Anda di halaman 1dari 14

PENCEMARAN TANAH DAN AIR SERTA STRATEGI

PENANGGULANGANNYA

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Ilmu Lingkungan
Yang dibina oleh Bapak Dr. H. Sueb, M.Kes
Disajikan pada Jum’at 24 Maret 2017

Disusun oleh
Kelompok 8 Offering I 2016

Desi Yulia Safitri (160342606202)


Hana Veronica (160342606281)
Rias Aldila (160342606246)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2017
Abstrak

Safitri, Desi Yulia,Veronica, Hana,Aldila, Rias .2017. Pencemaran Tanah dan Air
Serta Strategi Penanggulangannya. Makalah Dasar Lingkungan,
Offering I S1 Biologi Universitas Negeri Malang. Dosen Pembimbing :
Dr. Sueb, M.Kes E-mail: sueb.fmipa@um.ac.id

Human being have various kind of needs, primary needs or secondary


needs. In fulfilling their needs, people take advantage from natural resources. But
in the process of taking advantage, there are remnants that not manage well and
can cause environmental pollution. Soil dan water pollution is an example. It
happen because so many factor, such as industrial waste, household waste, and
agricultural waste.

This working paper discuss about the explanation of soil and water
pollution, each indicator, sources, and impact that caused by soil dan water
pollution. Expected this working paper will give more information about soil and
water pollution that being more serious everyday.

Abstrak

Manusia memiliki berbagai jenis kebutuhan, baik kebutuhan primer


maupun kebutuhan sekunder. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, manusia
memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia. Namun dalam prosesnya terdapat
sisa pemanfaatan sumberdaya alam yang menjadi pencemar lingkungan apabila
tidak dikelola secara baik. Pencemaran tanah dan air merupakan contoh
pencemaran lingkungan . Hal ini diakibatkan dari berbagai faktor, diantaranya
limbah industri, domistik, dan pertanian yang tidak dikelola secara baik.

Makalah ini membahas mengenai pengertian dan indikator dari


pencemaran tanah dan air, juga sumber pencemaran, dampak serta
penanggulangan pencemaran tersebut. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi sehingga pencemaran yang sudah semakin serius dapat terkurangi.
1. Pendauluan

1.1 Latar Belakang

Manusia memiliki berbagai jenis kebutuhan, baik kebutuhan primer


maupun kebutuhan sekunder. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, manusia
memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia. Semakin banyak jumlah manusia,
semakin banyak pula semberdaya alam yang digali, diolah dan dijadikan berbagai
produk yang siap digunakan.

Dalam proses pengambilan, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya


alam, terdapat sisa yang tidak digunakan. Sisa dari proses tersebut kemudian
mencemari lingkungan perairan, udara dan daratan, sehingga lama kelamaan
lingkungan menjadi rusak. Kerusakan lingkungan akibat percemaran terjadi
dimana-mana yang berdampak pada menurunnya kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Bahkan, pencemaran dan kerusakan lingkungan
menimbulkan berbagai dampak buruk bagi manusia seperti penyakit dan bencana
alam.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan pencemaran tanah dan air? Sebutkan faktor-
faktornya!

b. Bagaimana dampak yang disebabkan oleh pencemaran air dan tanah?

c. Apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran tanah dan
air?

1.3 Tujuan

a. Menjelaskan pengertian, sumber, dan indikator pencemaran tanah dan air.


Serta memaparkan faktor-faktor yang menjadi penyebab pencemaran tanah
dan air.

b. Mendeskripsikan dampak yang disebabkan oleh pencemaran tanah dan air.


c. Memaparkan solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran
tanah dan air.

2. Bahasan

2.1 Pencemaran Tanah dan Air

Pencemaran berarti masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,


energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia, proses alam sehingga kualitas lingkungan
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran juga
dapat dikatakan peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang
dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi baik keadaan struktur
maupun fungsi sehingga menganggu keseimbangan. Pencemaran dibagi menjadi
beberapa macam yaitu, pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran daratan
atau pencemaran tanah.

1. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan


manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Ada dua sumber
utama kontaminasi tanah yaitu kebocoran bahan kimia organik dan
penyimpanan bahan kimia dalam bungker yang disimpan dalam tanah, dan
penampungan limbah industri yang ditampung dalam suatu kolam besar
yang terletak diatas atau di dekat sumber air tanah.

Pencemaran tanah biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair


atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar kedalam lapisan sub-permukaan;
kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air
limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang dalam tanah secara tidak memenuhi syarat. Ketika
seuatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan masuk kedalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat
kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak
langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara diatasnya.

Gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, dan oksida belerang yang


menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke
tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan
pencemaran pada tanah.

Komponen-komponen bahan pencemaran tanah diantaranya:

1. Limbah domestik, berasal dari daerah pemukiman penduduk,


perdagangan, pasar, tempat usaha atau hotel dan lain-lain. Dapat
berupa padat atau cair.

a.. Limbah padat, senyawa anorganik yang tidak dapat


dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti
plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan
bangunan yang menyebabkan menjadi kurang subur.
Sampah anorganik tidak terbiodegradasi, yang
menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar
tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan
mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah
mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibat
tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak
memperoleh makanan untuk berkembang.

b. Limbah cair, berupa tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap


kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan
dapat membunuh mikroorganisme di dalam tanah.

2. Limbah industri, berasal dari sisa-sisa industrilimbah cair yang


merupakan hadil pengolahan dalam suatu proses produksi,
misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan
industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, arsen, boron dan
khrom merupakan zat yang dihasilkan dari proses industri
pelappisan logan seperti Zn, Hg, Pb dan Cd dapat mencemari
tanah. Merupakan zat yang sangat beracun bagi tanah yang dapat
menyebabkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi
sangat penting terhadap kesuburan tanah.

3. Limbah pertanian, berupa sisa-sisa produk sintetik untuk


menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan
pestisida untuk memberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk
secara terus menerus akan merusak struktur tanah, yang
menyebakan kesuburan tanah semakin berkurang.

2. Pencemaran Air

Pencemaran air yaitu masuknya mahluk hidup, zat, energi atau


komponen lain ke dalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari
keadaan normal. Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik ,
diantaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Beberapa logam berat
ternyata telah mencemari air melebihi batas yang aman bagi kehidupan.
Keberadaan logam berat dalam lingkungan perairan dapat menyebabkan
beberapa kerusakan pada kehidupan air, seperti membunuh
mikroorganisme.

Sumber air didayagunakan manusia untuk berbagai keperluan.


Pendayagunaan air dalam berbagai bidang budaya, antara lain untuk
transportasi, menghasilkan listrik dan energi potensial pada bendungan,
industri dan pariwisata. Pencemaran air dapat terjadi secara sengaja
maupun tidak sengaja dari kegiatan manusia. Beberapa faktor tercemarnya
air dibagi menjadi dua yaitu, sumber secara langsung seperti limbah
domistik, industri dan tempat pembuangan akhir, sedangkan sumber tidak
langsung berupa limbah pertanian dan hujan asam. Sungai-sungai di kota
besar seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya mempunyai kecenderungan
untuk tercemar dengan limbah domistik, industri dan pertanian.
Pencemaran air di Jakarta telah menunjukkan gejala yang cukup serius,
terutama yang berasal dari buangan industri dari pabrik-pabrik yang
membuang begitu saja air limbahnya tanpa pengolahan terlebih dahulu ke
sungai atau ke laut. Selain llimbah industri, masyarakat Jakarta turut andil
dalam mencemari lingkungan dengan membuang air buangan rumah
tangga yang jumlahnya semakin hari semakin besar sesuai dengan
perkembangan penduduk maupun perkembangan kota Jakarta. Ditambah
lagi dengan rendahnya kesadaran sebagian masyarakat yang membuang
kotoran maupun sampah ke dalam sungai, sehingga makin memperparah
keadaan pencemaran air. Padatnya pemukiman dan kondisi sanitasi
lingkungan yang buruk, serta buangan industri yang langsung dibuang ke
badan air tanpa proses pengolahan telah menyebabkan pencemaran sungai-
sungai yang ada di Jakarta, bahkan teluk Jakartapun kualitas airnya
semakin buruk dari tahun ke tahun.

Pencemaran akibat limbah domistik yakni yang berasal dari


buangan rumah tangga, menunjukkan tingkat yang cukup serius. Dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta
bersama-sama dengan Tim JICA (1989). Besarnya buangan air limbah dari
rumah tangga per orang per hari adalah 118 liter, dengan konsentrasi BOD
rata-rata 236 mg/lt. Jumlah buangan air secara keseluruhan di DKI Jakarta
diperkirakan sebesar 1.316.113 m3/hari, yakni air buangan domistik
1.038.205 m3/hari, buangan perkantoran dan daerah komersial 448.933
m3/hari dan buangan industri 105.437 m3/hari.. Untuk wilayah Jakarta,
dilihat dari segi jumlah, air limbah domistik memberikan kontribusi
sebesar 75%, air limbah perkantoran dan daerah komersial 15%, dan air
limbah industri hanya sekitar 10%. Sedangkan dilihan dari beban polutan
organiknya, air limbah domistik sekitar 70%, limbah perkantoran 14%,
dan air limbah industri memberikan kontribusi 16%. Dengan demikian air
limbah perkantoran dan domistik penyumbang terbesar terhadap
pencemaran air di wilayah DKI Jakarta.
Indikator atau tanda bahwa air llingkungan telah tercemar adalah
adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan
menjadi:

1. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air


berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu,
warna dan adanya perubahan warna bau dan rasa.

2. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air


berdasarkan zat kimia yang terlarut dan perubahan pH.

3. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air


berdasarkan mikroorganisme yang adan dalam air, terutama ada
tidaknya bakteri pathogen.

Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air


adalah pH atau konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved
Oxygen, DO), kebutuhan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen
Demand, BOD), serta kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen
Demand, COD).

1. pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen, air normal yanag memenuhi


syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5-7,5.

Tabel : Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan


Nilai pH Pengaruh Umum
6,0 – 6,5 1 1. Keanekaragaman plankton dan
bentos sedikit menurun
2. Kelimpahan total, biomassa, dan
produktivitas tidak mengalami
perubahan
5,5 – 6,0 1. Penurunan nilai keanekaragaman
plankton dan bentos semakin tampak
2. Kelimpahan total, biomassa, dan
produktivitas masih belum mengalami
perubahan yang berarti
3. Algae hijau berfilamen mulai tampak
pada zona litoral
5,0 – 5,5 1. Penurunan keanekaragaman dan
komposisi jenis plankton, perifilton dan
bentos semakin besar
2. Terjadi penurunan kelimpahan total
dan biomassa zooplankton dan bentos
3. Algae hijau berfilamen semakin
banyak
4. Proses nitrifikasi terhambat
4,5 – 5,0 1. Penurunan keanekaragaman dan
komposisi jenis plankton, perifilton
dan bentos semakin besar
2. Penurunan kelimpahan total dan
biomassa zooplankton dan bentos
3. Algae hijau berfilamen semakin
banyak
4. Proses nitrifikasi terhambat
Sumber : modifikasi Baker et al., 1990 dalam Efendi, 2003

2. Oksigen Terlarut (DO), kelarutan oksigen dalam air tergantung


pada temperature dan tekanan atmosfir. Berdasarkan data-data
temperature dan tekanan, maka kelarutan oksigen jenuh dalam air
pada 250C dan tekanan 1 atmosfir adalah 8,32mg/L. Kadar oksigen
yang terlalu rendah dan terdapat logam berat dengan konsentrasi
tinggi maka akan mempengaruhi sistem respirasi organisme
akuatik.

3. Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD), BOD adlah banyaknya


oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam lingkungan
air untuk memecah bahan buangan organikyang ada dalam air
menjadi karbodioksida dan air. Jumlah mikroorganisme dalam
lingkungan tergantung pada tingkat kebersihan air. Air yang bersih
telatif mengandung mikroorganisme lebih sedikit dibandingkan
yang tercemar. Sehingga semakin besar kadar BODnya maka dapat
diindikasikan bahwa perairan tersebut telah tercemar.

4. Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD), COD adalah jumlah


oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air
dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi
secara biologis maupun yang sukar didegradasi. Perairan dengan
COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan
pertanian.

2.2 Dampak Polusi Tanah dan Air

1. Pencemaran Tanah

1. Dampak pada kesehatan, dampak pencemaran tanah terhadap


kesehatan tergantung jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentetan
populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan
herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.
Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat
menyebabkan kerusakan otak. Serta kerusakan ginjal. Paparan
kronis yang terus-menerus terhadap benzena pada konsentrasi
tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukimia.
Merkuri (raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, dan mungkin tidak dapt diobati, PCB dan
siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat
menyebabkan gangguan pada saraf otot. Ada beberapa dampak
pada kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan
ruan kusam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebutkan
diatas. Pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat
menyebabkan kematian.

2. Dampak pada lingkungan dan ekosistem, perubahan


metabolisme tanaman yanng pada akhirnya dapat menyebabkan
penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak
lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu
menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini
memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-
bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya
bahan kimia beracun atau berbahaya bahkan pada dosis yang
rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan
metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang
hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya dampak yang
ditimbulkan pada ekosistem dapat memusnahkan beberapa spesies
primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat terhadap
predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.

2. Pencemaran Air

Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, miaslnya dapat


meracuni air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab
ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengerusakan hutan
akibat hujan asam, dsb.

Dampak pencemaran air dibagi menjadi 4:

1. Dampak terhadap kehidupan biota air, banyaknya zat


pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya
kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan
mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhlan
oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.
Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat
beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman
dan tumbuhan air. Akibat adanya bakteri-bakteri, maka
proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya
terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah
menjadi terurai. Panas dari industri juga akan membawa
dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak
didinginkan terlebih dahulu.

2. Dampak terhadap kesehatan, peran air sebagai pembawa


penyakit menular bemacam-macam antara lain, air sebagai
media untuk mikroba pathogen, air sebagai sarang insekta
penyebar penyakit, dan air sebagai medai hidup untuk
vector penyakit.

Agen Penyakit

Virus

Rotavirus Diare pada anak

Virus Hepatitis A Hepatitis A

Virus Poliomyelitis Polio (myelitis anterior acuta)

Bakteri

Vibrio cholerae Cholera

Escherichia Coli Diare/Dysenterie

Enteropatogenik

Salmonella typhi Typhus abdominalis

Salmonella paratyphi Paratyphus

Shigella dysenteriae Dysenterie

Protozoa

Entamuba histolytica Dysentrie amoeba

Balantidia coli Balantidiasis

Giarda lamblia Giardiasis

Metazoa

Ascaris lumbricoides Ascariasis

Clonorchis sinensis Clonorchiasis

Diphyllobothrium latum Diphylobothriasis

Taenia saginata/solium Taeniasis


Schistosoma Schistosomiasis

Sumber : KLH, 2004

3. Dampak terhadap estitika lingkungan, dengan semakin


banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan
perairan maka perairan tersebut akan semakin tercemar
yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat
disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika
lingkungan.

2.3 Upaya Penanggulangan Pencemaran Tanah dan Air

1. Pencemaran Tanah

1. Remediasi, yaitu membersihkan tanah yang tercemar. Remediasi


dibagi menjadi dua, in-situ dan ex-situ. Pembersihan in-situ adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah, tersiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan ex-
situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian di
bawa ke daerah yang aman. Setelah berada di daerah yang aman,
tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak atau tangki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak atau tangki tersebut. Selanjutnya zat
pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah
dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan ex-situ jauh
lebih mahal dan rumit.

2. Bioremediasi, proses pembersihan pencemaran tanah dengan


menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri. Bioremesiasi
bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar
menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun.

2. Pencemaran Air

1. Pengaturan Tata Ruang, tata ruang memegang peranan penting


dalam pengelolaan lingkungan. Tata ruang yang baik mengatur
pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan beban lingkungan
yang akan muncul jika ruangannya sudah terpakai.

2. Aspek legal: Pembinaan dan Penegakan Hukum, pemerintah


berperan sangat penting, terutama dalam penegakan Undang-
Undang, PP, PerDa. Penegakan peraturan perlu disosialisasikan
agar masyarakat memahami tentang masalah lingkungan yang
terjadi. Penegakan peraturan harus dibarengi dengan monitoring
yang handal .

3. Perlindungan Sumber Air, meliputi perlindungan daerah resapan


air dengan cara pembatasan bangunan, pelarangan penebangan
hutan dan pembukaan hutan, penguasaan sumber-sumber air oleh
individu atau oengambilan air secara berlebihan.

Daftar Pustaka

Amzani, Fuad. 2012. Pencemaran Tanah dan Cara Penanggulangannya,


(Online). (https://hortikulturapolinela.files.wordpress.com/2012/10/fuad-
amzani.pdf) diakses pada 5 Februari 2017.

Herlambang, Arie. 2006. Pencemaran Air dan Strategi Penanggulangannya, 2


(1), (Online),
(http://ejurnal.bppt.go.id/ejurnal2011/index.php/JAI/article/view/57/10),
diakses 6 Februari 2017.

Anda mungkin juga menyukai