Anda di halaman 1dari 17

I.

BAGIAN ALAT REPRODUKSI WANITA BESERTA FUNGSINYA

Alat reproduksi wanita terdiri dari berbagai bagian yang saling mendukung, agar
proses reproduksi bisa berjalan dengan baik. Terdiri dari bagian luar dan dalam,
organ-organ tersebut perlu dikenali lebih rinci agar Anda dapat lebih optimal dalam
menjaga kesehatannya.
A. 6 Alat reproduksi wanita bagian luar
Ada dua fungsi utama dari alat reproduksi wanita bagian luar, yaitu untuk
memudahkan sperma masuk ke dalam organ reproduksi bagian dalam, serta
melindunginya dari organisme penyebab infeksi.
Organ-organ reproduksi wanita bagian luar, dikelompokkan menjadi satu dalam
area yang disebut sebagai vulva. Berikut ini organ yang termasuk dalam sistem
reproduksi wanita bagian luar.
1. Mons pubis
Mons pubis adalah jaringan lemak yang mengelilingi tulang pubis. Jaringan
ini mengandung kelenjar untuk mengeluarkan minyak dengan feromon, yang
meningkatkan daya tarik seksual.
2. Labia mayor
Labia mayor merupakan pintu gerbang yang melindungi organ reproduksi
wanita bagian luar lainnya. Sesuai namanya, organ ini berukuran besar. Pada
labia mayor, terdapat kelenjar keringat dan sebaceous, yang memproduksi
cairan lubrikasi.
Saat seorang perempuan memasuki masa pubertas, labia mayor akan
mulai ditumbuhi oleh rambut kemaluan.
3. Labia minor
Labia minor terletak di sebelah dalam labia mayor, dan mengelilingi
pembukaan vagina serta uretra (saluran yang membawa urine dari kandung
kemih, ke luar tubuh).
Bentuk dan ukuran organ ini dapat berbeda pada tiap individu.
Permukaannya pun sangat rapuh dan sensitif, sehingga membuatnya mudah
mengalami iritasi dan pembengkakan.
3. Klitoris
Labia minor sisi kiri dan kanan, bertemu di tengah atas, yaitu pada klitoris.
Klitoris adalah benjolan kecil yang sangat sensitif terhadap rangsangan. Bisa
dibilang, organ ini memiliki fungsi serupa penis pada pria.
Klitoris ditutupi oleh lipatan kulit yang dinamakan prepuce. Seperti halnya
penis, klitoris juga dapat mengalami ereksi.
4. Vestibular bulbs
Vestibular bulbs adalah dua bagian panjang pada pembukaan vagina, yang
berisi jaringan erektil. Saat seorang wanita merasa terangsang, bagian ini akan
terisi banyak darah, dan membesar.
Setelah wanita mengalami orgasme, darah di dalam jaringan tersebut akan
kembali mengalir ke tubuh.
6. Kelenjar bartolin
Kelenjar bartolin memiliki ukuran kecil, berbentuk seperti kacang yang
berada di pembukaan vagina. Fungsi organ ini adalah untuk mengeluarkan
lendir dan melumasi vagina, saat melakukan hubungan seksual.
B. Alat reproduksi wanita bagian dalam
Lebih dalam dari vulva, terdapat organ reproduksi wanita bagian dalam. Berikut
ini adalah bagian-bagian yang termasuk di dalamnya.
1. Vagina
Vagina adalah suatu area dengan bentuk seperti saluran, yang lentur dan
berotot. Vagina terletak di antara uretra dan rektum (anus), dengan panjang
sekitar 7,5-10 cm.
Bagian atas vagina terhubung dengan serviks. Sementara itu, bagian
bawahnya terbuka ke arah luar.
Saat seorang perempuan melakukan hubungan seksual, vagina akan
merenggang, melebar, dan dipenuhi oleh aliran darah, sebagai persiapan dari
penetrasi. Vagina juga merupakan saluran tempat keluarnya lendir seviks dan
darah menstruasi.
Saat proses persalinan, bayi akan keluar dari uterus menuju ke saluran
vagina.
2. Serviks
Serviks atau leher rahim adalah bagian bawah dari rahim yang
menghubungkan rahim dengan vagina. Serviks berbentuk seperti tabung, yang
berfungsi untuk melindungi rahim dari infeksi, dan sebagai jalan masuk sperma
saat berhubungan seksual.
3. Uterus
Uterus atau rahim adalah suatu ruang kosong yang berbentuk seperti buah
pir dan berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin. Uterus terletak di
antara kandung kemih dan rektum.
4. Tuba falopi
Tuba falopi atau saluran tuba berbentuk seperti pembuluh kecil yang
menempel pada bagian atas rahim. Organ ini berfungsi sebagai jalan yang
dilalui oleh sel telur, untuk berpindah dari ovarium ke rahim.
Tuba falopi juga merupakan tempat terjadinya pembuahan. Setelah
pembuahan terjadi, sel telur yang telah dibuahi, kemudian bergerak menuju
rahim, untuk ditanamkan di dinding rahim.
5. Ovarium
Ovarium atau indung telur adalah jaringan kecil berbentuk oval yang berada
di rahim. Ovarium berfungsi untuk memproduksi sel telur dan hormon seks
perempuan, yang kemudian akan dilepaskan ke aliran darah.
C. Fungsi organ reproduksi wanita
Fungsi utama dari organ reproduksi wanita adalah memproduksi sel telur untuk
pembuahan. Selain itu, organ-organ ini juga berfungsi sebagai tempat
berkembangnya janin.
Agar fungsinya bisa berjalan dengan baik, sistem reproduksi wanita memiliki
struktur tersendiri untuk mempertemukan sperma dan sel telur.
Sistem reproduksi wanita memproduksi sendiri hormon yang dibutuhkan untuk
mengontrol siklus menstruasi bulanan. Hormon ini lah yang kemudian akan memicu
perkembangan sel telur serta pelepasannya setiap bulan. Proses ini disebut juga
dengan ovulasi.
Jika salah satu sel telur ada berhasil dibuahi oleh sperma, maka akan terjadi
kehamilan.
Hormon-hormon tersebut juga akan membantu mempersiapkan rahim, agar
bayi dapat berkembang dengan baik di dalamnya, dan menghentikan proses
ovulasi selama kehamilan.
D. Cara kerja sistem reproduksi wanita
Aktivitas sistem reproduksi wanita dikontrol oleh hormon yang dilepaskan oleh
otak maupun ovarium. Kombinasi dari hormon-hormon ini lah yang kemudian akan
memulai siklus reproduksi pada wanita.
Lamanya siklus reproduksi atau siklus menstruasi seorang wanita umumnya
adalah 24-35 hari. Dalam jangka waktu tersebut, sel telur akan dibentuk dan
dimatangkan. Di waktu yang bersamaan, dinding rahim akan bersiap untuk
menerima sel telur yang dibuahi.
Jika pembuahan ternyata tidak terjadi selama siklus ini, maka dinding rahim
yang disiapkan untuk kehamilan tersebut akan luruh dan dikeluarkan dari dalam
tubuh. Proses inilah yang dinamakan menstruasi.
Darah menstruasi adalah hasil luruhan dinding rahim, yang tidak menerima sel
telur yang sudah dibuahi. Hari pertama menstruasi adalah hari pertama dari siklus
reproduksi kembali dimulai.
Begitu pentingnya peran organ reproduksi wanita, sehingga Anda perlu terus menjaga
kesehatannya. Periksakan kesehatan organ reproduksi Anda ke dokter secara rutin,
sebagai langkah awal pencegahan maupun perawatan, apabila ada penyakit yang
menyerang.

II. ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI DAN FUNGSINYA

Organ reproduksi laki-laki selama ini identik dengan penis, skrotum, maupun


bagian lain yang dapat terlihat mata. Padahal, masih banyak organ lain yang
menyusun suatu sistem reproduksi yang kompleks.
Mengenal lebih jauh tentang organ reproduksi laki-laki yang normal serta
fungsinya, dapat membantu Anda mengantisipasi kelainan di organ-organ tersebut,
seperti hipogonadisme.
A. Organ reproduksi laki-laki bagian eksternal
Organ reproduksi laki-laki sebenarnya terdiri dari bagian eksternal dan internal.
Mungkin selama ini Anda baru mengenal bagian eksternalnya. Namun sebenarnya,
bagian internal juga memiliki peran yang penting untuk tubuh seorang pria.
Berikut ini organ reproduksi laki-laki yang termasuk dalam bagian eksternal.
1. Penis
Penis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Akar atau basis. Bagian ini menempel pada dinding perut bagian bawah.
b. Batang penis
c. Kepala penis. Bagian ini ditutupi oleh lapisan kulit, yang akan dihilangkan
saat menjalani sunat.
Pada ujung kepala penis, terdapat lubang kecil yang merupakan bukaan
dari saluran kemih. Bagian ini nantinya akan menjadi tempat keluar dari semen
dan urine. Pada penis juga terdapat ujung-ujung saraf yang sensitif terhadap
rangsangan.
2. Skrotum
Skrotum merupakan bagian yang terlihat berbentuk seperti kantung.
Letaknya berada di belakang penis, dan merupakan tempat dari testikel, yang
biasa disebut dengan testis.
Pada skrotum juga terdapat banyak saraf dan pembuluh darah. Organ ini
pun berperan untuk mengatur suhu testis. Agar testis dapat memproduksi
sperma dengan baik, maka organ tersebut harus memiliki suhu yang sedikit
lebih rendah, dibandingkan suhu tubuh.
3. Testis
Organ berbentuk oval dengan ukuran sebesar biji zaitun ini terletak di
dalam skrotum. Pada umumnya, setiap pria masing-masing memiliki dua testis.
Testis berfungsi untuk menghasilkan testosteron, yang merupakan hormon
seks pada pria. Selain itu, organ ini juga berfungsi untuk memproduksi sperma.
4. Epididimis
Epididimis merupakan saluran panjang, yang terletak di belakang testis.
Organ ini berfungsi untuk membawa dan menyimpan sel sperma yang telah
diproduksi di testis.
Selain itu, organ ini juga berfungsi untuk mematangkan sperma yang
dibentuk oleh testis. Setelah matang, sperma baru dapat melakukan tugasnya
dalam membuahi sel telur.
Gambar organ reproduksi laki-laki

B. 6 Organ reproduksi laki-laki bagian internal


Organ reproduksi laki-laki bagian internal juga disebut sebagai organ aksesori.
Ada enam organ yang masuk ke dalam kelompok ini, yaitu:
1. Vas deferens
Organ ini merupakan saluran panjang dan tebal, mulai dari epididimis
hingga ke rongga panggul. Organ ini terletak di belakang kandung kemih. Vas
deferens berfungsi mengantar sperma matang ke uretra, sebagai persiapan
ejakulasi.
2. Vesikula seminalis
Vesikula seminalis merupakan organ berbentuk kantung yang menempel
pada vas deferens, di dekat bagian dasar kandung kemih. Organ ini berguna
dalam memproduksi cairan, sebagai pemberi energi sperma untuk bergerak.
3. Saluran ejakulasi
Saluran ini terbentuk dari gabungan vas deferens dan vesikula seminalis.
4. Saluran kemih
Organ ini disebut juga sebagai uretra, dan berfungsi untuk membawa urine
dari kandung kemih ke luar tubuh.
5. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat terletak pada bagian bawah kandung kemih, di depan
rektum atau anus. Kelenjar ini berfungsi menambahkan cairan yang membantu
sperma, saat terjadi ejakulasi, dan membantu menjaga sperma tetap sehat.
6. Kelenjar bulbourethral
Disebut juga sebagai kelenjar cowper, organ ini berfungsi untuk
memproduksi cairan yang melicinkan saluran kemih. Selain itu, organ ini juga
membantu menetralisir keasaman di saluran kemih, yang terbentuk akibat sisa
urine.
C. Fungsi organ reproduksi pria dimulai saat masa puber
Peran utama dari semua organ yang telah disebutkan di atas adalah untuk
bekerjasama memproduksi dan mengeluarkan semen ke sistem reproduksi wanita,
saat melakukan hubungan seksual. Namun, fungsi ini tidak langsung berjalan
begitu saja.
Saat bayi baru lahir, semua organ reproduksi tersebut sudah terbentuk. Namun,
fungsi reproduksi baru akan berjalan saat seorang laki-laki memasuki masa
pubertas. Saat masa puber dimulai, kelenjar pituitari akan mulai memproduksi
hormon yang dapat menstimulasi testis untuk menghasilkan testosteron. Sebutan
lain dari testosteron adalah hormon seks pada pria.
D. Lebih jauh tentang peran hormon reproduksi pria
Hormon bisa disebut sebagai bahan bakar bagi organ reproduksi pria. Tanpa
hormon, fungsi organ-organ tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Ada tiga
hormon utama yang memiliki peran penting untuk organ reproduksi manusia, yaitu:
1. stimulating hormone (FSH)
2. Follicle Luteinizing hormone (LH)
3. Testosteron
FSH dan LH adalah dua hormon yang diproduksi di kelenjar pituitari. FSH
berperan penting dalam proses produksi sperman di tubuh. Sementara itu, LH
berperan dalam produksi testosterone, yang juga diperlukan dalam proses
pembentukan sperma. 
Produksi testosteron juga lah yang menyebabkan berbagai perubahan fisik
pada laki-laki yang sedang puber, seperti:
1. Membesarnya skrotum dan testis 
2. Membesarnya penis, vesikula seminalis, kelenjar prostat
3. Tumbuhnya rambut di area genital dan ketiak
4. Suara yang semakin berat
5. Bertambahnya tinggi badan 
Terbukti, bukan? Ternyata, organ reproduksi laki-laki tidak hanya sebatas yang
dapat terlihat. Organ-organ ini sangatlah penting bagi kesehatan, sehingga, jagalah
kesehatannya sebaik mungkin.
E. Pemeriksaan Palpasi Leopold
Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu
hamil dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut
ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau
memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan
tingkat tekanan tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold.
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setelah UK 24 minggu, ketika semua
bagian janin sudah dapat diraba. Teknik pemeriksaan ini utamanya bertujun
untuk menentukan posisi dan letak janin pada uterus, dapat juga berguna untuk
memastikan usia kehamilan ibu dan memperkirakan berat janin.
Pemeriksaan palpasi Leopold sulit untuk dilakukan pada ibu hamil yang
gemuk (dinding perut tebal) dan yang mengalami polihidramnion. Pemeriksaan
ini juga kadang-kadang dapat menjadi tidak nyaman bagi ibu hamil jika tidak
dipastikan dalam keadaan santai dan diposisikan secara memadai. Untuk
membantu dalam memudahkan pemeriksaan, maka persiapan yang perlu
dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan adalah:
1) Instruksikan ibu hamil untuk mengosongkan kandung kemihnya
2) Menempatkan ibu hamil dalam posisi berbaring telentang,
tempatkan bantal kecil di bawah kepala untuk kenyamanan
3) Menjaga privasi
4) Menjelaskan prosedur pemeriksaan
5) Menghangatkan tangan dengan menggosok bersama-sama
(tangan dingin dapat merangsang kontraksi rahim)
6) Gunakan telapak tangan untuk palpasi bukan jari.
Gambar 1 : Pemeriksaan palpasi Leopold 1 sd 4

1. Pemeriksaan Leopold I
Tujuan : Untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian
janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).

Gambar 2 : Palpasi Leopold 1


Teknik:
 Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 450 atau lutut bagian
dalam diganjal bantal) dan pemeriksa menghadap ke arah ibu
 Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arah
samping umbilical
 Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU
 Meraba bagian Fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan,
tentukan bagian janin.
Hasil:
 Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah
keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan)
 Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah
lunak, kurang bundar, dan kurang melenting
 Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada Fundus teraba
kosong.
2. Pemeriksaan Leopold II
Tujuan : Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus,
pada letak lintang tentukan di mana kepala janin.

Gambar 3 : Palpasi Leopold 2


Teknik:
 Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa
menghadap ibu
 Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan
telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan
pada ketinggian yang sama
 Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan)
telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan
rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau
bagian-bagian kecil (ekstremitas).
Hasil:
 Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat
digerakkan
 Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil, bentuk/posisi
tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara
aktif maupun pasif.
3. Pemeriksaan Leopold III
Tujuan : Untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat
di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah memasuki
pintu atas panggul (PAP).

Gambar 4 : Palpasi Leopold 3


Teknik:
 Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa
menghadap ibu
 Meletakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah,
telapak tangan kanan bawah perut ibu
 Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan
bagian terbawah bayi
 Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian
goyang bagian terbawah janin.
Hasil:
 Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan
tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong
 Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat bagian
bawah digoyang, sudah tidak bias (seperti ada tahanan).
4. Pemeriksaan Leopold IV
Tujuan : Untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian
bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin
telah memasuki pintu atas panggul.

Gambar 5 : Palpasi Leopold 4


Teknik:
 Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, dengan posisi kaki ibu lurus
 Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan
kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada
tepi atas simfisis
 Menemukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-
jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.
 Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari: bertemu (konvergen) atau
tidak bertemu (divergen)
 Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang bagian
kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk
memegang pinggang bayi)
 Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian
meletakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk
menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas
panggul.
Hasil:
 Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen) berarti
bagian terendah janin belum memasuki pintu atas panggul, sedangkan
apabila kedua tangan pemeriksa membentuk jarak atau tidak bertemu
(divergen) mka bagian terendah janin sudah memasuki Pintu Atas
Panggul (PAP)
 Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih meraba
kepala, kepala belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari,
bagian kepala yang sudah masuk 4 bagian), dan seterusnya sampai 0/5
(seluruh kepala sudah masuk PAP)
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam, 1998.


Sinopsis Obstetri; Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Jakarta : EGC.
Rachmawati, I.N., Budiati, T., & Rahmawati, C. 2008. Panduan Praktikum
Prosedur Pemeriksaan Fisik Antenatal. Depok: UI.
http://en.wikipedia.org/wiki/Leopold’s_maneuvers
http://labspace.open.ac.uk/mod/oucontent/view.php?id=452288&section=1.5.2
http://nursingcrib.com/nursing-notes-reviewer/maternal-child-health/how-to-
perform-leopolds-maneuver/

Anda mungkin juga menyukai