3. Uterus (Rahim)
Uterus (rahim) merupakan suatu rongga pertemuan dari dua
saluran tuba Fallopii bagian kiri dan kanan. Uterus berbentuk seperti
buah pir, dengaukuran panjang sekitar 7 cm dan lebar sekitar 4–5
cm. Namun, pada saat kehamilan uterus mampu menampung bayi
dengan panjang 45 cm dan berat hingga 4 kg. Uterus diikat oleh 6
buah ligamen. Bagian uterus yang berbatasan dengan vagina
menyempit membentuk leher rahim (cervix). Dinding uterus terdiri
atas 3 lapisan penyusun, yakni lapisan terluar (perimetrium), lapisan
tengah yang tersusun atas jaringan otot polos (miometrium), dan
selaput rahim/lapisan terdalam (endometrium). Lapisan endometrium
mengandung banyak pembuluh darah dan lendir. Ketika terjadi
ovulasi, lapisan endometrium akan menebal, tetapi ketika menstruasi
lapisan endometrium akan meluruh. Fungsi uterus (rahim) adalah
sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya janin.
Uterus dibagi atas tiga bagian, yakni :
a. Fundus, adalah bagain uterus proksimal di atas muara tuba
Fallopi yang mirip dengan kubah. Pada bagian ini tuba fallopii
masuk ke uterus.
b. Korpus (badan uterus). Korpus biasanya bengkok ke arah
depan. Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali
dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang
bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan,
dinding ototnya mengerut sehingga bayi terdorong keluar melalui
serviks dan vagina. Lapisan dalam dari korpus disebut
endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi,
endometrium akan menebal dan akan meluruh kembali jika tidak
terjadi fertilisasi.
c. Serviks (leher uterus merupakan uterus bagian bawah yang
membuka ke arah vagina. Sebuah saluran yang melalui serviks
memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah
menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang
baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama
masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam sangat sempit
sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya.
Namun, pada proses persalinan saluran ini akan meregang
sehingga bayi bisa melewatinya. Saluran serviks dilapisi oleh
kelenjar tebal yang tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali
sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, viskositas
lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah
pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi kelenjar
penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang
hidup selama 2 – 3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke
atas melalui korpus dan masuk ke tuba fallopii untuk membuahi
sel telur.
G.Hormon Reproduksi
1. Hormon Reproduksi Pria
Hormon yang berperan pada reproduksi pria adalah sebagai berikut.
a. Testosterorn dihasilkan oleh testis berfungsi untuk diferensiasi
saluran kelamin dan genitalia luar pada janin, pertumbuhan serta
pemeliharaan tanda-tanda kelamin sekunder pria seperti
perkembangan organ genitalia, tumbuhnya kumis, penebalan pita
suara, meningkatkan laju metabolisme
b. Dihidrotestosteron (DHT) dihasilkan oleh testis untuk
pertumbuhan prenatal dan diferensiasi genitalia pria
c. Inhibin dan protein pengikat androgen dihasilkan oleh sel-sel
sertoli untuk merespon sekresi FSH
d. GnRH (Gonadotropin releasing hormone) dihasilkan oleh kelenjar
pituitari berfungsi merangsang kelenjar hipofisis untuk
mengeluarkan LH dan FSH serta mengatur mekanisme umpan
balik negatif dalam sintesis dan sekresi testosteron. Jika kadar
testosteron menurun produksi GnRH meningkat sehingga
menstimulasi sekresi FSH dan LH. FSH menstimulasi
spermatogenesis dan LH menstimlasi produksi testosteron
e. FSH (folicle stimulating hormone) dihasilkan oleh hipofisis
berfungsi dalam proses spermatogenesis
f. LH (Luteinizing hormone) merangsang sel-sel interstisial untuk
berkembang dan mensekresikan testosteron
2. Hormon reproduksi Wanita
a. GnRH dihasilkan oleh hipotalamus berfungsi merangsang hipofisis
untuk mensekresi FSH dan LH
b. FSH berfungsi merangsang ovarium untuk memproduksi estrogen
dan progesteron serta memacu pertumbuhan dan perkembangan
folikel
c. LH berfungsi merangsang ovarium untuk memproduksi estrogen
dan progesteron serta memacu pertumbuhan korpus luteum dan
ovulasi
d. Estrogen dihasilkan oleh ovarium (folikel dan korpus luetum) dan
plasenta. Estrogen berfungsi untuk pertumbuhan organ
reproduksi, kelenjar mamae, sekresi cairan pada serviks yang
memudahkan masuknya sperma ke uterus dan proses kelahiran
e. Progesteron dihasilkan oelh ovarium (korpus luteum dan plasenta)
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan endometrium uterus
untuk persiapan implantasi zigot, menghambat kontraksi uterus,
merangsang pertumbuhan sel-sel alveolar kelenjar mamae,
meningkatkan viskositas mukus serviks sehingga menghambat
masuknya sperma
f. HCG (Human chorionic gonadotropin) disekresikan oleh sel-sel
embrionik mulai hari ke 10 setelah fertilisasi berfungsi
mempertahankan estrogen dan progesteron oleh ovarium
g. Laktogen plasenta atau sommatomammotropin korionik disekresi
oleh plasenta serta berfungsi merangsang pertumbuhan kelenjar
mamae untuk persiapan laktasi dan menyediakan energi pada ibu
hamil
h. Tirotropin korionik disekresikan oleh plasenta berfungsi
meningkatkanlaju metabolisme pada ibu hamil
i. Relaksin disekresikan oleh korpus luteum berfungsi untuk
merelaksasiserviks dan fibrokartilago pada simfisis pubis sehingga
memudahkan kelahiran
j. Prolaktin dihasilkan oleh hipofisis berfungsi merangsang
pertumbuhan duktus dan alveolus pada kelenjar mamae dan
produksi air susu selama kehamilan
k. oksitosin disekresi oleh hipotalamus berfungsi merangsan
kontraksi otot polos uterus selama proses persalinan dan
merangsang kelenjar mamae untuk menghasilkan susu
l. Prostaglandin disekresikan oleh uterus berfungsi untuk
mempengaruhi robeknya folikel saat ovulasi dan merangsang
kontraksi uterus saat kelahiran
F. Gametogenesis
1. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan gamet jantan
(spermatozoa). Proses spermatogenesis berlangsung dalam tubulus
seminiferus dan memerlukan waktu sekitar 74 hari untuk
menyelesaikan prosesnya. Tahapan spermatogenesis adalah sebagai
berikut.
a. Mitosis; Pada tahap mitosis spermatogonium yang merupakan sel
induk spermatozoa berkromosom diploid mengalami pembelahan
mitosis dan berdiferensiasi menjadi spermatosit primer yang diploid
(2n)
b. Meiosis; Pada tahap meosis spermatosit primer (2n) akan mengalami
pembelahan meosis I menjadi 2 spermatosit sekunder yang haploid
(n) dilanjutkan dengan meosis II masing-masing membentuk 2 sel
spermatid (n)
c. Spermiogenesis; Pada tahap ini masing-masing spermatid (n)
mengalami maturasi (pematangan) menjadi spermatozoid (sperma).
Sperma berukuran sekitar 60 µm, terdiri atas bagian kepala,leher
dan ekor. Kepala sperma memiliki nukleus dan dilapisi dengan
akrosom yang mengandung enzim akrozim untuk menembus ovum.
Pada leher mengandung mitokondria yang memproduksi ATP untuk
pergerakan. Struktur spermatozoa dapat dilihat pada Gambar
2. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur atau ovum di
dalam ovarium wanita. Proses tersebut dimulai dengan pembentukan
bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal:oogonium) atau sel
induk telur yang bersifat diploid. Pada akhir bulan ketiga dari usia
fetus, semua oogonia selesai dibentuk.
Oogonia akan membelah secara mitosis menghasilkan oosit
primer. Oosit primer akan bermeiosis, tetapi hanya sampai pada fase
profase. Fase-fase berikutnya dari pembelahan meiosis akan
dilanjutkan setelah bayi lahir, yaitu setelah masa pubertas (usia
sekitar 11-14).
Pada saat bayi dilahirkan, ovarium mengandung sekitar 2 juta
oosit primer. Jumlah oosit tersebut akan berkurang setiap harinya
hingga masa pubertas tersisa sekitar 400.000.
Pada masa pubertas, maka oosit (primer) kembali bermeiosis.
Pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel haploid, satu sel
berukuran besar disebut oosit sekunder dan satu sel lainnya
berukuran lebih kecil disebut sel polosit primer.
Jika terjadi fertilisasi, maka oosit sekunder mengalami
pembelahan meiosis II dengan menghasilkan satu sel polosit
sekunder (badan kutub sekunder) dan satu sel berukuran normal,
disebut ootid. Ootid kelak akan berkembang menjadi ovum (sel telur).
Sel polosit primer membelah menghasilkan dua sel polosit sekunder.
Kedua sel polosit sekunder ini bergabung dengan satu sel polosit
sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan oosit sekunder.
Ketiga sel polosit sekunder akan mengalami degenerasi. Dengan
demikian, pada proses oogenesis hanya menghasilkan satu sel telur.
Gambar 9. Oogenesis.
Secara umum, sel telur (ovum) terdiri dari korona radiata, zona
pellusida dan membrane vitellin.
1) Korona radiata : merupakan lapisan terluar dari sel telur. Korona
radiata menyediakan protein esensial dan bertindak seperti
pembungkus gelembung, melindungi ovum saat berjalan menuruni
tuba falopi.
2) Zona pellusida: lapisan yang terletak pada bagian tengah dan
mengandung protein reseptor untuk spermatozoa dan mencegah
lebih dari satu sperma memasuki sel telur.
3) Membran vitellin : lapisan transparan di bagian dalam ovum.
Setelah lapisan vitelin terdapat membran plasma yang mengandung
sitoplasma. Di dalam sitoplasama terdapat inti, yolk (kuning telur) dan
protein
Korona Radiata
Nukleus
Sitoplasma
Membran vitellin
Zona pellusida
H.Fertilisasi
Fertilisasi merupakan penyatuan sperma dengan sel telur (oosit
sekunder) untuk membentuk zigot. Pada manusia, proses ini
berlangsung di dalam tubuh sehingga disebut fertilisasi internal.
Fertilisasi diawali dengan proses kopulasi. Pada saat itu, sekitar
350 juta sperma dipancarkan ke dalam vagina. Namun, hanya sebagian
kecil sperma yang berhasil mencapai permukaan sel telur. Beberapa
sperma berusaha masuk menembus lapisan pelindung sel telur yang
terdiri atas korona radiata, zona pelusida, dan membran plasma.
Pada umumnya, hanya satu sel sperma yang berhasil menembus
lapisan pelindung sel telur dan membuahi sel telur (fertilisasi).
Bersamaan dengan masuknya sperma, sel telur mengeluarkan senyawa
kimia tertentu yang berfungsi menghalangi sperma lainnya masuk ke
dalam sel telur. Selanjutnya, sel telur meneruskan pembelahan meiosis
II untuk menghasilkan sel kelamin yang haploid. Fertilisasi berlangsung
sempurna ketika inti sperma (haploid) melebur dengan inti sel telur
(haploid) sehingga membentuk zigot (diploid).
Zigot kemudian membelah secara mitosis di dalam oviduk dan
berlangsung secara berulang kali dalam perjalanannya menuju uterus.
Lebih kurang seminggu setelah fertilisasi, zigot telah berkembang
menjadi satu struktur bola berongga, disebut blastosis. Selanjutnya,
blastosis bergerak ke uterus dan tertanam di dinding uterus. Proses
demikian disebut implantasi.
plasenta.
dalam darah