Anda di halaman 1dari 19

FUNGSI ORGAN REPRODUKSI

KELOMPOK 2
1. Arina Desi Hasibuan 8. Desti Brahmana
2. Asiyah 9. Devi Yulia Ananda
3. Carlina Sanger 10. Deby Elisabet T
4. Cindy Adinda Sandira 11. Lusiana Dalimunthe
5. Cindy Lestari 12. Meidar Ramadani
6. Dea Riska Pratiwi 13. Naimah
7. Desi Ayu Safitri

Dosen Pengampuh : Bd.Nurul Aini Siagian, SST.,M.Keb

PROGRAM STUDI KEBIDANAN JALUR TRANSFER


FAKULTAS KEBIDANAN DELI HUSADA
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Organ reproduksi merupakan penuyusun sistem reproduksi. Organ

reproduksi manusia dibedakan menjadi organ reproduksi pada pria dan wanita.

Organ reproduksi pria menghasilkan sperma dan organ reproduksi wanita

menghasilkan ovum (sel telur).

Reproduksi atau perkembangbiakkan erupakan nagian dari ilmu faal

(fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan

meskipun siklus reproduksi suatu manusia yang dilakukan vasektomi pada organ

reproduksinya (testis atau ovarium) atau mencapai menopause dan andrapause

tidak akan mati. Pada umumnya reprodukasi baru dapat berlangsung setelah

manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelain, dan hal ini diatur

oleh kelnjar-kelenjar endokrin dan hormone yang dihasilkan dalam tubuh

manusia. Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung

jawab terhadap kelangsungan hidup generasi.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana Organ Reproduksi pada pria?

2. Apa saja fungsi organ reproduksi pada pria?

3. Bagaimana Organ Reproduksi pada wanita?

4. Apa saja fungsi organ reproduksi pada Wanita?


C. Tujuan

1. Untuk mengtahui apa saja organ reproduksi pada pria

2. Untuk mengetahui fungsi dari organ reproduksi pada pria

3. Untuk mengetahui organ reproduksi pada wanita

4. Untuk mengetahui fungsi dari organ reproduksi pada pria


BAB II

PEMBAHASAN

A. Organ Reproduksi Pria

1. Anatomi Fsiologi Organ Reproduksi pria

Fungsi esesnsial sistem reproduksi pria adalah menghasilkan

sperma (spermatogenesis), menyalurkan sperma ke wanita. Organ

penghasil sperma (testis) tergantung di luar rongga abdomen dalam

suatu kantong berlapis kulit (skrotum). Kelenjar seks tabahan pria

utama, yang sekresinya mebentuk sebgaian besars semen, adalah

vesikula seminalis (60%), kelenjar prostat, dan kelenjar cowper

(bulbouretralis). Penis adalah organ yang digunakan untuk

meletakkan semen pada wanita. Sperma keluar dari masing masing

testis melalui saluran reproduksi pria, yang masing-masing terdiri

dari Epidedemis, ductus (vas) deferens,dan ductus ejakulatorius.

Saluran reproduksi ini mengosongkan isinya ke sebuah uretra,

saluran yang berjalan di sepanjang penis dan mengosongkan isinya

ke eksterior.

a. Struktur dan fungsi organ reproduksi pria

Baik pria maupun wanita memiliki organ reproduksi yang terdiri

dari dua bagian berdasarkan letaknya, yaitu alat kelamin luar dan

dalam. Organ reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan

sperma (gametogenesis) dan menyalurkan sperma ke wanita.


Gambar 1. Sistem Reproduksi Pria

1) Alat Kelamin Luar

a) Penis berfungsi sebagai alat penetrasi pada vagina wanita

saat kopulasi (persetubuhan).

b) Uretra, merupakan saluran yang mengantarkan urin dan

sperma, uretra memiliki fungsi yaitu bagian dari sistem

kemih yang mengalirkan air keih dari kandug kemih, bagian

dari siste reproduksi yang mengalirkan semen

c) Skrotum (zakar) merupakan suatu kantong kulit yang

membungkus testis dan epididimis.


2) Alat Kelamin Dalam

a) Testis

Testis pada pria berjumlah sepasang, berbentuk oval, dan

terletak di skrotum. Di dalam testis terjadi proses

pembuatan sel kelamin jantan dan hormon kelamin. Pada

testis terdapat pembuluh halus (vas seminiferus) yang

mengandung calon sperma pada bagian dindingnya.

Diantara vas seminiferus terdapat sel bernama sel

interstitial yang berfungsi menghasilkan hormon kelamin,

misalnya testosteron. Selain itu, terdapat sel besar, sel

Sertoli yang

berguna untuk memberikan makanan bagi sperma.

b) Epididimis

Epididimis dan ductus deferens berfungsi sebagai jalan keluar

sperma dari testis. Sewaktu meninggalkan testis, sperma belum

mampu bergerak dan membuahi. Sel ini meperoleh kedua

kemampuan tersebut sewaktu mengalir melalui epididiumis.

Proses pematangan sperma terjadi di epidiis dirangsang oleh

testosterone. Peningkatan kemampuan sperma di saluran

reproduksi pria dan wanita disebut kapasitasi. Duktus deferens

berfungsi sebagai tempat penting bagi penyimpanan sperma.


c) Vas deferens

Saluran ini merupakan lanjutan dari epididimis. Fungsinya

adalah mengangkut sperma menuju vesikula seminalis

(kantong sperma). Vas deferens dan saluran dari kelenjar

kantong sperma akan bersatu membentuk duktus

ejakulatorius yang akhirnya bermuara di uretra.

c) Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin yang dimiliki oleh seorang pria adalah

vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar

bulbouretral (Cowper).

• Vesikula seminalis yang berbentuk kantong engalirkan

isinya ke dalam bagian terakhir kedua ductus deferens,

satu diasing-masing sisi. Fungsi vesikula seminalis

menghasilkan fruktosa sebagai sumber energy utama

sperma mengelurakan prostaglandin yang merangsang

kontraksi otot polos saluran reproduksi peria dan wanita

sehingga transport sperma lebih mudah. Segmen pendek

ductus yang berjalan setelah titik masuk vesikulas

seminalis untuk bersatu dengan ductus ejaculatorius.

• Kelenjar prostat: kelenjar kelamin terbesar pada pria

yang menyumbang 15% dari volume total cairan semen


dengan komponen pentingnya adalah asam fosfatase,

seng, sitrat, dan protease. Kandungan tersebut membuat

cairan semen menjadi lebih encer.

• Kelenjar bulbouretral (Cowper): sepasang kelenjar kecil

yang mengeluarkan cairan sebelum penis mengeluarkan

sperma dan semen.

b. Hormon Reproduksi pada Pria

a)      Hormone gonadotropin

       Dihasilkan oleh hipotalamus (di bagian dasar dari otak)

yang merangsang kelenjar hipofisis sebagian depan

(anterior) agar mengeluarkan hormone FSH dan LH.

b)      Follicle Stimulating Hormon/FSH

Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH

berfungsi untukmerangsang perkembangan tubulus

seminiferus dan sel Sertoli untukmenghasilkan ABP

(Androgen Binding Protein/protein pengikat androgen)

yang akan memacu pembentukan sperma.

c)       Luteinizing Hormone/LH

Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior.

Fungsi LH adalah merangsang sel-sel

interstial (sel Leydig) untuk menghasilkan hormone

testosterone.

d)      Hormone Testosterone
Testosterone adalah hormone yang berfungsi merangsang

perkembanganorgan seks primer pada saat embrio belum

lahir, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri

kelamin sekunder pria sepertijambang, kumis, jakun, suara

membesar, pertambahan massa otot, dan perubahan suara.

 c)  Spermatogenesis terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap

penggandaan, tahap pertumbuhan, dan tahap pematangan.

Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam

istilah sebagai berikut :   

 Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah

tahap awal dari spermatogenesis yaitu peristiwa

pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit

primer (mitosis), selanjutnya spermatosit

melanjutkan pembelahan secara meiosis menjadi

spermatosit sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa

disingkat proses pembelahan sel dari

spermatogonium menjadi spermatid.

 Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa

perubahan spermatid menjadi sperma yang dewasa.

Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan

membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi

menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan

kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap akrosom, 3)


pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi

sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli.  

 Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan

sperma matur dari sel sertoli ke lumen tubulus

seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma

belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-

motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam

cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan

bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot

peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam

saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam

saluran reproduksi pria bukan karena motilitas

sperma sendiri melainkan karena kontraksi

peristaltik otot saluran.

c. Struktur dan fungsi organ reproduksi pada wanita


Gambar 2. Sistem Reproduksi Wanita

1) Alat Kelamin Luar

a) Labia mayora (bibir besar), yaitu struktur terbesar alat

kelamin luar perempuan yang tebal dan berlapiskan lemak.

Labia mayora ini mengelilingi organ pada alat kelamin luar

lainnya dan berakhir menjadi mons pubis.


b) Labia minora (bibir kecil) ialah lipatan kulit yang halus dan

tidak memiliki lapisan lemak.

c) Mons veneris adalah tonjolan lemak yang besar sebagai

pertemuan antara sepasang labia mayora.

d) Klitoris, disebut juga kelentit. Klitoris berupa tonjolan kecil

dan memanjang serta homolog dengan penis pada pria.

Sebagian besar tersembunyi di antara kedua

labia minora

e) Orificium urethrae adalah muara dari saluran kencing yang

terleak di bawah klitoris.

f) Himen sering disebut sebagai selaput dara.

g) Kelenjar reproduksi

Sama halnya seperti pria, wanita juga memiliki beberapa

kelenjar reproduksi, di antaranya adalah kelenjar vestibulari

mayor dan minor serta parauretralis.

2) Alat Kelamin Dalam

a) Ovarium, disebut indung telur.

Ovarium adalah sepasang organ berbentuk oval yang

terletak di rongga perut. Ovarium memiliki struktur

berbentuk bulatan-bulatan yang disebut folikel. Tiap folikel


mengandung sel telur (oosit) yang berada pada lapisan tepi

ovarium. Fungsinya adalah memproduksi telur matang

untuk pembuahan dan produksi hormon steroid dalam

jumlah besar.

b) Oviduk (Tuba Fallopi)

Oviduk merupakan saluran penghubung antara ovarium

dan rahim (uterus). Di ujungnya terdapat fimbria yang

menyerupai jari-jari untuk menangkap telur yang matang.

Oviduk ini berfungsi untuk membawa sperma dan telur ke

tempat terjadinya pembuahan, yaitu ampula tuba.

c) Rahim (Uterus)

Rahim pada wanita hanya ada satu dan tersusun atas otot

yang tebal. Rahim bagian bawah memiliki ukuran yang

lebih kecil dan biasa disebut sebagai leher rahim (cervix).

Bagian yang besar dari uterus disebut dengan corpus uteri.

Terdapat tiga lapsan utama uterus, yaitu perimetrium,

miometrium, dan endometrium. Endometrium merupakan

lapisan yang akan mengalami penebalan dan pengelupasan

apabila tidak ada pembuahan. Fungsi utamanya adalah

tempat menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin.

d) Vagina

Vagina merupakan alat kelamin wanita yang

menghubungkan kelamin luar dengan rahim. Selain itu,


lendir yang dihasilkan dari dindingnya berfungsi epermudah

persalinan. Fungsi vagina adalah untuk menahan pipis saat

berhyngan seksual dan menyimpan semen sementara.

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium.

Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia

(tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam

kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia

fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap

memasuki tahap pembelahan.  Semula oogonia membelah secara mitosis

menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit

primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan

miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu

menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai

masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I.

hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit

sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.

Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan

mengalami pembelahan miosis II.  Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah

menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi

berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut

bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari

pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder.

Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan


ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat

disimpulkan  bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum. 

Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis

Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon,

diantaranya:

Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis

hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH

(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi

hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH

dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi

hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang  korpus luteum untuk

menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas,

progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi

dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan

folikel. Hormon prolaktin merangsang produksi susu.

Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis

ovarium.

Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh

hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat

menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat

(inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di

hipofisis atau GnRH di hipothalamus. 


      Oosit sekunder yang diovulasikan dari ovarium dilindungi oleh dua lapisan,

lapisan luar disebut Corona dan lapisan dalam di sebut Zona Pelusida. Oosit

sekunder menghasilkan senyawa fertilisin yang mempunyai fungsi berikut:

a.       Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.

b.      Menarik secara komotaksis positif.

c.       Mengumpulkan sperma di sekeliling ovum.

BAB II

PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang kita bahas di atas dapat disimpulkan bahwa:

ž  Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan

yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan

jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru

diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada

manusia dilakukan dengan cara generative atau seksual.

2.2 Saran

        Semoga makalah yang saya susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para

pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan seddikit tentang reproduksi yang

dialami manusia, dan berbagai macam penyakit yang bisa terjangkit pada sistem
reproduksi. Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak

terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya.

Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan

agar dapat terciptannya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang

benar kepada penmbaca. Pesan dari saya mulailah membaca dari hal yang kecil

untuk dapat mengetahui lebih banyak hal yang belum anda ketahui. Dan

jadikanlah membaca sebagai kebiasaan anda, karna melalui membaca akan

membuka lebih banyak gerbang ilmu untuk diri anda.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R. A. (2016). Biologi Reproduksi. Yogyakarta: Deepublish.

Anonim. (2018). Cara mengenalkan seks pada anak usia dini. schooloparenting, 50-58.

Ferial, E. W. (2015). Biologi Reproduksi. Jakarta: Erlangga.

Hasanah, H. (2016). PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN. SAWWA,


229-252.

Kusmiati, K. P. (2020). Pengenalan Struktur Fungsi Organ Reproduksi Sebagai


Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak. Pendidkan dan Pengabdian
Masyarakat, 182-188.

Nonik Ayu Watini, S. M. (2020). MODUL IMUNOLGI DAN BIOLOGI REPRODUKSI.


YOGYAKARTA: Respati Press.

Suryo. (2015). Genetika Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Wulanda. (Biologi Reproduksi). 2016. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai