Anda di halaman 1dari 14

SISTEM REPRODUKSI

DISUSUN OLEH:
NIRMALA SARI
XI IPA 2

SMA NEGERI 4 DEPOK


Jl. Jeruk Raya No. 1 Sukatani Tapos Depok
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………iii

 1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..1 


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
 1.3 Tujuan......................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................iv

• 2.1 Pengertian Sistem Reproduksi……………………………………………….1


• 2.2 Sistem Reproduksi Laki-laki dan Perempuan………………………………2
• 2.3 Hormon Kelamin Laki-laki dan Perempuan………………………………..3
• 2.4 Gametogenesis Laki-laki dan Perempuan…………………………………..4
• 2.5 Siklus Menstruarsi……………………………………………………………5
• 2.6 Pembuahan, Kehamilan dan Persalinan……………………………………6
• 2.7 Terjadinya Anak Kembar…………………………………………………...7
• 2.8 Laktasi…………………………………………………………………………8
• 2.9 Gangguan Sistem Reproduksi……………………………………………….9 
2.10 Teknologi Sistem Reproduksi………………………………………………10 
2.11 Matode Kontrasepsi dalam Program Kependudukan dan KB…………..11

BAB II PENUTUP…..……………………………………………………………………V

• 3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………1
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem reproduksi pada manusia, reproduksi terjadi secara generatif (seksual). Alat
reproduksi pada laki-laki terdiri dari saluran-saluran dan kelenjar-kelenjar. Saluran-saluran
tersebut terdiri dari skrotum, vasa deferensia, duktus ejakulatorius, penis, dan epididimis.
Kelenjar kelamin terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar bulbouretral, dan
kelenjar penis. Pembentukan sperma terjadi di skrotum yaitu di tubulus seminiferus. Alat
reproduksi wanita terdiri dari bagian luar dan bagian dalam Bagian luar terdiri dari labia
mayora, labia minora, himen, klitoris, dan mans veneris. Alat kelamin bagian dalam terdiri
dari ovarium, oviduk/tuba fallopi, uterus, dan vagina.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja yang dimaksud dengan sistem reproduksi?
2. Apa saja bagian bagian reproduksi manusia?
3. Apa saja hormon kelamin pada manausia?
4. Bagaimana mekanisme pembentukan gamet?
5. Bagaimana silklus menstruarsi?
6. Apa itu pembuahan, kehamilan dan persalinan?
7. Apa saja gangguan system reproduksi ?
8. Apa saja teknolologi system reproduksi ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalh ini yaitu untuk memahami tentang Sistem Reproduksi Pada
Manusia, serta penyakit yang mungkin terjadi pada sistem reproduksi manusia.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Reproduksi

Manusia berproduksi untuk melestarikan jenisnya melalui kelahiran anak-anaknya.


Sistem Reproduksia manusia diperlukan untuk melakukan proses reproduksi. Pada manusia
untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga
dengan demikian reproduksi pada mamisia dilakukan dengan cara generatif atau seksual.

2.2 Sistem Reproduksi Manusia


A. Organ Reproduksi Laki-Laki
Alat kelamin laki laki berfungsi menghasilkan gamet jantan, yaitu spermatozoa
(sperma). Alat kelamin laki laki dibedakan menjadi alat kelamin luar dan alat
kelamin dalam.

a. Organ Reproduksi Bagian Luar

1) Penis
Penis merupakan alat untuk memasukan sperma ke dalam saluran kelamin wanita, Di
dalam penis terdapat tiga rongga. Dun rongga bagian atas tersusun atas jaringan
spons korpus kavernosa. Satu ronggahawahnya tersusun atas jaringan spons korpus
upongiosum. Korpus spongiosum membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi
oleh pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.

2) Skrotum (kantong pelir)


Skrotum merupakan kulit terluar yang melindungi testis. Skrotum berjumlah dua
buah. yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Antara skrotum kanan dan skrotum kiri
terdapat jaringan ikat dan otot polos. Adanya otot polos mengakibatkan skrotum
dapat mengerut dan mengendur. Dalam skrotum terdapat otot lurik yang berfungsi
mengatur suhu di sekitar testis agar selalu stabil (pembentukan sperma memerlukan
suhu sedikit di bawah suhu tubuh),
b. Organ Reproduksi Bagian Dalam

1) Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma. Untuk memproduksi


spermat diperlukan suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh. Dalam
testis terdapat saluran saluran halus yang disebut saluran penghasil sperma
(tubulus seminiferus). Dalam tubulus seminiferus inilah terjadi pembentukan
sperma.
2) Saluran kelamin, Saluran kelamin berfungsi menyalurkan sperma dari testis
ke luar tubuh. Saluran kelamin meliputi epididimis, vas deferens, saluran
ejakulasi, dan uretra.
a) Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok dalam skrotum yang keluar dan
testis. Epididimia berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sementara.
Sperma yang telah matang disalurkan menuju vas deferens.
b) Vas deferens merupakan saluran yang mengarah ke atas dan merupakan
lanjutan dari epididimis. Vas deferens berfungsi sebagai saluran yang dilalu
sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis (kantong sperma).
e) Saluran ejakulasi merupakan saluran penghubung vesikula seminalis dengan
uretra. Fungsi saluran ojakulasi untuk mengeluarkan sperma menuju uretra.
d) Uretra merupakan saluran reproduksi terakhir. Fungsi uretra sebagai saluran
kelamin dari vesikula seminalis dan saluran urine dari kantong kemih.

3) Kelenjar kelamin

Di dalam saluran kelamin, sperma mengalami penambahan cairan-cairan kelamin. Cairan


kelamin berguna untuk mempertahankan hidup gerak sperma. Cairan-cairan kelamin
dihasilkan oleh vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper.
a) Vesikula seminalis menghasilakan cairan yang berfungsi sebagi sumber energi dan untuk
memudahkan gerakan sperma.
b) Kelanjar prostat menghasilkan cairan yang memberi suasana basa pada cairan sperma.
Cairan tersebut mengandung kolesterol, garam, dan fosfolipid.
c) Kelenjar cowper/kelenjar bulbouretra yang menghasilkan cairan yang bersifat basa.

B. Organ Reproduksi Perempuan

Organ reproduksi wanita terdiri atas organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.
Organ kelamin luar berupa vulva dan labium. Organ kelamin dalam berupa ovarium
dan saluran kelamin.

a. Organ Reproduksi Bagian Luar


1) Vulva merupakan celah paling luar dari alat kelamin wanita. Pada bagian dalam vulva
terdapat saluran urine dan saluran reproduksi. Pada daerah dekat ujung saluran kelamin
terdapat hymen/selaput dara. Hymen mengandung banyak pembuluh darah.
2) Labium merupakan bagian yang membatasi Vulva. Ada dua macam labium, yaitu labium
mayora (terletak di sebelah luar) dan lahium minora (terletak di sebelah dalam). Antara
labium mayora dan minora bagian atas terbentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris. Pada
klitoris terdapat korpus kavernosa yang mengandung banyak pembuluh darah dan ujung sarar
perasi.

a. Organ Reproduksi Bagian Dalam

1) Vagina merupakan saluran akhir organ reproduksi wanita, Vagina bermuara di vulva.
Vagina mengandung banyak lendir yang dihasilkan kelenjar Bartholin. Lender ini berguna
pada saat koitus dan mempermudah kelahiran bayi.
2) Uterus merupakan rongga besar yang merupakan pertemuan ovidak kanan dan kiri.
Bagian terbawah uterus menyempit yang disebut serviks (leher rahim). Uterus berfungsi
sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga siap lahir. Uterus dibatan
oleh dinding endometrium yang kaya pembuluh dara. Dinding endometrium akan menebal
ketika terjadi kehamilan.
3) Oviduk atau tuba fallopi merupakan sepasang saluran yang ujungnya berbentuk corong
yang disebut infundibulum.
4) Ovarium merupakan penghasil ovum. Terdapat dua buah ovarium, sebelah kiri dan
kanan.

2.3 Hormon Kelamin Laki-Laki dan Perempuan

A. Hormon Kelamin Laki-Laki

1. Hormon Testiskular
a. Testoteron
b. Androstenedion, sebagai perkusor untuk hormone estrogen pada laki – laki
c. Dihidotestosteron, untuk pertumbuhan prenatal dan diferensiasi genitalia
laki – laki
d. Inhibin dan Protein Pengikat Androgen, dihasilkan oleh sel – sel sertoli
dan
berfungsi untuk memproses sekresi FSH.
2. Hormon Hipofisis
a. FSH, memiliki reseptor pada sel tubulus seminiferous yang berperan dalam
spermatogenesis
b. LH, memiliki reseptor pada sel – sel interstisial yang berfungsi merangsang
sel – sel interstisal di dalam testis untuk berkembang dan menyekresikan
testoteron.

3. Hormon hipotalamus, berfungsi merangsang kelenjar hipofisis mengeluarkan


LH dan FSH, serta mengatur mekanisme umpan balik negative dalam sintesis dan
sekresi testoteron.

B. Hormon Kelamin Perempuan


• Estrogen, dihasilkan oleh ovarium dan plasenta
• Progesteron, dihasilakn oleh ovarium dan plasenta
• LH, dihasilkan oleh hipofisis
• FSH, dihasilkan oleh hipofisis
• GnRH, dihasilkan oleh hipotalamus
• HCG, dihasilkan oleh sel-sel embriotik mulai dari ke 10 setelah filtrasi
• Laktogen Plasenta
• Relaksin
• Prolaktin, dihasilakn oleh hipofisis
• Oksitosin, dihasilkan oleh hipotalumus
• CRH, dihasilkan oleh plasenta
• Prostaglandin, dihasilkan oleh uterus
2.4 Gametogenesis Laki-laki dan Perempuan
A. Gametogenesis Pada Laki-Laki ( Spermatogenesis )
• Mitosis, spermatogonium berkromisom diploid (2n) yang terletak berdekatan
dengan membrane basalis tubulus seminiferous berproliferasi melalui
pembelahan secara mitosis dan berdiferensiasi menjadi spermatosit primer (2n)
• Meiosis, setiap spermatosit primer (2n) membelah pada meiosis I, membentuk
menjadi spermatosit sekunder (n). Dua seprmatosit sekunder (n) membelah pada
meiosis II menjadi empat spermatoid (n)
• Spermiogenesis, masing – masing spermatoid (n) mengalami maturasi
( pematangan ) menjadi sperma
berkromosom haploid (n)
• Spermiasi, pelepasan sperma yang sudah
dewasa ke lumen tubulus seminiferous,
menuju ke tubulus tekti, anyaman saluran
tesis, dan duktus eferen.

B. Gametogenesis Pada Perempuan ( Oogenesis )


• Oogenesis Pralahir, Ooggonium (2n) berproliferasi melalui pembelahan mitosis
selama kehidupan janin dan menghasilkan 6-7 juta oosit primer (2n). Oosit
primer tersebut akan tetap berada pada tahap profase meiosis I setelah lahir
hingga sebelum masa pubertos
• Oogenesis Pascalahir. Pada saat lahir, jumlah folikel primordial dalam ovarium
sekitar 2 juta. Pada usia 7 tahun berjumlah sekitar 300.000. pada saat pubertas
berjumlah 50.000-100.000, tetapi hanya 350-400 yang akan hidup dan
berkembang untuk diovulasikan satu per satu setiap bulanya selama tahun-tahun
produktif.
• Oogenesis Pascapubertas
 Saat pubertas, hormon GnRH yang dihasilkan hipotalamus dan
gonadotropi dari hipofisis berpengaruh pada perkembangan folikel
Primordial menjadi folikel primer, kemudian menjadi folikel sekunder.
 Oosit sekunder (n) mengalami metafse meiosis II dan berhenti.
 Jika oosit sekunder yang terovulasi dibuahi oleh sperma, pembelahan
meiosis akan
berlanjut hingga
terbentuk ootid (n)
dab badan polar II
(n).

2.5 Siklus Menstruarsi


Adalah siklus kompls yang merupakan hasil interaksi system endokrin dengan
system endokrim dengan system reproduksi yang menyebabkan terjadinya perubahan
pada endometrium uterus.

1) Siklus Ovarium, terbagi menjadi dua fase secara bergantian, yaitu fare folikel
dan luteal
a. Fase Folikel
• Hari ke-1, hipotalamus menyekresikan GnRh yang memengaruhi
hipofisis anterior untuk menyekresikan FSH dan LH
• Kelompok folikel primer (berjumlah 20-25) yang memiliki reseptior
FSH dan LH, mulai menyekresikan estrogen
• Peningkaan estrogen dalam plasma darah akan menghambat FSH
dan LH, penurunan FSH ini selanjutnya menghambat pertumbuhan
folikel, kecuali folikel utama yang akan dilepaskan saat ovulasi.
• Kadar estrogen yang terus meningkat pada pertengahan fase folikel,
menyebabkan hipofisis meningkatkan produksi LH
• Puncak LH menimbulkan efek terhadap folikel utama, yaitu oosit
primer berkembang menjadi oosit sekunder, serta sintesis enzim dan
hormone prostaglandin untk merobek folikel matang sehingga
terjadi ovulasi yang membebaskan oosit sekunder. Ovulasi pada
umunya terjadi pada hari ke 14.

b. Fase Luteal

• Folikel Graff yang ditinggalkan Oosit sekunder, berubah menjadi


korpus luteum. Korpus luteum selanjutnya memproduksi
progresteron dan sedikit estrogen.
• Peningkatan kadar progesterone dan estrogen dalam plasma daraf
berefek umpan balik negative terhadap LH dan FSH, sehingga kadar
FSH dan LH menurun. Kadar LH yang rendah menyebabkan korpus
luteun LH menurun. Kadar LH yang rendah menyebabkan korpus
albikan. Akibatnya, kadar estrogen dan progesterone menurun
dengan tajam
• Penurunan adar estrogen dan progesterone tersebut menyebabkan
berkurangnya umpan balik negative terhadap hipofisis, sehingga
hipofisis anterior mulai mmproduksi FSH dan LH untuk memulai
siklus baru.
2) Siklus endometrium uterus, terdiri atas tiga fase, yaitu fase menstruarsi
(haid), fase proliferasi, dan fse sekretori (progestasi)
a. Fase Mentruarsi, fase pengeluaran darah dan sisa endometrium dari
vagina. Fase ini
umumnya berlangsung
selama 4-5 hari.
b.Fase Proliferasi,
berlangsung dari akir
haid sampai ovulasi.
c. Fase Sekretori, terjadi
setelah ovulasi atau
ketika terbentuk korpus
luteum.

2.6 Pembuahan, Kehamilan dan Persalinan

1. Pembuahan, adalah penyatuan sperma dengan oosit sekunder untuk membentuk


zigot
2. Kehamilan, yaitu perkembangan embrio menjadi janin hingga kelahiran bayi. Lama
kehamilan 266 hari dar waktu filtrasi hingga kelahiran Janin dilindungi oleh beberapa
membrane:
• Aminon, memnetuk langit-langit berongga yang terisi cairan amnion
(ketuban). Amnion berfungsi melindungi janin dari guncangan, perubahan
suhu, serta memungkinkan bayi bergerak bebas.
• Kantong Kuning, terbentuk di dalam endoderm, berfungsi sebagai organ
oencernaan dan pernapasan awal, membnetuk sel – sel darah dan pembuluh
darah, serta pertumbuhan gonad primitive embrio
• Korion, membrane terluar, membentuk vili korionik dan plasenta, serta
menyekresikan hormone HCG
• Alantois, membrane yang mengandung banyak pembuluh darah, membentuk
tali pusr yang menghubungkan janin dengan plasenta pada endometrium
uterus ibu.
3. Persalinan, adala proses kelahiran bayi. Persalinan dipengaruhi oleh hormone
relaksasi, estrogen, oksigen dan prostaglandin, dan CRH. Persalinan dibagi menjadi 3
tahap:
• Dilatasi Serviks (pembukaan), serviks dipaksa melebar untuk jalan kepala
bayi sekitar 10 cm
• Kelahiran Bayi, ayi mulai bergerak melalui servik vagina. Ibu dapat
membantu bayi keluar dengan mengejan
• Kelahiran Plasenta, Uterus berkontraksi untuk memisahkan plasenta dari
myometrium dan mengeluarkanya melalui vagina.

2.7 Terjadinya Anak Kembar

Berdasarkan asal-usil zigot, kembar dibedakan menjadi 2 macam:

• Kembar Fratenal (Dizigot), terbentuknya zigot berasal dari sel telur yang berbeda.
Proses ovulasi terkadang dapat melepaskan lebih dari satu sel telur yang matang.
• Kembar Identik (Monozigot), terjadi ketika satu sel telur dibuahi oleh satu sperma
yang kemudian menghasilakn satu zigot.

2.8 Laktasi

Lkatasi adalah proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI. Laktasi dipengaruhi oleh
bebrapa hormon:

• Selama kehanilan, estrogen estrogen merangsang perkembangan duktus kelenjar, dan


progesterone merangsang pembentukan alveolus lobules dalam payudara.
• Penurunan mendadak estrogen dan progesterone akibat keluarnya plasenta kelahiran
akan memicu laktasi
• Oksitosin merangsang pengeluaran susu.
1. Manfat ASI bagi bayi

• Mudah dicerna dan mengandung nutrisi yang optimal secara kuantitas maupun
kualitas
• Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
• Meningkatkan kecerdsan bayi
• Meningkatkanjalinan kasih sayang ibu dan anak
2. Manfaat Menyusui bagi Bayi

• Berat badan cepat kembali normal setelah hamil dan melahirkan


• Merangsang uterus untuk kembali kebentuk semula
• Sebagai kontrasepsi almiah
• Mengurangi resiko kanker payudara
• Mengurangi stress dan gelisah
• Menghemat pengeluaran keuangan keluarga
2.9 Gangguan Sistem Reproduksi

1. Pada Wanita

• Dismenore, rasa nyeri pada saat hait tanpa tanda – tanda infeksi
• Penyakit Radang Panggul, radang saluran genitalia akibat infeksi bakteri 
Kanker Payudara, dipengaruhi oleh faktor genetic, hormone, dan lingkungan.
• Amenore Primer, gejala tidak terjadinya mentruarsi hingga usia 17 tahun
• Amenore Sekunder, tidak terjadi mentruarsi 3-6 bulan
• Kanker vagina, disebabkan oleh infeksi firus
• Endometriosis, terdapat jaringan endometrium di luar uterus, misalnya di
ovarium atau tuba fllopi
• Penyemputan Tuba Falopi, menghalangi jalan mausknya sperma sehingga
sulit mendapatkan keturunan, disebabkan oleh faktor geneik atau kuman
• Mioma Hidatidosa, kegagalan dalam pembentukan janin sehingga tidak ada
janin yang tumbuh di dalam Rahim, melainkan hanya gelembung dan darah
yang membeku
• Mioma Uterus, tumor jinak yang tumbuh di dinding Rahim
2. Pada Laki-Laki

• Disfusi Ereksi, ketidak mampuan pria mempertahankan ereksi


• Ginekomastia, pembesaran payudara pria
• Kanker Penis, biasanya terjadi pada pria yang tidak dikhitan sehingga terjsdi
penimbulan sekresi kental dibawah prepusium.
• Hipogonadisme, penurunan fungsi testis akibat gangguan hormone.
• Kriptorkidisme, kegagalan testi turun kedalam skrotum sejak masih bayi,
sehingga testis berada pada lingkungan suhu yang lebih tinggi dari pada suho
optimum spermatogenesis
• Uretritis dan Epididimis, disebabkan oleh mikrooganisme yang ditularkan
melalui hubungan seksual.
• Prostatitis (radang kelenjar prostad), mengakibatkan pembengkakan
sehingga menimbulkan rasa nyeri dan kesulitan berkemih. Dapat disebabkan
oleh infeksi bakteri dan sering terjadi pada pria lanjut usia.

2.10 Teknologi Sistem Reproduksi

• Amniosentesis, teknik pengambilan cairan amnion untuk dianalisis secara genetic dan
biokimia. Bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan genetik.
• USG, teknik diagnostic menggunakan gelomang ultrasonic untuk menampilkan
keadaan kesehatan, organ internal, ukuran tubuh, dan jenis kelamin bayi pada Rahim
ibu
• Bayi Tabung, dilakukan untuk membnatu pasangan yang sulit mendapatkan
keturunan.

2.11 Metode Kontrasepsi dalam Program Kependudukan dan KB

• Kontrasepsi Alami, dengan system kalender (tidak melakukan hubungan seks selama
masa subur wanita)
• Koitus Interuptus, pengeluaran penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi
• Kontrasepsi Kimiawi, misalnya dengan menggunakan jeli, busa, krim, dan
supositoria spermisida
• Metode Sawar Mekanis, mencagan pergerakan sperma ke tuba fallopi. Contohnya
diafrgama, kondom untuk laki-laki/wanita, serta sterilisasi. Sterilisasi adalah metode
permanen untuk mencegah penyatuan sperma dengan ovum melalui oprasi. Jenis
strelisasi:
a. Vasektomi, pemotongan vas deferent, kemudian kedua uung saluran diikat
agar sperma tidak dapat mengalir
b. Tubektomi, pemotongan dan pengikatan tuba fallopi sehingga ovum tidak
memasuki uterus
• Pencegahan Ovulasi
a. Pil PB, mencegah ovulasi dengan menekan sekresi gonadotropin
b. Susuk KB, berisi levornorgestrel yang menghambat ovulasi
c. Suntuk KB, bekerja menghambat ovulasi dan mengentalkan lender serviks
• Penghambatan Implantasi, dengan cara memblokade implantasi yang bekerja
mencegah sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding Rahim.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan demikian saya menyampaikan informasi tentang Sistem Reproduksi Manusia


melalui makalah ini semoga dapat bermanfaat untuk kita semua agar bisa lebih menjaga
kesehatan organ reproduksi. Dan dengan informasi ini dapat disimpulkan bahwa
organreproduksi menjadi salah satu organ sensitif yang harus dijaga kesehatannya
dengan hati hati.

Anda mungkin juga menyukai