DISUSUN OLEH:
NIRMALA SARI
XI IPA 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………iii
BAB II PENUTUP…..……………………………………………………………………V
• 3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem reproduksi pada manusia, reproduksi terjadi secara generatif (seksual). Alat
reproduksi pada laki-laki terdiri dari saluran-saluran dan kelenjar-kelenjar. Saluran-saluran
tersebut terdiri dari skrotum, vasa deferensia, duktus ejakulatorius, penis, dan epididimis.
Kelenjar kelamin terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar bulbouretral, dan
kelenjar penis. Pembentukan sperma terjadi di skrotum yaitu di tubulus seminiferus. Alat
reproduksi wanita terdiri dari bagian luar dan bagian dalam Bagian luar terdiri dari labia
mayora, labia minora, himen, klitoris, dan mans veneris. Alat kelamin bagian dalam terdiri
dari ovarium, oviduk/tuba fallopi, uterus, dan vagina.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalh ini yaitu untuk memahami tentang Sistem Reproduksi Pada
Manusia, serta penyakit yang mungkin terjadi pada sistem reproduksi manusia.
BAB II PEMBAHASAN
1) Penis
Penis merupakan alat untuk memasukan sperma ke dalam saluran kelamin wanita, Di
dalam penis terdapat tiga rongga. Dun rongga bagian atas tersusun atas jaringan
spons korpus kavernosa. Satu ronggahawahnya tersusun atas jaringan spons korpus
upongiosum. Korpus spongiosum membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi
oleh pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
3) Kelenjar kelamin
Organ reproduksi wanita terdiri atas organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.
Organ kelamin luar berupa vulva dan labium. Organ kelamin dalam berupa ovarium
dan saluran kelamin.
1) Vagina merupakan saluran akhir organ reproduksi wanita, Vagina bermuara di vulva.
Vagina mengandung banyak lendir yang dihasilkan kelenjar Bartholin. Lender ini berguna
pada saat koitus dan mempermudah kelahiran bayi.
2) Uterus merupakan rongga besar yang merupakan pertemuan ovidak kanan dan kiri.
Bagian terbawah uterus menyempit yang disebut serviks (leher rahim). Uterus berfungsi
sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga siap lahir. Uterus dibatan
oleh dinding endometrium yang kaya pembuluh dara. Dinding endometrium akan menebal
ketika terjadi kehamilan.
3) Oviduk atau tuba fallopi merupakan sepasang saluran yang ujungnya berbentuk corong
yang disebut infundibulum.
4) Ovarium merupakan penghasil ovum. Terdapat dua buah ovarium, sebelah kiri dan
kanan.
1. Hormon Testiskular
a. Testoteron
b. Androstenedion, sebagai perkusor untuk hormone estrogen pada laki – laki
c. Dihidotestosteron, untuk pertumbuhan prenatal dan diferensiasi genitalia
laki – laki
d. Inhibin dan Protein Pengikat Androgen, dihasilkan oleh sel – sel sertoli
dan
berfungsi untuk memproses sekresi FSH.
2. Hormon Hipofisis
a. FSH, memiliki reseptor pada sel tubulus seminiferous yang berperan dalam
spermatogenesis
b. LH, memiliki reseptor pada sel – sel interstisial yang berfungsi merangsang
sel – sel interstisal di dalam testis untuk berkembang dan menyekresikan
testoteron.
1) Siklus Ovarium, terbagi menjadi dua fase secara bergantian, yaitu fare folikel
dan luteal
a. Fase Folikel
• Hari ke-1, hipotalamus menyekresikan GnRh yang memengaruhi
hipofisis anterior untuk menyekresikan FSH dan LH
• Kelompok folikel primer (berjumlah 20-25) yang memiliki reseptior
FSH dan LH, mulai menyekresikan estrogen
• Peningkaan estrogen dalam plasma darah akan menghambat FSH
dan LH, penurunan FSH ini selanjutnya menghambat pertumbuhan
folikel, kecuali folikel utama yang akan dilepaskan saat ovulasi.
• Kadar estrogen yang terus meningkat pada pertengahan fase folikel,
menyebabkan hipofisis meningkatkan produksi LH
• Puncak LH menimbulkan efek terhadap folikel utama, yaitu oosit
primer berkembang menjadi oosit sekunder, serta sintesis enzim dan
hormone prostaglandin untk merobek folikel matang sehingga
terjadi ovulasi yang membebaskan oosit sekunder. Ovulasi pada
umunya terjadi pada hari ke 14.
b. Fase Luteal
• Kembar Fratenal (Dizigot), terbentuknya zigot berasal dari sel telur yang berbeda.
Proses ovulasi terkadang dapat melepaskan lebih dari satu sel telur yang matang.
• Kembar Identik (Monozigot), terjadi ketika satu sel telur dibuahi oleh satu sperma
yang kemudian menghasilakn satu zigot.
2.8 Laktasi
Lkatasi adalah proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI. Laktasi dipengaruhi oleh
bebrapa hormon:
• Mudah dicerna dan mengandung nutrisi yang optimal secara kuantitas maupun
kualitas
• Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
• Meningkatkan kecerdsan bayi
• Meningkatkanjalinan kasih sayang ibu dan anak
2. Manfaat Menyusui bagi Bayi
1. Pada Wanita
• Dismenore, rasa nyeri pada saat hait tanpa tanda – tanda infeksi
• Penyakit Radang Panggul, radang saluran genitalia akibat infeksi bakteri
Kanker Payudara, dipengaruhi oleh faktor genetic, hormone, dan lingkungan.
• Amenore Primer, gejala tidak terjadinya mentruarsi hingga usia 17 tahun
• Amenore Sekunder, tidak terjadi mentruarsi 3-6 bulan
• Kanker vagina, disebabkan oleh infeksi firus
• Endometriosis, terdapat jaringan endometrium di luar uterus, misalnya di
ovarium atau tuba fllopi
• Penyemputan Tuba Falopi, menghalangi jalan mausknya sperma sehingga
sulit mendapatkan keturunan, disebabkan oleh faktor geneik atau kuman
• Mioma Hidatidosa, kegagalan dalam pembentukan janin sehingga tidak ada
janin yang tumbuh di dalam Rahim, melainkan hanya gelembung dan darah
yang membeku
• Mioma Uterus, tumor jinak yang tumbuh di dinding Rahim
2. Pada Laki-Laki
• Amniosentesis, teknik pengambilan cairan amnion untuk dianalisis secara genetic dan
biokimia. Bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan genetik.
• USG, teknik diagnostic menggunakan gelomang ultrasonic untuk menampilkan
keadaan kesehatan, organ internal, ukuran tubuh, dan jenis kelamin bayi pada Rahim
ibu
• Bayi Tabung, dilakukan untuk membnatu pasangan yang sulit mendapatkan
keturunan.
• Kontrasepsi Alami, dengan system kalender (tidak melakukan hubungan seks selama
masa subur wanita)
• Koitus Interuptus, pengeluaran penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi
• Kontrasepsi Kimiawi, misalnya dengan menggunakan jeli, busa, krim, dan
supositoria spermisida
• Metode Sawar Mekanis, mencagan pergerakan sperma ke tuba fallopi. Contohnya
diafrgama, kondom untuk laki-laki/wanita, serta sterilisasi. Sterilisasi adalah metode
permanen untuk mencegah penyatuan sperma dengan ovum melalui oprasi. Jenis
strelisasi:
a. Vasektomi, pemotongan vas deferent, kemudian kedua uung saluran diikat
agar sperma tidak dapat mengalir
b. Tubektomi, pemotongan dan pengikatan tuba fallopi sehingga ovum tidak
memasuki uterus
• Pencegahan Ovulasi
a. Pil PB, mencegah ovulasi dengan menekan sekresi gonadotropin
b. Susuk KB, berisi levornorgestrel yang menghambat ovulasi
c. Suntuk KB, bekerja menghambat ovulasi dan mengentalkan lender serviks
• Penghambatan Implantasi, dengan cara memblokade implantasi yang bekerja
mencegah sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding Rahim.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan