Anda di halaman 1dari 21

SISTEM REPRODUKSI MAMALIA

1. Pengertian Sistem Reproduksi


Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan
melestarikan jenis agar tidak punah. Bayangkan apabila ada suatu organisme
yang tidak melakukan reproduksi, tentu saja akan menganggu keseimbangan
alam. Pada rantai makanan, bayangkan jika salah satu mata rantai tersebut
hilang. Tentu akan tidak seimbang proses alam ini. Yang akan
menghancurkan sebuah ekosistem,atau bahkan peradaban.
Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam
organisme yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. Banyak zat
non-hidup seperti cairan, hormon, dan feromon juga merupakan aksesoris
penting untuk sistem reproduksi. Tidak seperti kebanyakan sistem organ, jenis
kelamin dari spesies yang telah terdiferensiasi sering memiliki perbedaan
yang signifikan. Perbedaan ini memungkinkan untuk kombinasi materi
genetik antara dua individu.
Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran
reproduksi jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris
(pada hewan-hewan dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina
terdiri atas sepasang ovarium (pada beberapa hewan hanya terdapat satu) dan
saluran reproduksi betina. Pada mamlia yang dilengkapi organ kelamin luar
(vulva) dan kelenjar susu.

1
2. Sistem Reproduksi Mamalia
2.1 Sistem Reproduksi pada Jantan

a. Organ Reproduksi Luar


Penis
Penis terdiri dari jaringan-jaringan otot, jaringan spons yang
lembut, pembuluh darah dan jaringan saraf. Fungsinya yaitu
untuk kopulasi (hubungan antara alat kelamin jantan dan betina
untuk memudahkan semen ke dalam organ reproduksi betina).
Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi
padsa saat dikhitan/sunat.

Buah Zakar
Buah zakar terdiri dari kantung zakar yang didalamnya terdapat
sepasang testis dan bagian-bagian lainnya. Kulit luar nya disebut
skrotum. Skrotum berfungsi melindungi testis serta mengatur
suhu yang sesuai untuk spermatozoa (sel sperma).

Skrotum (Kantung Pelir)

2
Skrotum merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis.
Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum
kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh
sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot
dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat
mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-
serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut
yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur
suhu lingkungan testis agar kondisinya tetap stabil. Karena
dalam proses pembentukan sperma (spermatogenesis)
membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih
rendah daripada suhu tubuh.

b. Organ Reproduksi Dalam


Testis
Testis sebenarnya adalah kelenjar kelamin, berjumlah sepasang
dan akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormon testosteron.
Skrotum dapat menjaga suhu testis. Jika suhu terlalu panas,
maka skrotum akan mengembang, jika suhu dingin skrotum
mengerut sehingga testis lebih hangat. Testis (gonad jantan)
berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum).
Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di
bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan
dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan
otot polos. Fungsi testis secara umum adalah sebagai alat untuk
memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut
testoteron.

3
Tubulus Seminiferus
Di dalam testis terdapat terdapat saluran-saluran halus yang
disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dinding
dalam saluran terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat.

Saluran Reproduksi (Saluran Pengeluaran)

Saluran reproduksi maksudnya tempat sperma keluar atau jalan


berupa lubang kecil yang menghubungkan organ dalam. Saluran

4
pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari
epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra. Berikut ini
adalah macam-macam saluran reproduksi :
- Epididimis berupa saluran panjang yang berkelok yang
keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah
kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi
matang dan bergerak menuju vas deferens.

- Vasa deferens berupa saluran panjang dan lurus


mengangkut sperma ke vesika seminalis. Vas deferens atau
saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus
yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari
epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan
ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas
deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma
dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani
(vesikula seminalis).

- Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dan


menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra. Saluran
ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke
dalam uretra.

- Uretra merupakan saluran panjang terusan dari saluran


ejakulasi dan terdapat di penis.

c. Kelenjar
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis berjumlah sepasang, terletak dibawah dan
atas kantung kemih. Merupakan tempat untuk menampung
sperma sehingga disebut dengan kantung semen. Menghasilkan
getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma
dan bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasanasam
dalam saluran reproduksiwanita.

Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di
bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan
getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang
berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar Cowper (Kelenjar Bulbouretra)
Kelenjar Cowper merupakan kelenjar yang salurannya langsung
menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang
bersifat alkali (basa).

5
2.2 Sistem Reproduksi pada Betina
a. Organ Reproduksi Luar

Vagina
Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus
dengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan
saluran persalinan (tempat keluarnya bayi). Sehingga sering
disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan
selaput dara.

Vulva
Vulva merupakan suatu celah yang terdapat dibagian luar dan
terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
- Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang
terletak dibagian luas dan membatasi vulva.
- Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang
terletak pada bagian dalam dan membatasi vulva .

Mons Veneris
Mons veneris merupakan pertemuan antara (di antara) kedua
bibir vagina dengan bagian atas yang tampak membukit.

Payudara
Payudara disebut juga dengan kelenjar mamae. Payudara atau
disebut juga dengan kelenjar susu akan menghasilkan ASI
untuk nutrisi bayi.

6
b. Organ Reproduksi Dalam

Ovarium
Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah
sepasang dan terletak di dalam tongga perut pada daerah
pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan
sel ovum dan hormon wanita seperti : Estrogen yang berfungsi
untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga
membantu dalam prosers pematangan sel ovum.
Progesterone yang berfungsi dalam memelihata masa kehamilan
Ovarium di selubungi oleh kapsul pelindung dan mengandung
beberapa folikel. Tiap folikel mengandung satu sel telur. Folikel
adalah strukur seperti bulatan-bulatan yang mengelilingi oosit
dan berfungsi untuk menyediakan makanan dan melindungi
perkembangan sel telur.

Fimbriae
Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di
bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran
oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah
matang yang dikelurakan oleh ovarium.

Infundibulum

7
Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk
corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi
menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae.

Tuba fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran memanjang yang berada setelah
infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan
bagi sel ovum menuju uterus dengan abantuan silia pada
dindingnya.

Oviduct
Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi.
Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum
menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya. Oviduct
berjumlah sepasang dan menghubungkan ovarium dengan
rahim.

Rahim/Uterus
Rahim/Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot.
Berbentuk sperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil.
Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada
manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya
untuk satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding
yaitu :
- Perimetrium yaitu lapisan yang terluar yang berfungsi
sebagai pelindung uterus.
- Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan
berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan
melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.

- Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan


sel darah merah. Bila tidak terjadi pembuahan maka dinding
endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan
sel ovum matang.

Cervix
Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya
menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim.
Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan
keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina.

Saluran Vagina

8
Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan
sampai pada vagina. Berbentuk tabung berlapis otot. Dinding
vagina lebih tipis daripada rahim dan banyak memiliki lipatan.
Hal ini untuk mempermudah jalan kelahiran bayi. Vagina juga
memiliki lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan
kelenjar Bartholin.

Klitoris
Klitoris merupakan tonjolan kecil yangt erletak di depan vulva.
Sering disebut dengan klentit.

3. Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel gamet, baik gamet jantan
maupun betina. Pembelahan sel pada gametogenesis terjadi secara meiosis.
Setelah meiosis, terjadi pematangan sel untuk menjadi sel gamet sesuai
spesies makhluk hidup.
Gametogenesis terjadi pada organ reproduksi makhluk hidup multiselular.
Pada hewan jantan terjadi di organ testis yang disebut spermatogenesis. Pada
hewan betina terjadi di organ ovarium yang disebut oogenesis.
3.1 Spermatogenesis

9
Sel sperma atau disebut dengan spermatozoid merupakan hasil dari
spermatogenesis. Sel sperma berbentuk lonjong dan berukuran kecil
dengan flagela pada bagian posterior (ekor). Flagela berfungsi untuk
pergerakan sperma menuju sel telur saat fertilisasi. Pembentukan sel
sperma terjadi pada organ testis hewan jantan. Di dalam testis terdapat
banyak saluran kecil yang disebut tubulus seminiferus. Pada dinding
dalam saluran inilah terjadi proses spermatogenesis.
Pada tubulus seminiferus, terdapat sel-sel induk sperma atau
spermatogonium yang diploid. Untuk melangsungkan pembentukan sel
sperma, sel spermatogonium membelah secara mitosis dan
menghasilkan spermatosit primer.
Setelah spermatosit primer terbentuk, pembelahan meiosis terjadi
pada sel tersebut. Sel spermatosit primer mengalami meiosis I. Terjadi
reduksi kromosom sehingga menghasilkan dua sel spermatosit sekunder
yang haploid. Dua sel spermatosit sekunder hasil meiosis I melakukan
pembelahan meiosis II. Dari dua sel spermatosit sekunder tersebut
dihasilkan empat sel spermatid. Sel spermatid yang terbentuk
mengalami pematangan untuk menjadi sel sperma yang fungsional.
Pematangan meliputi pembentukan tudung yang menembus sel telur
dan juga adanya pembentukan flagel.

Pada manusia, pada proses spermatogenesis dari spermatogonium


hingga menjadi sperma matang memerlukan waktu sekitar 72 hari.
Sperma yang telah matang dilepaskan menuju epididimis. Produksi
sperma pada manusia terjadi secara terus-menerus.

10
3.2 Oogenesis

Organ reproduksi hewan betina yang utama adalah ovarium. Pada


organ ini terjadi pembentukan sel telur atau oogenesis. Sel telur atau
ovum berkembang dari sel induk telur atau oogonium yang diploid,
mirip spermatogonium pada spermatogenesis. Namun, pada oogonium,
proses mitosisnya telah terjadi sebelum individu dilahirkan.
Setelah lahir, pada ovarium terdapat sekitar 400.000 oosit primer
yang siap memasuki tahap meiosis. Oosit primer (2n) akan mengalami
meiosis I menghasilkan oosit sekunder yang haploid (n) dan sel yang
lebih kecil yang disebut badan polar I. Saat oosit sekunder memasuki
profase II pada meiosis II, oosit tersebut dilepaskan dari ovarium.
Peristiwa pelepasan ini disebut ovulasi.

Oosit sekunder yang dilepaskan bergerak secara pasif dengan


bantuan pergerakan cairan dan silia tuba Fallopii menuju uterus.
Meiosis II yang menghasilkan satu ovum matang dan badan polar II
tidak akan terjadi sebelum oosit sekunder dibuahi oleh sel sperma
(Levine Miller, 1991: 730). Pada saat sel sperma melakukan penetrasi

11
menembus permukaan sel telur, meiosis II berlangsung menghasilkan
sel ovum matang dan badan polar II.
Pada individu betina, oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
fungsional. Selain itu, pengeluaran sel ovum tidak terjadi secara
serentak dan banyak seperti halnya sel sperma.

SISTEM REPRODUKSI PISCES, AMPHIBIA, REPTILIA, DAN AVES


1. Sistem Reproduksi pada Pisces

12
Sistem Genitalia Jantan
Ikan jantan alat reproduksinya terdiri atas :

1. Sepasang Testis
Sepasang testis yang menghasilkan sel kelamin jantan (sperma)
berbentuk bulat telur. Testis sebelah kanan lebih tinggi bila dibandingkan
dengan testis sebelah kiri.
2. Epididimis,
3. Vas Deferens
Vas deferens saluran sperma yang keluar dari testis.
4. Ginjal,
5. Saluran kencing
6. Kloaka

Testis Testis adalah organ reproduksi jantan yang terdapat berpasangan dan
terletak di bawah tulang belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong
dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik
(spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada
saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas deferens
menuju celah/ lubang urogenital.

13
Testis berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga
abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar.
Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus.
Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus
bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis
dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Bahian posterior duktus
aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk
kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka. Pada Teleostei
saluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara
terpisah.
Proses fertilisasi/pembuahan pada ikan ada 2 cara, yakni pembuahan di
dalam (internal fertilization) dan pembuahan di luar (external fertilization).
Namun demikian kebanyakan jenis ikan melakukan pembuahan diluar
(external fertilization). Ikan yang melakukan pembuahan diluar disebut ikan
jenis ovipar. Ikan jenis ovipar mengeluarkan telur dari dalam tubuhnya untuk
dibuahi oleh si jantan. Proses pembuahan sel telur (oosit) oleh sel sperma
berlangsung diluar tubuh ikan dimana sperma memasuki sel telur melalui
sebuah lubang yang disebut dengan mikrofil. Umumnya hanya satu sperma
yang dapat masuk ke dalam sebuah sel telur. Oosit yang telah dibuahi oleh sel
sperma disebut zigot. Sebaliknya ikan yang melakukan pembuahan di dalam
disebut ikan jenis ovovivipar. Ikan jenis ini berkembang biak dengan cara
melahirkan. Pembuahan terjadi di dalam tubuh ikan betina (internal
fertilization). Embrio berkembang di dalam tubuh induk betina, kemudian
melahirkan anak yang sudah berwujud mirip dengan induknya. Ikan yang
berkembangbiak secara ovovivipar adalah ikan dari famili Poecilidae, seperti
platy, guppy, dan molly. Kelangsungan hidup anakan memang baik, tetapi
jumlah anakan yang dihasilkan setiap kelahiran tidak dapat banyak karena
daya dukung induk terbatas (seperti pada halnya manusia).Proses kawinnya
ikan didahului dengan pematangan sel-sel telur pada betina dan sel-sel
sperma dalam testis pada ikan jantan. Selanjutnya proses kawin (spawning)
pada ikan ini berlangsung secara alamiah/insting.

Sistem Genitalia Betina

14
a. Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada
anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium
kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.

b. Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya


berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre.
Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya
pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan
berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan
bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka. (Buku SH II,
diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi).

c. Ovary pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran
telur sendiri, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan
menentukan jumlah telur yang dimiliki oleh seekor induk. Ikan yang memiliki
ukuran telur besar contohnya ikan Nila dan Arwana, akan memiliki jumlah
telur yang lebih sedikit disbanding dengan ikan yang ukuran telurnya kecil
seperti ikan Cupang dan Mas. Hal ini disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki
si induk untuk menampung telur. Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh
ukuran kuning telurnya. Makin besar kuning telur makin besar pula peluang
embrio untuk bertahan hidup.

d. Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya


berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre.
Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya
pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan
berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan
bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka.

2. Sistem Reproduksi pada Amphibia


Sistem Genitalia Jantan

15
a. Testis
Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang
digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus
adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.

b. Saluran reproduksi
Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa
dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus
mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula
seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan
membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-
saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke
bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia
berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas
dijumpai.

Sistem Genitalia Betina

16
a. Ovarium
Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan
lemak bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum
korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan
pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.

b. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok.
Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum)
dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah
kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan
akhirnya bermuara di kloaka. (Buku SH II, diktat asistensi Anatomi
Hewan).

Pembuahan Eksternal

17
Sistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara
eksternal artinya penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar
tubuh. Pada pembuahan eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah
besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada
pembuahan secara internal. Pada katak betina menghasilkan ovum yang
banyak, kalau kita membedah katak betina yang sedang bertelur, kita akan
menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga
perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya
mencapairibuan. Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada
bagian leher, yang berfungsi sebagai tempat pegangan bagi katak jantan
ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak jantan dengan
adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang lebih
kasar. Fungsinya untuk erat katak betina ketika terjadi fertilisasi.

3. Sistem Reproduksi pada Reptilia


Sistem Genitalia Jantan

a. Testis
Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah
sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular,
salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan
membesar saat musim kawin.

b. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi yaitu duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran
reproduksi dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf
dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus
membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus
testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus
deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter
dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang
pendek.

18
Sistem Genitalia Betina

a. Ovaium
Ovaium berjumlah sepasang dan berbentuk oval dengan bagian
permukaannya benjol-benjol. Letaknya (ovarium) tepat di bagian
ventral kolumna vertebralis.

b. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi pada oviduk panjang dan bergelung. Bagian
anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian
posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian
anterior menghasilkan albumin yang berfungsi dan bertujuan untuk
membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian
posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur.
(Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi).

4. Sistem Reproduksi pada Aves

19
Sistem Genitalia Jantan

a. Testis
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian
permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian
paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah
dibuat dan disimpan spermatozoa.

b. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi yaitu Tubulus mesonefrus membentuk duktus
aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus
deferen. Pada burung- burung kecil, duktus eferen bagian distal yang
sangat panjang membentuk duktus aferen yang berdilatasi membentuk
duktus ampula yang bermuara dikloaka ssebagai duktus ejakulatori.
Duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil dengan
ureter ketika masuk kloka.

20
Sistem Genitalia Betina

a. Ovarium
Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang
kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.

b. Saluran reproduksi
Oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, dan dibagi menjadi
beberapa bagian- bagian anterior adalah infundibulum yang punya
bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang
dikelilingi oleh fimbre- fimbre. Di posterionya adalah magnum yang
akan mengekskrsikan albumin, dan untuk selanjutnya istimus yang
mengsrkresikan fimbre. Di Posteriornya adalah magnum yang akan
mensekresikan albumin, selanjutnya Istimus akan mensekresikan
membran sel telur dalam dan luar.

Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium
kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter.
Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh
oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka.
Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan
bermuara di kloaka.Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada
saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak
mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum
yang telah dibuahi sperma akan dikeliingi oleh materi cangkang berupa zat
kapur. Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk
akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung
menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak
burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari
makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

21

Anda mungkin juga menyukai