TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan
infrastruktur
sarana
sanitasi
merupakan
salah
satu
elemen
terhadap
menyusun
2.1
TAHUN 2013
baik. Pembangunan sanitasi di daerah juga mengalami berbagai permasalahan utama yaitu
rendahnya akses penduduk terhadap air minum dan sanitasi. Dalam upaya mengatasi
berbagai permasalahan tersebut maka perlu gerakan yang menyeluruh dan jangka
menengah salah satunya melalui agenda global Millennium Development Goals (MDGs).
Pembangunan sanitasi termasuk salah satu sasaran MDGs yaitu memastikan kelestarian
lingkungan hidup melalui penurunan separuh proporsi penduduk tanpa akses terhadap air
minum layak dan sanitasi layak pada tahun 2015.
Proses perencanaan strategis di dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP), menghasilkan 3 (tiga) dokumen, yaitu Buku Putih Sanitasi (BPS),
Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), dan Memorandum Program Sanitasi (MPS). Ketiga
dokumen tersebut perlu disiapkan Kabupaten/Kota sebelum implementasi fisik dapat
dilakukan. Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK)
merupakan dokumen yang dihasilkan dari pelaksanaan Tahap 3 di dalam PPSP, yaitu
Perencanaan Strategis Sanitasi. Sedangkan MPS merupakah hasil dari pelaksanaan Tahap
4, yaitu Memorandum Program Sanitasi.
Untuk dapat memenuhi tujuan yang ingin dicapai, dalam penyusunan Buku Putih
Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Sampang agar dapat
menghasilkan dokumen perencanaan strategis dalam Program Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman (PPSP), memiliki 4 (empat) karakteristik dokumen, yang tercermin
dalam prosesnya maupun produknya yaitu :
- Dari, oleh dan untuk Kabupaten Sampang,
- Berdasarkan data empiris,
- Menggunakan pendekatan top down meets bottom up,
- Komprehensif dan berskala Kabupaten Sampang
Mengingat pentingnya hal-hal tersebut di atas dan perlu segera ditindaklanjuti, maka
pada tahun ini melalui program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
disusunlah Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Sampang yang selanjutnya akan
digunakan sebagai dasar penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten
Sampang. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Sampang inilah yang selanjutnya
akan menjadi acuan pembangunan sanitasi permukiman di Kabupaten Sampang ke depan.
2.2
TAHUN 2013
2.3
TAHUN 2013
Dari uraian pengertian di atas, maka disimpulkan ruang lingkup sanitasi di Kabupaten
Sampang, meliputi:
1. Sumber Limbah Rumah Tangga terdiri dari :
a. Black Water adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.;
b. Grey Water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal
dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci;
2. Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan Air Limbah Rumah Tangga
(Domestik) dengan menggunakan:
a. Pengolahan On Site menggunakan system septic-tank dengan peresapan ke tanah
dalam penanganan limbah Rumah Tangga;
b. Pengolahan Off Site adalah pengolahan limbah Rumah Tangga yang dilakukan
secara terpusat;
c. Penanganan Persampahan atau Limbah Padat yaitu penanganan sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari Rumah Tangga, Pasar,
Restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer Depo ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA);
d. Penanganan Drainase Lingkungan adalah mengfungsikan saluran drainase dari
permukiman (saluran tersier) sebagai penggelontor air dan mematuskan air
permukaan ke saluran sekunder;
e. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah Kabupaten Sampang untuk
menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non
PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam.
Berdasarkan kesepakatan dari Pokja Sanitasi Kabupaten Sampang Tahun 2013 dan
penilaian kondisi eksiting sanitasi Kabupaten Sampang, ruang lingkup dan wilayah kajian
sanitasi pada semua kawasan perkotaan dan pedesaan yang terdiri dari 14 Kecamatan,
dengan 6 kelurahan dan 180 desa serta untuk sampling Study EHRA 20% dari total desa
se- Kabupaten Sampang .
Dalam mewujudkan Kabupaten Sampang yang baik, Visi Kabupaten Sampang tahun
2013-2018 adalah Mewujudkan Sistem Birokrasi yang Sehat, Masyarakat yang Kuat
dan
Lingkungan
Bersahabat,
demi
tercapainya
Kabupaten
Sampang
yang
Bermartabat.
2.4
TAHUN 2013
serta
memfokuskan
pada
pengembangan
sektor-sektor
ekonomi
dan
2.5
TAHUN 2013
2.6
TAHUN 2013
Tujuan dari penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Sampang ini adalah:
1.
Adanya pembagian tugas, tanggung jawab dan kesepahaman di antara anggota pokja
sanitasi Kabupaten Sampang.
2.
Terwujudnya gambaran kongkret tentang kondisi sanitasi Kabupaten Sampang saat ini
sebagai updating data sanitasi lima tahun sebelumnya dimana kondisi sanitasi saat ini
sebagai dasar perencanaan pembangunan sanitasi di lima tahun mendatang.
3.
survei
penyedia
layanan
sanitasi
oleh
sektor
swasta
dan
5.
6.
7.
1.4. METODOLOGI
Proses penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sampang 2013 ini diawali dengan
pengumpulan data sekunder dari masing-masing SKPD yang terkait dengan dukungan data
observasi di lapangan dan wawancara. Data-data ini diperkuat dengan pelaksanaan studi
Environmental High Risk Assesment (EHRA) yang dilakukan sebelumnya untuk kemudian
dijadikan dasar penetapan area beresiko sanitasi tingkat Kabupaten Sampang dimana hasil
Studi EHRA ini dikompilasikan dengan data sekunder dan persepsi dari SKPD/Pokja
Sanitasi menganalisisnya secara kualitatif dan kuantitatif sehingga dihasilkan gap atau
selisih penilaian yang mana nantinya di range dalam klasifikasi berdasarkan kategori yang
disepakati untuk menghasilkan pemetaan area beresiko sanitasi di Kabupaten Sampang.
2.7
TAHUN 2013
Metodologi yang digunakan pada proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih
Sanitasi (BPS) ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber Data.
a.
b.
Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dinas
terkait untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh
masyarakat.
Untuk
mendukung
data
sekunder
tersebut
juga
dilakukan
beberapa
2. Pengumpulan Data.
Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian
dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program
yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang
erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.
2.8
TAHUN 2013
3. Dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi juga menggundakan metode top down dan
button up sebagai kombinasi untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan
detail di masing-masing sub sektor sanitasi.
Teknik analisis data lain yang dipergunakan yaitu penetapan area beresiko dan
SWOT. Definisi resiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan,
bangunan dan atau llingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi
dan perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga area beresiko dapat ditetapkan berdasarkan
tingkat resiko sanitasi sebagai salah satu kriteria dalam menentukan prioritas dari
pelaksanaan program atau kegiatan sektor sanitasi. Penentuan area beresiko dapat
mengklasifikasikan dan memetakan areaarea yang berada dalam kabupaten beradasar
tingkat resiko sanitasi pada desa/kelurahan.
Teknik SWOT juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan strategi sub
sektor
sanitasi
melalui
kekuatan,
kelemahan,
peluang
dan
ancaman
dengan
2.9
1
Internalisasi Penyamaan Persepsi
TAHUN 2013
Kesepahaman
pentingnya buku putih
sanitasi
Penyusunan rencana
kerja Pokja sanitasi
Ruang Lingkup
2
Penyiapan profil wilayah
Pengumpulan data
sekunder
Penyusunan profil wilayah
Persepsi SKPD
Analisis data sekunder
Analisis Studi EHRA
4
Penetapan Prioritas
Pengembangan Sanitasi
Analisis SWOT
5
Finalisasi Buku Putih
Konsultasi publik
Advokasi Kepala Daerah
Gambar 1.1 Bagan alir penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sampang
2.10
TAHUN 2013
2.
Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor
32
Tahun
2009
Tentang
Pengelolaan Sampah.
4.
5.
6.
Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor
33
Tahun
2004
Tentang
8.
9.
10.
11.
2.11
TAHUN 2013
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Peraturan Pemerintah
Pencemaran Udara.
9.
10.
11.
2.12
TAHUN 2013
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan.
E. Peraturan dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup :
1. Peraturan Meneteri Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 tentang Tata
Laksana Pengendalian Pencemaran Air.
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007 tentang Dokumen
Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2006 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
AMDAL
5. KeputusanMenteri Negara LingkunganHidupNomor 142 Tahun 2003 tentang
Pedoman
Mengenai
Syaratdan
Tata
Cara
Menteri
Lingkungan
Hidup
Republik
Indonesia
Nomor
2.13
TAHUN 2013
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
Tentang
829/Menkes/SK/VII/1999
tentang
2.14
TAHUN 2013
01 Tahun 2012
tentang
07 Tahun 2012
tentang
2.15
TAHUN 2013
16. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan
Sumur Resapan.
17. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan
Pompa Hidran Dalam Penyediaan Air Bersih.
18. Petunjuk
Teknis
Pet I judul
Petunjuk
Teknis
2.16
TAHUN 2013
Dari gambar di atas menjelaskan bahwa posisi Buku Putih Sanitasi (BPS) ini
berfungsi sebagai data base sanitasi Kabupaten Sampang yang memuat informasi paling
lengkap, mutahir, aktual serta disepakati oleh seluruh SKPD dan Stakeholder Kabupaten
Sampang. Untuk selanjutnya Buku Putih Sanitasi (BPS) ini akan menjadi dasar pijakan
perencanaan Strategi pembangunan sanitasi Kabupaten Sampang yang dituangkan dalam
dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) sebagai kelanjutan dari rangkaian program
percepatan pembangunan sanitasi di Kabupaten Sampang secara keseluruhan dan
berkelanjutan. Juga sebagai masukan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan atau RPIJM Kabupaten Sampang. Dokumen Buku Putih
Sanitasi (BPS) ini akan dilakukan updating dan review minimal sekali dalam lima tahun
berikutnya.
2.17
TAHUN 2013
BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Laut Jawa;
Sebelah Timur
Kabupaten Pamekasan;
Sebelah Selatan
Selat Madura;
Sebelah Barat
Kabupaten Bangkalan.
dikeluarkan
Perda
No. 2
tahun
2003
2.1
TAHUN 2013
Nama DAS
1
2
3
4
5
6
Panjang (Km)
DAS SODUNG
DAS KAMUNING
DAS KLAMPIS
DAS SOMBER LANJANG
DAS SAMPANG
DAS KATI
Debit
(M/Detik)
22,00
895
20,00
5881
14,00
2571
12,00
623
10,00
3332
9,00
895
kesuburan dapat dibeli dengan teknologi. Jenis tanah yang berbentuk sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain: bahan induk, batuan induk, curah hujan, bentuk wilayah
dan pengaruh kegiatan manusia. Sifat kimia dan sifat bahan induk sangat mempengaruhi
unsur hara yang tersediadalam tanah, akan mempengaruhi kesuburan dan produksi
tanaman.
Dilihat dari jenis tanah yang ada di Kabupaten Sampang bagian yang terluas adalah tanah
dari jenis Komplek Mediteran Grumosol, Regosol dan Litosol yakni seluas 54.335 Ha. Diikuti
oleh jenis tanah alluvial hidromorf dengan luas sekitar 10.720 Ha. Sementara untuk proporsi
jenis tanah terendah adalah jenis grumosol kelabu yang hanya terdapat di Kecamatan
Sampang dan Kecamatan Camplong, dengan luasan 2.125 Ha.
Kedalaman efektif tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Kedalaman efektif
adalah tebalnya lapisan tanah dari permukaan sampai kelapisan bahan induk atau tebalnya
lapisan tanah yang dapat ditembus perakaran tanaman. Makin dalam lapisan tanah, maka
kualitas tanah makin baik untuk usaha pertanian.
2.2
TAHUN 2013
Kedalaman efektif tanah di Kabupaten Sampang didominasi oleh tanah yang mempunyai
kedalaman efektif tanah > 120 Cm, yakni seluas 74.796 Ha atau 60,65 %. Tanah dengan
kedalaman efektif tanah terendah adalah sebanyak 986 Ha atau sekitar 0,79 % dari seluruh
luas wilayah Kabupaten Sampang yang mencapai 123.330 Ha.
Hidrologi
Kabupaten Sampang memiliki 34 buah Sungai yang mana dibagi menjadi dua, yaitu:
Sungai yang terdapat di Kabupaten Sampang sebagian besar merupakan Sungai musiman
yang ada airnya pada musim penghujan. Sungai yang mengalir sepanjang tahun antara lain.
Sungai Klampis dengan Waduk Klampis yang dapat dipergunakan untuk mengairi
sawah di Kecamatan Torjun, Sampang dan Jrengik.
Sungai Marparan dan Disanah bermuara di Kali Blega, sehingga dipengaruhi oleh
pasang surut air laut dan telah banyak dimanfaatkan untuk tambak dan
penggaraman.
Pola aliran Sungai yang terdapat di Kabupaten Sampang yang merupakan sumber air
permukaan mengikuti pola aliran Sungai sejajar teranyam (brainded), berkelok putus
(Anastromik), cakar ayam bersifat tetap, sementara dan berkala. Untuk panjang Sungai yang
ada tersebut berkisar antara 0,7 - 22 Km, dimana untuk Sungai terpanjang adalah Sungai
Sodung dengan panjang 22 Km dan Sungai yang terpendek adalah Sungai Kalah dengan
panjang 0,7 Km.
2.3
TAHUN 2013
Klimatologi
Sebagaimana daerah di Indonesia pada umumnya, Kabupaten Sampang mempunyai iklim
tropis yang ditandai dengan adanya 2 (dua) musim, yaitu musim hujan dan kemarau.
Musim hujan berlangsung mulai dari bulan Oktober s.d. dengan Maret, dan musim
kemarau berlangsung mulai dari butan April s.d. dengan September.
Hujan terjadi sepanjang tahun, dengan frekuensi tertinggi terjadi pada bulan Januari s.d.
April. Pada bulan Mei s.d. September berkurang dan mulai bulan Oktober s.d. Desember
mulai turun hujan dengan frekuensi berangsur-angsur bertambah. Beberapa waktu
terakhir berlangsung gejala hujan yang tidak teratur, yang menjadi sebab utama
merosotnya produksi tembakau.
Curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Robatal dengan rata-rata 146,70 mm dan
terendah di Kecamatan Ketapang, yaitu rata-rata 61,00 mm. Berdasarkan curah hujan
yang terjadi, dapat diketahui bahwa Kabupaten Sampang mempunyai iklim tipe E dan
iklim tipe F, yang ditandai oleh perbandingan antara bulan basah dengan bulan kering
pada kisaran 0,6 - 1,0 untuk iklim tipe E dan 1 - 1,670 untuk iklim tipe F.
Keadaan udara di Kabupaten Sampang umumnya relatif bersih, segar dan sehat. Kondisi
ini disebabkan belum banyak sumber-sumber polusi udara, baik yang berasal dari industri,
kendaraan bermotor, maupun aktivitas pembakaran yang melampaui daya dukung alam.
Suhu udara relatif panas, berkisar antara 28C - 32C.
Topografi
Topografi atau bentang alam merupakan kawasan perencanaan, yang dapat dijelaskan
tanpa melalui pengukuran lapangan, hal ini menyangkut tinggi rendahnya atau datar
tidaknya suatu kawasan. Keadaan topografi dapat digambarkan melalui kelerengan
beberapa wilayah. Lereng adalah gambaran perbedaan ketinggian dari dua tempat yang
berbeda dan dinyatakan dalam suatu persen. Faktor kemiringan tanah merupakan unsur
yang penting dalam merencanakan peruntukan penggunaan tanah, khususnya di bidang
pertanian.
2.4
TAHUN 2013
Kelerengan wilayah Kabupaten Sampang bervariasi antara datar, bergelombang, curam dan
sangat curam dimana klasifikasi kelerengan tanah tersebut
adalah sebagai berikut ini :
Kelerengan 0-2 % meliputi luas 37.785,64 Ha atau 31,40 %
dari luas wilayah keseluruhan kecuali daerah genangan air,
pada wilayah ini sangat baik untuk pertanian tanaman
semusim
.Kelerengan 2-15 % meliputi luas 67.807,14 Ha atau 53,86
% dari luas wilayah keseluruhan, baik sekali untuk usaha
pertanian
dengan
tetap
mempertahankan
usaha
Pada daerah tropis, ketinggian wilayah merupakan unsur penting yang menentukan
persediaan fisik tanah. Dengan adanya perbedaan tinggi akan menentukan perbedaan suhu
yang berperan dalam menentukan jenis tanaman yang cocok untuk diusahakan. Disamping
itu ketinggian juga erat hubungannya dengan unsur kemampuan tanah yang lain, misalnya
lereng dan drainase.
Geologi
Berdasarkan geologinya, Kabupaten Sampang terdiri atas 5 macam batuan yaitu, alluvium,
pliosen fasies sedimen, plistosen fasies sedimen, pliosen fasies batu gamping, dan mioses
fasies sedimen. Jenis geologi alluvium dan mioses fasies sedimen banyak digunakan oleh
2.5
TAHUN 2013
masyarakat untuk tegalan dan sawah, serta sebagian kecil jenis batuan plistosen fasies
sedimen yang seluruhnya untuk tegalan.
2.1.3 Administratif
Tabel 2.2: Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan, Dan Jumlah Kelurahan Tahun 2012
Nama
Kecamatan
Jumlah Kelurahan /
Desa
Luas Wilayah
Administrasi
Terbangun
Luas (Km2)
(%) thd
total
(Km2)
(%) thd
total
12
71,95
5,83
143,9
5,83
12
44,20
3,58
88,4
3,58
Pangarengan
42,69
3,46
85,4
3,46
Sampang
12
70,01
5,68
140
5,68
Camplong
14
69,93
5,67
139,8
5,67
Omben
20
116,31
9,43
323,6
9,43
Kedungdung
18
123,08
9,98
246,2
9,98
Jrengik
14
65,35
5,30
130,7
5,30
Tambelangan
10
89,97
7,30
179,9
7,30
Banyuates
20
141,23
11,45
282,5
11,45
Robatal
80,54
6,53
161,1
6,53
Karang penang
84,25
6,83
168,5
6,83
Ketapang
14
125,28
10,16
250,6
10,16
Sokobanah
12
108,51
8,80
217
8,80
Total
186
1233,30
100
2557,6
100
Kelurahan
Desa
Sreseh
Torjun
2.6
TAHUN 2013
Dari tabel diatas terlihat bahwa Kecamatan terluas adalah Banyuates seluas 141,23 (Km 2)
kemudian disusul Kecamatan Ketapang, Kecamatan Kedundung, Kecamatan Omben,
Kecamatan Sakobanah, Kecamatan Tambelangan, Kecamatan , Kecamatan Karangpenang,
Kecamatan Robatal, Kecamatan Sreseh, Kecamatan Sampang, Kecamatan Camplong,
Kecamatan Jrengik, Kecamatan Torjun, dan Kecamatan yang luas wilayahnya paling sedikit
adalah Kecamatan Pangarengan.
Total luas lahan terbangun pada Kabupaten Sampang diasumsikan dengan melihat luas
wilayah permukiman Kabupaten Sampang
wilayah Kabupaten Sampang. Melalui asumsi tersebut digunakan untuk menentukan luasan
lahan terbangun di masing-masing kecamatan.
2.7
TAHUN 2013
2.8
TAHUN 2013
2.9
TAHUN 2013
2.2. Demografi
Tabel 2.3 JumlahPenduduk Dan Kepadatannya 5 Tahun Terakhir
Jumlah Penduduk
Tahun
Kecamatan
2007
2008
Sreseh
31.707
32.702
Torjun
36.175
38.275
Pangarengan
Jumlah KK
Tahun
2009
2010
35.286
36.580
36.699
38.357
38.532
33.774
Tingkat Pertumbuhan
2011
2007
Kepadatan Penduduk
Tahun
2011
2007
2008
2009
Tahun
2008
2009
2010
2010
2011
2007
2008
2009
2010
2011
9.402
10.536
10.557
10.984
7.406
-0,10
-0,13
-0.20
-0,23
-0,23
412,38
454,51
490,42
508,4
510
6.640
7.764
9.814
10.256
8.687
1,86
0,33
1,78
1,96
1,96
804,55
865,95
764,12
867,8
872
19.238
20.258
20.259
20.101
20.309
7.805
8.667
8.244
5.492
5.519
0,30
0,32
0,53
0,86
0,86
411,43
474,53
474,56
470,9
476
Sampang
108.256
110.430
116.829
116.901
117.509
18.953
19.189
28.434
32.294
27.760
1,75
1,23
1,38
1,85
1,85
1.445,48
1.577,34
1.668,75
1.669,8
1.678
Camplong
78.637
81.977
72.543
72.464
73.306
9.265
25.481
26.896
26.153
20.892
2,02
1,34
1,13
2,05
2,05
1.091,66
1.172,27
1.037,37
1.036,2
1.046
Omben
75.532
77.077
76.850
76.901
77.296
8.082
20.949
19.964
20.711
17.912
Kedundung
79.213
85.224
75.239
79.524
80.236
8.479
17.351
17.526
19.889
19.378
2,11
Jrengik
35.461
36.569
31.762
33.804
34.036
10.633
10.094
10.668
10.348
7.714
Tambelangan
50.749
52.649
51.988
53.863
53.977
16.100
13.748
14.563
15.349
11.050
Banyuates
70.527
73.427
73.234
73.560
73.484
14.072
19.040
19.541
20.931
Robatal
50.667
52.777
57.358
53.550
53.609
11.481
11.651
14.862
13.127
Karang Penang
60.249
64.149
63.582
63.486
63.559
19.625
18.487
18.429
Ketapang
78.225
81.718
90.973
81.903
81.924
14.040
24.815
Sakobanah
61.196
63.133
64.336
67.159
67.058
13.236
15.076
810.952
870.365
864.013
868.153
871.534
210.691
222.848
Jumlah
1,30
1,14
1,27
1,31
1,31
640,07
662,68
66,07
661,2
665
2,16
2,23
2,24
2,24
696,16
692,42
611,30
646,1
652
0,54
0,34
0,39
0,88
0,88
510,96
559,58
486,03
517,3
521
1,10
1,39
1,34
1,67
1,67
541,27
585,18
577,84
598,7
600
19.763
2,72
2,36
2,37
3,02
3,02
476,53
519,91
518,54
520,9
520
13.137
2,35
2,24
1,16
2,33
2,33
619,51
655,28
712,17
664,9
666
18.180
15.693
1,05
1,35
0,40
1,50
1,50
729,65
761,41
754,68
753,5
754
25.805
25.751
25.030
0,18
2,34
2,30
3,38
3,38
604,02
652,28
726,16
653,8
654
16.260
17.479
16.796
0,10
0,34
0,38
0,50
0,50
498,19
581,81
592,90
618,9
618
241.563
246.944
216.737
1,10
1,67
1,64
1,58
1,58
657,55
705,72
700,57
703,9
707
Dari Tabel 2.3 terlihat bahwa kecamatan yang memiliki pertumbuhan penduduk tertinggi adalah kecamatan Ketapang, urutan no 2 adalah
Kecamatan Banyuates dan urutan no 3 adalah Kecamatan Kedundung,sedangkan Kecamatan yang mempunyai kepadatan
tertinggi adalah Kecamatan Sampang , KecamatanCamplong dan KecamatanTorjun.
2.10
TAHUN 2013
Tabel 2.4: Jumlah Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan
Kepadatan penduduk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Kecamatan
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
-0,18
-0,18
-0,18
-0,18
2015
2016
204.67
227.19
252.18
279.92
310.71
Sreseh
38.714
40.839
43.081
45.446
47.941
10646
11817
13117
14560
16161
-0,18
Torjun
40.647
42.879
45.233
47.716
50.336
9878
12644
16184
20715
26515
1,57
1,57
1,57
1,57
1,57
333.22
426.52
545.94
698.81
894.47
168162
0,57
0,57
0,57
0,57
0,57
313.98
593.43
1121.58
2119.78
4006.39
1,61
1,61
1,61
1,61
1,61
2358.80
4646.84
9154.28
18033.93
35526.85
112369
1,72
1,72
1,72
1,72
1,72
860.51
1394.02
2258.31
3658.46
5926.71
13401
1,27
1,27
1,27
1,27
1,27
569.86
632.54
702.12
779.35
865.08
2,29
2,29
2,29
2,29
374.30
598.88
958.21
1533.13
2453.01
Pangarengan
Sampang
Camplong
Omben
21.424
123.960
77.330
81.540
22.600
130.766
81.576
86.016
23.841
137.945
66.054
90.738
25.150
145.518
90.779
95.720
26.530
153.507
95.763
100.975
13179
35460
16315
8828
24908
69856
26430
9799
47077
137617
42817
10877
88975
271105
69364
12073
534077
Kedundung
84.641
89.288
94.190
99.361
104.816
12896
20634
33014
52822
84515
2,29
Jrengik
35.905
37.876
39.955
42.149
44.463
12877
16225
20444
25759
32457
0,61
0,61
0,61
0,61
0,61
473.28
596.33
751.38
946.73
1192.89
640602
1,43
1,43
1,43
1,43
1,43
522.95
1087.74
2262.49
4705.98
9788.43
100001
2,69
2,69
2,69
2,69
2,69
1706.62
2525.79
3738.17
5532.50
8188.09
123537
2,08
2,08
2,08
2,08
2,08
688.25
1108.09
1784.02
2872.27
4624.36
1,16
1,16
1,16
1,16
1949.24
3995.95
8191.70
16792.98
34425.61
Tambelangan
Banyuates
Robatal
56.940
77.518
56.552
60.066
81.774
59.657
63.364
86.263
62.932
66.843
90.999
66.387
70.512
95.995
70.032
34224
20843
18386
71187
30847
29602
148068
45654
47659
307982
67568
76731
Karang Penang
67.048
70.729
74.612
78.709
83.030
40371
82760
169658
347798
712986
1,16
Ketapang
86.442
91.166
96.171
101.451
107.021
20474
33988
56419
93656
155469
2,37
2,37
2,37
2,37
2,37
841.95
1397.64
2320.09
3851.34
6393.23
83650
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
185.53
267.17
384.72
554.00
797.77
2135728
18,55
18,55
18,55
18,55
18,55
400.79
637.25
1013.23
1611.04
2561.55
Sakobanah
Jumlah
70.739
918.770
74.623
969.845
78.720
1.003.149
83.042
1.079.270
87.601
1.138.522
19454
334162
28014
531318
40341
844796
58091
1343225
2.11
TAHUN 2013
Dalam perencanaan tata ruang, data dan analisa kependudukan merupakan salah satu
faktor yang sangat penting, mengingat penduduk merupakan subyek dan obyek
pembangunan suatu wilayah, maka usaha-usaha untuk penyediaan fasilits dan kebutuhan
pelayanan pada masa mendatang dapat diperkirakan sesuai dengan perhitungan yang telah
ditetapkan. Beberapa hal pokok kependudukan yang akan dibahas meliputi jumlah dan laju
pertumbuhan penduduk.Salah satu masalah sosial yang perlu diperhatikan dalam proses
pembangunan adalah masalah kependudukan yang mencakup antara lain jumlah, komposisi
dan penyebaran penduduk, serta masalah kualitas penduduk sebagai pendukung
pembangunan.
Hasil perhitungan penduduk akhir tahun 2011 menunjukkan bahwa presentase penduduk
terbesar ada di Kabupaten Sampang sebanyak 871.534, terdiri dari penduduk laki-laki
428.250 jiwa dan penduduk perempuan 443.284 jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk
terbanyak adalah Kecamatan Sampang dan Ketapang, sedangkan kecamatan dengan
kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Sampang dan Camplong.
Metode proyeksi penduduk yang digunakan dalam tabel tersebut diatas adalah Metode
Geometrik ( bunga berganda) , dengan formula sebagai berikut :
Pn = Po ( 1 + r )n
Keterangan rumus:
Pn = jumlah penduduk tahun tertentu / akhir
Po = jumlah penduduk tahun awal
r = rata-rata pertumbuhan penduduk
n = selisih tahun
Asumsi : laju pertumbuhan adalah sama untuk tiap tahun, yang artinya pertambahan absolut
tiap tahun semakin besar.
2.12
2.3
TAHUN 2013
Realisasi Pendapatan Asli daerah (PAD) dari hasil pengenaan/pemungutan dari empat jenis
sumber PAD (Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan, dan Lain lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah).
Sejak tahun 2008 realisasi PAD meningkat dibandingkan realisasi tahun sebelumnya,
kecuali pada tahun 2010 yang mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun
2009. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2007 sebesar Rp. 25.280.747.941,59 terjadi
kenaikan realisasi PAD pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 46.97.973.974.6.632,16 atau
meningkat sebesar 87,74%. Untuk tahun 2012 penerimaan PAD ditargetkan sebesar Rp.
52.287.296.725,- atau meningkat sebesar 16,26% dibandungkan dengan tahun 2011 dan
realisasi sampai dengan 31 Agustus 2012 sebesar Rp. 37.579.801.112,48 atau 71,87% dari
target.
Hal
tersebut
menunjukkan
keberhasilan
Pemerintah
Kabupaten
Sampang
dalam
2.13
TAHUN 2013
Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Sampang Tahun 2009 2013
No
Realisasi Anggaran
Tahun
n-4
a.1
a.1.1
Pajak daerah
a.1.2
Retribusi daerah
a.1.3
a.1.4
a.2
a.2.1
a.2.2
n-3
Rata2
pertumbuhan
n-2
n-1
28.476.318.729
37.026.235.941
36.396.342.481
46.973.974.632
52.287.296.725
17%
3.079.469.026
3.637.540.618
5.055.708.343
6.628.833.413
6.533.324.026
22%
10.151.748.433
17.116.750.711
18.244.618.791
27.927.829.666
32.094.841.000
36%
1.279.769.917
1.987.880.235
3.152.172.678
4.709.039.222
6.686.978.581
51%
13.965.331.353
14.284.064.378
9.943.842.668
7.708.272.331
7.544.040.000
13%
525.155.067.770
574.914.791.817
592.023.897.869
646.247.193.920
20%
49.997.335.770
56.557.716.817
74.790.552.869
78.280.412.920
12%
422.388.032.000
442.747.075.000
454.853.945.000
499.433.081.000
21%
a.2.3
52.769.700.000
75.610.000.000
62.379.400.000
68.533.700.000
16%
a.3
45.504.141.690
66.909.097.085
176.959.101.686
204.054.538.562
4.277.299.693
32%
a.3.1
Hibah
26.162.898.800
107.397.098
9%
a.3.2
Dana darurat
a.3.3
16.405.586.824
20.530.768.195
26.072.712.686
29.901.326.064
12%
a.3.4
4.030.054.866
37.582.347.600
101.108.515.400
8%
a.3.5
51.759.405.000
0,47%
608.963.319.110
755.623.559.738
814.952.403.945
870.885.401.897
1.702.118.385.829
34%
b.1
258.814.699.997
356.792.152.752
445.999.956.493
483.393.177.319
3.050.424.684.691
45,01%
2.14
TAHUN 2013
241.371.688.946
307.165.482.952
392.808.062.772
431.546.051.245
92,93%
Bunga
b.1.3
Subsidi
b.1.4
Hibah
b.1.5
Bantuan sosial
17.443.011.051
49.626.669.800
53.191.893.721
51.847.126.074
91,12%
b.1.6
b.1.7
Bantuan keuangan
39.881.818.007
26.310.616.693
29.420.867.711
31.101.442.685
90,65%
b.1.8
b.2
Belanja Langsung
307.374.642.966
367.949.140.042
328.688.914.492
344.293.601.362
85%
b.2.1
Belanja pegawai
241.371.688.946
307.165.482.952
392.808.062.772
431.546.051.245
1.348.306.298.862
b.2.2
b.2.3
Belanja modal
Pembiayaan
b.1.1
Belanja pegawai
b.1.2
345.024.546
66,52%
214.707.632.641
268.925.744.328
257.247.406.342
217.622.101.553
67%
194.685.453.613
190.378.771.291
106.938.482.977
68.865.421.068
45%
146.744.385.052
190.378.771.291
106.938.482.978
68.865.421.068
Surplus/Defisit Anggaran
Sumber : Diapendaloka Kabupaten Sampang tahun 2008 -2012, (diolah)
2.15
37%
TAHUN 2013
No
SKPD
n-4
PU-CK
1.a
Investasi
1.b
operasional/pemeliharaan (OM)
BLH
2.a
Tahun
n-2
n-3
n-1
Rata2
pertumbuhan
1.649.787.000
54.490.000
59.935.000
65.932.900
72.526.190
17%
Investasi
152.092.000
234.969.510
346.927.011
512.596.512
563.155.963
40%
2.b
operasional/pemeliharaan (OM)
287.905.000
180.625.000
135.735.000
226.358.000
248.993.800
4%
Kimtaru
3.a
Investasi
3.b
operasional/pemeliharaan (OM)
Dinkes
4.a
Investasi
10.000.000
20.000.000-
20.000.000
10.000.000
47.470.000
4.b
operasional/pemeliharaan (OM)
Bappeda
5.a
Investasi
5.b
operasional/pemeliharaan (OM)
Bapermas
6.a
Investasi
6.b
operasional/pemeliharaan (OM)
2.16
n.a
Investasi
n.b
operasional/pemeliharaan (OM)
Pendanaan OM (1b+2b+3b+nb)
11
Belanja Langsung
13
14
114,609,737,375.00
108.528.070,31
4.010.430.000
4.111.150.000
3.450.541.000
2.796.066.0
00
5.053.566.000
0,50
0,63
0,22
0,28
755,623,559,737.63
814.952.403,93
0,66%
0,75%
10
12
TAHUN 2013
870.885.401,89
2.17
12%
TAHUN 2013
Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Sampang Tahun 2009 - 2013
No
Deskripsi
Total
Belanja
Kabupaten/Kota
Jumlah Penduduk
Tahun
Sanitasi
Rata-rata
n-4
n-3
n-2
n-1
608.963.319.110
755.623.559.738
814.952.403.945
870.885.401.897
1.702.118.385.829
870.365
864.013
868.153
871.534
889303,2
118,89%
106,87%
4.629
5.566
2.232
2.18
3.291
107,48%
TAHUN 2013
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihasilkan oleh Kabupaten Sampang atas
dasar harga berlaku tahun 2011 terus mengalami kenaikan, yaitu sebesar 5.053.983,7 juta
rupiah
(2007)
5.631.966,7
juta
rupiah
(2008)
6.123.374,9
juta
rupiah
(2009),
Untuk selanjutnya kenaikan PDRB atas dasar harga konstan ini, dikenal dengan istilah laju
pertumbuhan ekonomi, karena menunjukan kenaikan rill PDRB (sudah hilang dari
pengaruh perubahan harga). Terjadi perubahan yang sedikit menurun pada 4 sektor, yaitu
sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor Listrik , Gas dan Air Bersih dan
Bangunan Peranan sektor pertanian yang mula-mula 53,31 persen pada tahun 2007
bergeser menjadi 50,07 persen pada tahun 2012, namun secara global masih terjadi
keseimbangan. Dari 5 (lima) sub-sektor pendukung sektor pertanian, sub sektor pertanian
yang mempunyai peranan terbesar, yaitu 25,92 persen.
2.19
berarti
sub
sektor
pertanian
mempunyai
pengaruh
TAHUN 2013
besar
dalam
Perkembangan besaran PDRB atas dasar harga berlaku tidak bisa mencerm inkan
pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya. Dalam perkembangan harga berlaku,
pengaruh inflasi sangat besar sehingga tidak memungkinkan melakukan perhitungan
pertumbuhan ekonomi menggunakan data PDRB atas dasar harga berlaku. Untuk itu,
PDRB atas dasar harga konstan lebih tepat digunakan untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi.
Gambaran makro tentang peta perekonomian daerah yang menyangkut PDRB,
pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun terakhir terpapar dalam
tabel 2.8 berikut:
2.20
TAHUN 2013
No
Deskripsi
Tahun
n-4
n-3
n-2
2.464.748,37
2.709.437,94
3.075.944,66
3.117.814,7
3.212.591,5
3.335.096,6
4,58
4,64
5,34
2.21
n-1
3.468.173,14
3.501.921
6,04
3.852.718,48
3.606.978,6
6,34
TAHUN 2013
tujuanpenataanruangKabupatenSampang
yang
sudah
diuraikan
diatas,
makakebijakanumumpenataanruangnyaantara lain:
1.
2.
pemantapan
struktur
pusat
pelayanan
perkotaan
dan
pedesaan
serta
4.
pemantapan,
pelestarian,
dan
perlindungan
kawasan
lindung
secara
6.
7.
Kebijakan dan strategi dari penataan ruang wilayah Kabupaten Sampang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Kebijakan Pengembanagan Agropolitan, Industri, Dan Pariwisata Dengan
Strategi Meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
2. Kebijakan
Pemantapanstrukturpusatpelayananperkotaandanpedesaansertapengendalianp
erkembangankawasanperkotaandenganstrategimeliputi:
a.
mengarahkan
struktur
perkotaan
secara
berhirarki
dan
mengendalikan
2.22
TAHUN 2013
c.
d.
3. Kebijakan
Pengembangankelengkapansystemsaranadanprasaranawilayahdenganstrategi
meliputi:
a. mengembangkan sistem transportasi secara intermoda sampai ke pusat produksi
pertanian, industri, dan pelayanan pariwisata;
b. meningkatkan kualitas pelayanan jaringan energi dan listrik;
c. mendayagunakan sumber daya air dan pemeliharaan jaringan air baku dan
sarana dan prasarana pengairan kawasan pertanian;
d. meningkatkan jumlah, mutu, dan jangkauan pelayanan komunikasi pada
kawasan agropolitan, pariwisata, dan industri; dan
e. mengoptimalkan tingkat penanganan dan pemanfaatan persampahan.
4. Kebijakan Pemantapan, pelestarian, dan perlindungan kawasan lindung secara
berkelanjutan berbasis kearifan local dengan strategi meliputi:
a. meningkatkan kualitas kawasan yang memberi perlindungan di bawahnya berupa
kawasan resapan air;
b. memantapkan dan meningkatkan konservasi alam, rehabilitasi ekosistem serta
mengendalikan pencemaran, dan perusakan lingkungan hidup;
c. memantapkan fungsi dan nilai manfaatnya pada kawasan cagar budaya;
d. mengendalikan kawasan rawan bencana alam;
e. memantapkan wilayah kawasan lindung geologi dan pemantapan pengelolaan
kawasan secara partisipatif; dan
f. memantapkan kawasan terumbu karang.
5. Kebijakan Pengembangan kawasan budidaya secara bersinergis dengan
agropolitan, industry berbasis pertanian, dan pariwisata dengan strategi
meliputi:
a. mengembangkan kawasan hutan produksi;
b. mengembangkan kawasan hutan rakyat;
c. mengendalikan lahan pertanian berkelanjutan dan meningkatkan pangan
nasional;
2.23
komoditas
unggul
perkebunan,
tanaman
TAHUN 2013
pangan
dan
hortikultura;
e. meningkatkan produk dan nilai tambah perikanan budidaya;
f. mengembangkan kawasan pertambangan berbasis pada teknologi ramah
lingkungan;
g. mengembangkan industri ramah lingkungan;
h. meningkatkan peran serta masyarakat pada pengembangan pariwisata dengan
tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan pelestarian kearifan lokal;
i. meningkatkan kawasan permukiman perkotaan dengan permukiman perdesaan
secara sinergis; dan
j. menetapkan dan mengembangkan kawasan peternakan.
6. Kebijakan Pengembangan wilayah pesisir dan pulau kecil di Kabupaten secara
berkelanjutan dengan strategi meliputi:
a. merencanakan zonasi kawasan pesisir Kabupaten;
b. memantapkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat dalam
mengembangkan dan memelihara ekosistem pesisir;
c. meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung pada pemanfaatan bakau dan
terumbu karang; dan
d. mengendalikan kawasan hutan mangrove di wilayah pesisir selatan.
7. Peningkatan fungsi kawasan
strategi meliputi:
a. mendukung penetapan kawasan dengan fungsi pertahanan dan keamanan;
b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif didalam dan disekitar
kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun
disekitar kawasan pertahanan dan keamanan dengan kawasan budidaya
terbangun; dan
d. menjaga dan memelihara aset pertahanan dan keamanan.
Penataan Ruang di Kabupaten Sampang diwujudkan dalam bentuk RTRW (Rencana Tata
Ruang Wilayah) yang kemudian dijabarkan dalam RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan).Sampai dengan tahun 2008 telah dua kecamatan yang memiliki RDTRK.
2.4.2. Struktur Ruang
Sesuai dengan konsep dan strategi penataan ruang, maka sistem perwilayahan di
Kabupaten Sampang dibagi menjadi 1 (satu) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan 2 (dua) Pusat
2.24
TAHUN 2013
Kegiatan Lokal Promosi (PKLp). Masing-masing pusat kegiatan akan memiliki fungsi dan
peran sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Wilayah Perkotaan Sampang (PKL) yang meliputi Kecamatan Sampang, Camplong,
Sreseh, Torjun, Jrengik dan Pengarengan.Dengan Kota Sampang sebagai pusatnya.
Fungsi Kegiatan :
Pertanian
Pariwisata
Perikanan
Industri
Arahan Pengembangan:
Pengembangan
kawasan
perkotaan
dikonsentrasikan
pada
wilayah
Ibukota
Pengembangan koridor jalan arteri primer yang menjadi akses utama antar
kabupaten di Pulau Madura dalam tujuan mengoptimalkan fungsinya sebagai sarana
kegiatan ekonomi antara wilayah di pulau ini
2.25
TAHUN 2013
Wilayah Perkotaan Ketapang (PKLp) yang meliputi Kecamatan Ketapang, Banyuates dan
Sokobanah.Dengan perkotaan Ketapang sebagai pusat pertumbuhan.
Fungsi Kegiatan :
Agroindustri
Perikanan
pariwisata
Arahan Pengembangan:
Pengembangan
kawasan
agropolitan
dengan
dengan
mengembangkan
Pengembangan koridor jalan arteri primer yang menjadi akses utama antar
kabupaten di Pulau Madura dalam tujuan mengoptimalkan fungsinya sebagai sarana
kegiatan ekonomi antara wilayah di pulau ini.
Optimalisasi sumber daya air berupa adanya waduk nipah di Kecamatan Banyuates
yang menjadi sumber utama bagi kegiatan agraris di wilayah cluster ini dan
mendukung produksi untuk agropolitan.
Industri kecil
Peternakan
2.26
Pertanian
TAHUN 2013
Pengembangan linkage system kota dengan berbasis pada konsep interaksi kota
yang menghubungkan antara wilayah ini dengan wilayah Kecamatan Sampang
Cluster Tengah Barat memiliki peranan sebagai wilayah pengembangan pada bagian
tengah sebelah barat Kabupaten Sampang dengan pusat pada IKK Kedungdung.
Optimalisasi sumber daya di wilayah Daerah Aliran Sungai ( DAS ) Kemuning dan
Waduk Klampis yang menjadi sumber utama bagi kegiatan agraris di cluster ini
Pengembangan linkage system kota dengan berbasis pada konsep interaksi kota
yang menghubungkan interaksi kota primat di Kota Kedungdung dengan wilayah
satelitnya
Sistem pusat pedesaan membentuk pusat pelayanan desa secara berhirarki untuk
mempercepat efek pertumbuhan. Sistem pusat permukiman pedesaan membentuk, sebagai
berikut :
Pusat pelayanan desa tersebut secara berjenjang memiliki hubungan dengan pusat
kecamatan sebagai kawasan perkotaan terdekat atau berhubungan langsung dengan
PKL/PKLp/PPK. Pusat pelayanan antar desa direncanakan berada di PPL. Sedangkan pusat
2.27
TAHUN 2013
pelayanan setiap desa adalah pusat permukiman di masing masing di setiap desa atau
disebut pusat desa.
Karakter desa yang berpotensi menjadi PPL antara lain :
Desa-desa
di
sepanjang
jaringan
jalan
regional
atau
yang
mempunyai
Sebagai pusat pelayanan kegiatan budidaya, baik dalam wilayahnya maupun wilayah
sekitarnya, pusat permukiman perdesaan mempunyai fungsi:
Ekonomi, yaitu sebagai pusat produksi dan pengolahan barang
Jasa perekonomian, yaitu sebagai pusat pelayanan kegiatan keuangan/ bank,
dan/atau sebagai pusat koleksi dan distribusi barang, dan/atau sebagai pusat simpul
transportasi, pemerintahan, yakni sebagai pusat jasa pelayanan pemerintah
Jasa sosial, yaitu sebagai pusat pemerintahan, pusat pelayanan pendidikan,
kesehatan, kesenian, dan/atau budaya.
Perkembangan kegiatan budidaya tersebut diatas memiliki skala kegiatan yang lebih kecil
dan terbatas, dibandingkan kawasan perkotaan. Dari hasil analisa dan FGD di daerah, maka
PPL di Kabupaten Sampang, meliputi:
kecamatan
sehingga
dapat
ditetapkan
kawasan
perdesaan
dan
kawasan
2.28
TAHUN 2013
mengetahui dan menentukan jenis kegiatan yang akan ditentukan sehingga sesuai dengan
peruntukkan tanah dan ruangnya. Kriteria penetapan batas kota di wilayah Kabupaten
Sampang ditetapkan atas dasar status kawasan sebagai kawasan perkotaan ibu kota
kecamatan; khusus untuk Perkotaaan Sampang wilayahnya meliputi seluruh administratif
kecamatan dengan status sebagai ibukota Kabupaten Sampang.
2.29
TAHUN 2013
TAHUN 2013
TAHUN 2013
Aspek sosial dan budaya berasal dari nilai-nilai tradisi yang diwariskan oleh leluhur dan nilainilai keagamaan.Nilai-nilai filosofi Madura tetap dimiliki dan diyakini oleh masyarakat
Sampang dalam kehidupan keseharian yang berpadu dengan nilai keislaman yang
merupakan aspek dan budaya yang menjadi perhatian penting bagi penyusunan RPJMD ini.
Pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar di segala tingkat baik formal maupun informal.
Dalam publikasi Sampang Dalam Angka, kegiatan pendidikan yang dicakup adalah kegiatan
pendidikan formal baik dibawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan di luar
Departemen
tersebut, yaitu
dibawah
Jumlah fasilitas pendidikan di setiap kecamatan di Kabupaten Sampang dapat dilihat pada
lampiran tabel 2.8 Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Sampang Tahun
2009/2010 sebagai berikut.
Tabel 2.9. Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Sampang
NO
.
FASILITAS PENDIDIKAN
KECAMATAN
TK
SD
MI
SMP
MTs
SMA/
SMK
MA
Sreseh
26
17
Torjun
14
31
13
Pangarengan
11
18
Sampang
38
69
15
13
10
Camplong
22
46
12
14
10
Omben
48
44
18
11
Kedundung
46
61
16
Jrengik
40
12
Tambelangan
10
34
21
10
Banyuates
52
39
13
11
11
Robatal
25
47
12
12
Karang Penang
22
77
18
13
Ketapang
48
62
16
14
Sakobanah
49
47
10
JUMLAH
154
554
468
54
155
12
77
2.32
TAHUN 2013
KECAMATAN
SANGAT
MISKIN
MISKIN
HAMPIR
MISKIN
JUMLAH
SRESEH
4,037
3,885
5,311
13.233
TORJUN
6,715
5,421
8,068
20.204
PANGARENGAN
2,670
2,617
3,784
9.071
SAMPANG
8,833
8,750
13,333
30.916
CAMPLONG
10,991
10,084
14,500
35.908
OMBEN
15,829
11,497
14,420
41.826
KEDUNDUNG
26,092
17,001
17,091
60.184
JRENGIK
5,303
5,962
8,366
19.631
TAMBELANGAN
10,857
7,444
8,379
26.680
9,469
7,267
10,582
27.318
10
BANYUATES
11
ROBATAL
12,731
8,974
9,710
31.415
12
KARANG PENANG
17,849
12,623
12,256
42.728
13
KETAPANG
5,676
6,668
11,479
23.823
14
SAKOBANAH
4,596
4,254
6,826
15.676
141.648
112.447
144.105
398.200
JUMLAH
2.33
TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
Penduduk
JUMLAH
RUMAH
TANGGA
Lakilaki
Perempuan
Total
SRESEH
7.406
13.429
15.184
28.613
TORJUN
8.687
17.877
18.405
36.282
PANGARENGAN
5.519
10.364
10.756
21.120
SAMPANG
27.760
57.378
57.605
114.983
CAMPLONG
20.892
42.570
43.810
86.380
OMBEN
17.912
37.227
39.377
77.204
KEDUNDUNG
19.378
42.121
44.501
86.622
JRENGIK
7.714
15.472
16.185
31.657
TAMBELANGAN
11.050
23.914
24.481
48.395
10
BANYUATES
19.763
35.840
38.442
74.282
11
ROBATAL
13.137
26.349
26.702
53.051
12
KARANGPENANG
15.693
32.764
33.875
66.639
13
KETAPANG
25.030
42.732
45.520
88.252
14
SAKOBANAH
16.796
29.859
34.433
64.292
216.737
427.896
449.876
877.772
JUMLAH
2.34
TAHUN 2013
No
Jumlah Rumah
Nama Kecamatan
SRESEH
9033
TORJUN
6189
PANGARENGAN
3903
SAMPANG
21.745
CAMPLONG
14.725
OMBEN
13.555
KEDUNDUNG
14.816
JRENGIK
5937
TAMBELANGAN
8138
10
BANYUATES
11
ROBATAL
12
KARANG PENANG
14.465
13
KETAPANG
19.746
14
SAKOBANAH
15.132
17.716
9031
JUMLAH
174,131
Dari Tabel 2.11 terlihat bahwa jumlah rumah terbanyak berada di Kecamatan Sampang yaitu
sebanyak
2.35
TAHUN 2013
Kabupaten Sampang dipimpin oleh Bupati dan Wakil Bupati, dengan organisasi
pemerintahan terdiri dari seorang Sekretaris Daerah, 3 (tiga) orang Asisten, 8 (delapan)
orang Kepala Bagian (Kabag), 14 (empat belas) Kepala Dinas, 7 (tujuh) Kepala Badan, 7
(tujuh) Kepala Kantor dan 14 (empat belas) camat.
2.36
TAHUN 2013
DPRD
BUPATI
WAKIL BUPATI
SEKRETARIAT DAERAH
STAF AHLI :
1. Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik
2. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan
3. Staf Ahli Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan & SDM
1. Bagian Pemerintahan
2. Bagian Hukum
3. Bagian Humas
Asisten Perkonomian da
Pembangunan
1. Bagian Pembagunan
2. Bagian Perekonomian
SEKRETARIAT
DPRD
1. Bagian Umum
2. Bagian Persidangan dan
Perundang-Undangan
3. Bagian Keuangan
DINAS DAERAH :
1. Dinas Pendidikan
2. Dinas Kesehatan
3. Dinas Pertanian
4. Dinas Peternakan
5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
6. Dinas Bina Marga dan Pengairan
7. Dinas Cipta Karya
8. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
9. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
10. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
11. Dinas Sosial
12. Dinas Kelautan dan Perikanan
13. Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda & Olah Raga
I n s p e k t o r a t*)
Kecamatan
TAHUN 2013
BUPATI
BAPPEDA
BADAN
DINAS PEKERJAAN
PEMBERDAYAAN
UMUM
MASYARAKAT
CIKARTARNG
Bidang Cipta
Prasarana
Bidang Pemerintahan,
Ruang
DINAS KESEHATAN
Bidang P2PL
DINAS
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
PERHUBUNGAN,
PDAM
KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA
Bidang Teknik
PDAM
DISPENDALOKA
TAHUN 2013
BAB III
PROFIL SANITASI WILAYAH
2.1
TAHUN 2013
Tabel 3.1. Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Sampang Tahun 2009 2013
No
1
1.1
1.2
1.3
Drainase lingkungan
1.4
Prohisan
2.1
DAK Sanitasi
2.2
2.3
Uraian
2009
2010
2011
2012
2013
7,722,468,650
5,545,645,950
5,903,633,700
5,993,708,100
6,564,783,250
2,831,876,950
1,279,410,000
808,170,000
928,944,900
685,755,500
2,678,657,200
1,359,326,450
1,146,370,950
1,018,585,100
1,602,545,000
1,354,690,000
1,044,228,400
2,036,317,000
2,226,325,000
2,375,000,000
857,244,500
1,862,681,100
1,912,775,750
1,819,853,100
1,901,482,750
3,441,842,000
1,926,018,000
2,327,326,350
1,558,390,500
1,398,880,600
2,724,702,000
1,279,410,000
1,625,128,150
793,971,000
682,630,000
717,140,000
0
646,608,000
0
702,198,200
0
764,419,500
0
716,250,600
0
4,280,626,650
3,619,627,950
3,576,307,350
4,435,317,600
5,165,902,650
258,543,457,200
233,295,688,300
237,379,587,750
318,394,148,950
316,314,777,450
1.66
1.55
1.51
1.39
1.63
Rata-rata
Pertumbuhan
-2.67
-25.72
-4.68
22.02
29.90
-16.62
-22.80
0.33
Sumber :
2.2
5.96
6.37
0.13
TAHUN 2013
Tabel 3.2. Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita Kabupaten Sampang Tahun 2009 2013
No
SKPD
2010
2011
2012
Pertumbuhan (%)
2013
1.a
Realisasi retribusi
1.b
Potensi retribusi
Retribusi Sampah
2.a
Realisasi retribusi
2.b
Retribusi Drainase
3.a
Realisasi retribusi
3.b
Potensi retribusi
113,372,070
107,496,030
87,892,895
100,186,000
100,186,000
124,074,300
124,974,300
88,672,400
102,739,200
105,344,500
113,372,070
107,496,030
87,892,895
100,186,000
100,186,000
124,074,300
124,974,300
88,672,400
102,739,200
105,344,500
(10,702,230)
(17,478,270)
(779,505)
(2,553,200)
(5,158,500)
2.3
(2.36)
(2.48)
2%
2%
2%
TAHUN 2013
secara
praktik,
ternyata
pengetahuan
dan
sikap
tersebut
tidak
diterapkan.Hal ini dikarenakan berbagai macam alasan, mulai dari tidak tersedianya
fasilitas, tidak tahu bagaimana menggunakan fasilitas sanitasi, sampai pada
pemahaman bahwa tidak adanya resiko yang mereka hadapi dengan kondisi yang
ada (perilaku tidak sehat).
Tabel 3.3. Permasalahan Mendesak dan Issue Strategis
Promosi Higiene dan Sanitasi.
Permasalahan Mendesak
Isu Strategis
2.4
TAHUN 2013
Sumber Informasi sanitasi yang dapat dipercaya yang ada di Kabupaten Sampang
adalah melalui Televisi sebesar 54%, radio sebesar 16%, Surat Kabar sebesar
11%, dan Papan Pengumuman 5%, sedangkan lainya 3%. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram pie gambar 3.1. dibawah ini.
Gambar 3.1 : Grafik Sumber informasi Sanitasi
5%
3%
11%
Surat Kabar
16%
Radio
Televisi
Papan Pengumuman
Lainnya
54%
Pencapaian PHBS Rumah Tangga sehat mencapai 54% dari target 60% di tahun
2012, dengan 10 indikatornya Kabupaten Sampang tertera di grafik 3.2 sebagai
berikut:
Grafik 3.2. Grafik Penyuluhan Sanitasi
2.5
TAHUN 2013
3%
11%
3%
5%
8%
5%
RT
RW
Lurah/staf kelurahan
8%
11%
Kader
Petugas Puskesmas
Spanduk
27%
Poster
Billboard
46%
Selebaran
Lainnya
Tidak dapat info
Sumber : Studi Komunikasi
Kondisi Promosi Higiene didapat berdasarkan survey studi EHRA. Studi EHRA
dilakukan dalam rangka untuk mengidentifikasi kondisi eksisting sarana sanitasi
yang ada ditingkat masyarakat serta perilaku masyarakat terkait dengan perilaku
hidup bersih dan sehat. Indikator penentuan tingkat resiko kesehatan masyarakat
didasarkan pada : 1) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, 2) Pembuangan Air
Limbah Domestik, 3) Drainase Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir, 4)
Sumber Air, 5) Perilaku Higiene dan 6) Kasus Penyakit Diare. Jumlah sampel pada
studi ini sebanyak 800 responden yang tersebar pada 20 kelurahan yang terbagi
dalam 4 klaster. Penentuan sampel dilakukan dengan sistem klastering random
sampling.
Dalam perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat diperlihatkan pada kebiasaan
masyarakat dalam melakukan Cuci tangan Pakai Sabun dalam lima waktu penting
dapat dilihat pada Grafik CTPS di % (lima) waktu penting di bawah ini :
2.6
TAHUN 2013
15%
Ya
Tidak
85%
1,1
16,4
5,5
4,4
66,1
8,1
6,1
A. Jamban pribadi
B. MCK/WC Umum
C. Ke WC helikopter
D. Ke sungai/pantai/laut
E. Ke kebun/pekarangan
F. Ke selokan/parit/got
G. Ke lubang galian
H. Lainnya,
2,1
2.7
TAHUN 2013
Dari studi EHRA di dapat hasil sebagaimana tertera di Grafik pencemaran karena
SPAL berdasarkan klaster di bawah ini:
Grafik 3.8. Grafik pencemaran karena SPAL berdasarkan klaster
2.8
3.1.2
TAHUN 2013
Tatanan Sekolah
Kegiatan yang terkait dengan Kegiatan PHBS dan promosi higiene di sekolah
dilaksanakan melalui mata pelajaran kesegaran jasmani dan kegiatan ekstra
kurikuler terkait program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Kegiatan UKS sendiri
pada dasarnya terdiri dari tiga komponen yang disebut Trias UKS, yaitu (i)
pendidikan kesehatan; (ii) pelayanan kesehatan; dan (iii) lingkungan kehidupan
sekolah yang sehat. Kegiatan PHBS disekolah difokuskan pada kegiatan cuci
tangan pakai sabun dan kantin sehat.
Untuk kegiatan buang air besar dan buang air kecil untuk murid dan guru sudah
tersedia kamar mandi/WC yang dipisahkan lokasinya. WC untuk murid dan guru
dipisahkan juga berdasarkan jenis kelamin. Untuk kegiatan cuci tangan pakai sabun
semua tingkatan SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK telah memiliki tetapi sebagian
sekolah masih menggunakan ember sebagai sarana cuci tangan, kondisi ini akan
lebih parah bila terjadi musim kemarau maka fasilitas MCK dan cuci tangan pakai
sabun akan terganggu masalah ketersediaan air pada desa-desa yang mengalami
kekeringan.
Ketersediaan
WC
di
semua
tingkatan
sekolah
mulai
SD/MI,
SMP/MTS,
Jumlah
Taman
Kanak-Kanak
di
Kabupaten
Sampang
secara
keseluruhan sebanyak 51 unit dengan jumlah murid sebanyak 4.077 murid dan 297
guru yang mengajar disekolah tersebut. Sekolah Dasar, secara keseluruhan
memiliki jumlah sebanyak 59 unit. Fasilitas pendidikan setingkat SLTP memiliki
jumlah sebanyak 18 unit yang tersebar di Kecamatan Sampang 6 unit dan 12 unit.
Jumlah murid secara keseluruhan sebanyak 8.425 orang dan 581 guru yang
2.9
TAHUN 2013
2.10
TAHUN 2013
Tabel 3.4. Rekapitulasi Kondisi sarana sanitasi di sekolah(SD/MI) (sumber air, toilet, SPAL dan tempat cuci tangan).
Sumber Air Bersih
Jumlah
Siswa
No
Jumlah
Guru
PDAM
Nama Sekolah
SDN Gunungsekar 1
SDN Gunungsekar 2
SDN Gunungsekar 3
SDN Gunungsekar 4
SDN Gunungsekar 5
SDN Gunungsekar 6
SDN Dalpenang 1
200
234
10
15
150
180
50
42
100
71
150
111
10
50
65
150
134
15
SPT
SGL
Jml
Toilet/
WC
Guru
Jumlah
Toilet/
WC
Murid
T S
Tempat Pembuangan
Air Kotor
Fas.
Cuci
Tang
an
Dari
Tal
ang
Dari
Ka
mar
ma
ndi
Da
ri
Air
hu
ja
n
Dar
i
Toil
et
2.11
Persedi
aan
Sabun
Guru
Pesuruh
SDN Dalpenang 2
60
13
14
15
16
95
10
SDN Dalpenang 5
40
SDLB Dalpenang 6
20
12
44
11
73
SDN Dalpenang 3
85
10
TAHUN 2013
24
175
177
1
5
100
110
85
100
1
0
85
105
45
40
SDN Rongtengah 1
SDN Rongtengah 2
SDN Rongtengah 3
SDN Rongtengah 4
SDN Rongtengah 5
2.12
TAHUN 2013
Tabel 3.5. Kondisi sarana sanitasi sekolah (tingkat sekolah/setara: SD/MI) (pengelolaan sampah dan hygiene dan sanitasi).
No
Nama Sekolah
Tidak
Dikump
ulkan
Dipisahka
n
Dibuat
kompos
Kapan
Tangki
Septik
Dikosongka
n
Kondisi
Higiene
Sekolah
Rencana
perbaikan
sanitasi
sekolah
SDN Gunungsekar 1
ya
ya
ya
ya
2010
baik
SDN Gunungsekar 2
ya
ya
ya
ya
2010
baik
SDN Gunungsekar 3
ya
ya
ya
ya
2010
baik
SDN Gunungsekar 4
ya
ya
ya
ya
2010
baik
SDN Gunungsekar 5
ya
ya
ya
ya
2010
baik
SDN Gunungsekar 6
ya
ya
ya
ya
2010
baik
SDN Dalpenang 1
ya
ya
ya
ya
2010
baik
2.13
TAHUN 2013
SDN Dalpenang 2
ya
ya
ya
ya
2010
baik
SDN Dalpenang 3
ya
ya
ya
ya
2010
baik
10
SDN Dalpenang 5
ya
ya
ya
ya
2010
baik
11
SDLB Dalpenang 6
ya
ya
ya
ya
2010
baik
12
SDN Rongtengah 1
ya
ya
ya
ya
2010
baik
13
SDN Rongtengah 2
ya
ya
ya
ya
2010
baik
14
SDN Rongtengah 3
ya
ya
ya
ya
2010
baik
15
SDN Rongtengah 4
ya
ya
ya
ya
2010
baik
16
SDN Rongtengah 5
ya
ya
ya
ya
2010
baik
2.14
TAHUN 2013
Rencana Sistem jaringan limbah di Kabupaten Sampang terdiri dari sistem jaringan
limbah rumah tangga dan sistem jaringan limbah industri. Rencana sistem jaringan
limbah rumah tangga dan industri di buat secara terpisah dari sistem pematusan
dan di dukung dengan pengadaan sarana penunjang pengolah limbah domestik
seperti truck penguras lumpur tinja dan pengolah lumpur tinja. Rencana pengolahan
limbah hasil industri secara terpadu di kawasan industri dengan perencanaan
pemasangan pipa pengolahan limbah industri
Upaya untuk mengatasi limbah industri, limbah rumah tangga dan limbah
pertambangan
diperlukan
perencanaan
dan
penetapan
sistem
sanitasi.Di
perdesaan
penanganan
limbah
khusus
rumah
tangga
dapat
3.2.1 Kelembagaan
Kegiatan
pengelolaan
Air
Limbah
Domestik
di
Kabupaten
Sampang
diselenggarakan oleh :
Dinas Pekerjaan Umum Cikartarung Kabupaten Sampang
pada Bidang
2.15
TAHUN 2013
pembinaan
pemantauan,
pengawasan
dan
pengendalian
persewaan
perumahan
atau
pembangunan
kawasan
penyusunan
dan
pelaksanaan
kebijakan
dibidang
2.16
TAHUN 2013
Tabel 3.6. Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat Dalam Pengelolaan Air
Limbah Domestik
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah
Kabupaten
Swasta
Masyara
kat
Bappeda/PU
Cikartarung/BLH
Bappeda/PU
Cikartarung/BLH
Bappeda/PU
Cikartarung/BLH
PU Cikartarung
BLH
BLH
Swasta
PU
Cikartarung/BLH
PU
Cikartarung/BLH
Industri/
Rumah Sakit
Industri/
Rumah Sakit
Masyaraka
t
-
BLH
Swasta
PU
Cikartarung/BL
H
BLH
Swast
/Industri/Ru
mah Sakit
Swasta
BLH
PU
Cikartarung/BL
H
PU Cikartarung
/Kesehatan/BLH
Swasta
/Industri/
Rumah Sakit
PERENCANAAN
PENGELOLAAN
2.17
TAHUN 2013
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah
Kabupaten
Melakukan
sosialisasi
peraturan,
dan
pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah
domestic
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran
pengelolaan air limbah domestic
Swasta
Masyara
kat
PU Cikartarung
/Kesehatan/BLH
PU Cikartarung /
Kesehatan
/BLH/Pol PP /
Bappeda
PU Cikartarung
/Kesehatan/BLH
PU Cikartarung
PU Cikartarung
/Kesehatan/BLH
PU Cikartarung
/Kesehatan/BLH
Tabel 3.7. Daftar Peraturan terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Sampang
Ketersediaan
Peraturan
Ada
(Sebut
kan)
Tdk
Ada
Pelaksanaan
Efektif
Dilaksana
kan
Belum
Efektif
Dilaksanak
an
Tidak Efektif
Dilakasna
kan
Ket.
Tidak
Ada
Tidak
Ada
2.18
TAHUN 2013
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Kewajiban dan
bagi industry
tangga
menyediakan
pengelolaan air
domestik di
usaha
sanksi
rumah
untuk
sarana
limbah
tempat
Tidak
Ada
Kewajiban dan
bagi
kantor
menyediakan
pengelolaan air
domestik di
usaha
sanksi
untuk
sarana
limbah
tempat
Tidak
Ada
Kewajiban penyedotan
air limbah domestic
untuk
masyarakat,
industri rumah tangga,
dan kantor pemilik tangki
septik
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
2.19
TAHUN 2013
2.20
TAHUN 2013
2.21
TAHUN 2013
Gambar 3.10 Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman Dan Tidak Aman
100,0
80,0
Suspek aman
60,0
Tidak aman
40,0
20,0
,0
1
2.22
TAHUN 2013
Peta 3.1 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Kabupaten Sampang
2.23
TAHUN 2013
Peta 3.2 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Air Limbah Domestik Kabupaten Sampang
2.24
TAHUN 2013
Input
User Interface
Pengumpulan dan
Penampungan /
Penampungan Awal
Pengaliran
Pengolahan
Akhir
Pembuangan/
Daur Ulang
Kode/Nama
Aliran
SLBM Komunal/Sanimas
Tangki Septik
Sungai
Air Limbah AL 1
SLBM Komunal/Sanimas
Tangki Septik
Sungai
Air Limbah AL 2
SLBM Komunal/Sanimas
Tangki Septik
Sungai
Air Limbah AL 3
Saluran Drainase
Sungai
Sungai
Air Limbah AL 4
WC Jongkok
Resapan / selokan
rumah
Tangki Septik
Tanah
Air Limbah AL 5
WC Jongkok
Tangki Septik
Tanah
Sungai
Lahan Pekarangan
Jamban Cemplung
Pembuangan Kamar Mandi
Lahan Pekarangan
Pembuangan
langsung(Kebun,Sawah)
Pembuangan
langsung(Kebun,Sawah)
Pembuangan
langsung(Kebun,Sawah)
Sawah Kebun
Sungai Kecil
Sungai
Jumbleng
Tanah
Resapan / selokan
rumah
Saluran Drainase
Sungai
Sungai
Sungai
Tanah
Sungai
Sungai
Air Limbah AL 6
Tanah
Sawah Kebun
Jumbleng
Sawah Kebun
Jumbleng
Sungai Kecil
Sungai Kecil
-
2.25
Sungai
TAHUN 2013
Kelompok Fungsi
Jenis Data
Sekunder
C
Sumber Data
User Interface
SLBM Komunal/Sanimas
Jumlah
27 unit
User Interface
Jumlah
User Interface
WC Jongkok
Jumlah
66.179
Dinkes
User Interface
Jumlah
32.662
Dinkes
Jumlah
17.147
Dinkes
Jumlah
54.785
Dinkes
32.542
PU Cikartarung
Dinkes
Penampungan Awal
Penampungan Awal
Jumbleng
Jumlah
17.147
Dinkes
Pengaliran
Sungai
jumlah
34
Pengolahan Akhir
Sungai
Jumlah
34
Sungai
Nama Sungai
Sungai Kamuning
BLH
Kompos
Jumlah
32 m3/bln
BLH
User Interface
2.26
TAHUN 2013
Dari hasil analisis data yang berhasil dikumpulkan oleh beberapa SKPD terkait,
yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas PU Cikartarung, serta Badan
Lingkungan Hidup, fokus pendataan masih ditujukan pada keberadaan fisik
fasilitas pengelolaan air limbah domestik, khususnya jamban dan MCK. Terkait
dengan fasilitas pengelolaan air limbah buangan yang berasal dari kegiatan
mandi, cuci dan memasak, datanya belum tersedia. Selain itu pendataan terkait
dengan kualitas dari fasilitas sanitasi masih belum menjadi fokus dari
pelaksanaan pendataan yang saat ini sedang berjalan.
melakukan praktek BABS walaupun fasilitas jamban sudah tersedia. Hal ini
dikarenakan pola perilaku yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat
sehingga sulit untuk berubah. Perilaku BABS ini ditambahkan kebiasaan
lainnya yang tidak higienis kemudian berdampak terhadap kesehatan
masyarakat dimana angka kejadian diare khususnya pada musim hujan
meningkat.
2.27
TAHUN 2013
kesehatan
keluarga.
Sedangkan
untuk
kelompok
laki-laki
dilaksanakan
juga
kegiatan
Sanitasi Lingkungan
Berbasis
Masyarakat (SLBM) yang didanai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Kementerian PU.
2.28
TAHUN 2013
Tabel 3.10. Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh Masyarakat
Kecamatan
Jumlah
Jumlah
Pddk
miskin
Jamb
an
Kelua
rga
Jumlah MCK
Dikelola
RT
Dikelola
RW
Dikelola
CBO
Aeng Sareh
Pologen
Dalpenang
Gunung Sekar
Plong Tengah
Desa
RT
Kecamatan Sampang
187
RW
44
30.916
Gunung Madah
Tanggumung
Kecamatan Kedundung
420
97
60.184
Bapoporo
54
Kecamatan Robatal
21
31.415
Pandiyangan
173
Kecamatan Jrengik
53
19.631
Kotah
Dikelola
Lainnya
Tahun
MCK
dibangun
Tahun
Sanimas
Jumlah Sanimas
Dikelola
RT
Dikelola
RW
Dikelola
CBO
Dikelola
Lainnya
dibangun
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2013
2013
2013
2013
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
v
-
2012
Darma Tanjung
2010
--
2010
Tadan
2010
2010
Kecamatan Karangpenang
15
42.728
Gn Kesar
Kecamatan Camplong
183
79
35.906
2.29
Prajan
Banjar Todalo
Kecamatan Banyuates
282
103
27.318
Kembang Jeruk
Trapang
Asam Jaren
Kecamatan Ketapang
379
145
23.823
Pangeremar
Keacamatan Tambelangan
379
145
26.680
Bringin
Kecamatan Omben
218
81
41.826
Metengi
Kecamatan Torjun
Torjun
126
53
20.204
TAHUN 2013
2010
2011
2013
2011
2010
2010
2011
2013
2011
2010
2013
2013
2013
2013
2011
2011
2011
2011
v
v
v
v
Sumber : Dinas PU Cikartarung Dan Dinas Kesehatan Kab Sampang Tahun 2013
2.30
TAHUN 2013
Kec/ Kel
Lokasi MCK
No
RT
187
Kecamatan Sampang
RW
44
Gunung Madah
Aeng Sareh
Pologen
Dalpenang
Gunung Sekar
Plong Tengah
Tanggumung
2
Kecamatan Kedundung
420
97
Bapoporo
3
Kecamatan Robatal
Pandiyangan
54
Jumlah
Pemaka
i
MCK
21
Jml
Toilet/
WC
Sumber Air
PDAM
SPT
v
v
v
v
v
v
v
Jml
kmr
mandi
Fas. Cuci
Tangan
Persediaa
n Sabun
Ada biaya
pemakaian
MCK
Tempat
buangan
air kotor
SGL
2.31
v
v
v
v
v
v
v
v
v
Tan
gki
Sep
tik
Cub
luk
Kapan
tangki
septik
dikoso
ngkan
Belum
pernah
pernah
Belum
pernah
Belum
pernah
Belum
pernah
Belum
pernah
126
53
Kecamatan Torjun
v
Sumber : Dinas PU Cikartarung Dan Dinas Kesehatan Kab Sampang Tahun 2013
173
Kecamatan Jrengik
53
Kotah
5
Kecamatan Karangpenang
15
Gn Kesar
6
183
Kecamatan Camplong
79
Darma Tanjung
Taddan
Prajan
Banjar Todalo
7
282
Kecamatan Banyuates
103
Kembang Jeruk
Trapang
Asam Jaren
8
379
Kecamatan Ketapang
145
Pangeremar
9
Keacamatan Tambelangan
379
145
Bringin
10
Kecamatan Omben
Metengi
11
TAHUN 2013
218
81
v
v
v
v
v
v
v
2.32
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
pernah
Belum
pernah
Belum
pernah
--
Belum
pernah
Belum
pernah
pernah
Belum
pernah
Belum
pernah
Belum
pernah
Belum
pernah
TAHUN 2013
Tabel 3.12: Daftar Program/Proyek Layanan Air Limbah Domestik Yang Berbasis Masyarakat
No
Sub Sektor
Nama Program /
Proyek / Layanan
STBM
SLBM
Pelaksana/PJ
Dinas
Kesehatan
Dinas PU
Cikartarung
Tahun
Mulai
Fungsi
2009
2009
Tidak
Aspek PMJK
Rusak
PM
JDR
MBR
2010
2010
Fungsi
PNPM
3
Air
Limbah
Domestik
Onsite kelompok
Mandiri
Perkotaan
Dinas PU
Cikartarung
(P2KP)
PNPM
4
Air
Limbah
Domestik
Onsite Kelompok
Mandiri
Perdesaan
Bapemas
(PPK)
Keterangan:
PM = Pemberdayaan Masyarakat
JDR = Jender
MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah
2.33
TAHUN 2013
penayangan
website
kampanye
kebersihan,
talk
show
Beberapa kegiatan dan media yang terlibat dapat dilihat pada tabel 3.13
Kegiatan komunikasi terkait komponen air limbah yang ada di Kabupaten
Sampang dan tabel 3.14.Media Komunikasi dan kerjasama terkait komponen
air limbah yang ada di Kabupaten Sampang. Untuk penanganan lumpur tinja
belum ada kerjasama secara khusus, tetapi karena penanganan lumpur tinja
belum dikelola oleh Pemerintah kabupaten Sampang, kondisi ini dimanfaatkan
oleh pihak swasta untuk melakukan usaha jasa penyedotan WC.
Tabel 3.13 Kegiatan komunikasi terkait komponen air limbah di Kabupaten Sampang
N
No
Kegiatan
Penayangan
Website
1Kampanye
Kebersihan
dan Rumah
Sehat
Thn
2012
Dinas
pelaksana
Dishubkomin
fo
Tujuan
Khalayak
Pesan
kegiatan
sasaran
kunci
Cara
menjaga
lingkungan
Mayarakat
tetap bersih Sampang
dan rumah
sehat
Kebersihan
pangkal
kesehatan
Pembelajaran
Membiasakan
masyarakat
hidup sehat.
2.34
TAHUN 2013
Tabel 3.14 Media komunikasi dan kerjasama terkait komponen air limbah di
Kabupaten Sampang
No
1.
Jenis
Media
Khalayak
Pendanaan
Isu yang
Diangkat
Pesan Kunci
Efektivitas
BABS
Mari bersama
sama
menghilangkan
budaya BABS
dan menjaga
kebersihan
Lingkungan
Positif
Kampanye
kebersihan
lingkuingan
Positif
Radar
Madura
Masyarakat
Kab
Sampang
Radio RSPD
Suara
Sampang
Masyarakat
Kab
Sampang
3.
X Baner
Masyarakat
Kab
Sampang
Dinkes
Kampanye
Rumah Sehat
Positif
4.
Baliho
Masyarakat
Kab
Sampang
Humas dan
Protokol Kab
Sampang
Desa Sehat
Dalam
Rangka
ADIPURA
Mari bersamasama
menegakkan
Sampang
Bersih dan
Sehat
Positif
2.
DishubKominfo/
Bappeda
DishubKominfo
2.35
TAHUN 2013
No
Nama Provider/Mitra
Potensial
Jenis kegiatan/
Kontribusi Terhadap
Sanitasi
Potensi
Kerjasama
2.36
TAHUN 2013
Tabel 3.16. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi komponen air limbah domestik
No
1
1.a
1.b
1.c
Belanja (Rp)
Komponen
2009
2010
2011
2012
Pertumbuhan
(%)
Rata-rata
2013
2,831,876,950
1,279,410,000
808,170,000
928,944,900
685,755,500
1,306,831,470
2,831,876,950
1,279,410,000
808,170,000
928,944,900
685,755,500
1,306,831,470
Pendanaan OM yang
dialokasikan dalam APBD
Perkiraan biaya OM berdasarkan
infrastruktur terbangun
-37
-37
SKPD
2010
2011
2012
Pertumbuhan (%)
2013
1.a
Realisasi retribusi
1.b
Potensi retribusi
2.37
TAHUN 2013
Namun walaupun ada permasalahan dalam penyusunan Buku Putih ini, pokok
pokok permasalahan dalam penanganan air limbah domestik di Kabupaten
Sampang
telah
diidentifikasikan
sebagaimana
uraian
berikut
ini
Permasalahan yang timbul dalam penanganan air limbah rumah tangga dapat
bersifat teknis maupun non teknis.
Masalah teknis berkaitan dengan kualitas air limbah dan struktur bangunan
tangki septik, sedangkan masalah non teknis adalah masalah operasional yang
muncul kemudian ketika pelaksanaan di lapangan.
Adapun permasalahan-permasalahan yang timbul dibagi dalam 4 masalah yaitu
1. Masalah layanan pengelolaan air limbah
-
2.38
tangki
septik.
Padahal
tangki
septik
TAHUN 2013
atau
cubluk
2.39
TAHUN 2013
Belum ada Perda yang mengatur tentang pengolahan air limbah rumah
tangga termasuk ijin pembuangan air limbah domestik.
Belum
ada
kebijakan
pengembangan
per-UU-an
tentang
PLP
2.40
TAHUN 2013
pengolahan
yang
memadai,
dengan
melibatkan
partisipasi
Permasalahan Mendesak
1
Isu Strategis
1)
aspek kelembagaan
limbah
ke
penyelesaian
badan
masalah
air
limbah
merupakan
domestik
ke
warga
akan
bahayanya
2.41
TAHUN 2013
Tugas Pokok
Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengendalian
lingkungan hidup, kebersihan dan persampahan serta melaksanakan
koordinasi pennyusunan rencana yang memuat visi, misi, tujuan, strategi
kebijakan program dan kegiatan pengendalian lingkungan hidup, kebersihan
dan persampahan.
b.
Fungsi
Secara garis besar fungsi dari Badan Lingkungan Hidup sebagai berikut :
Pengkoordinasian,
penyusunan
dan
perencanaan
pengendalian
Pelaksanaan
penelitian
dan
pengembangan
untuk
pengendalian
Pelaksanaan
monitoring,
pengendalian
dan
evaluasi
pelaporan
2.42
TAHUN 2013
Mewujudkan hal-hal tersebut di atas, maka Badan Lingkungan Hidup harus mampu
untuk menjawab tantangan ini. Maka dalam langkah operasionalnya untuk
mencapai tujuan organisasi yang membawa misi khusus masalah lingkungan hidup
di wilayah Kabupaten Sampang, organisasi Badan Lingkungan Hidup dilengkapi
dengan perangkat sebagai berikut :
2.43
TAHUN 2013
adanya
bencana-bencana
yang mungkin
2.44
TAHUN 2013
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan sampah
skala kab/kota.
Menyusun
rencana
program
persampahan dalam rangka pencapaian
target
Menyusun rencana anggaran program
persampahan dalam rangka pencapaian
target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pewadahan sampah
di sumber sampah
Menyediakan
sarana
pengumpulan
(pengumpulan dari sumber sampah ke
TPS)
Membangun
sarana
Tempat
Penampungan Sementara (TPS)
Membangun
sarana
pengangkutan
sampah
dari
TPS
ke
Tempat
Pembuangan Akhir (TPA)
Membangun sarana TPA
Menyediakan sarana composting
PENGELOLAAN
Mengumpulkan sampah dari sumber ke
TPS
Mengelola sampah di TPS
Mengangkut sampah dari TPS ke TPA
Mengelola TPA
Melakukan pemilahan sampah
Melakukan penarikan retribusi sampah
Memberikan izin usaha pengelolaan
sampah
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan
sampah (jam pengangkutan, personil,
peralatan, dll)
Melakukan sosialisasi peraturan, dan
pembinaan dalam hal pengelolaan
sampah
Memberikan
sanksi
terhadap
pelanggaran pengelolaan sampah
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi
Pemerintah
Kabupaten
Swasta
Bappeda /
PU.Cikartarung/
BLH
Bappeda /
PU.Cikartarung/
BLH
Bappeda /
PU.Cikartarung/
BLH
Masyarakat
BLH
swasta
masyarakat
BLH
BLH
BLH
BLH
BLH
masyarakat
BLH
swasta
masyarakat
BLH
BLH
BLH
BLH
BLH
BLH
Swasta
swasta
-
masyarakat
masyarakat
-
BLH
PU.Cikartarung/
BLH
PU.Cikartarung/
BLH
Bappeda /
2.45
PU.Cikartarung/
BLH
Bappeda /
PU.Cikartarung/
BLH
Bappeda /
PU.Cikartarung/
BLH
TAHUN 2013
Pelaksanaan
Ada
(Sebutkan)
Tidak
Ada
Efektif
Dilaksa
nakan
Belum
Efektif
Dilaksan
akan
Tidak
Efektif
Dilaksa
nakan
Ketera
ngan
Peraturan
PERSAMPAHAN
Target capaian pelayanan pengelolaan
persampahan di Kab/Kota ini
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah
Kab/Kota dalam menyediakan layanan
pengelolaan sampah
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah
Kab/Kota dalam memberdayakan
masyarakat dan badan usaha dalam
pengelolaan sampah
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat
untuk mengurangi sampah, menyediakan
tempat sampah di hunian rumah, dan
membuang ke TPS
Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit
usaha di kawasan komersial / fasilitas
social / fasilitas umum untuk mengurangi
sampah, menyediakan tempat sampah,
dan membuang ke TPS
2.46
TAHUN 2013
penanganan
persampahan
kedepannya,
maka
sistem
pengelolaan
1.
2.47
TAHUN 2013
Sampah
Organik/
sampah
anorganik
User
Interface
Pengumpulan
Setempat
Penampu
ngan
Sementa
ra (TPS)
Pengangk
utan
(Semi)
Pengolahan
Akhir Terpusat
Daur
Ulang/Pe
mbuanga
n Akhir
Kode/
Nama
Aliran
Pasar Sri
Mangunan
tong
sampah/kantong
plastik
TPS &
container
Dump
truck
TPA
Produksi
kompos
Pasar Hewan
tong
sampah/kantong
plastik
TPS
Dump
truck
TPA
Produksi
kompos
Pasar Torjun
tong
sampah/kantong
plastik
TPS
Dump
truck
TPA
Produksi
kompos
Pasar
Pengarengan
tong
sampah/kantong
plastik
Container
Dump
truck
TPA
Produksi
kompos
Pasar
Kedundung
tong
sampah/kantong
plastik
Container
Dump
truck
TPA
Produksi
kompos
2.48
TAHUN 2013
Kelompok Fungsi
Teknologi yang
digunakan
User Interface
User Interface
Pasar
Terminal
Pengumpulan
Setempat
Pengumpulan
Setempat
Penampungan
Sementara (TPS)
Pengangkutan
Pengangkutan
Pengangkutan
(Semi)Pengolahan
Akhir terpusat
Pembuangan Akhir /
Daur Ulang
Pembuangan Akhir /
Daur Ulang
Pembuangan Akhir /
Daur Ulang
Pembuangan Akhir /
Daur Ulang
User Interface
Pengangkutan
(Perkiraan) Nilai
Data
Sumber Data
Jumlah Pasar
Jumlah Terminal
Jumlah sampah
terangkut
14 bh
1bh
BLH
BLH
12 m3/HR
BLH
Tong sampah di
tepi jalan
Jml
96 Unit
BLH
Container
Jml
20 unit
BLH
TPS besar
Jml
35 unit
BLH
Dump truck
Motor Sampah
Armroll
Jml
Jml
Jml
BLH
BLH
BLH
TPA
Nama
TPA
Kapasitas
Sampah
terangkut
10 bh
5 bh
5 bh
TPA Gunung
Madah
4,5 Ha
+ 363/bln
BLH
TPA
User Interface
Jenis Data
Sekunder
BLH
BLH
Produksi
kompos
Jml produksi
8m3
BLH
Tanah
Jml
4,5 Ha
BLH
Daur Ulang
Plastik
Jml
+36,2 m3/bln
PEMULUNG
Sungai
Nama sungai
Kemuning
BLH
Terminal
Jumlah Terminal
Jumlah sampah
terangkut
1bh
BLH
8 m3/HR
BLH
Jml lokasi
9 lokasi
BLH
Jml
5 bh
BLH
Rumah Tangga
Perorangan
Pick Up
2.49
TAHUN 2013
2.50
TAHUN 2013
2.51
TAHUN 2013
2.52
TAHUN 2013
2.53
TAHUN 2013
RT/RW adalah dalam pengumpulan sampah dari sumber sampah untuk dibawa ke
tempat
penampungan
sementara
(TPS).
Pemerintah
melakukan
Salah satu proses pengolahan sampah yang dilakukan di Kota Sampang adalah
pengomposan, yaitu pembuatan kompos dari sampah organik. Proses komposting
menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomis. Penggunaan komposting
sebagai alternatif pengolahan sampah dilakukan dengan dua cara, yaitu komposting
komunal untuk area penghasil sampah dan komposting individual untuk area
pelayanan di wilayah pemukiman. Dengan kandungan sampah organik yang tinggi
2.54
TAHUN 2013
dan dipandang sebagai salah satu alternatif dalam mengurangi volume sampah
yang akan di buang ke TPA sampah.
Banyak wilayah permukiman dan perumahan yang tidak terlayani oleh pengelolaan
persampahan berbasis lembaga yang disebabkan oleh kondisi geografis, kepadatan
bangunan ataupun hal teknis lainnya. Oleh karena itu, pengelolaan persampahan
juga
dilaksanakan
dengan
pendekatan
berbasis
masyarakat..
Keterlibatan
Jika sistem dijalankan dengan disiplin hasilnya pasti bagus. Alangkah indahnya bila
komunitas dan kader-kader pengelola, secara rutin, mungkin pada hari lingkungan,
bersamaan menyampaikan perkembangan pengelolaan sampah, kualitas dan
kuantitasnya.Ini memudahkan kota untuk membuat langkah strategis dalam
pengelolaan sampah pada masa mendatang.
2.55
TAHUN 2013
Dikelola oleh
Masyarakat
Sektor Formal di
Dikelola
tingkat
Pihak
Kelurahan/
Swasta
RT
Jenis kegiatan
RW
Keterangan
Kecamatan
Pengumpulan
sampah
dari
Pemerintah
rumah
Pemilahan
sampah di TPS
Pengangkutan
Sampah ke TPS
Pengangkutan
sampah ke TPA
Pemilahan
sampah di TPA
Para
Penyapu
Jalan
Dikelola oleh
oleh
Sektor Formal di
Masyarakat
Tingkat
Dikelola oleh
Jenis Kegiatan
Kabupaten/Kota
Dikelola Pihak
Swasta
2.56
TAHUN 2013
Komponen
Persampahan
Nama
Program /
Proyek /
Layanan
Bantuan
Gerobak
sampak/Tong
sampah
disalurkan ke
RW/lingkungan
dan masjid
Pelaksa
na/PJ
Tahun
Mulai
BLH
2010
Menampu
ng
sampah
rumah
tangga
Fungsi
Aspek PMJK
Tidak
Fungs
i
Rus
ak
P
M
JDR
2.57
MB
R
TAHUN 2013
Dinas
pelaksana
1. Dialog
Interaktif
RSPD
suara SPG
(Sampang)
2011
BLH
2. Radar
Madura
2011
Dishubko
minfo
No
Kegiatan
Tujuan kegiatan
Pengelolaan
Sampah menurut
jenisnya
Memberikan
informasi ke
masyarakat
pengelolaan
persampahan
Khalayak
sasaran
Pesan
kunci
Masyaraka
t Sampang
Klasifika
si
sampah
kering
dan
sampah
basah
Jangan
membua
ng
sampah
sembara
ngan
Masyarakat
Sampang
Pembelajaran
Meningkatkan
kesadaran
masyarakat
dalam
mengelola
sampah
Memahamkan
masyarakat
akibat
membuang
sampah
sembarangan
Jenis
Media
Khalayak
Pendanaan
Isu yang
Diangkat
Pesan Kunci
Efektivitas
Positif dapat
merubah
perilaku
masyarakat
Masyarakat
mau memilah
sampah basah
dan kering
Positif dapat
1.
Radar
Madura
Masyarakat
Kab
Sampang
Dishubkomimnfo Kebersihan
&Kesehatan
lingkungan
Buanglah
sampah
ditempatnya
2.
RSPD
suara SPG
(Sampang
Masyarakat
Kab
Sampang
Dishubkominfo
Bank
Sampah
Sampah bisa
menjadi
Rupiah
RSPD
suara SPG
(Sampang)
Masyarakat
Kab
Sampang
Dishubkominfo
Meningkatkan
budaya
bersih
di
kalangan
masyarkat
Keterlibatan
merubah
Masyarakat
perilaku
dalam
masyarakat
pengelolaan
persampahan
2.58
TAHUN 2013
antara lain :
a.
b.
Pembinaan ke Sekolah-Sekolah
Pengelolaan sampah yang tepat dan efisien juga dilakukan ke sekolahsekolah melalui pembinaan yang dilakukan oleh SKPD yang terkait di
Kabupaten Sampang.
Saat ini partisipasi dunia usaha maupun sektor swasta belum menjangkau
pengelolaan persampahan.Namun demikian terdapat potensi untuk bekerjasama
dengan pihak swasta baik melalui mekanisme Corporate Social Responsibility
(CSR) untuk melakukan berbagai kegiatan pengelolaan persampahan. Diharapkan
ke depan makin banyak kerjasama dengan pihak swasta untuk pengelolaan
persampahan.
Partisipasi dunia usaha yang telah dilakukan di Kabupaten Sampang dapat dilihat
pada tabel 3.28. Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di
Kabupaten Sampang di bawah ini.
Nama Provider/Mitra
Potensial
Tahun mulai
operasi/
Berkontribusi
Jenis kegiatan/
Kontribusi
Terhadap
Sanitasi
Potensi Kerjasama
Komponen : Persampahan
1 Bank Sakerah
2011
Bank Sampah
2 Bank Trunojoyo
2011
Bank Sampah
2.59
2011
Bank Sampah
4 Bank Manggis
2011
Bank Sampah
5 Bank Diponegoro
2001
Bank Sampah
TAHUN 2013
2.60
TAHUN 2013
No
Subsektor
Sampah (2a+2b)
Belanja (Rp)
2009
2010
0
1,314,328,600
0
2011
0
1,259,326,450
2012
0
1,046,370,950
1,018,585,100
2.c
Drainase (3a+3b)
2.61
1,165,000,000
-1.39
1,018,585,100
1,260,722,220
2.b
1,046,370,950
1,665,000,000
1,259,326,450
2.a
1,314,328,600
2013
0
Pertumbuhan
(%)
Rata-rata
1,160,722,220
0
-1.39
TAHUN 2013
SKPD
Pertumbuhan (%)
2009
Retribusi Sampah
2.a
Realisasi retribusi
2.b
Potensi retribusi
2010
0
2011
0
2012
0
2013
0
113,372,070
107,496,030
87,892,895
100,186,000
100,186,000
(2.36)
113,372,070
107,496,030
87,892,895
100,186,000
100,186,000
(2.36)
124,074,300
124,974,300
88,672,400
102,739,200
105,344,500
(2.48)
Retribusi Drainase
2.62
TAHUN 2013
hampir
semuanya
hilang
dicuri/diambil
orang
yang
tidak
bertanggungjawab.
Adanya potensi pencemaran lingkungan di sekitar pewadahan.
Ada sebagian bak sampah komunal rusak (tembok pembatasnya rusak).
- Pengumpulan
Penyapuan jalan hanya dilakukan pada segmen jalan tertentu saja.
Waktu penyapuan jalan yang dilakukan oleh petugas kebersihan belum
sesuai dengan jadwal.
Terbatasnya gerobak sampah yang ada sehingga tidak dapat melayani
100% timbulan sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kabupaten
Sampang.
2.63
TAHUN 2013
2.64
TAHUN 2013
adanya
data
base
perkembangan
persampahan
Kabupaten
Sampang.
Belum adanya pendataan yang kontinue terhadap potensi sampah kota yaitu
pendataan terhadap volume sampah yang masuk ke TPA, yang terolah dan
tidak terolah di TPA dan yang berpotensi untuk diolah.
Terbatasnya personil petugas Dinas PU Cikartarung Kabupaten Sampang
Tidak memadainya dana operasional dan pemeliharaan.
Masih minimnya kemampuan pengelola untuk mengelola sampah dengan
prinsip 3 R.
Tidak dan belum melibatkan stakeholder lain (swasta/masyarakat) dalam
pengelolaan sampah dan kebersihan
d. Anggaran/pembiayaan
Pembiayaan dan dana yang terbatas, karena pengelolaan sampah hanya
dikelola oleh Dinas PU Cikartarung Kabupaten Sampang sedangkan biaya
operasional pengelolaan dan konstruksi persampahan meningkat setiap
tahunnya.
e. Hukum/Peraturan
Tidak/belum berjalannya sistem penegakan hukum tentang kebersihan.
Tidak adanya peraturan/Perda yang mengatur tentang sistem pengelolaan
persampahan secara komprehensif.
f. Peran Serta masyarakat
Rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk membuang sampah
pada tempatnya dan memelihara kebersihan lingkungan.
Relatif kurangnya pemahaman masyarakat terhadap permasalahan sampah.
Sebagian masyarakat masih memandang sampah sebagai bahan yang
menjijikkan, sehingga enggan untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang
memiliki nilai ekonomi
g. Teknologi
Tidak/belum berjalannya prosedur 3 R pada pengelolaan sampah.
2.65
TAHUN 2013
b.
Kurangnya
keterlibatan
masyarakat/agama,
masyarakat
kelompok
seperti
eksekutif,
pemuda/karangtaruna,
tokoh
kelompok
d.
e.
Masyarakat perlu dikenalkan mengenai nilai ekonomis sampah. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggalakkan kegiatan Bank Sampah, Kredit Sampah, Sodaqoh
Sampah, prinsip 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) dan lain sebagainya yang
diharapkan dapat membuka mata masyarakat mengenai nilai ekonomis sampah.
Seperti kata pepatah Jika tidak bisa dilawan, jadikan kawan.
2.66
TAHUN 2013
sampahnya
serta
pelaksanaan
UU.No.32/2009
Tentang
(PPNS),
prasarana
dan
sarana
penegakan
hukum
lingkungan;
Perlu upaya lebih serius dan berwawasan lingkungan berbasis masyarakat. Isu
strategis yang terkait dengan infrastruktur persampahan adalah isu mengenai
ketersediaan dan keberfungsian TPS dan TPA yang ramah lingkungan. Selama ini
lokasi TPS dan TPA dinilai tidak sesuai dengan standar teknis dan kesehatan.
Selain itu, di daerah dengan kawasan yang sangat padat, ketersediaan TPS tidak
mencukupi kapasitasnya
.
Hal ini belum ditambahkan dengan masalah kapasitas dinas teknis dalam
mengelola sampah baik dalam transportasi dan pengolahan sampah di TPA.
Permasalahan sampah dikawasan perkotaan disebabkan beberapa parameter yang
saling
berkaitan,
yaitu
pertumbuhan
penduduk,
pertumbuhan
ekonomi,
2.67
TAHUN 2013
Permasalahan Mendesak
Issue Strategis
2.68
TAHUN 2013
Pada Bidang perumahan dan penataan lingkungan mempunyai tugas pokok dan
fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan bantuan teknis perencaan pembangunan, perbaikan dan
peremajaan perumahan serta prasarana dan sarana lingkungan pemukiman;
b. Pelaksanaan
pembinaan,
pengawasan
dan
pengendalian
terhadap
rekomendasi
izin
penghunian,
persewaan
perumahan,
Untuk Seksi perumahan, penyehatan lingkungan dan air bersih mempunyai tugas
pokok dan fungsi sebagai berikut :
a. Melakukan
pembinaan
pemantauan, pengawasan
dan
pengendalian
persewaan
perumahan
atau
pembangunan
kawasan
2.69
TAHUN 2013
PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah Kabupaten
Swasta
Masyarakat
Bappeda/Cikartarung
Bappeda/ Cikartarung
Bappeda/ Cikartarung
PERENCANAAN
PU Cikartarung
PU Cikartarung
RT/RW/Kel/Desa
2.70
FUNGSI
TAHUN 2013
PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah Kabupaten
Swasta
Masyarakat
PU Cikartarung
PU Cikartarung
Bappeda/PU
Cikartarung
PU Cikartarung /PU
Pengairan
Bappeda/PU
Bappeda/PU
Bappeda/PU
Cikartarung
Cikartarung
Cikartarung
2.71
TAHUN 2013
Ada
Tidak
(Sebutkan)
Ada
Pelaksanaan
Efektif
Dilaksan
akan
Belum Efektif
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Dilakasnakan
Keteran
gan
DRAINASE LINGKUNGAN
Target
capaian
pelayanan
pengelolaan drainase lingkungan di
Kab/Kota ini
RPIJM
3.4.2
Menurut data dari Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Sampang, tahun
2007, terdapat beberapa saluran drainase. Jaringan drainase yang ada di
Kabupaten Sampang adalah sepanjang 38.986,5 m terbagi atas jaringan drainase
primer sepanjang 3.025 m, jaringan sekunder 11.081,5 m dan jaringan tersier
sepanjang 24.880 m.
Berdasarkan Studi EHRA mengenai prosentase rumah tangga yang
mengalami banjir secara rutin pada skala Kabupaten Kediri dapat dilihat bahwa
2.72
TAHUN 2013
rumah tangga tidak pernah mengalami banjir adalah sebesar 96%, sekali dalam
setahun sebesar 3,85, beberapa kali dalam setahun tidak ada atau sebesar 0%,
sekali atau beberapa dalam sebulan sebesar 4% dan tidak tahu sebesar 0%. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram pie gambar 3.13. di bawah ini.
Gambar 3.13. Grafik Prosentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin.
Dapat dilihat pada peta 3.5.Peta Jaringan Drainase Kabupaten Sampang dan tabel
3.34.Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan Dan Tabel
3.35.Sistem Pengelolaan Drainase Yang Ada Di Kabupaten Sampang sebagai
berikut
2.73
TAHUN 2013
2.74
TAHUN 2013
2.75
TAHUN 2013
User
Interface
Penampungan
Awal
Pengaliran
Pengolahan
Akhir
Pembuangan
Akhir / Daur
Ulang
Kode/Nama
Grey
Water
Dapur
Rumah
Tangga
Saluran
Gravitas
Sungai
Aliran
Limbah/Patusan
Grey
Water
Kamar
Mandi
Saluran
Gravitas
Sungai
Aliran
Limbah/Patusan
Grey
Water
Talang
Saluran
Gravitas
Sungai
Aliran
Limbah/Patusan
Teknologi yang
digunakan
Kelompok Fungsi
Jenis Data
Sekunder
(Perkiraan) Nilai
Data
Sumber Data
User interface
- Pembuangan
kamar mandi
- Tempat cuci
makanan/piring
- Talang
Jumlah KK
216.737
Dinkes
Penampungan Awal
Pengangkutan/
pengaliran
Selokan/parit
Dinas PU
Cikartarung
Pembuangan akhir
Sungai
Nama
sungai
Kemuning
BLH
2.76
TAHUN 2013
Permasalahan
lain
juga
disebabkan
drainase
tidak
dibangun
dengan
Sebaliknya pada musim kemarau, terjadi kekeringan dan air tanah juga
mengalami penurunan. Jika drainase di fungsikan untuk menyerap air hujan
maka pada musim kemarau masalah kekeringan ini dapat dikurangi. Pengaruh
dari pengelolaan drainase yang tidak berjalan baik tentunya akan berdampak
pada petani dan buruh tani yang seringkali mengalami kerugian saat terjadi banjir
maupun kekeringan.
2.77
TAHUN 2013
Jumlah
Pembersihan Drainase
Kelurahan/Desa
RT
RW
Sreseh
114
51
Torjun
126
53
Pangarengan
Lancar
Rutin
Mampet
Bangunan Di
Atas Saluran
Pengelola oleh
Tidak Rutin
Peme
rintah
Kelurahan
Swasta
Ada
Tidak
Ada
Sampang
187
44
Camplong
183
79
Omben
218
81
Kedundung
420
97
Jrengik
173
53
Tambelangan
379
145
Banyuates
282
103
Robatal
54
21
Karang Penang
15
Ketapang
379
145
Sakobanah
61
14
2.78
TAHUN 2013
Tabel 3.37.Daftar Program /Proyek Layanan drainase lingkungan Yang Berbasis Masyarakat
No
Sub Sektor
Nama
Program /
Proyek /
Layanan
Pelaksana/PJ
Tahun
Mulai
Tidak
Fungsi
Aspek PMJK
Rusak
PM
JDR
MBR
Pembangunan
drainase Perkotaan
PNPM
Mandiri
Perkotaan
(P2KP)
Dinas PU
Cikartarung
2009
2 Pembangunan
drainase Perdesaan
PNPM
Mandiri
Perdesaan
Bapemas
2009
2.79
TAHUN 2013
di
Lingkungan
Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Daerah, kegiatan tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut.
Kegiatan
Tahun
1.
Dialog
Interaktif di
RSPD SUARA
SPG
2011
2.
Dialog
Interaktif di
RSPD SUARA
SPG
New
Informat
ion
Dinas
pelaksana
PU
Cikartarung
Tujuan
kegiatan
Keberadaan
Drainase
LingkungaN
Khalayak
sasaran
Masyarakat
Sampang
Kampanya
kebersihan
lingkuingan
Mari
bersamasama
menjaga
kebersihan
lingkungan
Positif
Kedalamannya
memadai
Pesan kunci
Pembelajaran
Sistem
drainase yang
baik akan
mengurangi
genangan
banjir
Meningktkan
kesadaran
masyarakat
akan
pentingnya
sistem
drainasa di
lingkungan
New
Information
RSPD
SUARA SPG
2.80
TAHUN 2013
1.
Nama Media
Dialog Interaktif di
Jenis
Isu yang
Acara
Diangkat
2011
PU
Pembangunan
Cikartarung
Sampang
2.
Pesan Kunci
drainase
Pendapat Media
Masyarakat
Sampang
Dialog Interaktif di
New
Kampanye
Information
kebersihan
kebersihan lingkungan
Sampang
lingkuingan
Positif
Kedalamannya
memadai
perlu
Hal ini supaya semua pihak tergerak setelah memahami potensi kerugian yang
akan dialami oleh masing-masing pihak. Kegiatan pengelolaan drainase yang
telah nyata dan berkembang di masyarakat adalah penanganan drainase secara
swadaya masyarakat, kegiatan ini berkembang di seluruh perdesaan di
Kabupaten Sampang. Sedangkan kegiatan lain yang cukup signifikan menambah
jumlah prasarana drainase di perkotaan dan perdesaan adalah Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan dan Perdesaan
yang merupakan dana APBN dan sharing APBD serta dalam pelaksanaan di
lapangan ada dana sharing dari masyarakat baik berupa uang, tenaga dan
makan minum yang sebagian dialokasikan untuk penanganan masalah drainase
local perdesaan.
2.81
TAHUN 2013
No
Nama Provider/Mitra
Potensial
Tahun mulai
operasi/
Berkontribusi
Jenis
kegiatan/
Kontribusi
Terhadap
Sanitasi
Potensi
Kerjasama
2.82
TAHUN 2013
Subsektor
Drainase (3a+3b)
Rata-rata
2009
2010
2011
2012
2013
1,354,690,000
1,044,228,400
2,036,317,000
2,226,325,000
2,375,000,000
1,807,312,080
1,354,690,000
1,044,228,400
2,036,317,000
2,226,325,000
2,375,000,000
1,807,312,080
Pertumbuhan
(%)
21.78
1.a
1.b
1.c
2.83
21.78
TAHUN 2013
SKPD
Pertumbuhan (%)
2009
2010
2011
2012
2013
Retribusi Drainase
1.a
Realisasi retribusi
1.b
Potensi retribusi
Tabel tidak terisi karena belum ada data tentang Ringkasan Pendapatan Dan Belanja Dari Sub Sektor Pengelolaan Drainase
lingkungan
2.84
TAHUN 2013
Permasalahan
Issue Strategis
2.85
TAHUN 2013
diproduksi dan
yang
2.86
TAHUN 2013
Uraian
Satuan
Pengelola
Tingkat Pelayanan
Kapasitas Produksi
Lt / detik
Sistem
Perpipaan
Keterangan
PDAM
22,14%
_
_
100
4
Kapasitas Terpasang
Lt / detik
_
150
Unit
Unit
Maret 2013
4,496
_
4,496
_
56
M3
_
1,115
Maret 2013
4,496
2.87
TAHUN 2013
2.88
TAHUN 2013
Lokasi
Jumlah industri
RT
Jenis Pengolahan
Kapasitas (m3/hari)
IPAL
400 m3
Kab Sampang
3.5.3
Saat ini di Kabupaten Sampang limbah dari non domestik ada yang memiliki IPAL
ada juga yang langsung dibuang disaluran drainase terdekat.
Adapun yang telah memiliki IPAL adalah :
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sampang memiliki daya tampung 100
orang. Rumah Sakit ini memiliki IPAL dengan kapasitas 400 m3. Adapun sistem
pengelolaan air limbahnya adalah air limbah domestik yang berasal dari ruang inap
pasien dan yang laiinya dialirkan menuju inlet kemudian masuk ke bak equalisasi.
Dari bak equalisasi masuk ke tangki aerasi. Di tangki aerasi limbah diolah diolah
dengan cara biologis. Setelah diolah secara biologis, limbah dialirkan menuju tangki
sedimentasi II untuk mengendapkan lumpur yang terbentuk selama proses
pengelohan biologis. Terdapat dua bak kontrol digunakan untuk mengontrol kualits
air limbah yang telah diolah agar tidak mencemari lingkungan. Limbah yang
dialirkan ke IPAL antara lain berasal dari MCK, laundry, radiologi, farmasi, ruang
perawatan, dan laboratorium.
Tabel 3.46. Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan.
Nama Fasilitas Kesehatan
RSU Sampang
Lokasi
Jl. Rajawali
Jenis
Pengolahan
Limbah Medis
IPAL
Kapasitas
(m3/hari)
400 m3
TAHUN 2013
BAB IV
PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI
DAN YANG DIRENCANAKAN
4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan dasar atau modal utama dalam
pengelolaan sanitasi di Kabupaten Sampang. Tanpa adanya PHBS, maka berbagai
kegiatan penyediaan infrastruktur sanitasi tidak berkelanjutan baik dari segi pemanfaatan
maupun operasional dan pemeliharaannya. Program kegiatan yang dilaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) serta promosi higiene di Kabupaten Sampang masih
terbatas yaitu baru dilakukan oleh Dinas Kesehatan Daerah berupa Program Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Kegiatan Gerakan Sanitasi Total yang dipimpin
oleh masyarakat (CLTS) dan oleh Dinas PU Cipta Karya , Tata Ruang Daerah dan Badan
Lingkungan Hidup, berupa Kegiatan Pembinaan Persampahan dan Gerakan Budaya Bersih
serta biaya operasional penyusunan PPSP oleh Bappeda Kabupaten Sampang. Program
Kegiatan yang dilaksanakan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta promosi
higiene di Kabupaten Sampang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1: Rencana Program Dan Kegiatan Promosi Higiene Dan Sanitasi Tahun 2014
No
Satuan
Penyehatan Lingkungan ,
Pemberdayaan
masyarakat / Gerakan
Sanitasi Total yang
dipimpin/berbasis oleh
masyarakat (CLTS)
Komunal
Volume
Paket
Sumber
Pendanaan/
Pembiayaan
SKPD
Penanggung
Jawab
110.000.000
APBD
Kab.Sampang
Dinas Kesehatan
Kab.Sampang
RKPD
Kab.Sampang
220.000.000
APBD
Kab
Sampang
Dinas Kesehatan
Kab Sampang
RKPD
Sampang
Indikasi Biaya
(Rp)
Sumber
Dokumen
Perencanaan
2.1
Kab
TAHUN 2013
Tabel 4.2. Kegiatan Promosi Higiene Dan Sanitasi Kabupaten Sampang Tahun 2013
Pelaksa
na
Kegiata
n
N
o
Nama Program/
Kegiatan
Satu
an
Volume
Biaya
(Rp)
Sumber
Dana
Lokasi
Kegiatan
Paket
124.000.000
APBD
Kab.Sampang
Kab.Sampang
Dinas
Kesehatan
Kab .
Sampang
Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan masyarakat
/ Gerakan Sanitasi Total
yang dipimpin oleh
masyarakat (CLTS)
Paket
42.000.000
APBD
Kab.Sampang
Kab.Sampang
Dinas
Kesehatan
Kab.Sampa
ng
Program
peningkatan
partisipasi
masyarakat
dalam membangun desa
(penyehatan Lingkungan)
Paket
33.991.275
APBD
Kab.Sampang
Kab.Sampang
Bapemas
4.2.
Upaya untuk mengatasi limbah industri, limbah rumah tangga dan limbah pertambangan
diperlukan perencanaan dan penetapan sistem sanitasi. Di Kabupaten Sampang kebutuhan
sanitasi pada kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan adalah pada kawasan perkotaan
pengembangan sanitasi diarahkan kepada pemenuhan fasilitas septic tank pada masingmasing kepala keluarga, serta pada kawasan perdesaan penanganan limbah khusus rumah
tangga dapat dikembangkan fasilitas sanitasi umum yang dapat dimanfaatkan bersama.
Sedangkan untuk industri diarahkan untuk membuat pengolahan limbah bagi limbah berat
dan sumur resapan untuk limbah yang tidak merusak lingkungan.
Rencana Sistem jaringan limbah di Kabupaten Sampang terdiri dari sistem jaringan limbah
rumah tangga dan sistem jaringan limbah industri. Rencana sistem jaringan limbah rumah
tangga dan industri di buat secara terpisah dari sistem pematusan dan di dukung dengan
pengadaan sarana penunjang pengolah limbah domestik seperti truck penguras lumpur tinja
dan pengolah lumpur tinja. Rencana pengolahan limbah hasil industri secara terpadu di
kawasan industri dengan perencanaan pemasangan pipa pengolahan limbah industrI.
Sistem jaringan limbah di Kabupaten Sampang meliputi:
2.2
penggunaan septik-tank
TAHUN 2013
desain peresapan;
sistem
pembuangan
pengelola
air
limbah
terpusat
dan
Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air kotor/limbah,
perlu dikembangkan penanganan sistem pembuangan air limbah terpusat. Jenis
penanganan air limbah tersebut meliputi :
terpusat pada
2.3
TAHUN 2013
Satuan
paket
paket
Penyuluhan
dan
pengendalian polusi dan
pencemaran
paket
Volu
me
Sumber
Pendanaan/
Pembiayaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Sumber
Dokumen
Perencanaan
APBD Kab
Sampang
BLH
150,000,000
RKPD Kab
Sampang
APBD Kab
Sampang
BLH
50,000,000
RKPD Kab
Sampang
APBD Kab
Sampang
BLH
50,000,000
RKPD Kab
Sampang
Indikasi Biaya
(Rp)
Satuan
Volu
me
paket
Sumber
Dana
Lokasi
Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan
APBD Kab
Sampang
Kab.
Sampang
BLH
200,000,000
APBD Kab
Sampang
Kab.
Sampang
BLH
24,850,000
APBD Kab
Sampang
Kab.
Sampang
BLH
101,000,000
Biaya (Rp)
Pemantauan
lingkungan
kualitas
Pengkajian
Lingkungan
Dampak
APBD Kab
Sampang
Kab.
Sampang
BLH
25,000,000
APBD Kab
Sampang
Kab.
Sampang
BLH
56,500,000
2.4
TAHUN 2013
2.5
TAHUN 2013
Kondisi hidrogeologi
-
2.6
TAHUN 2013
Jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter di hilir
aliran.
diatas,
meter untuk
penerbangan turbo jet dan harus lebih besar dari 1.500 meter untuk jenis lain;
Tidak boleh pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir dengan periode
ulang 25 tahun;
Memiliki dampak minimal terhadap permukiman
Dari kriteria tersebut, direkomendasikan mengenai pengembangan TPA di
Kabupaten Sampang dengan wilayah pelayanan Kabupaten direkomendasikan pada
wilayah tengah Kabupaten Sampang. Dalam hal ini lokasi dimaksud terdapat di
Kecamatan Karang Penang.
Sementara untuk penanganan berkelanjutan pengelolaan sampah perkotaan,
terdapat beberapa alternatif-alternatif pengelolaan, diantaranya adalah :
Pembuangan Terbuka (Open Dumping)
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu dengan membuang begitu saja
sampah yang telah dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan. Cara ini tidak
direkomendasikan dikarenakan dampak yang ditimbulkan.
Penimbunan Saniter (Sanitary Landfill)
Penimbunan saniter adalah teknik penimbunan sampah yang dapat meminimumkan
dampak yang merusak lingkungan dimana teknik yang digunakan adalah dengan
memadatkan sampah dengan ketebalan 3,5 5 meter dan kemudian ditimbun
dengan tanah setebal 15 30 cm.
Pembakaran (Incineration)
Pembakaran merupakan salah satu cara pemusnahan sampah dengan cara
mengurangi volume maupun berat sampah melalui proses pembakaran. Cara ini juga
tidak direkomendasikan mengingat dampak yang ditimbulkan.
Pembuatan Kompos (Composting)
Pembuatan kompos merupakan salah satu cara mengolah sampah organik agar
dapat dimanfaatkan kembali yakni dengan mengelola sampah menjadi pupuk.
Pemanfaatan Ulang (Recycling)
2.7
TAHUN 2013
Sampah pada hari pertama disebarkan di atas tanah TPA pada bagian
ke-1, sampah pada hari kedua disebarkan di atas tanah TPA bagian ke2, dan seterusnya;
2.8
TAHUN 2013
2.9
TAHUN 2013
2.10
TAHUN 2013
Tabel 4.5. Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2014
No
Nama
progam/kegiatan
Satuan
Penyediaan Prasarana
& Sarana Pengeloaan
Persampahan
Peningkatan Operasi
dan Pemeliharaan
Sarana & Prasarana
Persampahan
Peningkatan TPA
Gunong Maddah
Paket
Indikasi biaya
(Rp)
Volume
1
Paket
Paket
Paket
Sumber
pendanaan/
pembiayaan
SKPD
penanggung
jawab
Sumber
dokumen
perencanaan
1,498,250,000
APBD Kab
Sampang
BLH
RKPD Kab
Sampang
2,250,000,000
APBD Kab
Sampang
BLH
RKPD Kab
Sampang
110,000,000
APBD Kab
Sampang
BLH
RKPD Kab
Sampang
850,000,000
APBD Kab
Sampang
BLH
RKPD Kab
Sampang
No
Nama program/kegiatan
Satuan
Volume
Biaya (Rp)
Sumber
dana
Lokasi kegiatan
Institusi
pelaksana
Program pengembangan
kinerja pengelolaan Sampah
paket
46.453.500
DAU
Kab.Sampang
BLH
buah
500
37.500.000
APBD
Kab.Sampang
BLH
paket
375.000.000
DAK/DAU
Kab.Sampang
BLH
200
500.000
APBD
Kab.Sampang
BLH
Pengadaan TPS
10
25.000.000
APBD
Kab.Sampang
BLH
buah
paket
2.11
TAHUN 2013
Paket
80.000.000
DAK/DAU
Kab.Sampang
BLH
Paket
150.000.000
DAK/DAU
Kab.Sampang
BLH
Paket
50.000.000
DAK/DAU
Kab.Sampang
BLH
10
Buah
40.000.000
APBD
Kab.Sampang
BLH
10
Pembuatan Landasan
Kontainer
Unit
14.000.000
APBD
Kab.Sampang
BLH
11
Perbaikan TPS
Unit
24.000.000
APBD
Kab.Sampang
BLH
12
Rehabilitasi Kontainer
Unit
67.500.000
APBD
Kab.Sampang
BLH
13
Pengadaan Sirtu/Tanah
Penutup Sampah
453
M3
67.950.000
APBD
Kab.Sampang
BLH
14
Pengadaan Buldozer
Unit
400.000.000
APBD
Kab.Sampang
BLH
15
Paket
30.000.000
APBD
Kab.Sampang
BLH
16
30.000.000
APBD
Kab.Sampang
BLH
17
Program Kerjasama
Pengelolaan Sampah
46.355.500
APBD
Kab.Sampang
BLH
4.4
Paket
2.12
TAHUN 2013
besar. Sementara di daerah perkotaan, umumnya terbantu dengan kehadiran sungaisungai yang melintasi perkotaan.
Namun demikian, permasalahan banjir di perkotaan Sampang masih memiliki
keterkaitan dengan sistem drainase kotanya. Jika intensitas hujan tinggi, beberapa
ruas saluran meluap. Sebagaimana diketahui bahwa teknis dan solusi penanganan
banjir merupakan pembahasan kategori permasalahan lingkungan, sementara arahan
rencana sistem drainase hanya meliputi bagaimana resiko banjir bisa ikut
diminimalkan. Arahannya yaitu sebagai berikut:
a. Saluran drainase hendaknya bebas dari kotoran, sampah, atau benda-benda
yang akan mengganggu kelancaran aliran saat air hujan;
b. Larangan membuang sampah ke dalam saluran;
c. Walaupun masyarakat tertib tidak membuang sampah ke dalam saluran, saluran
tetap harus diamankan dari endapan tanah, pasir atau batu yang perlu diangkat
dari saluran;
d. Perlunya pemeriksaan rutin terhadap plegsengan yang rusak yang akan
menimbun di dasar sungai;
e. Masyarakat wajib bertanggung jawab atas saluran di halaman rumah;
f.
2.13
TAHUN 2013
Masalah banjir timbul karena perubahan tata guna lahan, yaitu ketika lahan yang
sebelumnya berfungsi sebagai area resapan telah berkembang menjadi kawasan
pemukiman, perdagangan, industri, pertanian dan sebagainya.
kapan saja dengan kuantitas yang merupakan fungsi dari intensitas hujan dan
karakteristik Daerah Pengaliran Sungai.
Mengatasi masalah banjir, tidak cukup hanya dengan upaya yang bersifat
struktur tapi juga perlu ditunjang dengan upaya yang bersifat non-struktur, sehingga
membentuk upaya terpadu dan menyeluruh.
Pekerjaan struktur adalah usaha pencegahan banjir dengan suatu sistem
pengaman banjir yang terdiri dari tanggul, normalisasi alur sungai termasuk saluran
banjir (floodway) dan dengan suatu sistem pengendalian banjir yang terdiri dari
retarding basin, waduk pengendalian banjir dan lain-lain. Sebaliknya pekerjaan NonStruktur adalah usaha pencegahan banjir dengan pengaturan-pengaturan tata ruang
kota, tata ruang wilayah.
Pekerjaan non-struktur diharapkan dapat mengurangi kerusakan pada tingkat
yang paling minimum dengan mengarahkan genangan-genangan pada daerah-daerah
yang tidak penting, dengan usaha pemberitahuan dini dan mencegah terjadinya tanah
longsor. Beberapa arahan pengendalian banjir adalah:
Pengendalian Banjir Dengan Struktur Pembangunan tanggul
2.14
TAHUN 2013
Waduk, chekdam
No
Nama Progam/Kegiatan
Satuan
Pembangunan Saluran
Drainase Gorong-Gorong
Kec Sampang dan Kec
Camplong
paket
Pembangunan Saluran
Drainase Gorong-gorong
14 Kecamatan di Kab
Sampang
paket
Volume
Sumber
Pendanaan/
Pembiayaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Sumber
Dokumen
Perencanaan
1.500.000.000
APBD Kab
Sampang
Dinas PU
Cikartarung
Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program
5.000.000.000
APBD Kab
Sampang
Dinas PU
Cikartarung
Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program
Indikasi Biaya
(Rp)
2.15
TAHUN 2013
NO
NAMA
PROGRAM/KEGIATAN
SATUAN
VOLUME
BIAYA
SUMBER
DANA
LOKASI
KEGIATAN
INSTITUSI
PELAKSANA
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Imam ghozali
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Keramat 1
Paket
150.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
Paket
135.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Imam Bonjol Kec Sampang
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Muktesareh Kecamatan
Kedundung
Paket
300.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa ketapang Barat Kec
Ketapang
Paket
150.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Tambak Kec Omben
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Biratengah Kec
Sokabanah
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Taddan Kec Camplong
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
10
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Ragung Kec
Pangarengan
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
2.16
NAMA
PROGRAM/KEGIATAN
SATUAN
VOLUME
BIAYA
SUMBER
DANA
LOKASI
KEGIATAN
TAHUN 2013
INSTITUSI
PELAKSANA
11
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Ketapang Timur Kec
Ketapang
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
12
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Jatra Timur Kec
Banyuates
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
13
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Taman Kec Sreseh
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
14
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Permata Selong Kec Sampang
Paket
150.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
15
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Barisan Indah Kec Sampang
Paket
150.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
16
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Manggis Kec Sampang
Paket
150.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
17
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Selong Permai Kec Sampang
Paket
150.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
18
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Pemuda Baru Kec Sampang
Paket
140.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
19
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Puri Matahari Kec Sampang
Paket
150.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
20
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Kusuma Bangsa Kec
Sampang
Paket
160.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
21
Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Permata Indah Kec Sampang
Paket
150.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
2.17
NO
NAMA
PROGRAM/KEGIATAN
SATUAN
VOLUME
BIAYA
SUMBER
DANA
LOKASI
KEGIATAN
TAHUN 2013
INSTITUSI
PELAKSANA
Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Tobai Timur Kec Sokabanah
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
23
Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Berungin Nongel Kec Torjun
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
24
Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Berungin Nongel Kec Torjun
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
25
Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Banyumas Kec Sampang
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
26
Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Dusun
Prajan Laok
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
27
Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Komis Kec Kedundung
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
28
Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Pajeruan Kec Kedundung
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
29
Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Prajan Kec Camplong
Paket
200.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
30
Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Beringin Kec Torjun
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
31
Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Batuporo Timur Kec
Kedundung
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
2.18
NAMA
PROGRAM/KEGIATAN
LOKASI
KEGIATAN
TAHUN 2013
SATUAN
VOLUME
BIAYA
SUMBER
DANA
INSTITUSI
PELAKSANA
1.200.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
32
Pengadaan Kontruksi
Jaringan Air
33
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
34
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
35
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
36
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
37
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
38
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
39
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
40
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
41
Paket
200.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
42
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
2.19
NAMA
PROGRAM/KEGIATAN
SATUAN
VOLUME
BIAYA
SUMBER
DANA
Paket
350.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
LOKASI
KEGIATAN
TAHUN 2013
INSTITUSI
PELAKSANA
4.5
Kabupaten
Sampang
Pu Cikartarung
2.20
TAHUN 2013
hasil
analisa,
ada
beberapa
wilayah
yang
menjadi
prioritas
2.21
TAHUN 2013
Pelayanan
Wilayah
Kedungdung
untuk
mendukung
Kecamatan
kelayakan
sanitasi.
Setiap
pembuatan
sumur
harus
2.22
TAHUN 2013
Program kegiatan pengelolaan air bersih di kabupaten Sampang ditangani oleh Dinas
Pekerjaan umum Cipta Karya dan Tata Ruang yaitu Program Pembangunan Lingkungan
Sehat Perumahan berupa kegiatan Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar
terutama bagi Masyarakat Miskin yang selanjutnya dikelola oleh HIPPAM. Sedangkan
program pengelolaan air bersih yang lain dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum
berupa pengelolaan SPAM yaitu pemeliharaan bangunan yang telah ada
dan
pembangunan untuk menambah sambungan baru. Penyediaan air bersih oleh masyarakat
melalui pembuatan sumur dangkal masih perlu dilakukan untuk mendukung penyediaan air
bagi wilayah yang mudah dan banyak terdapat sumber air.
Program kegiatan penyedian air bersih di Kabupaten Sampang dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.9. Rencana Program dan Kegiatan Komponen Terkait Sanitasi 2014
No
.
Nama Program/
Kegiatan
Satuan
Volume
Sumber Dokumen
Perencanaan
Sumber
Pendanaan/
Pembiayaan
SKPD
Penanggung
Jawab
3.082.930.000
APBD Kab
Sampang
Dinas PU
Cikartarung
Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program
Indikasi Biaya
(Rp)
Kegiatan Penyediaan
Sarana Air Bersih dan
Sanitasi Desa
Kegiatan
Perencanaan
dan
Pengembangan
SPAM
di
Ibukota
Kecamatan Sreseh dan
Kec Pangarengan
Paket
1.500.000.000
APBD Kab
Sampang
Dinas PU
Cikartarung
Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program
Paket
1.000.000.000
APBD Kab
Sampang
Dinas PU
Cikartarung
Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program
Kegiatan Pembangunan
SPAM Sumber Pancor
Kedundung
Paket
500.000.000
APBD Kab
Sampang
Dinas PU
Cikartarung
Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program
2.23
SKPD
Penanggung
Jawab
Sumber Dokumen
Perencanaan
No
.
Nama Program/
Kegiatan
Satuan
Kegiatan
Penyediaan
Sarana dan Prasarana Air
Bersih Sumber Payung
Tahap II
Paket
1.500.000.000
APBD Kab
Sampang
Dinas PU
Cikartarung
Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program
Kegiatan
Penyediaan
Sarana dan Prasarana Air
Bersih dan Perpipaan Kec
Robatal
dan
Kec
Karangpenang
Paket
3.600.000.000
APBD Kab
Sampang
Dinas PU
Cikartarung
Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program
Kegiatan Pembangunan
Jaringan Air Bersih Air
Minum Kec Tambelangan
dan Kec Kedundung
Paket
2.500.000.000
APBD Kab
Sampang
Dinas PU
Cikartarung
Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program
Kegiatan PAMSIMAS
APBN
Kementerian
PU
Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program
Kegiatan
Penyediaan
Sarana Air Bersih dan
Sanitasi Dasar
DAK
Kementerian
PU
Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program
Volume
Indikasi Biaya
(Rp)
Sumber
Pendanaan/
Pembiayaan
TAHUN 2013
2.24
TAHUN 2013
NAMA
PROGRAM/KEGIATAN
SATUAN
VOLUME
Pengadaan Kontruksi
INSTITUSI
PELAKSA
NA
SUMBER
DANA
LOKASI
KEGIATAN
1.200.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Dinas PU
Cikartarung
BIAYA
Jaringan Air
Pengadaan Kontruksi
Jaringan Air Bersih/ Air
Minum
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Dinas PU
Cikartarung
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Dinas PU
Cikartarung
Paket
100.000.000
APBD
Kabupaten
Sampang
Kabupaten
Sampang
Dinas PU
Cikartarung
Pembangunan
Sarana
Sanitasi (MCK plus plus)
melalui Program SANIMAS
Paket
800.000.000
APBN
Desa
Daleman Kec.
Kedungdung
dan Kelurahan
Rongtengah
Kec. Sampang
Dinas PU
Cikartarung
Pembangunan
sarana
sanitasi melalui kegiatan
Sanitasi
Lingkungan
Berbasis Masyarakat (SLBM)
DAK
76,246,500
APBD Kab
Sampang
Kab.
Sampang
BLH
2.25
TAHUN
2013
BAB V
INDIKASI PERMASALAHAN
DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
Penentuan area berisiko berdasarkan data sekunder yaitu kegiatan menilai dan
memetakan tingkat risiko sebuah area (kelurahan/desa), berdasarkan data yang
telah tersedia di SKPD mengenai ketersediaan layanan fasilitas air bersih dan
sanitasi dan data umum, meliputi Sambungan Rumah dan Hidran Umum
(PDAM/BPAM/HIPPAM); jumlah jamban; nama kelurahan, jumlah RT & RW,
jumlah populasi, luas administratif, luas terbangun; Jumlah KK miskin; serta bila
data tersedia, luas genangan.
Proses penentuan area berisiko dimulai dengan analisis data sekunder, diikuti
dengan penilaian SKPD dan analisis berdasarkan hasil studi EHRA. Penentuan
area berisiko dilakukan bersama-sama seluruh anggota Pokja berdasarkan hasil
dari ketiga data tersebut.
2.1
TAHUN
2013
Dari hasil penentuan area berisiko untuk Kabupaten Sampang di dapat sebanyak
12 desa di Kabupaten Sampang berisiko sangat tinggi 55 desa berisiko tinggi, 50
desa berisiko sedang dan 69 desa kurang berisiko. Hasil Penentuan area
berisiko berdasarkan tingkat/derajat risiko ini disajikan dalam bentuk tabell dan
peta seperti dibawah ini :
2.2
TAHUN
2013
2.3
TAHUN
2013
Penyebab utama risiko sanitasi adalah Prohisan, air bersih, drainase, sampah dan
air limbah. Penjelasan penyebab utama risiko sanitasi untuk wilayah kecamatan dan
desa / kelurahan dapat dilihat di tabel dibawah ini :
I.
Area
Berisiko
Risiko 4
II.
Risiko 3
No
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Wilayah Prioritas
Kel. Rong Tengah, Sampang
Kel. Dalpenang, Sampang
Desa Gunung Maddah, Sampang
Kel. Banyuanyar, Sampang
Desa Panggung, Sampang
Desa Kamoning, Sampang
Desa Pangelen, Sampang
Kel. Gunung Sekar, Sampang
Desa Kedungdung, Kedungdung
Desa Rabasan, Kedungdung
Desa Gunung Eleh, Kedungdung
Desa Daleman, Kedungdung
Desa P. Mandangin, Sampang
Desa Aeng Sareh, Sampang
Kel. Polagan, Sampang
Kel. Karang Dalem, Sampang
Desa Pasean, Sampang
Desa Baruh, Sampang
Desa Taman Sareh, Sampang
Desa Pekalongan, Sampang
Desa Tanggumong, Sampang
Desa Banyumas, Sampang
Desa Dulang, Torjun
Desa Patarongan, Torjun
Desa Pangongsean, Torjun
Desa Kramat, Kedungdung
Desa Komis, Kedungdung
Desa Banyukapah, Kedungdung
Desa Rohayu, Kedungdung
Desa Muktesareh, Kedungdung
Desa Bajrasokah, Kedungdung
Desa Nyeloh, Kedungdung
Desa Banjar, Kedungdung
Desa Ombul, Kedungdung
Desa Pajeruan, Kedungdung
Desa Batoporo Barat, Kedungdung
Desa Batoporo Timur, Kedungdung
Desa Pasarenan, Kedungdung
Desa Palenggiyan, Kedungdung
Desa Bringin Nonggal, Torjun
2.4
Area
Berisiko
No
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
Wilayah Prioritas
Desa Torjun, Torjun
Desa Patapan, Torjun
Desa Jeruk Porot, Torjun
Desa Kodak, Torjun
Desa Kanjar, Torjun
Desa Kara, Torjun
Desa Tana Mera, Torjun
Desa Pangarengan, Pangarengan
Desa Apaan, Pangarengan
Desa Gulbung, Pangarengan
Desa Panyerangan, Pangarengan
Desa Pacanggaan, Pangarengan
Desa Ragung, Pangarengan
Desa Taddan, Camplong
Desa Banjar Talela, Camplong
Desa Tambaan, Camplong
Desa Prajjan, Camplong
Desa Dh. Camplong
Desa Bato Karang, Camplong
Desa Sejati, Camplong
Desa Dh. Tanjung, Camplong
Desa Rabasan, Camplong
Desa Banjar Tabulu, Camplong
Desa Anggersek, Camplong
Desa Madupat, Camplong
Desa Pamolaan, Camplong
Desa Plampaan, Camplong
TAHUN
2013
2.5
TAHUN
2013
Adapun hasil untuk posisi pengelolaan sanitasi dari empat sub sektor tersebut
adalah sebagai berikut :
2.6
TAHUN
2013
Gambar 5.1 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini Komponen Air Limbah
Domestik
Pemeliharaan
Agresif
Pertumbuhan
Stabil
Pemeliharaan
Selektif
Pertumbuhan
cepat
Internal
Lemah (-)
Internal
Kuat (+)
Air Limbah
(-18;-4)
Diversifikasi
Besar-Besaran
Berputar
Ceruk
Diversifikasi
Terpusat
Lingkungan tidak/
Kurang Mendukung (-)
Keterangan :
Posisi pengelolaan sanitasi Sub Sektor Air Limbah pada kuadran RASIONAL pada
posisi BERPUTAR
Berputar posisi pembangunan pada jalan ditempat meskipun banyak program
dan kegiatan yang dilakukan, sehingga perlu rasionalisasi dan mencari strategi
baru.
2.7
TAHUN
2013
Pemeliharaan
Agresif
Pertumbuhan
Stabil
Pemeliharaan
Selektif
Pertumbuhan
cepat
Internal
Lemah (-)
Internal
Kuat (+)
Diversifikasi
Besar-Besaran
Berputar
Persampahan
(-11;-10)
Ceruk
Diversifikasi
Terpusat
Lingkungan tidak/
Kurang Mendukung (-)
Keterangan :
Posisi pengelolaan sanitasi Sub Sektor Persampahan pada kuadran RASIONAL
pada posisi BERPUTAR
Berputar posisi pembangunan pada jalan ditempat meskipun banyak program
dan kegiatan yang dilakukan, sehingga perlu rasionalisasi dan mencari strategi
baru.
2.8
TAHUN
2013
Pertumbuhan
Stabil
Pemeliharaan
Selektif
Pertumbuhan
cepat
Drainase
(-2;1)
Internal
Lemah (-)
Internal
Kuat (+)
Diversifikasi
Besar-Besaran
Berputar
Ceruk
Diversifikasi
Terpusat
Lingkungan tidak/
Kurang Mendukung (-)
Keterangan :
Posisi pengelolaan sanitasi Sub Sektor Drainase pada kuadran BERTAHAN pada
posisi PEMELIHARAAN SELEKTIF
Pemeliharaan Selektif
Prasarana yang sudah mulai Aus atau Berumur. Sarana dan Prasarana sudah
rusah tapi belum ada perbaikan dan berusaha memanfaatkan semaksimal mungkin.
2.9
TAHUN
2013
Gambar 5.4 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini Komponen Promosi Higiene
Sanitasi (Prohisan) Tatanan Rumah Tangga
Pemeliharaan
Agresif
Pertumbuhan
Stabil
Pemeliharaan
Selektif
Pertumbuhan
cepat
Internal
Lemah (-)
Internal
Kuat (+)
PHBS
(22;-3)
Berputar
Diversifikasi
Besar-Besaran
Ceruk
Diversifikasi
Terpusat
Lingkungan tidak/
Kurang Mendukung (-)
Keterangan :
Posisi pengelolaan sanitasi Sub Sektor PHBS pada kuadran DIVERSIFIKASI pada
posisi DIVERSIFIKASI BESAR-BESARAN
Diversifikasi besar-besaran posisi pembangunan pada
penganekaragaman/
diversifikasi program dan kegiatan yang sangat banyak dan beberapa sudah keluar
dari program dan kegiatan lama
2.10