Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PADA PEMBANGUNGAN INDUSTRI CAT, LAS,

DAN BUBUT UD HADMA DI KECAMATAN NGANTANG

LAPORAN PROYEK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah AMDAL
Yang dibimbing oleh Bapak Drs. I Wayan Sumberartha, M.Si

Disusun Oleh:
Novika Dwi U.T 160342606294
Miftakhul Rahmadani A. 160342606253

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Mei 2019
A. Rona Lingkungan
Rona lingkungan hidup adalah gambaran keadaan lingkungan di lokasi kegiatan
Penyamakan cat. Rona lingkungan diperlukan dalam kajian analisis dampak lingkungan
karena dijadikan sebagai pembanding dan perkiraan dampak yang akan datang. Rona
lingkungan yang ditelaah tidak semua komponen lingkungan tetapi hanya terbatas pada
indikator yang paling tepat dan penting dalam kaitannya dengan dampak atau isu pokok,
terutama yang berkaitan pada tahap pasca operasi.
Secara admnistratif, lokasi area pembangunan pabrik cat, las, dan bubut dengan luas
tanah sekitar 1,5 hektar terletak di Desa Kaumrejo Dusun Prabon 1 Kecamatan Ngantang,
areal proyek ini merupakan lahan kosong bekas perkebunan dan pemukiman warga
setempat. Ketinggian areal ini relatif sama yaitu 720 mdpl. Secara umum, area proyek
terletah kurang lebih 200 meter dari pemukiman penduduk 1 km dari pusat Kecamatan
Ngantang, dan dekat dengan sungai yang bermuara di Waduk Selorejo.
Adapun kondisi fisik lokasi kegiatan industri cat ini adalah sebagai berikut:
a. Iklim
Lokasi areal keja mempunyai suhu sebesar 30oC dengan kelembaban udara rata-
rata sebesar 50% (pengukuran dilakukan pada siang hari).
b. Tanah
Secara fisik, jenis tanah di areal proyek merupakan lempung liat berdebu.
Topografi areal tersebut mencapai 620 mdpl. Tingkat keasaman tanah sebesar 7,
dengan kata lain tanah tersebut memiliki pH normal.
c. Geologi
Struktur tanah pada area UD HADMA pada umumnya relatif baik akan tetapi
yang perlu mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis tanah yang kering
Perencanaan
No Komponen Kegiatan Lokasi Jenis Jenis dampak potensial yang ditimbulkan
Ekosistem Biologi Geofisik- Sosial
Kimia
1. Pra Kontruksi Areal Kebun dan Lahan hijau Debu, Lahan untuk
 Pembebasan lahan untuk Tanaman berkurang, Kebisingan, mata
dan tanaman fasilitas Pekarangan Habitat flora Peningkatan pencaharian
tumbuh produksi dan fauna kepadatan lalu berkurang,
 Perataan Lahan berkurang, lintas
Penyerapan
air berkurang
2. Tahap Konstruksi Lahan Pencemaran Kebisingan,
 Mobilisasi dan Dari kering udara, air, getaran,
demobilisasi sumber dan tanah, peningkatan
peralatan, material peralatan, kemungkinan kadar debu,
dan tenaga kerja material, erosi tanah Peningkatan
dan kepadatan lalu
tenaga lintas,
kerja meningkatkan
hingga resiko
areal kecelakaan
produksi lalu lintas,
menimbulkan
kerusakan
jalan raya
3. Tahap Operasi Areal Penurunan Debu, Gangguan
 Pengolahan fasilitas kualitas Kebisingan, kesehatan
bahan mentah produksi udara, air, manusia,
menjadi cat tanah kesempatan
 Packaging Cat berusaha,
Pendapatan
masyarakat
meningkat
4. Tahap Pasca Operasi Areal Peningkatan Penurunan Penurunan
fasilitas kualitas kepadatan lalu pendapatan
produksi udara dan lintas, masyarakat
air, tanah

B. PERMASALAHAN
Pendugaan masalah dampak lingkungan akibat adanya proyek pembangunan pabrik cat
yaitu air sungai yang ada di sekitar pabrik cat akan tercemar oleh limbah yang dihasilkan dari
proses produksi cat yang akan dialirkan ke sungai, dan akan menimbulkan dampak pada
tumbuhan, hewan maupun masyarakat sekitar. Selain itu, hasil buangan limbah juga akan di
alirkan ke sungai tersebut.
 Dampak Fisik
Dampak nyata yang ditimbulkan dari proses produksi pabrik cat berasal
dari pembuangan limbah cair pada sungai yang berada di belakang pabrik.
Limbah cair yang dihasilkan dari produksi pabrik cat akan menimbulkan
perubahan warna, bau, sekaligus rasa perairan sungai yang dialiri. Pada pasca
kontruksi proses pengolahan bahan baku cat dan kegiatan las dan bubut
menggunakan tenaga mesin yang berpotensi menimbulkan suara bising.
Kebisingan ini terutama akan dirasakan oleh warga yang tinggal disekitar pabrik.
Selain dari suara mesin yang bekerja pada proses produksi, proses pengangkutan
bahan baku pembuatan cat dengan menggunakan truk juga akan menimbulkan
kebisingan. Kegiatan ini akan berdampak terhadap kenyaman warga sekitar
kawasan tersebut.
 Dampak Kimia
Pembuangan limbah cair dari hasil produksi pabrik cat ke sungai juga
akan berpengaruh terhadap faktor kimia dari perairan tersebut, diantaranya yaitu
kandungan COD yang tinggi dan tahan terhadap oksidasi biologis. Karena COD
dan BOD tinggi, maka DO rendah yang akan mempengaruhi kualitas dari
perairan. Hal tersebut akan berdampak pada ekosistem perairannya yaitu mulai
dari keracunan yang dapat menyebabkan kematian secara besar-besaran.
 Dampak Biologi
Pembuangan limbah cair ke sungai akan mempengaruhi organisme yang
terdapat di dalam sungai. Namun, yang menjadi perhatian penting akibat
pembuangan limbah cair ke sungai yaitu ekosistem sungai tersebut. Zat-zat kimia
yang terkandung di dalam limbah cair pabrik cat dapat mematikan organisme
perairan sungai seperti ikan, dan tumbuhan air. Selain itu juga akan berpengaruh
terhadap kandungan BOD dan COD perairan sungai tersebut. Kandungan BOD
dan COD menjadi rendah yang akan berpengaruh terhadap DO. Tingginya kadar
BOD dan COD menyebabkan rendahnya kandungan DO pada perairan sungai
tersebut (Kristanto, 2002)
Limbah yang dihasilkan akibat proses produksi cat adalah:
 Limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan meliputi:
 Kemasan bekas: limbah ini dihasilkan dari bekas kemasan bahan
baku/penolong berupa kantong sak atau karung dari kertas dan plastik.
Sifatnya tidak beracun tetapi mudah terbakar
 Lumpur / Sludge: dihasilkan dari proses pengolahan air limbah di IPAL
pabrik. Limbah ini bersifat B3 (bahan beracun dan berbahaya)
 Sampah domestik: limbah dan sampah lainnya yang dihasilkan dari
kegiatan kantor pabrik
 Limbah cair
Sumber utama limbah cair berasal dari pencucian, pembilasan dan pembersihan
tangki serta peralatan proses produksi cat yaitu:
 Air pencucian
 Ceceran dari proses produksi
 Bak-bak pencucian
 Pencucian alat-alat transportasi bahan-bahan baku dan penolong
pembuatan cat
a. Karakter Limbah dalam Proses Pembuatan Cat
Karakter limbah cair yang berasal dari proses pembuatan cat adalah BOD, COD, TSS,
pH, TOC, NH3-N, klorida, sulfat, sulfida, nitrogen sebagai N, fosfor, minyak dan lemak,
logam berat seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), cadmium (Cd), kromium (Cr6+), seng (Zn),
besi (Fe) dan titanium (Ti) serta parameter lainnya, bergantung pada jenis bahan baku
penolong yang digunakan (Mahida, 2004)
Limbah industri cat dapat dikategorikan menjadi:
1) Sisa kantong bahan baku (container)
2) Debu pigmen
3) Off-spesification paint
4) Filter cartridges
5) Limbah cair dari pencucian peralatan
6) Emisi udara (voc)
b. Penanganan Limbah Industri Cat dalam Manajemen Industri
Seyogyanya dalam penanganan limbah industri dari sisi manajemen industri adalah
dengan melibatkan fungsi engineering, produksi, PPIC, mutu, maintenance, lingkungan dan
bagian lain yang relevan sehingga pendekatan teknik yang parsial bisa dirubah menjadi
komprehensif. Di samping fungsi juga perlu diperhatikan komitmen terhadap kapasitas
dengan perspektif baru. Kunci masalah lingkungan yang berhubungan dengan industri cat
adalah penanganan terhadap limbah yang dihasilkan akibat proses produksi cat. Penanganan
limbah tersebut mengacu pada Baku Mutu Limbah yang diperbolehkan dalam industri
tersebut. Baku mutu limbah untuk industri cat (yang sudah beroperasi) adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Baku Mutu Limbah Cair

Sumber: Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 98 Thun 2009

Tabel 2. Baku Mutu Udara Ambien dan Kebisingan

Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 11 Tahun 1996

Berdasarkan hal tersebut di atas, penanganan limbah industri cat yang dapat disesuaikan
dengan situasi dan kondisi industri. Penanganan limbah industri adalah sebagai berikut:
 Penanganan Limbah Padat
 Kemasan bekas
Limbah ini dihasilkan dari bekas kemasan bahan baku/penolong berupa
kantong/sak ataukarung dari kertas dan plastik. Sifatnya tidak beracun
tetapi mudah terbakar sehingga pengumpulan dilakukan setiap hari kerja
dan ditempatkan di TPS pabrik lalu diangkut/dibeli oleh perusahaan daur
ulang kemasan setiap minggu.
 Lumpur/Sludge
Dihasilkan dari proses pengolahan air limbah di IPAL pabrik. Limbah ini
bersifat B3 (bahan beracun dan berbahaya) sehingga penanggulangannya
sangat hati-hati mulai dari pengumpulan, pengeringan sampai pada
pembuatannya menjadi “Flinkote Padat” sebagai produk sampingan.
Untuk 100 kg Lumpur kering (kadar air 30%) dapat dihasilkan 286 kg
flinkote padat..
 Penanganan Limbah Cair
Pengolahan limbah cair industri cat dapat menggunakan teknologi pengolahan
limbah secara fisik, kimia dan biologi untuk mengurangi kadar parameter utama
limbah cair yang dihasilkan. Pengolahan limbah cair yang dihasilkan dalam
proses pembuatan cat dengan pemanfaatan IPAL yang meliputi :
a. Ekualisasi debit limbah, dengan tangki pengumpul;
b. Pengaturan pH
c. Pengendapan dengan penambahan bahan kimia alum, kapur atau poliflok dan garam
besi di dalam tangki flokulasi;
d. Pengentalan atau pengeringan Lumpur;
e. Penyaringan dengan menggunakan penyaring pasir atau media lainnya Fenolbact dan
Hidrobact di dalam tangki klorinasi;
f. Penyaringan dengan menggunakan karbon filter pada tangki filter; dan Tangki
penyimpanan akhir.
Untuk mengolah air limbah selain data kepekatan air limbah, diperlukan juga data
mengenai seberapa besar rata-rata jumlah air limbah yang harus diolah. Supaya jumlah
air limbah yang akan diolah itu dapat diperkirakan, maka diperlukan data mengenai
sumber air limbah. Air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari
jenis dan besar kecilnya industri tersebut (Mahida, 2004)
 Pengelolaan Limbah Cair Industri Cat Solvent-Based
Penanganan limbah cair untuk industri pembuatan cat terutama dilakukan
pada saat pencucian peralatan pada pembuatan cat solvent-based yang tidak boleh
tercecer dan masuk ke saluran drainase melalui pemeliharaan lingkungan pabrik
yang baik dan benar, sehingga pembuatan cat solvent-based dalam pembuangan
limbah diharapkan mencapai zero waste.
Pengolahan limbah cair industri cat dapat menggunakan teknologi
pengolahan limbah secara fisik, kimia dan biologi untuk mengurangi kadar
parameter utama limbah cair yang dihasilkan. Untuk proses pembuatan cat
solvent-based diupayakan tidak menghasilkan limbah cair dan untuk itu
diperlukan kebiasaan memelihara lingkungan yang baik dan menghemat
pemakaian air melalui pemanfaatan kembali air cucian tangki pada proses
pembuatan cat untuk pencucian berikutnya (Ginting, 2002)
 Unit Pengelolaan Limbah Cair Untuk Cat Solvent-Based
Pengolahan limbah cair yang dihasilkan dalam proses pembuatan cat meliputi:
1. Ekualisasi debit limbah, dengan tangki pengumpul;
2. Pengaturan pH
3. Pengendapan dengan penambahan bahan kimia alum, kapur atau poliflok dan garam
besi di dalam tangki flokulasi;
4. Pengentalan atau pengeringan Lumpur;
5. Penyaringan dengan menggunakan penyaring pasir atau media lainnya Fenolbact dan
Hidrobact di dalam tangki klorinasi;
6. Penyaringan dengan menggunakan karbon filter pada tangki filter; dan
7. Tangki penyimpanan akhir.
Pengolahan limbah cair umumnya meliputi peraturan/penyesuaian pH dan
penggunaan bahan presipitasi kimia yang dilanjutkan dengan pengendapan.
Penggunaan penyaring pasir dan karbon dapat menurunkan kadar logam berat
sampai tingkat yang rendah. Pengentalan Lumpur dan pengeringan merupakan hal
yang umum untuk sistem pengolahan yang lengkap, sistem ini menggunakan
pengental dan penjernih yang dilanjutkan dengan belt press atau gulungan
pengeringan sedangkan air yang dihasilkan oleh perlakuan ini dikembalikan ke
unit awal pengolahan limbah (Ginting, 2002)
 Pengendalian di dalam Pabrik untuk Mengurangi Pencemaran
Mengurangi Pencemaran kebiasaan pemeliharaan lingkungan pabrik yang baik
dan juga dengan menggunakan kembali air pencucian pada proses pembuatan cat
atau proses pencucian berikutnya akan menghemat jumlah pemakaian air. Jumlah
pemakaian air terbanyak adalah untuk pendinginan, air ini harus diupayakan
untuk tidak terkontak atau terkontaminasi dangan bahan baku, bahan penolong
ataupun air proses. Pemisahan antara limbah cair yang tidak terkontaminasi dan
yang terkontaminasi serta pengurangan jumlah pemakaian air untuk pencucian
peralatan dengan menggunakan peralatan penyemprotan bertekanan tinngi harus
dilaksanakan (Ginting, 2002)
c. Pengurangan Limbah Industri Dengan Penerapan Clean Technology
Selama ini praktek pengelolaan lingkungan di industri fokus pad pengelolaan (treatment)
yang dikenal dengan end of pipe (EOP) dari sisi bisnis pendekatan ini tidak mendatangkan
keuntungan ekonomis karen investasi, operasi, pemeliharaan dan pembuangan (disposal)
yang dikeluarkan bersifat pusat biaya (cost centre). Disamping itu juga menjadi beban karena
sulitnya memenuhi atau memelihara konsistensi pemenuha regulasi (comply with regulation)
yang menjadi tujuan utama pendekatan ini.
Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam pengurangan limbah industri:
1. Pemilihan jenis teknologi yang digunakan dalam dunia usaha (4R: Reduce, Reuse, Recycling,
Recovery).
Impelementasinya mulai dari pemilihan bahan baku, penyimpanan bahan baku, disain pabrik,
teknologi proses dan teknologi pengolahan limbah.
2. Mengatasi masalah lingkungan dengan EOP (End of Pipe) dan CTP (Clea Technology
Process).
EOP: Menangani limbah yang terjadi sebagai akibat kegiatan industri, terutama ditujukan
kepada industri-industri yang ada (existing).
CTP: Meminimalkan limbah dalam arti mulai dari Pemilihan dan Penanganan Bahan Baku,
Disain Pabrik dengan prinsipprinsip 4R, pemilihan teknologi proses yang bersih dan hemat
energi serta pengolahan limbah sejak awal sudah harus dipikirkan. Pada beberapan dekade
terakhir lebih banyak perusahaan yang memanfaatkan Clean Technologies, guna memperoleh
keuntungan dan keunggulan dalam bidang industri yang mereka masuki. Penekanan yang
digunakan oleh industri dalam penerapan clean technologies ini berupa penekanan outside
dan inside perusahaan (Metcalf and Eddy, 2009)

Kesimpulan
Penanganan limbah cair untuk industri pembuatan cat terutama dilakukan pada saat pencucian
peralatan pada pembuatan cat solvent-based yang tidak boleh tercecer dan masuk ke saluran
drainase melalui pemeliharaan lingkungan pabrik yang baik dan benar, sehingga pembuatan cat
solvent-based dalam pembuangan limbah diharapkan mencapai zero waste. Beberapa pendekatan
yang dilakukan dalam pengurangan limbah industri adalah pemilihan jenis teknologi yang
digunakan dalam dunia usaha (4R: Reduce, Reuse, Recycling, Recovery). Impelementasinya
mulai dari pemilihan bahan baku, penyimpanan bahan baku, disain pabrik, teknologi proses dan
teknologi pengolahan limbah dan mengatasi masalah lingkungan dengan EOP (End of Pipe) dan
CTP (Clea Technology Process).
Daftar Pustaka

Ginting, P. 2002. Teknologi Pengolahan Limbah. Jakarta: Penerbit Pustaka Sinar Harapan.
Kristianto, P. 2002. Ekologi Industri. Surabaya: LPPM Universitas Kristen PETRA.
Mahida, U.N. 2004. Pencemaran Air dan Pemanfaatan limbah Industri. Jakarta: Rajawali.
Metcalf dan Eddy. 2009. Wastewater Treatment Engineering : Treatment Disposal Reuse. 2nd
edition. Mc Graw-Hill. International Edition. Singapore. Terjemahan Sunoto. Jakarta:
Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai