Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Darwis (2011:01), jenis peneitian lain yang juga sering
dilakukan oleh seorang peneliti di bidang pendidikan adalah penelitian
eksperimen. Dalam penelitian eksperimen, variabel-variabel yang ada
termasuk variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat
(dependent variabel), sudah ditentukan secara tegas oleh para peneliti sejak
awal penelitian.
Variabel bebas biasanya merupakan variabel yang di manipulasi
secara sistematis. Pada bidang pendidikan, yang diidentifikasi sebagai
variabel bebas diantraranya termasuk: metode mengajar, macam-macam
penguatan, frekuensi penguatan, sarana prasarana pendidikan, lingkungan
belajar, materi belajar, jumlah kelompok belajar, dan sebagainya. Sedangkan
variabel terikat yang sering juga disebut sebagai criterion variabel
merupakan variabel yang diukur sebagai akibat adanya manipulasi pada
variabel bebas. Variabel terikat ini disebut dependent variabel karena
memang fungsi mereka tergantung dari vaariabel bebas. Sering
dikelompokkan sebagai variabel terikat dibidang pendidikan, misalnya hasil
belajar siswa, kesiapan belajar siswa kemandirian siswa, dan sebagainya.
Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang
paling produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat
menjawab hipotesis yang utama berkaitan dengna hubungan sebab akibat.
Disamping itu, penelitian eksperimen merupakan salah satu bentuk
penelitian yang memerlukan syarat yang relatif lebih ketat jika dibandingkan
dengan jenis penelitian lainnya. Hal ini karena sesuai dengan maksud para
peneliti yang menginginkan adanya kepastian untuk memperoleh informasi
tentang variabel yang mana yang menyebabkan sesuatu yang terjadi da
variabel yang memperoleh akibat terjadinya perubahan dalam suatu kondisi
eksperimen.
Jadi, dengan kata lain suatu penelitian eksperimen pada prinsipnya
dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan
yang mengndung fenomena sebab akibat. Contoh hubungan sebab akibat

dibidang pendidikan misalnya, seorang mahasiswa mempunyai nilai


matematika yang tinggi cenderung berhasil dalam menyelesaikan mata
kuliah merencana mesin. Penelitian ekperimen pada umumnya dilakukan
oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan sesuatu
jika dilakukan pada kondisi yang di kontrol dengan teliti, maka apa yang
terjadi. Disamping itu, penelitian ekperimen dilakukan oleh peneliti dengan
tujuan mengatur situasi dimana pengaruh beberapa variabel terhadap satu
atau variabel terikat dapat diidentifikasi.
Konsep metode eksperimen dimulai dengan pengertian yang
sederhana misalnya tentang pertanyaan yang berkaitan dengan
bagaimanakah hubungan satu atau lebih ariabel dalam satu kondisi tertentu.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, seorang peneliti pada umumnya akan
mengembangkan satu atau lebih hipotesis yang menyatakan hubungan yang
diharapkan, membuat desain penelitian, mencari, dan mengorganisasi data
untuk kemudian menganalisis dan akhirnya memperoleh jawaban hipotesis
diatas. Sebagai contoh misalnya, untuk mendapatkan pengaruh antara dua
metode mengajar pada mata kuliah metodologi penelitian sebagai fungsi
besarnya jumlah siswa dalam kelas (besar dan kecil), dan tingkat intelegensi
mahasiswa (tinggi, rata, dan rendah), kemudian pada akhir penelitian diukur
hasil pencapaian belajar dengan tes hasil belajar.
Di bidang pendidikan, penelitian eksperimen dapat dibedakan
menjadi dua macam bentuk, yaitu penelitian didalam laboratorium dan
penelitian di luar laboratorium. Penelitian didalam laboratorium dilaksanakan
peneliti didalam ruangan tertutup atau dalam kondisi tertentu untuk
meningkatkan intensitas yang lebih teliti terhadap variabel yang diteliti.
Sedangkan penelitian diluar laboratorium yang juga disebut penelitian
lapangan, biasanya dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan hasil
penelitian yang mendekati dengan lingkungan nyata, misalnya masyarakat.
Dalam penelitian eksperimen lapangan pada umumnya dapat berupa
kegiatan kelas, sekolah, kegiatan praktek di bengkel, atau pertemuan
sekolah lainnya diambil secara alami. Sejalan dengan subyek yang diteliti
adalah anak atau seorang manusia, di bidang pendidikan dari kedua macam
bentuk penelitian eksperimen tersebut penelitian diluar laboratorium adalah

bentuk penelitian yang paling banyak dilakukan, karena mempunyai


beberapa keunggulan seperti:
1. Variabel ekperimen dapat lebih kuat di lapangan dibandingkan penelitian
di laboratorium.
2. Lebih mudah dalam memberikan perlakuan.
3. Dapat dilakukan proses eksperimen dengan setting yang mendekati
keadaan sebenarnya.
4. Hasil eksperimen lebih actual dengan permasalahan yang dihadapi oleh
para pendidik.
Walaupun demikian, eksperimen di laboratorium juga memiliki
keunggulan yang utama adalah bahwa penelitian ekperimen di laboratorium
lebih cocok untuk problem yang berkaitan dengan misi pengembangan ilmu
pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan.
Di bidang pendidikan, ada dua alasan mengapa penelitian
eksperimen cocok dilakukan. Pertama, metode pengajaran yang lebih tepat
di setting secara alami dan dikomparasikan didalam keadaan yang tidak
biasa. Kedua, penelitian dasar dengan tujuan menurunkan prinsip-prinsip
umum teoritis kedalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi oleh para penyelenggara sekolah.
B. Tujuan
1. Menjelaskan karakteristik penelitian eksperimen
2. Menjelaskan proses penelitian eksperimen
3. Menjelaskan desain penelitian eksperimen
4. Menjelaskan faktor yang merusak hasil eksperimen

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Eksperimen
Menurut Jaedun (2010: 5), penelitian eksperimen merupakan bentuk
khusus investigasi yang digunakan untuk menentukan variabel-variabel apa
saja dan bagaimana bentuk hubungan antara satu dengan yang lainnya.
Menurut konsep klasik, eksperimen merupakan penelitian untuk menentukan
pengaruh variabel perlakuan (independent variable) terhadap variabel
dampak (dependent variable). Definisi lain menyatakan bahwa penelitian
eksperimen adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang datadatanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui
pemberian treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang
kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang).
Menurut Jaedun (2011: 5), penelitian eksperimen juga merupakan
penelitian yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti dengan cara
memberikan treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian guna
membangkitkan sesuatu kejadian/keadaan yang akan diteliti bagaimana
akibatnya. Penelitian eksperimen merupakan penelitian kausal (sebab
akibat) yang pembuktiannya diperoleh melalui komparasi/perbandingan
antara:
1. Kelompok eksperimen (yang diberi perlakuan) dengan kelompok control
(yang tidak diberikan perlakuan); atau
2. Kondisi subjek sebelum diberikan perlakuan dengan sesudah diberi
perlakuan.
Penggunaan metode penelitian eksperimen pada penelitian sosial
dan pendidikan akan dihadapkan pada permasalahan yang menyangkut
subyek penelitian. Dalam hal ini, penggunaan metode eksperimen ini akan
menjadi sangat rumit mengingat obyek yang diteliti menyangkut interaksi
manusia dengan lingkungan, atau interaksi antar manusia itu sendiri. Selain
itu, tidak mudah untuk mencari orang yang bersedia dengan sukarela
menjadi subyek dari penelitian eksperimen ("kelinci percobaan").
Di lain pihak, penelitian eksperimen yang dilakukan di dalam kelas
oleh guru terhadap siswanya atau sebagai penelitian kelas, juga akan
menghadapi persoalan validitas hasil penelitian (Jaedun, 2011: 5).

Dalam hal ini, guru sebagai peneliti akan dihadapkan pada persoalan
apakah dia bisa bersikap obyektif, mengingat sebagai peneliti dia juga
sebagai manusia yang berinteraksi dengan subyek yang diteliti, yaitu
siswanya sendiri (Jedun, 2011: 6).
B. Karakteristik Penelitian Eksperimen
Menurut Darwis (2015: 3), penelitian eksperimen pada umumnya
memiliki tiga karakteristik penting, yaitu:
1. Manipulasi Variabel Bebas
Karakteristik utama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen
adalah adanya tindakan manipulasi variabel yang secara terencana
dilakukan oleh peneliti. Memanipulasi variabel ini tidak mempunyai arti
yang negative seperti yang terjadi di luar konteks penelitian.
Memanipulasi merupakan tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh
seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat
dipertanggung jawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan
efek dalam variabel terikat. Pada penelitian pendidikan dimana peneliti
melaksanakan sesuatu sebagai penentu awal dnegan kondisi yang
bervariasi pada subjek yang diteliti. Misalnya, dalam suatu proses
penelitian laboratorium dua kelompok, yaitu treatment dan kelompok
kontrol diberikan suhu ruangan yang bertingkat, yaitu dingin sedang dan
panas.
Perbedaan kondisi ruang tersebut direncanakan sebagai penentu
awal agar mereka memperoleh hasil yang mungkin berbeda diantara
kedua grup. Perbedaan yang muncul tersebut diperhitungkan sebagai
akibat adanya manipulasi variabel terhadap dua kelompok.
2. Mengontrol Variabel
Karakteristik kedua yan selalu ada dalam penelitian eksperimen,
yaitu adanya kontrol yang secara sengaja dilakukan oleh peneliti terhadap
variabel atau ubahan yang ada.
Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan
pengaruh variabel lain pada variabel terikat yang mempengaruhi
penampilan variabel tersebut. Kegiatan mengontrol suatu variabel atau
subjek dalam penelitian eksperimen memiliki peranan penting.

Karena tanpa melakukan kontrol secara sistematis, seorang peneliti


tidak mungkin dapat melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran
secara cermat terhadap variabel terikat. Untuk mengatasi hal tersebut
maka proses eksperimen harus dipisahkan dengan variabel luar yang
tidak diperlukan tetapi memiliki potensi yang mungkin dapat
mempengaruhi hasil pengukuran pada variabel terikat. Dengan
dilakukannya pemisahan variabel luar dengan variabel yang di perlakukan
tersebut, sehingga peneliti yakin bahwa apabila terjadi perbedaan pada
variabel terikat diantara grup kontrol dan grup treatmen. Atau dengan kata
lain, perbedaan tersebut disebabkan oleh perubahan teratmen yang
dilkaukan oleh peneliti pada variabel bebas.
Dalam penelitian eksperimen, seorang peneliti dilarang hanya
melakukan pengamatan pada grup kontrol. Mereka biasanya juga
mengamati grup lain yang memperoleh perlakuan khusus, kemudian
mereka melakukan analisis perbedaan antara keduanya, yaitu grup
eksperimen dan grup kontrol.
Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol sebaiknya diatur secara intensif sehingga kedua
variabel mempunyai karakteristik sama atau mendekati sama. Perbedaan
dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi treatmen atau
perlakuan tertentu sedangkan grup kontrol diberikan treatment seperti
keadaan biasanya.
3. Melakukan Observasi
Karakteristik ketiga dalam suatu penelitian eksperimen adalah
adanya tindakan observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses
eksperimen berlangsung. Selama proses penelitian berlangsung, peneliti
melakukan observasi terhadap kedua kelompok tersebut. Tujuan
melakukan observasi adalah untuk melihat dan mencatat fenomena apa
yang muncul yang memungkinkan terjadinya perbedaan diantara kedua
kelompok.
Tindakan observasi yang dilakukan peneliti pada umumnya
mempunyai tujuan agar dapat mengamati dan mencatat fenomena yang
muncul dalam variable terikat sebagai akibat dari adanya kontrol dan
manipulasi variabel.

Dalam proses eksperimen yang biasanya menerima akibat


terjadinya secara sistematis dalam variabel bebas.
C. Ruang Lingkup Penelitian Eksperimen
Menurut Jaedun (2011: 6), berikut ini merupakan beberapa ruang
lingkup penelitian eksperimen, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagian besar eksperimen dalam bidang pendidikan pada umumnya
dilakukan dalam rangka melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Oleh karena itu, biasanya berkaitan dengan usaha untuk
menguji pengaruh materi, media, metode, atau praktik pendidikan yang
baru terhadap hasil belajar siswa.
2. Rancangan penelitian eksperimen pada umumnya, menggunakan
variabel tunggal:
a. satu variabel perlakuan dimanipulasikan (dibuat kondisinya berbeda),
selanjutnya diamati akibat/danpak dari perlakuan tersebut terhadap 1
atau lebih variabel tergantung.
b. Variabel yang dimanipulasikan disebut: variabel perlakuan, variabel
treatment, variabel eksperimen, atau variabel independen.
c. Variabel yang merupakan akibat/dampak disebut: variabel
tergantung, variabel dependen, atau variabel dampak.
d. Masalah pokok: menentukan kelompok kontrol (pembanding) yang
sebanding (komparabel); dan membuat konstan (mengontrol/
mengendalikan) variabel-variabel non-eksperimental yang dapat
mempengaruhi variabel dampak.
D. Proses Penelitian Eksperimen
Menurut Darwis (2012: 5), langkah penelitian eksperimen pada
prinsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya secara eksplisit dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan
permasalahan yang hendak dipecahkan.
2. Mengidektifikasi permasalahan.

3. Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan,


memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi
operasional dan variabel.
4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi
memungkinkan terjadinya kontaminasi; menentukan cara untuk
mengontrol mereka; memilih desain riset yang tepat; menentukan
populasi, memilih sampel yang mewakili dan memilih (assign)
sejumlah subjek penelitian; membagi subjek ke dalam kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen; membuat instrument yang
sesuai, memvalidasi instrument dan melakukan pilot study agar
memperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil
data yang diperlukan; dan mengidentifikasi prosedur pengumpulan
data dan menentukan hipotesis.
5. Melakukan eksperimen.
6. Mengumpulkan data kasar dari proses eksperimen.
7. Mengorganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel
yang telah ditentukan.
8. Melakukan analisis data dengan statistika yang relevan.
E. Desain Penelitian Eksperimen
Menurut Darwis (2012: 6), desain eksperimen yang dipilih terkait erat
dengan tingkat validitas hasil penelitian yang akan diperoleh. Namun
demikian, pada penelitian eksperimen di kelas pembelajaran, akan banyak
menghadapi berbagai keterbatasan, antara lain:
1. Kesulitan untuk mengelompokkan siswa secara bebas sesuai
keinginan peneliti, yaitu melakukan matching atau penugasan secara
random, sehingga sulit memperoleh dua kelompok (kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol) yang benar-benar sebanding
(komparabel).
2. Penelitian eksperimen di kelas pada umumnya hanya dapat
menggunakan kelas atau kelompok siswa apa adanya, sehingga
sampelnya disebut intax sample.

3. Kendala-kendala yang terkait dengan kejujuran dan keobyektifan guru


dalam mengukur dampak perlakuan (hasil belajar).
4. Kendala untuk mengendalikan faktor-faktor (variabel) yang dapat
mempengaruhi hasil eksperimen, misal: interaksi siswa dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol tidak mungkin dicegah, dsb.
Berikut ini disajikan beberapa jenis disain penelitian eksperimen yang
dapat dipilih (Darwis, 2012: 7).
1. Praeksperimen
Desain 1. Praeksperimen
Keterangan:
Pada desain 1 ini tidak ada grup kontrol.
Pretes
Y1

Variabel Terikat
X

Postes
Y2

Desain 2. Perbanding Grup Statis


Keterangan:
Pada desian 2 perbandingan grup statis.
Grup
Eksperimen

Variabel Terikat
X

Kontrol

Postes
Y2
Y2

X= ada treatment.
- = tidak menerima treatment.
Pada desain praeksperimen ini keberadaan grup tidak dipilih
secara random.
2. Eksperimen
a.

Desain kelompok kontrol pretest-postest


(R)

Grup
Eksperimen

(R)

Kontrol

Variabel Terikat
X

Postes
Y2
Y2

b. Desain kelompok kontrol hanya postest


(Mr)

Grup
Eksperimen

Pretest
Y1

Variabel Terikat
X

Postes
Y2

Y1

Y2

Kontrol

c. Desain salamon 4 kelompok


(R)

Grup
Eksperimen

(R)

Kontrol 1

(R)

Kontrol 2

(R)

Kontrol 3

Pretest
Y1
Y1
-

Variabel Terikat
X

Postes
Y2
Y2
Y2
Y2

X
-

3. Eksperimen Semu
a. Desain pretest-postest tak ekuivalen
Grup
Eksperimen

Pretes
Y1

Kontrol

Y1

Variabel Terikat
X
-

Postes
Y2
Y2

b. Desain satu grup time seri


Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8

c. Desain berimbang
Pengulanga
n

Treatment Eksperiment
X2
X3
B
C

X1
Grup A

X4
D

Grup B

Grup C

Grup D

Rerata
kolom 1

Rerata
kolom 2

Rerata
kolom 3

Rerata
kolom 4

ciri-ciri kegiatan ilmiah adalah


1. Bertujuan
2. Sistematis
3. Dilaksanakan melalui prosedur yang sudah ditentukan, artinya benar
secara formal dan material.
Menurut Arikunto (2010: 207), penelitian eksperimen merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari
sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian

10

eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya


adalah diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak
menerima perlakuan.
Menurut Sugiyono (2013:109), tiga metode eksperimen dilihat dari tingkat
kealamihan (setting) tempat penelitian, yaitu penelitian eksperimen, survei, dan
noturalistik (kualitatif). Metode eksperimen termasuk dalam metode penelitian
kuantitatif. penelitian eksperimen dilakukan dilaboraturium sedangkan penelitian
naturalistik/kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah. Dalam penelitan
eksperimen ada perlakuan (treatmen), sedangkan dalam penelitian naturalistik
tidak ada perlakuan. Dengan demikian metode penelitian eskperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode
penelitian eksperimen adalah metode penelitian kuantitatif.
Contoh :
Penelitian ingin melihat akibat (efek) dari penggunaan metode pemberian tugas
untuk pelajaran sejarah dikelas II/A. Dalam hal ini penelitian menentukan kelas
II//B yang tidak diberi tugas sebagai kelompok pembanding. Pada akhir semester
prestasi sejarah anak-anak di kedua kelas tersebut dibandingkan. Kalau ada
perbedaan prestasi dari kelompok itu diperkirakan sebagai akibat dari pemberi
tugas.
Secara umum di dalam pembicaraan penelitian dikenal adanya dua jenis
penelitian eksperimen yaitu : eksperimen betul (true experiment) dan eksperimen
yang kedua ini dikenal sebagai penelitian pura-pura atau quasi experiment.
Sebagai ciri-ciri untuk penelitian eksperimen yang dikatakan sebagai eksperimen
betul adalah hal-hal yang disebutkan apabila persyaratan persyaratan seperti
yang dikehendaki dapat terwujud (Arikunto,2010:207).
Menurut Arikunto (2010:207), adapun persyaratan yang dikehendaki adalah
sebagi berikut :
1. Kondisi-kondisi yang ada di sekitar atau yang diperkirakan mempengaruhi
subjek yang digunakan untuk eksperimen :seyogianya
disingkirkan,sehingga apabila perlakuan sesuai dan ternyata ada perbedaan
antara hasil kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding maka
perbedaan hasil ini merupakan akibat dari adanya perlakuan.

11

2. Terdapat kelompok yang tidak diberi perlakuan yang difungsikan sebagai


pembanding bagi kelompok yang diberi perlakuan. Pada akhir eksperimen
hasil pada kedua kelompok dibandingkan.. Perbedaan hasil akan merupakan
efek dari pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen.
3. Sebelum dilaksanakan eksperimen dilakukan kondisi kedua kelompok
diusahakan sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul
merupakan hasil ada dan tidaknya perlakuan.
4. Apabila penelitian eksperimen dilakukan terhadap orang, diharapkan bahwa
para anggota kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding tidak
terpengaruh akan status mereka sehingga hasil eksperimen tidak terkena
Hawthorne effect dan atau john henry effect.
Catatan :
Hawthorne effect adalah efek sampingan yang disebabkan karena anggota
kelompok eksperimen mengetahui statusnya sehingga hasil akhir tidak
semurni yang diharapkan.
john henry effect adalah efek sampingan yang disebabkan karena anggota
kelompok pembanding menyadari statusnya sehingga ada upaya ekstra dari
mereka untuk menyamai hasil kelompok eksperimen dan hasil akhir tidak
semurni yang diharapkan.
Di dalam penelitian eksperimen peneliti mengupayakan untuk mengontrol
varians yaitu :
a. Memaksimalkan varians yang berhubungan dengan hipotesis penelitian.
b. Meminimalkan varians ekstra atau varians variable yang tidak
diharapkan yang tidak menjadi titik perhatian dalam kegiatan
eksperimen.
c. Meminimalkan kesalahan-kesalahan dalam memilih subjek, dalam
melakukan eksperimen dan dalam pengukuran hasil.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut adalah :
a. Peneliti mengambil subjek penelitian secara random (dengan cara acak
atau undian).
b. Peneliti mengelompokkan subjek ke dalam kelompok pertama dan
kedua secara random (acak,undian).
c. Peneliti menentukan mana kelompok eksperimen dan mana kelompok
pembanding juga secara random.
d. Jika peneliti tidak berhasil mengusahakan hal-hal yang dipersyaratkan
seperti disebutkan maka penelitian eksperimennya tidak dapat
dipandang sebagai eksperimen betul atau eksperimen murni. Jika tidak

12

murni maka kegiatan yang dilakukan dinamakan penelitian pura-pura


(quasi experiment).
Menurut Arikunto (2010:209), strategi dan langkah-langkah penelitian
eksperimen pada dasarnya sama dengan strategi dan langkah-langkah
penelitian pada umumnya, yaitu :
1. Calon peneliti mengadakan studi literatur untuk menemukan permasalahan.
2. Mengadakan identifikasi dan merumuskan permasalahan.
3. Merumuskan batasan istilah, pembatas variable, hipotesis, dan dukungan
teori.
4. Menyusun rencana eksperimen :
a. Mengidentifikasikan semua variabel non eksperimen yang sekiranya
akan mengganggu hasil eksperimen dan menentukan bagaimana
mengontrol variabel-variabel tersebut.
b. Memilih desain atau model eksperimen.
c. Memilih sampel yang reprensentatif (merupakan wakil yang dapat
dipercaya) dari subjek yang termasuk dalam populasi.
d. Menggolongkan wakil subjek ke dalam dua kelompok, disusul dengan
penentuan kelompok eksperimen yang tepat untuk mengukur hasil
pemberian perlakuan.
e. Memilih dan menyusun instrumen yang tepat untuk mengukur hasil
f.

pemberian perlakuan
Pembuat garis besar prosedur pengumpulan data dan melakukan uji
coba instumen dan eksperimen agar apabila sampai pada pelaksanaan,
baik eksperimen maupun instrumen pengukur hasil sudag betul-betul

sempurna.
g. Merumuskan hipotesis nol atau hipotesis statistik.
5. Melaksanakan eksperimen:
6. Memilih data sedemikian rupa sehingga yang terkumpul hanya data yang
menggambarkan hasil murni dari kelompok eksperimen maupun kelompok
pembanding.
7. Menggunakan teknik yang tepat untuk menguji signitifikansi agar dapat
diketahui secara cermat bagaimana hasil kegiatan eksperimen.
Ada tiga model eksperimen sebagai berikut :
1. Model pertama: Pretest-posttest control group design dengan satu macam
perlakuan. Di dalam model ini sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok
diberi tes awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (01). Kelompok

13

pembanding tidak diberi. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi


tes lagi sebagai post test (02).
Secara umum model pertama dapat diskemakan seperti berikut :
E : 01 X 02

P :0

1
2
Keterangan :
E = Simbol untuk kelompok eksperimen
P = Simbol untuk kelompok pembanding
Dengan skema seperti tergambar dapat diketahui bahwa efektivitas

perlakuan ditunjukkan oleh perbedaan antara ((01 02) Pada kelompok


eksperimen dengan ((02 01) pada kelompok pembanding.
2. Model kedua : Pretest-posttest control group design dengan dua macam
perlakuan. Model ini merupakan perluasan dari model pertama. Jika pada
model pertama perlakuan eksperimenkan hanya satu macam sehingga
hanya ada sebuah kelompok eksperimen, pada model kedua ada dua
macam perlakuan pada dua kelompok eksperimen. Dengan model ini
penelitian ingin mengecek ada tidaknya pengaruh pretest terhadap posttest,
atau dengan kata lain peneliti ingin mengecek ada tidaknya carry-over effect
dan atau practice-effect dari adanyab prestest.

E1 : 01 X 02
E1 : 01 X 02
P1 : 01

02

3. Model ketiga : Solonom four-group design


Model ini menambahkan dua kelompok dari kelompok asli yang ada pada
model pertama. Salah satu dari kelompok-kelompok yang ada ini diberi juga
perlakuan tetapi sebelumnya tidak diberi tes awal. Harapannya adalah
bahwa hasil pengukuran akhir tidak dipengaruhi oleh tes awal. Dengan kata
lain dengan model ini peneliti ingin mengecek pengaruh prestest terhadap
posttest dengan meniadakan pretest pada salah satu kelompok.
skema model ketiga adalah sebagai berikut :
E1 : 01 X 02
C1 : 01 X 02
E2 :
P

X 02

02

14

Sekor yang diperoleh dari eksperimen dengan model ini dapat


dianalisis untuk menentukan efek dari semua variabel yang terkait (program,
tes, awal, variabel yang diperkirakan mengganggu, dan sebagainya).
Contoh analisis :
Antara E1 dengan C1 : dapat diketahui efek perlakuan tetapi dipertanyakan
adanya efek tes awal.
Antara E1 dengan E2: dapat diketahui efek tes awal tetapi ada juga efek
perlakuan
Antara C1 dengan E2 : dapat diketahui perbedaan efek tes awal dengan efek
perlakuan.
Antara C1 dengan C2 : dapat diketahui perbedaan efek tes awal denga n efek
perlakuan.
Antara E1 dengan C2

dapat diketahui efek tes awal sekaligus perlakuan

Antara E1 dengan C2 : dapat diketahui efelk perlakuan saja.

Model-model eksperimen tidak murni antara lain sebagai berikut :


1. Model pertama : One shot case study, yaitu sebuah eksperimen yang
dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding dan juga tanpa tes awal.
Skema dari model ini adalah sebagai berikut:
X
0
Dengan model ini peneliti tujuannya sederhana yaitu ingin mengetahui efek
dari perlakuan yang diberikan pada kelompok tanpa mengindahkan
pengaruh faktor lain.
2. Model kedua : one group pretest posstest design yaitu eksperimen yang
dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Model
ini lebih sempurna jika dibandingkan dengan model pertama karena sudah
menggunakan tes awal sehingga besarnya efek dari eksperimen dapat
diketahui dengan pasti.
Skema model kedua adalah
3. Model Ketiga :0Posttest
only control group design
1 X 02

15

Model ini sama dengan dua baris terakhir dari model solqmon. Penggunaan
model ini didasari asumsi bahwa kelompok eksperimen dan kelompok
pembanding yang diambil melalui undian sudah betul-betul ekuivalen.
Skema model ini adalah :
E : x

C :

Rancangan eksperimen semu (quasi experiment design)


Untuk penelitian lapangan, biasanya menggunakan rancangan
eksperimen semu (quasi experiment). Disain in tidak mempunyai pembatasan
yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol
ancaman-ancaman validitas. Disebut eksperimen semu karena ini belum atau
tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen sebenarnya, karena variabelvariabel yang seharusnya dikontrol atau dimanipulasi tidak dapat atau sulit
dilakukan. Oleh sebab itu, validitas penelitian menjadi cukup untuk disebut
sebagai eksperimen yang sebenarnya.
Oleh karena perbedaan utama antara penelitian eksperimen sungguhan
(true experiment) dan penelitian eksperimen semu (quasi experiment), terletak
pada randomisasi (randomization), maka rancangan penelitian eksperimen
sungguhan tersebut di atas juga dapat digunakan sebagai rancangan penelitian
eksperimen semu, tanpa atau tidak menggunakan symbol (R) atau
(Randomization). Rancangan-rancangan baik penelitian eksperimen sungguhan
maupun eksperimen semu dapat diperluas dengan rancangan-rancangan yang
lain, sebagai berikut :
1. Rancangan Rangkaian Waktu (Time Series Design)
Rancangan ini seperti rancangan pretest posttest, kecuali mempunyai
keuntungan dengan melakukan observasi (pengukuhan yang berulangulang). sebelum dan sesudah perlakuan.
Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut :
Pretest
Perlakuan

Posttest

01 02 03 04
X
05 06 07 08
Dengan menggunakan serangkaian observasi (tes), dapat memungkinkan
validitasnya lebih tinggi. Karena pada rancangan pretes postes,
kemungkinan hasil 02 dipengaruhi oleh faktor lain diluar perlakuan sangat
besar. Sedangkan pada rancangan ini, oleh karena observasi dilakukan lebih

16

dari satu kali (baik sebelum maupun sesudah perlakuan), maka pengaruh
faktor luar tersebut dapat dikurangi.
2. Rancangan Rangkaian Waktu dengan Kelompok Pembanding (Control Time
Series Design)
Pada dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya
saja menggunakan kelompok pebandingan (Kontrol). Rancangan ini lebih
memungkinkan dari rancangan ini lebih menjamin adanya validitas internal
yang tinggi. Bentuk rancangan tersebut adalah sebagaimana tercantum
sebagai berikut :
Pretest
Kel.
Kel.Kontrol

01 02 03
01 02 03

Pelakuan

X
X

04 05 06 07
04 05 06 07

Posttest
Eksperimen

3. Rancangan Non Equivalent Control Group


Dalam penelitian lapangan, biasanya lebih dimungkinkan untuk
membandingkan hasil intervensi program kesehatan dengan suatu
kelompok control yang serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benar-benar
sama. mislanya, kita akan melakukan studi tentang pengaruh pelatihan
kader terhadap cakupan posyandu. Kelompok kader yang akan diberikan
pelatihan, tidak mungkin sama betul dengan kelompok kader yang tidak
akan diberi pelatihan (kelompok kontrol).
Bentuk rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Poster
01
01

X
X

Perlakuan

Posttest

Kel. Ekserimen

02
02

Kel. Kontrol

Di samping keempat rancangan eksperimen semu ini, rancangan-rancangan


eksperimen sungguhan (true experiment) juga dapat digunakan dalam
penelitian eksperimen semu, hanya simbul R (randomisasi) tidak dilakukan
atau diabaikan.

17

BAB 3
KESIMPULAN
1. Penelitian eksperimen merupakan salah satu metode yang memerlukan
persyaratan paling ketat guna mencapai tujuan penelitian khususnya untuk
menentukan hubungan sebab akibat.
2. Dalam penelitian eksperimen variabel-variabel yang diidentifikasi ke dalam
dua kelompok variabel bebas dan bariabel terikat sudah dibangun secara
tegas sejak awal penelitian.
3. Dilihat dari aspek prosesnya tempat kejadian, penelitian eksperimen dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu penelitian di laboratorium dan
penelitian lapangan atau di luar laboratorium.
4. Penelitian eksperimen mempunyai tigaa ciri penting yang selalu
menyertainya, yaitu adanya manipulasi secara terencana, kontrol terhadap
variabel, dan observasi terhadap proses eksperimen.
5. Kegiatan mengontrol variabel mempunyai peranan penting. Karena dengan
adanya kontrol variabel tersebut, peneliti dapat melakukan pengukuran
secara cermat terhadap setiap perubahan penampilan variabel terikat.

18

6. Desain penelitian merupakan penggambaran secara jelas hubungan antar


variabel yang dimanfaatkan dalam menyusun hipotesis penelitian dan
tindakan yang perlu diambil dalam proses eksperimen selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Darwis, R. (2012). Jurnal Desain Penelitian Pendidikan. (Online). (https://www.scr
ibd.com/doc/85208617/Jurnal-Desain-Penelitian-Eksperimen, diakses
pada tanggal 23 September 2016).
Jaedun, A. (2011). Metode Penelitian Eksperimen. (Online). (http://staff.uny.ac.id/
sites/default/files/pengabdian/drs-amat-jaedun-mpd/metode-penelitian-eksp
erimen.pdf, diakses pada tanggal 23 September 2016).
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta.

19

Anda mungkin juga menyukai