kuat
disertai timbulnya perasaan mengejan, dengan demikian anak lebih mudah
terdorong dan keluar dari jalan lahir.
4. His pelepasan uri (Kala III)
Setelah anak lahir, dinding uterus tidak berkontraksi, seolah-olah beristirahat
karena telah bekerja keras selama kala pengeluaran. Tetapi tidak lama kemudian

59
his timbul lagi karena masih ada isi uterus belum dikeluarkan. Kontraksi otot-
otot dinding rahim terdesak placenta yang menempel di dinding rahim, akibat
placenta terlepas dengan bantuan mengejan atau sedikit tekanan uterus dan luar
maka placenta akan dilahirkan.
5. His pengiring
Setelah placenta lepas, maka terjadi luka besar placenta di dinding uterus. Luka
ini akan mengakibatkan pembuluh darah pecah sehingga terjadi perdarahan.
Untuk mengatasi terjadinya perdarahan yang banyak maka otot-otot dinding
uterus berkontraksi tapi agar pembuluh-pembuluh darah terjepit sehingga tidak
banyak mengeluarkan darah. (Mochtar, 1998).
His Dibagi Beberapa Macam Fase Dalam Persalinan, yaitu:
1. Fase Increment
Adalah his mulai timbul perlahan-lahan menjadi kuat dan mencapai puncak
kekuatannya.
2. Fase Acme
Adalah sampai pada puncak kekuatannya.
3. Fase Decrement
Adalah kekuatan menurun perlahan-lahan kembali kepada keadaan seperti waktu
kontraksi belum timbul.
Kelainan his yang sering terdapat dan mengganggu proses persalinan adalah:
1. Hipotonik / inertia uteri adalah his yang terlalu lemah. His yang sifatnya lemah,
pendek dan jarang dari his yang normal yang terbagi menjadi :
 Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah.
 Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah.
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian terendah
terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah.
His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga
memerlukan konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke
dokter spesialis.
2. Tetania Uteri adalah his yang timbul terus menerus tanpa ada jarak antara suatu
his dengan yang lain. Persalinan Presipitatus merupakan persalinan yang
berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin fatal :
 Terjadi persalinan tidak pada tempatnya .
 Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan.
 Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan, inversio uteri
.
 Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam
rahim
3. Hipertonik adalah his yang terlalu kuat.
4. Atonia uteri adalah tidak ada kontraksi uterus.
60
5. Inkoordinasi otot rahim. Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat
menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan
pembukaan atau pengeluaran janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi
kontraksi otot rahim adalah :
 Faktor usia penderita relatif tua.
 Pimpinan persalinan
 Karena induksi persalinan dengan oksitosin
 Rasa takut dan cemas

b. Kekuatan sekunder (mengejan)


Segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat kontraksi berubah, yakni
bersifat mendorong keluar, wanita merasa ingin mengedan atau usaha untuk mendorong
kebawah (kekuatan skunder).
Dalam proses persalinan normal ada 3 komponen yang amat menentukan, yakni
passenger (janin), passage (jalan lahir) dan power (kontraksi). Yang pegang kendali atau
yang paling menentukan dalam tahapan ini adalah proses mengejan ibu yang dilakukan
dengan benar, baik dari segi kekuatan maupun keteraturan. Ibu harus mengejan sekuat
mungkin seirama dengan instruksi yang diberikan. Biasanya ibu diminta menarik nafas
panjang dalam beberapa kali saat kontraksi terjadi lalu buang secara perlahan. Ketika
kontraksi mencapai puncaknya, doronglah janin dengan mengejan sekuat mungkin. Bila ibu
mengikuti instruksi dengan baik, pecahnya pembuluh darah disekitar mata dan wajah bisa
dihindari. Begitu juga resiko berkurangnya suplai oksigen kejanin.
Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks lengkap, tetapi setelah dialatasi
serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting untuk mendorong bayi keluardari uterus dan
vagina. Apabila dalam persalinan wanita melakukan usaha volunter (mengedan) terlalu dini,
dilatasi serviks akan terhambat. Mengedan akan melelahkan ibu dan menimbulkan trauma
serviks.

4. Posisi Ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologis persalinan. Posisi tegak memberi
sejumlah keuntungan mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman dan
memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri , berjalan, duduk , dan jongkok.
Posisi tegak memungkinkan gaya gravitasi membantu penurunan janin. Kontraksi uterus
biasanya lebih kuat dan lebih efisien untuk membantu penipisan dan dilatasi serviks sehingga
persalinan menjadi lebih cepat. Selain itu, posisi tegak dianggap mengurangi insiden
penekanan tali pusat.
Posisi tegak juga menguntungkan curah jantung ibu yang dalam kondisi normal meningkat
selama persalinan seiring kontraksi kontraksi uterus mengembalikan ke anyaman pembuluh
darah. Posisi tegak juga membantu mengurangi tekanan pada pembuluh darah ibu dan
mencegah kompresi pembuluh darah
Saat janin menuruni jalan lahir, tekanan bagian presentasi pada reseptor regang dasar panggul
meragsang refleks mengedan ibu. Rangsangan reseptor regang ini akan merangsang
pelepasan oksitosin dari hipofisis posterior (refleks Ferguson). Pelepasan oksitosin
menambah intensitas kontraksi uterus. Apabila ibu mengedan pada posisi duduk atau
berjongkok , maka otot-otot abdomen bekerja lebih sinkron (saling menguatkan) dengan
kontraksi rahim.
61
5. Phychologic Respons (Respon Psikologis)
Keadaan kejiwaan ibu yang bisa mempengaruhi persalinan secara normal atau abnormal.
Bilajiwadankondisiibubaik, makapersalinan aka berjalan normal dan baik, sebaliknya, bila
keadaan jiwa dan kondisi ibu kurang baik, maka proses persalinanakan terhambat. (Wulanda,
2011)
1. Perubahan Psikologis Ibu Bersalin
Lancar atau tidaknya proses persalinan banyak bergantung pada kondisi biologis, khususnya
kondisi wanita yang bersangkutan. Namun, perlu juga untuk diketahui bahwa hampir tidak
ada tingkah laku manusia (yang disadari) dan biologisnya yang tidak dipengaruhi oleh proses
psikis. Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa membesarnya janin dalam kandungan
mengakibatkan ibu bersangkutan mudah lelah, badan tidak nyaman, tidak nyenyak tidur,
sering kesulitan dalam bernapas, dan beban jasmania lainnya saat menjalani proses
kehamilan.
 Pada ibu bersalin terjadi beberapa perubahan psikolgis diantaranya:
a. Rasa cemas pada bayinya yang akan lahir
b. Kesakitan saat kontraksi dan nyeri
c. Ketakutan saat melihat darah
Rasa takut dan cemas yang dialami ibu akan berpengaruh pada lamanya persalinan, his
kurang baik, dan pembukaan yang kurang lancar. Menurut pitchard, dkk., perasaan akut dan
cemas merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan
berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehingga persalinannya lama.
Apabila perasaan takut dan cemas yang dialami ibu berlebihan, maka akn berujung pada
stress.
 Beberapa hal yang dapat memengaruhi psikolgi ibu meliputi :
a. Melibatkan psikologi ibu, emosi, dan persiapan intelektual
b. Pengalaman bayi sebelumnya
c. Kebiasaan adat
d. Hubungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.
 Sikap negatif yang mungkin muncul pada ibu menjelang proses persalinan
adalah sebagai berikut :
a. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
b. Persalinan sebagai ancaman terhadap self-image
c. Medikasi persalinan
d. Nyeri persalinan dan kelahiran.
Oleh karena banyak sekali perubahan yang dialami ibu bersalin, maka penolong persalinan
seperti bidan dituntut untuk melakukan asuhan sayang ibu. Pada asuhan sayang ibu, penolong
persalinan harus memberikan dukungan psikologis dengan cara meyakinkan ibu bahwa
persalinan merupakanproses yang normal, dan yakinkan bahwa ibu dapat melaluinya.
Penolong persalinan dapat mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan
dan kelahiran bayi. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa ibu mendapat perhatian lebih dari
diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi oleh suami dan keluarga.
2. Pengaruh Psikologis Terhadap Proses Persalinan
Perubahan psikologi ibu yang muncul pada saat memasuki masa persalinan sebagian
besar berupa perasaan takut maupun cemas, terutama pada ibu primigravida yang umumnya
belum mempunyai bayangan mengenai kejadian-kejadian yang akan dialami pada akhir
kehamilannya. Oleh sebab itu, penting sekali untuk mempersiapkan mental ibu karena
perasaan takut akan menambah rasa nyeri, serta akan menegangkan otot-otot seviksnya dan

62
akan mengganggu pembukannya. Ketegangan jiwa dan badan ibu juga menyebabkan ibu
lekas lelah.
Pada fase persalinan juga terjadi peningkatan kecemasan, dengan makin
meningkatnya kecemasan akan makin meningkatkan intensitas nyeri. Fenomena hubungan
antara cama dan nyeri, serta sebalinya merupakan hubungan yang berkorelasi positif yang
menurut Caceres dan Burns (1997) mempunyai pola hubungan seperti spiral yang ujungya
membesar. Dengan makin majunya proses persalinan, perasaan ibu hamil akan makin cemas
dan rasa cemas tersebut menyebabkan rasa nyeri semakin intens, ddemikian pula sebaliknya.
Sensasi nyeri yang dialami ibu bersalin berasal dari sinyal nyeri yang timbul saat otot
rahim berkontraksi dengan tujuan untuk mendorong bayi yang ada didalam rahim keluar.
Menurut Grantly Dick Reed(1933) seseorang pelopor metode natural Childbirth (persalinan
alamiah), penyabab nyeri persalinan adalah suatu fear-tension pain syndrome, yaitu sensasi
yang timbul akibat kontraksi otot rahim bagian bawah,, yang dipersepsi ibu bersalin sebagai
nyeri. Menurut beliau persalinan itu sendiri sebenarnya tidak mengandung komponen yang
menimbulkan nyeri seperti pada trauma, permulukaan jaringan, dan adnaya serabut sensori
pembawa sensasi nyeri. Jadi, menurut beliau, nyeri yang timbul disebabkan oleh ketegangan
mental akibat rasa takut. Perasaan nyaman dan tenang ibu pada masa persalinan dapat
diperoleh dari dukungan suami,keluarga, penolong persalinan, dan lingkungan. Persaan ini
dapat membantu ibu untuk mempermudah prses persalinan.
3. Bimbingan dan Persiapan Mental Ibu dalam Persalinan
Pada proses bimbingan dan persiapan mental ibu yang akan melahirkan, terdapat beberapa
hal yang perlu diingat, yaitu sebagai berikut:
a) Bahwa ibu akan menghadapi persalinan, terutama ibu yang baru pertama kali akan
melahirkan akan sering mengalami perasaan tidak tenang, takut, dan ragu-ragu akan
persalinan yang dihadapinya.
b) Bahwa kehamilan dan persalinan dirasakan sebagai cobaan atau ujian, walaupun ibu
bersedia menerima dan mnegaharapkan kehadiran anaknya.
c) Bahwa ibu akan lebih gelisah, cemas saat menghadapi persalinan, dan lebih banyak
hal yang dipikirkan. Misalnya, apakah persalinan akan berjalan lancar, apakah
penolong sabar dan bijaksana menolongnya, apakah dapat menahan rasa sakit saat
melahirkan, apakah bayi yang lahir nanti normal dans eperti yang diharapkan, apakah
dengan kehadiran anak ia sanggup memelihara, dan lain sebagainya yang
menimbulkan kecemasan.
d) Bimbingan dan persiapan mental ibu yang akan bersalin perlu diperhatikan agar ibu
medapat ketenangan dan pengertian dalam menghadapi persalinan. Salah satu faktor
yang membutuhkan bimbingan, yaitu adanya perubahan psikis yang terjadi pada
saat akan bersalin dan selama proses persalinan, antara lain :
 Ibu merasa ketakutan sehubungan dengan dirinya sendiri, misalnya, takut akan terjadi
bahaya atas dirinya pada saat persalinan dan takut tidak dapat memenuhi kebutuhan
anaknya.
 Ketakutan yang dihubungkan dengan pengalaman yang sebelumnya, misalnya
mengalami kesulitan pada persalinan yang sebelumny.
 Ketakutan karena anggapannya sendiri bahwa persalinan merupakan hal yang
membahayakan.
 Perasaan gembira karena akan segera melihat wajah anak yang dinanti-nantikannya.
 Ketegangan akan bertambah bila terdapat pengaruh negatif lain mengenai persalinan
tersebut. pengaruh-pengaruh negatif tersebut dapat berasal dari kepercayaan akan
takhayul; buku-buku, surat kabar yang telah dibaca, cerita kawan atau orang lain; dan
juga dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi keluarga dan lain sebagainya.

63
Oleh karena terjadi ketegangan-ketegangan seperti diatas, ibu menjadi cemas, gelisah,
kadang-kadang sangat emosional, menjadi lekas marah, lekas tersinggung dan
sebagainya.
 Adanya perasaan yang negatif atau emosi yang berlebihan pada ibu, sebaiknya segera
diatasi dengan memberikan bimbingan yang mengarahkan pada penerimaan anak,
harapan untuk segera memiliki, dan menyaksikan wajah anak yang dinanti-nantikan.
Hal ini dapat dibuat sebagai motif yang cukup kuat untuk memerangi perasaan-
perasaan tersebut.
 Bimbingan dan persiapan mental yang diberikan oleh penolong bertujuan agar ibu
menerima prinsip bahwa persalinan bukanlah peristiwa yang menakutkan, melainkan
peristiwa yang dapat diingat dalam lembaran hidup sebagai peristiwa yang indah dan
menyenangkan.
Bantuan yang diberikan kepada ibu dalam bimbingan dan persiapan mental dijelaskan berikut
ini
a. Mengatasi perasaan takut yang dirasakan oleh ibu dalam persalinan, dengan cara:
o Memberikan pengertian kepada ibu tentang peristiwa persalinan
o Menunjukkan kesediaan untuk menolong
o Mengajak ibu berdoa untuk menyerahkan diri dan memohon bantuan kepada Tuhan,
sesuai dengan agamanya.
b. Berusaha menetramkan perasaan yang mencemaskan, dengan cara:
o Dengan penjelasan yang bijaksana
o Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ibu secara baik dan tidak menyinggung
perasaan.
c. Memberi gambaran yang jelas dan sistematis tentang jalannya persalinan, misalnya :
o Bahwa his yang mengakibatkan rasa sakit tersebut penting untuk membuka jalan lahir
o Bahwa melahirkan anak dalam kandungan bukan saja dengan his yang makin kuat,
tetapi juga dengan cara yang baik.
d. Ibu harus sering ditemani. Bila ibu sering ditemani, ia akan merasa mendapatkan
bantuan moral karena ada orang lain yang simpati, ada orang lain yang memberi
bantuan setiap saat diperlukan, dan mendengarkan segala keluhan penderita.
e. Mengerti perasaan ibu. Penolong harus memberi simpati, memperlihatkan
kesanggupan memberikan bantuan, dan kesanggupan membantu meringankan
perasaan tidak nyaman, dan sebagainya. Jadi, penolong tidak boleh lekas tersinggung
apabila ibu tidak menyenangkannya.
f. Menarik perhatian ibu. Cara penolong manarik perhatian ibu adalah dengan
memperlihatkan tingkah laku yang baik, bijaksana, halus, ramah, dan sopan.
g. Membantu pasien memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan pikiran selama
proses persalinan.
h. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
i. Membantu memengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk
kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.
j. Menunjukkan sikap dewasa dan bertanggung jawab, dengan cara:
 Setiap melakukan tindakan harus dipikirkan terlebih dahulu dengan matang.
 Apabila menemui kesulitan dalam menjalankan tugasnya, maka harus dapat
bertindak dengan cepat dan tepat.
 Dalam memberikan pertolongan hendaknya penuh kesadaran dan penuh
pengertian bahwa menolong ibu bersalin telah menjadi kewajibannya.
 Bila ada kesulitan harus dihadapi dengan tenang, jangan gelisah atau
menunjukkan kekhawatiran. Bila penolong gelisah, maka ibu akan lebih

64
gelisahlagi karena tahu bahwa penolong pun mencemaskannya, dan
sebaliknya.
 Berusaha membesarkan kepercayaan atas keselamatan ibu menghadapi
persalinan dengan memberikan petunjuk-petunjuk dan berusaha agar ibu
mengkuti petunjuk-petunjuk tersebut.

 Penolong
Penolong persalinan adalah seorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu
untuk membantu ibu dalam menjalankan proses persalinan. Faktor penolong ini memegang
peranan penting dalam membantu ibu bersalin karena memengaruhi kelangsungan hidup ibu
dan bayi.
1. Peran Penolong dalam Persalinan
Ibu yang sedang hamil terutama pada trimester akhir akan didatangi mimpi-mimpi dan
dibayangi hal-hal mengenai seperti apakah bayi yang akan lahir. Sebagian besar dari mereka
akan mengalami kecemasan mengenai kesehatan bayinya. Selain itu, ibu juga dapat dilanda
rasa takut akan melahirkan bayi yang tidak normal atau meninggal dunia. Perasaan-perasaan
ini dapat membuat ibu menjadi stres berat. Hal ini menyebabkan beberapa calon ibu tidak
berani membayangkan tentang persalinan karena khawatir kalau bayinya lahir tidak dalam
keadaan sehat.Adanya dukungan dari penolong akan mengurangi lamanya proses kelahiran,
Dalam menolong persalinan ibu bersalin memilih posisi persalinan sesuai dengan yang
dikehendaki. Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman. Ibu dapat mengubah-
ubah posisi secara teratur selama kala dua karena hal ini dapat membantu kemajuan
persalinan, mencari posisi meneran yang paling efektif dan menjaga sirkulasi utero-plasenter
tetap baik (Setyorini, 2013)
2. Syarat-syarat dan Kepribadian Petugas dalam Kamar Bersalin
Pada saat membantu persalinan, penolong persalinan harus mencuci tangan setelah
pembukaan lengkap, kemudian memakai celemek, kacamata, alas kaki tertutup dan masker
steril, serta sarung tangan steril atau DTT. Setelah itu, penolong harus berhati-hati agar badan
atau tangannya tidak mengenai tempat tidur penderita atau benda-benda lain sehingga tidak
steril. Mengingat bahwa fungsi penolong persalinan sangat berat, yaitu memberikan
pertolongan bagi dua jiwa yaitu ibu dan anak, serta kesuksesan pertolongan tersebut sebagian
bergantung pada pada keadaan petugas yang menolongnya, maka sangat penting untuk
diadakan kualifikasi atau persyaratan bagi petugas yang bekerja dikamar bersalin dan
petolong persalinan. Degan demikian, sesuai hal tersebut, persyaratan yang diperlukan adalah
persyaratan kemampuan, keterampilan, dan kepribadian. Meningat bahwa jenis petugas
dikamar bersalin berbeda-beda, maka walaupun persyaratan tersebut akan disesuaikan dengan
jenis dangan jenis tingkatan petugas masing-masing, jenis tingkatan yang lebih tinggi akan
dituntut dengan persyaratan khusus yang lebih tinggi.
3. Kemampuan
Menurut psikologi, kemampuan disini diartikan sebagai kesanggupan. Mengingat pentingnya
tugas dikamar bersalin dan resiko yang akan dihadapi, maka para petugas dikamar bersalin
dituntut untuk memiliki kemampuan yang cukup besar, yaitu individu-individu yang cepat
berfikir, cepat menganalisis, cepat menginterpretasikan lambang-lambang, cepat menyusun
konsep, dan lain-lain. Penolong persalinan dituntut untuk mampu mengatasi masalah-masalah
yang mungkin terjadi sepanjang proses persalinan, beberapa contohnya adalah:
a) Meningkatnya lingkaran Bandl ( lingkaran retraksi patologis antara segmen atas
rahim (SAR) dan segmen bawah rahim (SBRI).
b) Ketuban pecah sebelum waktunya atau disertai bagian janin yang menumbung.
c) Perubahan DJJ
d) Pengeluaran mekonium pada letak kepala.
65
e) Keadaan his yang bersifat patologis.
f) Perubahan posisi atau penurunan bagian terendah janin.
 Kemampuan yang harus dimiliki petugas kamar bersalin adalah kemampuan untuk
menjalankan tugas-tugas profesi dikamar bersalin. Oleh karena itu petugas kamar
bersalin hendaknya dipilih dari tenaga-tenaga yang memiliki pendidikan kejuruan
yang sesuai, yaitu kejuruan yang sesuai dalam perawatan umum dan perawatan
kebidanan yang meliputi perawatan persalinan, perawatan nifas, dan perawatan bayi.
 Pengetahuan dan pengalaman tersebut diperoleh dari pendidikan yang bersifat
pengetahuan dan pengalaman praktik yang sebaiknya dikembangkan melalui
pengalaman yang diperoleh setelah selesai pendidikan. Seseorang akan memperoleh
kemampuan khusus yang lebih tinggi dengan cara mengembangkan pengetahuan
dasar yang dimiliki melalui pengalaman kemampuan khusus yang optimal terjadi bila
kemampuan umumnya cukup tinggi, demikianlah hubungan antara kemampuan
umum dan kemampuan khusus.
4. Keterampilan
Pekerjaan keperawatan atau kebidanan merupakan pekerjaan yang mengutamakan
keterampilan tanpa mengesampingkan pengetahuan. Pekerjaan ini mencapai hasil yang
maksimal apabila petugas yang mengerjakannya memiliki keterampilan yang cukup tinggi.
Keterampilan atau skill yang tinggi diperoleh dengan adanya latihan, praktikum dalam
pendidikan, serta pengalaman. Oleh karena itu, petugas yang bekerja dikamar bersalin adalah
seseorang yang berpengalaman agar memiki keterampilan yang besar dalam segala
perawatan, pertolongan, dan perawatan persalinan.
5. Kepribadian
Kepribadian adalah kesatuan jasmani dan rohani dalam segala aspeknya, yan merupakan
kumpulan yang bersifat dinamis yang selalu akan mengalami perubahan dan perkembangan.
Aspek-aspek penting yang berhubungan dengan tugas dikamar bersalin yaitu fisik,
kematangan, mental, emosi, dan sikap.
a) Fisik
Petugas yang dinas dikamar bersalin harus mempunyai fisik yang sehat dan kuat. Fisik yang
sehat bukan saja penting bagi penderita, tetapi juga untuk kepentingan sendiri. Keadaan fisik
juga harus kuat agar dapat tahan untuk bekerja dan tidak mudah lelah walaupun waktu
bekerja cukup lama.
b) Kematangan
Kematangan adalah sempurnannya fungsi organ jasmaniah dan fungsi psikologis.
Kematangan tersebut dinyatakan dengan sikap kedewasaan, ketegasan, bertanggung jawab,
dan berwibawa. Petugas harus menunjukan sikap kedewasaan dan kematangan tersebut untuk
mendapatkan kepercayaan pasien.
c) Mental
Keadaan mental yang kuat harus dimiliki oleh seorang petugas yang bekerja dikamar bersalin
karena sewaktu-waktu harus menghadapi kejadian-kejadian yang mungkin timbul secara tiba-
tiba. Petugas juga harus tidak mudah merasa takut, cemas, bingung, atau terpengaruh dengan
keadaan penderita serta kemauan penderita. Selain itu, petugas juga harus tabah dan dapat
membantu penderita yang mengalami perasaan tidak tenang dalam menghadapi persalinan.
Dengan adanya ketenangan tersebut, persalinan diharapkan akan berjalan lancar.
d) Emosi
Keadaan emosi yang stabil juga harus dimiliki oleh seorang petugas dalam kamar bersalin
agar tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan, serta dapat mengendalikan perasaan yang
berlebihan dan menguasai dirinya untuk tidak mudah tersinggung dan cepat marah.
e) Sikap

66
Sikap yang dibicarakan disini adalah sikap dalam arti psikologis, yaitu reaksi yang dibentuk
dan diwujudkan setiap individu dalam mendapatkan suatu tindakan. Sikap yang ditujukan
oleh petugas hendaknya rasional dan sesuai dengan norma yang dikehendaki oleh
masyarakat, khususnya penderita, yaitu sopan, sabar, ramah, tidak ragu-ragu, penuh
perhatian, selalu bersedia membantu dan menolong, menemui penderita dengan sabar
bagaimanapun keadaannya, serta menciptakan situasi dan hubungan yang baik. Selain itu,
petugas juga harus bisa memiliki sikap sosial dan profesional. Sikap sosial adalah reaksi
sosial yang ditujukan pada penderita, orang-orang lain dalam ruang kamar bersalin, dan
keluarga penderita sehingga keluarga dapat mempercayakan penderita kepada petugas. Sikap
profesional adalah sikap terhadap profesinya dalam tugas dikamar bersalin.

PROSES PERSALINAN

Proses persalinan terbagi dalam IV kala yaitu :


Kala I : Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap. Kala
pembukaan dibagi atas 2 fase, yaitu :
1. Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat ; sampai pembukaan 3 cm
berlangsung dalam 7-8 jam.
2. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase :

o Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.


o Periode dilatasi maksimal ( steady ) : selama 2 jam pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm.
o Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi
10 cm atau lengkap. (Rustam Mochtar, 1998 : 94 )

3. Fase Transisi

Selama fase transisi, kontraksi mencapa ipuncaknya, terjadi setiap 2 sampai 3 menit dengan
durasi 60 sampai 90 detik dan menyebabkan dilatasi serviks maksimum dari 9 sampai 10 cm.
Jika membran sebelumnya tidak pecah atau telah pecah oleh amniotomi, maka akan pecah
saat dilatasi penuh (10 cm). Pada akhir fase ini, dilatasi sudah penuh (10 cm) dan penipisan
serviks telah terjadi. Saat seorang wanita mencapai akhir tahap ini pada dilatasi 10 cm,
sensasi baru (yaitu, dorongan tak tertahankan untuk mendorong) akan terjadi.

Pada kala I persalinan, ibu dapat mengalami ketakutan dan kecemasan, hal ini dapat dipicu
oleh melimpahnya katekolamin atau hormon stres. Hormon yang dilepas sebagai respon
terhadap stres dapat menyebabkan distosia. ( Bobak, 2004 : 789 ) Selama Kala I persalinan,
sirkulasi katekolamin kadar tinggi yang berlebih menyebabkan penurunan aliran darah ke
rahim dan plasenta. Sehingga memperlambat kontraksi rahim dan mengurangi pasokan
oksigen ke janin. Ketakutan atau kecemasan juga menyebabkan wanita mengartikan ucapan
pemberi perawatan ataupun kejadian persalinan secara pesimistik atau negatif. Sumber stres
bervariasi pada setiap individu tetapi nyeri dan tidak adanya pendukung merupakan dua
faktor yang mempengaruhi distosia. Sehingga menghindarkan stres psikologis ibu atau
67
meningkatkan rasa sejahtera bagi ibu, tampaknya dapat mendorong proses fisiologis
persalinan dan hal ini dapat dilakukan oleh suami. ( Simkin, P and Ruth A, 2005 : 14 )

Kala II : Dimulai dari pembukaan lengkap ( 10 cm ) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. ( Abdul, 2002 : 100-101 )

Pada saat kala II terdapat efek psikologis mengejan dan menahan nafas berkepanjangan pada
ibu dan janin, yaitu:

 Sistem tekanan tertutup dalam rongga dada wanita, sehingga terjadi penurunan arus
balik vena, curah jantung, dan tekanan darah arterial ibu.
 Peningkatan tahanan pembuluh darah tepi di kepala, wajah, lengan, dan kaki
mengakibatkan wajahnya memerah dan jika selang intra vena dipasang, darah sering
mengalir balik dalam selang.
 Penurunan kadar oksigen dalam darah ibu dan aliran darah ke plasenta.
 Peningkatan kadar karbondioksida ibu sampai ia mengambil nafas.
 Distensi mendadak dari kanalis vaginalis dan otot-otot panggul, bersamaan dengan
meregangnya ligamen penunjang, mengakibatkan trauma pada perineum dan mungkin
dapat terjadi inkontinensia urin.
 Kelelahan ibu.
 Sedangkan pada janin dapat mengakibatkan hipoksia janin.

Disinilah peran suami diharapkan mengingatkan ibu untuk bernafas, mengatasi kelelahan ibu
dengan memenuhi kebutuhan nutrisi, menyeka keringat ibu dengan lap dingin, dan memberi
semangatpadaibu.(Simkin,PandRuthA,2005:90-91)
Kala III : Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak
lebihdari30menit.(Abdul,2002:100-101)

Masalah potensial yang mungkin terjadi setelah pengeluaran plasenta karena adanya
perubahan kardiovaskuler yang cepat ( yaitu peningkatan tekanan intrakranial sewaktu
mengejan dan pertambahan cepat curah jantung ). Resiko emboli cairan amnion pada paru-
paru juga terjadi karena sebab lain. Dengan lepasnya plasenta, ada kemungkinan cairan
amnion memasuki sirkulasi ibu jika otot uterus tidak berkontraksi dengan cepat dan baik.
Dalam hal ini suami dapat berperan dengan terus memantau tanda-tanda penurunan
kesadaran.(Bobak,2004:343)
Macam pelepasan plasenta yaitu :
 Secara Schultze
Pelepasan dimulai pada bagian tengah dari plasenta dan di sini terdapat hematoma retro
plasentair yang selanjutnya mengangkat plasenta dari dasarnya.Plasenta dengan hematoma di
atasnya sekarang jatuh kebawah atau menarik lepas selaput janin. Bagian plasenta yang
nampak dalam vulva ialah permukaan futal, sedangkan hematoma sekarang terdapat dalam
kantong yang terputar balik. Pelepasan secara schultze paling sering dijumpai.
 Secara Duncan
Pada pelepasan secara Duncan, pelepasan dimulai dari pinggir plasenta. Darah mengalir
keluar antara selaput janin dan dinding rahim, jadi perdarahan sudah ada sejak sebagian dari
plasenta terlepas dan terus berlangsung sampai seluruh plasenta lepas. Plasenta lahir dengan
pinggirnya terlebih dahulu. Pelepasan secara Duncan terutama terjadi plasenta letak rendah.
Fase Pengeluaran uri

68
Uri yang sudah terlepas oleh kontraksi rahim akan didorong kebawah yang oleh rahim
dianggap sebagai benda asing. Hal ini dibantu pula oleh tekanan abdominal atau mengejan,
maka uri akan dilahirkan, 20% secara spontan, dan selebihnya memerlukan pertolongan.

Kala IV : Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. ( Abdul,
2002 : 100-101 ) Syok hipovolemik akibat perdarahan dapat terjadi pada tahap keempat
persalinan normal. Pemulihan terjadi jika terdapat volume darah sirkulasi yang memadai
untuk tubuh mengompensasi kehilangan darah atau jika diberikan infus intravena. Wanita
akan mengalami gejala kepala terasa ringan, pucat, sulit bernafas dan kulit dingin serta
lembab. Disinilah peran suami dibutuhkan untuk membantu petugas memantau perdarahan
dan kontraksi uterus serta membantu ibu mengosongkan kandung kemih. ( Bobak, 2004 :
351-352 ). Persalinan kala IV merupakan periode dari pelahiran plasenta sampe 1 atau 2 jam
postpartum hal ini di maksudkan agar dokter, bidan atau penolong persalinan masih
mendampingi sampai persalinannya selesai, sekurang-kurangnnya 1 jam selesai postpartum.
Dengan cara ini diharapkan kejadian yang tidak di inginkan akibat post partum dapat dicegah
atau dikurangi.(Reeder, Martin, 2011)
Tahap ini disebut tahap pemulihan (Bobak, 2012). Hal yang perlu dievaluasi dalam kala IV
yaitu :
 Tanda-tanda vital.
 Kontraksi uterus harus baik.
 Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain.
 Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap.
 Kandung kecing harus kosong.
 Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma.
 Resume keadaan umum bayi, dan resume keadaaan umum ibu.
(Manurung, 2011 & Wiknjosastro, 2008).

PARTOGRAF
a. Definisi
Informasi klinik tentang kemajuan persalinan, asuhan, pengenalan penyulit dan membuat
keputusan klinik. Patograph adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala suatu persalinan dan informasi
untuk membuat keputusan klinik.

b. Tujuan
1. Mencatat hasil observasi kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks
melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga
dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
3. Mencatat kondisi ibu dan janin.
4. Untuk membuat keputusan klinik.
5. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,

69
pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik, dan asuhan atau tindakan
yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam
medic ibu bersalin dan bayi baru lahir.
Jika digunakan secara tepat dan konsisten, partograf akan membantu penolong
persalinan untuk :
a) Mencatat kemajuan persalinan
b) Mencatat kondisi ibu dan janinnya
c) Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
d) Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit
persalinan
e) Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang
sesuai dan tepat waktu
Partograf harus digunakan:
1) Untuk semua ibu dalam semua aktif kala satu persalinan dan merupakan
elemen penting dari asuhan persalinan. Partograf harus digunakan untuk
semua persalinan, baik normal maupun patologis. Partograf sangat membantu
penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan
klinik, baik persalinan dengan penyulit maupun yang tidak disertai dengan
penyulit.
2) Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik
bidan swasta, rumah sakit dll).
3) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan
persalian kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (Specialis Obstetri, Bidan,
Dokter Umum, Residen dan Mahasiswa Kedokteran).
c. Catatan Kondisi Ibu
1) frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit (termasuk pemantauan DJJ setiap 30
menit).
2) Nadi setiap 30 menit.
3) dilatasi serviks setiap 4 jam.
4) Penurunan bagian terbawah setiap 4 jam.
5) tekanan darah dan temperatur suhu tubuh setiap 4 jam
6) produksi urine, atau adanya aseton/ protein urin setiap 2 – 4 jam
d. Data Dalam Partograf
1) informasi tentang ibu dan riwayat tentang kehamilan/ persalinan
2) kondisi janin
3) kemajuan persalinan
4) jam dan waktu
5) kontraksi uterus
6) obat – obatan dan cairan yang di berikan.
7) kondisi ibu.
 Informasi tentang ibu :
a) Nama, umur
b) Gravida, para, abortus (keguguran)
c) Nomor catatan medic / nomor puskesmas
d) Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan waktu penolong
persalinan mulai merawat ibu)
e) Waktu pecahnya selaput ketuban
 Kondisi janin :
a) DJJ
b) Warna dan adanya air ketuban
70
c) Penyusupan (molase) kepada janin
 Kemajuan persalinan :
a) Pembukaan serviks
b) Penurunan bagian gterbawah atau presentase janin
c) Garis waspada dan garis bertindak
 Jam dan waktu :
1) Waktu mulainya fase persalinan
2) Waktu actual saat pemeriksaan atau penilaian
 Kontraksi uterus :
1) Frekuensi dan lamanya
2) Lama kontraksi (dalam detik)
 Obat-obatan dan cairan yang diberikan :
1) Oksitosin
2) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan
 Kondisi ibu :
1) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
2) Urin (volume, aseton atau protein
e. Catatan Tentang Air Ketuban
1. U: aelaput ketuban utuh
2. J: selaput ketuban sudah pecah, cairannya sudah jernih.
3. M: selaput ketuban sudah pecah, cairannya bercampur dengan meconium.
4. D: selaput ketuban sudah pecah, cairannya bercampur dengan darah.
5. K: selaput ketuban sudah pecah, cairannya tidak ada (kering)
f. Molase
Adalah penyusupan antara tulang kronium, dalam patograph ditandai dengan:
1) 0 : tulang kepala janin terpisah
2) 1 : hanya bersentuhan.
3) 2 : saling tumpang tindih, dapat dipisah
4) 3 : saling tumpang tindih, tidak dapat dipisah
g. Penurunan Bagian Terbawah Atau Presentasi Janin
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam),atau lebih sering jika ada tanda-
tanda penyulit,nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau turunnya bagian terbawah
persentasi janin.pada persalinan normal ,kemajuan pembukaan servik umumnya diikuti
dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin .namun kadangkala,turunnya bagian
terbawah/presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan servik sebesar 7 cm.penurunan
kepala janin di ukur secara pasti palpasi bimanual. Penurunan kepala janin di ukur seberapa
jauh dari tepi simfisis pubis. Dibagi menjadi 5 kategori denganb simbol 5/5 sampai
0/5.simbol 5/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin belum memasuki tepi atas simfisis
pubis, sedangkan simbol 0/5 menyatakan bahwa kepala janin sudah tidak bisa lagi di palpasi
diatas simpisis pubis.kata-kata turunnya kepala dan garis terputus dari 0-5,tertera di sisi yang
sama dengan angka pembukaan servik .beri tanda O pada garis waktu yang sesuai.sebagai
contoh,jika kepala bisa dipalpasi 4/5,tuliskan tanda O dinomber 4.hubungkan tanda O dari
setiap pemeriksaan dengan garis terputus.
h. Parameter Partograf
Parameter Frekwensi fase aktif
Tekanan darah Setiap 4 jam
Suhu Setiap 2 jam
Nadi Setiap 30 – 60 Menit
DJJ Setiap 30 menit
71
Kontraksi Setiap 3 menit
Pembukaan serviks Setiap 4 jam*
Penurunan Setiap 4 jam*

MANAGEMENT NYERI
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait
dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama
persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi,
pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot (Arifin, 2008).
Nyeri persalinan ditandai dengan adanya kontraksi rahim, kontraksi sebenarnya telah
terjadi pada minggu ke-30 kehamilan yang disebut kontraksi Braxtonhicks akibat perubahan-
perubahan dari hormon ekstrogen dan tetapi sifatnya tidak teratur, tidak nyeri dan kekuatan
kontraksinya sebesar 5 mmhg,dan kekuatan kontraksi Braxton hicks ini akan menjadi
kekuatan his dalam persalinan dan sifatnya teratur. Kadang kala tampak keluarnya cairan
ketuban yang biasanya pecah menjelang pembukaan lengkap, tetapi dapat juga keluar
sebelum proses persalinan. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan dapat
berlangsung dalam waktu 24 jam. (Gadysa, 2009).
TAHAPAN NYERI
Ada empat tahapan terjadinya nyeri :
a. Transduksi
Transduksi merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri (noxious
stimuli) dirubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung
saraf. Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia
(substansi nyeri
b. Transmisi
Transmisi merupakan proses penyampaian impuls nyeri
dari nosiseptor saraf perifermelewati kornu dorsalis,
dari spinalis menuju korteks serebri. Transmisi sepanjang akson berlangsung
karena proses polarisasi, sedangkan dari neuron presinaps ke
pasca sinapsmelewati neurotransmitter
c. Modulasi
Modulasi adalah proses pengendalian internal oleh sistem saraf, dapat
meningkatkan atau mengurangi penerusan impuls nyeri. Hambatan terjadi
melalui sistem analgesia endogen yang melibatkan bermacam-macam
neurotansmiter antara lain endorphin yang dikeluarkan oleh sel otak
dan neuron di spinalis.
d. Persepsi
Persepsi adalah hasil rekonstruksi susunan saraf pusat tentang impuls
nyeri yang diterima. Rekonstruksi merupakan hasil interaksi sistem saraf
sensoris, informasi kognitif (korteks serebri) dan pengalaman emosional
(hipokampus dan amigdala). Persepsi menentukan berat ringannya nyeri yang
dirasakan (Wibowo, 2009).
KLASIFIKASI NYERI
a. Klasifikasi nyeri secara umum terdiri dari :
72
a) Nyeri akut
Nyeri ini bersifat mendadak, durasi singkat (dari beberapa detik sampai 6
bulan). Biasa berhubungan dengan kecemasan. Orang bisa merespon nyeri akut
secara fisiologis dan dengan prilaku. Secara fisiologis : diaforesis, peningkatan
denyut jantung, peningkatan pernapasan, dan peningkatan tekanan darah.
b) Nyeri kronik
Nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti dengan berbagai macam gangguan.
Terjadi lambat dan meningkat secara perlahan setelahnya, dimulai setelah detik
pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau menit. Nyeri ini
biasanya berhungan dengan kerusakan jaringan. Nyeri ini bersifat terus-menerus
atau intermitten.
b. Klasifikasi nyeri secara spesifik terdiri dari :
a) Nyeri somatik dan Nyeri viseral
Bersumber dari kulit dan jaringan di bawah kulit (superfisial), yaitu pada
otot dan tulang.
b) Nyeri menjalar
Nyeri yang tidak diketahui secara fisik, biasanya timbul akibat psikososial.Nyeri
yang disebabkan karena salah satu ekstermitas diamputasi.Bentuk nyeri yang
tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa jalur saraf (Hidayat,
2008).
c) Nyeri psikogenik
d) Nyeri phantom
e) Nyeri neorologis
SKALA INTENSITAS NYERI
a. Skala Intensitas Nyeri Deskriftif Sederhana

Pendeskripsian ini diranking dari ”tidak nyeri” sampai ”nyeri yang tidak
tertahankan”. Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk
memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan. Alat ini memungkinkan klien
memilih sebuah ketegori untuk mendeskripsikan nyeri.
b. Skala Intensitas Nyeri Numerik 0 – 10

Skala penilaian numerik lebih digunakan sebagai pengganti alat


pendeskripsian kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala
0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan
setelah intervensi.
c. Skala Analog Visual (VAS)

73
Skala analog visual ( Visual Analog Scale) merupakan suatu garis lurus, yang
mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsian
verbal pada setiap ujungnya.
d. Skala nyeri gambar

Intensitas nyeri dibedakan menjadi lima dengan menggunakan skala numerik yaitu:
1. 0 : Tidak nyeri
2. 1–2 : Nyeri ringan
3. 3–5 : Nyeri sedang
4. 6–7 : Nyeri berat
5. 8 – 10 : Nyeri sangat berat
(Perry & Potter. 2005)
MANAGEMEN NYERI
a. Massage
Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak,
biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau
perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi,
dan/atau meningkatkan sirkulasi. Gerakan-gerakan dasar meliputi : gerakan
memutar yang dilakukan oleh telapak tangan, gerakan menekan dan
mendorong kedepan dan kebelakang menggunakan tenaga, menepuk- nepuk,
memotong-motong, meremas-remas, dan gerakan meliuk-liuk. Setiap gerakan
gerakan menghasilkan tekanan, arah, kecepatan, posisi tangan dan gerakan
yang berbeda-beda untuk menghasilkan efek yang di inginkan pada jaringan
yang dibawahnya (Henderson, 2006).

a) Metode Message
Beberapa metode message yang biasa digunakan untuk merangsang
saraf yang berdiameter besar yaitu:
1) Metode Effluerage
Memperlakukan pasien dalam posisi setengah duduk, lalu letakkkan
keduan tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar
kearah pusat simpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan
menggunakan gerakan melingkat atau satu arah.
2) Metode deep back massage

74
Memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian bidan atau
keluarga pasien menekan daerah secrum secara mantap dengan telapak
tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya.
3) Metode firm counter pressure
Memperlakukan pasien dalam kondisi duduk kemudian bidan atau
keluarga pasien menekan secrum secara bergantian dengan tangan yang
dikepalkan secara mantap dan beraturan.
4) Abdominal lifting
Memperlakukan pasien dengan cara membaringkan pasien pada posisi
terlentang dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan
pada pinggang belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan
yang berlawanan kearah puncak perut tanpa menekan kearah dalam,
kemudian ulangi lagi. Begitu seterusnya (Gadysa, 2009).

b. Relaksasi
Relaksasi adalah membebaskan pikiran dan beban dari ketegangan
yang dengan sengaja diupayakakan dan dipraktekkan. Kemampuan untuk
relakasasi secara disengaja dan sadar dapat dimanfaatkan sebagai pedoman
mengurangi ketidaknyamanan yang normal sehubungan dengan kehamilan
(Salmah, 2006 ).
Relaksasi sadar telah ditemukan berkaitan dengan penurunan
tegangan otot dam menurunkan laju metabolisme. Relaksasi sadar terhadap
seluruh tubuh selama persalinan tampak meningkatkan keefektifan kontraksi
uterus. Ketika dikombinasikan dengan pernapasan, relaksasi dapat membantu
ibu bersalin mengatasi nyeri lebih efektif pada setiap kontraksi dan istirahat
lebih penuh di antara kontraksi (Patree., Walsh. 2007).
Rasa nyeri bersalin tidak selalu berarti ada sesuatu yang salah
( seperti rasa sakit yang disebabkan oleh cidera atau penyakit). Nyeri adalah
bagian yang normal dari proses melahirkan. Biasanya, itu berarti bayi dalam
kandungan sedang mengikuti waktunya untuk dilahirkan. Mengetahui
beberapa metode mengatasi rasa sakit akan membantu ibu untuk tidak merasa
begitu takut. Tak hanya itu, menggunakan beberapa keterampilan ini selama
persalinan akan membantu ibu merasa lebih kuat (Whalley, Simkin &
Keppleer, 2008).
Manfaat Relaksasi :
a) Menyimpan energi dan mengurangi kelelahan
b) Menenangkan pikiran dan mengurangi stres
c) Mengurangi rasa nyeri
Relaksasi mengurangi ketegangan dan kelelahan yang mengintensifkan
nyeri yang ibu rasakan selama persalinan dan pelahiran. Juga memungkinkan
ketersediaan oksigen dalam jumlah maksimal untuk rahim, yang juga
mengurangi nyeri, karena otot kerja (yang membuat rahim berkontraksi)
menjadi sakit jika kekurangan oksigen. Selain itu, konsentrasi mental yang
terjadi saat ibu secara sadar merelakskan otot membantu mengalihkan
perhatian ibu dari rasa sakit waktu kontraksi dan karena itu, akan mengurangi
kesadaran ibu akan rasa sakit (Whalley, Simkin, & Keppleer, 2008).

75
Ada beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam
keadaan istirahat atau selama proses persalinan :
a) Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit, kedua
tangan rileks di samping di bawah lutut dan kepala diberi bantal.
b) Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, di bawah kepala
diberi bantal dan di bawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut
tidak menggantung.
c) Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan
di samping telinga.
d) Duduk membungkuk, kedua lengan diatas sandaran kursi atau diatas tempat
tidur. Kedua kaki tidak boleh mengantung.
e) Keempat posisi tersebut dapat dipergunakan selama ada his dan pada saat
itu ibu harus dapat mengonsentrasikan diri pada pernapasan atau pada
sesuatu yang menyenangkan (Salmah, 2006).

76

Anda mungkin juga menyukai