TA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat dan hidayahnya yang Allah SWT anugerahkan kepada
kita sehingga dapat menyusun makalah biologi tentang sistem reproduksi laki-
laki. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk membantu dalam memahami bab
sistem reproduksi pada laki-laki dan memberi pengetahuan tentang bab tersebut.
Halaman Judul
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Sistem Reproduksi Laki-Laki 3
A. Alat Reproduksi Laki-Laki 3
B. Spermatogensis 6
Proses Spermatogenesis 7
C. Hormon Sistem Reproduksi Laki-Laki 8
Gangguan pada Sistem Reproduksi Laki-Laki 9
Teknologi Sistem Reproduksi Laki-Laki 13
Gaya Hidup Sehat 14
Daftar Pustaka 16
Sistem Reproduksi Laki-Laki
Struktur internal dari sistem reproduksi pria terdiri dari testis, saluran
pengeluaran (epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, uretra) dan kelenjar
asesoris (vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar Cowper)
1. Testis
Testis terdapat dalam kantong skrotum yang berfungsi untuk
memproduksi sperma. Sel-sel yang menghasilkan sperma disebut tubulus
seminiferus, yang berukuran hampir sama dengan serabut benang sutera
yang paling halus. Proses pembentukan sperma ini disebut
spermatogenesis. Sperma yang dihasilkan oleh seorang laki-laki dewasa
normal kurang lebih 100 juta sel sperma setiap hari. Sperma ini berfungsi
dalam meneruskan keturunan. Testis juga menghasilkan hormon
reproduksi yaitu, testosteron. Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel Leydig
yang terletak di celah-celah antara tubulus seminiferus. Hormon
testosteron sangat berpengaruh terhadap perkembangan kelamin sekunder
pada seorang laki-laki. Ciri-ciri kelamin sekunder pada seorang laki-laki
antara lain:
a) suara yang membesar,
b) tumbuhnya kumis, jenggot, serta rambut pada bagian tertentu,
c) bentuk dada yang bidang.
Hormon testosteron ini juga akan menentukan sikap mental seorang laki-
laki, serta penampilan kejantanan tubuhnya. Tanpa hormon ini seorang
laki-laki akan berkulit lembut, lemah gemulai, seperti ciri-ciri seorang
wanita.
2. Saluran
Pengeluaran
Epididimis
Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-
kelok diluar permukaan testis sepanjang kurang lebih 6m. Berperan
sebagai tempat pematangan sperma. Selama perjalanan ini sperma
menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi.
Vas deferens
Jumlah sepasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan
epididimis dan ujung salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan
sebagai saluran jalannya sperma dari epididimis menuju vesikula
seminalis (kantung semen/kantung mani).
Saluran ejakulasi
Jumlah sepasang. Berupa saluran pendek menghubungkan duktus
vesikula seminalis dan uretra. Berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar
masuk ke dalam uretra.
Uretra
Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat disepanjang penis,
memiliki lubang keluar di ujung penis. Berfungsi sebagai saluran keluar
urine dan saluran keluar air mani.
3. Kelenjar Asesoris
Vesikula
seminalis
Jumlah sepasang. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang berlekuk-
lekuk. Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-
kuningan dan bersifat basa (alkalis). Menyumbangkan sekitar 60% total
volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus (lendir), gula fruktosa
(penyedia energi untuk pergerakan sperma), enzim, vitamin dan hormon
prostagladin.
Kelenjar prostat
Jumlah satu buah. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan
getahnya secara langsung ke dalam uretra berupa cairan encer berwarna
putih seperti susu mengandung enzim antikoagulan dan asam sitrat
(nutrisi bagi sperma).
Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra
Jumlah satu pasang. Terletak di bawah kelenjar Prostat. Melalui saluran
mensekresikan getahnya kedalam uretra berupa mukus (lendir) jernih
bersifat basa yang dapat menetralisir urin asam yang tertinggal di
sepanjang uretra.
Struktur eksternal dari sistem reproduksi pria adalah penis dan skortum :
1. Penis
Jumlah satu buah. Penis tersusun
tiga silinder jaringan erektil mirip
spons berasal dari vena dan kapiler
5
yang mengalami modifikasi. Dua terletak di atas disebut korpus
kavernosa, satu buah terletak di bawah dan membungkus uretra disebut
korpus spongiosum. Batang utama penis dilapisi kulit yang relatif lebih
tebal. Kepala penis (glands penis) ditutup oleh lipatan kulit yang jauh
lebih tipis dan disebut preputium (prepuce), kulit inilah yang dihilangkan
pada saat dikhitan. Bila terjadi suatu rangsangan jaringan erektil tersebut
akan terisi penuh oleh darah dan penis akan mengembang dan tegang
disebut ereksi. Penis dapat berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam
keadaan ereksi dan alat koitus (persetubuhan).
B. Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan
spermatozoa (sel benih pria). Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan
lamanya sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada
mekanisme hormonal tubuh.
Spermatozoa ( sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana kepala
mengandung materi genetik DNA, dan ekor yang merupakan alat pergerakan
sperma. Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar
serta memiliki ekor bergelombang yang berguna mendorong sperma memasuki air
6
mani. Kepala sperma mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga
memiliki struktur yang disebut akrosom. Akrosom mampu menembus lapisan
jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi oleh
organ yang bernama testis dalam kantung zakar. Hal ini menyebabkan testis terasa
lebih dingin dibandingkan anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan
lambat pada suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah
dalam kantung zakar.
Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau
spermatogonium. Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang berfungsi memberi
makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus.
Sel Leydig berfungsi menghasilkan testosterone
.
Proses spermatogenesis
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel
spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder.
Spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid. Spermatid
berdeferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah
selesai, maka ABP (Androgen Binding Protein) testosteron tidak diperlukan
lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan
balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan
cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan
kelenja Cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut
dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki
dapat mengeluarkan 300 - 400 juta sel spermatozoa. Pada laki-laki,
7
spermatogenesis terjadi seumur hidup dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi
setiap saat.
C. Hormon
Sistem reproduksi pria seluruhnya tergantung pada hormon, yang
merupakan bahan kimia yang merangsang atau mengatur aktivitas sel-sel
atau organ. Hormon-hormon utama yang terlibat dalam fungsi sistem
reproduksi pria adalah follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing
hormone (LH) dan hormon testosteron.
FSH dan LH diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang terletak di dasar
otak. FSH diperlukan untuk produksi sperma (spermatogenesis), dan LH
merangsang produksi testosteron, yang diperlukan untuk melanjutkan
proses spermatogenesis. Testosteron juga penting dalam pengembangan
karakteristik laki-laki, termasuk massa dan kekuatan otot, distribusi lemak,
massa tulang dan dorongan seks.
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu
testoteron, LH(Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating
Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal
untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk
spermatosit sekunder.
Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis,
ovarium, dan anak ginjal. Testosteron (C19H28O2) adalah molekul yang
dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Testosteron adalah
hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis
pada jantan dan indung telur pada wanita. Sel-sel Leydig dari testis
distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron sbanyak 2,5-11 mg
sehari. Produksi testosteron mencapai puncaknya sekitar usia 25 tahun, lalu
menurun drastic
pada usia 40 tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) dan androstendion
merupakan prekursor testosteron yang dibentuk oleh anak ginjal.
Testosteron dihasilkan oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar
pituitari. Tetapi, hormon LH dikendalikan oleh testosteron sebagaimana
testosteron dikendalikan oleh LH. Saat jumlahnya di dalam darah meningkat,
molekul testosteron melakukan tekanan pada kelenjar pituitari yang
menyebabkan kelenjar itu menghentikan produksi LH. Hanya ketika jumlah
testosteron menurun produksi LH dimulai lagi. LH yang dihasilkan
mengaktifkan zakar dan memerintahkan produksi tambahan agar menaikkan
jumlah testosteron.
Testosteron memiliki sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai
berikut :
1. efek virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas ciri kelamin pria
primer dan sekunder serta memegang peranan penting dalam
spermatogenesis. Hormon ini juga berperan dalam mempenagruhi
hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-
sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid
menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel
sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat
testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada
tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis.
Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.
3. Kondom
Kondom terbuat dari karet yang sangat tipis tetapi sangat kuat. Perhatikan Gambar
10.18. Kondom ini dikenakan oleh pria saat akan berhubungan seksual dan
mencegah bertemunya sperma dengan ovum. Kondom mempunyai daya
efektivitas sekitar 90% untuk menghindari terjadinya pembuahan. Diafragma
terbuat dari karet yang sangat tipis. Perhatikan Gambar 10.19. Diafragma ini
menutup uterus dan tuba fallopii untuk mencegah agar sperma tidak memasuki
uterus. Diafragma mempunyai efektivitas sekitar 90% untuk mencegah terjadinya
pembuahan.
Gaya Hidup Sehat Untuk Menghindari Penyakit Pada Sistem
Reproduksi
Banyak yang dapat kita lakukan untuk hidup secara sehat supaya dapat
terhindar dari berbagai macam penyakit pada sistem reproduksi. Gaya hidup sehat
yang dapat kita lakukan diantaranya:
a. Kebersihan Pakaian Dalam
Seharusnya dalam sehari, minimal mengganti pakaian dalam sebanyak dua
kali untuk menjaga kebersihan. Selain itu, pilihlah bahan celana dalam
yang dapat mudah menyerap keringat, karena jika tidak jamur bisa
menempel di alat kelamin. Hindari untuk saling bertukar pakaian dalam
dengan orang lain bahkan itu keluarga sendiri, karena setiap orang
memiliki kondisi kelamin yang berbeda.
b. Menghindari Menggunakan Celana Dalam dan Celana Jeans yang Ketat
Memakai celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah
selangkangan dapat menyebabkan kulit susah untuk bernafas dan akhirnya
dapat menyebabkan daerah tersebut berkeringat, lembab, mudah terkena
jamur dan teriritasi. Pemakaian celana ketat itu bagi pria dapat membuat
peredaran darah yang tidak lancar dan membuat penis serta testis dalam
keadaan panas. Panas yang berlebihan oleh suhu, keringat dan pakaian
yang terlalu ketat, dapat menurunkan kualitas sperma.
c. Membersihkan Alat Kelamin Setelah Buang Air Kecil atau Besar
Usahakan untuk selalu membersihkan bagian luar alat kelamin dengan air
dan sabun. Untuk wanita, siramlah dengan air dengan arah depan ke
belakang dan bukan sebaliknya. Hal ini untuk mencegah masuknya kuman
dari dubur ke vagina. Untuk pria, cukup hanya membersihkan dengan air
bersih.
d. Pemeriksaan Rutin
Usahakan untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin pada alat kelamin
sangat diperlukan. Bagi pria pemeriksaan testis (buah zakar) dapat
dilakukan sendiri, dengan cara:
● Kenali ukuran, bentuk, serta berat masing-masing testis.
● Dengan menggunakan kedua belah tangan, raba masing-masing testis.
● Waspadai jika ada benjolan kecil di bawah kulit, di bagian depan atau
sepanjang testis. Jika ada benjolan atau pembengkakan, segera
periksakan diri ke dokter.
● Jika terdapat sesuatu yang tidak seperti biasanya dan tidak terasa
nyaman segera konsulultasikan kepada dokter.
● Jika ada perubahan warna, kadang disertai bau yang kurang sedap dan
gatal-gatal pada alat kelamin, segeralah berkonsultasi ke dokter.
Daf
tar Pustaka