Anda di halaman 1dari 53

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM REPRODUKSI
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Sistem Reproduksi pada Manusia


Sistem reproduksi termasuk sistem utama dalam tubuh yang merupakan sistem yang sangat berbeda
di dua jenis kelamin dan satu-satunya sistem yang belum bekerja sampai pubertas tiba (Parker,
2007).

Manusia bereproduksi untuk melestarikan jenisnya melalui kelahiran anak-anaknya. Sistem reproduksi
manusia diperlukan untuk bereproduksi.

Dalam sistem reproduksi terdapat organ-organ penyusunnya yaitu organ penyusun sistem reproduksi
laki-laki maupun wanita, hormon-hormon kelamin, pembentukan sel kelamin, kehamilan dan
persalinan.
SISTEM REPRODUKSI
PRIA

Sistem reproduksi pria tersusun dari organ-organ


yang terletak di luar tubuh dan di dalam tubuh.
Organ yang terletak di luar tubuh berupa penis
dan skrotum, sedangkan organ yang terletak di
dalam tubuh berupa saluran pengeluaran dan
kelenjar yang menghasilkan hormon-hormon
kelamin.
ORGAN REPRODUKSI DALAM LAKI-LAKI

Organ reproduksi dalam pada laki-laki terdiri dari testis, saluran pengeluaran, dan kelenjar aksesoris.
1. Testis
Testis terdapat dalam kantong skrotum yang berfungsi untuk memproduksi sperma. Sel-sel yang menghasilkan
sperma disebut tubulus seminiferus, Proses pembentukan sperma ini disebut spermatogenesis.

Sperma yang dihasilkan oleh seorang laki-laki dewasa normal kurang lebih 100 juta sel sperma setiap hari.
Sperma ini berfungsi dalam meneruskan keturunan. Testis juga menghasilkan hormon reproduksi yaitu,
testosteron. Hormon ini dihasilkan oleh sel- sel Leydig yang terletak di celah-celah antara tubulus seminiferus.
LANJUTAN ORGAN REPRODUKSI DALAM LAKI-LAKI

2. Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi terdiri dari epididimis, vas deverens, saluran ejakulasi, dan uretra.
a. Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok yang memiliki panjang 7 meter berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri, dan
menghubungkan antara testis dengan vas deferens. Epididimis berfungsi sebagai penyimpan sperma sampai sperma matang. Di dalam
epididimis ini, sperma yang dihasilkan di dalam testis akan ditampung untuk beberapa saat, kurang lebih selama 2 minggu dan
mengalami proses pematangan hingga sperma menjadi dewasa. Sebelum matang, sperma tidak dapat membuahi sel telur.
b. Vas deverens
Vas deferens berfungsi menyalurkan sperma menuju uretra. Di bagian ujungnya terdapat ampula, yang merupakan pelebaran saluran
vas deverens, fungsinya sebagai muara dari kantong semen (vesika seminalis).
c. Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk
mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
d. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung
semen dan saluran untuk membuang urine dari kantung kemih.
LANJUTAN ORGAN REPRODUKSI DALAM LAKI-LAKI

3. Kelenjar aksesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan getah-getah yang dihasilkan oleh kelenjar aksesoris dan
berfungsi untuk mempertahan hidup dan reproduksi sperma. Kelenjar asesoris terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar
prostat, dan kelenjar cowper.
a. Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang
kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
b. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat tersusun melingkar, terletak pada bagian atas uretra dan di bagian bawah kantong kemih. Getah yang
dihasilkan oleh kelenjar prostat mengandung kolesterol, fosfolipid, garam yang berperan untuk kelangsungan hidup
sperma.
c. Kelenjar cowper
Kelenjar cowper (bulbouretra) memiliki saluran yang langsung menuju uretra. Getah yang dihasilkan kelenjar cowper
bersifat basa, kelenjar cowper membantu menetralkan keasaman di uretra untuk mempersiapkan ejakulasi
ORGAN REPRODUKSI LUAR LAKI-LAKI

1. Penis
Penis merupakan alat reproduksi yang berfungsi untuk kopulasi (persetubuhan). Pada penis terdapat
tiga rongga, dua rongga di antaranya di bagian bawah. Ketiga rongga tersebut dibentuk dari jaringan
spons. Rongga bagian atas tersusun dari jaringan spons korpus kavernosa sedangkan rongga bagian
bawah tersusun dari jaringan spons korpus spongiosum. Di dalam penis terdapat saluran yang disebut
uretra. Ketika terjadi ejakulasi, sperma keluar melalui saluran uretra dalam penis. Penis bagian dalam
juga disusun oleh jaringan erektil dengan rongga-rongga yang banyak mengandung pembuluh darah.
Bagian ini juga dilengkapi dengan ujung-ujung saraf perasa. Pada saat ereksi penis menjadi tegang dan
mengembang yang disebabkan rongga-rongga jaringan erektil terisi penuh oleh darah.
2. Skrotum
Skrotum disebut juga kantong pelir. Di dalam skrotum terdapat alat reproduksi dalam yang disebut
testis. Pada alat reproduksi laki-laki terdapat dua skrotum yaitu skrotum bagian kanan dan kiri.
SPERMATOGENESIS

Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pematangan spermatozoa yang terjadi di dalam
testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang
kemudian di simpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar epitel
germinalatau sel epitel benih yang di sebut spermatogonia (spermatogonium= tunggal).
Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus
LANJUTAN SPERMATOGENESIS

Gambar menunjukkan mengkorelasikan tahapan meiosis dalam


perkembangan sperma dengan struktur tubula seminiferus.
Sel-sel kecambah (germinal) primodial testis embrio terdiferensiasi
menjadi spermatogonia, yaitu sel diploid yang merupakan prekursor
sperma. Terletak di dekat dinding bagian luar tubula seminiferus,
spermatogonia mengalami mitosis berulang-ulang, yang menghasilkan
sperma potensial dalam jumlah besar.
Pada jantan dewasa, sekitar 3 juta spermatogonia per hari terdiferensiasi
menjadi spermatosit primer. Jumlah kromosom berkurang separuh
ketika spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis pertama.
Dalam diagram yang disederhanakan ini jumlah diploid (2n) hanya 4.
Jumlah 2n sesungguhnya pada manusia adalah 46. Perhatikan bahwa
masing- masing spermatosit sekunder hanya mempunyai dua kromosom
LANJUTAN SPERMATOGENESIS

(jumlah haploid), dan kromosom ini masih tetap diduplikasi, dan masing-masing terdiri atas dua
kromatid yang identik. Pembelahan meiosis kedua menghasilkan empat spermatid, masing-masing
dengan dua kromosom tunggal. Spermatid kemudian terdiferensiasi menjadi spermatozoa dewasa,
atau sel sperma. Hal tersebut melibatkan asosiasi sperma yang sedang berkembang itu dengan sel
sertoli besar, yang memindahkan nutrien ke spermatid. Selama spermatogenesis, sperma yang sedang
berkembang itu secara perlahan-lahan didorong ke arah tengah tubula seminiferus dan menuju ke
epididimis, tempat sperma mendapatkan motilitasnya (kemampuan bereproduksi). Proses tersebut,
dari pembentukan spermatogonia hingga ke sperma yang motil, memerlukan waktu 65 sampai 75 hari
pada laki-laki.
HORMON REPRODUKSI LAKI-LAKI

Proses spermatogenesis atau pembentukan sperma distimulasi oleh sejumlah hormon. Berbagai hormon tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Testosteron
Testosteron di sekresi oleh sel-sel leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi
pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
2. LH (Luteinizing Hormone)
LH di sekresi oleh kelenjar hifofisi anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel leydig untuk menyekresi testosteron.
3. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga di sekresi oleh sel-sel kelenjar hifofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini,
pengubahan spermatid menjadi sperma tidak akan terjadi.
4. Estrogen
Estrogen di bentuk oleh sel-sel sertoli ketika di stimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga menyekresi suatu protein pengikat
androgen yang mengikat testosteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus.
Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
SISTEM REPRODUKSI WANITA

Sistem reproduksi pada wanita meliputi organ reproduksi dan proses oogenesis, fertilisasi, kehamilan
dan persalinan.

Organ reproduksi atau kelamin pada wanita terdiri dari organ reproduksi
dalam dan organ reproduksi luar.
ORGAN REPRODUKSI DALAM WANITA

1. Ovarium
Sepasang ovarium terdapat di rongga perut dan
berfungsi menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon
(estrogen dan progesteron). Sel telur yang dihasilkan
oleh ovarium ini terbungkus dalam kantong yang
disebut folikel.

Proses pembentukan ovum di ovarium bersiklus


selama 30 hari sekali dan disebut oogenesis. Sel telur
yang sudah matang akan dikeluarkan dari ovarium,
peristiwa ini disebut ovulasi.
LANJUTAN ORGAN REPRODUKSI DALAM WANITA

2. Oviduk
Oviduk ini merupakan saluran yang panjang menuju ke rahim. Oviduk disebut juga saluran tuba falopi. Merupakan
saluran telur yang berjumlah sepasang (kanan dan kiri) dengan panjang 12 cm. Bentuknya mirip corong dan berfungsi
untuk menangkap sel telur (ovum) serta menyalurkan ovum ke arah rahim dengan reproduksian peristaltik dan dibantu
oleh reproduksian silia yang terdapat di dinding tuba falopi. Pada saluran inilah terjadi pembuahan ovum oleh sperma.
3. Uterus
Uterus (rahim) merupakan suatu rongga pertemuan dari dua saluran tuba falopi bagian kiri dan kanan. Uterus
berbentuk seperti buah pir. Bagian bawah dari uterus disebut serviks (leher rahim). Jaringan yang menyusun uterus
berupa otot polos dan lapisan endometrium (dinding rahim) yang tersusun dari epitel dan menghasilkan banyak lendir
dan pembuluh darah. Ketika terjadi ovulasi, lapisan endometrium akan menebal, tetapi ketika menstruasi lapisan
endometrium akan meluruh. Fungsi uterus (rahim) ini adalah sebagai tempat menempelnya janin. Di sinilah janin akan
tumbuh besar yang kemudian kehidupannya ditopang oleh plasenta. Plasenta akan mencukupi kebutuhan janin yang
berupa O2 dan makanan yang diperoleh dari ibunya.
LANJUTAN ORGAN REPRODUKSI DALAM WANITA

4. Vagina
Organ ini merupakan suatu saluran tempat berlangsungnya proses kopulasi, yaitu pertemuan antara dua alat
kelamin. Vagina juga merupakan jalan keluar bayi apabila sudah siap dilahirkan. Vagina bermuara pada vulva.
Vagina terdiri atas bagian-bagian berikut. Selaput lendir (membran mukosa), Selaput lendir merupakan
bagian terluar dari vagina yang dapat menyekresikan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir
tersebut dihasilkan oleh kelenjar bartholin.
Jaringan otot, vagina tersusun dari otot-otot polos yang dapat berkontraksi untuk memperlebar saluran dan
uterus serta mengembalikan ke bentuk semula. Ini sangat penting dalam proses persalinan. Jaringan ikat dan
jaringan otot juga sangat berperan dalam melebarkan uterus ketika janin akan dilahirkan. Pada saat janin
sudah dilahirkan maka kedua jaringan ini akan mengembalikan uterus ke bentuk semula.
ORGAN REPRODUKSI LUAR WANITA

1. Vulva
Vulva memiliki fungsi seksual, organ-organ eksternal kaya
akan sensor saraf dan memberikan kenikmatan ketika
dirangsang dengan baik. Dalam berbagai macam cabang
seni, vulva telah digambarkan sebagai organ yang
mempunyai kekuatan, baik untuk "memberikan kehidupan"
(sering dikaitkan dengan kandungan), dan memberikan
kenikmatan seksual bagi umat manusia. Vulva juga bagian
dari pembukaan uretra wanita, tapi selain dari ini, hanya
sedikit relevansinya dengan fungsi berkemih pada wanita.
LANJUTAN ORGAN REPRODUKSI LUAR WANITA

2. Labium mayor
Terdiri atas bagian kanan dan kiri lonjong mengecil ke bawah dan bersatu di bagian bawah. Bagian
luar labia mayora terdiri dari kulit berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar keringat. Bagian dalamnya
tidak berambut dan mengandung kelenjar lemak, bagian ini mengandung banyak ujung syaraf sehingga
sensitif terhadap hubungan seks.
3. Labium minor
Merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora. Bagian depannya mengelilingi klitoris. Kedua
labia ini mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan seks bertambah.
Labia ini analog dengan kulit skrotum pada laki-laki.
OOGENESIS

Proses pembentukan sel telur disebut oogenesis, proses ini berlangsung di dalam ovarium (indung
telur). Sel telur berasal dari sel induk telur yang disebut oogonium. Dalam oogonium, terkandung
kromosom sebanyak 23 pasang. Sel-sel oogonium ini bersifat diploid.

Di dalam ovarium ini, sel-sel oogonium membelah secara mitosis. Pada proses oogenesis ini, oogonia
akan berkembang menjadi oosit primer. Oosit primer masih memiliki kromosom yang sama dengan
sel induknya, yaitu 23 pasang dan badan kutub I, kemudian oosit sekunder akan mengalami
pembelahan lagi secara mitosis membentuk ootid dan badan kutub II. Selanjutnya ootid inilah yang
akan berkembang menjadi ovum. Ovum yang dihasilkan dari proses ini hanya berjumlah satu.
LANJUTAN OOGENESIS
HORMON REPRODUKSI WANITA
1. Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium. Berperan dalam proses pembentukan lapisan
endometrium pada dinding rahim untuk menerima ovum yang telah dibuahi. Pada saat terjadi kehamilan, progesteron
bersama-sama dengan hormon estrogen menjaga agar endometrium tetap mengalami pertumbuhan, membentuk plasenta,
menahan agar otot uterus tidak berkontraksi, dan merangsang kelenjar susu memproduksi ASI.
2. LH (Luteinizing Hormone)
Hormon ini juga dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon ini dapat merangsang proses pembentukan badan kuning atau
korpus luteum di dalam ovarium, setelah terjadi proses ovulasi (pelepasan sel telur).
3. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Fungsi hormon FSH adalah sebagai berikut: Mengatur proses pertumbuhan sel telur Menghasilkan hormon estrogen, hormon
estrogen pada kadar tertentu dapat menghambat produksi hormon FSH Mempengaruhi sel-sel folikel yang berfungsi untuk
memberi nutrien pada sel telur.
4. Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam ovarium. Hormon ini berperan dalam oogenesis dan penampakan ciri-ciri
kelamin sekunder pada wanita. Di samping itu, hormon ini juga berperan untuk merangsang produksi LH dan menghambat
produksi FSH.
MASA PUBERTAS DAN MENSTRUASI WANITA

Tubuh manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir. Perubahan yang cukup
mencolok terjadi ketika anak perempuan dan anak laki-laki memasuki usia antara 9
sampai 15 tahun. Pada saat itu mereka tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar, tetapi
terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi.

Pada wanita, pola sekresi hormon dan berbagai peristiwa reproduksi yang diatur oleh hormon terjadi
secara bersiklus, sangat berbeda dari pola laki-laki. Wanita membebaskan hanya satu telur setiap satu
siklus. Pengaturan siklus wanita sangat kompleks.
MASA PUBERTAS

Memasuki masa remaja, beberapa jenis hormon, terutama hormon estrogen dan progesteron, mulai
berperan aktif sehingga pada diri perempuan mulai menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut: tumbuh
payudara, pinggul mulai melebar dan membesar, mengalami menstruasi, beberapa remaja tumbuh
jerawat pada wajah, kulit dan rambut mulai berminyak
.
Perubahan fisik yang terjadi pada laki-laki sama halnya dengan remaja perempuan. Hormon
testosteron akan mengakibatkan beberapa hal, seperti: tumbuhnya rambut-rambut halus di sekitar
ketiak, kemaluan, janggut, dan kumis.

Terjadi perubahan suara mulai diproduksinya sperma yang pada waktu-waktu tertentu keluar sebagai
mimpi basah. Keringat bertambah banyak, pundak dan dada bertambah besar dan bidang, mulai
tumbuh jakun, datangnya mimpi basah pertama tidak sama pada setiap orang. Banyak faktor yang
menyebabkan perbedaan tersebut, salah satunya adalah masalah gizi.
SIKLUS MENSTRUASI

Siklus menstruasi berkaitan dengan pembentukan


sel telur dan pembentukan endometrium. Pada
manusia umumnya siklus menstruasi rata-rata 28
hari, namun tidak semua orang mempunyai siklus
yang sama, ada yang masanya 21 hari, 28 hari dan
ada pula yang 30 hari. Siklus ini dikendalikan oleh
hormon-hormon reproduksi yang dihasilkan oleh
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium.
LANJUTAN SIKLUS MENSTRUASI

Siklus menstruasi terdiri atas empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, dan fase
pasca-ovulasi.
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan
menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron
menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal. Lepasnya ovum tersebut
menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada
endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase
menstruasi.Volume darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50 ml.
LANJUTAN SIKLUS MENSTRUASI

2. Fase pra-ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin.
Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan
folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer
akan tumbuh sampai hari ke 14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel degraaf dengan ovum
di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen
menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus atau
endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi
serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk
menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.
LANJUTAN SIKLUS MENSTRUASI

3. Fase ovulasi
Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke 14 terjadi perubahan produksi hormon.
Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau
penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis.

Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel degraaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit
sekunder dari folikel degraaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umumnya ovulasi terjadi pada hari ke 14.
LANJUTAN SIKLUS MENSTRUASI

Fase pasca-ovulasi
Pada fase pasca ovulasi, folikel degraaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH
akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun
tidak sebanyak folikel degraaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron
mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan
menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium.

Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara.
Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman
(implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.
FERTILISASI (PEMBUAHAN)

Fertilisasi mengaktifkan sel telur yang menyatukan nukleus sperma dan nukleus sel telur. Gamet, yaitu sperma
dan sel telur yang menyatu selama fertilisasi atau pembuahan, merupakan jenis sel yang sangat terspesialisasi
yang dihasilkan melalui serangkaian peristiwa perkembangan yang kompleks dalam testis dan ovarium induk.

Fungsi utama fertilisasi adalah untuk menyatukan kumpulan kromosom haploid dari dua individu menjadi sebuah
sel diploid tunggal, yaitu zigot. Sekresi dalam saluran reproduksi betina mamalia mengubah molekul tertentu
pada permukaan sel sperma yang telah di depositkan atau dimasukkan selama ejakulasi jantan dan juga
meningkatkan motilitas sperma tersebut.

Peningkatan fungsi sperma dalam saluran reproduksi betina ini, yang disebut sebagai kapasitasi, memerlukan
waktu sekitar 6 jam pada manusia. Sel telur mamalia diselubungi oleh sel-sel folikel yang dilepaskan dan
dibebaskan bersama dengan sel telur itu selama ovulasi. Sebuah sel sperma yang di kapasitasi harus bermigrasi
melalui lapisan sel folikel ini sebelum mencapai zona pelusida, atau matrik ekstraseluler sel telur. Zona pelusida
terdiri atas tiga gliko protein berbeda yang membentuk filamen yang berikatan silang dalam suatu jaringan tiga
dimensi.
LANJUTAN FERTILISASI (PEMBUAHAN)

Sperma bermigrasi melalui lapisan pembungkus sel folikel dan


berikatan dengan molekul reseptor pada zona pelusida sel
telur. Pengikatan tersebut menginduksi reaksi akrosomal, di
mana sperma membebaskan enzim-enzim pencernaan ke
dalam zona pelusida. Dengan bantuan enzim hidrolitik ini,
sperma mencapai membran plasma sel telur, dan protein
membran sperma berikatan dengan reseptor pada membran
sel telur. Membran plasma menyatu, yang memungkinkan isi
sel sperma memasuki sel telur. Enzim yang dibebaskan selama
reaksi kortikal sel telur mengeraskan zona pelusida, yang
sekarang berfungsi sebagai penghambat terjadinya polispernia.
TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO

Selama kopulasi manusia, 2-5 mL semen ditransfer dengan 70-130 juta sperma
dalam setiap mililiter. Alkalinitas semen membantu menetralisasi lingkungan vagina
yang asam sehingga melindungi dan meningkatkan motilitasnya. Ketika pertama kali
diejakulasi semen berkoagulasi untuk menjaga posisi ejakulat hingga sperma
mencapai serviks, kemudian anti koagulan mencairkan semen dan sperma mulai
berenang melalui uterus dan oviduk. Pada mamalia berplasenta, kehamilan atau
gestasi adalah kondisi mengandung satu atau lebih embrio, yaitu individu yang baru
berkembang dalam uterus. Kehamilan diawali oleh konsepsi, yaitu proses fertilisasi
atau pembuahan telur oleh sebuah sel sperma, dan berlangsung terus sampai
kelahiran anak.
LANJUTAN TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO

Kehamilan (Gestasi)
Zigot akan diimplantasikan pada endometrium uterus. Dalam perjalanannya ke uterus, zigot
membelah secara mitosis ber-kali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok
sel-sel yang sama besarnya dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut morulla. Morulla akan
terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula dengan rongga
di dalamnya yang disebut blastocoel atau blastosol. Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel
bagian dalam.
LANJUTAN TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO

Pada umur 5 minggu, tunas tungkai (alat reproduksi), mata, jantung, hati, dan semua organ lain telah mulai berkembang pada embrio,
yang hanya panjang sekitar 1 cm. Pertumbuhan dan perkembangan anak, sekarang disebut fetus, terus berlangsung selama trimester
kedua. Fetus ini berumur 14 minggu dan panjangnya sekitar 6 cm. Fetus pada foto ini berumur 20 minggu. Pada akhir trimester
kedua (pada 24 minggu), fetus tumbuh sampai panjangnya sekitar 30 cm.
LANJUTAN TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO

Sel-sel bagian luar blastosit


Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit
pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi
untuk mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian
dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut.
Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain dibawahnya akan membelah atau ber proliferasi dengan cepat
membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan. Macam-macam membran kehamilan adalah
sakus vitelinus, korion, amnion, dan alantois.
SEL-SEL BAGIAN LUAR BLASTOSIT

1. Sakus vitelinus
Sakus vitelinus atau kantung telur adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk dari
perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat
pembentukan sel-sel darah dan pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan
trofoblas membentok korion.
2. Korion
Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili korion
atau jonjot-jonjot di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah embrio yang berhubungan
dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan
jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi
embrio.
LANJUTAN SEL-SEL BAGIAN LUAR BLASTOSIT

3. Amnion
Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam suatu ruang yang berisi
cairan amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan dari membran amnion. Cairan amnion
berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bereproduksi dengan bebas, juga melindungi embrio
dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan dari luar.
4. Alantois
Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar menghubungkan embrio
dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang
menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti
karbon dioksida dan urea untuk dibuang oleh ibu.
SEL-SEL BAGIAN DALAM BLASTOSIT

Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio atau embrioblas. Pada
embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam
(endoderm). Permukaan ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah
(mesoderm). Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ
(organogenesis) pada minggu keempat sampai kedelapan.
PERSALINAN

Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka
sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan
aktivitas uterus sehingga terjadi kontraksi dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis.
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus yaitu estrogen, oksitosin, prostaglandin,
dan relaksin. Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang konsentrasinya meningkat pada saat persalinan.

Estrogen berfungsi untuk kontraksi uterus. Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin. Oksitosin juga
berfungsi untuk kontraksi uterus.

Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. Prostaglandin berfungsi meningkatkan intensitas
konsentrasi uterus. Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan juga oleh plasenta. Relaksin
berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga
mempermudah persalinan.
LANJUTAN
PERSALINAN

Faktor-faktor mekanis yang mempengaruhi kontraksi uterus, yaitu peregangan atau relaksasi otot-otot uterus dan serviks.
Adanya peregangan pada otot-otot polos di sekitar uterus menyebabkan peningkatan kontraksi otot-otot polos di sekitar
uterus. Selain itu, peregangan pada serviks juga dapat menimbulkan kontraksi uterus. Contohnya, yaitu pecahnya amnion
menyebabkan kepala bayi dapat meregangkan serviks, sehingga terjadi kontraksi uterus lebih lanjut.
LANJUTAN PERSALINAN

Kelahiran atau partus (parturisi) terjadi melalui serangkaian kontraksi uterus yang kuat
dan berirama, yang umum dikenal sebagai labor.
1. Tahapan pertama adalah pembukaan dan pemipihan serviks yang berakhir dengan
dilatasi sempurna.
2. Tahapan kedua adalah ekspulsi atau pengeluaran bayi. Kontraksi yang kuat terus
memaksa fetus turun dan keluar dari uterus dan vagina. Tali pusar dipotong
dan dijepit setelah bayi keluar.
3. Tahapan ketiga adalah keluarnya plasenta, yang biasanya mengikuti keluarnya
bayi.
LAKTASI

Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu.
Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu atau payudara ibu. Sebelum kehamilan,
payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan
saluran-saluran kelenjar atau duktus kelenjar yang belum berkembang.

Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin. Mammotropin
merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin, ada juga
sejumlah besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem saluran-saluran
kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan kelenjar payudara dan jaringan lemak di
sekitarnya juga bertambah besar. Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik
kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi
dari air susu. Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air
susu.
LANJUTAN LAKTASI

Prolaktin disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari
minggu kelima kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta menyekresi sejumlah besar
somatomamatropin karion manusia, yang juga memiliki sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong
prolaktin dari hipofisis ibu.
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL / PMS

Berbagai jenis Penyakit menular seksual (PMS) serta HIV/AIDS sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan
seseorang pada umumnya dan kondisi seseorang pada umumnya dan kondisi kesehatan reproduksi pada
khususnya karena berbagai penyakit PMS dan HIV/AIDS berkaitan langsung dengan sistem reproduksi
manusia. Bahkan HIV/AIDS dapat berdampak pada kematian.

Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular
seksual akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan.
LANJUTAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL / PMS

PMS menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus ditanggapi serius. Bila tidak diobati secara tepat,
infeksi dapat meluas dan dapat menyebabkan sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian.

Wanita mempunyai resiko untuk terkena PMS lebih besar dari pada laki-laki. Hal ini karena wanita
bersifat sebagai "penerima". Sering kali gejala awal tidak segera di kenali. Akibatnya penyakit telah
menyebar dan telah mencapai ke tahap yang parah.
JENIS-JENIS PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

1. GONORE
2. SIFILIS
3. HIV/AIDS
4. HERPES GENITAL
5. KLAMIDIA
6. TRIKOMONIASIS
7. KANDIDIASIS VAGINA
8. KUTIL KELAMIN
GANGGUAN PADA ORGAN REPRODUKSI MANUSIA

Sistem reproduksi pada manusia rentan mengalami penyakit, kelainan juga gangguan. Gejala tersebut
bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Bisa saja karena tumor, virus, bakteri atau memang disfungsi
organ reproduksi yang disebabkan oleh hal-hal yang tak terduga misalnya makanan atau zat-zat kimia
yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Penyakit pada sistem reproduksi manusia dan dibagi ke dalam dua kelompok yakni penyakit dan
gangguan pada reproduksi Laki-laki dan penyakit dan gangguan pada organ reproduksi wanita.
KELAINAN ORGAN REPRODUKSI PADA PRIA

1. Hipogonadisme
Merupakan gejala dimana terdapat penurunan fungsi testis pada laki- laki dan disebabkan oleh
adanya gangguan interaksi hormon yakni androgen dan juga estrogen. Penyakit ini bisa berujung
pada kemandulan dan juga berkurangnya karakter maskulin pada laki-laki.
2. Kriptorkidisme
Adalah suatu kegagalan satu ataupun dua testis untuk turun dari abdomen menuju scrotum saat
laki-laki masih bayi. Hal ini membuat hormon testosteronnya tidak berkembang dengan baik.
3. Uretritis
Adalah peradangan pada bagian uretra dengan disertai dengan gejala rasa gatal yang berlebih
terutama pada bagian penis. Laki-laki yang terkena penyakit ini akan sering buang air kecil.
Penyebabnya adalah virus herpes.
LANJUTAN KELAINAN ORGAN REPRODUKSI PADA PRIA

4. Prostatitis
Adalah gejala dimana prostat meradang. Penyebabnya adalah bakteri bernama E. Coli.
5. Epididimitis
Adalah infeksi yang biasanya terjadi pada sistem reproduksi laki-laki. Penyakit yang satu ini
biasanya disebabkan oleh bakteri E. Coli dan juga Chlamydia.
6. Orkitis
Orkitis merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada
laki-laki dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
KELAINAN ORGAN REPRODUKSI PADA WANITA

1. Penyempitan saluran telur/oviduct (saluran Tuba Falopi)


Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi ada pula yang disebabkan karena infeksi kuman
tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam
saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
2. Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang
diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.
KELAINAN ORGAN REPRODUKSI PADA WANITA

3. Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks.
Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina
dan kelenjar limfa panggul.
4. Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan
fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat
dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
5. Kanker payudara
Kanker payudara merupakan tumor yang bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada
wanita yang telah menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan obat-obatan.
LANJUTAN KELAINAN ORGAN REPRODUKSI PADA
WANITA

6. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat
tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala
endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika
tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat
dilakukan dengan pemberian obat- obatan, laparoskopi atau bedah laser.
7. Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang
wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami
terkena infeksi, jamur atau bakteri.
UPAYA MENJAGA KESEHATAN ORGAN REPRODUKSI
WANITA
Upaya menjaga kesehatan organ reproduksi wanita antara lain dengan menjaga kesehatan vagina. Vagina perlu dijaga
kesehatannya karena apabila terjadi infeksi, akan sulit terjadi kehamilan. Bila infeksi vagina tidak segera diatasi, akan
meluas ke organ reproduksi yang lain, seperti endometrium. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga
kesehatan vagina adalah sebagai berikut.
1. Selalu membersihkan mulut vagina bagian luar setelah buang air. Lebih baik bila vagina dicuci dengan air hangat dan
sabun dengan kadar soda yang rendah.
2. Bila menggunakan obat-obatan antiseptik, cukup dua minggu sekali, yaitu di pertengahan siklus menstruasi.
3. Usai dibersihkan, vagina dilap dengan tisu kering atau handuk khusus agar tidak lembab. Keadaan lembap
menjadi tempat berkumpulnya jamur dan bakteri.
4. Tidak menggunakan celana dari nilon, melainkan celana dari bahan katun agar menyerap keringat.
5. Tidak memberi bedak pada daerah vagina karena dapat menimbulkan kanker.
6. Menghentikan kebiasaan menahan buang air kecil karena jika ditahan tanpa sadar urine akan menetes sehingga dapat
menumbuhkan kuman-kuman.
7. Segera memeriksa diri ke dokter jika ada keluhan.
UPAYA MENJAGA KESEHATAN ORGAN REPRODUKSI
PRIA

Sistem reproduksi laki-laki juga perlu dijaga untuk mencegah infertilitas (ke tidak suburan). Beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan pada sistem reproduksi laki-laki adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin agar kelainan dapat segera ditangani lebih awal.
2. Melindungi testis selama beraktivitas, misalnya dengan tidak menggunakan pakaian terlalu ketat sehingga
testis tidak kepanasan.
3. Mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas. Temperatur yang sejuk diperlukan untuk
perkembangan sperma.
4. Menjalankan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, cukup olahraga,
menghindari penyakit menular seksual, dan menciptakan ketenangan psikis.
5. Menghindari minum beralkohol dan rokok.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai