Anda di halaman 1dari 24

SISTEM REPRODUKSI

A. Alat reproduksi laki-laki


Alat reproduksi laki-laki terdiri dari alat kelamin bagian luar dan alat kelamin
bagian dalam. Perhatikan gambar di bawah. Alat kelamin bagian luar terdiri dari
penis dan skrotum. Sedangkan alat kelamin bagian dalam terdiri dari testis,
epididimis, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar bulbouretral.

Alat Reproduksi Pria


1. Testis
Testis disebut juga dengan buah zakar. Testis merupakan organ kecil dengan
diameter sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis membutuhkan suhu lebih
rendah dari suhu badan (36,7 oC) agar dapat berfungsi secara optimal. Oleh
karena itu, testis terletak di luar tubuh di dalam suatu kantong yang disebut
skrotum. Ukuran dan posisi testis sebelah kanan dan kiri berbeda. Testis
berfungsi
sebagai
tempat
pembentukan
sperma
(spermatogenesis).
Spermatogenesis pada manusia berlangsung selama 2 3 minggu. Bentuk
sperma sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Sperma berbentuk seperti kecebong, dapat bergerak sendiri dengan ekornya.
Testis juga memiliki tanggung jawab lain, yaitu membuat hormon testosteron.
Hormon ini merupakan hormon yang sangat bertanggung jawab atas perubahan
anak laki-laki menjadi dewasa. Membuat suara laki-laki menjadi besar dan berat,
dan berbagai perubahan lain yang memperlihatkan bahwa seorang anak telah
beranjak dewasa.
2. Skrotum
Skrotum adalah kantong kulit yang melindungi testis dan berfungsi sebagai
tempat bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan berlipat-lipat.
Skrotum mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut.
Dalam menjalankan fungsinya, skrotum dapat mengubah ukurannya. Jika suhu
udara dingin, maka skrotum akan mengerut dan menyebabkan testis lebih dekat

dengan tubuh dan dengan demikian lebih hangat. Sebaliknya pada cuaca panas,
maka
skrotum
akan
membesar
dan
kendur.
Akibatnya
luas
permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.
3. Vas deferens
Vas deferens adalah sebuah tabung yang dibentuk dari otot. Vas deferens
membentang dari epididimis ke uretra. Vas deferens berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan melalui penis. Saluran ini bermuara
dari epididimis. Saluran vas deferens menghubungkan testis dengan kantong
sperma. Kantong sperma ini berfungsi untuk menampung sperma yang
dihasilkan oleh testis.
4. Epididimis
Epididimis adalah saluran-saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Alat ini
mempunyai bentuk berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi.
Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan sperma.
5. Vesikula seminalis
Alat ini berfungsi sebagai penampung spermatozoa dari testis.
6. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat sebagai penghasil cairan basa untuk melindungi sperma dari
gangguan luar.
7. Uretra
Uretra merupakan saluran sperma dan urine. Uretra berfungsi membawa sperma
dan urine ke luar tubuh.
8. Penis
Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan kepala penis. Pada bagian
kepala terdapat kulit yang menutupinya, disebut preputium. Kulit ini diambil
secara operatif saat melakukan sunat. Penis tidak mengandung tulang dan tidak
terbentuk dari otot. Ukuran dan bentuk penis bervariasi, tetapi jika penis ereksi
ukurannya hampir sama. Kemampuan ereksi sangat berperan dalam fungsi
reproduksi. Pada bagian dalam penis terdapat saluran yang berfungsi
mengeluarkan urine. Saluran ini untuk mengalirkan sperma keluar. Jadi, fungsi
penis sebagai alat sanggama, saluran pengeluaran sperma, dan urine.

Sperma
Pada usia remaja (sekitar usia 12 13 tahun), umumnya organ kelamin laki-laki
telah mampu menghasilkan sel sperma. Biasanya ditandai dengan mimpi dan
keluarnya sel sperma (mimpi basah). Sel sperma manusia memiliki panjang 60
m.
Dalam
satu
tetes
semen
(air
mani)
terdapat
kurang
lebih 200 500 juta sperma. Sel sperma dapat bergerak aktif karena mempunyai
flagela (ekor).

Proses Spermatogenesis
Proses pembentukan dan pemasakan sperma disebut spermatogenis. Pada
pembahasan sebelumnya dikatakan bahwa sperma dihasilkan oleh testis.
Spermatogenis terjadi di tubulus seminiferus testis. Dalam tubulus tersebut
terdapat sel sperma, yang disebut spermatogonium. Spermatogonium kemudian
membelah secara mitosis menghasilkan spermatogonium yang haploid (Lihat
gambar di bawah).

Spermatogenesis
Spermatogonium ini kemudian membesar membentuk spermatosit primer.
Spermatosit primer seterusnya akan membelah secara meiosis I untuk
menghasilkan dua spermatosit sekunder yang haploid. Kemudian setiap
spermatosit sekunder akan membelah secara meiosis II untuk menghasilkan dua
spermatid yang hapolid. Sel-sel spermatid akan berdiferensiasi menjadi
spermatozoa atau sperma.
B. Alat reproduksi wanita
Saat dilahirkan seorang anak wanita telah mempunyai alat reproduksi yang
lengkap, tetapi belum berfungsi sepenuhnya. Alat reproduksi ini akan berfungsi
sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa pubertas. Alat reproduksi
wanita juga terdiri dari alat kelamin dalam dan alat kelamin luar. Alat kelamin
bagian luar terdiri dari lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis
dan klitoris. Sedangkan pada alat kelamin bagian dalam terdapat ovarium, tuba
falopii (oviduk), dan uterus (rahim).

Alat Reproduksi Wanita

Female Reproductive System


1. Vulva
Vulva merupakan daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons
pubis, labia, klitoris, daerah ujung luar vagina, dan saluran kemih. Mons pubis
adalah gundukan jaringan lemak yang terdapat di bagian bawah perut. Daerah
ini dapat dikenali dengan mudah karena tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini
akan tumbuh saat seorang gadis beranjak dewasa. Labia adalah lipatan
berbentuk seperti bibir yang terletak di dasar mons pubis. Labia terdiri dari dua
bibir, yaitu bibir luar dan bibir dalam. Bibir luar disebut labium mayora,
merupakan bibir yang tebal dan besar. Sedangkan bibir dalam disebut labium
minora, merupakan bibir tipis yang menjaga jalan masuk ke vagina. Klitoris
terletak pada pertemuan antara ke dua labia minora dan dasar mons pubis.
Ukurannya sangat kecil sebesar kacang polong, penuh dengan sel saraf sensorik
dan pembuluh darah. Alat ini sangat sensitif dan berperan besar dalam fungsi
seksual.

2. Vagina
Vagina adalah saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir
pada rahim. Vagina dilalui darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan
lahir. Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit.
Kemampuan ini sangat hebat, terbukti pada saat melahirkan vagina bisa
melebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada bagian ujung yang terbuka,
vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput
dara. Bentuknya bisa berbeda-beda setiap wanita. Selaput ini akan robek
pada saat bersanggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah
raga dan sebagainya.
3. Serviks
Serviks disebut juga dengan mulut rahim. Serviks ada pada bagian terdepan dari
rahim dan menonjol ke dalam vagina, sehingga berhubungan dengan bagian
vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi, mukus
ini menjadi banyak, elastis, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk
mencapai uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka
saat proses persalinan dimulai.
4. Rahim
Rahim disebut juga uterus. Alat ini memiliki peranan yang besar dalam
reproduksi wanita. Rahim berperan besar saat menstruasi hingga melahirkan.
Bentuk rahim seperti buah pear, berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya
30-50 gram dengan ukuran panjang 9 cm dan lebar 6 cm kurang lebih sebesar
telur ayam kampung. Tetapi saat hamil mampu membesar dan beratnya
mencapai 1000 gram. Rahim berfungsi sebagai tempat untuk perkembangan
embrio menjadi janin. Dinding rahim memiliki banyak pembuluh darah sehingga
dindingnya menebal ketika terjadi pertumbuhan janin. Rahim terdiri atas 3
lapisan, yaitu:
Lapisan parametrium, merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan
dengan
rongga
perut.
Lapisan miometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi
keluar
pada
proses
persalinan
(kontraksi).
Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya
sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri atas lapisan kelenjar yang berisi
pembuluh darah.
5. Ovarium
Ovarium menghasilkan ovum. Ovarium disebut juga dengan indung telur. Letak
ovarium di sebelah kiri dan kanan rongga perut bagian bawah. Ovarium berhasil
memproduksi sel telur jika wanita telah dewasa dan mengalami siklus
menstruasi. Setelah sel telur masak, akan terjadi ovulasi yaitu pelepasan sel
telur
dari
ovarium.
Ovulasi
terjadi
setiap
28
hari.
Sel
telur
disebut juga dengan ovum.
6. Tuba fallopi
Tuba fallopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur adalah sepasang
saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10 cm. Saluran ini
menghubungkan rahim dengan ovarium melalui fimbria. Ujung yang satu dari
tuba fallopii akan bermuara di rahim sedangkan ujung yang lain merupakan
ujung bebas dan terhubung ke dalam rongga abdomen. Ujung yang bebas
berbentuk seperti umbai dan bergerak bebas. Ujung ini disebut fimbria dan
berguna
untuk
menangkap
sel
telur
saat
dilepaskan
oleh
ovarium. Dari fimbria, telur digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat
di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
Proses Oogenesis

Proses pembentukan ovum disebut oogenesis dan terjadi di ovarium.


Pembentukan ovum diawali dengan pembelahan mitosis lapisan luar ovarium
untuk membentuk oogonium yang diploid. Setiap oogonium dilapisi oleh sel
folikel. Keseluruhan struktur ini disebut folikel primer. Ketika folikel tumbuh, oosit
primer membelah secara meiosis I menghasilkan satu oosit sekunder dan badan
kutub. Oosit sekunder kemudian berkembang menjadi ovum haploid yang siap
untuk dibuahi oleh sperma.

Oogenesis
C. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio
Fertilisasi adalah proses pembuahan. Ovum matang dilepas ovarium dan
ditangkap rumbai-rumbai pada corong tuba fallopi. Jika ada sperma masuk, maka
ovum dibuahi sperma. Ovum yang sudah dibuahi membentuk zigot, kemudian
zigot bergerak menuju rahim. Jika ovum tidak dibuahi sperma, jaringan dalam
dinding rahim yang telah menebal dan banyak pembuluh darah akan rusak dan
luruh sehingga terjadi menstruasi.
Bersamaan dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh
menebal dan banyak pembuluh darah sehingga pada saat zigot datang dan
menempel tidak terjadi gangguan. Pematangan ovum dan penebalan dinding
rahim dipengaruhi hormon esterogen dan progesterone. Di rahim embrio
berkembang selama 9 bulan untuk menjadi bayi.
Perkembangan
1. Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.

embrio:

embrio usia 4 minggu


2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak
tangan, jari tangan, hidung, dan kaki.

embrio usia 8 minggu


3. Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti
bayi.
Ukuran
kepalanya
lebih
besar
dari
pada
ukuran
badan.
4. Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang
sudah lengkap.

embrio usia 16 minggu


5. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan. Selama dalam rahim,
embrio mendapatkan nutrisi dari induknya melalui plasenta. Plasenta
mempunyai
fungsi
sebagai
berikut.

Menyalurkan
zat
makanan
dari
induk
ke
embrio.
Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
Melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.
D. Siklus Menstruasi
Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat
luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung
pembuluh
darah.
Lapisan
endometrium
dipersiapkan
untuk
menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini
akan luruh, kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini
terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan
menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi. Siklus menstruasi
wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi
dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase,
yaitu:
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus
luteum menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya
kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari
endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi
pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang
keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini hormon
pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise
untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating hormon. FSH
memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan

hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali


(poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga
menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini
berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung
kehidupan sperma.
3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari
ke 14. Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian
hipofise mengeluarkan LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan
kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut
ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun
panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu
14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang
telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum.
Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan masih mengeluarkan
hormon
esterogen
namun
tidak
sebanyak
ketika
berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal
dan menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta
mempersiapkan endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi
pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan
berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon,
sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini
menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.

Perubahan Hormon Saat Menstruasi


E. Gangguan Sistem Reproduksi pada Manusia
Sistem reproduksi dapat mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan ini
dapat menyebabkan pasangan usia subur sulit memperoleh keturunan. Oleh
karena itu, kamu harus selalu menjaga kesehatan organ-organ reproduksi,
sehingga kelak dapat memperoleh keturunan yang sehat. Beberapa gangguan
dan
penyakit
yang
berkaitan
dengan
sistem
reproduksi
adalah
sebagai berikut.
1. HIV/AIDS

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyerang kekebalan tubuh. Penularannya dapat
terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah penderita AIDS, jarum suntik
yang
tercemar,
dan
ibu
hamil
kepada
anaknya.
Tubuh yang terserang virus HIV kekebalannya rusak, sehingga mudah terinfeksi
oleh berbagai jenis penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Infeksi HIV
awalnya tidak menampakkan gejala sakit. Pada tahap berikutnya muncul gejala
flu berulang seperti lesu, demam, berkeringat di malam hari, dan otot sakit.
a. Gejala HIV
AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Virus ini akan merusak sistem kekebalan tubuh
dengan cara menyerang sel darah putih. Seseorang yang mengidap AIDS tidak
dapat melindungi dirinya dari segala macam bibit penyakit. Akibatnya, penderita
bisa terserang berbagai penyakit.
Pada awalnya, orang yang terinfeksi HIV tampak seperti orang yang sehat dan
tidak memperlihatkan gejala-gejala tertentu. Fase ini dapat terjadi selama 5 7
tahun, tergantung dari kekebalan tubuh si penderita.
Pada tahap selanjutnya, akan muncul gejala awal seperti hilangnya selera
makan, tubuh terasa lemas, dan badan berkeringat secara berlebihan pada
malam hari. Kemudian akan timbul bercak-bercak dikulit, terjadi pembengkakan
kelenjar getah bening, mengalami diare terus menerus, serta flu yang tidak
sembuh-sembuh. Fase ini berlangsung 6 bulan sampai 2 tahun.
Tahap terakhir atau fase AIDS akan terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sudah
sangat berkurang. Pada tahap ini biasanya penderita mudah terserang penyakit
TBC, pneumonia, herpes, gangguan saraf, dan sebagainya. Kejadian ini
berlangsung selama 3-6 bulan. Untuk mengetahui apakah seseorang dinyatakan
positif menderita AIDS, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap
banyaknya jumlah sel T pada darahnya.
b. Penularan HIV
Sebagian besar orang tertular HIV karena hubungan seksual. Virus HIV dapat
menyerang orang pemakai narkoba dan tato yang menggunakan jarum suntik
dan semprotan yang telah terkontaminasi oleh virus HIV. Penularan HIV juga bisa
melalui transfusi darah. Ibu hamil yang mengidap AIDS dapat menularkan virus
HIV pada janinnya.
Penularan HIV sangat cepat sekali, seperti di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
pengguna narkoba semakin banyak, seks bebas, dan perpindahan penduduk
yang tinggi. Untuk itulah, kita harus menanggapi dengan serius dan sebisa
mungkin mencegah penyebaran virus ini.
c. Pencegahan HIV
Obat penyakit AIDS belum ditemukan sampai saat ini. Satu-satunya jalan supaya
terhindar dari penyakit ini adalah meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Selain itu, AIDS dapat juga dicegah dengan cara sebagai berikut.
1) Menghindari hubungan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
2) Menghindari hubungan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
3) Mengadakan pemeriksaan laboratorium terhadap orang yang akan
mendonorkan
darahnya.
4) Menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali pakai.
2. Sifilis
Penyakit sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan disebabkan
oleh bakteri Troponema pallidum. Penularan dapat terjadi melalui hubungan
seksual, transfusi darah, dan kehamilan. Gejala awalnya timbul bisul pada bagian

penis
laki-laki
atau
di
rahim
perempuan.
Bisul
ini
tidak menyebabkan rasa sakit dan dapat sembuh dengan sendirinya. Gejala
selanjutnya muncul lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh namun tidak
menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit tenggorokan, demam ringan, dan
pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher, dan paha. Gejala-gejala
ini juga dapat hilang dengan sendirinya. Pada infeksi tingkat lanjut, muncul
gejala berupa kerusakan tulang dan sendi, aorta, dan dapat menyebabkan
kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan pengobatan.
3. Gonore
Penyakit gonore disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseiria gonokokus dan dapat
menular melalui hubungan seksual. Gonore menyerang selaput lendir uretra,
leher rahim, dan organ lain. Pada laki-laki, gejalanya adalah terasa sakit saat
buang air dan keluar nanah dari uretra. Pada penderita wanita, muncul gejala
keluar lendir berwarna hijau dari alat kelamin. Namun banyak perempuan yang
tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga penyakit akan berlanjut sampai
terjadi
komplikasi.
Infeksi
yang
menyebar
hingga
ke
testis
(pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita) dapat menyebabkan kemandulan.
Infeksi yang menyebar ke persendian menyebabkan radang sendi. Bayi yang
lahir dari penderita gonore dapat mengalami kebutaan jika tidak segera
mendapatkan pengobatan.
4. Klamidia (klamidiasis)
Pada laki-laki akan keluarnya nanah dari penis saluran urine. Sehingga
mengakibatkan infeksi pada testis.
5. Herpes (dhab)
Luka pada vagina atau penis. Ini sangat membahayakan jantung dan otak,
melalui ibu yang ditularkan ke fetusnya.
6. Candidiasis (keputihan)
Gejala yang timbul yaitu luka pada vagina atau penis seperti bercak-bercak yang
menyerang pada alat kelamin manusia Infeksi pada dinding vagina, langit -langit,
lipatan dekat anus. Melalui proses kelahiran infeksi berasal dari ibu selama
kelahiran. Ini dapat diakibatkan karena kebersihan vagina, mulut dan anus tidak
terjaga.

Daftar Pustaka
Sukis Wariyono. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA
Terpadu untuk Kelas IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan
Nasional
Dewi Ganawati. 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Terpadu dan
Kontekstual IX untuk SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional

SISTEM ENDOKRIN
Hormon merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau
kelenjar buntu. Kelenjar endokrin disebut kelenjar buntu karena tidak mempunyai
saluran, hormon yang dihasilkan langsung dibawa oleh darah untuk diedarkan ke
seluruh tubuh.
Sistem endokrin merupakan pengaturan fisiologi tubuh oleh hormonhormon,
misalnya, pengaturan kadar gula dalam darah, pembebasan energi melalui
proses metabolisme, dan produksi air susu pada perempuan yang sedang hamil.
Hormon sering disebut sebagai duta kimia. Diproduksi oleh jaringan atau organ
tertentu sesuai dengan kebutuhan dan respons pada jaringan dan organ di
seluruh tubuh.
Hormon mempunyai pengaruh pada tubuh secara bertahap, namun pasti. Fungsi
utama hormon adalah:

mengendalikan proses-proses yang terjadi di dalam tubuh seperti proses


pertumbuhan, perkembangan sexsual dan proses metabolisme yang lain;

menjaga keseimbangan dalam tubuh atau disebut juga homeostasis.

A. 6 Kelenjar Endokrin
Dalam tubuh manusia ada enam kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis,
tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal (anak ginjal), pankreas, dan kelenjar
reproduksi. Berikut ini akan dibahas lebih rinci tiap-tiap kelenjar tersebut.

1. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis yang terletak di otak besar disebut juga master of gland,
karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan
kelenjar lainnya. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian
anterior, bagian tengah, dan bagian posterior. Kelenjar hipofisis bekerja sama
dengan hipotalamus mengendalikan organ-organ tubuh.

Hipofisis bagian anterior

Hipofisis bagian anterior menghasilkan berbagaimacam hormon antara lain


hormon somatotrof, hormon tirotropin, hormon adrenocorticotropic, hormon
lactogenic, dan hormon gonadotropin. Hormon smoatotropin merangsang
sintesis protein dan metabolisme lemak, serta merangsang pertumbuhan tulang
(terutama tulang pipa) dan otot. Hormon triotropin mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan kelenjar gondok atau tiroid serta merangsang sekresi tiroksin.
Hormon
andrenocorticotropic
(ACTH)
mengontrol
pertumbuhan
dan
perkembangan aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk
mensekresikan glukokortikoid (hormon yang dihasilkan untuk metabolisme
karbohidrat). Hormon lactogenic (LTH) memelihara korpus luteum (kelenjar
endokrin sementara pada ovarium) untuk memproduksi progesteron dan air susu
ibu. Hormon gonadotropin pada wanita berfungsi merangsang pematangan
folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormon estrogen serta mempengaruhi
pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormon progesteron.
Sedangkan Hormon gonadotropin pada pria berfungsi merangsang terjadinya
spermatogenesis (proses pematangan sperma) serta merangsang sel-sel
interstisial testis untuk memproduksi testoteron dan androgen.

Hipofisis bagian tengah

Kelenjar ini menghasilkan hormon perangsang melanosit atau melanosit


stimulating hormone (MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka
menyebabkan kulit menjadi hitam. Sekresi MSH juga dirangsang oleh faktor
pengatur yang disebut faktor perangsang pelepasan hormon melanosit dan
dihambat oleh faktor inhibisi hormon melanosit (MIF).

Hipofisis bagian posterior

Hipofisis bagian posterior menghasilkan oksitosin dan vasopresin. Oksitosin


berperan dalam merangsang otot polos yang terdapat di uterus, sedangkan
vasopresin disebut juga hormon antidiuretik (ADH) berpengaruh pada proses
reabsorpsi urine pada tubulus distal sehingga mencegah pengeluaran urine yang
terlalu banyak.
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di daerah leher, di bagian depan kerongkongan. Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan triiodotironin. Kedua hormon ini bekerja
sama
mengatur
metabolisme
organik,
mengatur
pertumbuhan
dan
perkembangan, serta mengatur aktivitas saraf. Sintesis hormon tiroksin

membutuhkan mineral iodium. Jika konsumsi iodium kurang memadai, hormon


tiroksin tidak dapat disintesis.
Rendahnya sekresi hormon dari kelenjar tiroid dapat menyebabkan
Hipotiroidisme. Hipotiroidisme semasa bayi dalam kandungan atau semasa
kanak-kanak akan menyebabkan timbulnya Kretinisme. Tanda-tandanya, antara
lain dwarfisme (cebol) dan retardasi mental (kemunduran mental). Dwarfisme
disebabkan oleh kegagalan pertumbuhan tulang, sedangkan retardasi mental
disebabkan oleh gagalnya otak untuk berkembang sepenuhnya.
3. Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
Kelenjar ini menghasilkan hormon parathormon yang berperan menjaga
keseimbangan kalsium dalam darah. Kelebihan hormon ini menyebabkan kalsium
dalam tulang terambil sehingga terjadi pengendapan kalsium dan menyebabkan
batu ginjal. Pada beberapa orang dapat menyebabkan tulang mudah sekali
patah. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan gejala kadar kapur dalam
darah menurun, kejang tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah
pangkal, kesemutan dan sukar tidur.
4. Kelenjar Adrenal (Kelenjar Anak Ginjal)
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal
terdapat satu kelenjar suprarenal yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
luar (korteks) dan bagian tengah (medula).
Kelenjar bagian korteks menghasilkan hormon kortison yang terdiri atas
mineralokortikoid yang membantu metabolisme garam natrium dan kalium serta
menjaga keseimbangan hormon seks; dan glukokortikoid yang berfungsi
membantu metabolisme karbohidrat.
Kelenjar bagian medula menghasilkan hormon adrenalin dan hormon
noradrenalin. Hormon adrenalin menyebabkan meningkatnya denyut jantung,
kecepatan pernapasan, dan tekanan darah (menyempitkan pembuluh darah).
Hormon noradrenalin bekerja secara antagonis terhadap adrenalin, yaitu
berfungsi menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.
Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejalagejala: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa
sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya,
produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan
memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran
bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti
dengan rambut berdiri.
5. Kelenjar Pankreas
Kita telah mengenal kelenjar pankreas pada waktu membahas sistem
pencernaan makanan. Kelenjar pankreas memiliki fungsi ganda. Selain
menghasilkan enzimenzim pencernaan, pankreas juga menghasilkan hormon
insulin. Hormon insulin diproduksi pankreas di bagian yang disebut Pulau
Langerhans. Hormon insulin yang berfungsi mengurangi kadar gula darah yang
melebihi normal dengan cara mengubah gula darah menjadi gula otot (glikogen).
Kekurangan hormon insulin menyebabkan pengaturan kadar gula darah tidak

berlangsung normal, gula darah cenderung di atas normal. Keadaan ini mudah
menimbulkan penyakit kencing manis (Diabetes Mellitus).
6. Kelenjar Reproduksi (Kelenjar Gonad)
Ovarium merupakan alat reproduksi wanita, hormon yang dihasilkan oleh
ovarium adalah hormon estrogen dan hormon progesteron. Hormon estrogen
berfungsi untuk menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah tanda yang
membedakan antara wanita dengan pria tanpa melihat kelaminnya. Misalnya,
perkembangan payudara wanita. Sedangkan hormon progesteron berfungsi
menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi, atau
menyebabkan penebalan dinding uterus. Selama kehamilan, estrogen dan
progesteron terus dihasilkan oleh plasenta sehingga kehamilan dapat terus
dipertahankan.
Testis merupakan organ reproduksi khusus pria. Testis menghasilkan hormon
androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan ciri-ciri seksual
pad pria. Misalnya, dada menjadi bidang, tumbuh kumis, dan suara menjadi lebih
berat.
B. Perbedaan Sistem Endokrin dan Sistem Saraf
Sistem endokrin bekerja sama dengan sistem saraf pada pengaturan kerja tubuh.
Hanya sedikit perbedaan mekanisme kerja antara sistem saraf dan sistem
hormon, diantaranya adalah:
1. Sistem saraf mengatur respons terhadap rangsangan dari luar tubuh.
Sedangkan sistem hormon mengatur repons terhadap rangsangan dari
dalam tubuh.
2. Sistem saraf bekerja secara cepat. Sedangkan sistem hormon bekerja
secara lambat.
3. Sistem saraf disalurkan melalui sel-sel saraf. Sedangkan sistem hormon
disalurkan melalui pembuluh darah, cairan limfe, cairan ekstra sel.
Seperti halnya sistem saraf, rangsang yang datang akan ditangkap oleh bagian
tubuh yang memiliki sel-sel reseptor, maka sel-sel target dan organ sasaran
dalam sistem hormon harus memiliki reseptor hormon agar dapat merespons
rangsang yang dibawa oleh hormon yang bersangkutan. Bentuk koordinasi
antara sistem saraf dan sistem hormon dapat dikatakan sebagai koordinasi
timbal balik. Artinya, sistem saraf dapat menjadi pengendali sistem hormon, juga
menjadi bagian target atau sasaran dari sistem hormon. Dengan kata lain, sistem
hormon dapat menjadi pengendali bagi sistem saraf, sekaligus menjadi target
sasaran dari sistem saraf.
Secara struktural, letak kelenjar utama (master gland) menunjukkan bahwa
sistem endokrin memang bekerja sama dengan sistem saraf. Pada saraf pusat,
yaitu otak, terdapat bagian otak yang bekerja sama dengan sistem endokrin.

SISTEM KERANGKA TUBUH MANUSIA


KERANGKA KEPALA DAN WAJAH SERTA BAGIANNYA

KERANGKA DADA DAN BAGIANNYA

KERANGKA ALAT GERAK ATAS DAN BAWAH

KERANGKA TULANG PANGGUL

Otot Pada Manusia (Macam-Macam & Sifat Kerja) Gambar

a.

Macam-Macam Otot

Otot terdiri dari 3 macam, yakni otot lurik, otot polos, dan otot lurik. Berikut
penjelasannya:
1)

Otot Lurik

Disebut otot rangka.

Memiliki banyak inti di tepi.

Berbentuk silindris.

Menanggapi rangsangan dengan cepat.

Bekerja menurut kesadaran / volunteer.

Memiliki daerah gelap terang yang tersusun rapi / lurik.

2)

Sel otot lurik lebih panjang dibandingkan dengan sel otot polos dan jantung.
Contoh: otot pada tulang.

Otot Polos

Memiliki 1 inti di tengah.

Berbentuk gelendong.

Menanggapi rangsangan secara lambat.

Bekerja diluar kesadaran kita / involunteer.

Tidak memiliki daerah gelap terang, karena tersusun dari

serabut aktin danmiosin.


-

3)
-

Contoh: otot pada dinding saluran pernapasan, pencernaan, dsb.

Otot Jantung
Memiliki banyak inti di tengah.

- Berbentuk seperti otot lurik, silindris, namun bercabang membentuk anyaman.


-

Bekerja seperti otot polos, yakni tidak sadar / involunteer.

Contoh: otot pada jantung.

b.

Sifat Kerja Otot

Menurut sifat kerjanya, otot dibagi menjadi 2, yaitu:


1)

Antagonis, yaitu kerja 2 otot secara berlawanan. Jika yang satu berkontraksi

maka yang lain mengalami relaksasi, begitupun sebaliknya. Contoh:


-

Pronasi dan Supinasi pada telapak tangan.

Fleksi dan Ekstensi pada sendi siku dan lutut.

Abduksi dan Adduksi pada sendi lengan atas dan sendi paha.

Depresi dan Elevasi ketika kepala menunduk dan menengadah.

2)

Sinergis, yaitu 2 otot yang kerjanya bersamaan. Jika yang satu

berkontraksi maka yang lain pun ikut berkontraksi, begitupun dalam hal
relaksasi. Contoh: Otot Pronator Teres dan Kuadratus pada telapak tangan.

SISTEM HOMEOSTATIS

PENGERTIAN HOMEOSTASIS
Homeostasis adalah Konsistensi dan uniformitas dari lingkungan internal
tubuh yang mempertahankan fungsi normal tubuh ( Anderson, 1996 ). Pendapat
lain mengatakan bahwa Homeostasis adalah suatu keadaan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi kondisi yang di alaminya.
Homeostasis
adalah
Kemampuan
proses
fisiologis
tubuh
dalam
mempertahankan keseimbangan dan kecenderungan semua jaringan hidup guna
memelihara dan mempertahankan kondisi setimbang atau ekuilibrium ( Cannon,
1926 )
Homeostasis adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan atau terhadap
lingkungan internal atau eksternal yang senantiasa berubah sebagai suatu kunci
keberhasilan, bertahan dan tetap hidup, atau suatu keadaan seimbang yang
sifatnya dinamis, yang dipertahankan tubuh melalui pergeseran dan penyesuaian
atau adaptasi terhadap ancaman yang berlangsung secara konstan ( Dubois,
1965 )
Homeostasis merujuk pada ketahanan atau mekanisme pengaturan
lingkungankesetimbangan dinamis dalam (badan organisme) yang konstan.
Homeostasis merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam biologi.
Bidang fisiologidapat mengklasifkasikan mekanisme homeostasis pengaturan
dalam organisme. Umpan balik homeostasis terjadi pada setiap organisme.
( www.wikipedia.com)
Homeostatis adalah Proses yang terjkadi dalam organism hidup untuk
mempertahankan lingkungan intern ini dalam kondisi agar optimal bagi

kehidupan organisme. Jadi, kesimpulan dari homeostasis adalah Suatu proses


perubahan yang terus menerus atau suatu keadaan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi kondisi yang dialaminya
yang sifatnya dinamis yang berlangsung secara konstan, dan terjadi pada setiap
organisme.
Proses homeostasis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalamai stress
sehingga tubuh secara alamiyah akan melakukam mekanisme pertahanan diri
untuk menjaga kondisisi nyang seimbang.
Homeostasis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh
suatu system endokrim dan saraf otonom. Secara alamiah proses homeostasis
dapat terjadi dalam tubuh manusia.
Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostasis ini dapat
melalui 4 cara diantaranya:
1.
Self regulation dimana sistem ini terjadi secara ototmatis pada orang yang
sehat seperti dalam pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.
2.
Berkompensasi yaitu tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidak
normalan dalam tubuh sebagai contoh apabila secara tiba-tiba lingkungan
menjadi dingin maka proses dalam tubuh khususnya pembuluh darah akan
mengalami kontraksi pembuluh darah perifer dan merangsang pada pembuluh
darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan pada otot yang akhirnya
menggigil yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tetap stabil. Dengan
cara system umpan balik negative, proses ini merupakan penyimpangan dari
keadaan normal segera dirasakn dan diperbaiki dalam tubuh dimana apabila
tubuh dalam keadaan tidak normal akan secara sendiri mengadakan mekanisme
umpan balik untuk menyeimbangkan dari keadaan yang ada. Cara umpam balik
untuk mengkoreksi untuk ketidak seimbangan fisiologis , hal ini dapat
dicontohkan apabila seseorang terjadi hipoksia akan terjadi proses peningkatan
denyut jantung yang cepat untuk membawa darah dan oksigen yang cukup kesel
tubuh.
Pengaturan fisiologis digunakan untuk mengembalikan keadaan normal
apabila terganggu.pengaturan sifat pendaparan dilakukan oleh ginjal dan
pernafasan. Cairan tubuh merupakan objek homeostasis karena dalam cairan
tubuh diatur keseimbangan bermacam-macam elektrolit.
Homeostasis juga mengatur keseimbangan asam dan basa. Cairan tubuh diatur
agar suhunya selalu konstan 370C dengan cara mekanisme produksi dan
pelepasan panas.Contoh homeostasis yang ringkas ialah:Apabila cuaca
panas, sistem kulit akan merespon dengan mengeluarkan peluh melalui kelenjar
keringat pada
epidermis
kulit
untuk
mencegah
suhu
darahnya
meningkat, pembuluh darah akan mengembang untuk mengeluarkan panas ke
sekitarnya, hal ini juga menyebabkan kulit berwarna merah.Apabila kadar
glukosa dalam darah telah habis atau berkurang dari jumlah tertentu,hati akan
dirangsang oleh insulin untuk mengubah glikogen menjadi glukosa supaya dapat
digunakan sebagai tenaga untuk kontraksi otot.
Organ-organ yang terlibat dalam pengaturan homeostasis antara lain:
1.
Hati
2.
Ginjal
3.
Kulit
Proses pengaturan dalam tubuh manusia

Diantara kemungkinannya ialah:


1. Apabila banyak garam dalam badan dan kurang air
2. Apabila kurang garam dalam badan dan banyak air
Apabila kadar garam lebih dari jumlah normal dan kurang air dalam badan,
tekanan osmosis
KONSEP HOMEOSTASIS
Sel tubuh berkontrak dengan lingkungan internal yang dipertahankan sendiri
dan bukan dengan lingkungan eksternal yang mengelilingi tubuh.
Apabila tiap-tiap sel memiliki kemampuan dasar untuk bertahan
hidup,mengapa sel-sel tubuh tidak dapat hidup tanpa melakukan tugas-tugas
khusus dan terorganisasi sesuai kekhususan masing-masing menjadi sistem yang
melakukan berbagai fungsi yang esensial agar tubuh keseluruhan dapat
bertahan hidup.sel-sel pada organisme multi sel harus memberi kontribusi bagi
kelangsungan hidup organisnme secara keseluruhan dan tidak dapat hidup dan
berfungsi tanpa kontribusi dari sel-sel tubuh lainnya karena sebagian sel tersebut
tidak berkontak langsung dengan lingkungan eksternal tempat organisme
tersebut hidup.
Suatu organisme uni sel, semisal amoeba dapat secara langsung
memperoleh zat-zat gizi dan O 2 dari dan mengeluarkan zat-zat sisa kelingkungan
eksternal disekitarnya. Sebuah sel otot atau sel lain pada organisme multi sel
juga membutuhkan zat dan O2dan mengeluarkan zat-zat sisa, namun sel otot
tidak dapat secara langsung melakukan pertukaran ini dengan lingkungan di
sekitar tubuh karena sel tersebut terisolasi dari lingkungan eksternal tersebut.
Bagaimana mungkin sebuah sel otot dapat melakukan pertukaran-pertukaran
vital tersebut dengan lingkungan eksternal yang tidak berkontak dengannya?
Kuncinya adalah adanya suatu lingkungan internal cair yang berkontak langsung
dengan sel-sel tubuh. Lingkungan internal ini terletak di luar sel tetapi di dalam
tubuh. Berbagai sistem tubuh melakukan pertukaran antara lingkungan eksternal
dan lingkungan internal. Demikian juga, sistem pernapasan memindahkan O 2 dari
lingkungan eksternal ke dalam plasma. Sistem sirkulasi mendistribusikan zat-zat
gizi dan O2 keseluruh tubuh.
Zat-zat sisa yang dihasilkan oleh sel dikeluarkan kedalam cairan inter stitial,
diserap oleh plasma dan dislurkan ke organ-organ yang khusus, berfungsi
membuang zat-zat sisa ini dari lingkungan internal ke lingkungan eksternal. Paru
mengeluarkan CO2 dari plasma, dan ginjal menyerap zat-zat sisa lainnya untuk
dikeluarkan melaui urin.
Homeostasis penting bagi kelangsungan hidup sel, sebagai bagian
dari sistem yang terorganisasi, memberi kontribusi bagi homeostasis
Sel-sel tubuh dapat hidup dan berfungsi hanya jika dibasuh oleh cairan ekstra
sel yang cocok bagi kelangsungan hidup mereka, dengan demikian komposisi
kimiawi dan keadaan fisik lingkungan internal hanya diperbolehkan menyimpang
dalam batas-batas yang sempit. Sewaktu sel mengeluarkan zat-zat gizi dan
O2 dari lingkungan internal, bahan-bahan esensial ini harus secara terus menerus
dilengkapi lagi agar proses sel mempertahankan hidupnya yang berlangsung
terus menerus dapat berlanjut.
Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap sistem tubuh ikut berperan dalam
mempertahankan homeostasis, sehingga lingkungan yang diperlukan untuk

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

1.
2.
3.
4.
5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

kelangsungan hidup dan fungsi semua sel yang membentuk tubuh dapat
dipertahankan.
Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara
homeostasis:
Konsentrasi molekul zat-zat gizi.
Konsentrasi O2 dan CO2.
Konsentrasi zat-zat sisa.
pH.
Konsentrasi garam-garam, air, dan elektrolit-elektrolit lain.
Suhu.
Volume dan tekanan.
Terdapat sebelas sistem tubuh utama yang berkontribusi terpenting
dalam untuk homeostasis
Sistem sirkulasi adalah sistem transportasi yang membawa berbagai zat.
Sistem pencernaan, menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil zat
gizi yang dapat diserap kedalam plasma untuk didistribusikan keseluruh tubuh.
Sistem respirasi, mengambil O2 dari dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan
eksternal.
Sistem kemih, mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari
plasma melalui urin, bersama zat-zat sisa selain CO 2.
Sistem rangka, memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan
organ-organ. Sistem ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium(Ca +
+
).
Sistem otot, menggerakan tulang-tulang yang melekat kepadanya. Sistem ini
memungkinkan individu mendekati makanan dan menjauhi bahaya. Panas yang
dihasilkan oleh kontraksi otot penting untuk mengatur suhu.
Sistem integumen, sebagai sawar protektif bagian luar yang mencegah cairan
internal keluar dari tubuh dan mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh.
Sistem ini juga penting dalam mengatur suhu tubuh.
Sistem imun, mempertahankan tubuh dari serangan benda asing dan sel-sel
tubuh yang telah menjadi kanker. Sistem ini juga mempermudah jalan untuk
perbaikan dan penggantian sel yang tua atau cedera.
Sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem pengatur(kontrol) utama
tubuh. Sistem ini sangat penting terutama untukmendeteksi dan mencetuskan
reaksi terhadap berbagai perubahan lingkungan intrnal. Sistem ini juga
bertanggung jawab atas fungsi lain yang lebih tinggi yang tidak seluruhnya
ditujukan untuk mempertahankan homeostasis.
Sistem endokrin adalah sistem kontrol utama lainnya. Sistem ini terutama
penting untuk mengontrol konsentrasi zat-zat gizi dan, dengan menyesuaikan
fungsi ginjal, mengontrol volume serta komposisi elektrolit lingkungan internal.
Sistem reproduksi, tidak esensial bagi homeostasis. sehingga tidak penting
bagi kelangsungan hidup individu, akan tetapi sistem ini penting bagi
kelangsungan
hidup
suatu
spesies.
Gangguan pada homeostasis dapat menyebabkan penyakit dan
kematian
Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secara benar, homeostasis
terganggu dan semua sel akan menderita karena mereka tidak lagi memperoleh

lingkungan yang optimal tempat mereka hidup dan berfungsi. Jika gangguan
terhadap homeostasis menjadi sedemikian berat sehingga tidak lagi
memungkinkan kelangsungan hidup, timbul kematian.

Anda mungkin juga menyukai