“Sistem Reproduksi”
Nama Kelompok:
1. Flaviana Kidi Sili Lamatokan
2. Geusephe A.A Djoja
3. Febrilia Chyntiara Keytimu
4. Agnes Anna
Semester 4 Mipa 1
1. Penis
Penis adalah organ pria untuk melakukan hubungan seksual yang memiliki tiga bagian:
Akar, ini adalah bagian penis yang menempel di dinding perut.
Tubuh atau batang, berbetuk seperti tabung atau silinder, tubuh penis terdiri dari
tiga ruang internal. Di dalam bilik-bilik ini ada jaringan ereksi khusus seperti spons,
yang berisi ribuan ruang besar yang terisi darah saat seorang pria terangsang secara
seksual.
Saat penis terisi darah, penis menjadi kaku dan ereksi, yang memungkinkan
penetrasi saat berhubungan seks. Kulit penis kendur dan elastis, memungkinkan
terjadinya perubahan ukuran penis selama ereksi
Kelenjar, Ini adalah ujung penis yang berbentuk kerucut. Kelenjar, yang juga disebut
kepala penis, ditutupi dengan lapisan kulit longgar yang disebut kulup. Kulit ini
terkadang dihilangkan dalam prosedur yang disebut sunat
Tabung yang mengangkut air mani dan urine keluar dari tubuh terletak di ujung
kelenjar penis. Area ini juga mengandung banyak ujung saraf yang sensitif. Semen
adalah cairan yang mengandung sperma dan dikeluarkan (ejakulasi), melalui ujung
penis saat pria mencapai klimaks seksual (orgasme). Saat penis ereksi, aliran urine
tersumbat dari uretra, sehingga hanya air mani yang keluar saat orgasme.
2. Skrotum
Skrotum adalah kantong longgar seperti kulit yang menggantung di belakang penis. Skrotum
menahan testis dan mengandung banyak saraf serta pembuluh darah. Skrotum melindungi
testis dengan cara mengontrol suhu di area tersebut.
Untuk perkembangan sperma yang normal, suhu testis harus sedikit lebih dingin dari suhu
tubuh. Otot-otot khusus di dinding skrotum memungkinkannya berkontraksi
(mengencangkan) dan mengendur, menggerakkan testis lebih dekat ke tubuh untuk
kehangatan dan perlindungan.
3. Testis
Testis adalah organ oval seukuran buahzaitun yang sangat besar yang terletak di dalam
skrotum, diikat di kedua ujungnya oleh struktur yang disebut korda spermatika.
Testis bertanggung jawab memproduksi testosteron, hormon seks utama pria, dan untuk
memproduksi sperma. Di dalam testis terdapat gulungan tabung yang disebut tubulus
seminiferus. Tubulus ini bertanggung jawab untuk memproduksi sel sperma melalui proses
yang disebut spermatogenesis.
4. Epidismis
Epididimis adalah tabung panjang melingkar yang terletak di bagian belakang setiap testis. Ini
berfungsi membawa dan menyimpan sel sperma yang dibuat di testis. Testis juga memiliki
fungsi untuk mematangkan sperma sehingga siap melakukan pembuahan.
1. Vas Deferens
Merupakan tabung panjang berotot yang bergerak dari epididimis ke rongga panggul,
tepat di belakang kandung kemih. Vas deferens mengangkut sperma matang ke uretra
sebagai persiapan untuk ejakulasi.
2. Saluran Ejakulasi
Saluran ini dibentuk oleh perpaduan vas deferens dan vesikula seminalis. Saluran
ejakulasi bermuara di uretra.
3. Uretra
Uretra adalah saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh. Wanita
juga memiliki uretra, tapi pada pria, uretra juga memiliki fungsi tambahan untuk
mengeluarkan (ejakulasi) air mani saat mencapai orgasme.
4. Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis adalah kantong seperti kantung yang menempel pada vas deferens di
dekat dasar kandung kemih. Vesikula seminalis membuat cairan kaya gula (fruktosa) yang
memberi sperma sumber energi dan membantu kemampuan sperma untuk bergerak
(motilitas). Cairan vesikula seminalis membuat sebagian besar volume cairan ejakulasi,
atau ejakulasi.
5. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat adalah struktur seukuran kenari yang terletak di bawah kandung kemih
di depan rektum. Kelenjar prostat menyumbangkan cairan tambahan untuk ejakulasi.
Cairan prostat juga membantu menyehatkan sperma. Uretra, yang membawa ejakulasi
untuk dikeluarkan saat orgasme, mengalir melalui bagian tengah kelenjar prostat.
6. Kelenjar Bulbouretral
Kelenjar bulbouretral, atau kelenjar cowper, adalah struktur seukuran kacang yang
terletak di sisi uretra, tepat di bawah kelenjar prostat. Kelenjar ini menghasilkan cairan
bening dan licin yang bermuara langsung ke uretra. Cairan ini berfungsi untuk melumasi
uretra dan menetralkan keasaman yang mungkin ada karena sisa tetesan urine di uretra.
1. Labia mayora
Labia mayora atau dikenal sebagai bibir besar berguna untuk membungkus, dan melindungi
organ reproduksi eksternal lainnya. Selama masa pubertas, pertumbuhan rambut
kemungkinan akan terjadi pada kulit labia mayora yang juga mengandung kelenjar keringat
dan minyak.
2. Labia Minora (Mengelilingi Lubang ke Vagina)
Labia minora atau dikenal sebagai bibir kecil biasanya memiliki berbagai jenis ukuran dan
bentuk. Labia minora terletak tepat di dalam labia mayora dan mengelilingi lubang ke vagina
(saluran rahim) serta uretra (saluran urin). Kulit pada labia minora sangat halus, mudah
teriritasi, dan bengkak.
3. Kelenjar Bartholin
Kelenjar bertholin terletak di sebelah lubang vagian pada setiap sisinya dan menghasilkan
sekresi berupa cairan lendir.
4. Klitoris
Klitoris adalah tempat bertemunya kedua labia minora yang memiliki tonjolan kecil dan
sangat sensitif terhadap rangsangan serta mampu ereksi. Klitoris ditutupi oleh lipatan kulit
yang disebut preputium, mirip dengan kulit di ujung penis.
1. Vagina
Vagina adalah saluran yang memiliki tabung berotot guna menghubungkan leher rahim
dengan bagian luar tubuh. Lubang vagina juga berguna sebagai saluran untuk melahirkan
bayi.
2. Ovarium
Ovarium merupakan kelenjar kecil dengan bentuk oval yang terletak pada kedua sisi rahim.
Ovarium menghasilkan sel telur yang akan dilepaskan saat ovulasi serta memproduksi
hormon estrogen dan progesteron
3. Saluran Tuba
Saluran tuba adalah dua tabung tipis yang menghubungkan ovarium ke rahim. Proses
pembuahan biasa terjadi pada saluran tuba, sebelum pada akhirnya sel telur diangkut
menuju rahim agar dapat terbentuk janin.
4. Serviks
Serviks merupakan bagian utama rahim yang disebut korpus. Korpus dapat dengan mudah
mengembang untuk menopang bayi yang sedang berkembang. Saluran serviks
memungkinkan sperma masuk dan darah menstruasi keluar.
5. Rahim
Rahim merupakan sebuah organ berongga berbentuk seperti buah pir yang merupakan
rumah bagi janin. Jika terjadi kehamilan, sel telur yang telah dibuahi akan tertanam di dalam
rahim dan tumbuh menjadi janin, kemudian berkembang menjadi bayi.
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di organ kelamin jantan
yaitu testis tempatnya di tubulus seminiferus. Spermatogenesis terdiri dari tiga fase, yaitu
spermatositogenesis, meiosis, spermiogenesis.
Spermatogenesis tidak berlangsung secara serentak dalam semua tubulus seminiferus tetapi secara
bergelombang, siklus spermatogenesis berlangsung selama kurang lebih 64 hari.
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel ( Folicle Stimulating Hormon/ FSH)
dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/ LH)
LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas,
androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan
memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.
2. Skema Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Tidak seperti
spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan,
oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu.
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonium. Pembentukan
sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan.
Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonium yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan
siap memasuki tahap pembelahan.
Pada pembelahan pertama, semua oogonium membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer.
Selanjutnya, semua oosit primer membelah secara meiosis, tetapi hanya sampi fase profase I.
Pembelahan meiosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu
menghasilkan sekitar 200 ribu hingga 2 juta oosit primer, namun hanya sekitar 40 ribu yang tersisa
saat anak perempuan pubertas dan hanya 400 yang akan matang atau berkembang sempurna.
Memasuki masa pubertas, oosit primer melanjutkan pembelahan meiosis I, hasil pembelahan
tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel yang
berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan
meiosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu atu sel berkuran
normal disebut ootid dan satu sel lagi yang berkuran lebih kecil disebut badan polar sekunder.
Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari
pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami
perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami
degenerasi (hancur). Ovum atau sel telur yang matang diovulasikan (dikeluarkan dari ovarium)
selama siklus reproduksi perempuan.
Dalam proses oogenesis terdapat beberapa hormon yang akan berpengaruh dalam proses ini. Tetapi,
pada setiap orang, proses pembentukan sel telur bisa berlangsung berbeda dari yang lain. Beberapa
hormon yang berpengaruh antara lain:
Setelah terjadi oogenesis, terdapat fase dimana adanya proses pembentukan sel telur, yaitu
ovulasi. Normalnya, ovulasi terjadi sekitar 12 hari setelah hari pertama haid. Namun, rentang harinya
bisa berbeda antara tiap perempuan. Siklus menstruasi rata-rata berkisr 28 hari. Fase-fase ini
meliputi:
1. Fase Folikuler
Fase ini dimulai pada hari pertama menstruasi. Selama fase ini, hormon seperti FSH dan
LH akan dilepaskan dan merangsang pertumbuhan sekitar 15-20 sel telur di dalam
cangkangnya
2. Ovulasi
Fase ketika perempuan berada pada masa paling subur, berlangsung selama 28 hingga
48 jam. Sel telur yang telah matang bergerak ke arah tuba falopi dan pada fase inilah bisa
terjadi pembuahan saat sperma bertemu sel telur.
3. Fase Luteal
Fase ketiga adalah kondisi ketika sel telur matang tidak dibuahi sehingga produksi
hormon akan berhenti. Kemudian, sel telur akan larut perlahan dalam waktu 24 jam.
Begitu pula halnya dengan lapisan rahim, juga akan luruh sehingga terjadi menstruasi.
PROSES KEHAMILAN
Kehamilan pada wanita akan terjadi karena adanya beberapa proses sebagai berikut:
PROSES PERSALINAN
Tubuh memiliki kemampuan alami untuk memberikan jalan keluar bagi bayi menjelang waktu
melahirkan normal. Otot-otot di sekitar jalan keluarnya bayi biasanya akan meregang dan melebar
sehingga bisa dilalui bayi dengan mudah saat proses melahirkan normal. Ada beberapa tahapan yang
dijalani ibu dalam proses persalinan atau melahirkan bayi dengan normal yaitu sbb
Sebelum benar-benar timbul keinginan untuk mengejan, efek kontraksi yang kuat
seharusnya sudah mendorong posisi bayi. Kepala bayi biasanya telah berada di posisi cukup
rendah alias sudah sangat siap untuk keluar melalui vagina. Ketika serviks sudah terbuka
sepenuhnya, biasanya dianjurkan untuk mengejan. Kemudian tubuh bayi akan bergerak menuju
vagina yang merupakan jalan lahir bayi dengan cara normal. Proses mengejan selama
melahirkan normal ini bertujuan untuk mendorong bayi keluar. Lama waktu proses melahirkan
normal ini bisa berbeda-beda, mulai dari hitungan menit sampai jam. Ketika kepala bayi sudah
mulai menyentuh vagina, dokter akan melihat kepala bayi dan meminta untuk berhenti
mendorong dan mengambil napas. Hal ini akan memberikan waktu bagi otot perineum (otot di
antara vagina dan anus) untuk merenggang sehingga kemudian Anda akan melahirkan dengan
perlahan. Terkadang, dokter juga dapat melakukan prosedur episiotomi atau gunting vagina
untuk mempercepat jalannya proses kelahiran. Episiotomi adalah bedah kecil di mana kulit dan
otot perineum disayat untuk memperlebar vagina sehingga memudahkan jalan keluarnya bayi
saat lahir. Supaya tidak merasakan sakit, pasien akan diberikan bius lokal. Setelah bayi lahir,
sayatan ini kemudian akan dijahit kembali seperti semula.
2. Orchitis
Orchitis adalah peradangan pada testis, yang biasanya disebabkan oleh infeksi
bakteri atau virus. Orchitis bisa menyerang salah satu testis maupun keduanya
sekaligus. Sama seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar
bengkak dan nyeri. Bila tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan
kemandulan dan penurunan produksi hormon testosteron.
3. Gangguan prostat
Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran
kemih atau uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk
menyuburkan dan melindungi sperma. Gangguan pada prostat dapat berupa
peradangan prostat (prostatitis), pembesaran prostat (BPH), atau kanker
prostat.
4. Hipogonadisme
Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon
testosteron yang cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan
penurunan libido, gangguan produksi sperma dan fungsi organ-organ
reproduksi, serta infertilitas.
5. Masalah pada penis
Masalah pada penis meliputi disfungsi ereksi, kelainan bentuk penis, dan
kanker penis. Kondisi-kondisi ini dapat terjadi karena penyakit menular
seksual seperti herpes genita, HIV/AIDS, sifilis, dan gonore. Mengingat
penyakit ini dapat ditularkan, sangat penting untuk menjaga kesehatan
organ reproduksi dengan melakukan hubungan seksual yang aman. Sebab
salah satu akibat dari penyakit ini adalah kemandulan.