Anda di halaman 1dari 14

Tugas Biologi

“Sistem Reproduksi”

Nama Kelompok:
1. Flaviana Kidi Sili Lamatokan
2. Geusephe A.A Djoja
3. Febrilia Chyntiara Keytimu
4. Agnes Anna

Semester 4 Mipa 1

SMAS BHAKTYARSA MAUMERE


1. SISTEM REPRODUKSI PRIA
Alat reproduksi pria terdiri dari alat kelamin luar dan bagian dalam, termasuk kelenjar
prostat, vas deferens dan uretra. Kesuburan dan sifat seksual seorang pria bergantung pada fungsi
normal sistem reproduksi pria, serta hormon yang dilepaskan dari otak. Alat reproduksi pria terbagi
atas eksternal dan internal. Berikut ini adalah penjelasannya

Alat Reprodusksi Eksternal


Sebagian besar sistem reproduksi pria terletak di luar rongga perut atau panggul. Bagian luar dari
sistem reproduksi pria meliputi penis, skrotum, dan testis.

1. Penis
Penis adalah organ pria untuk melakukan hubungan seksual yang memiliki tiga bagian:
 Akar, ini adalah bagian penis yang menempel di dinding perut.
 Tubuh atau batang, berbetuk seperti tabung atau silinder, tubuh penis terdiri dari
tiga ruang internal. Di dalam bilik-bilik ini ada jaringan ereksi khusus seperti spons,
yang berisi ribuan ruang besar yang terisi darah saat seorang pria terangsang secara
seksual.
Saat penis terisi darah, penis menjadi kaku dan ereksi, yang memungkinkan
penetrasi saat berhubungan seks. Kulit penis kendur dan elastis, memungkinkan
terjadinya perubahan ukuran penis selama ereksi
 Kelenjar, Ini adalah ujung penis yang berbentuk kerucut. Kelenjar, yang juga disebut
kepala penis, ditutupi dengan lapisan kulit longgar yang disebut kulup. Kulit ini
terkadang dihilangkan dalam prosedur yang disebut sunat
Tabung yang mengangkut air mani dan urine keluar dari tubuh terletak di ujung
kelenjar penis. Area ini juga mengandung banyak ujung saraf yang sensitif. Semen
adalah cairan yang mengandung sperma dan dikeluarkan (ejakulasi), melalui ujung
penis saat pria mencapai klimaks seksual (orgasme). Saat penis ereksi, aliran urine
tersumbat dari uretra, sehingga hanya air mani yang keluar saat orgasme.

2. Skrotum
Skrotum adalah kantong longgar seperti kulit yang menggantung di belakang penis. Skrotum
menahan testis dan mengandung banyak saraf serta pembuluh darah. Skrotum melindungi
testis dengan cara mengontrol suhu di area tersebut.
Untuk perkembangan sperma yang normal, suhu testis harus sedikit lebih dingin dari suhu
tubuh. Otot-otot khusus di dinding skrotum memungkinkannya berkontraksi
(mengencangkan) dan mengendur, menggerakkan testis lebih dekat ke tubuh untuk
kehangatan dan perlindungan.
3. Testis
Testis adalah organ oval seukuran buahzaitun yang sangat besar yang terletak di dalam
skrotum, diikat di kedua ujungnya oleh struktur yang disebut korda spermatika.
Testis bertanggung jawab memproduksi testosteron, hormon seks utama pria, dan untuk
memproduksi sperma. Di dalam testis terdapat gulungan tabung yang disebut tubulus
seminiferus. Tubulus ini bertanggung jawab untuk memproduksi sel sperma melalui proses
yang disebut spermatogenesis.
4. Epidismis
Epididimis adalah tabung panjang melingkar yang terletak di bagian belakang setiap testis. Ini
berfungsi membawa dan menyimpan sel sperma yang dibuat di testis. Testis juga memiliki
fungsi untuk mematangkan sperma sehingga siap melakukan pembuahan.

Alat Reproduksi Internal


Selain alat reproduksi eksternal, pria juga memiliki sistem reproduksi internal. Organ-organ tersebut
antara lain :

1. Vas Deferens
Merupakan tabung panjang berotot yang bergerak dari epididimis ke rongga panggul,
tepat di belakang kandung kemih. Vas deferens mengangkut sperma matang ke uretra
sebagai persiapan untuk ejakulasi.
2. Saluran Ejakulasi
Saluran ini dibentuk oleh perpaduan vas deferens dan vesikula seminalis. Saluran
ejakulasi bermuara di uretra.
3. Uretra
Uretra adalah saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh. Wanita
juga memiliki uretra, tapi pada pria, uretra juga memiliki fungsi tambahan untuk
mengeluarkan (ejakulasi) air mani saat mencapai orgasme.
4. Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis adalah kantong seperti kantung yang menempel pada vas deferens di
dekat dasar kandung kemih. Vesikula seminalis membuat cairan kaya gula (fruktosa) yang
memberi sperma sumber energi dan membantu kemampuan sperma untuk bergerak
(motilitas). Cairan vesikula seminalis membuat sebagian besar volume cairan ejakulasi,
atau ejakulasi.
5. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat adalah struktur seukuran kenari yang terletak di bawah kandung kemih
di depan rektum. Kelenjar prostat menyumbangkan cairan tambahan untuk ejakulasi.
Cairan prostat juga membantu menyehatkan sperma. Uretra, yang membawa ejakulasi
untuk dikeluarkan saat orgasme, mengalir melalui bagian tengah kelenjar prostat.
6. Kelenjar Bulbouretral
Kelenjar bulbouretral, atau kelenjar cowper, adalah struktur seukuran kacang yang
terletak di sisi uretra, tepat di bawah kelenjar prostat. Kelenjar ini menghasilkan cairan
bening dan licin yang bermuara langsung ke uretra. Cairan ini berfungsi untuk melumasi
uretra dan menetralkan keasaman yang mungkin ada karena sisa tetesan urine di uretra.

2. SISTEM REPRODUKSI WANITA


Organ reproduksi wanita mencakup dua bagian, yaitu struktur eksternal dan struktur
internal. Fungsi struktur reproduksi wanita eksternal (genital) adalah untuk melindungi organ genital
internal dari organisme luar dan berguna agar sperma dapat masuk ke dalam tubuh.

Alat Reproduksi Eksternal

1. Labia mayora
Labia mayora atau dikenal sebagai bibir besar berguna untuk membungkus, dan melindungi
organ reproduksi eksternal lainnya. Selama masa pubertas, pertumbuhan rambut
kemungkinan akan terjadi pada kulit labia mayora yang juga mengandung kelenjar keringat
dan minyak.
2. Labia Minora (Mengelilingi Lubang ke Vagina)
Labia minora atau dikenal sebagai bibir kecil biasanya memiliki berbagai jenis ukuran dan
bentuk. Labia minora terletak tepat di dalam labia mayora dan mengelilingi lubang ke vagina
(saluran rahim) serta uretra (saluran urin). Kulit pada labia minora sangat halus, mudah
teriritasi, dan bengkak.
3. Kelenjar Bartholin
Kelenjar bertholin terletak di sebelah lubang vagian pada setiap sisinya dan menghasilkan
sekresi berupa cairan lendir.
4. Klitoris
Klitoris adalah tempat bertemunya kedua labia minora yang memiliki tonjolan kecil dan
sangat sensitif terhadap rangsangan serta mampu ereksi. Klitoris ditutupi oleh lipatan kulit
yang disebut preputium, mirip dengan kulit di ujung penis.

Alat Reproduksi Internal

1. Vagina
Vagina adalah saluran yang memiliki tabung berotot guna menghubungkan leher rahim
dengan bagian luar tubuh. Lubang vagina juga berguna sebagai saluran untuk melahirkan
bayi.
2. Ovarium
Ovarium merupakan kelenjar kecil dengan bentuk oval yang terletak pada kedua sisi rahim.
Ovarium menghasilkan sel telur yang akan dilepaskan saat ovulasi serta memproduksi
hormon estrogen dan progesteron
3. Saluran Tuba
Saluran tuba adalah dua tabung tipis yang menghubungkan ovarium ke rahim. Proses
pembuahan biasa terjadi pada saluran tuba, sebelum pada akhirnya sel telur diangkut
menuju rahim agar dapat terbentuk janin.
4. Serviks
Serviks merupakan bagian utama rahim yang disebut korpus. Korpus dapat dengan mudah
mengembang untuk menopang bayi yang sedang berkembang. Saluran serviks
memungkinkan sperma masuk dan darah menstruasi keluar.
5. Rahim
Rahim merupakan sebuah organ berongga berbentuk seperti buah pir yang merupakan
rumah bagi janin. Jika terjadi kehamilan, sel telur yang telah dibuahi akan tertanam di dalam
rahim dan tumbuh menjadi janin, kemudian berkembang menjadi bayi.

3.SKEMA OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS


1. Skema Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di organ kelamin jantan
yaitu testis tempatnya di tubulus seminiferus. Spermatogenesis terdiri dari tiga fase, yaitu
spermatositogenesis, meiosis, spermiogenesis.

 Spermatositogenesis, pada fase ini spermatogonium membelah melalui tahap


pembelahan mitosis menghasilkan generasi sel baru berupa spermatosit.
 Meiosis, pada fase ini spermatosit mengalami 2 kali pembelahan secara berturutan
dengan mereduksi sampai ½ jumlah kromosom dan jumlah DNA per sel dan
menghasilkan spermatid.
 Spermiogenesis, pada fase ini spermatid mengalami proses sitodiferensiasi
sehingga menghasilkan spermatozoa. Sel sperma yang terbentuk tersebut bersifat
haploid (n).

Spermatogenesis tidak berlangsung secara serentak dalam semua tubulus seminiferus tetapi secara
bergelombang, siklus spermatogenesis berlangsung selama kurang lebih 64 hari.

Hormon-hormon yang berpengaruh

Hormon-hormon yang berperan dalam proses spermatogenesis adalah sebagai berikut:

 Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel ( Folicle Stimulating Hormon/ FSH)
dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/ LH)
 LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas,
androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
 FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan
memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
 Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.

2. Skema Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Tidak seperti
spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan,
oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu.

Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonium. Pembentukan
sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan.
Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonium yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan
siap memasuki tahap pembelahan.

Pada pembelahan pertama, semua oogonium membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer.
Selanjutnya, semua oosit primer membelah secara meiosis, tetapi hanya sampi fase profase I.
Pembelahan meiosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu
menghasilkan sekitar 200 ribu hingga 2 juta oosit primer, namun hanya sekitar 40 ribu yang tersisa
saat anak perempuan pubertas dan hanya 400 yang akan matang atau berkembang sempurna.
Memasuki masa pubertas, oosit primer melanjutkan pembelahan meiosis I, hasil pembelahan
tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel yang
berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.

Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan
meiosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu atu sel berkuran
normal disebut ootid dan satu sel lagi yang berkuran lebih kecil disebut badan polar sekunder.

Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari
pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami
perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami
degenerasi (hancur). Ovum atau sel telur yang matang diovulasikan (dikeluarkan dari ovarium)
selama siklus reproduksi perempuan.

Hormon-hormon yang berpengaruh

Dalam proses oogenesis terdapat beberapa hormon yang akan berpengaruh dalam proses ini. Tetapi,
pada setiap orang, proses pembentukan sel telur bisa berlangsung berbeda dari yang lain. Beberapa
hormon yang berpengaruh antara lain:

 Luteinizing hormone (hormon LH)


Hormon LH berfungsi mengatur sikus menstruasi dan juga ovulasi pada tubuh perempuan.
Tak hanya itu, hormon LH juga merangsang pelepasan sel telur.
 Follicle Stimulating Hormone (hormon FSH)
Selain hormon LH, hormon FSH juga dikenal sebagai hormon penting untuk reproduksi.
Ketika sel telur siap dibuahi, hormon FSH berfungsi untuk merangsang terjadinya ovulasi.
 Hormon Estrogen dan Progesteron
Hormon estrogen akan sangat penting untuk membantu perkembangan reproduksi. Lalu,
hormon progesteron yang akan bekerja untuk menebalkan dinding rahim sehingga sel telur
tersebut dapat berkembang.

Fase Setelah Oogenesis

Setelah terjadi oogenesis, terdapat fase dimana adanya proses pembentukan sel telur, yaitu
ovulasi. Normalnya, ovulasi terjadi sekitar 12 hari setelah hari pertama haid. Namun, rentang harinya
bisa berbeda antara tiap perempuan. Siklus menstruasi rata-rata berkisr 28 hari. Fase-fase ini
meliputi:
1. Fase Folikuler
Fase ini dimulai pada hari pertama menstruasi. Selama fase ini, hormon seperti FSH dan
LH akan dilepaskan dan merangsang pertumbuhan sekitar 15-20 sel telur di dalam
cangkangnya
2. Ovulasi
Fase ketika perempuan berada pada masa paling subur, berlangsung selama 28 hingga
48 jam. Sel telur yang telah matang bergerak ke arah tuba falopi dan pada fase inilah bisa
terjadi pembuahan saat sperma bertemu sel telur.
3. Fase Luteal
Fase ketiga adalah kondisi ketika sel telur matang tidak dibuahi sehingga produksi
hormon akan berhenti. Kemudian, sel telur akan larut perlahan dalam waktu 24 jam.
Begitu pula halnya dengan lapisan rahim, juga akan luruh sehingga terjadi menstruasi.

PROSES KEHAMILAN
Kehamilan pada wanita akan terjadi karena adanya beberapa proses sebagai berikut:

1. Ejakulasi pada Pria


Saat berhubungan seksual dengan pasangan, pria akan mencapai orgasme dan menghasilkan
ejakulasi. Ejakulasi yang dihasilkan ini akan mendorong cairan semen atau air mani yang
mengandung sperma masuk ke dalam g=vagina menuju leher rahim. Diperlukan minimal 15
juta sperma per ml (militer) saat ejakulasi agar proses kehamilan bisa terjadi.
Setelah ejakulasi, air mani yang sehat akan menyediakan energi bagi sel sperma selama
perjalanan menuju sel telur. Kekuatan ejakulasi memberikan dorongan kepada sperma rata-
rata 10 ml per jam untuk mencapai sel telur.
Sebaliknya, ketika penis dalam keadaan kering alias tidak ada cairan apa puin yang keluar,
kecil atau hampir tidak ada kemungkinan wanita bisa hamil. Sementara apabila anda tidak
sampai ejakulasi tapi penis masih basah karena cairan praejakulasi, tetapi ada peluang hamil.
2. Perjalanan menuju sel telur
Meskipun pria membutuhksn orgasme untuk melepaskan sperma, wanita tidak memerlukan
orgasme agar terjadi konsepsi. Setelah sperma masuk kedalam tubuh wanita, perjalanan
sperma mencari sel telur untuk dibuahi baru akan dimulai. Ini merupakan perjalanan yang
panjang bagi sperma dan tidak mudah untuk dilewati.
Terdapat berbagai tantangan untuk mencapai keberhasilan membuahi sel telur sehingga
terjadi proses kehamilan.
Tantangan pertama, yaitu lingkungan asam pada vagina yang membuat sperma tidak mampu
hidup lama di dalam vagina dan akhirnya mati.
Tantangan kedua, yaitu lendir serviks. Hanya sperma dengan kemampuan berenang paling
kuat yang dapat menembus lendir serviks ini.
3. Kemampuan sperma menuju sel Telur
Setelah berhasil melewati lendir serviks, sperma kemudian harus berenang sekitar 18 cm
dari serviks menuju rahim. Kemudian, sperma menuju tuba falopi untuk mencapai sel
telur.Pada tahap ini, sperma bisa terjebak ke tuba falopi yang salah atau bahkan bisa mati di
tengah pencariannya. Rata-rata sperma mampu berjalan sepanjang 2,5 cm setiap 15 menit.
Sperma yang mampu berenang sangat cepat mungkin mampu bertemu dengan sel telur
dalam waktu 45 menit. Namun, jika pergerakannya lambat, sperma butuh waktu hingga 12
jam untuk mencapai sel telur. Akan tetapi, hanya sperma terkuat yang dapat menembus
dinding luar sel telur.
4. Sperma berhasil bertemu sel telur
Ketika ada satu sperma yang berhasil masuk ke dalam inti sel telur, sel telur akan membentuk
pertahanan diri sehingga mencegah sperma lainnya masuk. Inilah proses pembuahan atau
konsepsi. Jika sperma tidak mampu bertemu dengan sel telur, sperma mampu bertahan
dalam tubuh wanita sampai tujuh hari. Ketika wanita melepaskan sel telur pada masa ini,
kesempatan untuk bisa hamil masih terbuka lebar.
5. Sperma dan sel telur membentuk zigot
Apabila sperma sudah berhasil bertemu dengan sel telur, pada tahap inilah proses
pembuahan berlanjut menjadi kehamilan. Sel-sel baru dengan jumlah sekitar 100 sel akan
membentuk bundelan yang disebut blastokista. Blastokista kemudian bergerak menuju
rahim. Prosesnya bisa memakan waktu sampai tiga hari atau lebih. Di dalam rahim,
blastokista akan menempel pada dinding rahim dan berkembang menjadi embrio dan
plasenta.
6. Hormon kehamilan terbentuk
Setelah mengalami darah implantasi pada proses kehamilan ini, lapisan rahim menjadi lebih
tebal dan leher rahim diselimuti oleh lendir serviks. Ini merupakan tempat janin akan
berkembang hingga waktunya dilahirkan. Dalam waktu 3 minggu, sel-sel tersebut mulai
tumbuh sebagai gumpalan dan sel saraf pertama bayi akan terbentuk.
Hormon kehamilan yang dikenal sebagai Hcg akan ada dalam darah sejak peredarahan
implamantasi terjadi. Ini adalah hormon yang terdeteksi dalam tes kehamilan.
7. Proses kehamilan trimester 1 (12 minggu)
Bayi yang sedang berkembang disebut embrio yang tumbuh sejak pembuahan terjadi pada
minggu kedelapan kehamilan. Pada proses kehamilan trimester pertama, tubuh akan
mengalami banyak perubahan. Perubahan hormonal mempengaruhi hampir semua organ
tubuh. Perubahan ini dapat memicu gejala bahkan pada minggu-minggu pertama kehamilan.
8. Proses kehamilan trimester 2 (13-28 minggu)
Pada proses kehamilan pada trimester kedua biasanya efek tidak nyaman di awal kehamilan
mulai berkurang seiring dengan penyesuaian tubuh dengan perubahan hormon. Pada proses
kehamilan ini pula, ibu hamil akan merasakan lebih banyak tekanan panggul.
9. Proses kehamilan Trimester 3 (29-40 minggu)
Rahim akan membesar mendorong diafragma pernapasan, sehingga ibu hamil mulai
merasakan sesak napas. Pergelangan kaki, tangan, kaki dan wajah mungkin membengkak
karena tubuh menahan lebih banyak cairan dan sirkulasi darahnya melambat.

PROSES PERSALINAN
Tubuh memiliki kemampuan alami untuk memberikan jalan keluar bagi bayi menjelang waktu
melahirkan normal. Otot-otot di sekitar jalan keluarnya bayi biasanya akan meregang dan melebar
sehingga bisa dilalui bayi dengan mudah saat proses melahirkan normal. Ada beberapa tahapan yang
dijalani ibu dalam proses persalinan atau melahirkan bayi dengan normal yaitu sbb

1. Tahap pertama: pembukaan leher rahim (serviks)


Tahap pertama dalam melahirkan atau persalinan normal dimulai ketika dirasakan
munculnya kontraksi secara teratur sehingga membuat serviks terbuka. Dibandingkan
tahapan yang lain, tahap persalinan normal pertama ini yang cenderung memakan waktu
yang paling lama dan panjang. Tahap melahirkan atau persalinan normal pertama ini dibagi
menjadi 3 fase (kala) utama, yakni
 Fase atau kala laten (awal)
Pada fase (kala) laten persalinan atau melahirkan normal, kontraksi muncul
bervariasi dan dapat berkisar dari ringan hingga kuat serta tidak teratur
Di tahap awal ini, kontraksi tersebut akan memicu penipisan dan pelebaran leher
rahim (serviks) kira-kira 3-4 cm. Kondisi ini bisa dimulai dari beberapa hari atau jam
sebelum melahirkan normal. Lama waktu berlangsungnya fase awal ini tidak bisa
diprediksi bisa terjadi sekitar 8-12 jam lamanya. Namun, rentang waktu tersebut
tidaklah mutlak. Kadang dapat berlangsung sangat cepat, bahkan terkadang juga bisa
cukup lama untuk beralih ke fase selanjutnya.
 Fase atau kala aktif
Memasuki fase aktif melahirkan normal, pembukaan lahiran dari leher rahim atau
serviks lebih lebar lagi. Jika sebelumnya hanya sekitar 3-4 cm, kini seviks bisa
melebar kira-kira 4-9 cm. Salah satu faktornya karena kekuatan kontraksi di fase ini
juga bertambah besar. Selain sensasi dari kontraksi asli melahirkan yang bertambah
kuat, gejala lain selama fase ini bisa meliputi sakit punggung, kram, dan perdarahan.
Lama waktu fase aktif menjelang melahirkan normal biasanya berlangsung sekitar 3-
5 jam.
2. Tahap kedua: mengejan dan melahirkan bayi

Sebelum benar-benar timbul keinginan untuk mengejan, efek kontraksi yang kuat
seharusnya sudah mendorong posisi bayi. Kepala bayi biasanya telah berada di posisi cukup
rendah alias sudah sangat siap untuk keluar melalui vagina. Ketika serviks sudah terbuka
sepenuhnya, biasanya dianjurkan untuk mengejan. Kemudian tubuh bayi akan bergerak menuju
vagina yang merupakan jalan lahir bayi dengan cara normal. Proses mengejan selama
melahirkan normal ini bertujuan untuk mendorong bayi keluar. Lama waktu proses melahirkan
normal ini bisa berbeda-beda, mulai dari hitungan menit sampai jam. Ketika kepala bayi sudah
mulai menyentuh vagina, dokter akan melihat kepala bayi dan meminta untuk berhenti
mendorong dan mengambil napas. Hal ini akan memberikan waktu bagi otot perineum (otot di
antara vagina dan anus) untuk merenggang sehingga kemudian Anda akan melahirkan dengan
perlahan. Terkadang, dokter juga dapat melakukan prosedur episiotomi atau gunting vagina
untuk mempercepat jalannya proses kelahiran. Episiotomi adalah bedah kecil di mana kulit dan
otot perineum disayat untuk memperlebar vagina sehingga memudahkan jalan keluarnya bayi
saat lahir. Supaya tidak merasakan sakit, pasien akan diberikan bius lokal. Setelah bayi lahir,
sayatan ini kemudian akan dijahit kembali seperti semula.

3. Tahap ketiga : mengeluarkan plasenta


Plasenta adalah organ yang melindungi dan menjaga kehidupan bayi selama berada di dalam
kandungan. Dalam kondisi ini, rahim masih terus berkontraksi sehingga memicu plasenta
untuk keluar melalui vagina. Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan plasenta
dari dalam rahim. Pertama, dengan melibatkan tindakan guna mempercepat proses
kelahiran normal tahap ini. Kedua, berlangsung secara alami atau tanpa tindakan medis.
Pasien harus tetap berusaha mengejan sehingga plasenta lama-lama akan memisahkan diri
dari dinding rahim. Terakhir, plasenta keluar sendirinya melalui vagina
KELAINAN PADA ALAT REPRODUKSI
 Penyakit reproduksi pada perempuan
1. Vaginitis
Vaginitis terjadi karena adanya infeksi pada area vagina yang disebabkan
oleh beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan parasit. Infeksi ini
dapat terjadi akibat kurangnya higienitas area vagina, perubahan komposis
flora (komunitas bakteri) alami di vagina, maupun hubungan seksual.
Bila tidak diatasi dengan baik, vaginitis dapat mengganggu kualitas hidup
perempuan. Gejala yang sering didapatkan adalah keputihan pada vagian.
Keputihan ini diserta rasa gatal atau bau, dapat disertai berwaena
kekuningan atau kehijauan.
2. Condiloma Accuminata
Condiloma accuminata atau dikenal juga dengan kutil kelamin
merupakan penyakit sistem reproduksi wanita yang disebabkan oleh
virus yang bernama human papiloma (HPV), umumnya tipe risiko
rendah. Virus tersebut biasanya ditularkan melalui hubungan seksual
(terutama yang tidak menggunakan pelindung/kondom). Bila tidak
tertangani dengan baik, kutil kelamin dapat tumbuh terus menjadi
benjolan besar yang mengganggu, terkadang gatalnya mengganggu,
terkadang perih dan dapat terluka bila tergesek pakaian dalam.
Condiloma accuminata ditandai dengan timbulnya benjolan kulit.
Ukurannya dapat bervariasi mulai dari bintil-bintil yang sulit terlihat
sampai gundukan lebih besar menyerupai bunga kol (atau jengger
ayam). Benjolan ini dapat terasa gatal, namun dapat juga tidak terasa
gatal.
3. Kista Ovarium
Yang dimaksud kista adalah kantung berisi cairan dan ovarium adalah
organ reproduksi yang memproduksi sel benih perempuan/sel telur
dan hormon reproduksi perempuan. Dengan demikian, kista ovarium
adalah penyakit kista yang ditemukan pada indung telur bukan rahim.
Penyakit ini disebabkan perubahan sifat jaringan menjadi terlalu aktif
bertumbuh. Pada sebagian kecil kasus, perubahan sifat ini dapat
berubah lagi menjadi bersifat ganas dimana pertumbuhan jaringan
menjadi tidak terkendali sehingga menyebar dan merusak
jaringan/organ lainnya. Bila tidak ditangani dengan baik, kista ovarium
dapat terus tumbuh besar membuat benjolan dalam perut yang
mengganggu organ lain, dan apabila perempuan tersebut mengalami
kehamilan dapat mengganggu posisi janin. Pada beberapa kasus, kista
ovarium dapat terpuntir dan menimbulkan nyeri berat.Gejala kista
ovarium dapat berupa terasa benjolan di dalam perut bawah. Benjolan
ini dapat berukuran kecil, dapat pula membesar seiring berjalannya
waktu.
4. Kanker serviks
Kanker atau tumor ganas adalah penyakit di mana jaringan tubuh
bersifat ganas atau bertumbuh terus secara tidak terkendali dan dapat
menyebar serta merusak jaringan/organ lainnya. Serviks atau leher
rahim merupakan bagian dari rahim perempuan yang menghubungkan
rahim dengan vagina. Dengan pengertian tersebut, kanker serviks
merupakan penyakit kanker yang berasal dari jaringan serviks
perempuan. Kanker serviks utamanya disebabkan infeksi virus human
papilomavirus (HPV) terutama tipe risiko tinggi yang mengubah sifat
jaringan di serviks dari bersifat normal menjadi bersifat ganas. Bila
ditemukan sudah pada stadium lanjut (derajat penyakit sudah parah),
risiko menimbulkan kematian lebih besar. Kanker serviks dapat tidak
bergejala sampai memasuki stadium lanjut. Gejala yang dapat
dirasakan oleh perempuan dengan kanker serviks dapat berupa
keputihan yang berbau busuk, perdarahan pasca hubungan seksual,
dan sebagainya.
5. Radang panggul
Penyakit radang panggul disebabkan oleh infeksi yang terjadi pada
saluran telur dan indung telur perempuan yang terletak di rongga
panggul. Infeksi tersebut terjadi karena adanya bakteri yang merambat
melalui vagina, misalnya clamydia dan gonorrhea. Bakteri ini dapat
menular melalui hubungan seksual, terutama yang tidak menggunakan
pelindung/kondom. Penyakit ini bila terus berlanjut dapat
menimbulkan masalah infeksi berat, gangguan kesuburan, dan
kehamilan di luar rahim. Gejala yang dikeluhkan dapat berupa
keputihan yang berbau, berulang, dengan disertai demam dan nyeri di
area panggul.
6. Endometriosis
Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding
rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh. Jaringan tersebut dapat
tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus, atau bahkan di kandung
kemih. Jaringan yang salah tempat ini akan menyebabkan nyeri haid yang
hebat, perdarahan menstruasi yang deras, nyeri saat berhubungan seksual,
serta sulit hamil.
7. PCOS
PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi
kadar hormon wanita. Wanita yang menderita penyakit ini akan
menghasilkan hormon seks androgen dalam jumlah yang lebih banyak.
Akibatnya, penderita akan mengalami sulit hamil, serta menstruasi yang
tidak teratur atau bahkan tidak menstruasi sama sekali.
8. Miom
Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim. Tumor
pada miom terbentuk dari jaringan otot rahim. Penyakit pada sistem
reproduksi wanita ini sering menyerang wanita di usia produktif. Gejalanya
dapat berupa perdarahan dari vagina di luar masa haid, nyeri panggul, kram
atau nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin pipis, serta nyeri
saat berhubungan seksual.
 Penyakit reproduksi pada pria
1. Epididimitis
penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni saluran di
dalam skrotum yang menempel pada testis. Saluran ini berperan untuk
mengangkut serta menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis.
Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri, air mani
mengandung darah, nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, serta gangguan
kesuburan.

2. Orchitis
Orchitis adalah peradangan pada testis, yang biasanya disebabkan oleh infeksi
bakteri atau virus. Orchitis bisa menyerang salah satu testis maupun keduanya
sekaligus. Sama seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar
bengkak dan nyeri. Bila tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan
kemandulan dan penurunan produksi hormon testosteron.
3. Gangguan prostat
Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran
kemih atau uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk
menyuburkan dan melindungi sperma. Gangguan pada prostat dapat berupa
peradangan prostat (prostatitis), pembesaran prostat (BPH), atau kanker
prostat.
4. Hipogonadisme
Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon
testosteron yang cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan
penurunan libido, gangguan produksi sperma dan fungsi organ-organ
reproduksi, serta infertilitas.
5. Masalah pada penis
Masalah pada penis meliputi disfungsi ereksi, kelainan bentuk penis, dan
kanker penis. Kondisi-kondisi ini dapat terjadi karena penyakit menular
seksual seperti herpes genita, HIV/AIDS, sifilis, dan gonore. Mengingat
penyakit ini dapat ditularkan, sangat penting untuk menjaga kesehatan
organ reproduksi dengan melakukan hubungan seksual yang aman. Sebab
salah satu akibat dari penyakit ini adalah kemandulan.

Anda mungkin juga menyukai