Anda di halaman 1dari 140

FISIKA DASAR

LEGISO PONIMAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG

2013

12/09/2013

MATERI:
Persamaan gerak dan hukum-hukum Newton
tentang gerak, Kerja dan energi, Momentum dan
tumbukan, Hukum kekekalan momentum, Gerak
melingkar, Elastisitas dan gerak periodik.
Materi dan gelombang, Gelombang bunyi,
Gelombang cahaya, Optik geometri (Pemantulan,
pembiasan, dan alat-alat optik).
Optik fisik (Dispersi, interferensi, difraksi, dan
polarisasi cahaya);
Medan listrik, Rangkaian arus listrik;

12/09/2013

PUSTAKA:

FISIKA UNIVERSITAS, Edisi keenam, jilid 1 dan 2.


Oleh: Francis W. Sears and Mark W Zemansky
and Hugh D young. Alih bahasa oleh: Srijatno
Wirjosoedirdjo, Ph.D., Drs. Soegeng.

FISIKA, Edisi ketiga, jilid 2, Oleh: Halliday &


Resnick., Panthur Silaban, Ph.D. & Drs. Erwin
Sucipto.

PENILAIAN:
NA = 2T + 3M + 5S / 10
DIMANA:
T = NILAI TUGAS; M = NILAI UJIAN MID SEMESTER
S = NILAI UJIAN SEMESTER
NA = NILAI AKHIR.
RENTANG NILAI:
A = 80 - 100
B = 70 - 79
C = 56 - 69
D = 40 - 55
E = < 40

12/09/2013

12/09/2013

TUGAS:

GROUPE1:Persamaan gerak dan hukum-hukum


Newton tentang gerak, Kerja dan energi,
Momentum dan tumbukan
GROUPE2: Hukum kekekalan momentum, Gerak
melingkar, Elastisitas dan gerak periodik
GROUPE3:Materi dan gelombang, Gelombang
bunyi, Gelombang cahaya, Optik geometri
(Pemantulan, pembiasan, dan alat-alat optik).
GROUPE4:Optik fisik (Dispersi, interferensi,
difraksi, dan polarisasi cahaya);
GROUPE5:Medan listrik, Rangkaian arus listrik;

Persamaan Gerak dan


Hukum Newton Tentang Gerak
Hukum Gerak ketiga Newton.
Gaya hanyalah satu aspek dari interaksi silang antara dua buah

benda.
Ternyata bahwa: Bilamana suatu benda memberi gaya pada
benda lain, maka benda kedua selalu memberi gaya pada
benda pertama yang besarnya sama, arahnya berlawanan, dan
garis kerjanya berimpit. Oleh karenanya tidaklah mungkin
suatu gaya itu berdiri sendiri.
Kedua gaya yang terlibat dalam interaksi antara dua buah

benda seringkali disebut: Aksi dan Reaksi, tetapi ini tidak


menunjukkan perbedaan dari sifat-sifatnya, atau bahwa salah
satu gaya adalah: Penyebab dan lainnya adalah: Akibat.
Salah satu gaya dapat disebut: Aksi, dan lainnya: Reaksi,
terhadap gaya tersebut.

Sifat-sifat gaya semacam itu disebutkan

oleh Newton dalam hukum gerak yang


ketiga. Dalam kata-katanya:
Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang
berlawanan yang sama, atau aksi silang dari
satu benda pada benda lain selalu sama,
dan arahnya berlawanan.

(a)

F2
F2

F1

(b)

Gambar 1.

F1
F
(c)

KETERANGAN GAMBAR 1.
Gbr.1 (a). Seseorang menarik tali yang terikat pada

sebuah balok. Pada gambar dapat dilihat gaya-gaya


yang diberikan oleh tali pada balok dan orang tadi.
(b). Pada bagan yang terpisah dapat dilihat gaya-

gaya pada balok, tali dan orang.


(c). Bila tali dalam keadaan setimbang sehingga F2 =

F1 dapatlah dikatakan bahwa tali meneruskan gaya,


dari orang ke balok, dan sebaliknya.

Sebagai contoh, seseorang menarik seutas tali yang

ujung lainnya diikat pada sebuah balok, seperti pada


gambar 1.
Pada gambar tidak dilukiskan berat benda dan gaya
yang diberikan oleh lantai. Balok dapat dalam keadaan
setimbang atau tidak dalam keadaan setimbang. Hasil
pasangan aksi-reaksi dilukiskan pada gambar, (garis
kerja semua gaya berimpit pada tali, agar jelas bahwa:
Vektor-vektor gaya di cetak pada garis kerja tersebut).
Vektor F1 menyatakan gaya yang diberikan pada tali

oleh orang.
Reaksinya adalah gaya F1 yang sama besar, tetapi
berlawanan arah, diberikan pada orang oleh tali.

Vektor F2 menyatakan gaya yang diberikan

pada balok oleh tali.


Reaksinya adalah gaya F2 yang sama besar,
tetapi berlawanan arah, diberikan oleh balok
pada tali:

F1 = - F1,
F2

F2 = -

........................ (1)

Perlu disadari bahwa : gaya-gaya F1 dan F2 meskipun

berlawanan arah, dan garis kerjanya berimpit, tidak


membentuk pasangan aksi-reaksi.
Pertama, gaya-gaya tersebut beraksi pada benda yang
sama (tali), sedangkan aksi dan reaksinya haruslah
beraksi pada benda yang berbeda.

Selanjutnya, gaya-gaya F1 dan F2 tidak perlu

besarnya sama.
Bila balok dan tali bergerak ke kanan dengan laju
yang bertambah, tali tidak dalam keadaan
setimbang, dan F1 lebih besar dari F2.
Hanya dalam hal khusus, bila tali tetap diam atau
bergerak dengan laju tetap, maka gaya-gaya F1 dan
F2 besarnya sama, tetapi ini adalah contoh dari
hukum pertama Newton, bukan yang ketiga.
Meskipun laju tali berubah, gaya-gaya aksi-reaksi F1
dan F1 besarnya sama satu sama lain, dan gayagaya aksi-reaksi F2 dan F2besarnya sama satu sama
lain, meskipun F1 tidak sama dengan F2.

Dalam hal khusus, bila tali dalam keadaan setimbang,

dan bila tidak ada gaya-gaya lain yang bereaksi, kecuali


dari gaya-gaya pada kedua ujungnya, menurut hukum
pertama Newton F2 sama dengan F1.
Karena menurut hukum ketiga Newton F2 selalu sama
dengan F2 maka dalam hal khusus ini F2 juga sama
dengan F1 dan gaya yang diberikan oleh tali pada balok
sama dengan gaya yang diberikan oleh orang pada tali.
Oleh karenanya dapatlah dikatakan bahwa tali
meneruskan gaya yang diberikan oleh orang kepada
balok, tanpa ada perubahan, seperti pada gambar 1c.
Suatu benda seperti tali pada gambar 1. yang mendapat
tarikan pada ujung-ujungnya, dikatakan dalam keadaan
tegang.
Tegangan pada suatu titik adalah sama dengan gaya
yang diberikan pada titik tersebut.

Dengan demikian, pada gambar 1b. Tegangan pada

ujung sebelah kanan besarnya sama dengan F1 (atau


F1) dan tegangan pada ujung sebelah kiri besarnya
sama dengan F2 (atau F2).
Bila tali dalam keadaan setimbang dan bila tidak ada

gaya-gaya yang beraksi, kecuali pada ujungujungnya, tegangan pada kedua ujungnya adalah
sama.
Bila misalnya, besar F1 dan F2 masing-masing 50N,
tegangan pada tali adalah 50N (bukan 100N).

GERAK PADA GARIS LURUS


1. GERAK (Motion)
Mekanika berurusan dengan hubungan antara gaya, materi
dan gerak. Sekarang kita akan membahas metoda
matematik untuk menggambarkan gerak. Cabang dari
mekanika ini disebut: Kinematika.
Gerak dapat didefinisikan sebagai perubahan kedudukan
yang kontinu. Dalam gerak yang sebenarnya dari suatu
benda, setiap titik benda tersebut bergerak pada
lintasannya sendiri, tetapi mula-mula kita akan membahas
gerak sebuah titik.
Model ini cukup memadai bila tidak ada rotasi dan
komplikasi lainnya, atau bila benda sangat kecil sehingga
dapat disebut sebuah titik.

Gerak yang paling sederhana adlah gerak sebuah

titik sepanjang garis lurus, yang akan kita ambil


berimpit dengan sumbu koordinat.
Pergeseran adalah suatu besaran vektor, mula-mula

kita akan meninjau keadaan dimana pergeseran


mempunyai satu komponen yang tidak nol.

2. Kecepatan Rata-rata (Average velocity)


Y

0
X1

X2 X1 = X
X2

Gambar 2. (a).

Kita tinjau sebuah partikel yang bergerak sepanjang sumbu

X, (lihat Gbr. 2. a.).


Jarak partikel terhadap titik asal 0, dinyatakan oleh
koordinat X, yang berubah dengan waktu.
Pada suatu saat t1, partikel berada di titik P, yang
koordinatnya X1 dan pada saat t2, partikel berada di titik Q,
yang koordinatnya X2.
Pergeseran selama selang waktu dari t1 ke t2 adalah vektor
dari P ke Q. Komponen X dari vektor ini adalah (X2-X1), dan
komponen-komponen lainnya adalah Nol.
Lebih enak untuk menyatakan besaran X2-X1, perubahan
dalam X, dengan menggunakan notasi huruf Yunani
(delta) yang menyatakan perubahan suatu besaran. Secara
matematik dapat ditulis:
X = X2 X1
............................ (2)

Dimana X bukannya suatu perkalian tetapi diartikan

sebagai tanda yang menyatakan perubahan X. Begitu juga,


selang waktu dari t1 ke t2, kita nyatakan sebagai:
t = t2 t1.
Kecepatan rata-rata (average velocity) suatu partikel
didefinisikan sebagai: Perbandingan antara pergeseran X
dengan selang waktu t.
Kecepatan rata-rata kita nyatakan dengan huruf v dan garis
diatasnya yang menandakan harga rata-rata. Dengan
demikian:

V = X2 X1/t2 t1 =
X /t

................... (3)

X2
Kemiringan =
Kecepatan rata-rata

X2 X1 = X

X1

Kemiringan =
Kecepatan sesaat di P

P
t2 t1 = t
t1

t2

Gambar 2. (b).

Keterangan Gambar 2. b.
Kecepatan rata-rata dinyatakan oleh kemiringan dari tali

busur PQ, yaitu: Perbandingan antara selang tegak dan


selang mendatar suatu segi tiga siku-siku dengan PQ
sebagai sisi miringnya, dihitung dengan menggunakan skala
yang dipakai untuk X dan t.
Kemiringan adalah perbandingan pertambahan tegak, X 2
X1 atau X, dengan pertambahan mendatar, t2 t1 atau
t.
Persamaan (3) dapat ditulis:

X2 X1 = V . (t2 t1)

................... (4)

Karena alat ukur waktu yang kita pakai dapat dihidupkan

pada sembarang waktu, kita dapat mengambil t1 = 0 dan t2


sebagai sembarang waktu t yang kemudian.
Dengan demikian bila X0 adalah koordinat pada waktu t = 0
(disebut kedudukan awal), dan X adalah koordinat pada saat
t.
Persamaan (4) menjadi:

X X0 = V . t

................... (5)

Jika partikel berada pada titik awal, bila t = 0, maka X0 = 0

dan persamaan (5) disederhanakan menjadi:

X = V.t

.................... (6)

KECEPATAN SESAAT (Instaneous velocity)


Kecepatan suatu partikel pada suatu saat, atau pada

suatu titik dari lintasannya, disebut: Kecepatan


sesaat.
Misalkan kita hendak mencari kecepatan sesaat
partikel pada gambar 2, di titik P.
Kecepatan sesaat di titik pertama dapat didefinisikan
sebagai: harga limit dari kecepatan rata-rata bila titik
kedua dibuat semakin dekat dengan titik pertama.
Dalam notasi kalkulus, harga limit dari X/t bila t
dan t menuju NOL ditulis: X/t, dan disebut:
turunan X terhadap X.

Dengan demikian, kecepatan sesaat didefinisikan sebagai:

V = lim X/t = dX/dt


t

................... (7)

Karena t positif, maka v mempunyai tanda aljabar yang

sama dengan X. Maka kecepatan yang positif menyatakan


gerak ke kanan sepanjang sumbu X.
Selagi titik Q mendekati titik P pada Gbr. 2 (a), titk Q
mendekati titik P pada Gbr. 2 (b);
Pada limitnya, kemiringan tali busur PQ sama dengan
kemiringan garis singgung pada kurva di titik P, dengan
memperhatikan skala untuk X dan t.

Kecepatan sesaat pada suatu titik pada grafik

koordinat waktu, karenanya sama dengan kemiringan


garis singgung pada grafik di titik tersebut.
Bila garis singgung miring ke kanan atas,

kemiringannya positif, kecepatan positif, dan gerak


menuju ke kanan.
Bila garis singgung miring ke kanan bawah,

kecepatan negatif. Di titik dimana garis singgung


mendatar, kemiringannya NOL dan kecepatan NOL.

Bila jarak dinyatakan dalam meter, dan waktu dalam

detik., Kecepatan dinyatakan dalam meter-per detik


(m.det-1).
Satuan lain untuk kecepatan yang biasa dipakai

adalah kaki-per detik (ft.det-1).


Centimeter-per detik (cm.det-1).

Contoh soal
1. Misalkan gerak partikel pada Gbr. 2. dinyatakan

oleh persamaan: X = 20 cm + (4 cm.det-2). t2.


A). Tentukanlah pergeseran partikel dalam selang

waktu antara t1 = 2 det dan t2 = 5 det.!


B). Berapakah kecepatan rata-rata partikel dalam
selang waktu tersebut?
C). Berapakah kecepatan sesaat t1 = 2 det.

Jawaban soal 1.
A). Pada saat t1 = 2 det, kedudukan partikel adalah:

X1 = 20 cm + (4cm. det-2) (2 det)2.


= 36 cm.
Pada saat t2 = 5 det, kedudukan partikel adalah:
X2 = 20 cm + (4cm. det-2) (5 det)2.
= 120 cm.
Maka pergeserannya adalah:
X2 X1 = 120 cm 36 cm
= 84 cm

B). Kecepatan rata-rata dalam selang waktu tersebut

adalah:
V = X 2 - X 1 / t2 t 1
= 84 cm / 3 det
= 28 cm. det-1.

C). TUGAS INDIVIDU, SELESAIKAN DI RUMAH,


MINGGU DEPAN DIKUMPUL.

Percepatan rata-rata (average


acceleration)
Bila kecepatan benda yang bergerak berubah dengan

waktu, dikatakan bahwa benda tersebut mempunyai:


Percepatan (acceleration).
Percepatan rata-rata (a) partikel selama bergerak

dari P ke Q didefinisikan sebagai: Perbandingan dari


perubahan kecepatan dengan waktu.

a = V2 V1 / t2 t1 =
V / t

................... (8)

Contoh soal.
2. Bila t1 = 2 det dan t2 = 4 det, Tentukanlah

percepatan rata-rata untuk keadaan yang berikut:


A). V1 = 8 m.det-1,
B). V1 = 16 m.det-1,
C). V1 = -4m.det-1,
D). V1 = -16 m.det-1,

V2 = 12 m. det-1.
V2 = 12 m. det-1.
V2 = -10 m. det-1.
V2 = -8 m. det-1.

Jawaban soal 2.
A). a = 12 m.det-1 - 8 m.det-1 / 4 det 2 det

= 2 m. det-2.
B). a = 12 m.det-1 - 16 m.det-1 / 4 det 2 det

= -2 m. det-2.

C). a = -10 m.det-1 (-4 m.det-1 )/ 4 det 2 det

= -3 m. det-2.
D). a = -8 m.det-1 (-16 m.det-1 )/ 4 det 2 det

= 4 m. det-2.

GERAK (Motion) dengan Percepatan


Tetap (Constant acceleration)
v

v
a.t

v0

v
v0

Gbr. 3. Grafik kecepatan waktu untuk gerak lurus


dengan percepatan tetap.

Jenis

gerak
dipercepat
yang
paling
sederhana adalah gerak pada garis lurus
dengan percepatan tetap, yaitu dimana
selama bergerak laju perubahan kecepatan
adalah tetap.
Dengan demikian maka grafik kecepatanwaktu berupa garis lurus, seperti pada
gambar 3, pada selang waktu sama,
pertambahan kecepatan sama pula.
Kemiringan tali busur antara dua buah titik
pada garis tersebut sama dengan kemiringan
garis singgung di sembarang titik, dan
percepatan rata-rata adalah sama dengan
percepatan sesaat.

Dengan demikian pada persamaan (8), percepatan

rata-rata dapat diganti dengan percepatan tetap a,


dan di dapat:

a = v 2 v1 / t 2 t 1

..........................
(9)

a = v v0 / t 0

v = v0 + a.t

..........................
(10)

Sekarang ambil t1 = 0, dan t2 adalah sembarang

waktu t kemudian. Ambil v0 sebagai kecepatan bila t


= 0 (yg disebut kecepatan awal = initial velocity),
dan v sebagai kecepatan pada waktu t kemudian.
Persamaan ini dapat diartikan sebagai berikut:

percepatan a adalah: laju perubahan kecepatan


yang tetap, atau perubahan kecepatan persatuan
waktu.
Suku a.t adalah perkalian dari perubahan kecepatan

persatuan waktu a, dan selang waktu t. Karena itu


sama dengan perubahan kecepatan seluruhnya.

Kecepatan v pada waktu t sama dengan kecepatan v 0

pada waktu t = 0, ditambah dengan kecepatan a.t.


Secara grafik, ordinat v pada waktu t, pada Gbr. 3.

dapat di pandang sebagai penjumlahan dua potong


garis, yg satu panjangnya v0 sama dengan kecepatan
awal, dan yg kedua panjangnya a.t sama dengan
perubahan kecepatan dalam waktu t.
Jalan lain menuju ke persamaan (10) adalah sebagai

berikut: -Kita tahu bahwa v merupakan fungsi t,


Bagaimana bentuk fungsi itu, agar turunannya terhadap
t sama dengan a yg tetap? (suatu fungsi yg turunannya
berupa fungsi yg lain, sering disebut anti turunan fungsi
tersebut, istilah yg lebih lazim adalah: integral tak
tentu).

Salah satu kemungkinannya adalah fungsi a.t,

turunannya terhadap t adalah tetapan a. Tetapi


turunan suatu tetapan adalah NOL, sehingga turunan
dari fungsi a.t + C (dimana C adalah tetapan), juga
sama dengan a.
Maka kita simpulkan bahwa bentuk fungsi v adalah:

v = a.t + C

............................ (11)

Sekarang fungsi ini juga harus memenuhi syarat

tambahan bahwa pada waktu t = 0, menghasilkan v 0.


Substitusikan t = 0 dan hasilnya samakan dengan v 0,
kita peroleh:
v0 = a (0) + C, atau

C = v0

.................... (12)

Bila semuanya dikumpulkan, kita daptkan lagi:

v = v0 + a.t,

Cara yg sama dapat dipakai untuk mencari

kedudukan X suatu partikel sebagai fungsi waktu,


bila kedudukannya pada waktu t = 0, dinyatakan oleh
X 0.
Kita tahu bahwa: v = dx / dt; bagaimana bentuk X

sebagai fungsi t agar turunannya terhadap t sama


dengan v0 + a.t? Yaitu, apakah anti turunan v 0 + a.t ?
Fungsi:
X = v0.t + a.t2 + D

......................... (13)

Dimana D adalah suatu tetapan, yg memenuhi syarat

tersebut, ini dapat dengan mudah diperiksa


kebenarannya dengan mengambil turunan
persamaan (13).
Kita juga tahu bahwa pada waktu t = 0, persamaan

(13), harus menghasilkan X0, substitusikan t = 0 dan


samakan hasilnya dengan X0, kita peroleh X0 = D.
Gabung hasil ini dengan persamaan (13), kita
peroleh:
X = X0 + v0.t + a.t2
....................... (14)

Kita boleh juga menggabung persamaan (10) dan

(14), untuk memperoleh hubungan dari X, v, dan a


tanpa mengandung t,.
Kita mula-mula hitung t dari persamaan (10), dan
kemudian substitusikan hasilnya ke dalam
persamaan (14), dan disederhanakan:
t = v v0 / a
X = X0 + v0 (v v0 / a) + a (v v0 / a)2
Pindahkan X0 ke sebelah kiri dan kalikan seluruhnya dengan
2a. :
2a (X X0) = 2v0.v 2v02 + v2 2v0.v + v02

Atau, akhirnya:

V2 = v02 + 2a (X X0)

...................... (15)

Contoh soal.
Suatu benda bergerak sepanjang sumbu X, dengan

percepatan tetap a = 4 m. det-2. Pada waktu t = 0,


benda ada di X = 5 m dan kecepatannya v = 3 m. det 1.
A). Tentukanlah kedudukan dan kecepatan benda
pada t = 2 det.
B). Dimanakah letak benda bila kecepatannya 5 m.
det-1 ?.

Penyelesaian.
A). Diketahui:

Ditanya:

X0 = 5 m,
t = 2 det,

X ..... ?

Dan

v0 = 3 m.det-1
a = 4 m.det-2
v

......... ?

Dijawab: X = X0 + v0.t + a.t2


= 5m + (3m.det-1) (2det) + (4m.det-2)
(2det)2
= 19 m.

v = v0 + a.t
= 3m.det-1 + (4m.det-2) (2 det)
= 11 m.det-1

B). Mula-mula kita cari dulu t, bila v = 5 m.det-1.

v = v0 + a.t
5 m.det-1 = 3 m.det-1 + (4 m.det-1) (t)
t = det.
Kemudian dapat dicari letak benda:

X = X0 + v0.t + 1/2 a.t2


= 5m + (3 m.det-1) ( det) + (4 m.det-1) (
det)2
= 7 m.

KERJA DAN ENERGI


Dalam kehidupan sehari-hari kata Kerja diartikan

kegiatan yang membutuhkan usaha otot atau mental.


Dalam ilmu fisika, kata Kerja dipakai dalam arti
yang lebih spesifik, yg menyangkut pemakaian
Gaya pada suatu benda, dan Pergeseran benda.
Bila suatu benda bergerak sejauh: d sepanjang
garis lurus, karena aksi suatu gaya tetap yg besarnya
F sejajar dengan arah gerak benda, Maka Kerja
W yg dilakukan oleh gaya tadi didefinisikan sebagai:

W = F. d

................................ (1)

F Cos

Gbr.1. Kerja yg dilakukan oleh gaya F


Untuk pergeseran S adalah
F Cos
(
).S

Pada Gbr.1. gaya F, yg dianggap tetap, membentuk

sudut dengan pergeseran.


Kerja W gaya ini (atau kerja yg dilakukan oleh gaya),
bila titik tangkapnya bergeser S, didefinisikan
sebagai: hasil kali besar pergeseran dan komponen
gaya dalam pergeseran tersebut.
Komponen F dalam arah S adalah F Cos , maka:

W = (F Cos ). S

............................. (2)

Satuan untuk kerja adalah: Satuan untuk gaya

dikalikan dengan satuan untuk jarak.


Dalam satuan SI (m.k.s.), satuan untuk gaya adalah:
Newton, dan satuan untuk jarak adalah: meter, maka
dalam sistem ini, satuan untuk kerja adalah: Satu
Newton Meter (1 N.m).
Gabungan dari satuan-satuan ini, sering muncul
dalam mekanika dan diberi nama khusus: Joule
(disingkat J).

1 joule = (1 Newton) (1 meter).

1 J = 1 N.m
Atau:

Dalam sistem c.g.s, satuan untuk kerja adalah satu

dyne-centimeter, juga disebut: satu erg.

1 erg = 10-7 J
Dalam sistem Inggeris, satuan untuk kerja adalah:

satu kaki-pon ( 1 ft.lb), tidak ada nama khusus untuk


satuan ini.
Konversi berikut adalah berguna:

1 J = 0,7376 ft.lb
1 ft.lb = 1,356 J

P Cos

W
Gbr. 2. Sebuah benda bergerak ke kanan diatas lantai kasar,
karena aksi gaya P yg membentuk sudut .

Contoh 1.
Pada Gbr.2. melukiskan sebuah kotak yg ditarik

sepanjang lantai oleh gaya tetap P, yg membentuk


sudut tetap dengan arah gerak. Gaya-gaya lain
pada kotak adalah beratnya W, gaya normal , dan
gaya gesekan ,.
Berapakah kerja masing-masing gaya, bila kotak
bergerak sepanjang lantai ke kanan sejauh S ?

Penyelesaian:
Komponen P dalam arah gerak adalah P cos Teta,

maka kerja oleh gaya P adalah:

WP = (P cos ).S
Gaya-gaya W dan n keduanya tegak lurus pada

pergeseran,
Wmaka:
= 0,.
W

W = 0,

Gaya gesekan F berlawanan dengan pergeseran,

sehingga kerja gaya gesekan adalah:

W = - . S

Kerja total W semua gaya pada benda adalah:

W = WP + WW +W + W
= (P cos ). S + 0 + 0 .
S
= (P cos - ). S

Tetapi (P cos - ) adalah gaya resultan pada benda.

Maka kerja total semua gaya adalah sama dengan


kerja gaya resultan.
Misalkan bahwa: P = 50 N,
= 15 N,
= 36,9 o
dan S = 20 m, maka:

WP = (P cos ). S
= (50 N) (0,800) (20 m)
= 800 N.m.

WF = -. S
= (-15 N) (20 m) = -300 N.m.

W = WP + W
= 500 N.m.

Untuk memeriksa kerja total, dapat dinyatakan

sebagai:

W = (P cos - ). S
= (40 N 15 N) (20 m)
= 500 N.m.

Momentum dan Tumbukan


Marilah kita tinjau lagi sebuah partikel yg massanya

m, bergerak sepanjang garis lurus.


Kali ini kita anggap bahwa gaya F pada partikel ini
adalah tetap dan arahnya sejajar dengan gerak
partikel.
Bila kecepatan partikel pada suatu saat awal t=0
adalah V0, kecepatan V pada waktu t adalah:
V = V + a.t ..................................... (1)
0

Dimana percepatan tetap a ditentukan dari hubungan:

F = m . a.
Bila persamaan (1), dikalikan dengan m dan m.a

diganti dengan F, maka hasilnya adalah:

m.v = m.

v0 + F.
t m.v = F. t .............................. (2)
m.v
0

Suku sebelah kiri dari persamaan (2),

mengandung perkalian massa dengan


kecepatan partikel pada dua saat yg
berbeda.
Perkalian ini di beri nama khusus:
Momentum
Simbol sering dipakai untuk momentum:

Momentum = = m. v. ....................... (3)

Kita lihat bahwa tidak ada sesuatu yg

istimewa pada waktu NOL dan t, sehingga


kita dapat juga mengatakan bahwa: bila
kecepatan partikel pada waktu t1 adalah v1,
dan kecepatan pada waktu t2 adalah v2,
maka:

F (t2 t1) = m.v2 m.v1

..................... (4)

Contoh.
Sebuah partikel yg massanya 2 Kg, bergerak

sepanjang sumbu X, dengan kecepatan awal


3 m.det-1. Suatu gaya F = -6 N (yaitu, dalam
arah X-negatif), beraksi selama 3 det.
Tentukanlah kecepatan akhir partikel?

Penyelesaian.
DIKETAHUI: m = 2 Kg;

v1 = 3 m.det-1
F = -6 N;
t = 3 det.

DITANYA:

V2 .................. ?

DIJAWAB:

F (t2 t1) = m. V2 m.v1


(-6 N) (3 det) = (2 Kg). V2 (2 Kg) (3

m.det-1)
V2 = -6 m.det-1
Kecepatan akhir partikel menuju ke arah X-negatif.

Kekekalan Momentum
Marilah sekarang kita tinjau suatu sistem yg terdiri

dari dua buah benda yg ssaling berinteraksi satu


dengan yg lain, tetapi tidak dengan benda-benda yg
lainnya.
Karena masing-masing benda memberi gaya pada yg
lain, momentum masing-masing benda bereubah.
Menurut Hukum Ketiga Newton, gaya-gaya pada
kedua benda selalu sama, tetapi arahnya
berlawanan.
Jadi, dalam suatu selang waktu, perubahan vektor
momentum partikel yg satu besarnya sama dan
arahnya berlawanan dengan pereubahan vektor
momentum partikel yg lain.

Prinsip Kekekalan Momentum Linier: Bila

tidak ada gaya luar yg beraksi pada sistem,


atau bila jumlah vektor (resultan) gaya-gaya
luar adalah NOL, momentum total sistem
adalah tetap besar dan arahnya.
ATAU: Bila tidak ada gaya luar yg beraksi
pada suatu sistem, momentum total sistem
besar dan arahnya tetap.
Gaya luar adalah: Gaya pada bagian sistem
oleh benda lain atau sesuatu dari luar
sistem
Gaya dalam adalah: Gaya yg diberikan oleh
salah satu bagian sistem kepada bagian
lainnya.

Prinsip Kekekalan Momentum adalah:

Salah satu dari prinsip-prinsip mekanika,


yg sangat dasar dan penting. Perhatikanlah
bahwa ini lebih umum dari pada prinsip
kekekalan energi mekanik. Energi mekanik
hanya kekal bila gaya-gaya dalam adlah
konservatif.
Prinsip kekekalan momentum berlaku
bagaimanapun juga bentuk gaya-gaya
dalam, konservatif atau tidak.
Persamaan Kekekalan Momentum adlah:
(mA)(VA1) + (mB)(VB1) = mA. VA2 + mB.
VB2

CONTOH SOAL.
GAMBAR 1.
0

vA1 = 2 m.det-1

A
mA = 5 Kg

vB1 = -2 m.det-1

B
mB = 3 Kg

Gambar 1. melukiskan dua buah benda yg

bergerak, yg satu menuju ke yg lain, diatas


permukaan datar yg licin. Tidak ada
gesekan, dan resultan gaya tegak pada
masing-masing benda adalah NOL.
Momentum total sistem adalah tetap besar
dan arahnya.
Misalkan bahwa setelah kedua benda
bertumbukan, benda B bergerak menjauh
dengan kecepatan akhir + 2 m.det-1.

Berapakah kecepatan akhir benda A?

Penyelesaian.
DIKETAHUI: mA = 5 Kg;

mB = 3 Kg
VA1 = 2 m. det-1; VB1 = -2 m. det-1;
VB2 = 2 m. det-1.

DITANYA:

VA2 .................?

DIJAWAB:

(mA)(VA1) + (mB)(VB1) = mA. VA2 + mB. VB2


(5 Kg)(2 m.det-1)+(3 Kg)(-2 m.det-1)=5 Kg.VA2+(3Kg)(2m.det1).

VA2 = -0,4 m.det-1

KERJA dan ENERGI KINETIK


Kerja yg dilakukan pada sebuah benda oleh suatu

gaya berhubungan langsung dengan perubahan


gerak benda yg dihasilkannya.
Untuk memperoleh hubungan ini, mula-mula kita
tinjau suatu benda yg massanya m, bergerak
sepanjang garis lurus, karena pengaruh gaya
resultan yg tetap besarnya F berarah sepanjang garis
tsb.
Percepatan benda diberikan oleh hukum kedua
Newton:

F = m.a.
Misalkan kecepatan benda bertambah dari v1 menjadi
v2, selama benda bergeser sejauh s.

Maka, dari analisa gerak dengan percepatan tetap,

dan dari persamaan


mempunyai:

: v2 = v02 + 2a (X X0), kita

V22 = v12 + 2 a.s


a = v22 v12 / 2 s.
Maka:
Dan:

F = m. V22 v12 / 2 s.
F.s = m . V22 m . v12

.............. (1)

Hasil kali F.s adalah kerja W resultan gaya F.


Besaran m . v2 , setengah hasil kali massa benda

dengan kuadrat kecepatannya disebut: Energi


kinetik benda, K.
Maka:
....................... (2)
K = m . v2

Suku pertama disebelah kanan pada persamaan (1),

mengandung kecepatan akhir v2, adalah: energi


kinetik akhir benda K2, dan suku kedua adalah:
energi kinetik awal K1.

Selisih dari kedua suku ini adalah:

perubahan dalam energi kinetik, dan kita


mendapat hasil yg penting bahwa: kerja
resultan gaya luar pada suatu benda sama
dengan perubahan dalam energi kinetik
benda:

W = K2 K1 = K

................. (3)

Pada persamaan (3), W adalah kerja gaya

resultan, yaitu: Jumlah vektor semua gaya


yg beraksi pada benda.
Dengan cara lain, kita boleh menghitung
kerja dari masing-masing gaya secara
terpisah, maka: W adalah Jumlah aljabar
semua kerja ini.
Meskipun persamaan (3), diturunkan untuk
keadaan khusus gaya resultan tetap,
persamaan tsb. Tetap berlaku, bila gaya
berubah.
Untuk membuktikan pernyataan ini, kita
bagi pergeseran total s, menjadi banyak
sekali s kecil-kecil.
Perubahan energi kinetik dalam s1 sama

Energi kinetik total adalah sama dengan

jumlah perubahan-perubahan dalam masingmasing bagian, dan karenanya sama dengan


kerja total yg dilakukan.

Bila dipakai satuan SI, m diukur dalam Kg, dan v

dalam m/det.
Tetapi dari persamaan (3), energi kinetik harus
mempunyai satuan yg sama dengan kerja.
Untuk membuktikan ini, kita ingat bahwa:

Maka:

1 N = 1 Kg.m.det-2
1 J = 1 N.m = 1 Kg.m.det-2 . M = 1Kg. m2 . det-2

Dengan demikian Joule adalah satuan SI untuk kerja


dan energi kinetik.

Dalam sistem C.G.S, dengan m dalam

gram dan v dalam cm/det, kita


mempunyai:
1 erg = 1 dyn.cm = 1 g.cm.det-2.cm
= 1 g.cm2.det-2

Contoh.
Kita tinjau kembali benda pada gambar 2. dan harga-harga

numerik yg diberikan pada contoh dalam persamaan (1).


Kerja total gaya-gaya luar adalah 500 N.m. Dengan
demikian energi kinetik benda bertambah dengan 500 N.m.
Untuk membuktikan ini, misalkan: kecepatan awal v1
adalah: 4 m.det-1 , dan massa benda adalah: 10 Kg; Maka:
Energi Kinetik awal adalah:

K1 = .m. V12

K1 = (10 kg) (4 m.det-1)2


= 80 Joule.

Untuk menghitung Energi Kinetik akhir, lebih dahulu kita

harus menghitung percepatan:

a=F/m

a = 40 N 15 N /10 Kg = 2,5 m/det2.

Kemudian:

v22 = v12 + 2.a.s

V22 = (4 m.det-1)2 + 2(2,5m.det-2)(20m)


= 116 m2.det-2.
Dan:

K2 = m.v22
= (10 kg)(116 m2.det-2)
= 580 Joule.

Karenanya pertambahan Energi Kinetik = 500 Joule.

GERAK MELINGKAR (Centripetal


Force)
Untuk lintasan lingkaran, ada suatu hubungan antara

komponen normal percepatan, kecepatan partikel,


dan jari-jari lintasan.
Sekarang kita turunkan hubungan ini untuk suatu
partikel yg bergerak pada lintasan lingkaran dengan
kecepatan tetap.
Gerak semacam ini disebut : Gerak melingkar yg
beraturan

V1
V2
p

Q
P

V1

Gbr. 1.a.

V
q

Gbr. 1.b. Melukiskan vektor


Perubahan dalam kecepatan V,
Partikel bergerak dari p ke q dalam
Waktu t.

Gbr. 1.a. Melukiskan sebuah partikel yg bergerak

pada lintasan lingkaran jari-jari R dengan pusat di O.


Vektor V1 dan V2, menyatakan kecepatan partikel di
titik P dan Q.
Segi tiga OPQ dan opq adalah sebangun, karena
keduanya segi tiga sama kaki dan sudut-sudut yg
ditandai T adalah sama.
Makanya kita dapatkan:

V / V1 = S / R

atau

V = V1 / R . S .............. (1)

Besar percepatan normal rata-rata a selama t

adalah V/t, dari persamaan (1), maka kita


dapatkan:
a

= V/t = V11/R . S/t

............. (2)

Percepatan sesaat a di titik P adalah: harga limit dari


persamaan (2), bila titik Q dibuat semakin dekat dengan
Titik P dan bila t menuju NOL, maka kita dapatkan:

= lim V11/R . S/t = V11/R. Lim S/t ............. (3)


t

Tetapi harga limit S/t adalah kecepatan V 1 di titik

P, dan karena P dapat sembarang titik pada lintasan,


kita dapat meniadakan indeks pada V1, dan
kecepatan di sembarang titik dinyatakan dengan V,
maka kita peroleh:
a

= V22 / R

............. (4)

Karena itu percepatan normal sesaat sama dengan

kecepatan pangkat dua dibagi oleh jari-jari.


Arahnya tegak lurus pada V dan ke dalam sepanjang
jari-jari, menuju pusat lingkaran.
Oleh karena itu disebut: Percepatan sentral,
sentripetal, atau radial.
Kata sentripetal artinya : Mencari pusat.

Laju/kecepatan pada lintasan lingkaran, yg

mempunyai jari-jari R, dalam waktu t, adalah:


Keliling lingkaran di bagi oleh waktu t, untuk satu
kali mengelilinginya.
Atau secara matematiknya:

V = 2..R / t

...................... (5)

Contoh soal.
1. Sebuah mobil melaju dengan kecepatan

tetap
20 m.det-1. Pada belokan dengan jari-jari 100
m. Berapakah Percepatannya?
2. Pada suatu komidi putar, para

penumpangnya diputar melalui lintasan


lingkaran dengan jari-jari 5 m. Sekali
mengelilingi lingkaran dalam 4 det.
Berapakah percepatannya?

Penyelesaian Soal 1.
DIK:

DIT:

V = 20 m.det-1
R = 100 m.
a

DIJAWAB:

......?

= V22 / R

= (200 m.det-1)2 / 100 m


= 4 m.det-2.

Penyelesaian Soal 2.
DIK:

DIT:

R=5m
t = 4 det.
= 3,14
a

........... ?

Kita cari dulu kecepatannya (V), yaitu: Keliling lingkaran


dibagi oleh waktu t, untuk satu kali mengelilinginya.
V = 2..R / t = (2)(3,14)(5 m) / 4 det = 7,85 m.det -1
Maka percepatan sentripetal adalah:
a

= V2 / R = (7,85 m.det-1)2 / 5 m = 12,3 m.det-2

ELASTISITAS dan GERAK PERIODIK


Sebuah contoh yg sudah dikenal adalah: bandul,

yaitu: Gerak ayunan sebuah massa yg digantung


dengan seutas tali.
Dalam kedudukan setimbang, massa tergantung
lurus ke bawah, bila massa digeser dari kedudukan
ini, massa tak hanya kembali ke kedudukan
setimbang, tetapi malahan berayun bolak-balik
secara teratur dan berulang-ulang.
Gerak berulang semacam ini dikatakan gerak
Osilasi atau Gerak Periodik.
Contoh lain gerak periodik ialah:
Kesetimbangan sebuah roda jam,
Pengisap dalam sebuah mesin bensin,.

Konsep Dasar
Jika kita membatasi pembahasan pada kasus suatu

dorongan atau tarikan, dimana peyimpangan hanya


perpindahan titik penerapan gaya, gaya dan
perpindahan dihubungkan oleh Hukum Hooke, maka:

F = k.X
F = Gaya yg beraksi pada pegas,
k = Suatu konstanta gaya,
dan X = Perpindahan atau pergeseran dari kedudukan
setimbang.

Gbr.1.

Gbr.1. Sebuah benda dengan massa m, dapat

bergerak tanpa gesekan di sepanjang garis lurus.


Benda diikat pada suatu ujung sebuah pegas, ujung
pegas lain dipertahankan stationer.
Kita menyatakan kedudukan benda dengan koordinat
X, dengan mengambil titik asal (X = 0) sebagai
kedudukan setimbang, dimana pegas tidak terentang
maupun tidak tertekan.
Bila benda digeser kekanan, X positif, pegas
direntang, dan pegas mengerahkan sebuah gaya
pada benda menuju ke kiri (arah X negatif), menuju
ke kedudukan setimbang.

Bila benda digeser ke kiri, X negatif, pegas di tekan,

dan pegas mengerahkan sebuah gaya pada benda


menuju ke kanan (arah X positif), sekali lagi menuju
ke kedudukan setimbang.
Jadi tanda komponen X gaya pada benda selalu
berlawanan arah dengan X itu sendiri. Jika sebagai
tambahan, pegas memenuhi Hukum Hooke, maka
gaya pada benda diberikan oleh:

F = -k . X

....................... (1)

Kedudukan setimbang
F = -k . X

m
X
A
Gbr. 2.

Gbr. 2. Menyatakan benda yg bergetar dari gbr. 1.


Pada suatu saat ketika pergeserannya dari kedudukan

setimbang titik NOL, dinyatakan oleh koordinat X.,


massa partikel adalah m., dan gaya resultan yg
beraksi hanyalah gaya pengembali elastik : -k . X.
Dari Hukum Kedua Newton :
F = -k . X = m . a.
Maka kita peroleh:

a = -k . X / m

......................... (2)

Jadi, suatu gambaran lain sifat penting

gerak harmonik sederhana adalah:


Percepatan pada setiap saat adalah
sebanding dengan negatif pergeserannya
pada saat tersebut.
Prinsip energi memberi suatu dasar yg
mudah untuk menganalisa beberapa segi
gerak harmonik sederhana.

Gaya pengembali elastik adalah: Suatu gaya

konservatif, dan kerja yg dilakukan oleh gaya ini


dapat dinyatakan dalam suatu Energi Potensial : U
= k . X2., Energi Kinetik adalah : K = m . V2.,
Menurut prinsip Kekekalan Energi, energi total : E =

K + U adalah konstan, maka kita peroleh:


E = m.V22 + k.X22 = Konstan

................. (3)

Contoh soal.
Sebuah pegas dipasang seperti dalam gambar 1.
Dengan mengikatkan sebuah benda pada ujung

pegas, dan menarik ke sisi. Karena adanya gaya,


menyebabkan suatu pergeseran benda sejauh 0,02
m. Apabila diketahui massa benda seberat 2 Kg, dan
konstanta gaya pegas 100 N.m-1. Hitunglah
berapakah gaya yang harus diberikan?.

Penyelesaian.
DIK :

DITANYA :

X = 0,02 m
m = 2 Kg
k = 100 N.m-1.
F ........... ?

DIJAWAB :
F=k.X
= (100 N.m-1)(0,02 m)
= 2 N.

Energi total E juga sangat berkaitan dengan

amplitudo A gerak. Bila partikel mencapai pergeseran


maksimumnya plus-minus A, partikel berhenti, dan
kembali menuju setimbang.
Pada saat itu, V=0, sehingga tak ada energi kinetik,
dengan demikian energi total (konstan) sama dengan
energi potensial di titik tersebut, yaitu : k. A 2 = E.,
Jadi :
m. V2 + k. X2 = k. A2.
V=

k/m. A

2
2

X22

.................. (4)

Energi

U = k. X2
E

U
-A

Gbr. 3. Hubungan antara energi total E,


Energi potensial U, dan Energi kinetik K

X
+A

Gbr.3. Energi digambar secara tegak, dan koordinat X

secara mendatar.
Kurva menyatakan energi potensial U = k. X 2,
kurva ini adalah sebuah parabola.
Sebuah garis mendatar digambar pada suatu
ketinggian sama dengan energi total E.
Jika suatu garis tegak dibentuk pada sembarang
harga X, dengan parabola mengatakan energi
potensial U di harga X tersebut, dan panjang segmen
antara parabola dengan garis mendatar pada
ketinggian E mengatakan energi kinetik K yg
bersangkutan.

Pada titik-titik ujung, dengan demikian energi

semuanya adalah energi potensial dan di titik


tengah semuanya adalah energi kinetik.
Kelajuan mempunyai harga maksimumnya V maks di
titik tengah:

2
2 = E,
m. Vmaks
maks

Vmaks
=
maks

2E/m

............ (5)

Perioda gerak dinyatakan oleh , adalah: waktu

untuk satu siklus atau osilasi lengkap. Jika kita mulai


pada saat t = 0, waktu pada mana satu siklus telah
diselesaikan diberikan oleh:

k/m. = 2.
Atau:

= 2

m/k

................... (6)

Frekuensi , atau banyak osilasi lengkap per waktu

satuan, adalah: kebalikan perioda :

= 1/ = 1/2

k/m

................... (7)

Satuan dasar untuk f adalah siklus per detik.


Dalam saatuan SI, satu siklus per detik diberi nama

istimewa: satu Hertz (1Hz), yaitu: orang yg


merintis dalam penelitian gelombang listrik magnet,
pada akhir abad ke 19.
Jadi:
-1
Satu hertz = 1 Hz = 1 siklus.det-1

Frekuensi didefinisikan sebagai

= 2.. dan

dinyatakan dalam radian per detik. Maka kita


peroleh:

= 2.. = k/m

........................... (8)

DAYA
Waktu tidak diikutkan dalam pendefinisian tentang

gerak.
Untuk mengangkat suatu benda melalui suatu
ketinggian dibutuhkan kerja yg sama tanpa
memperhatikan kerja tsb. Dilakukan dalam 1 det, 1
jam atau 1 tahun.
Akan tetapi dalam banyak hal perlu untuk membahas
laju kerja yg dilakukan maupun jumlah kerja
seluruhnya.
Laju kerja yg dilakukan oleh sesuatu disebut: DAYA
yg ditimbulkan oleh sesuatu tsb.
Bila kerja W dilakukan dalam selang waktu t, daya
rata-rata P disefinisikan sebagai:
Daya rata-rata =P
Kerja
yg dilakukan
/ selang waktu
= W
/ t

Bila laju kerja yg dilakukan tidak tetap,

perbandingan ini dapat berubah, dalam hal


ini kita dapat mendefinisikan daya sesaat P
sebagai limit pembagian ini bila t menuju
NOL.

P = Lim W / t = dW / Dt .............. (6)


t

Satuan SI untuk daya adalah: satu joule per detik (1 J.det -1)
Yg di sebut: satu watt (1 W).
Kilowatt (1kW = 103 W), dan Megawatt (1 MW = 106 W), juga

biasa dipakai.
Satuan CGS untuk daya adalah: satu erg per detik (1
erg.det-1); Tidak ada bentuk tunggal untuk satuan ini.
Dalam sistem Inggris, dimana kerja dinyatakan dalam kaki-

pon, dan waktu dalam detik, satuan untuk daya adalah: satu
kaki-pon per detik.
Satuan yg lebih besar yg biasa dipakai disebut: daya kuda
(dK):

1 dK = 550 ft.lb.det-1 = 33.000 ft.lb.menit-1


Dengan kata lain motor 1 dK yg melaju dengan muatan penuh

melakukan kerja 33.000 ft.lb setiap menit.

Suatu kesalahan yg sering terjadi ialah: bahwa watt

dan kilowatt dianggap sebagai sifat dari listrik.


Hal ini tidak benar, Memang benar bahwa daya listrik
sering dinyatakan dalam watt atau kilowatt, Tetapi
konsumsi daya suatu lampu pijar dapat juga
dinyatakan dalam daya kuda, atau daya suatu mesin
mobil dinyatakan dalam kilowatt.
Dari hubungan antara Newton, pon, meter, dan kaki,
kita dapat membuktikan bahwa:

1 dK = 746 W = 0,746
kW.

Karena daya adalah Energi atau Kerja per satuan

waktu, satuan daya dapat dipakai untuk


mendefinisikan satuan baru untuk Kerja atau Energi.

Salah satu satuan yg sering dipakai

adalah: Kilowatt-jam, suatu satuan


energi yg biasa dipakai untuk energi
listrik.
Satu Kilowatt-jam adalah: Kerja yg

dilakukan dalam satu jam pada laju


tetap sebesar satu kilowatt

Karena setiap detik dilakukan kerja 1000 J,

maka kerja yg dilakukan dalam 1 jam


adalah:
3600 x 1000 = 3.600.000 J
1 kWJ = 3,6 x 106 J = 3,6 MJ.
Perhatikan bahwa daya kuda-jam dan

kilowatt-jam adalah: satuan untuk Kerja


atau Energi, bukan Daya.

Daya dan Kecepatan


Misalkan suatu gaya F, beraksi pada suatu benda yg

sedang bergeser S sepanjang lintasannya.


Bila Fii adalah komponen F, yg menyinggung lintasan,
maka Kerja diberikan oleh:

W = Fii . S
Dan daya rata-rata adlah:

P = W / t = Fii . S / t = Fii . ............. (7)


V

Pada lim t menunju NOL, kita dapatkan daya kuda

(dK):

P=F.v

.............................. (8)

Contoh soal.
Mesin suatu pesawat jet menghasilkan gaya

dorong sebesar 15.000 N. Apabila pesawat


terbang dengan kecepatan 300 m.det-1.
Berapakah daya kuda (dK) yg
dihasilkannya?.

PENYELESAIAN.
DIKETAHUI :

DITANYA :
DIJAWAB :

F = 15.000 N = 1,5 x 104 N


V = 300 m.det-1

P ...................... ?

P=F.V
=
=
=
=

(1,5 x 104 N) (300 m.det-1)


4,5 x 106 W
(4,5 x 106 W) (1HP / 746 W).
6030 dK.

KONSEP RANGKAIAN LISTRIK


Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau

komponen listrik yang saling dihubungkan dengan


cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu
lintasan tertutup.
Elemen atau komponen yang akan dibahas pada
mata kuliah Rangkaian Listrik terbatas pada elemen
atau komponen yang memiliki dua buah terminal
atau kutub pada kedua ujungnya.
Untuk elemen atau komponen yang lebih dari dua
terminal TIDAK DIBAHAS.
Pembatasan elemen atau komponen listrik pada
Rangkaian Listrik dapat dikelompokkan kedalam
elemen atau komponen aktif dan pasif.

Elemen

aktif adalah elemen yang menghasilkan


energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan
sumber arus.
Elemen lain adalah elemen pasif dimana elemen ini
tidak
dapat
menghasilkan
energi,
dapat
dikelompokkan menjadi elemen yang hanya dapat
menyerap energi dalam hal ini hanya terdapat pada
komponen
resistor
atau
banyak
juga
yang
menyebutkan tahanan atau hambatan dengan simbol
R,
Dan komponen pasif yang dapat menyimpan energi
juga diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1. Komponen atau Elemen yang menyerap energi
dalam bentuk medan magnet, dalam hal ini induktor
atau sering juga disebut sebagai lilitan, belitan atau
kumparan dengan simbol L,
2. Komponen pasif yang menyerap energi dalam
bentuk medan magnet,
dalam hal ini adalah

Elemen atau komponen listrik yang

dibicarakan disini adalah :


1. Elemen listrik dua terminal
a. Sumber tegangan
b. Sumber arus
c. Resistor ( R )
d. Induktor ( L )
e. Kapasitor ( C )

Berbicara mengenai Rangkaian Listrik, tentu tidak

dapat dilepaskan dari pengertian dari rangkaian itu


sendiri, dimana YG DIMAKSUD DENGAN:
Rangkaian adalah: Interkoneksi dari sekumpulan

elemen atau komponen penyusunnya ditambah


dengan rangkaian penghubungnya dimana disusun
dengan cara-cara tertentu dan minimal memiliki satu
lintasan tertutup.
Dengan kata lain hanya dengan satu lintasan

tertutup saja kita dapat menganalisis suatu


rangkaian.

Yang

dimaksud
dengan
satu
lintasan
tertutup adalah: Satu lintasan saat kita
mulai dari titik yang dimaksud akan kembali
lagi ketitik tersebut tanpa terputus dan
tidak memandang seberapa jauh atau dekat
lintasan yang kita tempuh.

Arus Listrik
Pada pembahasan tentang rangkaian listrik, perlu

kiranya kita mengetahui terlebih dahulu beberapa


hal mengenai apa itu yang dimaksud dengan listrik.
Untuk memahami tentang listrik, perlu kita ketahui
terlebih dahulu pengertian dari arus.
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan
terhadap waktu atau muatan yang mengalir dalam
satuan waktu dengan simbol i (dari kata Perancis :
intensite), dengan kata lain arus adalah muatan yang
bergerak.

Selama muatan tersebut bergerak maka akan muncul

arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus


pun akan hilang.
Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang
memepengaruhinya.
Muatan adalah Satuan terkecil dari atom atau sub
bagian dari atom.
Dimana dalam teori atom modern menyatakan atom
terdiri dari partikel inti (proton bermuatan + dan
neutron bersifat netral) yang dikelilingi oleh muatan
elektron (-), normalnya atom bermuatan netral.
Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan
muatan negatif

Arah arus searah dengan arah muatan positif (arah

arus listrik) atau berlawanan dengan arah aliran


elektron.
Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila
kehilangan elektron dan menjadi muatan negatif
apabila menerima elektron dari partikel lain.
Coulomb adalah unit dasar dari International System
of Units (SI) yang digunakan untuk mengukur muatan
listrik.
Simbol : Q = muatan konstan
q = muatan tergantung satuan waktu
muatan 1 elektron = -1,6021 x 10-19 coulomb
1 coulomb = -6,24 x 1018 elektron
Secara matematis arus didefinisikan :
i = dq / dt
Satuannya : Ampere (A)

Dalam teori rangkaian, arus

merupakan pergerakan muatan positif.


Ketika terjadi beda potensial disuatu

elemen atau komponen maka akan


muncul arus dimana arah arus positif
mengalir dari potensial tinggi ke
potensial rendah, dan arah arus
negatif mengalir sebaliknya.

Macam-macam arus :
1. Arus searah (Direct Current/DC)
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau

konstan terhadap satuan waktu, artinya diamanapun


kita meninjau arus tersebut pada waktu yg berbeda
akan mendapatkan nilai yang sama

2. Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)


Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang

berubah terhadap satuan waktu dengan karakteristik


akan selalu berulang untuk perioda waktu tertentu
(mempunyai perioda waktu : T).
i

Tegangan
Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan

beda potensial dalam bahasa Inggris


voltageadalah : kerja yang dilakukan untuk
menggerakkan satu muatan (sebesar satu coulomb)
pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub
ke terminal/kutub lainnya.
Atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai

beda potensial jika kita menggerakkan/memindahkan


muatan sebesar satu coulomb dari satu terminal ke
terminal lainnya.

Keterkaitan antara kerja yang dilakukan sebenarnya

adalah energi yang dikeluarkan, sehingga pengertian


diatas dapat dipersingkat bahwa: Tegangan adalah
energi per satuan muatan.
Secara matematis :

v = dw / dq

Satuannya : Volt (V)

Pada gambar diatas, jika terminal/kutub A mempunyai

potensial lebih tinggi daripada potensial di


terminal/kutub B.
Maka ada dua istilah yang seringkali dipakai pada
Rangkaian Listrik, yaitu :
1. Tegangan turun/ voltage drop
Jika dipandang dari potensial lebih tinggi ke potensial
lebih rendah dalam hal ini dari terminal A ke terminal B.
2. Tegangan naik/ voltage rise
Jika dipandang dari potensial lebih rendah ke potensial
lebih tinggi dalam hal ini dari terminal B ke terminal A.

Energi
Kerja yang dilakukan oleh gaya sebesar satu Newton

sejauh satu meter.


Jadi energi adalah Sesuatu kerja dimana kita
memindahkan sesuatu dengan mengeluarkan gaya
sebesar satu Newton dengan jarak tempuh atau
sesuatu tersebut berpindah dengan selisih jarak satu
meter.
Pada alam akan berlaku hukum Kekekalan Energi

dimana energi sebetulnya tidak dapat dihasilkan dan


tidak dapat dihilangkan, energi hanya berpindah dari
satu bentuk ke bentuk yang lainnya.

Contohnya pada pembangkit listrik, energi

dari air yang bergerak akan berpindah


menjadi energi yang menghasilkan energi
listrik, energi listrik akan berpindah menjadi
energi cahaya jika anergi listrik tersebut
melewati suatu lampu, energi cahaya akan
berpindah menjadi energi panas jika bola
lampu
tersebut
pemakaiannya
lama,
demikian seterusnya.

Elemen/komponen listrik digolongkan


menjadi :
1. Menyerap energi
Jika arus positif meninggalkan terminal positif

menuju terminal elemen/komponen, atau arus positif


menuju terminal positif elemen/komponen tersebut.

2. Mengirim energi
Jika arus positif masuk terminal positif dari terminal

elemen/komponen, atau arus positif meninggalkan


terminal positif elemen/komponen.

Energi yang diserap/dikirim pada suatu elemen yang


bertegangan v dan muatan yang melewatinya q
adalah:
w = vq
Satuannya : Joule (J)

Daya
Rata-rata kerja yang dilakukan
Daya secara matematis : P = dw / dq = vi

Satuannya : Watt (W)

Contoh soal 1.
1. Jika arus 6 A, tentukan v jika elemen menyerap daya
18 W ?

Jawaban soal 1.
Menyerap daya jika arus positif meninggalkan

terminal positif.
Arus positif karena dari potensial tinggi ke potensial
rendah

DIK:
DIT:

i=6A
P = 18 W
v ................ ?

DIJAWAB:

v=P/i
v = 18 / 6
= 3 volt.

Contoh soal 2.
2. Jika arus 6 A, tentukan v jika elemen
mengirimkan daya 18 W ?

Jawaban soal 2.
Mengirimkan daya jika arus positif masuk terminal

positif
Arus negatif karena dari potensial rendah ke
potensial tinggi

DIK:
DIT:

i = -6 A
P = 18 W
v ................ ?

DIJAWAB:

v=P/i
v = 18 / -6
= -3 volt.

Soal ujian Mid Semester


1. Jelaskanlah definisi/pengertian dari:
A). Kecepatan, percepatan
B). Kecepatan rata-rata, percepatan rata-rata.
C). Hukum Gerak ketiga Newton
2. Misalkan sebuah gerak partikel dinyatakan oleh persamaan:

X=

30 cm + (6 cm.det-2). t2.
A). Tentukanlah pergeseran partikel dalam selang waktu antara t 1 = 4
det dan t2 = 7 det.!
B). Berapakah kecepatan rata-rata partikel dalam selang waktu
tersebut?
3. Bila t1 = 4 det dan t2 = 6 det, Tentukanlah percepatan rata-rata

untuk keadaan yang berikut:


A). V1 = 12 m.det-1,
V2 = 16 m. det-1.
B). V1 = 20 m.det-1,
V2 = 16 m. det-1.
C). V1 = -8 m.det-1,
V2 = -14 m. det-1.
D). V1 = -20 m.det-1,
V2 = -12 m. det-1.

Anda mungkin juga menyukai