REPRODUKSI
Dosen : Juliana,SST
Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
KELAS : 2C
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKKUSUMO
ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM
REPRODUKSI
Alat reproduksi laki-laki terdiri dari alat kelamin bagian luar dan alat
kelamin bagian dalam. Perhatikan gambar di bawah. Alat kelamin bagian luar terdiri
dari penis dan skrotum. Sedangkan alat kelamin bagian dalam terdiri dari
testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar bulbouretral.
Alat Reproduksi Pria
1. Testis
2. Skrotum
3. Vas deferens
Vas deferens adalah sebuah tabung yang dibentuk dari otot. Vas
deferens membentang dari epididimis ke uretra. Vas deferens berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan melalui penis.
Saluran ini bermuara dari epididimis. Saluran vas deferens menghubungkan
testis dengan kantong sperma. Kantong sperma ini berfungsi
untuk menampung sperma yang dihasilkan oleh testis.
4. Epididimis
5. Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan
berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah
ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan
sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari
vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
a Vesikula seminalis
b Kelenjar prostat
c Kelenjar Cowper
6. Uretra
7. Penis
Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan kepala penis. Pada
bagian kepala terdapat kulit yang menutupinya, disebut preputium. Kulit ini
diambil secara operatif saat melakukan sunat. Penis tidak
mengandung tulang dan tidak terbentuk dari otot. Ukuran dan bentuk penis
bervariasi, tetapi jika penis ereksi ukurannya hampir sama. Kemampuan
ereksi sangat berperan dalam fungsi reproduksi. Pada bagian dalam penis
terdapat saluran yang berfungsi mengeluarkan urine. Saluran ini
untuk mengalirkan sperma keluar. Jadi, fungsi penis sebagai alat
sanggama, saluran pengeluaran sperma, dan urine.
Sperma
Proses Spermatogenesis
Saat dilahirkan seorang anak wanita telah mempunyai alat reproduksi yang
lengkap, tetapi belum berfungsi sepenuhnya. Alat reproduksi ini akan berfungsi
sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa pubertas. Alat reproduksi
wanita juga terdiri dari alat kelamin dalam dan alat kelamin luar. Alat kelamin
bagian luar terdiri dari lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis dan
klitoris. Sedangkan pada alat kelamin bagian dalam terdapat ovarium, tuba falopii
(oviduk), dan uterus (rahim).
Female Reproductive System
1. Vulva
bagian bawah perut. Daerah ini dapat dikenali dengan mudah karena
tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh saat seorang gadis
beranjak dewasa. Labia adalah lipatan berbentuk seperti bibir yang terletak di
dasar mons pubis. Labia terdiri dari dua bibir, yaitu bibir luar dan bibir dalam.
Bibir luar disebut labium mayora, merupakan bibir yang tebal dan
besar. Sedangkan bibir dalam disebut labium minora, merupakan bibir tipis
yang menjaga jalan masuk ke vagina. Klitoris terletak pada pertemuan
antara ke dua labia minora dan dasar mons pubis. Ukurannya sangat kecil
sebesar kacang polong, penuh dengan sel saraf sensorik dan pembuluh
darah. Alat ini sangat sensitif dan berperan besar dalam fungsi seksual.
2. Vagina
Vagina adalah saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan
berakhir pada rahim. Vagina dilalui darah pada saat menstruasi dan
merupakan jalan lahir. Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan
menyempit. Kemampuan ini sangat hebat, terbukti pada saat melahirkan
vagina bisa melebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada bagian ujung
yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan
istilah selaput dara. Bentuknya bisa berbeda-beda setiap wanita. Selaput ini
akan robek pada saat bersanggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang
terlalu dalam, olah raga dan sebagainya.
3. Serviks
Serviks disebut juga dengan mulut rahim. Serviks ada pada bagian
terdepan dari rahim dan menonjol ke dalam vagina, sehingga berhubungan
dengan bagian vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu
ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastis, dan licin. Hal ini
membantu spermatozoa untuk mencapai uterus. Saluran yang berdinding
tebal ini akan menipis dan membuka saat proses persalinan dimulai.
4. Rahim
Rahim disebut juga uterus. Alat ini memiliki peranan yang besar
5. Ovarium
6. Tuba fallopi
Tuba fallopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur adalah
sepasang saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10 cm.
Saluran ini menghubungkan rahim dengan ovarium melalui fimbria. Ujung
yang satu dari tuba fallopii akan bermuara di rahim sedangkan ujung yang
lain merupakan ujung bebas dan terhubung ke dalam rongga abdomen.
Ujung yang bebas berbentuk seperti umbai dan bergerak bebas. Ujung ini
disebut fimbria dan berguna untuk menangkap sel telur saat dilepaskan oleh
ovarium. Dari fimbria, telur digerakkan oleh rambut-rambut halus yang
terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
Proses Oogenesis
dilapisi oleh sel folikel. Keseluruhan struktur ini disebut folikel primer.
Ketika folikel tumbuh, oosit primer membelah secara meiosis I
menghasilkan satu oosit sekunder dan badan kutub. Oosit sekunder kemudian
berkembang menjadi ovum haploid yang siap untuk dibuahi oleh
sperma.
Oogenesis
Perkembangan embrio:
2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai
tampak tangan, jari tangan, hidung, dan kaki.
5. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan. Selama dalam rahim,
embrio mendapatkan nutrisi dari induknya melalui plasenta. Plasenta
mempunyai fungsi sebagai berikut.
D. Siklus Menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga
korpus luteum menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron.
Turunnya kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum
dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga
terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari.
Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini
hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan
memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari folikel
stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang
folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen
menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium.
Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks
untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi
untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung
kehidupan
sperma.
3. Fase ovulasi
A. FSH
Tubuh kita terdiri dari banyak cairan dan organ organ dalam tubuh seperti
organ hati,ginjal,jantung,paru-paru,dan yang lainnya tapi ada sesuatu yang
membuat kita bisa tahan akan virus dan lainnya itu di karenakan ada hormon yang
melindungi tubuh kita ada beberapa hormon yang melindungi tubuh yang membuat
metabolisme tubuh kita menjadi kebal virus dan bakteri atau lainya tapi lupakan itu
sejenak karena disini saya akan menjelaskan tentang hormon FSH atau Follical
Stimulating Hormon pada wanita mari kita mulai penjelasannya
FSH, atau hormon perangsang folikel, adalah hormon yang disekresi oleh
kelenjar hipofisis pada pria dan wanita. Ini adalah salah satu hormon yang paling
penting karena bertanggung jawab atas masa pubertas dan juga diperlukan
untuk reproduksi pada manusia. Hormon ini melakukan tindakan yang berbeda
pada pria dan wanita. Mari kita lihat secara rinci.
utama hipofisis yang mensekresikan FSH. Kunci dari pembelajaran ini diawali
dari memahami kepanjangan FSH. FSH kependekan dari Folikel Stimulating
Hormon diartikan dalam bahasa Indonesia saya artikan menjadi hormon yang
merangsang perkembangan folikel. Artinya hormon ini bertanggung jawab
terhadap perkembangan folikel.
3. Folikel, setelah ovum masak dan keluar akan berubah menjadi korpus
luteum yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
4. Korpus luteum setelah tidak fungsional akan disebut sebagai korpus albikan
dan menghsilkan estrogen dan progesteron dalam jumlah yang sangat
sedikit.
Setelah itu pelajari hubungan antar hormon
4. Maka ovulasipun terjadi karena LH, akan tetapi ovulasi ini memberikan
dampak negatif bagi progesteron dan FSH. Karena LH menyebabkan
ovulasi maka folikel berubah jadi corpus luteum yang memiliki
kemampuan mensekresi progesteron dan estrogen. Kehadiran progesteron
ini menekan FSH dan LH sekaligus. dampaknya bagi endometrium akan
semakin menebal dan kaya akan pembuluh darah.
Pada wanita, FSH merangsang folikel untuk produksi telur. Stimulasi dari
hasil folikel dalam ovulasi dan melepaskan telur dalam rahim. Oleh karena itu,
ditemukan bahwa tingkat FSH tertinggi selama waktu ovulasi pada wanita. FSH
juga sangat penting karena kontrol siklus menstruasi pada wanita. Pada pria, FSH
yang penting untuk produksi sperma. Peningkatan atau penurunan tingkat FSH
menyebabkan komplikasi atau masalah pada laki-laki maupun perempuan. Di sini
kita akan melihat lebih lanjut tentang konsekuensi tingkat FSH rendah
a Penyebab
c Gambaran Klinis
d Perangkat Diagnostik
e Pengobatan
f Penatalaksaan
B. LH
luteum.
Dan dapat Meningkatkan jumlah Luteinizing Hormone (LH) ini sebagai
respon umpan balik positif dari estrogen saat Luteinizing Hormone (LH) yang
berikatan dengan reseptornya.
C. ESTROGEN
Hormon estrogen merupakan salah satu hormon steroid kelamin, karena
mempunyai struktur kimia berintikan steroid yang secara fisiologik sebagian
besar diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem produksi wanita. Pria juga
memproduksi estrogen tetapi dalam jumlah jauh lebih sedikit, fungsi utamanya
berhubungan erat
Hal yang spesifik bagi hormon ini pada wanita usia subur ialah sekresinya
dari ovarium berlangsung secara siklik dan peranannya yang sangat penting dalam
mempersiapkan kehamilan.
Hormon ini juga berperan dalam proses perubahan habitus seorang anak
perempuan menjadi wanita dewasa, kemudian menjelang akhir masa reproduksi
produksinya mulai menurun dan sekresinya tidak lagi bersifat siklik.
Pada tahun 1926 Loewe dan Frank pertama kali melaporkan adanya
aktifitas estrogen dalam darah manusia, sedangkan Frank dan Goldberger pada
tahun yang sama berhasil menemukan kondisi “double peak” selama
siklus menstruasi normal dengan menggunakan teknik bioassay. Pada tahun 1935
Mac. Corquodale pertama kali mendapatkan kristal estradiol dari cairan
folikuler ovarium dan juga estron ditemukan dalam cairan folikel tetapi dalam
jumlah yang kecil.
Estogen alamiah yang terpenting adalah estradiol (E2), estron (E1), dan
estriol (E3). Secara biologis, estradiol adalah yang paling aktif. Perbandingan
khasiat biologis dari ketiga hormon tersebut E2 : E1 : E3 = 10 : 5 : 1.
1. SINTESIS ESTROGEN
a PADA PAYUDARA
D. PROGESTERON
a Siklus haid
b Masa kehamilan
3. Terapi
a Penyakit
b Reproduksi
4. Sumber Progesteron
Selain progesteron sintetik seperti yang umumnya kita temukan
dalam obat-obatan, progesteron juga bisa didapatkan secara alami yaitu
1) Anamnesa
Merujuk pada fungsi-fungsi hormon progesteron yang
telah dipaparkan sebelumnya, maka ada beberapa
pertanyaan dalam proses anamnesa yang dapat ditanyakan
kepada pasien, yang dalam hal ini dapat membimbing kita
1) Stres
Aktifitas yang padat dan beban kerja yang berat
dapat menimbulkan stres. Hal inilah yang memicu
terhentinya produksi hormon sehingga menyebabkan
terjadinya kekurangan progesteron.
2) Diet
Pola makan sehari-hari juga memberikan kontribusi
3) Kontrasepsi
Kebanyakan pil kontasepsi menggunakan progestin
sebagai terapi pengganti hormon. Progestin memiliki sifat
yang ridak sama dengan progesteron alami, sehingga
hanya akan memicu meningkatnya kadar hormon estrogen
didalam tubuh.
4) Lingkungan
Tanpa kita sadari tubuh kita sehari-hari telah
banyak menerima
paparan estrogen sintesis seperti yang
7. Penanganan
a Kelebihan
Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek
buruk kelebihan progesteron adalah dengan meninjau kembali jenis,
dosis serta lama pemberian terapi progesterone dan
menyesuaikannya dengan kebutuhan pasien.
b Kekurangan
Pada keadaan kekurangan hormon progesteron, selain
dengan mengkonsumsi progesterone tambahan, hal terpenting
adalah dengan melakukan koreksi dominasi estrogen, sehingga
dapat mengembalikan keseimbangan hormon.
E. TESTOSTERON
1. Fungsi Testosteron
b Tubuh panas-dingin
c Perubahan mood
d Mudah lupa
Setelah sekitar usia 40, kadar testosteron mulai menurun sekitar satu
persen per tahun. Penurunan ini pada awalnya hampir tidak terlihat. Tapi
seiring tahun-tahun berlalu, Anda akan mulai mendapat ekstra beberapa
kilo yang tidak diinginkan, mengalami kehilangan otot, dan pada usia 60
bahkan ada risiko impotensi dan penyakit tulang rapuh (osteoporosis).
Pada pria yang lebih muda kadar testosteron rendah dapat disebabkan oleh
masalah kesehatan mendasar seperti kerusakan testis, gangguan kelenjar hipofisis
atau bahkan dari efek samping obat resep.
penggunaannya.
Alami
Untuk pria dengan tingkat di ambang batas, olahraga
merupakan metode yang baik untuk meningkatkan produksi
testosteron ke tingkat yang memuaskan. Menjaga berat badan ideal
akan membantu menjaga kadar estrogen ke tingkat yang ideal,
mencegah pengurangan testosteron.
F. GONADOTROPIN
b ESTROGEN
3. PROGESTERON
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal
kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di
ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan
juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan
sekretorik (fase
sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan
endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi
implantasi.
a GONADOTROPIN RELEASING HORMONE
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh
hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH
(folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen
tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke
hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah,
begitupun sebaliknya.
b FSH (FOLIKEL STIMULATING HORMONE) DAN LH
(LUTEINIZING HORMONE)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang
diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan
menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang
akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus
luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
c HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh
jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai
dsb).
d TESTIS (ANDROGEN DAN
TESTOTERON) ANDROGEN DAN
TESTOTERON
Pada manusia, androgen terpenting yang disekresikan oleh
testis adalah testoteron. Jalur sintesis testoteron didalam testis
mirip dengan yang telah digambarkan didalam ovarium dan
adrenal.
Pada laki-laki, setiap hari dihasilkan sekitar 8 mg testoteron.
Kira-kira 95 persen diproduksi oleh sel leydig dan hanya 5 persen
Prolaktin merupakan hormon polipeptida yang terdiri dari 199 asam amino
dengan berat molekul 23 kD. Rantai polipeptida prolaktin dihubungkan oleh dua
jembatan disulfida. Pembentukan prolaktin dikode oleh gen yang terletak pada
kromosom 6 p22.2, p21.3. Pit-1 merupakan faktor transkripsi yang berikatan
dengan gen prolaktin sehingga memicuproduksi prolaktin di hipofisis anterior.
Strukturprolaktin menyerupai hormon pertumbuhan dan hormon plasenta laktogen.
(Davis J.R.E..2004)
4. Hormon ini juga mengatur metabolisme pada ibu, sehingga kebutuhan zat
oleh tubuh ibu dapat dikurangi dan dialirkan ke janin.
Kadar normal hormon prolaktin di dalam darah sekitar 5-28 ng/mL. Sekresi
hormon prolaktin meningkat pada masa hamil, stres fisik dan mental, keadaan
hipoglikemia. Keluarnya hormon prolaktin, menstimulasi sel di dalam alveoli
untuk memproduksi ASI dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Ketika
bayi menyusu, rangsangan sensorik itu dikirim ke otak. Otak kemudian bereaksi
mengeluarkan hormon Prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah menuju
kembali ke payudara. Hormon Prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu untuk
bekerja, memproduksi susu.
barulah sebagian besar hormon Prolaktin sampai di payudara dan merangsang sel-
sel pembuat susu untuk bekerja. Jadi, hormon Prolaktin bekerja untuk produksi
susu berikutnya. Susu yang disedot/dihisap bayi saat ini, sudah tersedia dalam
payudara, di Sinus Laktiferus.
H. Hormon Prostaglandin
Mereka adalah mediator dan memiliki berbagai kuat fisiologis efek, seperti
mengatur kontraksi dan relaksasi otot polos jaringan. Prostaglandin tidak hormon,
tetapi autokrin atau parakrin, yang bertindak secara lokal molekul messenger.
Mereka berbeda dari hormon dalam bahwa mereka tidak diproduksi di lokasi
diskrit tapi di banyak tempat di seluruh tubuh manusia. Juga, sel target mereka yang
hadir di sekitar langsung dari situs ekskresi mereka (ada banyak). Prostaglandin,
bersama dengan tromboksan dan prostacyclins,
membentuk prostanoid kelas turunan asam lemak, sebuah subclass dari
eicosanoids.
F 2α dan prostaglandin E2 dilaporkan oleh EJ Corey pada tahun 1969. Pada tahun
1971, ditetapkan bahwa aspirin seperti obat-dapat menghambat sintesis
prostaglandin. Para ahli biokimia Sune K. Bergström, Bengt I. Samuelsson,
dan John R. Vane (1982) bersama-sama menerima Penghargaan Nobel dalam
Fisiologi atau Kedokteran untuk penelitian mereka di prostaglandin. Oleh karena
diduga berasal dari kelenjar prostat, sang penemu memberinya nama prostaglandin.
jenuh. Merupakan lipida yang dibangun oleh 20 atom karbon pembentuk rantai
utamanya. Prostaglandin merupakan lipida yang mengandung gugus hidroksil (OH)
di posisi atom C nomor 11 dan C nomor 15, dan memiliki ikatan rangkap pada atom
C no 13.
Prostaglandin dihasilkan oleh jaringan yang sedang terluka atau sakit yang
disintesis dari asam lemak tak jenuh rantai panjang yaitu asam arakidonat.
Kehadiran obat penghilang rasa sakit seperti aspirin dapat menghambat proses
pembentukan molekul ini. Proses pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat.
Bentuk unik dari dari asam arakidonat disebabkan oleh serangkaian ikatan rangkap
cis membantu untuk memasukkannya ke dalam posisi untuk membuat cincin 5
anggota.
JenisReseptor Fungsi
1. Vasodilasi
PGI 2 IP 2. menghambat agregasi platelet
3. bronchodilatation
PGE 2 1. bronkokonstriksi
EP 1
2. GI saluran otot polos kontraksi
1. Bronchodilatation
EP 2 2. GI saluran otot polos relaksasi
3. vasodilatasi
EP3 1. ↓ lambung sekresi asam
↑ lambung lendir sekresi
rahim kontraksi (bila hamil)
GI saluran otot polos kontraksi
lipolisis inhibisi
6. ↑ otonom neurotransmitter
7. Platelet ↑ tanggapan terhadapagonismereka ↑
atherothrombosis dan in vivo
Yang
1.hiperalgesia
tidak
2.pyrogenic
ditentukan
PGF 2 1.rahim kontraksi
FP
α 2.bronkokonstriksi
mereka berinteraksi. Sampai saat ini delapan reseptor prostanoid telah diklon dan
dikarakterisasi.
Prostaglandin merupakan vasodilator kuat, yaitu, mereka mengendurkan
otot-otot dinding pembuluh darah sehingga diameter menjadi lebih besar dan ada
sedikit perlawanan untuk aliran. Akibatnya, tekanan darah turun. Sekali lagi,
efeknya dapat lokal. Sebuah contoh penting dari efek vasodilatasi prostaglandin di
pencegahan.
Eicosanoids, khususnya leukotrien, juga memainkan peran penting dalam
peradangan, sebuah proses ditandai dengan kemerahan (rubor), panas (kalor), nyeri
(dolor), dan perubahan ini disebabkan oleh dilatasi lokal pembuluh darah yang
memungkinkan peningkatan aliran darah ke daerah yang terkena. Pembuluh darah
menjadi lebih permeabel, mengarah ke perlawanan infeksi sel darah putih cairan
dari darah ke jaringan sekitarnya.
2. Untuk mencegah penutupan ductus arteriosus paten pada bayi baru lahir dengan
khususnya cacat jantung sianosis (PGE 1 )
8. Sebagai bahan dalam bulu mata dan alis produk kecantikan pertumbuhan
karena efek samping yang berhubungan dengan peningkatan pertumbuhan
rambut
Fungsi Prostaglandin:
1. Prostaglandin adalah zat alami yang berasal dari asam lemak dan disintesis
oleh sel dalam tubuh mamalia. Diproduksi di setiap sel tubuh kecuali sel
darah merah, prostaglandin menanggapi rangsangan yang berbeda dalam
tubuh untuk tanggapan efek pada hormon dan sel-sel secara langsung dalam
jaringan di mana mereka berada. Mereka muncul dalam jumlah yang
relatif menit dan dimetabolisme dengan cepat dalam darah
2. Aktivasi respon inflamasi, produksi nyeri, dan demam. Bila jaringan rusak,
banjir darah sel darah putih ke situs untuk mencoba meminimalkan
kerusakan jaringan. Prostaglandin diproduksi sebagai hasilnya
3. Gumpalan darah terbentuk ketika sebuah pembuluh darah rusak. Jenis yang
disebut prostaglandin tromboksan merangsang penyempitan dan
penggumpalan platelet. Sebaliknya, diikuti PGI2, dihasilkan memiliki efek
pertiga bagian dari air mani. Prostat berbeda-beda dari satu spesies ke spesies
lainnya dalam hal anatomi, kimia dan fisiologi.
Prostaglandin ditemukan di sebagian besar jaringan dan organ. Mereka
diproduksi oleh semua sel bernukleus kecuali limfosit.
Mereka autokrin dan parakrin mediator lipid yang bertindak
berdasarkan trombosit , endotel , uterus dan sel mast . Mereka disintesis dalam sel
dari asam lemak esensial (EFA).Perantara diciptakan dari fosfolipase-A 2 ,
kemudian dibawa keluar dari salah satu baik jalur siklooksigenase atau
jalur lipoxygenase untuk membentuk baik prostaglandin dan tromboksan
a. Polip;
b. Rasa nyeri pada saat menstruasi.
2. Kekurangan hormon :
a. Jika jumlah prostaglandin dalam air mani ini kurang dapat juga
menjadi masalah infertilitas
b. Kelainan-kelainan yang terdapat dalam rahim dapat mengganggu
dalam hal implantasi, pertumbuhan intrauterine (dalam kandung
rahim), nutrisi, serta oksigenisasi janin.
I. Pengertian Oksitosin
a. Persalinan
a. Alkohol
b. Relaksin
Salah satu efek penting yang tidak diingini pada oksitosin adalah anti
diuresis yang terutama disebabkan oleh reabsorbsi air. Abdul Karim dan
Assali (1961) menunjukan dengan jelas bahwa pada wanita hamil maupun
tidak hamil oksitosin mempunyai aktivitas anti diuresis. Pada wanita yang
mengalami diuresis sebagai akibat pemberian air, apabila diberikan infus
dengan 20 miliunit oksitosin permenit, biasnya akan mengakibatkan
produksi air seni menurun. Kalau dosis ditingkatkan menjadi 40 miliunit
permenit, produksi air seni sangat menurun. Dengan dosis yang sama
apabila diberikan dalam cairan dekstorse tanpa elektrolit dalam volume
yang besar akan dapat menimbulkan intoksikasi air. Pada umunnya kalau
pemberian oksitosin dalam dosis yang relatif tinggi dalam jangka waktu
yang agak lama maka lebih baik meningkatkan konsentrasi hormon ini dari
pada menambah jumlah cairan dengan konsentrasi hormon yang rendah .
Efek anti diuresis pemberian oksitosin intravena hilang dalam waktu
beberapa menit setelah infus dihentikan. Pemberian oksitosin im dengan
dosis 5-10 unit tiap 15-30 menit juga menimbulkan anti diuresis tetapi
kemungkinan keracunan air tidak terlalu besar karena tidak desertakan
pemberian cairan tanpa elektrolit dalam jumlah besar. Oksitosin dan
hormon ADH memiliki rumus bangun yang sangat mirip , hal ini akan
menjelaskan mengapa fungsi kedua hormon ini saling tumpang tindih.
Peptida ini terutama dimetabolisme dihati, sekalipun eksresi adrenal ADH
menyebabkan hilangnya sebagian hormon ini dengan jumlah yang
bermakna dari dalam darah.
Gugus kimia yang penting bagi kerja oksitosin mencakup gugus amino
primer pada sistein dengan ujung terminal –amino: gugus fenolik pada
tirosin ; gugus tiga carboksiamida pada aspa-ragin, glutamin serta
glisinamida; dan ikatan disulfida (s s). Delesi atau subtitusi gugus ini
6. Oksitosin sintetik
e. Mual
f. Reaksi hipersensitif
Perlu diperhatikan dulu apakah jalan lahir cukup luas untuk ukuran
kepala janin dan apakah kepala janin juga dalam posisi fleksi yang baik,
sehingga diameter yang terkecil kepala janin yang akan menyesuaikan
dengan jalan lahir ( diameter biparietal dan suboccipitobregmatika ). Suatu
kesempitan panggul adalah tidak mungkin bila semua criteria dibawah ini
kita jumpai:
g. Bila dilakukan dorongan pada fundus maka kepala janin akan turun
melewati pintu atas panggul
SISTEM REPRODUKSI
A. Konsep haid
Haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah
uterus melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang
mengandung darah ini terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia subur dan
yang sedang tidak hamil. Peristiwa ini dimulai dengan adanya pengeluaran selaput
masa menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa
menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya
cepat, paling hanya 2-3 hari. Siklus haid/ menstruasi pada perempuan (reproduksi)
normalnya terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari.
Namun ada sebagian perempuan yang mengalami haid tidak normal. Diantaranya
mulai dari usia haid yang datang terlambat, darah haid sangat banyak sampai harus
berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit saat haid, gejala PMS
(pree menstruasi syndrom), siklus haid yang tidak teratur dan masih banyak lagi.
Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang
tidak teratur misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertil).
Gangguan yang terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi selama
dua tahun pertama setelah haid kali pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah
mendapatakan haid pertamanya saat berusia 11 tahun, maka hingga usia 13 tahun
haidnya masih tidak teratur. Tapi bila setelah usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur
juga, dipastikan ia mengalami gangguan haid.
pada endometrium sehingga terjadi Fase sekresi / fase luteal. Fase sekresi selalu
tetap 14 hari, meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda adalah fase
proliferasinya, sehingga harus berhati2 untuk menentukan masa subur.
C. Siklus Menstruasi
Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan
mulainya haid berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai
awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus
menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-
15%wanita yang memiliki siklus 28 hari. Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja
antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan kakak beradik
dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat
setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.
Lama haid biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah
sedikit-sedikit kemudian ada yang 7 – 8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata +
16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga
dengan wanita yang anemi.
Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa
berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini
adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur. Siklus dan
lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender dengan
menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah
beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu
anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang. Tandai setiap hari ke-1
dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya dengan demikian
anda dapat mengetahui siklus anda.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai
tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya
kehamilan. Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel
telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii dan di dalam tuba bisa terjadi
pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk kedalam
rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium
akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung
selama 3 – 5 hari kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan
endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.
Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase:
1. Fase Folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan
terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada
saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan
fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang
saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian
bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung
selama beberapa menit sampai beberapa jam.
3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14
hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan
membentuk korpus luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase lutuel
dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa
(nake nukleus).
3) Fase proliferasi akhir (late proliferation)
Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-
14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang
tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel
kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif
dan
padat.
d Fase pra haid atau fase sekresi
Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari
1. Hipermenore (Menorraghia)
a Definisi
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari
normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah
sewaktu menstruasi.
b Etiologi
1) Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea,
hipomenorea, menoragia. Terapi : uterotonika
2) Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi :
uterotonika, roborantia.
3) Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim
kurang, cavum uteri luas, bendungan pembuluh darah balik.
4) Hipertensi
5) Dekompensio cordis
6) Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
7) Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah
balik.
8) Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
c Patofisiologi
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi
Gonadotropin releasing hormon (GnRH), yang menstimulasi
pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal
ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan
matur pada pertengahan siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH)
dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel
menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium
agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH
2. Hypomenorhoe (kriptomenorrhea)
a Definisi
Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih
kurang dari biasanya. Lama perdarahan : Secara normal haid
sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka
daya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis,
mioma.
b Etiologi
1) Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin
3. Polimenorea (Epimenoragia)
a Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang
21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih
banyak dari biasa.
b Etiologi
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus
luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau
bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau
b Klasifikasi
1) Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai
umur 18 tahun.
2) Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche
atau pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut
selama 3 bulan.
c Etiologi
1) Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus
(endometrium), dan vagina
jaringan pengikat.
Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi
hipotalamus-hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis
hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja secara fungsional.
Amenore yang terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya
obstruksi terhadap aliran darah yang akan keluar uterus, atau bisa
juga karena adanya abnormalitas regulasi ovarium sperti kelebihan
androgen yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.
6. Metroragia
a Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya
dengan haid.
b Klasifikasi
1) Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus,
kehamilan ektopik.
2) Metroragia diluar kehamilan.
c Etiologi
1) Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka
a Definisi
b Etiologi
Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin
faktor penting ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron
dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan,
dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan
c Patofisiologi
d Manifestasi klinis
8.Dismenore
a Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etio
bKlasifikasi
d Manifestasi klinis
a) Manifestasi klinis
aDefinisi
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
bEtiologi
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hipere
PATHWAY AMENORE
Teais
Tida£ nq»di
PATHWAY DISMENORE
PATHWAY PMS (PRE MENSTRUAL SYNDROME)
PEMBAHASAN
Contoh Kasus:
Nona L, 17 tahun datang ke rumah sakit dengan mengeluh lemas letih dan lesu serta nyeri
hebat ketika haid, sampai tidak mampu melakukan aktivitas karena nyeri abdomen akan
bertambah. Pasien juga mengeluh mual, muntah dan diare.
A. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan dismenore dapat dilakukan dengan mengadakan
wawancara mengenai aspek-aspek umum seperti:
1. Riwayat Penyakit
a Riwayat penyakit dahulu
pasien-pasien dengan dismenore mungkin menceritakan
riwayat nyeri serupa yang timbul pada setiap siklus haid. Dismenore
primer biasanya mulai sesaat setelah menarche. Kadang-kadang
pasien mengemukakan riwayat kelelahan yang berlebihan dan
ketegangan saraf.
b Riwayat Penyakit Sekarang
Tidak Ada
c Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
d Nutrisi
e Pola Latihan
f Pengetahuan Klien mengenai penyakitnya
g Konsep diri (body image)
h Skala nyeri 4-6
Pengkajian juga dapat dilakukan pemeriksaan fisik mulai B1-B6
1. B1 (Breath)
Pernapasan tidak teratur
2. B2 (Blood)
a Tekanan darah Rendah (90/60 mmHg)
b Akral Basah dan dingin
3. B3 (Brain)
a Penurunan Konsentrasi
b Pusing
c Konjungtiva Anemia
4. B4 (Bladder)
Warna kuning dan Volume 1,5 L/Hari
5. B5 (Bowel)
a Nyeri pada adomen
b Nafsu makan Menurun
6. B6 (Bone)
a Badan mudah capek
b Nyeri pada punggung
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Abdomen : Abdomen lunak tanpa adanya rangsangan
peritoneum atau suatu keadaan patologik yang terlokalisir. Bising usus
normal
2. Pemeriksaan Pelvis : Pada kasus dismenore Primer, pemeriksaan pelvis
adalah normal.
B. Analisis Data
1. Penyebab timbulnya ↓
C. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia
3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
D. Intervensi keperawatan
1.Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
• Tujuan:
INTERVENSI RASIONAL
1.Beri linkungan tenang dan kurangi 1.Meningkatkan istirahat dan
4. Penggunaan persepsi
Evaluasi dan dukung mekanisme 4. sendiri atau
prilaku untuk menghilangkan nyeri dapat membantu mengatasinya lebih efekti
koping px
• Tujuan:
• Kriteria hasil:
INTERVENSI RASIONAL
1.Beri lingkungan tenang dan perode 1.Menghemat energi untuk aktivitas
istirahat tanpa gangguan, dorong dan regenerasi seluler/ penyembuhan
istirahat sebelum makan jaringan
2.Tingkatkan aktivitas secara bertahap 2.Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan
• Tujuan:
• Kriteria hasil:
INTERVENSI RASIONAL
1.Libatkan pasien/ orang terdekat 1.Keterlibatan akan membantu pasien
A. DEFINISI
1. Hormon Prolaktin
Kadar normal hormon prolaktin di dalam darah sekitar 5-28 ng/mL. Sekresi
hormon prolaktin meningkat pada masa hamil, stres fisik dan mental, keadaan
hipoglikemia. Keluarnya hormon prolaktin, menstimulasi sel di dalam alveoli
untuk memproduksi ASI dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Ketika
bayi menyusu, rangsangan sensorik itu dikirim ke otak. Otak kemudian bereaksi
mengeluarkan hormon Prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah menuju
kembali ke payudara. Hormon Prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu untuk
bekerja, memproduksi susu.
2. Hiperprolaktinemia
Hiperprolaktinemia adalah meningkatnya kadar PRL darah, kadang kala
disebabkan stres; jika patologis, keadaan ini menyebabkan galaktorea, haid
tidak teratur, dan subfertilitas. Pada pria, dapat terjadi disfungsi ereksi,
ginekomastia ( pembesaran payudara ), dan penurunan massa otot. Penyakit ini
dapat terjadi akibat pemberian antagonis dopamin (misal metoklopramid), tumor
hipofisis besar yang sering nonfungsional, dan prolaktinoma. Prolaktinoma yakni
tumor hipofisis
penghasil prolaktin yang dapat dibagi menurut ukurannya menjadi makroadenoma
(>1 cm) atau mikroadenoma (<1 cm). (Chris Brooker.,2008).
B. ETIOLOGI
2. Obat-obatan
Misalnya Dopamine-receptor antagonist
(phenothiazines,butyrophenones,thioxanthenes, risperidone,
metoclopramidesulpiride,pimozide), Dopamine-depleting agents (methyldopa,
reserpine), Anti histamin2 (AH2) seperti cimetidine, anti hypertensi
(verapamil), dan anti depresan golongantrisiklik, estrogen dan opiate. Estrogen
dapat menyebabkan hiperprolaktinemia oleh karena estrogen memiliki sifat
positif terhadap laktotrof. Dan obat-obatopiate menyebabkan
hiperprolaktinemia karena dapat menstimulasi reseptoropiod pada
hipotalamus..
3. Hypothyroidisme
Pengeluran hormon prolaktin yang berlebihan juga bisa terjadi pada mereka
yang mengidap hypotiroid, keadaan dimana terdapat kekurangan pengeluaran
hormon tiroid.
4. Penyebab-lain
Kehamilan, menyusui dan rangsangan pada puting susu juga bisa meningkatkan
prolaktin dalam tubuh, akan tetapi ini normal dan tidak ada kaitannya dengan
suatu penyakit.
C. MANIFESTASI KLINIS
b) Hormon oksitosin : mengatur kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi dan
pengeluaran air sususewaktu menyusui.
E. PATOFISIOLOGI
Fungsi primer prolaktin adalah untuk menstimulasi sel epitel payudara untuk
berproliferasi dan merangsang produksi air susu. Estrogen menstimulasi
proliferasisel laktotrof hipofisis, dan meningkatkan kuantititas sel ini pada wanita
usia premenopause, terutama saat kehamilan. Namun, laktasi dihambat oleh
kadar estrogen dan progesteron yang tinggi saat kehamilan. Penurunan kadar
estrogen dan progesteron yang cepat pada periode pasca persalinan akan
menyebabkan terjadinya laktasi. Saat laktasi dan menyusui, ovulasi dapat ditekan
akibat supresi gonadotropin oleh prolaktin.
jenis kelamin.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
sekali.
Jika tidak dapat ditegakkan adanya suatu lesi tumor, maka didiagnosis sebagai
hiperprolaktinemia idiopatik.Dikatakan suatu mikoradenoma adalah bila
diameter terbesar tumor kurang dari 10mm (diameter maksimal suatu kelenjar
hipofisis yang normal adalah 10 mm) dan dikatakan makroadenoma jika
ukurannya lebih atau sama dengan 10 mm. Prolaktinoma biasanya disertai dengan
kadar prolaktin lebih dari 250 ng/mL, kecil kemungkinan terjadi prolaktinoma
bila kadar prolaktin kurang dari 100 ng/mL. Nilai prolaktinserum pada pasien
mikro adenoma biasanya kurang dari 200 ng/mL dan pada pasien makroadenoma
biasanya nilainya lebih dari 200 ng/mL. Jika kadar prolaktin adalah lebih dari
100 ng/mL atau kurang dari 250 ng/mL, harus dilakukan pemeriksaan radiologi,
khususnya MRI. Jika dengan MRI, diagnosis adenoma masih tidak dapat
ditegakkan, maka didiagnosis sebagai hiperprolaktinemia idiopatik.
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi adalah untuk meredakan gejala hiperprolaktinemia.
Penatalaksanaan sebaiknya memperhatikan penyebab terjadinya
hiperprolaktinemia, seperti dengan menghentikan obat obatan yang mengakibatkan
hiperprolaktinemia dan pada penderita dengan hipotiroidisme dengan
memberikanterapi hormone replacement.
Medikamentosa
Pembedahan
1. Indikasi untuk suatu operasi hipofisis antara lain adalah pasien dengan
intoleransi obat, tumor yang resisten terhadap terapi medikamentosa, atau pada
pasien dengan gangguan lapangan pandang yang persisten meskipun telah
diberikan terapi medikamentosa (manifestasi akibat penekanan tumor).
H. KOMPLIKASI
I. PROGNOSIS
1. Sebanyak 90–95 % pasien dengan mikroadenoma mengalami penurunan
sekresi prolaktin secara gradual, jika konsisten dengan pengobatan minimal
selama 7 tahun
3. Angka rekurensi hiperprolaktinemia adalah 80%, dan bila terjadi maka pasien
memerlukan terapi medis jangka panjang.
BAB III
A. PENGKAJIAN
2. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
i) Impotensia.
5. Pemeriksaan diagnostik
c) CT Skan Otak
Intervensi keperawatan
Non pembedahan
Intervensi keperawatan
Tujuan : Agar nyeri di kepala pasien berkurang dan skala nyerinya dapat di ukur.
Intervensi Keperawatan :
Intervensi keperawatan :
dan takut.
b. Mengkaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan, damping
klien, dan lakukan tindakan bila menunjukkan perilaku merusak.
Intervensi keperawatan :
Intervensi keperawatan :
Intervensi keperawatan :
Intervensi keperawatan :
PENGKAJIAN
A. Sistem Integumen.
B. Sistem Gastrointestinalis
1. Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah setelah
pemberian kemotherapi.
4. Kaji anoreksia
C. Sistem Hematopoetik.
1. Kaji Netropenia
d. Kaji suhu
2. Kaji Trombositopenia : < 50.000/m3 – menengah, < 20.000/m3 – berat
3. Kaji Anemia
a. Warna kulit, capilarry refi
b. Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo
c. Sistem Respiratorik & Kardiovaskula
4. Kaji terhadap fibrosis paru yang ditandai : Dispnoe, kering, batuk non produktif
– terutama bleomisi
5. Kaji tanda CHF
6. Lakukan pemeriksaan EKG
D. Sistem Neuromuskular
1. Perhatikan adanya perubahan aktifitas motorik
2. Perhatikan adanya parestesi
3. Evaluasi refleks
4. Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki
5. Kaji gangguan pendengaran
6. Diskusikan ADL
E. Sistem genitourinar
1. Kaji frekwensi BAB
2. Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine
3. Kaji : hematuria, oliguria, anuria
4. Monitor BUN, kreatinin
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
A. Dx 1
Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan syaraf, suplay
vaskularisasi atau efek samping therapy/tindakan,
Tujuan
Intervensi
Independent :
1. Kaji riwayat nyeri seperti lokasi; frekwensi ; durasi dan intensitas (skala 1 –
10) dan upaya untuk mengurangi nyeri.
2. Beri kenyamanan dengan mengatur posisi klien dan aktivitas diversional.
sesuai kebutuhannya
Kolaborasi :
Rasional
1. Informasi merupakan data dasar untuk evaluasi atau efektifitas intervensi
yang dilakukan. Pengalaman nyeri setiap individu bervariasi karena
mengganggu fisik dan psikologi.
2. Menolong dan meningkatkan relaksasi dan refokus
B. Dx 2
Intervensi
1. Diskusi dengan klien tentang diagnosa dan tindakan guna membantu klien
agar dapat aktif kembali sesuai ADLs.
2. Review/antisipasi efek samping kaitan dengan tindakan yang dilakukan
termasuk efek yang mengganggu aktivitas seksual.
Kolaborasi :
Rasional
4. Validasi tentang kenyataan perasaan klien dan berikan tehnik koping sesuai
kebutuhan.