Anda di halaman 1dari 25

BAB II ISI

A. STRUKTUR REPRODUKSI PRIA Organ reproduksi pria tidak terpisah dari saluran uretra dan sejajar dengan kelamin luar, terletak di bagian ginjal, membentuk kelenjar produksi berisi sel benih, dan membentuk struktur sekelilingnya.

SISTEM REPRODUKSI PRIA 1. Organ Reproduksi Bagian Luar a. Penis Penis terletak bergantung di depan skrotum. Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ujung penis disebut glans. Glands penis ini mengandung jaringan erektil dan berlanjut ke korpus spongiosum. Glans dilapisi lapisan kulit tipis berlipat, yang dapat ditarik ke proksimal disebut prepusium (kulit luar), prepusium ini dibuang saat dilkukan pembedahaan (sirkumsisi). Penis berfungsi sebagai penetrasi. Penetrasi pada wanita memungkinkan terjadinya deposisi semen dekat serviks uterus. Penis terdiri dari: 1) Akar (menempel pada didnding perut) 2) Badan (merupakan bagian tengah dari penis) 3) Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut). 4) Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di ujung glans penis. Dasar glans penis disebut korona. 5) Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis. Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil: 1) 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan. 2) Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

Bentuk penis: bulat lonjong, P : 7 11 cm (tidak ereksi), 12 18 cm (bila ereksi) b. Skrotum (kantung pelir) Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat). Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos).

2. Organ Reproduksi Dalam a. Testis Testis adalah organ lunak berbentuk oval dengan panjang 4-5 cm dan diameter 2,5 cm yang terletak di dalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri dari : 1) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus 2) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial. 3) Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis. a) Vas deferens Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Panjangnya 45 cm yang berawal dari ujung bawah epididimis, saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. b) Uretra Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis.

Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih. c) Kelenjar Prostat Kelenjar prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya merupakan kelenjar dan sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5 cm. Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu: Lobus posterior, Lobus lateral, Lobus anterior, Lobus medial. Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat. d) Vesikula seminalis. Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung pada dasar kandung kemih di depan rectum. Masing-masing vesicular memiliki panjang 5 cm dan menempel lebih erat pada kandung kemih dari pada pada rectum. Vesikula seminalis memproduksi sekitar 50-60 % dari total volume cairan semen. Komponen penting pada semen yang berasal dari vesukula seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin.Fungsi Vesika seminalis : Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen

SALURAN PENGELUARAN PADA ORGANREPRODUKSI PRIA 1. Epididimis Merupakan saluran halus yang panjangnya 6 m terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari testis. Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus

eferentis panjangnya 20 cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens. Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen. 2. Duktus Deferens Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.

BANGUNAN PENYOKONG ATAU PENYAMBUNG 1. Funikulus Spermatikus Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabutserabut saraf.

FISIOLOGI ALAT REPRODUKSI PRIA 1. Spermatogenesis Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahandan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. 2. Semen Semen berasal dari vas deferens, merupakan cairan yang berakhir diejakulasi. Semen berfungsi untuk mendorong sperma keluar dari duktus ejakulatorius dan uretra. Cairan dari vesikula seminalis membuat semen lebih kental. Enzim pembeku dari cairan prostat menyebabkan fibrinogen dari cairan vasikula seminalis membentuk kuagulum yang lemah. Sperma dapat hidup beberapa minggu dalam duktus genetali pria. Setelah sperma diejakulasi ke dalam semen, jangka hidup maksimal sperma hanya 24 48 jam. 3. Hormone
a. FSH (Follicle Stimulating Hormone)

FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli.
b. LH (Luteinizing Hormone)

LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi selsel Leydig untuk mensekresi testoteron.
c. Testosteron

Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder. Efek hormon testoteron pada pria: Sebelum lahir:
1) Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna 2) Mendorong penurunan testis ke skrotum

Efek reproduksi
1) Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi 2) Penting dalam spermatogenesis d. Estrogen

Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
e. Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis

B. SISTEM REPRODUKSI WANITA

ORGAN REPRODUKSI WANITA Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin /steroid dari poros

hormonal thalamus hypothalamus hipofisis adrenal ovarium. Selain itu terdapat organ/sistemekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi olehsiklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya. 1. GENITALIA EKSTERNA 1. Vulva (pukas) atau pudenda, meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat dilihat mulai dari pubis sampai perineum, yaitu mons veneris, labia mayora dan labia minora, klitoris, selaput darah (hymen), vestibulum, muara uretra, berbagai kelenjar, dan struktur vaskular. 2. Mons veneris atau mons pubis adalah bagian yang menonjol di atas simfisis dan pada perempuan setelah pubertas ditutup oleh rambut kemaluan. Pada perempuan umumnya batas atas rambut melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan ke bawah sampai ke sekitar anus dan paha. 3. Labia mayora (bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris. Labia mayora analog dengan skrotum pada pria. 4. Labia minora (bibir-bibir kecil atau nymphae) adalah suatu lipatan tipis dan kulit sebelah dalam bibir besar. Kulit yang meliputi bibir kecil mengandung banyak glandula sebasea (kelenjar-kelenjar lemak) dan juga ujung-ujung saraf yang menyebabkan bibir kecil sangat sensitif. Jaringan ikatnya mengandung banyak pembuluh darah dan beberapa otot polos yang menyebabkan bibir kecil ini dapat. mengembang. 5. Klitoris kira-kira sebesar kacang ijo, tertutup oleh preputium klitoridis dan terdiri atas glans klitoridis, korpus klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os pubis. Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh dengan urat saraf, sehingga sangat sensitif. 6. Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dan depan ke belakang dan dibatasi di depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di belakang oleh perineum (fourchette). 7. Bulbus Vestibuli sinistra et dekstra merupakan pengumpulan vena terletak di bawah selaput lendir vestibulum, dekat namus ossis pubis. Panjangnya 3-4 cm, lebarnya 1-2

cm dan tebalnya 0,5-1 cm. Bulbus vestibuli mengandung banyak pembuluh darah, sebagian tertutup oleh muskulus iskio kavernosus dan muskulus konstriktor vagina. 8. Introitus Vagina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Pada seorang Virgo selalu dilindungi oleh labia minora yang baru dapat dilihat jika bibir kecil ini dibuka. Introitus vagina ditutupi oleh selaput dara (himen). Himen ini mempunyai bentuk berbeda-beda, dan yang semilunar (bulan sabit) sampai yang berlubanglubang atau yang bersekat (septum). 9. Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Jaringan yang mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis.

2. GENETALIA INTERNA 1. Vagina (Liang Kemaluan/Liang Senggama) Setelah melewati introitus vagina, terdapat liang kemaluan (vagina) yang merupakan suatu penghubung antara. introitus vagina dan uterus. Dinding depan dan belakang vagina berdekatan satu sama lain, masing-masing panjangnya berkisar antara 6-8 cm dan 7-10 cm. Bentuk vagina sebelah dalam yang berlipat-lipat disebut rugae. 2. Uterus Uterus berbentuk seperti buah alpokat atau buah pir yang sedikit gepeng ke arah depan belakang. Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks ke depan dan membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri ke depan dan membentuk sudut dengan serviks uteri). Uterus rnempunyai tiga fungsi yaitu dalam siklus menstruasi sebagai peremajaan endometrium, dalam kehamilan sebagai tempat tumbuh dan berkembang janin, dan dalam persalinan berkontraksi sewaktu melahirkan dan sesudah melahirkan (Hacker, 2001). Uterus terdiri atas: a. Fundus uteri adalah bagian uterus proksimal; disitu kedua tuba Falloppii masuk ke uterus.

b. Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar. Pada kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang, rongga yang terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri (rongga rahim). c. Serviks uteri terdiri atas (1) pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio; (2) pars supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks yang berada di atas vagina. Saluran yang terdapat dalam serviks disebut kanalis servikalis, berbentuk seperti saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm. Saluran ini dilapisi oleh kelenjarkelenjar serviks, berbentuk sel-sel torak bersilia dan berfungsi sebagai reseptakulum seminis. Pintu saluran serviks sebelah dalam disebut ostium uteri internum dan pintu di vagina disebut ostium uteri eksternum. Berdasarkan perlekatannya pada vagina, serviks terbagi atas segmen vaginal dan supravaginal. Permukaan posterior segmen supravaginal tertutup peritoneum. Di bagian lateral, serviks menempel pada ligamentum kardinal; dan di bagian anterior, dipisahkan dan kandung kemih yang menutupinya oleh jaringan ikat longgar. Os ekstema terletak pada ujung bawah segmen vaginal serviks, yaitu porsio vaginalis. Secara histologik dari dalam ke luar, uterus terdiri atas (1) endometrium di korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri; (2) otot-otot polos; dan (3) lapisan serosa, yakni peritoneum viserale. Endometrium terdiri atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh darah yang berkeluk-keluk. Uterus diberi darah oleh arteria Uterina kiri dan kanan yang terdiri atas ramus asendens dan ramus desendens. Pembuluh darah ini berasal dari arteria Iliaka Interna (disebut juga arteria Hipogastrika) yang melalui dasar ligamentum latum masuk ke dalam uterus di daerah serviks kira-kira 1,5 cm di atas forniks lateralis vagina. Pembuluh darah lain yang memberi pula darah ke uterus adalah arteria Ovarika kiri dan kanan. 3. Tuba Falloppi Tuba falopi adalah saluran telur yang mengangkut ovum dari ovarium ke kavum uteri. Panjang rata rata 11-14 cm. Tuba Falloppi terdiri atas (1) pars irterstisialis, yaitu bagian yang terdapat di dinding uterus; (2) pars ismika merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya, (3) pars ampullaris, yaitu bagian yang berbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat konsepsi terjadi; dan (4) infundibulum, yaitu

bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunyai fimbriae. Fimbriae penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur dan selanjutnya menyalurkan telur ke dalam tuba. Bentuk infundibulum seperti anemon (sejenis binatang laut). 4. Ovarium (Indung Telur) Perempuan pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri. Mesovarium menggantung ovanium di bagian belakang ligamentum latum kiri dan kanan. Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.

FISIOLOGI REPRODUKSI WANITA 1. Menstruasi Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya yang disebut menstruasi (haid). Siklus menstruasi, selaput lender rahim dari hari ke hari terjadi perubahan yang berulang selama 1 bulan mengalami 4 masa (stadium):

a. Stadium Menstruasi (Desquamasi) Dalam masa ini endomatrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan

perdarahan, hanya lapisan tipis yang tertinggal yang disebut stratum basale. Stadium ini berlangsung selama 4 hari. Melalui haid, keluar darah, potongan-potongan endometrium, dan lendir dari serviks. Darah ini tidak membeku karena adanya fermen (biokatalisator) yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potonganpotongan mukosa. Banyaknya perdarahan selama haid kurang lebih 55cc. b. Stadium Post-Menstruum (Regenerasi) Luka yang terjadi karena endomatrium terlepas, berangsur-angsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang berasal dari sel epitel endometrium. Pada masa ini , tebal endometrium kira-kira 0,5mm. Fase ini berlangsung mulai stadium menstruasi awal dan berlangsung selama kurang lebih empat hari. c. Stadium Inter Menstruum (Proliferasi)

Pada masa ini endomatrium tumbuh menjadi tebal sekitar 3,5 mm. kelenjar-kelenjar tumbuh lebih cepat dari jaringan lain. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 haid sampai ke-14 dari hari pertama haid. d. Stadium pra Menstruum (Sekresi) Pada stadium ini endomatrium tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku-liku serta mengeluarkan getah. Dalam endomatrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai makanan untuk sel telur. Perubahan ini untuk mempersiapkan endometrium menerima sel telur telur. Fase ini berlangsung hari ke-14 sampai hari ke-28 haid. Kalau tidak terjadi kehamilan maka endomatrium dilepas dengan perdarahan dan berulang lagi siklus menstruasi. 2. Regulasi Hormonal Pada wanita terdapat releasing factor (RF) yang dikeluarkan dari hipotalamus ke hipofisis yang merangsang pengeluaran. Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH), keduanya dikeluarkan dari hipofisis anterior. a. Hormon Estrogen. Disekresi oleh sel-sel trache intravolikel ovarium, korpus latum dan plasenta, sebagian kecil oleh korteks adrenal. Estrogen mempermudah pertumbuhan folikel ovarium dan meningkatkan tuba uterine dan jumlah otot uterus dan kadar protein ontraktil uterus. Kerja estrogen pada uterus, vagina, dan beberapa jaringan lainnya menyangkut interaksi dan reseptor protein dalam sitoplasma sel. Pengaruh terhadap organ seksual, pembesaran tuba plopii, uterus, vagina, pangndepan lemak pada mons veneris, dan labia mengawali pertumbuhan mamae. Kelenjar mamae berkembang dengan cepat, tumbuh rambut pada pubis dan aksila serta kulit menjadi lembut. b. Hormon Progesteron. Hormone ini dihasilkan oleh korpus luteum dan plsenta, yang bertanggung jawab atas perubahan endometrium dan perubahan siklik dalam serviks dan vagina. Progesteron juga memilki penaruh anti-estrogenik pada sel-sel miometrium, ayng menurunkan kepekaan otot tersebut. Efek progesteron terhadap tuba falopii meningkatkan sekresi dan mukosa, pada kelenjar mamae meningkatkan perkembangan lobulus dan alveolus kelenjar mamae, keseimbangan elektrolit, peningkatan sekresi air dan natrium.

c. Follicle Stimulating Hormone (FSH). Mulai ditemukan pada gadis umur 11 tahun dan jumlahnya terus bertambah sampai dewasa. FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofise. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada

pembentukan/pemberian estrogen dalam jumlah yang cukup, suatu kesadaan yang terjadi pada saat kehamilan. d. Luteinizing Hormone (LH). LH juga menyebabkan penimbunan substansidari progesterone dalam sel granulosa. Bila estrogen dibentuk dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan penguran produksi FSH sedangkan prouksi LH bertambah hingga merangsang terjadinya ovulasi. e. Prolaktin (Luteotropin, LTH). Hormone ini ditemukan pada wanita yang mengalmi menstruasi, terbanyak pada urine wanita hamil, masa laktasi dan menopause dibentuk oleh sel alfa (asidofi) dari lobus anterior kelenjar hipofise. Fungsi hormone ini adalah mempertahankan produksi progesteron dari korpus luteum kelenjar hipofise, dirangsang dan diatur oleh pusat yang lebih tinggi hipotelamus untuk menghasilkan gonodotrophin releasing factor. 3. Pembuahan Pembuahan adalah penyatuan sperma dan sel telur yang telah dewasa/matang sehingga terbentuk zigot. Dengan menyatunya sperma ke dalam ovum terjadi pembuahan yaitu terjadinya individu baru. Peristiwa ini menjadikan pasangan kedua kromosom gamet, pihak jantan dan pihak betina yang semula hoplon, sehingga zigot terjadi dalam susunan diplon. Setelah terjadi pembuahan zigot mengalami pertumbuhan (embriologi). Awal pembuahan terjadi ketika sperma bergerak bersentuhan dengan sel telur dan sperma akan terkait oleh pengaruh semacam sekresi yang di keluarkan oleh sel telur. Perjalanan sperma ke tempat pembuahan: 1. Dalam tubuh laki-laki. Sperma dan sedikit plasma, mani keluar tubulus seminiferus mausk ke dalam vas deferens karena adanya tekanan volume dalam tubulus. Volume meningkat karena meningkatnya getaran sel sartoli berupa plasma dan merembesnya cairan dari ruangan antara tubuli sehingga dihasilkan penumpukan sperma. Dalam vas deferens sperma bergerak perlahan dan berlangsung beberapa hari. Gerakan ini disebabkan oleh meningkatnya produksi tubulus (sperma dan plasma) sehingga

mendesak yang di depan untuk maju dan gerakan mengayun silia dinding vas deferens sperma sendiri. Gerakan ini disebabkan oleh: a. Tekanan volume meningkat dari vas deferens b. Kerutan otot dinding epididimis c. Penumpukan getaran kelenjar dinding epididimis berupa plasma d. Kerutan otot dinding vas deferens, secara peristaltik, menyebabkan kerja pompa pengisap sehingga mani mengalir maju ke arah distal. Dari duktus epididimis mani masuk ke dalam vas deferens. Mani bergerak karena kerutan otot dinding karena koitus atau rangsangan seks yang kuat. Setelah menerima getah vesika seminalis berupa plasma pada muara vas deferens, jumlah plasma dan mani meningkat. Setelah menerima, saluran seminalis lapisan otot vas deferens lebih tebal sehingga memperkuat kerutan. Bagian vas deferens yang gembung disebut ampula. Bagian ini berfungsi tempat penyimpanan sementara, setelah menerima saluran vesika seminalis vas deferens disebut duktus ejakulatorius. Bagian ini memiliki klaoisan otot yang lebih tebal dari sebelumnya dan berkerut dengan kencang waktu koitus atau rangsangan seks yang kuat. 2. Dalam tubuh wanita: Mani dihantarkan ke dalam tubuh wanita melalui penis ketika koitus. Tempat pembuahan atau pertemuan sperma dan ovum sering terjadi di 1/3 bagian lateral tuba falopii. Sperma dalam tubuh wanita sesudah ejakulasi, ditampung pada bagian atas vagina dan untuk sampai ke tuba, sperma dipengaruhi oleh beberapa faktor. a. Gerakan berenang aktif sperma dengan bantuan ekornya b. Kekuatan antiperistaltik kelamin wanita atau daya aspirasi uterus c. Daya ejakulasi Tidak terdapatnya faktor-faktor di atas merupakan salah satu penyebab kemandulan. Kecepatan sperma dalam tubuh wanita 2,7 mm/menit. Perjalanan sperma itu beberapa puluh menit untuk sampai ke tempat pembuahan (30 menit - 3 jam). Perjalanan sperma terjadi dari infundibulum sampai ke tempat pembuahan memakan waktu beberapa menit. Gerakan sperma ini oleh kegiatan mengayun flagelumnya. Ketahanan sperma dalam tubuh wanita dalam saluran kelamin adalah 1

3 hari. Hal ini memegang peranan yang menentukan dalam perhitungan masa kesuburan atau masa pantang. 4. Pubertas dan Menarke Pubertas yaitu dimulainya kehidupan seksual dewasa, sedangkan menarke dimulainya menstruasi. Periode pubertas terjadi karena kelainan sekresi hormone gondotropin oleh hipofise yang perlahan dimuali pada tahun ke -8 kehidupan mencapai puncak pada saat terjadi menstruasi pada usia 11 16 tahun. Timbulnya pubertas dirangsang oleh beberapa proses pematangan yang berlangsung di daerah otak yaitu hipotalamus, dan system hormone ditandai dengan: a. Peningkatan sekresi estrogen pada pubertas b. Variasi siklus seksual bulanan c. Peningkatan sekesi estrogen lebih lanjut selama beberapa tahun per tama d. Terjadinya penurunan progresif dari sekresi estrogen menjelang akhir kehidupan seksual e. Hampir tidak ada sekresi estrogen dan hormone sesudah menopause Siklus seksual pada pubertas: bila lonjakan LH praovulasi tidak cukup besar maka ovulasi tidak berlangsung, yang disebut sebagai anovulatorik. Siklus anovulatorik biasanya terjadi selama beberapa siklus pertama sesudah pubertas atau beberapa bulan bahkan tahunan sebelum menopause. Hal ini mungkin karena lonjakan LH tidak cukup pada saat tersebutuntuk terjadinya uvulasi. 5. Menopause Menopause terjadi pada usia 45 50 tahun. Siklus seksual menjadi tidak teratur, ovulasi tidak menjadi selama beberapa siklus selama beberapa bulan atau beberapa tahun, dan terhenti sama sekali. Siklus berhenti dan hormone kelamin wanita menghilang dengan cepat sampai hormone tidak ada, yang disebut sebagai menopause. Penyebabnya adalah matinya ovarium. Sepanjang kehidupan seksual seorang wanita, kira kira 400 folikel hormone tumbuh dan berproliferasi, berates ratus ribu ovarium berdegenerasi. Pada usia 45 tahun hanya tinggal beberapa folikel yang dirangsang oleh FSH dan LH. Pada saat menopause produksi estrogen menjadi kosong yang menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis yang bermakna pada fungsi tubuh, ditandai dengan : a. Rasa panas kemerahan kulit yang eksteren

b. Sensasi psikis dari dispnea c. Rasa letih, gelisah, dan ansietas (rasa cemas yang berlebihan) d. Kadang kadang keadaan psikotik (gangguan kepribadian) e. Penurunan kekuatan tulang seluruh tubuh 6. Sirkulasi darah janin Peredearan darah yang terjadi pada bayi dalam kandungan agak berlainan dengan peredearan darah orang yang telah dilahirkan atau orang dewasa. Keistimewaan peredaran darah janin dalam kandungan yaitu oksigen dan zat makan yang diperlukan diambil dari darah ibu. Hal ini karena adanya: a. Foramen ovale : lubang antara atrium dekstra dan atrium sinistra. Lubang ini akan tertutup sesudah bayi lahir. b. Duktus Arteriosus botali : pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta. c. Duktus venosus : pembuluh darah yang menghubungkan umbilikalis dengan vena kava inferior. d. Plasenta : jaringan dinding rahim yang banyak mempunyai jonjot mengandung pembuluh darah tempat pertukaran zat yang diperlukan, yang diambil dari darah ibu dan yang tidak berguna dikeluarkan. Plasenta terbentuk kira kira minggu ke-8 kehamilan, merupakan bagian konsepsi yang menempel pada endometrium dan terikat kuat sampai bayi lahir. Fungsi plasenta menyediakan makanan untuk bayi dalam kandungan yang diambil dari darah ibu yang bekerja sebagai paru fetus dengan menyediakan oksigen, menyingkirkan sisa pembakaran dari janin, menghalangi mikro organisme penyakit masuk ke dalam janin. e. Vena umbilikalis, yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari plasenta ke peredaran darah janin. Darah yang dibawa banyak mengandung zat makanan dan oksigen. f. Arteri umbilikalis: pembuluh darah yang membawa darah janin ke plasenta, banyaknya 2 buah. Kedua pembuluh darah ini membawa zat sisa makanan dan karbondioksuda dari tubuh bayi ke dalam plasenta.

C. ANATOMI PANGGUL Panggul atau pelvis terdiri atas 2 bagian yaitu : 1. Bagian keras yang dibentuk oleh tulang 2. Bagian lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan ligamenta Bagian keras pelvis yang dibentuk oleh tulang ada 2 bagian yaitu : 1. Pelvis mayor, mendukung isi perut seperti usus, hati, ginjal, pankreas dll 2. Pelvis minor, tempat organ-organ genetalia internal seperti uterus, ovarium, vagina, kandung kemih. Tulang panggul terdiri dari 4 buah tulang yaitu : a) 2 buah tulang pangkal aha ( os coxae ) b) 1 buah tulang kelangkang (os sacrum) c) 1 buah tulang tungging (os coccygis)

a. TULANG PANGKAL PAHA (OS COXAE) Tulang coxae terdiri atas 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain. Batas os coxae dari articulatio sakroiliaka sampai pertengahan pubis. Ketiga tulang itu ialah : Tulang usus ( os illium), Tulang duduk ( os ischium), Tulang kemaluan ( os pubis ) 1) Tulang usus ( os illium ) Os illium terletak dari articulatio sakroilliaka sampai pinggir atas acetabulum. Batas atasnya merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut crista illiaca. Ujung depan maupun belakang dari crista illiaka menonjol terdiri atas 4 spina yaitu : Spina illiaka anterior superior (SIAS), Spina illiaka anterior inferior (SIAI), Spina illiaka posterior superior (SIPS), Spina illiaka posterior inferior (SIPI) 2) Tulang duduk (os ischium) Os ischium terletak dari foramen obsturatorium sampai pada pinggir atas acetabulum. Tonjolan yang ada pada ischium yaitu spina ischiadica. Tulang yang tebal yang menyangga berat badan pada saat duduk adalah tuber ischadicum. Bagian yang cekung besar sebelah atas disebut inchisura isciadica mayor. Bagian yang cekung kecil sebelah bawah disebut inchisura ischiadica minor.

3) Tulang kemaluan kemaluan ( os pubis ) Tulang yang membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul dinamakan foramen obturatorium. Bagian atas yang menonjol pada os pubis dinamakan ramus superior, cekungannya dinamakan linea inominata atau linea terminalis. Pertemuan kedua ramus superior dinamakan tepi atas simfisis. Pada bagian bawahnya dinamakan ramus inferior, pertemuan antara ramus inferior membentuk tepi bawah simfisis.

b. TULANG KELANGKANG ( OS SACRUM ) Tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar di atas dan meruncing ke bawah. Batas-batas dari os sacrum yaitu : 1. Articulatio sakro illiaca ( batas kanan dan kiri ) 2. Prosesus lumbal ke 5 ( batas belakang atas ) 3. Coccygis ( batas bawah ) 4. Promontorium ( batas depan atas ) Pada pertengahan basis terdapat titik menonjol digunakan sebagai petunjuk saat melakukan pengukuran panggul dalam dinamakan promontorium. Pada bagian anterior memanjng sampai illium dinamakan sayap sacrum. Lubang yang terdapat pada bagian depan dinamakan foramina sacralia anteriora. Lubang yang terdapat pada bagian belakang dinamakan foramina sacralia posteriora. Pada vertebra terdapat bagian yang berduri yang dinamakan krista sakralia.

c. TULANG TUNGGING ( OS COCCYGIS ) Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar. Coccygis bersifat lentur, kelenturannya mempengaruhi lebar dari ukuran panggul dalam. JARINGAN LUNAK PANGGUL Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamenta yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah, yang menutupi panggul dari bawah membentuk dasar panggul dan disebut diafragma pelvis.

Diafragma pelvis dari dalam ke luar terdiri atas : a. Musculus levator ani Terdiri atas 3 bagian, dari depan ke belakang dapat dikenal : 1. Musc. Pubo coccygeus dari os pubis ke septum anococcygeus. 2. Musc. Ilio coccygeus dari arcus tendineus m.levator ani ke os coccygis dan septum anococcygeus. 3. Musc. (ischio) coccygeus dari spina ischiadica ke pinggir sacrum dan coccygis. b. Antara m.pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut hiatus urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenitale. DAERAH PERINIUM Merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul, terdiri dari 2 bagian yaitu : 1. Regio analis di sebelah belakang, Terdapat m.sphincter ani externus yang mengelilingi anus 2. Regio urogenitalis, Terdapat : o M. Bulbo cavenosus, yang mengelilingi vulva o M. Ischio cavernosus o M. Transversus perinei superficialis

BENTUK-BENTUK PANGGUL Klasifikasi bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu: 1. PANGGUL GYNECOID Panggul paling baik untuk perempuan. Bentuk pintu atas panggul hampir bulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita. 2. PANGGUL ANDROID Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pria mempunyai jenis seperti ini. Panjang diameter transversa dekat dengan sakrum. Pada wanita ditemukan 15%.

3. PANGGUL ANTHROPOID Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Panjang diameter anteroposterior lebih besar dari pada diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35% pada wanita 4. PANGGUL PLATYPELOID Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% perempuan.

SUMBU PANGGUL Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan pusat-pusat dari beberapa bidang di dalam panggul berupa garis lurus di bagian atas sampai suatu titik sedikit di atas spina ischiadika dan kemudian melengkung ke depan di daerah PBP. Bagian atas dari jalan lahir merupakan silinder yang lurus tapi ujung bawahnya melengkung ke depan, ditentukan oleh perubahan dasar panggul karena desakan bagian depan anak. INCLINATIO PELVIS Inclinatio pelvis adalah sudut antara PAP dengan bidang sejajar pada wanita berdiri. Sudut ini sebesar 55 derajat. Besar dan kecilnya dapat mempengaruhi proses persalinan.

BIDANG-BIDANG PANGGUL 1. PINTU ATAS PANGGUL, Pintu atas panggul adalah batas atas dari panggul kecil. Bentuknya bulatan oval dengan panjang kesamping dan dibatasi oleh : Promontorium, Sayap sacrum, Linea terminalis, Ramus superior, Pinggir atas symphysis Biasanya 3 ukuran ditentukan dari PAP: 1) Ukuran muka belakang Dari promontorium ke pinggir atas symphysis (conjugata vera) dengan ukuran 11cm. Pada wanita hidup conjugata vera tak dapat diukur dengan langsung, tapi dapat diperhitungkan dari promontorium ke pinggir bawah symphysis

2) Ukuran melintang Adalah ukuran terbesar antara linea terminalis kanan dan kiri dengan jarak kurang lebih 13,5 cm 3) Ukuran serong Dari articulatio sacroilliaka ke tuberpubikum dari belahan panggul yang bertentangan, dengan jarak kurang lebih 13 cm.

BIDANG LUAS PANGGUL Yaitu bidang dengan ukuran terbesar. Ukuran muka belakang 12,75 cm, dan ukuran melintang 12,5 cm. Bidang ini tidak menimbulkan kesukaran dalam persalinan.

BIDANG SEMPIT PANGGUL Yaitu bidang dengan ukuran-ukuran terkecil. Bidang sempit panggul terdapat setinggi pinggir bawah symphysis, kedua spina ischiadicae dan memotong sacrum krang lebih 1-2 cm di atas ujung sacrum. Bidang ini paling sulit penilaiannya karena ukurannya paling kecil, dan sulit mengukurnya.

PINTU BAWAH PANGGUL Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama, ialah garis yang menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan. Puncak dari segitiga yang belakang adalah ujung os sacrum sedangkan segitiga depan dibatasi oleh arcus pubis. Pada pintu bawah panggul biasanya ditentukan oleh 3 ukuran yaitu : 1. Ukuran muka belakang, dari pinggir bawah symphysis ke ujung sacrum (11,5 cm) 2. Ukuran melintang, ukuran antara tuber ischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam (10,5cm) 3. Diameter sagitalis posterior, dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5cm)

BIDANG HODGE Bidang hodge untuk menentukan berapa jauh bagian depan anak itu turun ke dalam rongga panggul. Bidang hodge antara lain :

1. Hodge I, ialah setinggi pintu atas panggul 2. Hodge II, sejajar dengan hodge I setinggi tepi bawah symphisis 3. Hodge III, sejajar dengan hodge I setinggi spina ischiadica 4. Hodge IV, sejajar dengan hodge I setinggi ujung os coccygis

UKURAN-UKURAN PANGGUL 1. Ukuran dalam panggul a. Conjugata vera yaitu perbatasan dari tepi atas symphysis sampai ke promontorium, tidak dapat diukur secara klinis ( kurang lebih 11 cm ) b. Conjugata diagonalis yaitu tepi bawah symphysis sampai ke promontorium (kurang lebih 12-13 cm) Cara mengukur conjugata diagonalis 1. Dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah digerakkan ke atas sampai dapat meraba promontorium. 2. Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah symphysis dan tempat ini ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri. c. Diameter oblique (menyilang) yaitu articulatio saccroilliaka sampai tuber pubicum (12,5 cm) d. Diameter tranversal adalah jarak antara linea terminalis kiri dan kanan (13,5 cm ) 2. Ukuran luar panggul Ukuran luar panggul tidak dapat digunakan untuk penilaian apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa atau tidak. Walaupun begitu ukuran luar panggul dapat memberi petunjuk akan kemungkinan panggul sempit. Ukuran-ukuran luar panggul yaitu : a. Distania spinarum adalah jarak antara SIAS kiri dan kanan (26-28 cm) b. Distania cristarum adalah jarak antara crista iliaca kiri dan kanan (28-30 cm) c. Diastania boudeloque adalah jarak antara tepi atas symphysis sampai ruas lumbal ke 5 (18-20 cm) d. Lingkar panggul adalah dari tepi atas symphisys ke pertengahan SIAS lalu ke proxesus lumbal ke 5 kembali ke pertengahan SIAS dan kembali di tepi atas shymphisis (80-100 cm)

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin.(2009).Fisiologi

Tubuh

Manusia

untuk

Mahasiswa

Keperawatan

Edisi

2.Jakarta:Salemba Medika Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC Scott, J. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika Jarvis, Sarrah. 2011. Ensiklopedi Kesehatan Wanita. Jakarta: Erlangga Heffner, Linda. 2008. Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga Gibson, John. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran dengan bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, tetapi hal ini kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa dalam kehamilan terdapat masalah. Setelah proses kehamilan tersebut kemudian proses persalinan, proses persalinan merupakan suatu proses mekanik dimana suatu benda di dorong melalui ruangan oleh suatu tenaga. Benda yang didorong adalah janin, ruangan adalah panggul (Pelvis) untuk membuka serviks dan mendorong bayi keluar. Hal ini penting saat melahirkan karena mampu meregangkan untuk memungkinkan melakukan proses persalinan. Pembahasan tentang panggul wanita dimaksudkan adalah panggul kecil yang menentukan jalannya persalinan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana anatomi dan fisiologi system reproduksi pria? 2. Bagaimana anatomi dan fisiologi system reproduksi wanita? 3. Bagaimana anatomi panggul?

C. TUJUAN

1. Agar mahasiswa dapat menyebutkan anatomi dan fisiologi system reproduksi pria 2. Agar mahasiswa dapat menyebutkan anatomi dan fisiologi system reproduksi wanita 3. Agar mahasiswa dapat menyebutkan anatomi panggul

D. MANFAAT

1. Mahasiswa mengetahui anatomi dan fisiologi system reproduksi pria 2. Mahasiswa mengetahui anatomi dan fisiologi system reproduksi wanita 3. Mahasiswa mengetahui anatomi panggul

BAB III PENUTUP

A. SIMPULAN Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki penis dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma di t a n d a i d e n ga n mimpi basah pada usia puberta. Pada s ys t e m reproduksi

w a n i t a memiliki vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atuovum ditandai menarche pada usia antara 11 -16 tahun. Apabila terjadi pertemuana n t a r a s e l s p e r m a d a n s e l ov u m a k a n t e r j a di ke h a m i l a n ya n g a k a n b e r k e m b a n g menjadi janin.

B. SARAN Semoga materi ini bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang reproduksi yang dialami manusia. Dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam menerapkan keperawatan maternitas di rumah sakit.

KEPERAWATAN MATERNITAS
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA DAN ANATOMI PANGGUL

OLEH:
NI WAYAN DESSY CRISNADEWI (PO7120012084)

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN


TAHUN 2013/ 2014

Anda mungkin juga menyukai