Heuleut
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sampah
sebagai
hasil
samping
dari
berbagai
akan
diangkut
dan
dibuang
ke
TPA
(Tempat
masalah
dan
bukan
menyelesaikan
masalah.
Desa
Heuleut
Kecamatan
Kadipaten,
Kabupaten
Heuleut
Majalengka.
Dumping.
sekitar 12 km,
Wilayah Kabupaten Majalengka terdiri dari 26 Kecamatan
dengan jumlah penduduk keseluruhan 1.166.465 orang yang terdiri
dari 572.898 laki-laki dan 583.518 perempuan dari 388.068 KK.
Dari jumlah KK tersebut yang sudah memiliki rumah sebanyak
346.032 KK, sahingga ada 42.036 KK atau 10,83 % KK belum
memiliki rumah, dengan volume sampah yang dihasilkan di kota
Majalengka mencapai 358.822 m3 /bulan
Sampah di kota Majalengka terdiri dari sampah pemukiman,
sampah pasar,sampah pertokoan, sampah fasilitas umum, sampah
pendidikan dan sampah sapuan jalan.
pengelolaan
kebersihan
kota
Secara instansional,
dilaksanakan
oleh
OPD
Badan
dimana
sampah
hanya
dibuang
tanpa
dilakukan
penutupan dengan tanah atau tanpa diolah lebih lanjut. Hal ini bila
dibiarkan begitu saja, maka akan menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan.
Gangguan
berkembangnya
tersebut
berbagai
faktor
antara
lain,
penyakit,
sebagai
tempat
menimbulkan
bau,
kotoran dan dapat mencemari air sekitarnya. Oleh karena itu cara
ini
belum
memenuhi
syarat
TPA,
sehingga
harus
dilakukan
Heuleut
Heuleut
Heuleut
fisis,
Kimia
dan
biologis.
Sifat
fisis
menyangkut
organik,
karbon,
nitrogen,
phospor.
Sifat
biologis
padatan
sifatnya
sangat
berfariasi
tergantung
dari
adalah
sampah
sisa
makanan
dan
daun-daunan,
Komponen
Persentase
Keterangan
Heuleut
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
(%)
Kertas
41
Limbah bahan makanan
21
Gelas
12
Logam (besi)
10
Plastik
5
Kayu
5
Karet dan Kulir
3
Kain (serat tekstil)
2
Logam
1
Jumlah
100
Jenis-jenis sampah berdasarkan karakteristiknya (Sudarso,
Sumber : Riesal Atmoko, 2000
makanan
dan
benda-benda
yang
sangat
mudah
membusuk.
c. Abu dan residu (ashes)
Merupakan benda yang tertinggal dari pembakaran kayu, arang
dan lain-lain yang dapat terbakar.
d. Sampah dari bangunan
Sampah
akibat
penghancuran
atau
pembanguanan
statu
gedung.
e. Sampah Khusus
Sampah
khusus
dalah
sampah
yang
klasifikasikan.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka
sulit
untuk
di
Heuleut
f.
Sampah pertanian
Yang dimaksud dengan sampah pertanian hdala sampah dari
tumbuhan/tanaman atau sampah dari binatang di daerah
pertanian.
g. Sampah berbahaya
Sampah yang berasal dari bahan kimia, biologis dan bahan
yang dapat terbakar atau meletus atau yang mengandung
radioaktif. Sampah ini harus mendapat perhatian lebih khusus.
h. Sampah pengolahan air minum / air kotor
Sampah ini berupa lumpur dari perusahaan air minum atau
pengolahan air kotor.
2.3Dampak Sampah Terhadap Lingkungan
Proses
penimbunan
sampah
tidak
terlepas
dari
bahan
tempat
yang
rendah.
baunya,
tetapi
juga
dapat
mengganggu
kesehatan.
(Soewedo, 1983)
Menurut Sudarso (1985), manusia yang hidup di lingkungan
tidak akan terhindar oleh adanya sampah yang ada di lingkungan.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka
Heuleut
tidak
terhadap
langsung
kesehatan
dapat
merupakan
masyarakat
ancaman
umum,
karena
Estetika
Memberikan kesan buruk yang dapat pula mendatangkan
rasa
khawatir
akan
terganggunya
kesehatan
akibat
Heuleut
Parameter
Kisaran
6 6,5
890 7.600
730 9.500
240 2.330
64 410
85 / 1.700
28 1.700
6,5 220
96 2.350
84 730
0,3 29
2,4 465
PH
Kekerasan, CaCO3
Alkalinitas, CaCO3
Kalsium
Magnesium
Sodium
Potasium
Ferum (Fe), total
Khlorida
Sulfat
Fosfat
Senyawa Nitrogen
Organik
Satuan
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
NH3-N
0,22 480
Mg/lt
BOD
21.700 30.300
c.
Udara
Debu atau bau yang tidak enak dari penimbunan
Sumber
: Soewedo,
sampah
dan
hasil
pembakaran
sampah
yang
tidak
sempurna.
d. Hazardous Waste Bahaya yang ditimbulkannya, baik pada
waktu
pengangkutan
maupun
pada
waktu
pembuangannya.
e. Ancaman Terhadap prasarana lainnya, seperti pengotoran
dan pendangkalan saluran air sungai.
f. Logam berat Dari pembuangan industria, dan dapat
meracuni badan air.
2.4. Penggolongan Sampah
Penggolongan sampah ini didasarkan atas beberapa kriteria,
yaitu didasarkan atas asal, komposisi, bentuk, lokasi, proses
terjadinya, sifat dan jenisnya. Penggolongan sampah sangat
penting untuk mengetahui macam dan sifat sampah sebagai dasar
Heuleut
dari
hasil
kegiatan
rumah
tangga,
termasuk
4.
10
Heuleut
diluar
perkotaan,
misalnya
di
desa,
daerah
misalnya
rontoknya
daun-daunan
di
pekarangan
rumah.
b. Sampah non alami, ialah sampah yang terjadi karena
kegiatan manusia.
6. Penggolongan sampah berdasarkan sifatnya
a. Sampah
organik,
adalah
sampah
yang
mengandung
oleh
mikroorganisme,
misalnya
daun-daunan,
organik
seperti
kaleng,
11
plastik,
besi,
Heuleut
adalah
sampah
domestik,
yaitu
sampah
yang
dan
lain-lain.
cara
pengangkutan,
dimana
sampah-sampah
12
yang
Heuleut
bak-bak
sampah/tong
sampah
yang
sudah
disiapkan.
2.6. Pengolahan Sampah Di Kabupaten Majalengka.
Sebelum
sampah
dibuang
atau
ditimbun,
dilakukan
13
Heuleut
open
dumping
merupakan
sistem
pembuangan
penutupan.
banyak
masalah
Metode
penumpukan
pencemaran
ini
diantaranya
menimbulkan
bau,
kotor,
14
Heuleut
namun
dalam
metode
controlled
landfill
pembuangan
dan
pemusnahan
sampah
dengan
atau
didalam
tanah,
kemudian
menimbunnya.
(Soewedo, 1983).
Ada tiga metode pembuangan sampah di TPA yaitu, metode
open
dumping,
metode
controlled
landfill
dan
metode
daerah
alat
berat.
(Anonim,
1994).
15
Heuleut
memadatkan
sampah
tersebut
kemudian
16
Heuleut
metode
dalam
proses
sanitary
(Soewedo,
1.
landfill
1983)
ini
pada
prinsipnya
menggunakan
lobang
sekitar
4,5
m.
Setelah
penuh
kemudian
ini
mempunyai
yang
cekung
prinsip
menggunakan
menandai
sebagai
suatu
tempat
dilakukan
penggalian
tanah
diatasnya
17
Heuleut
atau
cekung
ke
bawah
sebagai
tempat
bertambahnya
jumlah
penduduk
akan
18
Heuleut
diasumsikan
ratio
tanah
penutup
(padat)
19
Heuleut
mengetahui
densitas
atau
kepadatan
sampah
menggunakan rumus :
D=Pengurangan volume setelah pemadatan = 60%
Kedalaman lahan yang direncanakan untuk Sanitary landfill dengan
metode trench method atau metode parit adalah 4,5 m.
BAB III
METODE PENELITIAN
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka
20
Heuleut
operasional
TPA
sampah
2. Variabel Terikat (dependent veriable)
Metode Pengolahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan
Kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Heuleut.
3.5. Metode Penelitian
Langkah-langkah yang diambil dalam rangka studi kelayakan
TPA sampah di Kabupaten Majalengka meliputi :
a. Wawancara
21
Heuleut
berhubungan
dengan
data
primer
yang
berupa,
buku-buku
lapangan,
arsip-arsip
dan
catatan
22
Heuleut
laju
sampah
jumlah
dari
di
produk
TPA
penduduk
sampah
kota
terhadap
yang
disebabkan,
kota.
Sehingga
dengan
diharapkan
23
Heuleut
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1990, Teknologi Persampahan, Sekolah Tinggi Teknik
Lingkungan Yayasan Lingkungan Hidup Yogyakarta.
Soewedo Hadiwiyoto, 1983,
Sampah,Yayasan Idayu,Jakarta.
Penanganan
Dan
Pemanfaatan
24