Anda di halaman 1dari 40

SISTEM REPRODUKSI

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan
melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan
yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian
reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual.
Pada bab ini akan dibahas tentang sistem reprosuksi yang terjadi pada
manusia. Di dalamnya akan mempelajari sistem reproduksi pria dan wanita
(mencakup tentang organ reproduksi, gametogonium, dan hormon), menstruasi,
fertilisasi dan kehamilan. Termasuk berbagai kelainan atau penyakit yang dapat
terjadi pada sistem reproduksi manusia.
2. Kompentensi Inti
3. Menjelaskan struktur fungsi organ manusia dan hewan tertentu,
kelainan dan/atau penyakit yang mungkit terjadi serta implikasi pada salingtemas.
4. Kompetensi dasar
3.7 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang
meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, dan pemberian ASI, serta
kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia

B.

PENYAJIAN

1. Sistem Reproduksi Pria


a. Organ reproduksi
Alat kelamin pria berfungsi menghasilkan gamet jantan, yaitu spermatozoa
(sperma). Alat kelamin pria dibedakan menjadi alat kelamin dalam (internal) dan alat
kelamin luar(eksternal).
1) Organ Internal
Alat kelamin dalam terdiri atas:
a)

Testis

Testis atau buah zakar adalah bagian dari organ reproduksi pria,
terletak di bawah penis, dalam scrotum (kantung zakar). Testis
merupakan organ kecil dengan diameter sekitar 5 cm pada orang
dewasa. Testis membutuhkan suhu lebih rendah dari suhu badan
(36,7oC) agar dapat berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, testis
terletak di luar tubuh di dalam suatu kantong yang disebut skrotum.
Pria memiliki sepasang testis yang berbentuk oval berada di kiri dan
kanan untuk memproduksi sperma. Sepasang testis ini dibungkus oleh
lipatan kulit berbentuk kantung yang disebut kantung zakar (skrotum).
Fungsi testis adalah alat untuk menghasilkan sperma dan hormon
kelamin jantan yang disebut testoteron. Hormon inilah yang membuat
sifat jantan, seperti otot-otot yang menonjol, suara besar, dan
sebagainya. Di dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut
tubulus

seminiferus

yang

merupakan

tempat

pembentukan

spermatozoa. Di belakang masing-masing terdapat epididimis. Dari


masa puber (akil balig) sampai sepanjang hidupnya pria memproduksi
sperma setiap waktu. Pria dapat melepaskan sperma saat ejakulasi atau
waktu puncak bersenggama. Testis merupakan tempat pembentukan sel
kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin (testosteron). Pada
testis terdapat pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus
seminiferus. Pada dinding tubulus seminiferus terdapat calon-calon
sperma (spermatogonium yang diploid. Di antara tubulus seminiferus
terdapat sel-sel intertisisial yang menghasilkan hormon testosteron dan
hormon kelamin jantan lainnya. Selain itu, terdapat pula sel-sel
berukuran

besar

yang

berfungsi

menyediakan

makanan

bagi

spermatozoa, sel ini disebut sel sertoli.


Hormon testosteron ini juga akan menentukan sikap mental
seorang laki-laki, serta penampilan kejantanan tubuhnya. Tanpa
hormon ini seorang laki-laki akan berkulit lembut, lemah gemulai,
seperti ciri-ciri seorang wanita. Pada seorang laki-laki testis dapat
mengalami gangguan, antara lain tumor, yaitu pembengkakan yang
terjadi pada testis. Pembengkakan dapat juga diakibatkan pengumpulan
cairan antara lapisan-lapisan pembungkus atau pembesaran pembuluh

darah balik. Gondongan pada orang dewasa dapat pula menyebabkan


pembengkakan

dan

peradangan

testis

sehingga

menimbulkan

kemandulan.

Gambar 1. Struktur reproduksi pria tampak dep


(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)

b)

Saluran pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam alat
reproduksi pria terdiri atas saluran epididimis, vas deferens, saluran
ejakulasi, dan uretra.
1. Saluran epididimis
Saluran ini berjumlah sepasang dan merupakan saluran
yang berkelok-kelok yang keluar dari testis. Saluran epididimis
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai
sperma matang dan bergerak ke vas deferens.

2. Vas deferens
Vas deferens merupakan sambungan dari epididimis.
Saluran ini tidak menempel pada testis dan ujung salurannya
terdapat di dalam kelenjar prostat. Fungsi saluran ini adalah
sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju
kantung semen (kantung mani/vesikula seminalis).Vas deferens
menghasilkan sekret dan kelenjar, Fungsi dari sekret ini antara lain
seperti berikut:
a.

Menyediakan zat gizi yang dibutuhkan oleh spermatozoa,


seperti karbohidrat, vitamin, dan asam amino. Karbohidrat
yang dibutuhkan dalam bentuk fruktosa.

b. Sekret bersifat basa yaitu memiliki pH 7,27,4, sehingga dapat


menetralkan asam yang terdapat di liang senggama wanita.
Karena spermatozoa dapat mati jika berada pada pH asam.
c.

Sekret mengandung lendir pelumas dan zat yang disebut


prostaglandin yang dapat merangsang pergerakan dinding
rahim Sperma bersama sekret inilah yang disebut dengan air
mani atau semen. Di dalam vas deferens, sperma dapat
bertahan hidup selama 6 minggu, tetapi apabila berada pada
tubuh wanita hanya bertahan selama 1-2 hari.

3. Saluran ejakulasi
Saluran

ejakulasi

merupakan

saluran

pendek

yang

menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini


berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
4. Uretra
Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih
ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran
pembuangan baik pada sistem kemih atau ekskresi maupun pada

sistem seksual. Pada pria, uretra berfungsi juga dalam sistem


reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani. Pada pria,
panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis. Uretra
pada pria dibagi menjadi empat bagian berdasarkan letaknya,
yaitu:
1)

Pars praprostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.

2)

Pars prostatica, terletak di prostat. Pada bagian uretra ini


terdapat pembukaan kecil, di mana terletak muara vas
deferens.

3)

Pars membranosa, panjang sekitar 1,5 cm dan di bagian


lateral terdapat kelenjar bulbo uretralis.

4)

Pars spongiosa/cavernosa, panjang sekitar 15 cm dan


melintas di corpus spongiosum penis.

c)

Kelenjar kelamin laki-laki


Saluran kelamin dilengkapi dengan tiga kelenjar yang dapat
mengeluarkan getah atau semen. Kelenjar-kelenjar ini, antara lain
vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretral
(Cowper).
1. Vesikula seminalis
Vesikula seminalis terletak di belakang kantung kemih
disebut juga kantung semen. Dinding vesikula

seminalis

menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi


sperma. Vesikula seminalis berjumlah sepasang dan terletak di atas
dan bawah kandung kemih. Vesikula seminalis menghasilkan 60%
dari volume total semen. Cairan dari vesikula seminalis berwarna

jernih, kental mengandung lendir, asam amino, dan fruktosa.


Cairan ini berfungsi memberi makan sperma. Selain itu, vesikula
seminalis juga mengekskresikan prostaglandin yang berfungsi
membuat otot uterin berkontraksi untuk mendorong sperma
mencapai uterus.
2. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kantung kemih dan
merupakan pertemuan antara uretra dengan vas deferens. Kelenjar
prostat berukuran lebih besar dibandingkan dua kelenjar lainnya.
Cairan yang dihasilkan encer seperti susu dan bersifat alkalis
sehingga dapat menyeimbangkan keasaman residu urin di uretra
dan keasaman vagina. Cairan ini langsung bermuara ke uretra
lewat beberapa saluran kecil.
3. Kelenjar bulbouretral atau kelenjar Cowper.
Kelenjar ini kecil, berjumlah sepasang, dan terletak di
sepanjang uretra. Cairan kelenjar ini kental dan disekresikan
sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen. Kelenjar Cowper
terletak di belakang kelenjar prostat dan langsung menuju uretra.
Kelenjar

prostat

dan

kelenjar

Cowper

berfungsi

untuk

menghasilkan sekret (hasil produksi kelenjar) untuk memberi


nutrisi dan mempermudah gerakan spermatozoa.
2) Organ Eksternal
Alat kelamin luar pria, yaitu berupa penis dan skrotum. Penis adalah
organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah
penyimpanan sperma dari alat kelamin jantan (pria) ke dalam alat kelamin
betina (wanita). Penis pada pria dapat mengalami ereksi. Ereksi adalah
penegangan dan pengembangan penis karena terisinya saluran penis oleh
darah. Skrotum pada pria di kenal dengan buah zakar. Di dalam buah zakar
ini terdapat testis.

a) Penis
Penis (dari bahasa Latin phallus yang artinya ekor) adalah alat
kelamin jantan dan juga berfungsi sebagai organ eksternal untuk
urinasi. Penis terdiri atas tiga rongga yang berisi jaringan spons. Uretra
pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya
banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
Bila ada suatu rangsangan, maka rongga tersebut akan terisi penuh oleh
darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
b) Scrotum (kantung zakar)
Scrotum merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis.
Scrotum berjumlah sepasang, yaitu scrotum kanan dan scrotum kiri. Di
antara scrotum kanan dan scrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa
jaringan ikat dan otot polos. Skrotum disusun oleh otot-otot berikut.
1. Otot dartos
Otot dartos merupakan otot yang membatasi antara skrotum
kanan dan kiri. Otot dartos berfungsi untuk menggerakkah skrotum
untuk mengerut dan mengendur. Skrotum memiliki adaptasi
terhadap udara yang panas maupun dingin. Pada saat udara panas
maka tali yang mengikat skrotum akan mengendur untuk
membiarkannya turun lebih jauh dari tubuh. Sebaliknya apabila
udara dingin maka tali tersebut akan menarik skrotum mendekati
tubuh sehingga akan tetap hangat. Hal ini dilakukan untuk
menunjang fungsi dari testis.
2. Otot kremaster
Otot kremaster merupakan penerusan otot lurik dinding
perut. Otot ini berfungsi untuk mengatur suhu lingkungan testis
agar stabil, karena proses spermatogenesis dapat berjalan dengan
baik pada suhu stabil, yaitu 3 oC lebih rendah dari suhu di dalam
tubuh. Suhu yang tidak sesuai akan menghambat produksi

spermatozoa. Gangguan demam dapat mengakibatkan penurunan


produksi spermatozoa. Pada pria dianjurkan memakai pakaian yang
longgar untuk menunjang kesuburan laki-laki. Struktur dari
kantong skrotum yaitu banyak lipatan kulit yang berfungsi untuk
memperluas permukaan penguapan. Kulit kantong skrotum
memiliki banyak kelenjar keringat, untuk mendinginkannya
dilakukan melalui proses penguapan air keringat

Gambar 2.Struktur alat reproduksi pria


(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
b. Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan
spermatozoa (sel benih pria). Spermatogenesis dimulai dengan pertumbuhan
spermatogonium menjadi sel yang lebih besar disebut spermatosit primer. Selsel ini membelah secara mitosis menjadi dua spermatosit sekunder yang sama
besar, kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat spermatid
yang sama besar. Spermatid adalah sebuah sel bundar dengan sejumlah besar
protoplasma dan merupakan gamet dewasa dengan sejumlah kromosom
haploid. Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan lamanya sekitar
72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada mekanisme hormonal
tubuh.

Spermatozoa (sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana


kepala mengandung materi genetik DNA, dan ekor yang merupakan alat
pergerakan sperma. Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk
lonjong dan datar serta memiliki ekor bergelombang yang berguna mendorong
sperma memasuki air mani. Kepala sperma mengandung inti yang memiliki
kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut akrosom. Akrosom
mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya
bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis dalam kantung
zakar. Hal ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan anggota
tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi
terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar.
Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau
spermatogonium. Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang berfungsi memberi
makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Sel Leydig berfungsi menghasilkan testosteron.
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel
spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder. Spermatosit
sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid. Spermatid berdeferensiasi
menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP
(Androgen Binding Protein) testosteron tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan
menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hiposis
agar menghentikan sekresi FSH dan LH. Kemudian spermatozoa akan keluar
melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar Cowper. Spermatozoa
bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air
mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 400
juta sel spermatozoa. Pada laki-laki, spermatogenesis terjadi seumur hidup dan
pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat.
Pada akhir proses, terjadi pertumbuhan dan perkembangan atau
diferensiasi yang rumit, tetapi bukan pembelahan sel, yaitu mengubah
spermatid menjadi sperma yang fungsional. Nukleus mengecil dan menjadi
kepala sperma, sedangkan sebagian besar sitoplasma dibuang. Sperma ini

mengandung enzim yang memegang peranan dalam menembus membran sel


telur.

Gambar 3. Proses spermatogenesis


(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
Spermatogenesis terjadi secara diklik di semua bagian tubulus
seminiferus. Di setiap satu bagian tubulus, berbagai tahapan tersebut
berlangsung secara berurutan. Pada bagian tubulus yang berdekatan, sel
cenderung berada dalam satu tahapan lebih maju atau lebih dini. Pada
manusia,

perkembangan

spermatogonium

menjadi

sperma

matang

membutuhkan waktu 16 hari. Spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon


gonadotropin, Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing hormone
(LH), dan hormon testosteron.
Hal yang mengagumkan dari kerja tubulus seminiferus adalah mampu
memproduksi sperma setiap hari sekitar 100 juta spermatozoa. Jumlah yang
normal spermatozoa berkisar antara 35200 juta, tetapi mungkin pada

seseorang hanya memproduksi kurang dari 20 juta, maka orang tersebut dapat
dikatakan kurang subur. Biasanya faktor usia sangat berpengaruh terhadap
produksi sperma. Seorang laki-laki yang berusia lebih dari 55 tahun produksi
spermanya berangsur-angsur menurun. Pada usia di atas 90 tahun, seseorang
akan kehilangan tingkat kesuburan. Selain usia, faktor lain yang mengurangi
kesuburan adalah frekuensi melakukan hubungan kelamin. Seseorang yang
sering melakukan hubungan kelamin akan berkurang kesuburannya. Hal ini
disebabkan karena sperma belum sempat dewasa sehingga tidak dapat
membuahi sel telur. Berkebalikan dengan hal itu, apabila sperma tidak pernah
dikeluarkan maka spermatozoa yang telah tua akan mati lalu diserap oleh
tubuh.
c.

Hormon reproduksi pada pria


Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon.
Hormon-hormon tersebut adalah sebagai berikut:
1) Testosteron
Testosteron adalah hormon yang bertanggung jawab terhadap
pertumbuhan seks sekunder pria seperti pertumbuhan rambut di wajah
(kumis dan jenggot), pertambahan massa otot, dan perubahan suara.
Hormon ini diproduksi di testis, yaitu di sel Leydig. Produksinya
dipengaruhi oleh FSH (Follicle Stimulating Hormone), yang dihasilkan
oleh hipofisis. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal
untuk

membentuk

sperma,

terutama

pembelahan

meiosis

untuk

membentuk spermatosit sekunder. Hormon ini berfungsi merangsang


perkembangan organ seks primer pada saat embrio, mempengaruhi
perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder serta mendorong
spermatogenesis.
2) Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH
adalah merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron.
Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat
kelamin sekunder. Pada pria, awal pubertas antara usia 13 sampai 15 tahun
terjadi peningkatan tinggi dan berat badan yang relatif cepat bersamaan
dengan pertambahan lingkar bahu dan pertambahan panjang penis dan
testis. Rambut pubis dan kumis serta jenggot mulai tumbuh. Pada masa ini,
pria akan mengalami mimpi basah.

3) Follicle Stimulating Hormone/FSH


Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH
berfungsi untuk merangsang sel Sertoli menghasilkan ABP (Androgen
Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai
proses

spermatogenesis.

Proses

pemasakan

spermatosit

menjadi

spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam


epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
4) Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika distimulasi oleh FSH.
Sel-sel Sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang
mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam
cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma.
5) Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur metabolisme
testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan
awal pada spermatogenesis.
6) Hormon Gonadotropin
Hormon gonadotropin dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini
berfungsi untuk merangsang kelenjar hipofisa bagian depan (anterior) agar
mengeluarkan hormon FSH dan LH.
2. Sistem Reproduksi Wanita
a. Organ reproduksi
Organ reproduksi wanita dibedakan menjadi organ reproduksi luar dan organ
reproduksi dalam.
1) Organ reproduksi luar
Organ reproduksi luar terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
a) Labia mayor (bibir luar vagina yang tebal) berlapiskan lemak.
b) Mons veneris, pertemuan antara kedua bibir vagina dengan bagian
atas yang tampak membukit.
c) Labia minor (bibir kecil), yaitu sepasang lipatan kulit yang halus dan
tipis, tidak dilapisi lemak.
d) Klitoris, tonjolan kecil disebut juga kelentil.
e) Orificium urethrae (muara saluran kencing), tepat dibawah klitoris.
f)

Himen (selaput dara), berlokasi dibawah saluran kencing yang


mengelilingi lubang vagina.

2) Organ reproduksi dalam


Organ reproduksi dalam terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
a) Indung telur (ovarium)
Ovarium berjumlah sepasang dan terletak dirongga perut, yaitu
di daerah pinggang kiri dan kanan. Ovarium diselubungi oleh kapsul
pelindung dan mengandung beberapa folikel. Tiap folikel mengandung
satu sel telur yang diselubungi oleh satu atau lebih lapisan sel-sel
folikel.

Folikel

adalah

struktur

seperti

bulatan-bulatan

yang

mengelilingi oosit dan berfungsi menyediakan makanan dan


mlindungi perkembangan sel telur.
b) Oviduk (tuba fallopi)
Oviduk berjumlah sepasang. Saluran oviduk menghubungkan
ovarium dengan rahim (uterus). Ujung oviduk berbentuk corong
berjumbai-jumbai (fimbriae). Fibriae berfungsi menangkap ovum.
Setelah ovum ditangkap oleh fibriae, kemudian diangkat oleh bagian
oviduk yang menyempit dengan gerak peristaltik dinding tuba menuju
ke rahim.
c) Uterus (rahim)
Pada manusia, rahim hanya satu ruang dan berotot serta tebal.
Pada wanita yang belum pernah melahirkan, ukuran rahim biasanya
panjangnya 7 cm dan lebarnya 4-5 cm. Rahim bawah mengecil dan
dinamakan leher rahim (serviks uteri) sedangkan bagian yang besar
disebut badan rahim (korpus uteri). Rahim tersusun atas tiga lapisan,
yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium.
Endometrium menghasilkan banyak lendir dan mengandung
banyak pembuluh darah. Lapisan inilah yang mengalami penebalan
yang akan mengelupas setiap bulannya bila tidak ada zigot (sel telur
yang telah dibuahi) yang ditanamkan (implantasi).

d) Vagina
Vagina ialah sebuah tabung berlapiskan otot yang membujur ke
arah belakang dan atas. Dinding vagina lebih tipis daripada rahim dan
banyak memiliki lipatan. Hal ini untuk mempermudah jalan kelahiran
bayi. Vagina juga memiliki lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina
dan kelenjar Bartholin.

(a)

(b)

Gambar 4. Organ reproduksi wanita tampak dari (a) depan dan (b)
samping

(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)


b. Oogenesis
Proses pembentukan sel telur disebut oogenesis, proses ini berlangsung di
dalam ovarium (indung telur). Sel telur berasal dari sel induk telur yang disebut
oogonium. Dalam oogonium, terkandung kromoson sebanyak 23 pasang. Sel-sel
oogonium ini bersifat diploid. Di dalam ovarium ini, sel-sel oogonium membelah
secara mitosis. Sel-sel oogonium (oosit primer) terbentuk sejak bayi lahir. Saat
pubertas, oosit primer melakukan pembelahan meiosis menghasilkan oosit sekunder
dan badan polar pertama (polosit primer). Proses ini terjadi dibawah pengaruh FSH
(Follicle Stimulating Hormone).
Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Oosit yang terus berkembang, lama
kelamaan akan dipisahkan dari folikel-folikel disekelilingnya oleh zona pelusida.
Dibawah pengaruh FSH, folikel-folikel ini membelah berkali-kali dan membentuk
folikel de graaf (folikel yang telah masak). Kemudian sel-sel folikel ini memproduksi
estrogen yang merangsang hipofisis untuk mensekresikan LH (Luteinizing Hormone).
LH berfungsi mendorong terjadinya ovulasi. Kemudian oosit sekunder akan
mengalami pembelahan lagi secara mitosis membentuk ootid dan badan kutub II.
Selanjutnya ootid inilah yang akan berkembang menjadi ovum. Ovum yang
dihasilkan dari proses ini hanya berjumlah satu. Agar bisa mengetahui dengan jelas
proses tersebut, Perhatikan Gambar 5.

Gambar 5. Proses pembentukan sel telur


(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
c.

Kontrol hormon pada sistem reproduksi wanita


Berjalannya sistem reproduksi wanita tidak terjadi dengan sendirinya, namun
dipengaruhi oleh beberapa hormon. Hipotalamus akan menyekresikan hormon
gonadotropin.

Hormon

gonadotropin

merangsang

kelenjar

pituitari

untuk

menghasilkan hormon FSH. Hormon FSH merangsang pertumbuhan dan pematangan


folikel di dalam ovarium. Perhatikan Gambar 6.

Gambar 6. Kontrol hormon pada reproduksi wanita


(Sumber: Rochmah 2009)
Pematangan folikel ini merangsang kelenjar ovarium mensekresikan
hormon estrogen. Hormon estrogen berfungsi membantu pembentukan
kelamin sekunder seperti tumbuhnya payudara, panggul membesar, dan ciri

lainnya.

Selain

itu,

estrogen

juga

membantu

pertumbuhan

lapisan

endometrium pada dinding ovarium. Pertumbuhan endometrium memberikan


tanda pada kelenjar pituitari agar menghentikan sekresi hormon FSH dan
berganti dengan sekresi hormon LH.
Oleh stimulasi hormon LH, folikel yang sudah matang pecah menjadi korpus
luteum. Saat seperti ini, ovum akan keluar dari folikel dan ovarium menuju uterus
(terjadi ovulasi). Korpus luteum yang terbentuk segera menyekresikan hormon
progesteron. Progesteron berfungsi menjaga pertumbuhan endometrium seperti
pembesaran pembuluh darah dan pertumbuhan kelenjar endometrium yang
menyekresikan cairan bernutrisi.
Apabila ovum pada uterus tidak dibuahi, hormon estrogen akan berhenti.
Berikutnya, sekresi hormon LH oleh kelenjar pituitari juga berhenti. Akibatnya,
korpus luteum tidak bisa melangsungkan sekresi hormon progesteron. Oleh karena
hormon progesteron tidak ada, dinding rahim sedikit demi sedikit meluruh bersama
darah. Darah ini akan keluar dari tubuh dan kita biasa menamakannya dengan siklus
menstruasi.
d. Menstruasi
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis
dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon
reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. Periode ini penting
dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan
antara usia remaja sampai menopause. Selain manusia, periode ini hanya
terjadi pada primata-primata besar, sementara binatang-binatang menyusui
lainnya mengalami siklus estrus. Menstruasi dapat diartikan sebagai luruhnya
ovum yang tidak dibuahi beserta lapisan dinding uterus yang terjadi secara
periodic. Darah menstruasi sering disertai dengan jaringan-jaringan kecil
yang bukan darah. Siklus menstruasi pada wanita terdiri atas 3 fase yaitu :
(Lihat Gambar 7).
1) Fase proliferasi
Fase ini dikendalikan oleh hormon estrogen maka disebut juga
fase estrogenic fase ini dimulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dari
siklus.Setiap bulan setelah haid, hipofisis anterior akan mensekresikan
FSH (Follicle Stimulating Hormon). Hormon ini berpengaruh terhadap
proses pertumbuhan dan pematangan ovum dan folikel graaf. Selama
partumbuhan folikel menjadi folikel graaf terjadi proses pembentukan
dan

pengeluaran

hormon

estrogen.

Estrogen

berfungsi

untuk

membangun endometrium sehingga endometrium rahim menebal hingga


5-7 cm. selain itu, estrogen juga mempengaruhi kelenjar serviks untuk
menghasilkan cairan encer.
2) Fase sekresi (fase progesterone)
Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28 dari siklus.
Folikel graaf yang pecah pada saat ovulasi berubah menjadi korpus
rubrum yang mengandung banyak darah. Adanya LH menyebabkan
korpus rubrum berubah menjadi korpus luteum (badan kuning). Korpus
luteum mensekresikan hormon progesterone. Selama fase sekresi,
endometrium terus menebal. Arteri-arteri membesar dan kelenjar
endometrium tumbuh. Perubahan pada endometrium dipengaruhi oleh
hrmon estrogen dan progesteron yang disekresiksn oleh korpus luteum
sesudah ovulasi. Jika tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan
berdegenerasi sehingga progesterone dan estrogenmenurun bahkan
sampai hilang.
3) Fase menstruasi
Fase ini berlangsung selama 4-6 hari dalam satu siklus. Karena
hormon

progesteron

dan

estrogen

berhenti

dikeluarkan,

maka

endometrium mengalami degenerasi. Darah mucus, dan sel-sel epitel


dikeluarkan sebagai darah haid dari rongga uterus ke vagna. Dengan
menurun dan hilangnya progesteron dan estrogen, FSH aktif diproduksi
lagi, dan siklus dimulai kembali.

Gambar 7. Siklus menstruasi


(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
3. Fertilisasi dan Kehamilan
1) Fertilisasi
Fertilisasi (pembuahan) adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita,
terjadi di ampulla tuba fallopi. Bagian ini adalah bagian terluas dari saluran telur dan
terletak dekat dengan ovarium. Spermatozoa dapat bertahan hidup di dalam saluran
reproduksi wanita selama kira-kira 24 jam. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina
ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam saluran telur. Pergerakan naik ini
disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Perlu diingat bahwa pada saat
sampai di saluran kelamin wanita, spermatozoa belum mampu membuahi oosit.
Mereka harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom. Kapasitasi adalah suatu masa
penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita, yang pada manusia berlangsung
kira-kira 7 jam. Selama waktu itu, suatu selubung glikoprotein dari protein-protein
plasma semen dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom
spermatozoa. Hanya sperma yang mengalami kapasitasi yang dapat melewati sel
korona dan mengalami reaksi akrosom. Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke
zona pellusida dan diinduksi oleh protein-protein zona. Reaksi ini berpuncak pada
pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain
akrosin dan zat-zat serupa tripsin.

Gambar 8. Proses Fertilisasi


Sumber : Campbell Jilid 9, 2011)
Pada fertilisasi mencakup 3 fase :
a) Penembusan korona radiata.
b) Penembusan zona pelusida.
c) Fusi oosit dan membrane sel sperma
Fase 1 : Penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke dalam saluran kelamin
wanita,hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan. Hanya satu diantaranya
yang diperlukanuntuk pembuahan, dan diduga bahwa sperma-sperma lainnya
membantu sperma yang akanmembuahi untuk menembus sawar-sawar yang
melindungi gamet wanita. Sperma yangmengalami kapasitasi dengan bebas
menembus sel korona.
Fase 2 : Penembusan zona pelusida
Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur
yangmempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi
akrosom.Pelepasan enzim-enzim akrosom memungkinkan sperma menembus zona
pelusida, sehinggaakan bertemu dengan membrane plasma oosit. Permeabilitas zona
pelusida berubah ketikakepala sperma menyentuh permukaan oosit. Hal ini
mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang
melapisi membrane plasma oosit. Padagilirannya, enzim-enzim ini menyebabkan
perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk menghambat penetrasi sperma dan
membuat tak aktif tempat tempat reseptor bagispermatozoa pada permukaan zona
yang spesifik spesies. Spermatozoa lain ternyata bisamenempel di zona pelusida tetapi
hanya satu yang menembus oosit.
Fase 3 : penyatuan oosit dan membrane sel sperma
Segera setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit, kedua selaput
plasma seltersebut menyatu. Karena selaput plasma yang menbungkus kepala
akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya terjadi
adalah antara selaput oosit danselaput yang meliputi bagian belakang kepala sperma.
Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi
selaput plasma tertingal di permukaan oosit.Segera setelah spermatozoa memasuki
oosit, sel telur menanggapinya dengan 3 cara yang berbeda :

1. Reaksi kortikal dan zona : sebagai akibat terlepasnya butir kortikal oosit.
a. Selaput oosit tidak dapat ditembus lagi oleh spermatozoa lain
b. Zona pelusida butirmengubah struktur dan komposisinya untuk
mencegah penambatan dan penetrasi sperma. Dengan cara ini
2.

terjadinya polispermi dapat dicegah.


Melanjutkan pembelahan meiosis

kedua.

Oosit

menyelesaikan

pembelahan meiosiskeduanya segera setelah spermatozoa masuk. Salah


satu dari sel anaknya hampir tidak mendapatkan sitoplasma dan dikenal
sebagai badan kutub kedua, sel anak lainnya adalah oosit definitive.
Kromosomnya (22+X) tersusun di dalam sebuah intivesikuler yang
3.

dikenal sebagai pronukleus wanita.


Penggiatan metabolic sel telur. Factor penggiat diperkirakan dibawa
olehspermatozoa. Penggiatan setelah penyatuan diperkirakan untuk
mengulangi kembali peristiwa permulaan seluler dan molekuler yang

berhubungan dengan awalembriogenesis.


Sementara itu, spermatozoa bergerak maju terus hingga dekat sekali dengan
pronukleuswanita. Intinya membengkak dan membentuk pronukleus pria sedangkan
ekornya terlepasdan berdegenerasi. Secara morfologis, pronukleus wanita dan pria
tidak dapat dibedakan dansesudah itu mereka saling rapat erat dan kehilangan selaput
inti mereka. Salama masa pertumbuhan, baik pronukleus wanita maupun pria
(keduanya haploid) harus menggandakanDNA-nya. Jika tidak,masing-masing sel
dalam zigot tahap 2 sel tersebut akan mempunyaiDNA separuh dari jumlah DNA
normal. Segera sesudah sintesis DNA, kromosom tersusun dalam gelendong untuk
mempersiapkan pembelahan mitosis yang normal 23 kromosom ibu dan 23 kromosom
ayah membelahmemanjang pada sentromer, dan kromatid-kromatid yang berpasangan
tersebut saling bergerak kearah kutub yang berlawanan, sehingga menyiapkan sel
zigot yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom dan DNA yang normal.
Sementara kromatid-kromatid berpasangan bergerak kearah kutub yang berlawanan,
muncullah satu alur yang dalam pada permukaan sel, berangsur-angsur membagi
sitoplasma menjadi 2 bagian.
Hasil utama pembuahan, yaitu:
1) Pengembalian menjadi jumlah kromosom diploid lagi, separuh dari ayah
danseparuhnya dari ibu. Olah karena itu, zigot mengandung kombinasi
2)

kromosom baruyang berbeda dari kedua orang tuanya.


Penentuan jenis kelamin individu baru. Spermatozoa pembawa X akan
menghasilkansatu mudigah wanita (XX), dan spermatozoa pembawa Y

menghasilkan satu mudigah pria (XY). Oleh karena itu, jenis kelamin
kromosom mudigah tersebut ditentukan pada saat pembuahan.
3)
Dimulainya pembelahan. Tanpa pembuahan,oosit biasanya akan
berdegenerasi 24 jamsetelah ovulasi.

Gambar 10. Proses ovulasi, fertilisasi hingga implintasi embrio


(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
Selama berhubungan seksual jumlah semen yang diejakulasikan ratarata

adalah 3.5 mldan

tiap

1 ml

semen

mengandung

120 juta

spermatozoon.Jumlah ini diperlukan mengingattingkat kematian spermatoon


sangat tinggi.Hanya sekitar 100 spermatozoon yang mampu bertahan hidup
untuk

mendekati

ovom

di

tuba

fallofi.Sekitar

20%

spermatozoon

akankehilangan kemampuan membuahi ovum ada juga yang mati karena


keasaman vagina danada juga yang tidak dapat menjangkau leher rahim.Jadi
hanya beberapa sperma saja yangmemiliki kualitas baik yang mampu
menembus ovum.Ovum tidak hanya dilapisi olehmembran plasma tetapi oleh
lapisan-lapisan lain,sehingga sperma memerlukan waktu yanglama agar dapat
menembus masuk ke dalam ovum
2) Gestasi/Kehamilan
Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam
perjalanannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil

pembelahan tersebut berupa sekelompok sel-sel yang sama besarnya dengan bentuk
seperti buah arbei yang disebut tahap morula.
Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut
blastula dengan rongga di dalamnya yang disebutblastocoel atau blastosol. Blastosit
terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.
a) Sel-sel bagian luar blastosit
Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan
membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk
tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. Selsel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk
mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan nutrien
tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel
trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta
sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat
membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan.
Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu
proses transportasi, respirasi, ekskresi, dan fungsi-fungsi penting lainnya
selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan
membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar,
termasuk kekeringan. Macam-macam membran kehamilan adalah sebagai
berikut:
1. Sakus vitelinus
Sakus vitelinus atau kantung telur adalah membran berbentuk
kantung yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm
(lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat
pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama
embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan trofoblas membentuk
korion.
2. Korion
Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi
embrio. Embrio membentuk vili korion atau jonjot-jonjot di dalam
endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah embrio yang
berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di
dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan endometrium
uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi
bagi embrio.
3. Amnion

Amnion

merupakan membran yang langsung melingkupi

embrio dalam suatu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan
amnion berfungsi menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas,
juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta
guncangan dari luar.
4. Alantois
Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari).
Tali pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium
uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang
menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan
sisa metabolisme, seperti karbondioksida dan urea untuk dibuang oleh
ibu.
b) Sel-sel bagian dalam blastosit
Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal
embrio atau embrioblas. Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar
yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm) .
Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai
organ (organogenesis) pada minggu keempat sampai kedelapan.

Gambar 11. Selaput pembungkus janin dan struktur plasenta


(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
Kehamilan terjadi apabila implantasi blastosit dapat dilakukan dengan sukses.
Proses kehamilan pada manusia berlangsung kira-kira 266 hari atau 38 bulan.
Awalnya, blastosit terbagi menjadi tiga bagian, antara lain tropoblas (sel-sel terluar),

embrioblas (sel-sel bagian dalam), dan blastocoel (rongga yang berisi cairan).
Tropoblas merupakan sel-sel terluar dari blastosit yang mengeluarkan enzim
proteolitik sehingga mampu terjadi implantasi pada endometrium. Sementara,
embrioblas merupakan sel-sel bagian dalam blastosit yang terdapat bintik benih
sebagai hasil pembelahan selnya. Antara tropoblas dan bintik benih dipisahkan oleh
bagian berisi cairan yang disebut selom.
Sewaktu berada di dalam rahim, embrio ini juga selalu membelah dan
mengalami perkembangan untuk membentuk janin(fetus).Tahap blastulasi terjadi pada
minggu pertama setelah fertilisasi. Pada saat ini embrio masih sangat kecil. Walaupun
dalam kurun waktu itu ia telah terdiri atas ratusan sel-sel kecil yang berkumpul
membentuk bola kecil yang berukuran hampir sama dengan kepala jarum pentul. Pada
proses pembentukan blastula, sel-sel membelah dengan cepat dan terjadi migrasi sel
di dalam embrio, yang membentuk dua bagian utama, yaitu embrio yang nantinya
berkembang menjadi janin dan membran ekstra embrio yang nantinya membentuk
plasenta, amnion, dan tali pusar. Ketiga bagian ini berfungsi untuk menunjang
kehidupan janin, antara lain:
1. Untuk memberikan nutrisi,
2. Pertukaran gas, dan
3. Menahan goncangan
Plasenta juga dapat menghasilkan hormon-hormon tertentu, antara lain
mengatur hormon kelenjar dan relaksin yang berfungsi untuk fleksibilitas simfibis
pubis dan organ-organ lain di daerah tersebut sehingga mempermudah kelahiran.
Setelah itu, dilanjutkan dengan proses gastrulasi yang terjadi pada minggu ke-3. Pada
proses gastrulasi, jaringan sudah membentuk 3 lapisan, yaitu lapisan ektodermis,
mesodermis, dan endodermis.
Ketiga lapisan jaringan tersebut akan mengalami diferensiasi dan spesialisasi
membentuk organ dan sistem organ.
1. Lapisan ekstroderm akan membentuk organ-organ seperti saraf, hidung,
mata, kelenjar kulit dan berkembang menjadi jaringan epidermis.
2. Lapisan mesoderm akan berkembang membentuk organ ginjal, limpa,
3.

kelenjar kelamin, jantung, pembuluh darah, getah bening, tulang dan otot.
Lapisan endoderm akan membentuk organ hati, pankreas, saluran

pencernaan, saluran pernapasan, kelenjar gondok, dan anak gondok.


Fase itu disebut fase organogenesis. Fase ini terjadi pada minggu ke-4 s.d.
minggu ke-8. Pada saat janin berusia 14 minggu, organ sudah terbentuk lengkap.
Janin terus mengalami pertumbuhan dan penyempurnaan pada bagian-bagian organ
tubuhnya, hingga usia 9 bulan 10 hari sebagai usia yang normal bagi bayi untuk

dilahirkan. Kadar hormon estrogen pada seorang wanita yang hamil sedikit. Hormon
estrogen ini akan membantu kontraksi uterus. Selain itu, dihasilkan pula hormon
oksitosin yang fungsinya sama seperti estrogen.

Gambar 12. Proses perkembangan bayi dari masa 5 minggu hingga 20


minggu
(Sumber : Campbell Jilid 9, 2011)
4. Persalinan
Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Setelah embrio tumbuh dan
berkembang

menjadi

bayi

yang

sempurna,

proses

dilanjutkan

dengan

persalinan.Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai


akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab
peningkatan kepekaan dan aktivitas uterus sehingga terjadi kontraksi dipengaruhi
faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis.
Persalinan atau kelahiran terjadi akibat serangkaian kontraksi uterus yang
kuat dan berirama. Prosesnya terjadi dalam tiga tahap, yaitu :
a) Tahap pertama, dimulai dengan pembukaan dan pemipihan serviks (leher
rahim), kemudian dilanjutkandengan dilatasi sempurna.

Gambar 13. Tahap


Dilatasi cervix
(Sumber: Campbell Jilid
9, 2011)
b) Tahap kedua, yakni ekspulsi atau pengeluaran bayi. Adanya kontraksi yang
kuat dan terus menerus mengakibatkan bayi mulai turun dari uterus menuju
vagina.

Gambar 14. TahapExpulsi


(Sumber: Campbell Jilid 9,
2011)

c) Tahapan terakhir adalah keluarnya bayi yang berplasenta. Plasenta bayi ini
akan dipotong dan dijepit sehingga menjadi pusar.

Gambar 15. Tahap Terakhir


Keluarnya Plasenta
(Sumber: Campbell Jilid 9,
2011)
Ada beberapa hormon yang berperan pada proses kelahiran bayi. Hormon
tersebut meliputi hormon relaksin, estrogen, prostaglandin, dan oksitosin. Hormon
relaksin diproduksi oleh korpus luteum dan plasenta. Fungsi hormon ini adalah
melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul saat terjadi kelahiran.
Hormon estrogen dihasilkan oleh plasenta dengan fungsi menurunkan jumlah
hormon progesteron sehingga kontraksi dinding rahim bisa berlangsung. Hormon
prostaglandin

dihasilkan

oleh

membran

ekstraembrionik

dengan

fungsi

meningkatkan kontraksi dinding rahim. Sedangkan hormon oksitosin dihasilkan


oleh kelenjar hipofisis ibu dan janin. Fungsinya juga meningkatkan kontraksi
dinding rahim.
5. Air Susu Ibu/ASI

Air susu ibu dihasilkan oleh kelenjar susu pada payudara seorang wanita
yang dapat memproduksi, biasanya dihasilkan setelah kehamilan tua atau setelah
melahirkan.
a) Struktur dan Fisiologi Payudara
Semua mamalia memiliki kelenjar mammae. Payudara manusia
berbentuk kerucut, dan memanjang dari iga kedua atau ketiga sampai iga
keenam atau ketujuh.Payudara mempuyai jaringan kelenjar, duktus, jaringan
buluh limfe. Jaringan kelenjarnya terdiri atas 15-25 lobus, masing-masing
bermuara ke dalam duktus ekskretorius tersendiri yang berakhir di puting
susu. Tiap duktus melebar ketika memasuki basis puting susu untuk
membentuk sinus susu. Sinus ini berfungsi sebagai reservoir susu selama masa
menyusui. Tiap lobus dibagi lagi menjadi 50-75 lobulus yang bermuara ke
dalam suatu duktus yang mengalirkan isinya ke dalam duktus ekskretorius
lobus itu.
Puting susu dan areola mengandung otot polos yang berfungsi
menyempitkan areola dan menekan puting susu. Kontraksi otot polos
membuat puting susu tegak dan keras, dengan demikian akan mempermudah
pengosongan sinus susu.
Kulit puting susu dan areola berpigmen banyak dan tidak berambut,
tetapi

kadang-kadang

ditemui

pada

areola

mengandung

folikel

rambut.Perubahan fisiologis pada payudara disebabkan oleh faktor-faktor


berikut.
a. Pertumbuhan dan proses penuaan.
b. Daur haid.
c. Kehamilan

Menyusui menimbulkan impuls saraf yang berjalan ke hipotalamus.Hipotalamus


merangsang hipofisis anterior untuk mensekresikan prolaktin,yang bekerja pada
jaringan kelenjar payudara untuk menghasilkan air susu.
Hipotalamus juga merangsang hipofisis posterior untuk menghasilkan oksitosin yang
merangsang sel-sel otot di sekitar jaringan kelenjar untuk berkontraksi dan
mendorong air susu masuk ke dalam sistem duktus
Pada masa kehamilan, payudara wanita menjadi lebih penuh dan keras.
Areola lebih gelap dan puting susu menegak ketika membesar. Ketika
memasuki trisemester ketiga akan timbul kresi kekuning-kuningan yang

disebut kolostrum. Setelah lahirnya anak, jika ibu tersebut menyusui dalam 24
jam, sekresi kolostrum berhenti dan mulai timbul sekresi air susu ibu (ASI).
Selama menyusui, payudara membesar. Proses kendali neuroendokrin
payudara dapat diuraikan sebagai berikut.
b) Manfaat Air Susu Ibu (ASI)
Pada proses kehamilan yang normal, setelah janin ber-usia 9 bulan 10 hari,
akan dilahirkan. Setelah lahir, bayi akan memasuki masa pertumbuhan pasca
kelahiran.
Ketika baru saja dilahirkan, bayi sudah memerlukan makanan, akan tetapi tidak setiap
makanan bisa diberikan pada bayi, sebab bayi membutuhkan makanan khusus dan
makanan itu sudah disediakan oleh ibunya, yakni (ASI)air susu ibu.
Air susu ibu (ASI) mempunyai peranan yang penting bagi seorang bayi, yaitu
untuk menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi.Ketika
seorang bayi berusia di bawah 4 bulan, mereka belum diberikan makanantambahan,
karena pencernaannya masih halus sekali sehingga bayi hanya memerlukan makanan
khusus yang berbentuk cair, yaitu susu.
ASI mengandung zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan sangat
sesuai dengan pencernaan bayi. Keutamaan ASI lainnya adalah bebas bakteri dan
dapatmemberikan kekebalan pasif pada bayi, serta dapat mengurangi resiko bayi
terkena infeksi.
Pemberian ASI saja pada bayi yang berumur di bawah 4 tahun ini disebut
pem-berian ASI eksklusif. Ini merupakan salah satu cara untuk mencapai sasaran
kesejah-teraan ibu dan anak. Tetapi dalam praktik-nya ternyata di Indonesia pada saat
ini perilaku pemberian ASI eksklusif belum seperti yang diharapkan, padahal
pemerintah sudah mencanangkan program pemberian ASI eksklusif sejak tahun 1990.
Faktor-faktor yang menyebabkan seorang ibu kurang bisa memberikan ASI terhadap
bayinya, antara lain karena kesibukan kerja, hilangnya kepercayaan diri, kurangnya
penerangan, dan sosialisasi.
c) Kebaikan ASI sebagai makanan bayi
ASI mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan
komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI mengandung kadar laktosa tinggi.
Laktosa dalam usus akan mengalami peragian hingga membentuk asam laktat. Asam
laktat dalam susu bayi bermanfaat untuk :
1. Menghambat pertumbuhan bakteri yang patogen
2. Menghambat pertumuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan
berbagai asam organik dan mensintesis beberapa jenis vitamin dalam usus.

3. Memudahkan terjadinya pengendapan calsium caseinate (protein susu)


4. Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral, seperti kalsium, fosfor,
5.

dan magnesium.
ASI tidak mengandung bibit penyakit, justru mengandung zat penolak
untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Zat kekebalan yang
terdapat dalam ASI antara lain laktoferin, dan antibodi yang dapat

6.

melingdungi anak dari bakteri, virus, dan jamur.


ASI lebih aman terhadap kontaminasi, karena ASI diberikan langsung,

maka kemungkinan tercemar zat yang berbahaya lebih kecil.


7. Resiko alergi pada bayi sangat kecil.
8. Temperatur ASI sesuai dengan temperatur tubuh bayi .
9. Pemberian ASI dapat mempererat hubungan kasih sayang antara ibu dan
bayinya.
10. Bayi yang menyusu pada ibunya, memiliki pertumbuhan geraham lebih
baik.
11. Bentuk payudara ibu memungkinkan bayi menyusu tanpa tersedak.
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga atau keempat
setelah persalinan disebut kolostrum. Setelah hari keempat sampai kira-kira minggu
kelima disebut air susu peralihan. Setelah minggu kelima dan seterusnya, ASI yang
diproduksi mempunyai komposisi zat gizi yang tetap.
Kolostrum berwarna lebih kuning dan lebih kental daripada ASI. Kolostrum
berkhasiat membersihkan saluran pencernaan dari mukoneum (kotoran yang terdapat
dalam saluran pencernaan janin). Selain itu, kolostrum juga merangsang kematangan
mukosa usus sehingga saluran pencernaan siap untuk mencerna ASI.
ASI memiliki kandungan gizi lengkap, baik makronutrien seperti protein,
lemak, karbohidrat, maupun mikronutrien yaitu vitamin dan mineral. Mineral yang
terdapat dalam ASI sama dengan yang terkandung dalam kolostrum, hanya kadarnya
lebih rendah.
Keuntungan lain dari pemberian ASI adalah praktis, karena dapat diberikan kapan
saja, dimana saja dalam keadaan segar dengan suhu yang sesuai dengan suhu tubuh
bayi, higienis, dan ekonomis.
6. Alat-alat Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dan konsepsi
yang berarti pembuahan. Secara sederhana kontrasepsi dapat diartikan sebagai
tindakan mencegah kehamilan. Berdasarkan waktu penggunaan alat kontrasepsi
dan teknik penggunaannya, kontrasepsi dibedakan atas dua metode, yaitu
permanen dan nonpermanen.
a) Metode Kontrasepsi Permanen

Metode ini disebut juga kontrasepsi menetap, yaitu membuat kemampuan


untuk hamil sulit atau tidak dapat dikembalikan. Usaha kontrasepsinya dilakukan
dengan cara operasi baik pada wanita maupun pria. Pada wanita dikenal dengan
MOW (metode operasi wanita) disebut juga tubektomi. Pada pria dikenal dengan
MOP (metode operasi pria) disebut juga vasektomi.
b) Metode Kontrasepsi Nonpermanen
Metode ini disebut juga kontrasepsi tidak menetap, yaitu suatu metode
kontrasepsi yang tidak menutup kemungkinan untuk dapat hamil kembali. Metode ini
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1. Tanpa alat/obat, yaitu dengan memperpanjang masa menyusui, pantang
berkala (sistem kalender), atau dengan senggama terputus (coitus interruptus).
2. Dengan menggunakan alat/obat, misalnya menggunakan pil, susuk,
kondom, suntikan, diafragma, tablet busa, dan AKDR/IUD (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim/Intra Urine/De-vice).
Selain alat kontrasepsi diatas, berikut alat-alat yang dipergunakan untuk
mengatur kelahiran dan cara kerjanya :
Alat KB
Pil

Mekanisme
Akibat
Pil yang mengandung hormon iniHipofisis

Suntikan

diminum tiap hari


Suntikan progesteron

depoprovera
Susuk KB

steroid dilakukan 4 kali setahun mengeluarkan LH dan FSH


Tabung progestin (dibuat dariHipofisis
anterior tidak

anterior

tidak

mengeluarkan LH dan FSH


sepertiHipofisis
anterior tidak

progesteron) ditanam dibawahmengeluarkan LH dan FSH


IUD (Spiral)

kulit
Gulungan

plastik

dimasukkanMencegah implantasi

kedalam uterus
Spons vagina Spons yang diberi spermisidaMembunuh

sperma

yang

(pembunuh sperma) dimasukkanmasuk


Diafragma

ke vagina
Cawan plastik dimasukkan padaMenghalangi sperma yang

Karet KB

vagina untuk menutup serviks


masuk vagina
Dipakai untuk menyelubungiMencegah sperma
penis

7. Kelainan/Gangguan Pada Sistem reproduksi

vagina

masuk

Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan


oleh beberapa faktor, seperti virus ataupun bakteri. Penyakit sistem reproduksi
manusia bisa di sebut juga penyakit kelamin. Pada dasarnya, penyakit kelamin
ditularkan melalui hubungan seksual atau hubungan intim. Penyakit pada sistem
reproduksi dapat menyerang pria maupun wanita.Contoh-contoh penyakit pada
sistem reproduksi beserta pengobatannya :
1) Gonore (kencing nanah)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Tanda-tanda atau Gejala dari gonore:
Keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin, rasa panas dan
sering kencing. Bakteri penyebab penyakit ini dapat menyebar ke seluruh
tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapat
mengakibatkan kemandulan.
Pengobatan gonore:
Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan
penggunaan antibiotik secara cepat.
2) Herpes Genetalis
Herpes genetalis disebabkan oleh virus. Virus penyebab penyakit
herpes genetalis adalah Herpes simpleks.
Tanda-tanda Gejala herpes genetalis:
Timbulnya rasa gatal atau sakit pada daerah kelamin dan adanya luka
yang terbuka atau lepuhan berair.

Cara penularan herpes genetalis:


Seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung.
Luka akibat infeksi yang terbuka akan mudah menularkan virus ke bagian
tubuh lain atau ke orang lain apabila terjadi persentuhan.
Pengobatan herpes genetalis:

Penderita herpes biasanya diobati dengan antivirus serta vitamin untuk


menguatkan daya tahan tubuh. Karena itu, penderita sebaiknya beristirahat
hingga luka herpes mengering dan keluhan tubuh pegal-pegal mereda. Masa
istirahat selama kira-kira 2 minggu tersebut juga diperlukan untuk mencegah
berulangnya penyakit.
Pencegahan herpes genetalis:
Imunisasi dengan vaksin varisela zoster serta tidak melakukan kontak
dengan penderita herpes.
3) Infeksi Jamur Kandida
Kandida adalah bermacam-macam jamur yang hidup pada saluran
pencernaan dan saluran kemih serta genital. Ada beberapa jenis jamur
kandida, tetapijenis yang paling banyak dikenal dan juga yang paling sering
menyebabkan terjadinya infeksi jamur pada manusia adalah kandida albikans.
Bila infeksi terjadi pada liang vagina, gejala yang paling sering muncul
adalah gatal pada daerah kemaluan terutama pada malam hari, keluarnya
cairan vagina berwarna pekat seperti keju sampai dengan keruh encer.
Cara Penularan Jamur Kandida:
Selain karena persetubuhan, infeksi jamur kandida bisa menyerang
apabila kondisi higinitas alat kelamin terabaikan. lnfeksi kandida juga bisa
mengancam Anda yang menderita penyakit diabetes, terlalu sering
mengonsumsi antibiotika, serta sedang mengalami penurunan daya tahan
tubuh.
Pengobatan Jamur Kandida:
Infeksi dapat diobati dengan obat anti jamur yang digunakan secara
lokal. Apabila terjadi infeksi berat, dokter mungkin akan menyarankan
penggunaan antibiotika.
Pencegahan Jamur Kandida:

Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi dan minum


vitamin, serta memperbaiki perawatan di seputar area organ intim Anda.

4) Kutu Pubis
Serangan kutu yang hinggap pada rambut di area vagina ini bisa
membuat penderitanya merasa amat tidak nyaman. Kutu dengan nama latin
Phthiruspubis ini ukurannya amat kecil, tetapi masih kasat mata dan berwarna
kelabu kekuningan. Kutu pubis beraksi dengan cara menancapkan kepalanya
ke kulit, di mana ia mengisap darah dari pembuluh darah yang kecil. Gejala
terjangkit kutu pubis adalah gatal yang tidak berkesudahan walau sudah
digaruk. Pada beberapa orang, garukan yang kuat bahkan bisa menimbulkan
ruam alergi yang meningkatkan risiko infeksi bakteri.
Cara penularan Kutu Pubis:
Dalam kondisi kenyang, kutu pubis dapat hidup di luar tubuh selama
satu hari. Karenanya, kutu tersebut bisa berpindah ke orang lain apabila ia
jatuh ke pakaian dalam, selimut, ataupun handuk. Telur kutu yang melekat
pada kain dapat bertahan sampai 6 hari, sehingga orang dapat tertular kutu
pubis karena menggunakan pakaian, handuk atau tidur di ranjang orang lain.
Kutu pubis dapat dijumpai pula di ketiak dan kulit kepala, biasanya karena
terbawa dari area kemaluan melalui jari atau kuku.
Pengobatan Kutu Pubis:
Biasanya dokter akan memberikan sejenis krim yang mesti dioleskan
ke area yang terjangkit dan dibilas setelah sepuluh menit. Ada pula sabun
khusus yang mesti digunakan setiap kali membersihkan area vagina. Jangan
lupa mencuci baju, handuk, selimut, dan lain-lain sebelum pengobatan
dimulai.
Pencegahan Kutu Pubis:
Menjaga kebersihan pribadi dan pasangan, serta sedapat mungkin
jangan meminjam pakaian (apalagi pakaian dalam) dan handuk orang lain.
5) Kanker vagina
Kanker vagina merupakan kanker yang terjadi pada wanita.
Penyebabnya bisa karena adanya infeksi virus pada vagina.
6) Kanker rahim
kanker rahim merupakan gangguan yang ditandai dengan perdarahan
pada vagiana secara tidak normal.
7) Prostatis

Prostatis merupakan gangguan yang terjadi pada prostat dalambentuk


peradangan oleh bakteri E. colidan Chlamydia.
8) Condiloma Accuminata
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Human papilloma.
Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan
akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut rahim.
9) Endometriosis
Merupakan gangguan akibat adanya jaringan endometrium dari luar
rahim (uterus) yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, servik dsb.
Gejalanya penyakit ini berupa rasa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan
nyeri pada saat menstruasi. Rasa nyeri ini disebabkan oleh pengelupasan
jaringan endometriosis.
10) Epididimitis
Merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria.
Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia.
11) Hamil Anggur (Mola Hidalidosa)
Merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi
gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat
menyebabkan kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding
rahim oleh proses mola dan infeksi.
12) Hipogonadisme
Merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan
interaksi hormon, seperti hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini
menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon.
13) HIV (AIDS)

Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga


dalam waktu yang lama, penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh.
Akibatnya, penderita dapat terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu
atau tifus.

14) Impotensi
Merupakan ketidakmampuan penis untuk ereksi atau mempertahankan
ereksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan
produksi hormon testosteron, penyakit diabetes mellitus, kecanduan alkohol,
dan gangguan sistem saraf.
15) Infertilitas (Mandul)
Infertilitas atau ketidaksuburan dapat terjadi pada pria atau wanita.
Pada pria infertilitas terjadi karena adanya penyakit, seperti impotensi,
ejakulasi dini, adanya sumbatan pada saluran sperma, adanya kelainan gerak
sperma dan kerusakan testis. Sedangkan, pada wanita disebabkan oleh
kelainan lendir leher rahim, adanya tumor, adanya sumbatan pada saluran
telur, menstruasi tidak teratur dan karena obesitas.
16) Kanker Ovarium
Merupakan kanker yang menyerang indung telur kiri atau kanan, atau
kedua-duanya. Kanker indung telur biasanya menyerang perempuan yang
sudah menopause (berumur 50 tahun ke atas).
17) Kanker Payudara
Merupakan kanker yang menyerang payudara. Seorang wanita yang
tidak pernah menyusui besar kemungkinan dapat menderita penyakit ini.
18) Kanker Prostat

Merupakan kanker yang menyerang kelenjar prostat pada pria. Kanker


ini menyebabkan sel-sel dalam kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak
terkendali. Kanker prostat biasanya menyerang pria usia 60 tahun ke atas.
19) Kanker serviks (Leher Rahim)
Merupakan kanker pada bagian serviks wanita, banyak menyerang
wanita di atas umur 40 tahun. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus
herpes dan human papilloma virus.
20) Kriptorkidisme
Merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari
rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat
dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk
merangsang testoteron.

21) Orkitis
Merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh

virus

parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.


22) Penyempitan Saluran Telur/Oviduck
Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan
karena infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat
sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga
menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
23) Prostatitis

Merupakan peradangan pada kelenjar prostat. Peradangan kelenjar


prostat ini dapat diikuti oleh peradangan uretra. Penderita prostatitis memiliki
gejala-gejala seperti sakit saat buang air kecil.
24) Sifilis (Raja Singa)
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidum. Penyakit ini menular melalui hubungan seksual. Gejala yang timbul
adalah luka pada kemaluan, bintik atau bercak merah di tubuh, kelainan saraf,
jantung, pembuluh saraf, dan kulit.

C. LATIHAN
1. Meiosis pada tubuh laki-laki terjadi di dalam . . . .
a. Testis
b. Kelenjar prostat
c. Tuba falopi
d. Folikel
e. Ovarium
2. Janin yang berkembang di rahim ibu akan memperoleh makanan yangterdapat di . . . .
a. Endometrium
b. Uterus
c. Plasenta
d. Tuba falopi
e. Tali ari
3. Hampir seluruh wanita usia subur mengalami menstruasi. Artisebenarnya mensturasi,
yaitu . . . .
a. Rahim mengalami pendarahan
b. Folikel de graaf mengalami pemasakan
c. Terbentuknya corpus luteum dalam rahim
d. Menebalnya dinding rahim
e. Meluruhnya dinding rahim
4. Seluruh kegiatan reproduksi manusia diatur oleh bagian otak yang disebut . . . .
a. Pituitari
b. Hipotalamus
c. Hipofise
d. Talamus
e. Serebelum

5. Hormon yang berperan dalam pembentukan dan pematangan spermatozoa dan ovum
adalah . . .
a. FSH
b. LH
c. Testoteron
d. Estrogen
e. Oksitoksin
6. Tempat terjadinya fertilisasi pada alat reproduksi wanita adalah....
a. Vagina
b. Uterus
c. Oviduk
d. Endometrium
e. Korpus luteum
7. Saat menembus membran plasma, hanya kepala sperma saja yang masuk ke dalam
membran sel, sedang ekornya melebur di....
a. Korona radiata
b. Zona pelusida
c. Membran vitelina
d. Membran plasma
e. Inti sel
8. Tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh darah pertama embrio yaitu....
a. Alantois
b. Amnion
c. Korion
d. Sakus vitelinus
e. Plasenta
9. Pada fase gastrula dujumpai beberapa lapis jaringan embrional. Lapisan yang akan
berkembang menjadi jaringan saraf adalah....
a. Archenteron
b. Gastrocoel
c. Endoderm
d. Mesoderm
e. Ektoderm
10. Hormon yang berfungsi untuk meningkatkan sekresi air susu adalah....
a. Estrogen
b. Progesteron
c. Mammotropin
d. Prolaktin
e. Relaksin

Anda mungkin juga menyukai