Anda di halaman 1dari 17

“ANATOMI KEBIDANAN PADA SAPI JANTAN DAN BETINA”

Disusun Oleh:
Nama : Khaerunnisa
Nim : M0A018005

PROGRAM STUDI KESEHETAN HEWAN


UNIVERSITAS MATARAM
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ilmu Reproduksi adalah ilmu yang mempelajari tentang reproduksi organisme.
Siklus reproduksi, anatomi organ reproduksi, dan histologi organ reproduksi adalah hal
yang dibahas di dalam Ilmu Reproduksi. Ilmu Reproduksi Ternak adalah ilmu yang
mempelajari tentang reproduksi organisme, namun lebih terkhusus pada organisme
ternak. Anatomi dari organ reproduksi jantan dan betina.
Ternak jantan memiliki organ primer dan sekunder. Organ reproduksi ternak
jantan primer adalah organ yang menghasilkan sel gamet milik pejantan yakni sperma.
Organ reproduksi jantan sekunder adalah organ yang membantu proses pembentukan
dan penyaluran sel gamet sehingga dapat diejakulasikan pada saat kopulasi. Organ
reproduksi primer jantan antara lain terdapat testis. Organ reproduksi sekunder jantan
antara lain terdapat epididimis, ductus deferens, urethra, penis, dan kelenjar tambahan.
Ternak betina memiliki organ primer dan sekunder. Organ reproduksi ternak
betina primer adalah organ yang menghasilkan sel gamet milik betina yakni ovum.
Organ reproduksi betina sekunder adalah organ yang membantu proses pembentukan
dan penyaluran sel gamet sehingga dapat dibuahi oleh sel gamet pejantan saat ternak
betina mengalami estrus. Organ reproduksi primer betina antara lain terdapat ovarium.
Organ reproduksi sekunder betina antara lain terdapat oviduct, uterus, vagina, vulva,
dan clitoris.
B.Rumusan Masalah

 Bagaimana bagian-bagian anatomi dalam reproduksi sapi betina dan jantan


 Bagaimana proses pembentukan sel gamet pada sapi dan betina
 Apakah fungsi-fungsi pada bagian anatomi sapi jantan dan betina

C.Tujuan Masalah

 Agar dapat mengetahui bagian-bagian serta fungsi dari alat reproduksi jantan
dan betina.
 Untuk mengetahui bagian-bagian alat reproduksi jantan dan betina secara
mikroskopis, sel-sel yang membangun alat reproduksi yang ada dan peran sel
tersebut dalam rangka membantu fungsi reproduksi secara keseluruhan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. ANATOMI ORGAN REPRODUKSI JANTAN

Organ dan kelenjar dari sistem reproduksi jantan menghasilkan gamet jantan
(spermatozoon) dan mengirimnya menuju sistem reproduksi betina. Secara embriologi,
sistem reproduksi sangat mirip dengan sistem urinari, yang dimana terlihat dari
perkembangan saluran keduanya. Ternak jantan dewasa, urethra merupakan jalan
keluar dari sistem urinari dan sistem reproduksi. Organ reproduksi jantan terdiri dari
testis, epididymis, ductus deferens, kelenjar aksesori (kelenjar vesicularis, kelenjar
prostata, kelenjar bulbourethralis), urethra, dan penis.
Testis
Testis berbeda dalam tingkat spesies dalam bentuk, ukuran, dan letaknya, selain
perbedaan letak testis. Struktur esensial dari testis dari semua spesies adalah sama.
Spermatic cord, terdiri dari saluran peredaran darah, sel saraf, lympathic dan ductus
deferens, setiap satu testis berkembang di dalam scrotum.
Epididymis
Epididymis adalah saluran yang berfungsi untuk menampung dan menyimpan
sperma dari testis. Epididymis terbagi menjadi tiga bagian yaitu caput epididymis, corpus
epididymis, dan cauda epididymis. Sperma di dalam epididymis akan dimatangkan
sehingga mampu untuk membuahi ovum.
Ductus deferens
Ductus deferens atau kadang disebut dengan vas deferens, adalah kelanjutan
sistem saluran reproduksi dari cauda epididymis. Ductus deferens meninggalkan testis,
menuju abdomen, ductus deferens dekat dengan arteri testicular, vena, dan sel saraf, dan
saluran lympathic diantara permukaan visceral dari tunica albugenia. Kombinasi ini
dikenal dengan spermatic cord.
Ampulla ductus deferens merupakan perpanjangan dan perbesaran dari ductus
deferens. Ampulla berkembang pada kuda, sapi, dan kambing atau domba serta tidak
terdapat pada babi. Kelenjar ampulla kosong sampai ductus deferens dan berkontribusi
dalam penyimpanan semen.

Urethra
Urethra membawa urin dari kandung kemih menuju keluar tubuh. Untuk hewan
jantan, urethra juga berfungsi untuk mengeluarkan semen. Susuan epitelium urethra
terdiri dari sinus urogenital, dimana terbentuk ketika kloaka dipisah menjadi rektum
dibagian belakang dan sinus urogenital di bagian perut, terpisahkan oleh urorectal
septum. Urethra masculinus atau canalis urogenalitas adalah saluran ekskretoris
bersama untuk urin dan semen. Urethra membentang dari daerah pelvis ke penis dan
berakhir pada ujung glans sebagai orificium urethrae externa. Urethra dapat dibedakan
atas tiga bagian, bagian pelvis merupakan suatu saluran dengan panjang 15 sampai 20
cm, bagian cowperi merupakan bagian yang melengkung seputar arcus ischiadicus,
bagian penis termasuk kelengkapan penis.

Kelenjar tambahan
Kelenjar vesicularis. Kelenjar vesicularis adalah sepasang kelenjar yang
berasosiasi dengan saluran kelamin jantan. Sebagian besar hewan, setiap kelenjar
vesicularis bergabung dengan ductus deferens membentuk saluran ejakulatori, dimana
kosong sampai di pelvis urethra. Kelenjar vesicularis dahulu disebut vesicula seminalis
karena disangka reservoir semen. Sekresi kelenjar vesicularis merupakan cairan keruh
dan lengket yang mengandung protein, kalium, asam sitrat, fruktosa, dan beberapa
enzim yang konsentrasinya tinggi, kadang-kadang berwarna kuning karena
mengandung flavin, pH-nya berkisar 5,7 sampai 6,2. Sekresi kelenjar vesicularis
membentuk 50% dari volume ejakulat normal.
Kelenjar prostata. Kelenjar prostata adalah kelenjar tunggal hampir menutupi
pelvis urethra. Kelenjar prostata pada ternak terdiri dari berbagai kombinasi difusi dan
bagian perpanjangan kelenjar yang kompak diantara pelvis urehtra serta tertutupi oleh
otot urethra. Kelenjar prostata mengelilingi urethra dan terdiri dari dua bagian badan
prostata (corpus prostata) dan prostata disseminata atau prostata yang cryptik (pars
disseminata prostatae). Sekresi kedua bagian ini berjalan melalui saluran kecil dan
banyak yang bermuara ke dalam urethra pada beberapa deretan.
Kelenjar cowperi. Kelenjar cowperi atau bulbourethralis adalah sepasang
kelenjar yang berada di sebelah pelvis urethra, dibagian kepala sampai lengkungan
ischial tetapi tidak sampai belakang karena terdapat kelenjar aksesori lain.
kelenjar cowper (glandula bulbourethralis) terdapat sepasang, berbentuk
bundar, kompak, dan berselubung tebal. Kelenjar-kelenjar tersebut terletak di atas
urethra dekat jalan keluarnya dari cavum pelvis. Saluran-saluran sekretoris dari setiap
kelenjar bergabung membentuk satu saluran ekskretoris. Kedua saluran ekskretoris
kelenjar cowper mempunyai muara kecil terpisah di tepi lipatan mukosa urethra.
Penis
Penis terbagi menjadi 3 bagian, yaitu pangkal penis, badan penis dan unjung
penis (gland penis). Penis merupakan organ kelamin jantan yang berfungsi sebagai alat
kopulasi, penis, yang terbagi dalam tiga area yaitu glans, atau ektremitas bebas, body
atau porsi utama penis, dan dua cruca, atau akar dimana menempel pada lengkungan
ischial dari pelvis. Sebagian besar struktur dalam dari penis tersusun atas jaringan ikat
yang berkumpul disebut corpora cavernosa. Setiap corpus cavernosum terisi penuh
dengan darah sinusoids yang dibagi secara garis dari jaringan ikat yang disebtut
trabeculae.
Praeputium
Praeputium merupakan kulit yang membungkus ujung penis. Praeputium dapat
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu yang merupakan lipatan luar, dan bagian penis, atau
lipatan dalam. Praeputium homolog dengan labia minora pada betina. Lubang kulit
praeputium ini dikelilingi oleh rambut praeputial panjang.
Sistem reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya.

Organ reproduksi jantan


Testis
Testis sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan
spermatozoa atau sel kelamin jantan, dan mensekresikan hormon kelamin jantan yaitu
testosteron. Testis adalah suatu organ yang aktif dan menghasilkan sejumlah besar
spermatozoa setiap harinya. Kira-kira 90 persen isi testis terdiri dari beratus-ratus
meter tubulus yang sangat kecil. Tubulus ini berhubungan satu sama lain. Sepuluh
persen dari seluruh isi testis terdiri dari jaringan ikat, pembuluh-pembuluh darah dan
sel-sel penghasil hormon penting yang disebut sel leydi.
Testis atau testikel pada hewan jantan merupakan organ kelamin utama dan
berada di kantung yang disebut dengan scrotum, testis bergantung di spermatic cord.
Testis memproduksi spermatoza dan hormon testosteron. Normalnya setiap hewan
jantan membawa dua testis di dalam scrotum. Scrotum memiliki fungsi sebagai pengatur
mekanisme suhu testis.
Posisi testis berbagai macam tergantung jenis mamalia. Dalam pembentukannya
testis akan berada di dalam rongga perut selama hidupnya tetapi terdapat hewan
mamalia yang dapat menurunkan testisnya menuju skrotum. Descensus testiculorum
adalah proses turunnya testis secara sementara maupun permanen ke dalam kantung
skrotum yang menggantung pada tubuh.
Cryptorchidism adalah kondisi yang dilihat dari tidak berkembangnya satu atau
dua testis, termasuk juga ukuran testis kecil dan tidak berhasil turun. Cryptorchidism
adalah kondisi dimana testis tidak berhasil turun ke dalam scrotum. Apabila terjadi
gangguan tidak terjadinya penurunan testis ke dalam scrotum disebut bilateral
cryptorchid dan akibatnya pejantan menjadi steril. Apabila hanya satu testis yang tidak
turun ke dalam scrotum disebut unilateral cryptorchid, pejantan masih fertil, tetapi tidak
direkomendasikan sebagai pejantan.
Mediastenum
testis Rete testis

Anatomi testis
Epididymis
Epididymis merupakan pipa panjang dan berkelok-kelok yang menghubungkan
vasa eferensia pada testis dengan ductus deferens. Kepala epididymis melekat pada
bagian ujung dari testis dimana pembuluh-pembuluh darah dan saraf masuk. Badan
epididymis sejajar dengan aksis longitudinal dari testis dan ekor epididymis selanjutnya
menjadi ductus deferens yang rangkap dan kembali ke daerah kepala, dimana kemudian
sampai ke corda spermatic.
Epididymis adalah saluran panjang yang berkelanjutan terdiri dari caput
(kepala), corpus (badan), dan cauda (ekor). Caput epididymis terhubung dengan testis.
Cauda epididymis terlihat sebagai perbesaran pada bagian ventral dari testis. Cauda
epididymis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma, dimana sperma yang
terkandung di dalamnya kurang lebih 200 juta sperma. Caput berfungsi sebagai tempat
memasakan spermatozoa, corpus berfungsi sebagai transpor atau pengangkutan
spermatozoa, cauda berfungsi sebagai tempat penimbunan spermatozoa. Sperma yang
sudah dewasa akan berpindah melewati epididymis. Cauda epididymis membesar dan
menjadi saluran panjang yang disebut ampulla ductus deferens, yang mengarahkan
menuju urethra.
Epididymis mempunyai empat fungsi utama, yaitu pengangkutan atau
transportasi, konsentrasi atau pengen talan maturasi dan penyimpanan spermatozoa.
Pengangkutan spermatozoa diangkut dari rete testis ke ductuli efferentes testis oleh
tekanan cairan didalam testis. Pengentalan spermatozoa dari suspensi sperma encer
yang berasal dari testis dengan konsentrasi 25.000 sampai 350.000 sel per mm3, air
diresorbsi kedalam sel-sel epitel terutama pada caput. Pematangan spermatozoa
mungkin dicapai atas pengaruh sekresi dari sel-sel epitel. Spermatozoa dari bagian
cauda epididymis telah memiliki kemampuan membuahi oosit yang sama baiknya
dengan spermatozoa hasil ejakulasi. Penyimpanan terjadi di cauda epididymis.
Konsentrasi spermatozoa sangat tinggi dan lumen ductus tersebut relatif lebih luas.
Setengah dari jumlah spermatozoa disimpan didalam cauda yang membentuk
seperempat dari panjang saluran epididymis. Waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan
spermatozoa melalui epididymis bervariasi dan tergantung pada kondisinya tetapi
mungkin tidak kurang dari 14 hari pada semua golongan hewan.
caudal
corpus

Caput

Anatomi epididymis
Ductus deferens
ductus deferens terikat pada sisi medial testis oleh mesoductus. Ductus deferens
merupakan lanjutan dari ekor pada epididymis. Ductus deferens memasuki rongga perut
melalui inguinal canal, melewati lateral ligament pada kandung kemih, dan sebelum
berakhir pada colliculus seminalis di urethra dan terjadi pembesaran di ampulla.

Ductus deferens mengarahkan sperma dari cauda epididymis menuju urethra.


Vasektomi merujuk kepada transection (biasanya dengan mengikat saluran vas
deferens atau penghilangan bagian tersebut) kepada ductus deferens. Prosedur ini
bertujuan untuk mencegah pengiriman spermatozoa dari epididymis tetapi tidak berefek
pada hormon testosteron. Kebiasaan dan penampilan dari hewan yang divasektomi
seperti ternak pada biasanya. Vasektomi terkadang digunakan untuk eksperimen atau
sebagi ternak pendeteksi birahi pada ternak betina. Tindakan vasektomi bermanfaat
untuk meningkatkan kenyamanan individu antar populasi, menurunkan agresivitas.
Sehubungan dengan tindakan sterilisasi, untuk populasi hewan, vasektomi lebih baik
daripada kastrasi. Tindakan bedah ini akan memberikan efek padahewan seperti
perubahan tingkah laku hewan dimana hewan tidak lagi memiliki kemampuan untuk
menyalurkan spermanya.
Ductus
deferens

Ampulla
ductus
deferens

Anatomi ductus deferens


Urethra
Urethra masculinus adalah saluran ekskretoris bersama untuk urin dan semen.
Urethra membentang dari daerah pelvis ke penis dan berakhir pada ujung glans sebagai
orificum urethra externa. Urethra dapat dibedakan atas 3 bagian, yaitu bagian pelvis
merupakan suatu saluran dengan panjang 15 sampai 20 cm, bagian bulbus urethralis
merupakan bagian yang melengkung seputar arcus ischiadicus, bagian penis termasuk
kelengkapan penis. Urethra berfungsi sebagai jalur dari dua tract ekretotius jantan, tract
reproduksi dan tract urinary.

Urethra

Anatomi urethra

Kelenjar tambahan
Kelenjar vesicularis bahwa kelenjar vesicularis terdiri dari dua pasang bagian
dengan struktur yang berbentuk kantung, terletak pada bagian pada urethra dan di
bagian depan dekat dengan rektum. Sekresi kelenjar vesicularis merupakan cairan
keruh dan lengket yang mengandung protein, kalium, asam sitrat, fruktosa dan
beberapa enzim yang konsentrasinya tinggi, kadang-kadang berwarna kuning karena
mengandung flavin, pH nya berkisar 5,7 sampai 6,2. Bahwa selama perkembangan fase
embrio, kelenjar vesicularis terbentuk dari divertikul ductus deferens. Strukturnya
terdiri dari saluran darah dan menyuplai lympathic.
Kelenjar prostata. Bahwa panjang dari kelenjar prostata ialah 10 cm sampai 12
cm. Yang dimana fungsi prostata mensekresikan ion anorganik (Na, Cl, Ca, Mg) yang
mempunyai pH yang basa. Faktor yang mempengaruhi ukuran kelenjar prostata adalah
umur ternak, bangsa ternak, dan berat ternak.
Prostata adalah kelenjar, sebagian besar menutupi urethra pada hewan jantan,
menempel pada urethra dibantu oleh jaringan ikat. Bagian tengah dari prostaaa, secara
histologi disamakan dengan zon transisi, strukturnya mengganjal, secara langsung
menutupi urethra dan terpisah dari saluran ejakulatori. Bagian tengah prostata
mengalami perbesaran pada hewan jantan dewasa.
Kelenjar cowperi. Kelenjar cowperi, dikenal juga dengan kelenjar
bulbourethralis, ditemukan pertama kali oleh William Cowper. secara normal panjang
kelenjar cowperi berkisar 1,58 cm dan lebar kelenjar cowperi berkisar 1,46 cm.
Walaupun sekresi cairan dari kelenjar cowperi hanya sedikit dari total keseluruhan
semen yang diejakulasikan, namun cairan in berperan penting ketika memulai ejakulasi.
Fungsi kelenjar ini membersihkan dan menetralisir urethra dari bekas urin dan
kotoran-kotoran lainya sebelum ejakulasi berlangsung.
Penis
Struktur penis dari superfisial ke profundal adalah corpus cavernosum penis, dan
corpus spongiosum penis. Bagian profundal corpus cavernosum, terdapat rongga
(caverna) yang berjalan sirkular mengelilingi urethra. Bentuk caverna tidak beraturan
dengan ukuran bervariasi. Secara umum organ kolpulatoris (penis) terdiri atas kapsula
jaringan ikan fibroelastic di bagian superfisial, dan tunica albuginea yang menjulur
profundal membentuk trabecula sebagai jaringan pendukung caverna yang dilapisi sel
endotel.
Penis tersusun dari jaringan erectile (cavernous) dan dilalui oleh urethra.
Sebagian besar jaringan erectile tersusun dari columna longitudinal yaitu sepasang
corpora cavernosa dan pada bagian tengan yaitu corpus spongiosum. Bagian ujung penis
disebut dengan glans. Glans pada penis juga mengandung jaringan erectile dan berlanjut
dengan corpus spongiosum.
Sapi, domba, dan babi misalnya, mempunyai tipe penis fibroelastic yang tetap
keras meskipun tidak ereksi. Bagian ventral atau bidang bawahnya terdiri dari berapa
jaringan yang mempunyai ruang atau cavernosus yang selama hewan terangsang akan
berisi darah.
Penis adalah organ kopulatoris hewan jantan, mempunyai tugas ganda yaitu
pengeluaran urin untuk perekatan semen ke dalam saluran reproduksi betina. Penis
terdiri dari akar, badan dan ujung bebas yang berakhir pada glans penis.. Penis tetap
lemas pada keadaan biasa, tetapi pada keadaan ereksi penis akan dapat menampung
banyak sekali darah sehingga ukurannya meningkat baik panjang maupun diameternya.
Musculus ischio cavernosus atau erector penis adalah sepasang otot pendek yang
timbul dari tuber ischii dan ligamentum sacroischiadicum dan bertaut pada crura dan
corpus penis. Ia menyebabkan ereksi dengan daya pompa dan penekanan terhadap
bagian bulbus corpus cavernosum penis yang terletak di bawah otot tersebut. Musculus
retractor penis adalah suatu otot licin yang bertaut pada vertebrae coccygea pertama
dan kedua, berpisah dan bertemu kembali di bawah anus. Ia berfungsi menarik kembali
penis ke dalam praeputium sesuah ejakulasi dan mempertahankan posisi ini pada
keadaan tidak ereksi. Bagian body atau badan penis berada dalam ruang tubuh dan
mebentuk seperti huruf “S”, oleh karena itu disebut flexura sigmoidea.
Gland
penis

Penis

Anatomi penis
Preaputium
Praeputium merupakan kulit yang membungkus ujung penis. Praeputium dapat
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu yang merupakan lipatan luar, dan bagian penis, atau
lipatan dalam. Praeputium homolog dengan labia minora pada betina. Lubang kulit
praeputium ini dikelilingi oleh rambut preputial panjang. Fornix preputii adalah daerah
dimana preputii bertaut dengan penis tepat caudal dari glands penis.

Praeputium

Processus urethralis
Fornix praeputii

Anatomi praeputium

B. ANATOMI ORGAN REPRODUKSI BETINA

Fungsi-fungsi reproduksi pada hewan betina dijalankan oleh organ-organ


reproduksi primer dan sekunder. Organ reproduksi primer tersebut yaitu ovarium.
Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon-hormon kelamin betina. Organ-organ
reproduksi sekunder atau saluran reproduksi terdiri dari tuba fallopi (oviduct), uterus,
cervix, vagina dan vulva. Fungsi organ-organ reproduksi sekunder adalah menerima dan
menyalurkan sel-sel kelamin jantan dan betina, memberi makan dan melahirkan
individu baru. Alat kelamin dalam digantung oleh ligamentum lata. Ligamen ini terdiri
dari mesovarium, mesosalpinx dan mesometrium masing-masing pada ovarium, oviduct
dan uterus.
Reproduksi adalah suatu fungsi tubuh yang secara fisiologis tidak vital bagi
kehidupan suatu individu tapi sangat penting bagi kelanjutan keturunan suatu jenis
atau bangsa hewan. Proses reproduksi ini baru dapat berlangsung setelah hewan
mencapai masa pubertas (dewasa kelamin), dimana kejadian ini diatur oleh sistem
endokrin. Sisem reproduksi hewan betina meliputi ovarium, oviduct, dan vagina.
Anatomi organ reproduksi betina

Ovarium
Ovarium yaitu merupakan organ reproduksi betina yang menghasilkan ovum
dan sebagai organ endokrin yang mengekskresikan hormon-hormon kelamin betina,
estrogen dan progesteron. Ovarium merupakan organ reproduksi yang berfungsi untuk
memproduksi ovum, dan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Bahwa
ovarium terletak di dalam cavum abdominalis, menggantung, dan bertaut melalui
mesovarium ke uterus. Mesovarium yang didapat memiliki panjang 2 cm. Fungsi dari
mesovarium adalah untuk mempertahankan posisi ovarium agar tidak bergeser atau
jatuh
Ovarium dibedakan menjadi dua golongan, yaitu monotocous dan polytocous.
Monotocous adalah golongan hewan yang melahirkan satu anak dalam satu periode
kebuntingan, misalnya sapi, kuda, dan kerbau. Polytocous adalah golongan hewan yang
mampu menghasilkan beberapa anak dalam satu periode kebuntingan. Ovarium seekor
sapi betina bentuknya menyerupai biji buah almond dengan berat rata-rata 10 sampai
20 gram. Jumlah ova yang ada pada dua ovarium sebanyak 75.000 namun hanya sedikit
saja yang yang akan dilepaskan selama hidup seekor sapi yaitu 20 sampai 30 ova.
Ukuran ovarium berbeda-beda dan dipengaruhi spesies dan fase siklus estrus.

Ovarium

Anatomi ovarium
Oviduct
Oviduct adalah organ sebagai transpor ovum dan spermatozoa yang melaluinya
dari arah yang berlawanan. Oviduct dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yakni
infundibulum, ampulla, dan isthmus. Oviduct terdapat sepasang (kiri dan kanan) dan
digantung oleh ligamentum (mesosalpink). Oviduct adalah organ yang berfungsi untuk
menerima sel telur yang diovulasikan oleh ovarium, transport spermatozoa dari uterus
menuju tempat pembuahan, tempat pertemuan antara ovum dan spermatozoa
(fertilisasi). Tubektomi adalah suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya
ovum dengan cara tindakan mengikat dan memotong pada kedua saluran tuba.
Bahwa tuba fallopi atau oviduct menjalankan transportasi ovum atau sel telur
yang tidak difertilisasi dari ovarium ke uterus dan diteruskan secara berlebih melalui
bagian ligamen yang luas, disebut mesosalphink. Oviduct terbagi menjadi tiga yaitu
infundibulum dengan fimbrae, ampulla, dan isthmus. Infundibulum berhubungan
langsung dengan ampulla, yaitu bagian dari oviduct yang menebal. Ampulla dan isthmus
membentuk ampulla-isthmus junction yang merupakan tempat terjadinya fertilisasi dan
mengkontrol ovum melewati isthmus menuju uterus. Isthmus berhubungan langsung
dengan cornue uterus dan memiliki diameter lebih kecil dibandingkan ampulla.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, oviduct sapi Simpo memiliki panjang 22
cm.

Infundibulum

Isthmus

Ampulla

Anatomi oviduct
Uterus
Uterus merupakan struktur saluran otot yang diperlukan untuk menerima ovum
yang telah dibuahi dan perkembangan zigot. Uterus digantung oleh ligamentum yaitu
mesometrium. Uterus merupakan bagian saluran berfungsi untuk menerima ovum yang
telah dibuahi atau embrio dari tuba falopii, dan pemberian makanan dan perlindungan
bagi fetus, serta mendorong fetus ke arah luar pada saat kelahiran (Hardjopranjoto,
1995). Uterus memiliki dua buah tanduk (cornue uterus), satu buah tubuh (corpus
uterus), dan satu buah leher rahim (cervix uteri).

Corpus uterus

Cornue uterus

Cervix uterus
Anatomi uterus
Cervix
Cervix merupakan bagain alat reproduksi tempat sambungan dengan uterus ke
arah belakang yang berkesinambungan dengan vagina yang berdinding tipis. Frandson
(1996) menyatakan bahwa cervix merupakan sphincter otot polos yang kuat, dan
tertutup rapat, kecuali pada saat terjadi birahi atau memungkinkan spermatozoa
memasuki uterus. Cervix berfungsi sebagai penutuo lumen uterus sehingga tidak
memberi kemungkinan untuk masuknya jasad renik ke dalam uterus. Cervix juga
berfungsi menutup lumen uterus, lumen akan terbuka apabila sedang estrus dan
melahirkan. Cervix pada sapi, rusa, dan domba memiliki lekukan saling melintang yang
dikenal sebagai cincin melingkar yang membantu menutup uterus dari kontaminan.
.

cervix

Anatomi cervix

Vagina
Vagina adalah alat kopulasi dan tempat sperma dideposisikan, berperan sebagai
saluran keluarnya sekresi cervix, uterus dan oviduct, dan sebagai jalan peranakan saat
proses beranak. Vagina terdiri dari 2 bagian, yaitu vestibulum dan portio vaginalis
cervices. Vagina adalah saluran peranakan yang terletaak di dalam pelvis di antara
uterus (arah cranial) dan vulva (arah caudal). Vagina juga berperan sebagai selaput
yang menerima penis dari hewan jantan pada saat kopulasi. Vagina terdiri dari 2 bagian
yaitu vestibulum yang letaknya dekat dengan vulva serta merupakan saluran reproduksi
dan saluran keluarnya urin dan yang kedua adalah portio vaginalis cervices yang
letaknya dari batas antara keduanya hingga cervix. Vestibulum dan portio vaginalis
cervices dibatasi oleh suatu selaput pembatas yang disebut hymen.
Berdasarkan praktikum didapat vestibulum dengan panjang 9 cm dan portio
vaginalis cervices dengan panjang 16 cm. Bahwa panjang vestibulum pada sapi berkisar
10 sampai 12 cm serta fakrot yang mempengaruh perbedaan adalah faktor umur, jenis
atau bangsa ternak, dan berat badan ternak.
portio
vaginalis
cervices

vestibulum

Anatomi vagina
Vulva
Vulva merupakan alat kelamin sapi betina yang paling luar. Berfungsi sebagai
sistem reproduksi dan sebagai sistem urinari. Vulva berbentuk lipatan-lipatan dan ada
yang tertutup rambut halus. Labia atau bibir vulva pada berbagai jenis ternak adalah
sederhana saja dan tidak terdiri dari labia mayor dan minor. Vulva adalah bagian
eksternal dari alat kelamin betina. Vulva berfungsi untuk melindungi organ reproduksi
terhadap kontaminasi dan untuk menjaga jaringan internal yang sensitif kering. Vulva
biasanya berwarna abu-abu atau merah muda. Vulva mengarah ke vagina, yang
merupakan sebuah organ tubular dengan struktur halus, lembab, dan memiliki lapisan
mengkilap. Vulva ditutupi dengan lendir untuk menahan kemungkinan cedera dan
kontaminasi bakteri yang dihasilkan pada saat kawin alami. Vulva atau yang bisa
disebut dengan bibir dibentuk oleh pintu eksterior pada saluran reproduksi dan
memberikan pintu masuk pada penis saat perkawinan dan untuk pengeluaran anak sapi
saat kelahiran. Ternak sapi, organ berupa vulva juga merupakan bentuk yang digunakan
sebagai tempat pengeluaran urin dari tubuh.

Labia
mayora

Labia
minora

Anatomi vulva
Klitoris
Klitoris merupakan lubang kecil setelah vulva. Klitoris kaya akan pembuluh darah
dan saraf. Klitoris merupakan tonjolan kecil jaringan erectil yang terletak pada titik
temu labia minora di sebelah anterior. Klitoris mempunyai persamaan dengan penis
hewan jantan yaitu sebagai perangsang. Klitoris merupakan organ yang bersifat erektil,
memiliki syaraf perasa dan banyak mengandung pembuluh. Alat reproduksi bagian luar
ini mengandung banyak ujung syaraf perasa yang berperan penting pada saat terjadi
kopulasi.
Proses terjadinya birahi diawali dengan adanya rangsang di hipotalamus pada
sistem saraf pusat dimana dihasilkan enzim dopamin sebagai neurotransmiter dan
neurohormon yang mempengaruhi perilaku dan aktivitas seksual pada ternak.
Rangsangan yang diterima oleh saraf sensori memicu asetikoline dalam merangsang sel
endotelial mensekresi nitrit oksida guna mengaktifkan cGMP. Aktifnya akan
menyebabkan otot pada corpus cavernosus klitoris menjadi rileks yang menyebabkan
terjadinya dilatasi arteriole klitoris sehingga darah akan deras mengalir masuk.

Klitoris

Anatomi klitoris
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Disimpulkan bahwa sistem reproduksi jantan terdiri dari testis, epididymis,
ductus deferens, urethra, kelenjar vesicularis, kelenjar prostata, kelenjar cowperi, dan
penis. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan menunjukan bahwa ukuran ductus
deferens normal dan ukuran testis, epidydimis dan penis tidak normal. Faktor yang
mempengaruhi ukuran penis adalah umur, berat badan, dan bangsa ternak dan
konsumsi pakan.
Bahwa diketahui alat reproduksi betina terdiri dari ovarium, oviduct, uterus,
cervix, vagina, dan vulva. Fungsi dari ovarium adalah memproduksi ovum dan
menghasilkan hormon esterogen, progesteron dan inhibin. Fungsi dari oviduct adalah
tempat terjadinya fertilisasi, dan tempat trejadinya proses kapasitasi spermatozoa.
Fungsi dari uterus adalah tempat implantasi embrio. Fungsi dari cervix adalah tempat
reservoir spermatozoa dan melindungi dari mikrobia. Fungsi dari vagina sebagai jalan
peranakan. Ukuran yang sesuai adalah mesovarium, cornue uterus, cervix uterus, vulva
dan yang tidak sesuai adalah ovarium, oviduct, corpus uterus, dan vestibulum. Ukuran
tiap organ reproduksi dapat dipengaruhi oleh umur, jenis, pakan, dan keadaan sapi
apakah bunting atau tidak.

Daftar Pustaka
Akbar, B. 2010. Tumbuhan dengan Kandungan Senyawa Aktif Yang Berpotensi Sebagai
Bahan Antifertilitas, Adabia Press, Jakarta.
Ball, P.J.H dan A.R. Peters. 2004. Reproduction in Cattle. Edisi 3. Blackwell Publishing.
UK.
Bearden, J. dan J.W. Fuquay. 1997. Applied Animal Reproductoin Fourth Edition.
Prentice Hall, Inc. USA
Blakely, J. dan D. Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Pearce, E.C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. PT Gramedia. Jakarta.
Farrer, H. 1999. Perawatan marternitas. EGC. Jakarta.
Blakely, J. dan D. Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Pearce, E.C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. PT Gramedia. Jakarta.
Farrer, H. 1999. Perawatan marternitas. EGC. Jakarta.
Feradis. 2010. Reproduksi Ternak. ALFABETA. Bandung.
Frandson, R.D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi 4. Gadjah Mada University
Press. Jogjakarta.
Frandson, R.D., W.L. Wilke, dan A.D. Fails. 2009. Anatomy and Physiology of Farm
Animals. Edisi 7. Wiley-Blackwell. United State of America.
Jalaluddin, M. 2014. Morfometri dan karakteristik histologi ovarium sapi Aceh (Bos
indicus) selama siklus estrus. Jurnal Medika Veterinaria, 8(1).
North, R. 2004. Anatomy and Physiology of The Goat. Edisi 2. Agfacts A7.0.3. NSW
Department of Primary Industry.

Anda mungkin juga menyukai