Anda di halaman 1dari 179

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan

infrastruktur

sarana

sanitasi

merupakan

salah

satu

elemen

pembangunan yang menjadi perhatian nasional dan internasional. Pembangunan Sanitasi di


Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJMPN) tahun 20052025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

terhadap

implementasi Program Nasional tersebut telah ditetapkan pada Rencana Pembangunan


Nasional Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014 yang difokuskan pada
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
Peran serta stakeholder ( pemangku kepentingan ) yang terkait secara langsung
maupun tidak langsung diperlukan untuk mewujudkan sanitasi yang baik. Pada tingkat
Nasional, koordinasi kebijakan dilakukan oleh Project Manajemen Unit (PMU) yang
merupakan usur dari lintas Departemen yang terdiri dari Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPENAS), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perumahan Rakyat,
Kementerian Keuangan, Departemen Perindustrian, Kementerian Kesehatan, Kementerian
Pekerjaan Umum, dan Kementerian Lingkungan Hidup. Sebagai wujud komitmen yang
tinggi untuk pembangunan sektor sanitasi lokal dan penyediaan layanan sanitasi yang
semakin baik di daerah , Pemerintah pusat

telah menyiapkan bantuan teknis kepada

Pemerintah Provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota. Disamping hal tersebut, Pemerintah


Pusat telah mendukung dan mendorong Pemerintah Daerah untuk

menyusun

perencanaan pembangunan sanitasi yang komprehensif , terkoordinasi dan terencana untuk


seluruh wilayah perkotaan dengan prioritas yang terukur, tanggap kebutuhan, berdasarkan
kondisi aktual dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan di daerah .
Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam
menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan langsung dengan
kesehatan, pola hidup masyarakat, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sanitasi telah menjadi salah satu aspek
pembangunan yang menjadi prioritas dan diperhatikan. Walaupun demikian, masih sering
dijumpai bahwa aspek-aspek pembangunan sanitasi yang meliputi pengelolaan limbah cair,
pengelolaan persampahan, pengelolaan drainase dan penyediaan air bersih serta yang
tidak kalah pentingnya adalah mendorong masyarakat untuk dapat melaksanakan Pola
Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) yang masih berjalan sendiri dan belum terintegrasi dengan

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.1

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

baik. Pembangunan sanitasi di daerah juga mengalami berbagai permasalahan utama yaitu
rendahnya akses penduduk terhadap air minum dan sanitasi. Dalam upaya mengatasi
berbagai permasalahan tersebut maka perlu gerakan yang menyeluruh dan jangka
menengah salah satunya melalui agenda global Millennium Development Goals (MDGs).
Pembangunan sanitasi termasuk salah satu sasaran MDGs yaitu memastikan kelestarian
lingkungan hidup melalui penurunan separuh proporsi penduduk tanpa akses terhadap air
minum layak dan sanitasi layak pada tahun 2015.
Proses perencanaan strategis di dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP), menghasilkan 3 (tiga) dokumen, yaitu Buku Putih Sanitasi (BPS),
Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), dan Memorandum Program Sanitasi (MPS). Ketiga
dokumen tersebut perlu disiapkan Kabupaten/Kota sebelum implementasi fisik dapat
dilakukan. Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK)
merupakan dokumen yang dihasilkan dari pelaksanaan Tahap 3 di dalam PPSP, yaitu
Perencanaan Strategis Sanitasi. Sedangkan MPS merupakah hasil dari pelaksanaan Tahap
4, yaitu Memorandum Program Sanitasi.
Untuk dapat memenuhi tujuan yang ingin dicapai, dalam penyusunan Buku Putih
Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Sampang agar dapat
menghasilkan dokumen perencanaan strategis dalam Program Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman (PPSP), memiliki 4 (empat) karakteristik dokumen, yang tercermin
dalam prosesnya maupun produknya yaitu :
- Dari, oleh dan untuk Kabupaten Sampang,
- Berdasarkan data empiris,
- Menggunakan pendekatan top down meets bottom up,
- Komprehensif dan berskala Kabupaten Sampang

Mengingat pentingnya hal-hal tersebut di atas dan perlu segera ditindaklanjuti, maka
pada tahun ini melalui program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
disusunlah Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Sampang yang selanjutnya akan
digunakan sebagai dasar penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten
Sampang. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Sampang inilah yang selanjutnya
akan menjadi acuan pembangunan sanitasi permukiman di Kabupaten Sampang ke depan.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.2

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

1.2. LANDASAN GERAK


Dalam buku Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi, TTPS 2010, sanitasi adalah upaya
membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan
hidup sehat, baik di tingkat rumah tangga maupun di lingkungan perumahan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), sanitasi adalah usaha untuk
membina dan menciptakan suatu keadaan yg baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan
masyarakat; sedangkan Sanitasi lingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup
manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara.
Menurut WHO, sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan
layanan untuk pembuangan urin dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah
penyebab utama penyakit di seluruh dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif
bagi kesehatan baik di lingkungan rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata
Sanitasi juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi higienis, melalui layanan
pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah.
Berdasarkan Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi, TTPS, 2010 dan
undang-undang Nomor: 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, ruang lingkup sanitasi
adalah:
Air limbah domestik.
- Black water : air buangan jamban (urin, tinja, dan air gelontoran)
- Grey water : air buangan mandi dan cuci
Pengelolaan persampahan.
Kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah. Termasuk dalam sanitasi: sampah rumah
tangga dan sampah sejenis rumah tangga
Drainase lingkungan/tersier.
Sistem saluran awal yang melayani kawasan kota tertentu, seperti kompleks
perumahan, area pasar, perkantoran, areal industri, dan perkantoran.
Prohisan.
Meliputi promosi kesehatan, perubahan perilaku, sanitasi di rumah tangga (5 pilar),
dan sanitasi sekolah.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.3

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Dari uraian pengertian di atas, maka disimpulkan ruang lingkup sanitasi di Kabupaten
Sampang, meliputi:
1. Sumber Limbah Rumah Tangga terdiri dari :
a. Black Water adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.;
b. Grey Water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal
dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci;
2. Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan Air Limbah Rumah Tangga
(Domestik) dengan menggunakan:
a. Pengolahan On Site menggunakan system septic-tank dengan peresapan ke tanah
dalam penanganan limbah Rumah Tangga;
b. Pengolahan Off Site adalah pengolahan limbah Rumah Tangga yang dilakukan
secara terpusat;
c. Penanganan Persampahan atau Limbah Padat yaitu penanganan sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari Rumah Tangga, Pasar,
Restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer Depo ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA);
d. Penanganan Drainase Lingkungan adalah mengfungsikan saluran drainase dari
permukiman (saluran tersier) sebagai penggelontor air dan mematuskan air
permukaan ke saluran sekunder;
e. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah Kabupaten Sampang untuk
menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non
PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam.

Berdasarkan kesepakatan dari Pokja Sanitasi Kabupaten Sampang Tahun 2013 dan
penilaian kondisi eksiting sanitasi Kabupaten Sampang, ruang lingkup dan wilayah kajian
sanitasi pada semua kawasan perkotaan dan pedesaan yang terdiri dari 14 Kecamatan,
dengan 6 kelurahan dan 180 desa serta untuk sampling Study EHRA 20% dari total desa
se- Kabupaten Sampang .

Dalam mewujudkan Kabupaten Sampang yang baik, Visi Kabupaten Sampang tahun
2013-2018 adalah Mewujudkan Sistem Birokrasi yang Sehat, Masyarakat yang Kuat
dan

Lingkungan

Bersahabat,

demi

tercapainya

Kabupaten

Sampang

yang

Bermartabat.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.4

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Misi yang merupakan perwujudan visi pembangunan Kabupaten Sampang Tahun


2013-2018 dijabarkan ke dalam lima misi, dijalankan secara berkesinambungan dan
sinergis,

serta

memfokuskan

pada

pengembangan

sektor-sektor

ekonomi

dan

pengembangan sumber daya manusia sebagai basis pembangunan kemakmuran


masyarakat Kabupaten Sampang yang bermartabat.
Adapun misinya adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan sistem tata kelola Pemerintahan yang bersih dan profesional.
2. Meningkatkan pelayanan dasar masyarakat yang berkualitas dan
terjangkauMemantapkan Harmoni Sosial melalui peningkatan kesalehan sosial,
penegakan serta penghormatan terhadap hukum dan hak asasi manusia, dengan
didukung birokrasi yang reformatif dan pelayanan publik yang prima.
3. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah dan daya dukung lingkungan
4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkwalitas
5. Maningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, pelaksanaan dan
pengawasan pemerintahan
Untuk mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan daerah Sampang 20132018 tersebut dilakukan melalui empat strategi pokok pembangunan, yaitu:
1. Sistem Birokrasi yang Sehat;
2. Masyarakat yang Kuat;
3. Lingkungan Bersahabat;
4. Kabupaten Sampang yang Bermartabat;

Strategi pembangunan daerah Kabupaten Sampang 2013-2018 yang bertumpu pada


pemberdayaan rakyat ini dijalankan melalui model dual track strategy dimana di satu sisi
berupaya mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar rakyat seperti hak atas pangan,
pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi, pekerjaan, secara merata,
berkualitas, dan berkeadilan melalui pemihakan kepada rakyat miskin (pro-poor) untuk
menuju Sampang makmur , berakhlak dan bermartabat . Di sisi lain, pembangunan yang
ada berupaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan
terutama melalui pengembangan agroindustri/ agrobisnis.
Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Sampang berdasarkan RTRW Kabupaten
Sampang adalah mewujutkan kabupaten sebagai kawasan agropolitan di tunjang industri ,
pariwisata dan potensi lokal bagi pemerataan pembangunan berkelanjutan .

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.5

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN


Dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran yang jelas dan faktual mengenai kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat yang
berkaitan dengan sanitasi. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Sampang merupakan
dasar acuan dimulainya pekerjaan sanitasi secara lebih terintegrasi, karena merupakan hasil
kerja dari beberapa dinas terkait dan kelembagaan lain yang berhubungan dengan sanitasi.
Dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) ini, Pokja Sanitasi melakukan pemetaan
kondisi sanitasi Kabupaten Sampang berdasarkan data sekunder yang terkonsolidasi dan
data primer hasil survey/kajian serta hasil studi Environmental Health Risk Assessment
(EHRA). Buku Putih Sanitasi (BPS) ini akan menjadi acuan dasar yang penting untuk
dimulainya program pekerjaan sanitasi yang lebih strategis dan terintegrasi, yaitu
tersusunnya buku Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dan monev sanitasi.
Dengan adanya pemetaan sanitasi pada Buku Putih Sanitasi (BPS) ini, maka
didapatkan gambaran awal secara menyeluruh berupa zona-zona dan sistem layanan
sanitasi serta isu-isu strategis dalam pengelolaan sanitasi. Berdasarkan data zona sanitasi
dan isu strategis ini, maka nantinya akan dapat ditentukan kebijakan dan prioritas
penanganan sanitasi yang sesuai dalam rangka pengembangan Strategi Sanitasi
Kabupaten Sampang yang berisi Program dan Kegiatan Jangka Menengah dan Tahunan
yang terkait dengan peran dari berbagai pihak, kebutuhan pendanaan, strategi sanitasi, dan
rencana tindakan berguna untuk perbaikan maupun peningkatan sanitasi Kabupaten
Sampang.
Selain itu penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) , juga dimaksudkan untuk
penetapan area desa/kelurahan yang berisiko dari sisi sanitasi, dengan memfokuskan
prioritas kegiatan pembangunan sanitasi sebagai antisipasi terhadap terbatasnya sumber
daya, terutama dana yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sampang. Adanya ketetapan area
desa/kelurahan berisiko, akan memberikan acuan kepada SKPD yang terkait, untuk
menyusun skala prioritas kegiatannya.
Tujuan akhir dari penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) ini, dimaksudkan untuk
mengarusutamaan pembangunan sanitasi dalam pembangunan di Kabupaten Sampang,
sehingga sanitasi dapat menjadi salah satu prioritas pembangunan di Kabupaten Sampang.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.6

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tujuan dari penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Sampang ini adalah:
1.

Adanya pembagian tugas, tanggung jawab dan kesepahaman di antara anggota pokja
sanitasi Kabupaten Sampang.

2.

Terwujudnya gambaran kongkret tentang kondisi sanitasi Kabupaten Sampang saat ini
sebagai updating data sanitasi lima tahun sebelumnya dimana kondisi sanitasi saat ini
sebagai dasar perencanaan pembangunan sanitasi di lima tahun mendatang.

3.

Teridentifikasi dan terkumpulnya data sanitasi Kabupaten Sampang dari aspek:


umum; teknis; kelembagaan dan kebijakan daerah; keuangan dan perekonomian
daerah;

survei

penyedia

layanan

sanitasi

oleh

sektor

swasta

dan

masyarakat/Sanitation Supply Assessment (SSA); komunikasi dan peran serta media;


dan pemberdayaan masyarakat dalam higiene dan sanitasi yang sensitif jender dan
kemiskinan (PMHSJK).
4.

Teridentifikasinya sistem yang diterapkan untuk masing-masing sub sektor sanitasi,


termasuk lokasi dan informasi lainnya serta permasalahan mendasar untuk setiap
subsektor.

5.

Tersedianya Dokumen Penilaian Pemetaan Cepat Situasi Sanitasi Kabupaten


Sampang (Rapid Sanitation Assessment).

6.

Tersedianya Deskripsi kondisi sanitasi berdasarkan studi Environmental Health Risk


Assessment (EHRA) yang berupa data primer kondisi sanitasi rumah tangga yang
memiliki konsekuensi pada risiko kesehatan lingkungan.

7.

Disepakatinya 4 kategori area (desa/kelurahan) beresiko berdasarkan data sekunder


dan studi EHRA serta penyebab utama timbulnya resiko.

1.4. METODOLOGI
Proses penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sampang 2013 ini diawali dengan
pengumpulan data sekunder dari masing-masing SKPD yang terkait dengan dukungan data
observasi di lapangan dan wawancara. Data-data ini diperkuat dengan pelaksanaan studi
Environmental High Risk Assesment (EHRA) yang dilakukan sebelumnya untuk kemudian
dijadikan dasar penetapan area beresiko sanitasi tingkat Kabupaten Sampang dimana hasil
Studi EHRA ini dikompilasikan dengan data sekunder dan persepsi dari SKPD/Pokja
Sanitasi menganalisisnya secara kualitatif dan kuantitatif sehingga dihasilkan gap atau
selisih penilaian yang mana nantinya di range dalam klasifikasi berdasarkan kategori yang
disepakati untuk menghasilkan pemetaan area beresiko sanitasi di Kabupaten Sampang.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.7

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Metodologi yang digunakan pada proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih
Sanitasi (BPS) ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber Data.
a.

Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing


SKPD terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data
statistik, proposal, laporan, foto dan peta.

b.

Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dinas
terkait untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh
masyarakat.
Untuk

mendukung

data

sekunder

tersebut

juga

dilakukan

beberapa

survey/kajian terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti:


Studi penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk
Assessment atau EHRA) yang mengkaji penerapan Pola Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dan ketersediaan fasilitas sanitasi di beberapa sampel di
suatu kelurahan.
Kajian Kelembagaan dan Kebijakan, untuk mengkaji kondisi dan potensi
kelembagaan saat ini dalam pengelolaan sanitasi di Kabupaten Sampang.
Kajian Keuangan dan Perekonomian Daerah
Survei Suplai Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment atau SSA)
yang mengkaji partisipasi sektor non pemerintah dan masyarakat dalam
penyediaan produk dan jasa layanan sanitasi Kabupaten Sampang.
Kajian Komunikasi dan peran serta media, yang mengkaji sejauh mana
ketersediaan informasi sanitasi yang disajikan oleh media massa dan
instansi terkait di Kabupaten Sampang.
Survey Pemberdayaan Masyarakat dalam higiene dan sanitasi yang
sensitif jender dan kemiskinan (PMHSJK)
Survey Priority Setting area beresiko.

2. Pengumpulan Data.
Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian
dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program
yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang
erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.8

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3. Dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi juga menggundakan metode top down dan
button up sebagai kombinasi untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan
detail di masing-masing sub sektor sanitasi.

Teknik analisis data lain yang dipergunakan yaitu penetapan area beresiko dan
SWOT. Definisi resiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan,
bangunan dan atau llingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi
dan perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga area beresiko dapat ditetapkan berdasarkan
tingkat resiko sanitasi sebagai salah satu kriteria dalam menentukan prioritas dari
pelaksanaan program atau kegiatan sektor sanitasi. Penentuan area beresiko dapat
mengklasifikasikan dan memetakan areaarea yang berada dalam kabupaten beradasar
tingkat resiko sanitasi pada desa/kelurahan.

Teknik SWOT juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan strategi sub
sektor

sanitasi

melalui

kekuatan,

kelemahan,

peluang

dan

ancaman

dengan

mempertimbangkan aspek teknis dan non teknis seperti keuangan, kelembagaan,


peraturan, partisipasi swasta, peran masyarakat dan lingkungan untuk mengidentifikasi
permasalahan yang terjadi dalam sanitasi.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.9

Buku Putih Sanitasi

1
Internalisasi Penyamaan Persepsi

TAHUN 2013

Kesepahaman
pentingnya buku putih
sanitasi
Penyusunan rencana
kerja Pokja sanitasi

Ruang Lingkup

2
Penyiapan profil wilayah

Pengumpulan data
sekunder
Penyusunan profil wilayah

Pengumpulan data primer


dan sekunder

Pemetaan sistem sanitasi

Penilaian profil sanitasi


Identifikasi permasalahan
Identifikasi program dan
kegiatan pembangunan

Persepsi SKPD
Analisis data sekunder
Analisis Studi EHRA

4
Penetapan Prioritas
Pengembangan Sanitasi

Analisis SWOT

Konsultasi dgn tim pengarah

5
Finalisasi Buku Putih

Konsultasi publik
Advokasi Kepala Daerah

Gambar 1.1 Bagan alir penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sampang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.10

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

1.5. DASAR HUKUM DAN DOKUMEN PERENCANAAN LAIN


Didalam penyusunan Buku Putih Sanitasi ini akan menjadi dasar bagi penyusunan
Rencana Strategis Sanitasi Kabupaten Sampang yang didasarkan pada data sekunder yang
tersedia (seperti RPJPD, RPJMD, RPIJMD , Renstra, RTRW) dan dukungan data primer
dari beberapa survei atau studi-studi yang di lakukan . Selanjutnya Buku Putih akan
diperbaharui secara berkala di dalam waktu 5 tahun dan menjadi dasar untuk perbaikan
atau penyesuaian Rencana Strategis Sanitasi Kabupaten Sampang
Didalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sampang berdasar pada
beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat,
provinsi maupun daerah. Program Percepatan Pengembangan Sanitasi Permukiman di
Kabupaten Sampang didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi :
A. Undang-Undang :
1.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

2.

Undang-Undang

Republik

Indonesia

Nomor

32

Tahun

2009

Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.


3.

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 2008 Tentang

Pengelolaan Sampah.
4.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang.

5.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

6.

Undang-Undang

Republik

Indonesia

Nomor

33

Tahun

2004

Tentang

Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah.


7.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah


Daerah

8.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional.

9.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber


Daya Air.

10.

Undang-undangNomor 28 tahun 2002 tentangBangunanGedung.


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan
dan Pemukiman.

11.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.11

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia :


1.

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber


Daya Air.

2.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

3.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang


Organisasi Pemerintah Daerah.

4.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem


Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490);

6.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang


Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

7.

Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2001 Tentang

Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.


8.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

41 Tahun 1999 Tentang

Pencemaran Udara.
9.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

10.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang


Sungai.

11.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang


Pengaturan Air.

C. Peraturan Presiden Republik Indonesia :


1.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2010-2014

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.12

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

D. Keputusan Presiden Republik Indonesia :


1.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang


Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun
2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan.
E. Peraturan dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup :
1. Peraturan Meneteri Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 tentang Tata
Laksana Pengendalian Pencemaran Air.
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007 tentang Dokumen
Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2006 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
AMDAL
5. KeputusanMenteri Negara LingkunganHidupNomor 142 Tahun 2003 tentang
Pedoman

Mengenai

Syaratdan

Tata

Cara

PerizinansertaPedomanKajianPembuangan Air Limbahke Air atauSumber Air.


6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 114 Tahun 2003 tentang
Penetapan Kelas Air.
7. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun
2003 tentang Baku Mutu air Limbah Domestik.
8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-03/MENLH/1/1998
tentang Baku MutuLimbahCairBagiKawasanIndustri.
9. Keputusan

Menteri

Lingkungan

Hidup

Republik

Indonesia

Nomor

35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.13

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

F. Keputusan Menteri Kesehatan :


1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 Tentang
Strategi STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
2. Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan


Sehat Pakai Air (SPA).
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 288/Menkes/SK/III/2003

Tentang

Penyehatan Sarana dan bangunan umum.


4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876 Tahun 2001 Tentang Pedoman
Teknis ADKL ( Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan )
5. KeputusanMenteriKesehatanNomor

829/Menkes/SK/VII/1999

tentang

Persyaratan Kesehatan Perumahan


6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 472 Tahun 1996 Tentang Pengamanan
bahan berbahaya bagi kesehatan.

G. Keputusan Menteri Kimpraswil :


1. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor: 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman
penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
H. Keputusan Menteri Dalam Negeri :
1. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2000 tentang Pedoman
Pembentukan Kecamatan.

I. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum :


1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63 Tahun 1993 tentang Garis
Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan
Bekas Sungai.
J. Surat Edaran Menteri Dalam Negri :
Nomor 660/4919/SJ Tentang Pedoman Pengelolaan PPSP Daerah.

K. Perda dan Keputusan Gubernur Jawa Timur :


1. Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2010 tentang Sampah Regional
2. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 29 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Permohonan Izin Pembuangan Limbah Cair ke Sumber-Sumber Air di Provinsi
Jawa Timur.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.14

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan


Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur.
4. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 tahun 1999 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Rumah Sakit.

L. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang


1. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor

01 Tahun 2012

tentang

07 Tahun 2012

tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah.


2. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor

Rencana Tata Ruang Wlayah Kabupaten Sampang Tahun 2012-2032


3. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 01 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2008-2013 (
Lembaran Daerah kabupaten Sampng Tahun 2009 Nomor 1 )
4. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
5. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 07 Tahun 2006 tentang
Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Tahun 2005-2025

6. Sensus Penduduk Kabupaten Sampang 2011


7. Kabupaten Sampang Dalam Angka 2008-2012
8. PDRB Kabupaten Sampang 2008-2012
9. Perda APBD Kabupaten Sampang 2008-2012
10. Masterplan Drainase Perkotaan Kabupaten Sampang Tahun 2007
11. Peraturan daerah Kabupaten Sampang Nomer 5 Tahun 2011 Tentang pajak
Restribusi jasa umum Tanggal 1 Juli 2011 Tentang Tarif Restribusi Sampah
12. Peraturan daerah Kabupaten Sampang Nomer 5 Tahun 2011 Tentang tarif
Restribusi penyediaan dan / atau penyedotan kakus mobil tinja
13. Surat Keputusan Bupati Sampang Nomor 188/172/Kep/434.013/2013 Tentang
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Sampang
14. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan
Perumahan.
15. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi
Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur
Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan
Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.15

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

16. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan
Sumur Resapan.
17. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan
Pompa Hidran Dalam Penyediaan Air Bersih.
18. Petunjuk

Teknis

Nomor KDT 361.728

Pet I judul

Petunjuk

Teknis

Pengomposan Sampah Organik Skala Lingkungan.


19. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi
Instalasi Pengolahan Air Sistem Berpindah pindah (Mobile) Kapasitas 0.5
Liter/detik.
20. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis
Pengelolaan Drainase Perkotaan.
21. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul PedomanTeknis Tata Cara
Sistem Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman.
22. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air
Limbah Rumah Tangga Non Kakus.
23. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran
Irigasi.
24. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK
M.Posisi Buku Putih Sanitasi dan Dokumen Lainnya
Buku Putih Sanitasi (BPS) menyediakan data dasar yang essensial mengenai struktur,
situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Sampang. Berikut ini merupakan posisi buku putih
sebagai dokumen acuan dasar penyusunan strategi pembangunan sanitasi Kabupaten atau
SSK.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.16

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Gambar 1.2. Posisi Buku Putih Sanitasi

Sumber : Pengantar penyusunan Buku Putih Sanitasi, tahun 2011

Dari gambar di atas menjelaskan bahwa posisi Buku Putih Sanitasi (BPS) ini
berfungsi sebagai data base sanitasi Kabupaten Sampang yang memuat informasi paling
lengkap, mutahir, aktual serta disepakati oleh seluruh SKPD dan Stakeholder Kabupaten
Sampang. Untuk selanjutnya Buku Putih Sanitasi (BPS) ini akan menjadi dasar pijakan
perencanaan Strategi pembangunan sanitasi Kabupaten Sampang yang dituangkan dalam
dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) sebagai kelanjutan dari rangkaian program
percepatan pembangunan sanitasi di Kabupaten Sampang secara keseluruhan dan
berkelanjutan. Juga sebagai masukan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan atau RPIJM Kabupaten Sampang. Dokumen Buku Putih
Sanitasi (BPS) ini akan dilakukan updating dan review minimal sekali dalam lima tahun
berikutnya.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.17

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1. Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik


2.1.1 Geografis
Kabupaten Sampang terletak pada 113 008 113039 Bujur Timur dan 06 00507013
Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.233,33 Km 2. Batas wilayah Kabupaten Sampang
adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara

Laut Jawa;

Sebelah Timur

Kabupaten Pamekasan;

Sebelah Selatan

Selat Madura;

Sebelah Barat

Kabupaten Bangkalan.

Secara keseluruhan Kabupaten Sampang mempunyai luas wilayah sebanyak 1233,30


Km 2. Sebelum otonomi daerah, Kabupaten Sampang terdiri atas 12 Kecamatan. Namun
sejak

dikeluarkan

Perda

No. 2

tahun

2003

tentang Pembentukan Kecamatan

Pangarengan dan Perda No. 3 tahun 2003 tentang Pembentukan Kecamatan


Karangpenang, Kabupaten Sampang terdiri dari 14 Kecamatan dengan 6 kelurahan (di
Kecamatan Sampang) dan 180 desa. Terdapat satu pulau berpenghuni (14.004 jiwa
dalam 3.638 KK) cukup padat (8.487 jiwa/Km 2 pada tahun 2002) di wilayah selatan, yakni
Pulau Mandangin atau Pulau Kambing. Dari Pelabuhan Tanglok, jarak menuju pulau
seluas 1,650 Km 2 adalah 1,5 jam menggunakan perahu.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.1

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Sampang

Nama DAS
1
2
3
4
5
6

Panjang (Km)

DAS SODUNG
DAS KAMUNING
DAS KLAMPIS
DAS SOMBER LANJANG
DAS SAMPANG
DAS KATI

Debit
(M/Detik)

22,00

895

20,00

5881

14,00

2571

12,00

623

10,00

3332

9,00

895

Sumber : Dinas Pengairan Kab. Sampang

2.1.2 Kondisi fisik


Kondisi Air Tanah
Jenis tanah merupakan unsur penting dalam menentukan tingkat kesesuaian tanah untuk
pengembangan komoditi

pertanian. Meskipun ada pendapat yang mengatakan bahwa

kesuburan dapat dibeli dengan teknologi. Jenis tanah yang berbentuk sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain: bahan induk, batuan induk, curah hujan, bentuk wilayah
dan pengaruh kegiatan manusia. Sifat kimia dan sifat bahan induk sangat mempengaruhi
unsur hara yang tersediadalam tanah, akan mempengaruhi kesuburan dan produksi
tanaman.

Dilihat dari jenis tanah yang ada di Kabupaten Sampang bagian yang terluas adalah tanah
dari jenis Komplek Mediteran Grumosol, Regosol dan Litosol yakni seluas 54.335 Ha. Diikuti
oleh jenis tanah alluvial hidromorf dengan luas sekitar 10.720 Ha. Sementara untuk proporsi
jenis tanah terendah adalah jenis grumosol kelabu yang hanya terdapat di Kecamatan
Sampang dan Kecamatan Camplong, dengan luasan 2.125 Ha.
Kedalaman efektif tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Kedalaman efektif
adalah tebalnya lapisan tanah dari permukaan sampai kelapisan bahan induk atau tebalnya
lapisan tanah yang dapat ditembus perakaran tanaman. Makin dalam lapisan tanah, maka
kualitas tanah makin baik untuk usaha pertanian.

Kedalaman efektif tanah di wilayah Kabupaten Sampang dapat diklasifikasikan dalam 5


(lima) kategori, yaitu : < 30 Cm, 30 - 60 Cm, 60 - 90 Cm, 90 - 120 Cm dan > 120 Cm.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.2

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Kedalaman efektif tanah di Kabupaten Sampang didominasi oleh tanah yang mempunyai
kedalaman efektif tanah > 120 Cm, yakni seluas 74.796 Ha atau 60,65 %. Tanah dengan
kedalaman efektif tanah terendah adalah sebanyak 986 Ha atau sekitar 0,79 % dari seluruh
luas wilayah Kabupaten Sampang yang mencapai 123.330 Ha.

Hidrologi
Kabupaten Sampang memiliki 34 buah Sungai yang mana dibagi menjadi dua, yaitu:

Kabupaten Sampang Selatan terdapat 25 Sungai, yaitu:


Sungai Pangetokan, Sungai Legung, Sungai Kalah, Sungai Tambak Batoh, Sungai
Taddan, Sungai Gunung Maddah, Sungai Sampang, Sungai Kamoning, Sungai
Madungan, Sungai Gelurang, Sungai Gulbung, Sungai Lampenang, Sungai
Cangkreman, Sungai Bakung, Sungai Pangandingan, Sungai Cangkremaan, Sungai
Cangkokan, Sungai Pangarengan, Sungai Kepang, Sungai Klampis, Sungai Dampol,
Sungai Sumber Koneng, Sungai Kati, Sungai Pelut, Sungai Jelgung.

Kabupaten Sampang Utara terdapat 9 Sungai, yaitu :


Sungai Pajagan, Sungai Dempo Abang, Sungai Sumber Bira, Sungai Sewaan,
Sungai Sodung, Sungai Mading, Sungai Rabian, Sungai Brambang dan Sungai
Sumber Lanjang.

Sungai yang terdapat di Kabupaten Sampang sebagian besar merupakan Sungai musiman
yang ada airnya pada musim penghujan. Sungai yang mengalir sepanjang tahun antara lain.

Sungai Klampis dengan Waduk Klampis yang dapat dipergunakan untuk mengairi
sawah di Kecamatan Torjun, Sampang dan Jrengik.

Sungai Marparan dan Disanah bermuara di Kali Blega, sehingga dipengaruhi oleh
pasang surut air laut dan telah banyak dimanfaatkan untuk tambak dan
penggaraman.

Sungai Kemoning bersumber di Kecamatan Robatal dan melewati dan bermuara di


Kota Sampang dipergunakan untuk sandaran perahu/pelabuhan.

Pola aliran Sungai yang terdapat di Kabupaten Sampang yang merupakan sumber air
permukaan mengikuti pola aliran Sungai sejajar teranyam (brainded), berkelok putus
(Anastromik), cakar ayam bersifat tetap, sementara dan berkala. Untuk panjang Sungai yang
ada tersebut berkisar antara 0,7 - 22 Km, dimana untuk Sungai terpanjang adalah Sungai
Sodung dengan panjang 22 Km dan Sungai yang terpendek adalah Sungai Kalah dengan
panjang 0,7 Km.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.3

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Klimatologi
Sebagaimana daerah di Indonesia pada umumnya, Kabupaten Sampang mempunyai iklim
tropis yang ditandai dengan adanya 2 (dua) musim, yaitu musim hujan dan kemarau.
Musim hujan berlangsung mulai dari bulan Oktober s.d. dengan Maret, dan musim
kemarau berlangsung mulai dari butan April s.d. dengan September.

Hujan terjadi sepanjang tahun, dengan frekuensi tertinggi terjadi pada bulan Januari s.d.
April. Pada bulan Mei s.d. September berkurang dan mulai bulan Oktober s.d. Desember
mulai turun hujan dengan frekuensi berangsur-angsur bertambah. Beberapa waktu
terakhir berlangsung gejala hujan yang tidak teratur, yang menjadi sebab utama
merosotnya produksi tembakau.

Curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Robatal dengan rata-rata 146,70 mm dan
terendah di Kecamatan Ketapang, yaitu rata-rata 61,00 mm. Berdasarkan curah hujan
yang terjadi, dapat diketahui bahwa Kabupaten Sampang mempunyai iklim tipe E dan
iklim tipe F, yang ditandai oleh perbandingan antara bulan basah dengan bulan kering
pada kisaran 0,6 - 1,0 untuk iklim tipe E dan 1 - 1,670 untuk iklim tipe F.

Keadaan udara di Kabupaten Sampang umumnya relatif bersih, segar dan sehat. Kondisi
ini disebabkan belum banyak sumber-sumber polusi udara, baik yang berasal dari industri,
kendaraan bermotor, maupun aktivitas pembakaran yang melampaui daya dukung alam.
Suhu udara relatif panas, berkisar antara 28C - 32C.

Topografi
Topografi atau bentang alam merupakan kawasan perencanaan, yang dapat dijelaskan
tanpa melalui pengukuran lapangan, hal ini menyangkut tinggi rendahnya atau datar
tidaknya suatu kawasan. Keadaan topografi dapat digambarkan melalui kelerengan
beberapa wilayah. Lereng adalah gambaran perbedaan ketinggian dari dua tempat yang
berbeda dan dinyatakan dalam suatu persen. Faktor kemiringan tanah merupakan unsur
yang penting dalam merencanakan peruntukan penggunaan tanah, khususnya di bidang
pertanian.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.4

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Kelerengan wilayah Kabupaten Sampang bervariasi antara datar, bergelombang, curam dan
sangat curam dimana klasifikasi kelerengan tanah tersebut
adalah sebagai berikut ini :
Kelerengan 0-2 % meliputi luas 37.785,64 Ha atau 31,40 %
dari luas wilayah keseluruhan kecuali daerah genangan air,
pada wilayah ini sangat baik untuk pertanian tanaman
semusim
.Kelerengan 2-15 % meliputi luas 67.807,14 Ha atau 53,86
% dari luas wilayah keseluruhan, baik sekali untuk usaha
pertanian

dengan

tetap

mempertahankan

usaha

pengawetan tanah dan air. Selain itu pada kemiringan ini


cocok juga untuk konstruksi/ permukiman
Kelerengan 15-25 % dan 25-40 % meliputi luas 15.246,93
Ha atau 12,67 % dari luas wilayah keseluruhan. Daerah
tersebut baik untuk pertanian tanaman keras/tahunan,
karena daerah tersebut mudah terkena erosi dan kapasitas
penahan air yang rendah. Karenanya lahan ini pun tidak
cocok untuk konstruksi.
Kelerengan > 40 % meliputi luas 2.490,03 Ha atau 2,07 % dari luas wilayah keseluruhan.
Daerah ini termasuk kedalam kategori kemiringan yang sangat terjal (curam) dimana lahan
pada kemiringan ini termasuk lahan konservasi karena sangat peka terhadap erosi, biasanya
berbatu diatas permukaannya, memiliki run off yang tinggi serta kapasitas penahan air yang
rendah. Karenanya lahan ini tidak cocok untuk konstruksi.Daerah ini harus merupakan
daerah yang dihutankan agar dapat berfungsi sebagai perlindungan hidrologis serta menjaga
keseimbangan ekosistem dan lingkungan.

Pada daerah tropis, ketinggian wilayah merupakan unsur penting yang menentukan
persediaan fisik tanah. Dengan adanya perbedaan tinggi akan menentukan perbedaan suhu
yang berperan dalam menentukan jenis tanaman yang cocok untuk diusahakan. Disamping
itu ketinggian juga erat hubungannya dengan unsur kemampuan tanah yang lain, misalnya
lereng dan drainase.

Geologi
Berdasarkan geologinya, Kabupaten Sampang terdiri atas 5 macam batuan yaitu, alluvium,
pliosen fasies sedimen, plistosen fasies sedimen, pliosen fasies batu gamping, dan mioses
fasies sedimen. Jenis geologi alluvium dan mioses fasies sedimen banyak digunakan oleh

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.5

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

masyarakat untuk tegalan dan sawah, serta sebagian kecil jenis batuan plistosen fasies
sedimen yang seluruhnya untuk tegalan.

2.1.3 Administratif
Tabel 2.2: Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan, Dan Jumlah Kelurahan Tahun 2012

Nama
Kecamatan

Jumlah Kelurahan /
Desa

Luas Wilayah
Administrasi

Terbangun

Luas (Km2)

(%) thd
total

(Km2)

(%) thd
total

12

71,95

5,83

143,9

5,83

12

44,20

3,58

88,4

3,58

Pangarengan

42,69

3,46

85,4

3,46

Sampang

12

70,01

5,68

140

5,68

Camplong

14

69,93

5,67

139,8

5,67

Omben

20

116,31

9,43

323,6

9,43

Kedungdung

18

123,08

9,98

246,2

9,98

Jrengik

14

65,35

5,30

130,7

5,30

Tambelangan

10

89,97

7,30

179,9

7,30

Banyuates

20

141,23

11,45

282,5

11,45

Robatal

80,54

6,53

161,1

6,53

Karang penang

84,25

6,83

168,5

6,83

Ketapang

14

125,28

10,16

250,6

10,16

Sokobanah

12

108,51

8,80

217

8,80

Total

186

1233,30

100

2557,6

100

Kelurahan

Desa

Sreseh

Torjun

Sumber: Sampang dalam Angka 2012

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.6

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Dari tabel diatas terlihat bahwa Kecamatan terluas adalah Banyuates seluas 141,23 (Km 2)
kemudian disusul Kecamatan Ketapang, Kecamatan Kedundung, Kecamatan Omben,
Kecamatan Sakobanah, Kecamatan Tambelangan, Kecamatan , Kecamatan Karangpenang,
Kecamatan Robatal, Kecamatan Sreseh, Kecamatan Sampang, Kecamatan Camplong,
Kecamatan Jrengik, Kecamatan Torjun, dan Kecamatan yang luas wilayahnya paling sedikit
adalah Kecamatan Pangarengan.

Total luas lahan terbangun pada Kabupaten Sampang diasumsikan dengan melihat luas
wilayah permukiman Kabupaten Sampang

yaitu2557,6 (Km2)atau 2 % dari luas total

wilayah Kabupaten Sampang. Melalui asumsi tersebut digunakan untuk menentukan luasan
lahan terbangun di masing-masing kecamatan.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.7

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Peta 2.1 : Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Sampang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.8

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Peta 2.2: Peta Administrasi KabupatenSampang dan Cakupan Wilayah Kajian

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.9

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

2.2. Demografi
Tabel 2.3 JumlahPenduduk Dan Kepadatannya 5 Tahun Terakhir
Jumlah Penduduk
Tahun

Kecamatan
2007

2008

Sreseh

31.707

32.702

Torjun

36.175

38.275

Pangarengan

Jumlah KK
Tahun

2009

2010

35.286

36.580

36.699

38.357

38.532

33.774

Tingkat Pertumbuhan

2011

2007

Kepadatan Penduduk

Tahun
2011

2007

2008

2009

Tahun

2008

2009

2010

2010

2011

2007

2008

2009

2010

2011

9.402

10.536

10.557

10.984

7.406

-0,10

-0,13

-0.20

-0,23

-0,23

412,38

454,51

490,42

508,4

510

6.640

7.764

9.814

10.256

8.687

1,86

0,33

1,78

1,96

1,96

804,55

865,95

764,12

867,8

872

19.238

20.258

20.259

20.101

20.309

7.805

8.667

8.244

5.492

5.519

0,30

0,32

0,53

0,86

0,86

411,43

474,53

474,56

470,9

476

Sampang

108.256

110.430

116.829

116.901

117.509

18.953

19.189

28.434

32.294

27.760

1,75

1,23

1,38

1,85

1,85

1.445,48

1.577,34

1.668,75

1.669,8

1.678

Camplong

78.637

81.977

72.543

72.464

73.306

9.265

25.481

26.896

26.153

20.892

2,02

1,34

1,13

2,05

2,05

1.091,66

1.172,27

1.037,37

1.036,2

1.046

Omben

75.532

77.077

76.850

76.901

77.296

8.082

20.949

19.964

20.711

17.912

Kedundung

79.213

85.224

75.239

79.524

80.236

8.479

17.351

17.526

19.889

19.378

2,11

Jrengik

35.461

36.569

31.762

33.804

34.036

10.633

10.094

10.668

10.348

7.714

Tambelangan

50.749

52.649

51.988

53.863

53.977

16.100

13.748

14.563

15.349

11.050

Banyuates

70.527

73.427

73.234

73.560

73.484

14.072

19.040

19.541

20.931

Robatal

50.667

52.777

57.358

53.550

53.609

11.481

11.651

14.862

13.127

Karang Penang

60.249

64.149

63.582

63.486

63.559

19.625

18.487

18.429

Ketapang

78.225

81.718

90.973

81.903

81.924

14.040

24.815

Sakobanah

61.196

63.133

64.336

67.159

67.058

13.236

15.076

810.952

870.365

864.013

868.153

871.534

210.691

222.848

Jumlah

1,30

1,14

1,27

1,31

1,31

640,07

662,68

66,07

661,2

665

2,16

2,23

2,24

2,24

696,16

692,42

611,30

646,1

652

0,54

0,34

0,39

0,88

0,88

510,96

559,58

486,03

517,3

521

1,10

1,39

1,34

1,67

1,67

541,27

585,18

577,84

598,7

600

19.763

2,72

2,36

2,37

3,02

3,02

476,53

519,91

518,54

520,9

520

13.137

2,35

2,24

1,16

2,33

2,33

619,51

655,28

712,17

664,9

666

18.180

15.693

1,05

1,35

0,40

1,50

1,50

729,65

761,41

754,68

753,5

754

25.805

25.751

25.030

0,18

2,34

2,30

3,38

3,38

604,02

652,28

726,16

653,8

654

16.260

17.479

16.796

0,10

0,34

0,38

0,50

0,50

498,19

581,81

592,90

618,9

618

241.563

246.944

216.737

1,10

1,67

1,64

1,58

1,58

657,55

705,72

700,57

703,9

707

Sumber :Sampang dalam Angka Tahun 2012

Dari Tabel 2.3 terlihat bahwa kecamatan yang memiliki pertumbuhan penduduk tertinggi adalah kecamatan Ketapang, urutan no 2 adalah
Kecamatan Banyuates dan urutan no 3 adalah Kecamatan Kedundung,sedangkan Kecamatan yang mempunyai kepadatan
tertinggi adalah Kecamatan Sampang , KecamatanCamplong dan KecamatanTorjun.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.10

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 2.4: Jumlah Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
Jumlah Penduduk

Jumlah KK

Tingkat Pertumbuhan

Kepadatan penduduk

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

Kecamatan
2012

2013

2014

2015

2016

2012

2013

2014

2015

2016

2012

2013

2014

2015

2016

2012

2013

2014

-0,18

-0,18

-0,18

-0,18

2015

2016

204.67

227.19

252.18

279.92

310.71

Sreseh

38.714

40.839

43.081

45.446

47.941

10646

11817

13117

14560

16161

-0,18

Torjun

40.647

42.879

45.233

47.716

50.336

9878

12644

16184

20715

26515

1,57

1,57

1,57

1,57

1,57

333.22

426.52

545.94

698.81

894.47

168162

0,57

0,57

0,57

0,57

0,57

313.98

593.43

1121.58

2119.78

4006.39

1,61

1,61

1,61

1,61

1,61

2358.80

4646.84

9154.28

18033.93

35526.85

112369

1,72

1,72

1,72

1,72

1,72

860.51

1394.02

2258.31

3658.46

5926.71

13401

1,27

1,27

1,27

1,27

1,27

569.86

632.54

702.12

779.35

865.08

2,29

2,29

2,29

2,29

374.30

598.88

958.21

1533.13

2453.01

Pangarengan
Sampang
Camplong
Omben

21.424
123.960
77.330
81.540

22.600
130.766
81.576
86.016

23.841
137.945
66.054
90.738

25.150
145.518
90.779
95.720

26.530
153.507
95.763
100.975

13179
35460
16315
8828

24908
69856
26430
9799

47077
137617
42817
10877

88975
271105
69364
12073

534077

Kedundung

84.641

89.288

94.190

99.361

104.816

12896

20634

33014

52822

84515

2,29

Jrengik

35.905

37.876

39.955

42.149

44.463

12877

16225

20444

25759

32457

0,61

0,61

0,61

0,61

0,61

473.28

596.33

751.38

946.73

1192.89

640602

1,43

1,43

1,43

1,43

1,43

522.95

1087.74

2262.49

4705.98

9788.43

100001

2,69

2,69

2,69

2,69

2,69

1706.62

2525.79

3738.17

5532.50

8188.09

123537

2,08

2,08

2,08

2,08

2,08

688.25

1108.09

1784.02

2872.27

4624.36

1,16

1,16

1,16

1,16

1949.24

3995.95

8191.70

16792.98

34425.61

Tambelangan
Banyuates
Robatal

56.940
77.518
56.552

60.066
81.774
59.657

63.364
86.263
62.932

66.843
90.999
66.387

70.512
95.995
70.032

34224
20843
18386

71187
30847
29602

148068
45654
47659

307982
67568
76731

Karang Penang

67.048

70.729

74.612

78.709

83.030

40371

82760

169658

347798

712986

1,16

Ketapang

86.442

91.166

96.171

101.451

107.021

20474

33988

56419

93656

155469

2,37

2,37

2,37

2,37

2,37

841.95

1397.64

2320.09

3851.34

6393.23

83650

0,36

0,36

0,36

0,36

0,36

185.53

267.17

384.72

554.00

797.77

2135728

18,55

18,55

18,55

18,55

18,55

400.79

637.25

1013.23

1611.04

2561.55

Sakobanah
Jumlah

70.739
918.770

74.623
969.845

78.720
1.003.149

83.042
1.079.270

87.601
1.138.522

19454
334162

28014
531318

40341
844796

58091
1343225

Sumber :Sampang dalam Angka Tahun 2012 dan diolah.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.11

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Dalam perencanaan tata ruang, data dan analisa kependudukan merupakan salah satu
faktor yang sangat penting, mengingat penduduk merupakan subyek dan obyek
pembangunan suatu wilayah, maka usaha-usaha untuk penyediaan fasilits dan kebutuhan
pelayanan pada masa mendatang dapat diperkirakan sesuai dengan perhitungan yang telah
ditetapkan. Beberapa hal pokok kependudukan yang akan dibahas meliputi jumlah dan laju
pertumbuhan penduduk.Salah satu masalah sosial yang perlu diperhatikan dalam proses
pembangunan adalah masalah kependudukan yang mencakup antara lain jumlah, komposisi
dan penyebaran penduduk, serta masalah kualitas penduduk sebagai pendukung
pembangunan.

Hasil perhitungan penduduk akhir tahun 2011 menunjukkan bahwa presentase penduduk
terbesar ada di Kabupaten Sampang sebanyak 871.534, terdiri dari penduduk laki-laki
428.250 jiwa dan penduduk perempuan 443.284 jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk
terbanyak adalah Kecamatan Sampang dan Ketapang, sedangkan kecamatan dengan
kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Sampang dan Camplong.

Metode proyeksi penduduk yang digunakan dalam tabel tersebut diatas adalah Metode
Geometrik ( bunga berganda) , dengan formula sebagai berikut :

Pn = Po ( 1 + r )n
Keterangan rumus:
Pn = jumlah penduduk tahun tertentu / akhir
Po = jumlah penduduk tahun awal
r = rata-rata pertumbuhan penduduk
n = selisih tahun
Asumsi : laju pertumbuhan adalah sama untuk tiap tahun, yang artinya pertambahan absolut
tiap tahun semakin besar.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.12

Buku Putih Sanitasi

2.3

TAHUN 2013

Keuangan dan Perekonomian Daerah

2.3.1 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)Kabupaten

Realisasi Pendapatan Asli daerah (PAD) dari hasil pengenaan/pemungutan dari empat jenis
sumber PAD (Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan, dan Lain lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah).

Sejak tahun 2008 realisasi PAD meningkat dibandingkan realisasi tahun sebelumnya,
kecuali pada tahun 2010 yang mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun
2009. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2007 sebesar Rp. 25.280.747.941,59 terjadi
kenaikan realisasi PAD pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 46.97.973.974.6.632,16 atau
meningkat sebesar 87,74%. Untuk tahun 2012 penerimaan PAD ditargetkan sebesar Rp.
52.287.296.725,- atau meningkat sebesar 16,26% dibandungkan dengan tahun 2011 dan
realisasi sampai dengan 31 Agustus 2012 sebesar Rp. 37.579.801.112,48 atau 71,87% dari
target.

Hal

tersebut

menunjukkan

keberhasilan

Pemerintah

Kabupaten

Sampang

dalam

melaksanakan upaya intensifikasi/ekstensifikasi , termasuk pembenahan dalam aspek


sistem pengedalian intern pengelolaan PAD.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.13

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Sampang Tahun 2009 2013
No

Realisasi Anggaran

Tahun
n-4

Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)

a.1

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

a.1.1

Pajak daerah

a.1.2

Retribusi daerah

a.1.3

Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan

a.1.4

Lain-lain pendapatan daerah yang sah

a.2

Dana Perimbangan (Transfer)

a.2.1

Dana bagi hasil

a.2.2

n-3

Rata2
pertumbuhan

n-2

n-1

28.476.318.729

37.026.235.941

36.396.342.481

46.973.974.632

52.287.296.725

17%

3.079.469.026

3.637.540.618

5.055.708.343

6.628.833.413

6.533.324.026

22%

10.151.748.433

17.116.750.711

18.244.618.791

27.927.829.666

32.094.841.000

36%

1.279.769.917

1.987.880.235

3.152.172.678

4.709.039.222

6.686.978.581

51%

13.965.331.353

14.284.064.378

9.943.842.668

7.708.272.331

7.544.040.000

13%

525.155.067.770

574.914.791.817

592.023.897.869

646.247.193.920

20%

49.997.335.770

56.557.716.817

74.790.552.869

78.280.412.920

12%

Dana alokasi umum

422.388.032.000

442.747.075.000

454.853.945.000

499.433.081.000

21%

a.2.3

Dana alokasi khusus

52.769.700.000

75.610.000.000

62.379.400.000

68.533.700.000

16%

a.3

Lain-lain Pendapatan yang Sah

45.504.141.690

66.909.097.085

176.959.101.686

204.054.538.562

4.277.299.693

32%

a.3.1

Hibah

26.162.898.800

107.397.098

9%

a.3.2

Dana darurat

a.3.3

Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota

16.405.586.824

20.530.768.195

26.072.712.686

29.901.326.064

12%

a.3.4

Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus

4.030.054.866

37.582.347.600

101.108.515.400

8%

a.3.5

Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah


lainnya

51.759.405.000

0,47%

Belanja (b1 + b.2)

608.963.319.110

755.623.559.738

814.952.403.945

870.885.401.897

1.702.118.385.829

34%

b.1

Belanja Tidak Langsung

258.814.699.997

356.792.152.752

445.999.956.493

483.393.177.319

3.050.424.684.691

45,01%

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.14

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

241.371.688.946

307.165.482.952

392.808.062.772

431.546.051.245

92,93%

Bunga

b.1.3

Subsidi

b.1.4

Hibah

b.1.5

Bantuan sosial

17.443.011.051

49.626.669.800

53.191.893.721

51.847.126.074

91,12%

b.1.6

Belanja bagi hasil

b.1.7

Bantuan keuangan

39.881.818.007

26.310.616.693

29.420.867.711

31.101.442.685

90,65%

b.1.8

Belanja tidak terduga

b.2

Belanja Langsung

307.374.642.966

367.949.140.042

328.688.914.492

344.293.601.362

85%

b.2.1

Belanja pegawai

241.371.688.946

307.165.482.952

392.808.062.772

431.546.051.245

1.348.306.298.862

b.2.2

Belanja barang dan jasa

b.2.3

Belanja modal

Pembiayaan

b.1.1

Belanja pegawai

b.1.2

345.024.546

66,52%

214.707.632.641

268.925.744.328

257.247.406.342

217.622.101.553

67%

194.685.453.613

190.378.771.291

106.938.482.977

68.865.421.068

45%

146.744.385.052

190.378.771.291

106.938.482.978

68.865.421.068

Surplus/Defisit Anggaran
Sumber : Diapendaloka Kabupaten Sampang tahun 2008 -2012, (diolah)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.15

37%

Buku Putih Sanitasi


2.3.2

TAHUN 2013

Realisasi Belanja Modal Sanitasi SKPD Kabupaten Sampang


Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Sampang Tahun 2009-2013

No

SKPD
n-4

PU-CK

1.a

Investasi

1.b

operasional/pemeliharaan (OM)

BLH

2.a

Tahun
n-2

n-3

n-1

Rata2
pertumbuhan

1.649.787.000

54.490.000

59.935.000

65.932.900

72.526.190

17%

Investasi

152.092.000

234.969.510

346.927.011

512.596.512

563.155.963

40%

2.b

operasional/pemeliharaan (OM)

287.905.000

180.625.000

135.735.000

226.358.000

248.993.800

4%

Kimtaru

3.a

Investasi

3.b

operasional/pemeliharaan (OM)

Dinkes

4.a

Investasi

10.000.000

20.000.000-

20.000.000

10.000.000

47.470.000

4.b

operasional/pemeliharaan (OM)

Bappeda

5.a

Investasi

5.b

operasional/pemeliharaan (OM)

Bapermas

6.a

Investasi

6.b

operasional/pemeliharaan (OM)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.16

Buku Putih Sanitasi


n

SKPD lainnya (sebutkan)

n.a

Investasi

n.b

operasional/pemeliharaan (OM)

Belanja Sanitasi (1+2+3+n)

Pendanaan OM (1b+2b+3b+nb)

11

Belanja Langsung

13

14

114,609,737,375.00

108.528.070,31

4.010.430.000

4.111.150.000

3.450.541.000

2.796.066.0
00

5.053.566.000

0,50

0,63

0,22

0,28

755,623,559,737.63

814.952.403,93

0,66%

0,75%

Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+na)

10

12

TAHUN 2013

Proporsi Belanja Sanitasi Belanja Langsung(8/11)

Proporsi Investasi Sanitasi Total Belanja Sanitasi


(9/8)

870.885.401,89

Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi (10/8)


0,87%

Sumber:Realisasi APBD tahun 2008-2012, diolah

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.17

12%

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Sampang Tahun 2009 - 2013

No

Deskripsi

Total
Belanja
Kabupaten/Kota

Jumlah Penduduk

Tahun

Sanitasi

Rata-rata

n-4

n-3

n-2

n-1

608.963.319.110

755.623.559.738

814.952.403.945

870.885.401.897

1.702.118.385.829

870.365

864.013

868.153

871.534

889303,2

118,89%

106,87%
4.629

5.566

2.232

Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)


Sumber : APBD dan BPS, diolah

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.18

3.291

107,48%

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

2.3.3. Ruang fiskal Kabupaten Sampang Tahun 2008 - 2012


Ruang fiskal Kabupaten Sampang yang merupakan gambaran kemampuan keuangan
Kabupaten Sampang, tergolong rendah berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
Peta Kapasitas Fiskal Daerah. Adapun Indeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal Daerah
(IRFD) Kabupaten Sampang pada Tahun 2008 adalah 0,1311, pada tahun 2009 adalah
0,1371, pada tahun 2010 adalah 0,1366, sedangkan tahun 2011 adalah 0,1898 dan pada
tahun 2012 adalah 0,0723. Data mengenai ruang fiskal Kabupaten Sampang Tahun 2008
2012.

2.2.4.Perekonomian umum Kabupaten Sampang Tahun 2008 - 2012


PDRB Kabupaten Sampang
PDRB merupakan salah satu indikator makro yang dapat digunakan sebagai parameter
prestasi ekonomi suatu wilayah. Disamping itu PDRB juga dapat pula menggambarkan
kemampuan suatu wilayah dalam mengelola sumber daya alam serta faktor produksinya.
Kemampuan ini tercermin pada besaran nilai tambah bruto, pada tiap-tiap sektornya.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihasilkan oleh Kabupaten Sampang atas
dasar harga berlaku tahun 2011 terus mengalami kenaikan, yaitu sebesar 5.053.983,7 juta
rupiah

(2007)

5.631.966,7

juta

rupiah

(2008)

6.123.374,9

juta

rupiah

(2009),

6.562.555,4juta rupiah (2010), 7.313.423,3juta rupiah (2011)dan 7.623.397,6 juta rupiah


(2012). Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan sejak tahun 2007 sampai tahun 2012
berturut-turut ditunjukan oleh nilai sebesar 3.027.886,8 juta rupiah, 3.117.814,7 juta rupiah,
3.212.591,5 juta rupiah, 3.335.096,6 juta rupiah, juta rupiah dan 3.501.921,1 juta rupiah.

Untuk selanjutnya kenaikan PDRB atas dasar harga konstan ini, dikenal dengan istilah laju
pertumbuhan ekonomi, karena menunjukan kenaikan rill PDRB (sudah hilang dari
pengaruh perubahan harga). Terjadi perubahan yang sedikit menurun pada 4 sektor, yaitu
sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor Listrik , Gas dan Air Bersih dan
Bangunan Peranan sektor pertanian yang mula-mula 53,31 persen pada tahun 2007
bergeser menjadi 50,07 persen pada tahun 2012, namun secara global masih terjadi
keseimbangan. Dari 5 (lima) sub-sektor pendukung sektor pertanian, sub sektor pertanian
yang mempunyai peranan terbesar, yaitu 25,92 persen.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.19

Buku Putih Sanitasi


Ini

berarti

sub

sektor

pertanian

mempunyai

pengaruh

TAHUN 2013

besar

dalam

mengangkat/mendorong laju pertumbuhan serta inflasi sektor ini. Artinya dengan


perubahan sedikit saja pada sub sektor ini, akan dapat terlihat perubahan dalam pada laju
pertumbuhan ataupun besaran inflasi sektor pertanian.Tembakau yang merupakan
komoditi perkebunan andalan justru mempunyai sumbangan yang kecil terhadap sektor
pertanian secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh masa panen perkebunan pada
umumnya hanya satu kali, berbeda dengan tanaman bahan makanan yang bisa lebih dari
satu kali. Hal ini terjadi juga pada sub sektor kehutanan.

Walaupun garam merupakan komoditas andalan di wilayah Kabupaten Sampang, namun


sumbangannya tidak begitu besar terhadap sektor pertambangan dan penggalian. Ini
terjadi karena pengusahaan garam hanya dapat dilakukan pada daerah pesisir laut.
Tercatat hanya 5 kecamatan yang dapat mengusahakan, yaitu kecamatan Sreseh, Jrengik,
Sampang Camplong dan Pangarengan. Sektor listrik, gas dan air bersih yang seharusnya
terus diusahakan peningkatannya, justru terjadi angka yang stagnan, yaitu terpaku pada
besaran sekitar 1,09 persen. Hanya listrik, gas dan air bersih yang tampak sumbangannya
ke sektor keseluruhan.Sektor listrik, gas dan air bersih yang ada di Kabupaten Sampang
sangat berpeluang untuk terus menambah besaran peranan ekonominya. Kesempatan
untuk selalu meningkatkan nilai tambahnya cukup besar, mengingat masih banyak desadesa yang harus ditambah jaringan listrik, apalagi sektor ini nampaknya nyaris tidak
tersentuh oleh gelombang krisis, yang dampaknya masih terasa sampai saat ini.

Perkembangan besaran PDRB atas dasar harga berlaku tidak bisa mencerm inkan
pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya. Dalam perkembangan harga berlaku,
pengaruh inflasi sangat besar sehingga tidak memungkinkan melakukan perhitungan
pertumbuhan ekonomi menggunakan data PDRB atas dasar harga berlaku. Untuk itu,
PDRB atas dasar harga konstan lebih tepat digunakan untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi.
Gambaran makro tentang peta perekonomian daerah yang menyangkut PDRB,
pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun terakhir terpapar dalam
tabel 2.8 berikut:

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.20

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten SampangTahun 2009 2013

No

Deskripsi

PDRB harga konstan (struktur perekonomian)


(Rp.)

Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.)

Pertumbuhan Ekonomi (%)

Tahun
n-4

n-3

n-2

2.464.748,37

2.709.437,94

3.075.944,66

3.117.814,7

3.212.591,5

3.335.096,6

4,58

4,64

5,34

Sumber Sumber:- Data Tahun 2012: BPS Kabupaten Sampang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.21

n-1

3.468.173,14
3.501.921
6,04

3.852.718,48
3.606.978,6
6,34

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

2.4. Tata Ruang Wilayah


2.4.1. Kebijakan Penataan Ruang
Dari

tujuanpenataanruangKabupatenSampang

yang

sudah

diuraikan

diatas,

makakebijakanumumpenataanruangnyaantara lain:
1.

pengembangan agropolitan, industri, dan pariwisata;

2.

pemantapan

struktur

pusat

pelayanan

perkotaan

dan

pedesaan

serta

pengendalian perkembangan kawasan perkotaan;


3.

pengembangan kelengkapan sistem sarana dan prasarana wilayah;

4.

pemantapan,

pelestarian,

dan

perlindungan

kawasan

lindung

secara

berkelanjutan berbasis kearifan lokal;


5.

pengembangan kawasan budidaya secara bersinergis dengan agropolitan, industri


berbasis pertanian, dan pariwisata;

6.

pengembangan wilayah pesisir dan pulau kecil di Kabupaten secara berkelanjutan;

7.

peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara.

Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan kebijakan yang disusun untuk meraih tujuan


penataan ruang wilayah Kabupaten Sampang yang merupakan kebijakan tentang struktur
ruang, pola ruang dan kawasan strategis. Dari kebijakan-kebijakan tersebut maka akan
dirumuskan strategi-strategi sebagai panduan dalam operasionalisasinya.

Kebijakan dan strategi dari penataan ruang wilayah Kabupaten Sampang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Kebijakan Pengembanagan Agropolitan, Industri, Dan Pariwisata Dengan
Strategi Meliputi :
a.

mengembangkan kawasan perdesaan sesuai potensi kawasan;

b.

mengembangkan sistem agropolitan di kawasan perdesaan;

c.

mengembangkan sarana dan prasarana pada wilayah perkotaan;

d.

mengembangkan sarana dan prasarana pendukung agropolitan, industri, dan


pariwisata; dan

e.

mengembangkan sumberdaya manusia pada kawasan agropolitan

2. Kebijakan
Pemantapanstrukturpusatpelayananperkotaandanpedesaansertapengendalianp
erkembangankawasanperkotaandenganstrategimeliputi:
a.

mengarahkan

struktur

perkotaan

secara

berhirarki

dan

mengendalikan

perkembangan kawasan perkotaan;

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.22

Buku Putih Sanitasi


b.

TAHUN 2013

mendistribusikan pemanfaatan ruang terbangun pada kawasan perkotaan secara


merata;

c.

meningkatkan interaksi desa-kota dalam meningkatkan efisiensi pengembangan


agropolitan; dan

d.

Mengembangkan kawasan perdesaan potensial secara ekonomi melalui desa


pusat pertumbuhan.

3. Kebijakan
Pengembangankelengkapansystemsaranadanprasaranawilayahdenganstrategi
meliputi:
a. mengembangkan sistem transportasi secara intermoda sampai ke pusat produksi
pertanian, industri, dan pelayanan pariwisata;
b. meningkatkan kualitas pelayanan jaringan energi dan listrik;
c. mendayagunakan sumber daya air dan pemeliharaan jaringan air baku dan
sarana dan prasarana pengairan kawasan pertanian;
d. meningkatkan jumlah, mutu, dan jangkauan pelayanan komunikasi pada
kawasan agropolitan, pariwisata, dan industri; dan
e. mengoptimalkan tingkat penanganan dan pemanfaatan persampahan.
4. Kebijakan Pemantapan, pelestarian, dan perlindungan kawasan lindung secara
berkelanjutan berbasis kearifan local dengan strategi meliputi:
a. meningkatkan kualitas kawasan yang memberi perlindungan di bawahnya berupa
kawasan resapan air;
b. memantapkan dan meningkatkan konservasi alam, rehabilitasi ekosistem serta
mengendalikan pencemaran, dan perusakan lingkungan hidup;
c. memantapkan fungsi dan nilai manfaatnya pada kawasan cagar budaya;
d. mengendalikan kawasan rawan bencana alam;
e. memantapkan wilayah kawasan lindung geologi dan pemantapan pengelolaan
kawasan secara partisipatif; dan
f. memantapkan kawasan terumbu karang.
5. Kebijakan Pengembangan kawasan budidaya secara bersinergis dengan
agropolitan, industry berbasis pertanian, dan pariwisata dengan strategi
meliputi:
a. mengembangkan kawasan hutan produksi;
b. mengembangkan kawasan hutan rakyat;
c. mengendalikan lahan pertanian berkelanjutan dan meningkatkan pangan
nasional;

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.23

Buku Putih Sanitasi


d. mengembangkan

komoditas

unggul

perkebunan,

tanaman

TAHUN 2013

pangan

dan

hortikultura;
e. meningkatkan produk dan nilai tambah perikanan budidaya;
f. mengembangkan kawasan pertambangan berbasis pada teknologi ramah
lingkungan;
g. mengembangkan industri ramah lingkungan;
h. meningkatkan peran serta masyarakat pada pengembangan pariwisata dengan
tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan pelestarian kearifan lokal;
i. meningkatkan kawasan permukiman perkotaan dengan permukiman perdesaan
secara sinergis; dan
j. menetapkan dan mengembangkan kawasan peternakan.
6. Kebijakan Pengembangan wilayah pesisir dan pulau kecil di Kabupaten secara
berkelanjutan dengan strategi meliputi:
a. merencanakan zonasi kawasan pesisir Kabupaten;
b. memantapkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat dalam
mengembangkan dan memelihara ekosistem pesisir;
c. meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung pada pemanfaatan bakau dan
terumbu karang; dan
d. mengendalikan kawasan hutan mangrove di wilayah pesisir selatan.
7. Peningkatan fungsi kawasan

pertahanan dan keamanan Negara dengan

strategi meliputi:
a. mendukung penetapan kawasan dengan fungsi pertahanan dan keamanan;
b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif didalam dan disekitar
kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun
disekitar kawasan pertahanan dan keamanan dengan kawasan budidaya
terbangun; dan
d. menjaga dan memelihara aset pertahanan dan keamanan.
Penataan Ruang di Kabupaten Sampang diwujudkan dalam bentuk RTRW (Rencana Tata
Ruang Wilayah) yang kemudian dijabarkan dalam RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan).Sampai dengan tahun 2008 telah dua kecamatan yang memiliki RDTRK.
2.4.2. Struktur Ruang
Sesuai dengan konsep dan strategi penataan ruang, maka sistem perwilayahan di
Kabupaten Sampang dibagi menjadi 1 (satu) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan 2 (dua) Pusat

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.24

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Kegiatan Lokal Promosi (PKLp). Masing-masing pusat kegiatan akan memiliki fungsi dan
peran sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Wilayah Perkotaan Sampang (PKL) yang meliputi Kecamatan Sampang, Camplong,
Sreseh, Torjun, Jrengik dan Pengarengan.Dengan Kota Sampang sebagai pusatnya.
Fungsi Kegiatan :

Perdagangan skala regional dan lokal

Pertanian

Pariwisata

Perikanan

Industri

Jasa transportasi angkutan darat dan laut

Jasa pemerintahan umum skala regional

Arahan Pengembangan:

Wilayah Pengembangan ini berperan sebagai pusat pertumbuhan skala regional


dengan skala pelayanan Kabupaten Sampang terutama pada sektor Perdagangan,
Jasa pemerintahan dan kegiatan transportasi darat.

Pengembangan

kawasan

perkotaan

dikonsentrasikan

pada

wilayah

Ibukota

Kabupaten Sampangdengan arah pengembangan kegiatan diarahkan ke sebelah


utara, barat dan timur keluar dari wlayah pusat kota untuk pemerataan
pembangunan.

Pengembangan infrastruktur untuk mendukung fungsi Wilayah Pengembangan yang


akan menjadi kutub pertumbuhan untuk mendukung wilayah tengah Kabupaten
Sampang. Infrastruktur yang direncanakan diantaranya pelabuhan dan TPI yang
direncanakan berada di Kecamatan Camplong, terminal tipe B di Kecamatan Torjun,
dan pembangunan stadion olah raga di Kecamatan Sampang.

Pengembangan koridor kawasan perbatasan Sampang Bangkalan yang tentunya


membutuhkan pengelolaan kegiatan koordinatif dengan Pemerintah Kabupaten
Bangkalan khususnya dalam pengentasan backward region (kawasan Tertinggal)
yang terdapat di beberapa lokasi di wilayah Kecamatan Jrengik, Sreseh dan Torjun
terutama dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih dan sarana utilitas lainya

Pengembangan koridor jalan arteri primer yang menjadi akses utama antar
kabupaten di Pulau Madura dalam tujuan mengoptimalkan fungsinya sebagai sarana
kegiatan ekonomi antara wilayah di pulau ini

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.25

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Wilayah Perkotaan Ketapang (PKLp) yang meliputi Kecamatan Ketapang, Banyuates dan
Sokobanah.Dengan perkotaan Ketapang sebagai pusat pertumbuhan.
Fungsi Kegiatan :

Industri dan pergudangan skala regional

Perdagangan skala regional dan lokal

Agroindustri

Perkebunan dan holtikultura

Perikanan

pariwisata

Jasa transportasi darat

Arahan Pengembangan:

Wilayah Pengembangan Utara memiliki peran strategis karena terletak pada


pengembangan jaringan jalan lintas utara Madura dan terletak pada pengembangan
pelabuhan peti kemas di wilayah Bangkalan yang memiliki skala hingga internasional.

Pengembangan

kawasan

agropolitan

dengan

dengan

mengembangkan

keterhubungan antara lokasi produksi dan lokasi pemasaran pada kawasan


perkotaan dan pedesaan di Kecamatan Ketapang, Banyuates dan Sokobanah.
Prioritas pengembangan sektor pertanian di kawasan ini disesuaikan dengan
perencanaan masterplan kawasan agropolitan termasuk pengembangan struktur
wilayah dan prioritas pengembangan komoditi eksotis unggulan. Direncanakan untuk
pembangunan terminal agribisnis berada di Kecamatan Ketapang.

Pengembangan koridor jalan arteri primer yang menjadi akses utama antar
kabupaten di Pulau Madura dalam tujuan mengoptimalkan fungsinya sebagai sarana
kegiatan ekonomi antara wilayah di pulau ini.

Optimalisasi sumber daya air berupa adanya waduk nipah di Kecamatan Banyuates
yang menjadi sumber utama bagi kegiatan agraris di wilayah cluster ini dan
mendukung produksi untuk agropolitan.

Wilayah Perkotaan Kedungdung (PKLp) yang meliputi Kecamatan Kedungdung,


Tambelangan, OmbenRobatal dan Karang Penang.Dengan IKK Kedungdung sebagai pusat
pertumbuhan.
Fungsi Kegiatan :

Perdagangan skala lokal

Industri kecil

Peternakan

Kehutanan dan konservasi

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.26

Buku Putih Sanitasi

Pertanian

Perkebunan dan holtikultura

Pertambangan dan migas

TAHUN 2013

Arahan Pengembangan WP Tengah:

Wilayah Pengembangan ini memiliki peran sebagai penghasil komoditi perkebunan


dan holtikultura dengan komoditi yang akan dikembangkan diantaranya kedelai,
tembakau dan sorgum. Selain itu juga direncanakan sebagai kawasan peternakan
dan industri serta konservasi.

Pengembangan linkage system kota dengan berbasis pada konsep interaksi kota
yang menghubungkan antara wilayah ini dengan wilayah Kecamatan Sampang

Untuk mendukung keterkaitan tersebut dibutuhkan pengembangan akses jaringan


jalan yang menghubungkan antar kecamatan di cluster ini dan antara cluater ini
dengan Kecamatan Sampang, Kecamatan Kedungdung dan dengan Kecamatan
Robatal.

Cluster Tengah Barat memiliki peranan sebagai wilayah pengembangan pada bagian
tengah sebelah barat Kabupaten Sampang dengan pusat pada IKK Kedungdung.

Pengembangan perkotaan Kedungdung sebagai sentra kegiatan utama di kawasan


ini sebagai titik aglomerasi kegiatan agraris dari wilayah satelitnya

Pengembangan koridor kawasan kolektor primer Sampang-Ketapang dalam tujuan


untuk mengoptimalkan fungsinya sebagai saraa kegiatan ekonomi di wilayah tengah
Kabupaten Sampang

Optimalisasi sumber daya di wilayah Daerah Aliran Sungai ( DAS ) Kemuning dan
Waduk Klampis yang menjadi sumber utama bagi kegiatan agraris di cluster ini

Pengembangan linkage system kota dengan berbasis pada konsep interaksi kota
yang menghubungkan interaksi kota primat di Kota Kedungdung dengan wilayah
satelitnya

Sistem pusat pedesaan membentuk pusat pelayanan desa secara berhirarki untuk
mempercepat efek pertumbuhan. Sistem pusat permukiman pedesaan membentuk, sebagai
berikut :

pembentukan PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan);

kegiatan yang diarahkan

Pusat pelayanan desa tersebut secara berjenjang memiliki hubungan dengan pusat
kecamatan sebagai kawasan perkotaan terdekat atau berhubungan langsung dengan
PKL/PKLp/PPK. Pusat pelayanan antar desa direncanakan berada di PPL. Sedangkan pusat

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.27

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

pelayanan setiap desa adalah pusat permukiman di masing masing di setiap desa atau
disebut pusat desa.
Karakter desa yang berpotensi menjadi PPL antara lain :

Desa-desa yang dikembangkan mempunyai jaringan dengan perkotaan yang baik.

Desa-desa

di

sepanjang

jaringan

jalan

regional

atau

yang

mempunyai

akses/keterhubungan dengan jaringan jalan regional.

Memiliki intensitas kegiatan ekonomi non-pertanian cukup beragam

Sebagai pusat pelayanan kegiatan budidaya, baik dalam wilayahnya maupun wilayah
sekitarnya, pusat permukiman perdesaan mempunyai fungsi:
Ekonomi, yaitu sebagai pusat produksi dan pengolahan barang
Jasa perekonomian, yaitu sebagai pusat pelayanan kegiatan keuangan/ bank,
dan/atau sebagai pusat koleksi dan distribusi barang, dan/atau sebagai pusat simpul
transportasi, pemerintahan, yakni sebagai pusat jasa pelayanan pemerintah
Jasa sosial, yaitu sebagai pusat pemerintahan, pusat pelayanan pendidikan,
kesehatan, kesenian, dan/atau budaya.

Perkembangan kegiatan budidaya tersebut diatas memiliki skala kegiatan yang lebih kecil
dan terbatas, dibandingkan kawasan perkotaan. Dari hasil analisa dan FGD di daerah, maka
PPL di Kabupaten Sampang, meliputi:

Desa Bundah Kecamatan Sreseh;

Desa Kodak Kecamatan Torjun;

Desa Gulbung Kecamatan Pengarengan;

Desa Jrangoan Kecamatan Omben;

Desa Ombul Kecamatan Kedungdung;

Desa Bancelok Kecamatan Jrengik;

Desa Batosarang Kecamatan Tambelangan;

Desa Montor Kecamatan Banyuates;

Desa Lepelle Kecamatan Robatal;

Desa Tlambah Kecamatan Karangpenang;

Desa Paopale Laok Kecamatan Ketapang; dan

Desa Tobai Timur Kecamatan Sokobanah

Penetapan kawasan perkotaan dan penetapan kawasan perdesaan di Kabupaten Sampang


disini dilihat dari kondisi, kelengkapan fasilitas dan karakteristik kegiatan yang terdapat pada
setiap

kecamatan

sehingga

dapat

ditetapkan

kawasan

perdesaan

dan

kawasan

perdesaannya. Identifikasi kawasan perkotaan dan perdesaan tersebut dimaksudkan untuk

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.28

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

mengetahui dan menentukan jenis kegiatan yang akan ditentukan sehingga sesuai dengan
peruntukkan tanah dan ruangnya. Kriteria penetapan batas kota di wilayah Kabupaten
Sampang ditetapkan atas dasar status kawasan sebagai kawasan perkotaan ibu kota
kecamatan; khusus untuk Perkotaaan Sampang wilayahnya meliputi seluruh administratif
kecamatan dengan status sebagai ibukota Kabupaten Sampang.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.29

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Peta 2.4: Rencana pusat layanan Kabupaten Sampang

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Peta 2.5: Rencana pola ruang Kabupaten Sampang

Buku Putih Sanitasi


2.5.

TAHUN 2013

Sosial dan Budaya

Aspek sosial dan budaya berasal dari nilai-nilai tradisi yang diwariskan oleh leluhur dan nilainilai keagamaan.Nilai-nilai filosofi Madura tetap dimiliki dan diyakini oleh masyarakat
Sampang dalam kehidupan keseharian yang berpadu dengan nilai keislaman yang
merupakan aspek dan budaya yang menjadi perhatian penting bagi penyusunan RPJMD ini.

Pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar di segala tingkat baik formal maupun informal.
Dalam publikasi Sampang Dalam Angka, kegiatan pendidikan yang dicakup adalah kegiatan
pendidikan formal baik dibawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan di luar
Departemen

tersebut, yaitu

dibawah

Departemen Agama, Departemen Pertanian,

Departemen Kesehatan, dan Departemen yang lainnya. Kegiatan pendidikan meliputi


banyaknya sekolah, murid, dan guru dirinci menurut jenjang/tingkat yaitu SD, SMP, SMU,
dan Sekolah Kejuruan

Jumlah fasilitas pendidikan di setiap kecamatan di Kabupaten Sampang dapat dilihat pada
lampiran tabel 2.8 Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Sampang Tahun
2009/2010 sebagai berikut.
Tabel 2.9. Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Sampang
NO
.

FASILITAS PENDIDIKAN
KECAMATAN

TK

SD

MI

SMP

MTs

SMA/
SMK

MA

Sreseh

26

17

Torjun

14

31

13

Pangarengan

11

18

Sampang

38

69

15

13

10

Camplong

22

46

12

14

10

Omben

48

44

18

11

Kedundung

46

61

16

Jrengik

40

12

Tambelangan

10

34

21

10

Banyuates

52

39

13

11

11

Robatal

25

47

12

12

Karang Penang

22

77

18

13

Ketapang

48

62

16

14

Sakobanah

49

47

10

JUMLAH

154

554

468

54

155

12

77

Sumber : Sampang Dalam Angka 2012

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.32

Buku Putih Sanitasi


2.5.2

TAHUN 2013

Rumah Tangga Miskin

Dalam Pendataan Program Perlindungan Sosial 2011 (PPLS-08), untuk mengetahui


intensitas kemiskinan dari Rumah Tangga Sasaran (RTS), rumah tangga miskin dibedakan
dalam 3 kategori, yaitu Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), Rumah Tangga Miskin
(RTM), dan Rumah Tangga Hampir Miskin (RTHM).. Data kemiskinan di setiap kecamatan di
Kabupaten Sampang dapat dilihat pada lampiran tabel 2.9 Jumlah Rumah Tangga Miskin
per Kecamatan Tahun 2011.

Tabel 2.10. Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan Tahun 2011


RUMAH TANGGA
NO

KECAMATAN

SANGAT
MISKIN

MISKIN

HAMPIR
MISKIN

JUMLAH

SRESEH

4,037

3,885

5,311

13.233

TORJUN

6,715

5,421

8,068

20.204

PANGARENGAN

2,670

2,617

3,784

9.071

SAMPANG

8,833

8,750

13,333

30.916

CAMPLONG

10,991

10,084

14,500

35.908

OMBEN

15,829

11,497

14,420

41.826

KEDUNDUNG

26,092

17,001

17,091

60.184

JRENGIK

5,303

5,962

8,366

19.631

TAMBELANGAN

10,857

7,444

8,379

26.680

9,469

7,267

10,582

27.318

10

BANYUATES

11

ROBATAL

12,731

8,974

9,710

31.415

12

KARANG PENANG

17,849

12,623

12,256

42.728

13

KETAPANG

5,676

6,668

11,479

23.823

14

SAKOBANAH

4,596

4,254

6,826

15.676

141.648

112.447

144.105

398.200

JUMLAH

Sumber : PPLS Kabupaten 2012 ,Kab Sampang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.33

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

2.5.3. Jumlah Rumah Tangga


Data Jumlah Rumah Tangga di setiap kecamatan di Kabupaten Sampang Tahun 2011 dapat
dilihat pada lampiran tabel 2.10 Jumlah rumah/KK per Kecamatan Tahun 2011.

Tabel 2.10. Jumlah rumah/KK per Kecamatan Tahun 2011

NO

KECAMATAN

Penduduk

JUMLAH
RUMAH
TANGGA

Lakilaki

Perempuan

Total

SRESEH

7.406

13.429

15.184

28.613

TORJUN

8.687

17.877

18.405

36.282

PANGARENGAN

5.519

10.364

10.756

21.120

SAMPANG

27.760

57.378

57.605

114.983

CAMPLONG

20.892

42.570

43.810

86.380

OMBEN

17.912

37.227

39.377

77.204

KEDUNDUNG

19.378

42.121

44.501

86.622

JRENGIK

7.714

15.472

16.185

31.657

TAMBELANGAN

11.050

23.914

24.481

48.395

10

BANYUATES

19.763

35.840

38.442

74.282

11

ROBATAL

13.137

26.349

26.702

53.051

12

KARANGPENANG

15.693

32.764

33.875

66.639

13

KETAPANG

25.030

42.732

45.520

88.252

14

SAKOBANAH

16.796

29.859

34.433

64.292

216.737

427.896

449.876

877.772

JUMLAH

Sumber : Sampang Dalam Angka 2012

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.34

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 2.11: Jumlah Rumah per Kecamatan Tahun 2011

No

Jumlah Rumah

Nama Kecamatan

SRESEH

9033

TORJUN

6189

PANGARENGAN

3903

SAMPANG

21.745

CAMPLONG

14.725

OMBEN

13.555

KEDUNDUNG

14.816

JRENGIK

5937

TAMBELANGAN

8138

10

BANYUATES

11

ROBATAL

12

KARANG PENANG

14.465

13

KETAPANG

19.746

14

SAKOBANAH

15.132

17.716
9031

JUMLAH

174,131

Sumber :Sampang dalam Angka Tahun 2012

Dari Tabel 2.11 terlihat bahwa jumlah rumah terbanyak berada di Kecamatan Sampang yaitu
sebanyak

21.745 rumah, Kecamatan Ketapang sebanyak 19.746 rumah, Kecamatan

Banyuates sebanyak 17.716 rumah, Kecamatan Sakobanah sebanyak 15.132 rumah,


Kecamatan Kedundung 14.816 rumah, Kecamatan Camplong sebanyak 14.725 rumah,
Kecamatan Karang Penang sebanyak 14.465 rumah, Kecamatan Omben sebanyak 13.555
rumah, Kecamatan Sreseh sebanyak 9033 rumah, Kecamatan Robatal sebanyak
9031rumah, Kecamatan Torjun sebanyak 6189 rumah, Kecamatan Jrengik sebanyak 5937
rumah ,Kecamatan Pangarengan sebanyak 3903 rumah.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.35

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

2.6. Kelembagaan dan Pemerintah daerah


Secara administratif Kabupaten Sampang terdiri dari empat belas kecamatan dan 186
desa/kelurahan, dengan rincian 6 kelurahan dan 180 desa.

Kabupaten Sampang dipimpin oleh Bupati dan Wakil Bupati, dengan organisasi
pemerintahan terdiri dari seorang Sekretaris Daerah, 3 (tiga) orang Asisten, 8 (delapan)
orang Kepala Bagian (Kabag), 14 (empat belas) Kepala Dinas, 7 (tujuh) Kepala Badan, 7
(tujuh) Kepala Kantor dan 14 (empat belas) camat.

Untuk mengontrol jalannya pemerintahan, di Kabupaten Sampang telah terbentuk anggota


Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) hasil pemilu 2009 yang dimenangkan oleh Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) dan disusul oleh Partai Pembangunan Nasional (PPP).
Anggota DPRD yang terbentuk terdiri dari 14 (Empat Belas) partai pemenang pemiluyang
terbagi atas 4 (empat) komisi dan 7 (Tujuh) fraksi.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.36

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah

LEMBAGA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMPANG


SESUAI DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2007

DPRD

BUPATI
WAKIL BUPATI

SEKRETARIAT DAERAH
STAF AHLI :
1. Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik
2. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan
3. Staf Ahli Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan & SDM

Asisten Pemerintahan dan


Kesejahtraan Rakyat

1. Bagian Pemerintahan
2. Bagian Hukum
3. Bagian Humas

Asisten Perkonomian da
Pembangunan

1. Bagian Pembagunan
2. Bagian Perekonomian

4. Bagian Kesejahteraan Rakyat

Badan Perencanaan Pembagunan Daerah *)

SEKRETARIAT
DPRD

1. Bagian Umum
2. Bagian Persidangan dan
Perundang-Undangan
3. Bagian Keuangan

DINAS DAERAH :
1. Dinas Pendidikan
2. Dinas Kesehatan
3. Dinas Pertanian
4. Dinas Peternakan
5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
6. Dinas Bina Marga dan Pengairan
7. Dinas Cipta Karya
8. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
9. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
10. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
11. Dinas Sosial
12. Dinas Kelautan dan Perikanan
13. Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda & Olah Raga

I n s p e k t o r a t*)

Kecamatan

LEMBAGA TEKNIS DAERAH :


1. Badan Kepegawaian Daerah
2. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
3. Badan Pemberdayaan Masyarakat da
4. Badan Ketahanan Pangan dan Pelak
5. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
6. Kantor Perpustakaan Umum dan Ars
7. Badan Lingkungan Hidup
8. Kantor Keluarga Berencana
----------- Rumah Sakit Umum Daerah Kab.sam
Satuan Polisi Pamong Praja *)
Badan Penanggulangan Bencanan D

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Gambar 2.1. SKPD Yang Menangani Sanitasi Kabupaten Sampang

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN SAMPANG

BUPATI

BAPPEDA

Bidang perencanaan Fisik dan

BADAN

DINAS PEKERJAAN

PEMBERDAYAAN

UMUM

MASYARAKAT

CIKARTARNG

Bidang Cipta

Prasarana

Karya dan Tata

Bidang Pemerintahan,

Ruang

DINAS KESEHATAN

Bidang P2PL

kependudukan, Tenaga Kerja dan


Pemberdayaan Masyarakat

DINAS
BADAN LINGKUNGAN HIDUP

PERHUBUNGAN,

PDAM

KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA

Bidang Pelestarian Sumber Daya


Alam

Bidang Teknik
PDAM

DISPENDALOKA

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

BAB III
PROFIL SANITASI WILAYAH

Kondisi pengelolaan sanitasi di Kabupaten Sampang pada dasarnya dapat ditinjau


dari 4 (empat) pepilar yaitu (i) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); (ii)
Ketersediaan Fasilitas Sanitasi; (iii) Kapasitas Manajemen Pengelolaan Sanitasi;
dan (iv) Peraturan dan Kebijakan Pengelolaan Sanitasi. Masing-masing pilar perlu
dikaji secara cermat untuk dapat melihat kondisi pengelolaan sanitasi secara
terpadu sehingga kebijakan, perencanaan, implementasi, dan monitoring dan
evaluasi pelaksanan pembangunan sanitasi di kabupaten Sampang dapat wujudkan
secara terukur dan sesuai dengan target yang diharapkan.

Tanpa adanya PHBS, maka berbagai kegiatan penyediaan infrastruktur sanitasi


tidak berkelanjutan baik dari segi pemanfaatanntan maupun operasional dan
pemeliharaannya.Kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta promosi
higiene di Kabupaten Sampang dibagi pada dua tingkatan, yaitu di tingkat
masyarakat (rumah tangga) dan tingkat sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat ini
merupakan dasar atau modal utama dalam pengelolaan sanitasi di Kabupaten
Sampang.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.1

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.1. Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Sampang Tahun 2009 2013
No
1

Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 +


1.4 )

1.1

Air Limbah Domestik

1.2

Sampah rumah tangga

1.3

Drainase lingkungan

1.4

Prohisan

Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 +


2.3 )

2.1

DAK Sanitasi

2.2

DAK Lingkungan Hidup

2.3

DAK Perumahan dan Permukiman

Belanja Sanitasi (Rp.)

Uraian
2009

2010

2011

2012

2013

7,722,468,650

5,545,645,950

5,903,633,700

5,993,708,100

6,564,783,250

2,831,876,950

1,279,410,000

808,170,000

928,944,900

685,755,500

2,678,657,200

1,359,326,450

1,146,370,950

1,018,585,100

1,602,545,000

1,354,690,000

1,044,228,400

2,036,317,000

2,226,325,000

2,375,000,000

857,244,500

1,862,681,100

1,912,775,750

1,819,853,100

1,901,482,750

3,441,842,000

1,926,018,000

2,327,326,350

1,558,390,500

1,398,880,600

2,724,702,000

1,279,410,000

1,625,128,150

793,971,000

682,630,000

717,140,000
0

646,608,000
0

702,198,200
0

764,419,500
0

716,250,600
0

4,280,626,650

3,619,627,950

3,576,307,350

4,435,317,600

5,165,902,650

258,543,457,200

233,295,688,300

237,379,587,750

318,394,148,950

316,314,777,450

1.66

1.55

1.51

1.39

1.63

Rata-rata
Pertumbuhan
-2.67
-25.72
-4.68
22.02
29.90
-16.62
-22.80
0.33

Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi

Bantuan Keuangan Provinsi untuk


Sanitasi
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-23)
4

Total Belanja Langsung


% APBD murni terhadap Belanja
Langsung

Sumber :

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.2

5.96
6.37
0.13

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.2. Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita Kabupaten Sampang Tahun 2009 2013

No

SKPD

Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)


2009

2010

2011

2012

Pertumbuhan (%)

2013

Retribusi Air Limbah

1.a

Realisasi retribusi

1.b

Potensi retribusi

Retribusi Sampah

2.a

Realisasi retribusi

2.b

Potensi retribusi (target)

Retribusi Drainase

3.a

Realisasi retribusi

3.b

Potensi retribusi

Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a)

Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b)

Proporsi Total Realisasi Potensi Retribusi


Sanitasi (4/5)

113,372,070

107,496,030

87,892,895

100,186,000

100,186,000

124,074,300

124,974,300

88,672,400

102,739,200

105,344,500

113,372,070

107,496,030

87,892,895

100,186,000

100,186,000

124,074,300

124,974,300

88,672,400

102,739,200

105,344,500

(10,702,230)

(17,478,270)

(779,505)

(2,553,200)

(5,158,500)

Sumber : Kajian Keuangan Daerah

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.3

(2.36)
(2.48)

2%
2%
2%

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.1 Promosi Higiene dan Sanitasi


3.1.1. Tatanan Rumah Tangga
Kondisi tatanan rumah tangga, kondisi PHBS dan promosi hygiene dapat dilihat dari
3 hal, yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku. Dari hasil Studi EHRA, secara umum
masyarakat pada tatanan rumah tangga sudah terpaparkan pengetahuan mengenai
pentingnya sanitasi dan hygiene. Hal ini ditunjukan dari sikap masyarakat terkait
dengan kesehatan lingkungan, kesehatan individual dan pentingnya hidup sehat.
Namun

secara

praktik,

ternyata

pengetahuan

dan

sikap

tersebut

tidak

diterapkan.Hal ini dikarenakan berbagai macam alasan, mulai dari tidak tersedianya
fasilitas, tidak tahu bagaimana menggunakan fasilitas sanitasi, sampai pada
pemahaman bahwa tidak adanya resiko yang mereka hadapi dengan kondisi yang
ada (perilaku tidak sehat).
Tabel 3.3. Permasalahan Mendesak dan Issue Strategis
Promosi Higiene dan Sanitasi.
Permasalahan Mendesak

Isu Strategis

Perda tentang Pengelolaan Air Limbah Belum ada

Pentingnya Perda tentang Pengelolaan Air


Limbah

Belum punya masterplan air limbah

Penyusunan masterplan air limbah

Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk


buang tinja pada tempatnya (dibuang di sungai)

Promosi/kampanye tentang buang tinja yang


benar

Banyak industri rumah tangga/kecil yang belum


melakukan pengelolaan limbah
Adanya wilayah yang mengalami kekurangan air
bersih
Kurangnya promosi/kampanye tentang buang tinja
yang benar
Sumber : Hasil Diskusi Analisis SWOT Pokja Sanitasi Kabupaten Sampang, Tahun 2013

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.4

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Sumber Informasi sanitasi yang dapat dipercaya yang ada di Kabupaten Sampang
adalah melalui Televisi sebesar 54%, radio sebesar 16%, Surat Kabar sebesar
11%, dan Papan Pengumuman 5%, sedangkan lainya 3%. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram pie gambar 3.1. dibawah ini.
Gambar 3.1 : Grafik Sumber informasi Sanitasi

5%

3%

11%
Surat Kabar
16%

Radio
Televisi
Papan Pengumuman
Lainnya

54%

Sumber : Studi Komunikasi

Pencapaian PHBS Rumah Tangga sehat mencapai 54% dari target 60% di tahun
2012, dengan 10 indikatornya Kabupaten Sampang tertera di grafik 3.2 sebagai
berikut:
Grafik 3.2. Grafik Penyuluhan Sanitasi

Pembinaan dan Penyuluhan PHBS Tahun


2012 Capaian Target(%)
100
80
60
40
20
0

Pembinaan dan Penyuluhan


PHBS Tahun 2012 Capaian
Target(%)

Sumber: Dinas Kesehatan

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.5

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Sedangkan masyarakat Kabupaten Sampang mendapatkan informasi tentang sanitasi


berasal dari RT sebesar 46%, RW sebesar 5%, Perangkat Desa sebesar 8%, Petugas
penyuluh kesehatan / kader sebesar 27%, poster sebesar 11%, selebaran sebesar 3%,
spanduk sebesar 11%, bilboard sebesar 3%, dan lainnya sebesar 5%. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram pie gambar 3.3. sebagai berikut :
Grafik 3.3. Grafik penyampai pesan sanitasi

3%
11%

3%
5%

8%

5%

RT
RW
Lurah/staf kelurahan

8%
11%

Kader
Petugas Puskesmas
Spanduk

27%

Poster
Billboard

46%

Selebaran

Lainnya
Tidak dapat info
Sumber : Studi Komunikasi

Kondisi Promosi Higiene didapat berdasarkan survey studi EHRA. Studi EHRA
dilakukan dalam rangka untuk mengidentifikasi kondisi eksisting sarana sanitasi
yang ada ditingkat masyarakat serta perilaku masyarakat terkait dengan perilaku
hidup bersih dan sehat. Indikator penentuan tingkat resiko kesehatan masyarakat
didasarkan pada : 1) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, 2) Pembuangan Air
Limbah Domestik, 3) Drainase Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir, 4)
Sumber Air, 5) Perilaku Higiene dan 6) Kasus Penyakit Diare. Jumlah sampel pada
studi ini sebanyak 800 responden yang tersebar pada 20 kelurahan yang terbagi
dalam 4 klaster. Penentuan sampel dilakukan dengan sistem klastering random
sampling.
Dalam perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat diperlihatkan pada kebiasaan
masyarakat dalam melakukan Cuci tangan Pakai Sabun dalam lima waktu penting
dapat dilihat pada Grafik CTPS di % (lima) waktu penting di bawah ini :

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.6

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Grafik 3.4. Grafik CTPS di 5 (lima) Waktu Penting.

15%

Ya
Tidak

85%

Sumber : Studi EHRA

Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat diperlihatkan pada kebiasaan


masyarakat dalam dilihat pada Grafik persentase penduduk yang melakukan BABS di
bawah ini :
Grafik 3.5. Grafik Perilaku BABS

Grafik % Tempat BABS


6,3

1,1

16,4

5,5
4,4

66,1
8,1

6,1

A. Jamban pribadi
B. MCK/WC Umum
C. Ke WC helikopter
D. Ke sungai/pantai/laut
E. Ke kebun/pekarangan
F. Ke selokan/parit/got
G. Ke lubang galian
H. Lainnya,

2,1

Sumber : Studi EHRA

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.7

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Dalam pengelolaan persampahan sangat penting dilakukan dengan cara pemilahan


sampah, pemanfaatan kembali atau penggunaan ulang sampah. Dari hasil STUDY
EHRA dapat diketahui kondisi Pengelolaan sampah di lingkungan menurut klaster
seperti pada grafik di bawah ini :
Grafik 3.7. Grafik pengolahan sampah setempat

Sumber : Studi EHRA

Dari studi EHRA di dapat hasil sebagaimana tertera di Grafik pencemaran karena
SPAL berdasarkan klaster di bawah ini:
Grafik 3.8. Grafik pencemaran karena SPAL berdasarkan klaster

Sumber : Studi EHRA

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.8

Buku Putih Sanitasi

3.1.2

TAHUN 2013

Tatanan Sekolah

Kegiatan yang terkait dengan Kegiatan PHBS dan promosi higiene di sekolah
dilaksanakan melalui mata pelajaran kesegaran jasmani dan kegiatan ekstra
kurikuler terkait program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Kegiatan UKS sendiri
pada dasarnya terdiri dari tiga komponen yang disebut Trias UKS, yaitu (i)
pendidikan kesehatan; (ii) pelayanan kesehatan; dan (iii) lingkungan kehidupan
sekolah yang sehat. Kegiatan PHBS disekolah difokuskan pada kegiatan cuci
tangan pakai sabun dan kantin sehat.

Untuk kegiatan buang air besar dan buang air kecil untuk murid dan guru sudah
tersedia kamar mandi/WC yang dipisahkan lokasinya. WC untuk murid dan guru
dipisahkan juga berdasarkan jenis kelamin. Untuk kegiatan cuci tangan pakai sabun
semua tingkatan SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK telah memiliki tetapi sebagian
sekolah masih menggunakan ember sebagai sarana cuci tangan, kondisi ini akan
lebih parah bila terjadi musim kemarau maka fasilitas MCK dan cuci tangan pakai
sabun akan terganggu masalah ketersediaan air pada desa-desa yang mengalami
kekeringan.

Ketersediaan

WC

di

semua

tingkatan

SMA/MA/SMK telah memiliki fasilitas MCK

sekolah

mulai

SD/MI,

SMP/MTS,

dengan kondisi dibeberapa sekolah

masih kurang layak sehingga diperlukan upaya pembangunan atau pemeliharaan


terhadap fasilitas MCK. Untuk kelengkapan fasilitas cuci tangan dan WC seperti
halnya ketersediaan sabun dan alat pembersih fasilitas dimaksud, seringkali
ketersediaan sabun kurang diperhatikan. Sedangkan untuk kebersihan dan
pemeliharaan WC, biasanya diserahkan kepada penjaga sekolah.
Beberapa sekolah melalui kegiatan UKS menyerahkan sebagian tanggung jawab
untuk kebersihan lin Fasilitas pendidikan di Kabupaten Sampang diantaranya
adalah TK, SD, SMP, SMU/SMK yang tersebar diseluruh kelurahan di Kabupaten
Sampang.

Jumlah

Taman

Kanak-Kanak

di

Kabupaten

Sampang

secara

keseluruhan sebanyak 51 unit dengan jumlah murid sebanyak 4.077 murid dan 297
guru yang mengajar disekolah tersebut. Sekolah Dasar, secara keseluruhan
memiliki jumlah sebanyak 59 unit. Fasilitas pendidikan setingkat SLTP memiliki
jumlah sebanyak 18 unit yang tersebar di Kecamatan Sampang 6 unit dan 12 unit.
Jumlah murid secara keseluruhan sebanyak 8.425 orang dan 581 guru yang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.9

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

mengajar di seluruh SLTP di Kabupaten Sampang. Jumlah SMU di Kabupaten


Sampang sebanyak 11 unit , dengan jumlah murid sebanyak 4.733 orang dan guru
sebanyak 447 orang, sedangkan SMK sebanyak 9 unit dengan jumlah murid 5.970
orang dan jumlah guru sebanyak 426 orang. Lebih jelasnya data Tabel 3.4.
Rekapitulasi Kondisi sarana sanitasi di sekolah(SD/MI) (sumber air, toilet, SPAL
dan tempat cuci tangan).dan Tabel 3.5. Kondisi sarana sanitasi sekolah (tingkat
sekolah/setara: SD/MI) (pengelolaan sampah dan hygiene dan sanitasi)sebagai
berikut:

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.10

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.4. Rekapitulasi Kondisi sarana sanitasi di sekolah(SD/MI) (sumber air, toilet, SPAL dan tempat cuci tangan).
Sumber Air Bersih
Jumlah
Siswa
No

Jumlah
Guru

PDAM

Nama Sekolah

SDN Gunungsekar 1
SDN Gunungsekar 2
SDN Gunungsekar 3
SDN Gunungsekar 4
SDN Gunungsekar 5
SDN Gunungsekar 6
SDN Dalpenang 1

200

234

10

15

150

180

50

42

100

71

150

111

10

50

65

150

134

15

SPT

SGL

Jml
Toilet/
WC
Guru

Jumlah
Toilet/
WC
Murid

T S

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

Tempat Pembuangan
Air Kotor

Fas.
Cuci
Tang
an

Dari
Tal
ang

Dari
Ka
mar
ma
ndi

Da
ri
Air
hu
ja
n

Dar
i
Toil
et

2.11

Persedi
aan
Sabun

Siapa yang membersihkan


Toilet
Siswa

Guru

Pesuruh

Buku Putih Sanitasi

SDN Dalpenang 2
60

13

14

15

16

95

10

SDN Dalpenang 5
40

SDLB Dalpenang 6
20

12

44
11

73

SDN Dalpenang 3
85

10

TAHUN 2013

24

175

177

1
5

100

110

85

100

1
0

85

105

45

40

SDN Rongtengah 1
SDN Rongtengah 2
SDN Rongtengah 3
SDN Rongtengah 4
SDN Rongtengah 5

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang Tahun 2013

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.12

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.5. Kondisi sarana sanitasi sekolah (tingkat sekolah/setara: SD/MI) (pengelolaan sampah dan hygiene dan sanitasi).

No

Nama Sekolah

Apakah pengetahuan ttg Higiene


dan Sanitasi diberikan
Ya, saat
Ya, saat
mata
pertemuan
pelajara
Tidak
/
n
pernah
penyuluha
PenJas
n tertentu
di kelas

Apakah ada dana


utk air bersih /
sanitasi / pend.
Hygiene
Ya

Tidak

Cara Pengelolaan Sampah

Dikump
ulkan

Dipisahka
n

Dibuat
kompos

Kapan
Tangki
Septik
Dikosongka
n

Kondisi
Higiene
Sekolah

Rencana
perbaikan
sanitasi
sekolah

SDN Gunungsekar 1

ya

ya

ya

ya

2010

baik

SDN Gunungsekar 2

ya

ya

ya

ya

2010

baik

SDN Gunungsekar 3

ya

ya

ya

ya

2010

baik

SDN Gunungsekar 4

ya

ya

ya

ya

2010

baik

SDN Gunungsekar 5

ya

ya

ya

ya

2010

baik

SDN Gunungsekar 6

ya

ya

ya

ya

2010

baik

SDN Dalpenang 1

ya

ya

ya

ya

2010

baik

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.13

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

SDN Dalpenang 2

ya

ya

ya

ya

2010

baik

SDN Dalpenang 3

ya

ya

ya

ya

2010

baik

10

SDN Dalpenang 5

ya

ya

ya

ya

2010

baik

11

SDLB Dalpenang 6

ya

ya

ya

ya

2010

baik

12

SDN Rongtengah 1

ya

ya

ya

ya

2010

baik

13

SDN Rongtengah 2

ya

ya

ya

ya

2010

baik

14

SDN Rongtengah 3

ya

ya

ya

ya

2010

baik

15

SDN Rongtengah 4

ya

ya

ya

ya

2010

baik

16

SDN Rongtengah 5

ya

ya

ya

ya

2010

baik

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang Tahun 2013

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.14

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik

Rencana Sistem jaringan limbah di Kabupaten Sampang terdiri dari sistem jaringan
limbah rumah tangga dan sistem jaringan limbah industri. Rencana sistem jaringan
limbah rumah tangga dan industri di buat secara terpisah dari sistem pematusan
dan di dukung dengan pengadaan sarana penunjang pengolah limbah domestik
seperti truck penguras lumpur tinja dan pengolah lumpur tinja. Rencana pengolahan
limbah hasil industri secara terpadu di kawasan industri dengan perencanaan
pemasangan pipa pengolahan limbah industri

Upaya untuk mengatasi limbah industri, limbah rumah tangga dan limbah
pertambangan

diperlukan

perencanaan

dan

penetapan

sistem

sanitasi.Di

Kabupaten Sampang kebutuhan sanitasi pada kawasan perkotaan dan kawasan


perdesaan adalah pada kawasan perkotaan pengembangan sanitasi diarahkan
kepada pemenuhan fasilitas septic tank pada masing-masing kk; serta pada
kawasan

perdesaan

penanganan

limbah

khusus

rumah

tangga

dapat

dikembangkan fasilitas sanitasi umum yang dapat dimanfaatkan bersama.


Sedangkan untuk industri diarahkan untuk membuat pengolahan limbah bagi limbah
berat dan sumur resapan untuk limbah yang tidak merusak lingkungan.

3.2.1 Kelembagaan
Kegiatan

pengelolaan

Air

Limbah

Domestik

di

Kabupaten

Sampang

diselenggarakan oleh :
Dinas Pekerjaan Umum Cikartarung Kabupaten Sampang

pada Bidang

Perumahan dan Penataan Lingkungan, Seksi Perumahan , Penyehatan


Lingkungan dan Air Bersih..
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sampang pada Bidang Pengendalian
Dampak Lingkungan.
Dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, Bidang Pengendalian Penyakit
Dan Penyehatan Lingkungan.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.15

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing sebagai berikut :

Seksi perumahan, penyehatan lingkungan dan air bersih pada Dinas


Cikartarung Kabupaten Sampang mempunyai tugas :
a. Melakukan

pembinaan

pemantauan,

pengawasan

dan

pengendalian

pembangunan prasarana dan sarana air bersih serta sanitasi penyehatan


lingkungan;
b. Menyiapkan bahan dalam rangka pengaturan dan pemberian rekomendasi
penghunian,

persewaan

perumahan

atau

pembangunan

kawasan

perumahan serta bangunan sarana air bersih dan penyehatan lingkungan


permukiman;
c. Melaksanakan normalisasi drainase perkotaan dan lingkungan permukiman;
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Perumahan dan Penataan Lingkungan sesuai bindang tugasnya.

Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan pada Badan Lingkungan Hidup


mempunyai tugas:
melaksanakan

penyusunan

dan

pelaksanaan

kebijakan

dibidang

pengendalian dampak lingkungan.

Bidang Pengendalian Penyakit

Dan Penyehatan Lingkungan pada Dinas

Kesehatan Kabupaten Sampang mempunyai tugas:


Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan meliputi pendekatan
peningkatan (promotif), Pencegahan (preventif), Pengobatan (kuratif),
pemulihan (rehabilitative) berdasarkan standart yang telah ditetapkan dalam
rangka upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan
masyarakat (UKM)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.16

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.6. Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat Dalam Pengelolaan Air
Limbah Domestik
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI

Pemerintah
Kabupaten

Swasta

Masyara
kat

Bappeda/PU
Cikartarung/BLH
Bappeda/PU
Cikartarung/BLH
Bappeda/PU
Cikartarung/BLH

Menyediakan sarana pembuangan awal air


limbah domestic
Membangun sarana pengumpulan dan
pengolahan awal (Tangki Septik)

PU Cikartarung

BLH

Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki


septik ke IPLT (truk tinja)
Membangun jaringan atau saluran pengaliran
limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor)
Membangun sarana IPLT dan atau IPAL

BLH

Swasta

PU
Cikartarung/BLH
PU
Cikartarung/BLH

Industri/
Rumah Sakit
Industri/
Rumah Sakit

Masyaraka
t
-

BLH

Swasta

PU
Cikartarung/BL
H
BLH

Swast
/Industri/Ru
mah Sakit
Swasta

BLH

PU
Cikartarung/BL
H

PU Cikartarung
/Kesehatan/BLH

Swasta
/Industri/
Rumah Sakit

PERENCANAAN

Menyusun target pengelolaan air limbah


domestik skala kab/kota
Menyusun rencana program air limbah domestik
dalam rangka pencapaian target
Menyusun rencana anggaran program air
limbah domestik dalam rangka pencapaian
target
PENGADAAN SARANA

PENGELOLAAN

Menyediakan layanan penyedotan


lumpur tinja
Mengelola IPLT dan atau IPAL
Melakukan
penarikan
retribusi
penyedotan lumpur tinja
Memberikan izin usaha pengelolaan air
limbah domestik, dan atau penyedotan
air limbah domestic
Melakukan pengecekan kelengkapan
utilitas teknis bangunan (tangki septik,
dan saluran drainase lingkungan)
dalam pengurusan IMB

PENGATURAN DAN PEMBINAAN

Mengatur prosedur penyediaan layanan air


limbah domestik (pengangkutan, personil,
peralatan, dll)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.17

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI

Pemerintah
Kabupaten

Melakukan
sosialisasi
peraturan,
dan
pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah
domestic
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran
pengelolaan air limbah domestic

Swasta

Masyara
kat

PU Cikartarung
/Kesehatan/BLH

PU Cikartarung /
Kesehatan
/BLH/Pol PP /
Bappeda

PU Cikartarung
/Kesehatan/BLH

PU Cikartarung

PU Cikartarung
/Kesehatan/BLH

PU Cikartarung
/Kesehatan/BLH

MONITORING DAN EVALUASI

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap


capaian target pengelolaan air limbah domestik
skala kab/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air
limbah domestic
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
efektivitas layanan air limbah domestic, dan
atau menampung serta mengelola keluhan atas
layanan air limbah domestic
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
baku mutu air limbah domestic

Tabel 3.7. Daftar Peraturan terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Sampang

Ketersediaan
Peraturan

Ada
(Sebut
kan)

Tdk
Ada

Pelaksanaan
Efektif
Dilaksana
kan

Belum
Efektif
Dilaksanak
an

Tidak Efektif
Dilakasna
kan

Ket.

AIR LIMBAH DOMESTIK

Target capaian pelayanan


pengelolaan air limbah
domestik di Kab/Kota ini

Tidak
Ada

Kewajiban dan sanksi bagi


Pemerintah
Kab/Kota
dalam penyediaan layanan
pengelolaan air limbah
domestik

Tidak
Ada

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.18

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Kewajiban dan sanksi


bagi
Pemerintah
Kab/Kota
dalam
memberdayakan
masyarakat dan badan
usaha
dalam
pengelolaan air limbah
domestic

Tidak
Ada

Kewajiban dan sanksi


bagi masyarakat dan
atau pengembang untuk
menyediakan
sarana
pengelolaan air limbah
domestik di hunian
rumah

Tidak
Ada

Kewajiban dan
bagi industry
tangga
menyediakan
pengelolaan air
domestik di
usaha

sanksi
rumah
untuk
sarana
limbah
tempat

Tidak
Ada

Kewajiban dan
bagi
kantor
menyediakan
pengelolaan air
domestik di
usaha

sanksi
untuk
sarana
limbah
tempat

Tidak
Ada

Kewajiban penyedotan
air limbah domestic
untuk
masyarakat,
industri rumah tangga,
dan kantor pemilik tangki
septik

Tidak
Ada

Retribusi penyedotan air


limbah domestik

Tidak
Ada

Tidak
Ada

Tatacara perizinan untuk


kegiatan pembuangan
air limbah domestic bagi
kegiatan permukiman,
usaha rumah tangga,
dan perkantoran

Tidak
Ada

Tidak
Ada

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.19

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan


Pengelolaan air limbah di Kabupaten Sampang dilakukan secara terencana
dan berkelanjutan melalui berbagai kebijakan dan strategi. Secara umum
kebijakan yang ingin diterapkan Pemerintah Kabupaten Sampang yaitu
peningkatan akses pelayanan air limbah baik yang melalui sistem setempat
maupun sanitasi berbasis masyarakat seperti Sanimas/SLBM.

Di Kabupaten Sampang kebutuhan sanitasi pada kawasan perkotaan dan


kawasan perdesaan adalah pada kawasan perkotaan pengembangan sanitasi
diarahkan kepada pemenuhan fasilitas septic tank pada masing-masing
kepala keluarga, serta pada kawasan perdesaan penanganan limbah khusus
rumah tangga dapat dikembangkan fasilitas sanitasi umum yang dapat
dimanfaatkan bersama. Sedangkan untuk industri diarahkan untuk membuat
pengolahan limbah bagi limbah berat dan sumur resapan untuk limbah yang
tidak merusak lingkungan.

Rencana Sistem jaringan limbah di Kabupaten Sampang terdiri dari sistem


jaringan limbah rumah tangga dan sistem jaringan limbah industri. Rencana
sistem jaringan limbah rumah tangga dan industri di buat secara terpisah dari
sistem pematusan dan di dukung dengan pengadaan sarana penunjang
pengolah limbah domestik seperti truck penguras lumpur tinja dan pengolah
lumpur tinja. Rencana pengolahan limbah hasil industri secara terpadu di
kawasan industri dengan perencanaan pemasangan pipa pengolahan limbah
industri.
Adapun Sistem jaringan limbah di Kabupaten Sampang meliputi:

penggunaan septik-tank dan peresapan dilakukan dengan


memperhatikan desain peresapan;

pengelola kawasan industri dan pusat kegiatan perdagangan kapasitas


besar wajib menyediakan sistem pembuangan air limbah terpusat dan
memerlukan pengorganisasian (sistem Off-Site); dan

penggunaan sistem pembuangan secara komunal untuk pusat kegiatan


fasilitas umum

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.20

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air


kotor/limbah, perlu dikembangkan penanganan sistem pembuangan air limbah
terpusat. Jenis penanganan air limbah tersebut meliputi :
Penanganan air limbah sistem setempat (onsite)
Penanganan air limbah sistem setempat (onsite) yaitu penanganan air
limbah di lokasi setempat untuk melayani perorangan atau sekelompok
warga yang dikelola oleh warga setempat dengan penggunaan teknologi
tepat guna/sederhana.
Penanganan air limbah sistem terpusat (off-site)
Penanganan air limbah sistem terpusat (off-site) yaitu penanganan air
limbah untuk melayani sejumlah penduduk yang dikelola oleh suatu
lembaga dengan penggunaan teknologi tinggi.

Sistem pembuangan air kotor harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :


Dirancang dengan baik, meliputi penampungan dan pembuangan yang
segera dari tinja manusia dan limbah industri, agar tidak menimbulkan
penyebaran penyakit, kimia, dan fisis.

Perencanaan sistem harus memperhatikan kondisi dan karakter tapak,


serta harus dibuat di atas rencana letak topografi dari tapak.

Rencana pengelolaan prasarana air limbah terdiri dari:

Mengembangkan sistem setempat yang diarahkan pada sistem publik


bagi wilayah yang tidak terlayani saluran air limbah terpusat;

Pengadaan dan mengoptimalkan pelayanan sistem terpusat pada


kawasan-kawasan yang sudah dilayani sistem tersebut;

Pengelolaan penanganan air limbah dari kegiatan industri, rumah sakit,


hotel, restoran dan rumah tangga.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.21

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Gambar 3.9 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja

Sumber: Hasil Survey EHRA 2013

Gambar 3.10 Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman Dan Tidak Aman

100,0
80,0

Suspek aman

60,0

Tidak aman

40,0
20,0
,0
1

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.22

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Peta 3.1 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Kabupaten Sampang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.23

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Peta 3.2 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Air Limbah Domestik Kabupaten Sampang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.24

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.8. Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestic

Input

Black Water (Tinja, Urine,Air


Bembersih, Air
Penggelontor,Kertas
Pembersih)

User Interface

Pengumpulan dan
Penampungan /
Penampungan Awal

Pengaliran

Pengolahan
Akhir

Pembuangan/
Daur Ulang

Kode/Nama
Aliran

SLBM Komunal/Sanimas

Tangki Septik

Sungai

Air Limbah AL 1

SLBM Komunal/Sanimas

Tangki Septik

Sungai

Air Limbah AL 2

SLBM Komunal/Sanimas

Tangki Septik

Sungai

Air Limbah AL 3

Saluran Drainase

Sungai

Sungai

Air Limbah AL 4

WC Jongkok

Resapan / selokan
rumah
Tangki Septik

Tanah

Air Limbah AL 5

WC Jongkok

Tangki Septik

Tanah

Sungai

Tempat Cuci Makanan / Piring

Grey Water (Air Curah dari


dapur,air untuk mandi, air
cucian pakaian)

Lahan Pekarangan
Jamban Cemplung
Pembuangan Kamar Mandi
Lahan Pekarangan
Pembuangan
langsung(Kebun,Sawah)
Pembuangan
langsung(Kebun,Sawah)
Pembuangan
langsung(Kebun,Sawah)

Sawah Kebun

Sungai Kecil

Sungai

Jumbleng

Tanah

Resapan / selokan
rumah

Saluran Drainase

Sungai

Sungai

Sungai

Tanah

Sungai

Sungai

Air Limbah AL 6

Tanah

Sawah Kebun
Jumbleng
Sawah Kebun
Jumbleng

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

Sungai Kecil
Sungai Kecil
-

2.25

Sungai

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.9.Sistem Pengelolaan Air Limbah yang ada di Kabupaten Sampang

Kelompok Fungsi

Teknologi Yang Digunakan

Jenis Data
Sekunder
C

(Perkiraan) Nilai Data

Sumber Data

User Interface

SLBM Komunal/Sanimas

Jumlah

27 unit

User Interface

Tempat Cuci Makanan / Piring

Jumlah

User Interface

WC Jongkok

Jumlah

66.179

Dinkes

User Interface

Pembuangan Kamar Mandi

Jumlah

32.662

Dinkes

Jumlah

17.147

Dinkes

Jumlah

54.785

Dinkes

32.542

PU Cikartarung
Dinkes

Penampungan Awal

Pembuangan langsung Jamban


Cemplung
Tangki Septik

Penampungan Awal

Jumbleng

Jumlah

17.147

Dinkes

Pengaliran

Sungai

jumlah

34

Sampang Dalam Angka

Pengolahan Akhir

Sungai

Jumlah

34

Sampang Dalam Angka

Pembuangan/ Daur Ulang

Sungai

Nama Sungai

Sungai Kamuning

BLH

Pembuangan/ Daur Ulang

Kompos

Jumlah

32 m3/bln

BLH

User Interface

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.26

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.2.3. Kesadaran Masyarakat dan PMJK


Tingkat kesadaran masyarakat masih rendah dalam hal pengelolaan air limbah
domestik. Hal ini ditunjukan melalui beberapa hal, yaitu (i) tingkat akses
terhadap layanan sistem pengolahan air limbah (SPAL) sebesar 42.41% namun
yang sudah memenuhi persyaratan kesehatan hanya 27.92%; (ii) tingkat buang
air besar sembarangan (BABS) masih cukup tinggi ( 37,2 %dari total populasi);
(iii) kualitas bangunan bawah jamban keluarga maupun jamban komunal
(MCK), termasuk fasilitasi sanitasi dasar di sekolah yang belum memenuhi
standar teknis dan kesehatan masih dibawah 50%; (iv) air limbah/buangan sisa
mandi dan memasak yang tidak terolah sama sekali.

Dari hasil analisis data yang berhasil dikumpulkan oleh beberapa SKPD terkait,
yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas PU Cikartarung, serta Badan
Lingkungan Hidup, fokus pendataan masih ditujukan pada keberadaan fisik
fasilitas pengelolaan air limbah domestik, khususnya jamban dan MCK. Terkait
dengan fasilitas pengelolaan air limbah buangan yang berasal dari kegiatan
mandi, cuci dan memasak, datanya belum tersedia. Selain itu pendataan terkait
dengan kualitas dari fasilitas sanitasi masih belum menjadi fokus dari
pelaksanaan pendataan yang saat ini sedang berjalan.

Berdasarkan beberapa hal diatas, kesadaran masyarakat yang masih rendah


dalam pengelolaan air limbah domestik pada dasarnya bukanlah hal yang
mengejutkan karena sampai saat ini masyarakat belum atau tidak mengetahui
pentingnya pengelolaan air limbah domestik dan dampaknya terhadap
kesehatan serta kesejahteraan masyarakat.

Sebagian masyarakat masih

melakukan praktek BABS walaupun fasilitas jamban sudah tersedia. Hal ini
dikarenakan pola perilaku yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat
sehingga sulit untuk berubah. Perilaku BABS ini ditambahkan kebiasaan
lainnya yang tidak higienis kemudian berdampak terhadap kesehatan
masyarakat dimana angka kejadian diare khususnya pada musim hujan
meningkat.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.27

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Pemerintah Kabupaten Sampang melalui Dinas Kesehatan pada dasarnya


telah melakukan upaya untuk merubah perilaku BABS masyarakat. Upaya ini
dilakukan melalui kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang
mendapatkan dukungan dari Bank Dunia melalui proyek TSSM (Total
Sanitation & Sanitation Marketing).

Kegiatan ini bertujuan untuk memicu terjadi perubahan perilaku sehingga


masyarakat tidak lagi BABS dan secara mandiri membangun jambannya
sendiri. Namun demikian keterlibatan masyarakat masih terbatas, khususnya
terbatas hanya pada kelompok perempuan yang memang lebih memerhatikan
masalah

kesehatan

keluarga.

Sedangkan

untuk

kelompok

laki-laki

keterlibatannya masih minim sekali. Selain kegiatan STBM, melalui dinas PU


Cikartarung

dilaksanakan

juga

kegiatan

Sanitasi Lingkungan

Berbasis

Masyarakat (SLBM) yang didanai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Kementerian PU.

Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap


pengelolaan air limbah domestik di kawasan padat, kumuh dan miskin
(PAKUMIS). Dari hasil analisis di lapangan, kegiatan STBM difokuskan pada
pemicuan perubahan perilaku namun ditindaklanjuti dengan pembangunan
jamban keluarga yang secara kualitas masih tidak sesuai dengan standar teknis
maupun kesehatan. Sedangkan dari kegiatan SLBM, fasilitas pengelolaan air
limbah disediakan namun tidak dilaksanakan pemicuan perubahan perilaku.
Seharusnya kedua pendekatan tersebut dapat dikombinasikan sehingga hasil
yang didapat lebih maksimal.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.28

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.10. Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh Masyarakat
Kecamatan

Jumlah

Jumlah
Pddk
miskin

Jamb
an
Kelua
rga

Jumlah MCK
Dikelola
RT

Dikelola
RW

Dikelola
CBO

Aeng Sareh

Pologen

Dalpenang

Gunung Sekar

Plong Tengah

Desa

RT

Kecamatan Sampang

187

RW

44

30.916

Gunung Madah

Tanggumung
Kecamatan Kedundung

420

97

60.184

Bapoporo
54

Kecamatan Robatal

21

31.415

Pandiyangan
173

Kecamatan Jrengik

53

19.631

Kotah

Dikelola
Lainnya

Tahun
MCK
dibangun

Tahun
Sanimas

Jumlah Sanimas
Dikelola
RT

Dikelola
RW

Dikelola
CBO

Dikelola
Lainnya

dibangun

2010

2010

2010

2010

2010

2010

2010

2010

2010

2010

2013

2013

2013

2013

2012

2012

2012

2012

2012

2012

2012

v
-

2012

Darma Tanjung

2010

--

2010

Tadan

2010

2010

Kecamatan Karangpenang

15

42.728

Gn Kesar
Kecamatan Camplong

183

79

35.906

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.29

Buku Putih Sanitasi

Prajan
Banjar Todalo
Kecamatan Banyuates

282

103

27.318

Kembang Jeruk
Trapang
Asam Jaren
Kecamatan Ketapang

379

145

23.823

Pangeremar
Keacamatan Tambelangan

379

145

26.680

Bringin
Kecamatan Omben

218

81

41.826

Metengi
Kecamatan Torjun
Torjun

126

53

20.204

TAHUN 2013

2010

2011

2013

2011

2010

2010

2011

2013

2011

2010

2013

2013

2013

2013

2011

2011

2011

2011

v
v

v
v

Sumber : Dinas PU Cikartarung Dan Dinas Kesehatan Kab Sampang Tahun 2013

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.30

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.11.Kondisi sarana MCK

Kec/ Kel

Lokasi MCK

No
RT

187

Kecamatan Sampang

RW

44

Gunung Madah
Aeng Sareh
Pologen
Dalpenang
Gunung Sekar
Plong Tengah
Tanggumung
2

Kecamatan Kedundung

420

97

Bapoporo
3

Kecamatan Robatal
Pandiyangan

54

Jumlah
Pemaka
i
MCK

21

Jml
Toilet/
WC

Sumber Air
PDAM

SPT

v
v
v
v
v
v
v

Jml
kmr
mandi

Fas. Cuci
Tangan

Persediaa
n Sabun

Ada biaya
pemakaian
MCK

Tempat
buangan
air kotor

SGL

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.31

v
v
v
v
v
v
v
v
v

Tan
gki
Sep
tik

Cub
luk

Kapan
tangki
septik
dikoso
ngkan

Belum
pernah
pernah
Belum
pernah
Belum
pernah

Belum
pernah

Belum
pernah

Buku Putih Sanitasi


4

126
53
Kecamatan Torjun
v
Sumber : Dinas PU Cikartarung Dan Dinas Kesehatan Kab Sampang Tahun 2013

173

Kecamatan Jrengik

53

Kotah
5

Kecamatan Karangpenang

15

Gn Kesar
6

183

Kecamatan Camplong

79

Darma Tanjung
Taddan
Prajan
Banjar Todalo
7

282

Kecamatan Banyuates

103

Kembang Jeruk
Trapang
Asam Jaren
8

379

Kecamatan Ketapang

145

Pangeremar
9

Keacamatan Tambelangan

379

145

Bringin
10

Kecamatan Omben
Metengi

11

TAHUN 2013

218

81

v
v
v
v

v
v
v

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.32

v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

pernah
Belum
pernah
Belum
pernah

--

Belum
pernah
Belum
pernah
pernah
Belum
pernah
Belum
pernah

Belum
pernah

Belum
pernah

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.12: Daftar Program/Proyek Layanan Air Limbah Domestik Yang Berbasis Masyarakat

No

Sub Sektor

Nama Program /
Proyek / Layanan

Air Limbah Domestik:


Onsite Individual
Air Limbah Domestik:
Onsite Komunal

STBM

SLBM

Pelaksana/PJ

Dinas
Kesehatan
Dinas PU
Cikartarung

Tahun

Kondisi Sarana Saat ini

Mulai

Fungsi

2009

2009

Tidak

Aspek PMJK

Rusak

PM

JDR

MBR

2010

2010

Fungsi

PNPM
3

Air

Limbah

Domestik

Onsite kelompok

Mandiri
Perkotaan

Dinas PU
Cikartarung

(P2KP)
PNPM
4

Air

Limbah

Domestik

Onsite Kelompok

Mandiri
Perdesaan

Bapemas

(PPK)
Keterangan:
PM = Pemberdayaan Masyarakat
JDR = Jender
MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.33

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.2.4. Pemetaan Media


Untuk menumbuhkan kesadaran akan bahaya air limbah dan pentingnya
kebiasaan hidup sehat diperlukan sosialisasi pengelolaan air limbah domestic
kepada masyarakat. Beberapa kegiatan media telah dilakukan seperti dialog
interaktif,

penayangan

website

kampanye

kebersihan,

talk

show

pengembangan kota sehat dan hijau, dan telecenter kampanye kebersihan


lingkungan.

Beberapa kegiatan dan media yang terlibat dapat dilihat pada tabel 3.13
Kegiatan komunikasi terkait komponen air limbah yang ada di Kabupaten
Sampang dan tabel 3.14.Media Komunikasi dan kerjasama terkait komponen
air limbah yang ada di Kabupaten Sampang. Untuk penanganan lumpur tinja
belum ada kerjasama secara khusus, tetapi karena penanganan lumpur tinja
belum dikelola oleh Pemerintah kabupaten Sampang, kondisi ini dimanfaatkan
oleh pihak swasta untuk melakukan usaha jasa penyedotan WC.

Tabel 3.13 Kegiatan komunikasi terkait komponen air limbah di Kabupaten Sampang
N
No

Kegiatan

Penayangan
Website
1Kampanye
Kebersihan
dan Rumah
Sehat

Thn

2012

Dinas
pelaksana

Dishubkomin
fo

Tujuan

Khalayak

Pesan

kegiatan

sasaran

kunci

Cara
menjaga
lingkungan
Mayarakat
tetap bersih Sampang
dan rumah
sehat

Kebersihan
pangkal
kesehatan

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

Pembelajaran

Membiasakan
masyarakat
hidup sehat.

2.34

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.14 Media komunikasi dan kerjasama terkait komponen air limbah di
Kabupaten Sampang

No
1.

Jenis
Media

Khalayak

Pendanaan

Isu yang
Diangkat

Pesan Kunci

Efektivitas

BABS

Mari bersama
sama
menghilangkan
budaya BABS
dan menjaga
kebersihan
Lingkungan

Positif

Kampanye
kebersihan
lingkuingan

Mari bersamasama menjaga


kebersihan
lingkungan

Positif

Radar
Madura

Masyarakat
Kab
Sampang

Radio RSPD
Suara
Sampang

Masyarakat
Kab
Sampang

3.

X Baner

Masyarakat
Kab
Sampang

Dinkes

Kampanye
Rumah Sehat

Mari bersamasama menjaga


kebersihan
lingkungan

Positif

4.

Baliho

Masyarakat
Kab
Sampang

Humas dan
Protokol Kab
Sampang

Desa Sehat
Dalam
Rangka
ADIPURA

Mari bersamasama
menegakkan
Sampang
Bersih dan
Sehat

Positif

2.

DishubKominfo/
Bappeda

DishubKominfo

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.35

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.2.5. Partisipasi Dunia Usaha


Untuk jasa penyedotan WC, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Sampang
juga belum memfasilitasi dengan jasa penyedotan lumput tinja serta sarana
Instalasi Pengolah Lumpur Tinja, kondisi ini dimanfaatkan oleh fihak swasta
sebagai peluang usaha penyedot lumpur tinja/WC. Kerjasama ini perlu
mendapatkan perhatian khusus karena akan membantu pencapaian target
daerah dalam pemenuhan layanan pengelolaan air limbah domestik sehingga
dapat membantu untuk mencapai target peningkatan derajat kesehatan publik
yang diharapkan. Mekanisme untuk menjalin kerjasama dengan mitra yang
berpotensi perlu dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang
supaya di masa yang akan datang lebih banyak dukungan yang didapatkan
sehingga terjadi percepatan pembangunan sanitasi secara keseluruhan.
Tentang penyediaan layanan air limbah domestic yang ada di Kabupaten
Sampang dapat dilihat pada tabel 3.15
Tabel 3.15: Penyedia Layanan Air Limbah Domestik Yang Ada Di Kabupaten Sampang

No

Nama Provider/Mitra
Potensial

Tahun mulai operasi/


Berkontribusi

Jenis kegiatan/
Kontribusi Terhadap
Sanitasi

Potensi
Kerjasama

Komponen : Air Limbah


belum
ada
data

belum ada data

belum ada data

belum ada data

belum ada data

Sumber : BLH Kab Sampang Tahun 2013


Keterangan :
Tabel tidak terisi karena belum ada data tentang Penyediaan Layanan Air
Limbah Domestik

3.2.6.Pendanaan dan Pembiayaan


Realisasi dan anggaran pendanaan belanja sanitasi sub sektor pengelolaan air
limbah di Kabupaten Sampang selama lima tahun terakhir tidak beroperasi. Untuk
pendapatan dari sektor ini, Kabupaten Sampang selama ini telah menarik retribusi.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.36

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.16. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi komponen air limbah domestik
No
1
1.a
1.b
1.c

Belanja (Rp)

Komponen

2009

Air Limbah (1a+1b)


Pendanaan Investasi air limbah

2010

2011

2012

Pertumbuhan
(%)

Rata-rata

2013

2,831,876,950

1,279,410,000

808,170,000

928,944,900

685,755,500

1,306,831,470

2,831,876,950

1,279,410,000

808,170,000

928,944,900

685,755,500

1,306,831,470

Pendanaan OM yang
dialokasikan dalam APBD
Perkiraan biaya OM berdasarkan
infrastruktur terbangun

-37
-37

Sumber : - Lampiran LKPJ Bupati Sampang Tahun 2008-2012


- APBD Kabupaten Sampang Tahun 2013

Tabel 3.17. Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah.


No

SKPD

Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)


2009

2010

2011

2012

Pertumbuhan (%)

2013

Retribusi Air Limbah

1.a

Realisasi retribusi

1.b

Potensi retribusi

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sampang Tahun 2013

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.37

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.2.7. Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis


Beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penyusunan Buku Putih
dalam pengelolaan air limbah adalah :
1. Belum teridentifikasinya kondisi sanitasi secara jelas terutama sarana
pengolahan air limbah domestik, cara penanganan air limbah di daerah
pemukiman, dan penanganan air limbah industri rumah tangga.
2. Belum adanya indikator yang jelas tentang sejauh mana pencapaian
pembangunan sanitasi Kabupaten Sampang, yang meliputi ketersediaan air
bersih, penanganan air kotor/limbah (rumah tangga, industri, peternakan,
pertanian), kesehatan, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan sanitasi/
lingkungan hidup perkotaan.

Namun walaupun ada permasalahan dalam penyusunan Buku Putih ini, pokok
pokok permasalahan dalam penanganan air limbah domestik di Kabupaten
Sampang

telah

diidentifikasikan

sebagaimana

uraian

berikut

ini

Permasalahan yang timbul dalam penanganan air limbah rumah tangga dapat
bersifat teknis maupun non teknis.

Masalah teknis berkaitan dengan kualitas air limbah dan struktur bangunan
tangki septik, sedangkan masalah non teknis adalah masalah operasional yang
muncul kemudian ketika pelaksanaan di lapangan.
Adapun permasalahan-permasalahan yang timbul dibagi dalam 4 masalah yaitu
1. Masalah layanan pengelolaan air limbah
-

Ditinjau dari segi kuantitas, masyarakat Kabupaten Sampang yang


memanfaatkan sistem sanitasi berbasis masyarakat hanya sekitar
0,16% dari jumlah penduduk di Kabupaten Sampang.

Masih banyaknya masyarakat Kabupaten Sampang yang menggunakan


tangki septik untuk mengolah air limbah rumah tangga, namun sebagian
besar fasilitas tangki septiknya masih belum memenuhi standar teknis
yang ditetapkan. Terbukti di wilayah Kabupaten Sampang jarang ada
permintaan warga dalam pelayanan sedot tinja untuk melakukan

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.38

Buku Putih Sanitasi


pengurasan

tangki

septik.

Padahal

tangki

septik

TAHUN 2013
atau

cubluk

memerlukan pengurasan paling tidak sekali dalam 5 tahun.


-

Di daerah yang padat penduduk dimana jarak antar rumah berdekatan


dan jalan/gang masuk sangat sempit, sehingga tidak memungkinkan
truk tinja untuk menyedot lumpur tinja warga.

Jarangnya permintaan masyarakat atas jasa layanan pengurasan


limbah tinja tidak berjalan optimal.

Masih banyak masyarakat yang membuang grey water langsung


kesaluran drainase ataupun sungai tanpa mengalami pengolahan
terlebih dahulu. Hal iniberarti pencemaran akibat pembuangan air
limbah yang tidak terkontrol telah menyebabkan pencemaran di air
badan air sehingga banyak sungai ataupun anak sungai yang sudah
tidak standar baku mutu effluent.

2. Masalah ketersediaan dana


-

Kebijakan dalam penanganan air limbah rumah tangga tidak dapat


dipisahkan dengan ketersediaan dana/anggaran pemerintah kota.
Apabila dana tidak mendukung, maka pilihan teknologi yang terbaik
tidak dapat diterapkan dan dilaksanakan. Keterbatasan alokasi dana
Pemerintah Kabupaten Sampang mengakibatkan sistem pengolahan air
limbah rumah tangga secara lengkap dan tuntas menggunakan off-site
system (sistem terpusat) masih mengalami hambatan, sehingga pilihan
yang diambil saat ini adalah menggunakan sanitasi berbasis masyarakat
seperti Sanimas/SLBM.

Rendahnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan Sanimas/SLBM


(dalamoperasi dan pemeliharaan) sehingga pemerintah Kabupaten
masih perlu untuk mendanai biaya O&M.

Kurang tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi di bidang


air limbah permukiman karena rendahnya tingkat pemulihan biaya
investasi.

Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari sektor swasta dan


masyarakat melalui community development.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.39

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3. Masalah kelembagaan dan peraturan perundang-undangan


-

Kebijakan penerapan hukum dan perangkat peraturan perundangan


yang diperlukan dalam pengelolaan sistem air limbah rumah tangga
belum kuat dan memadai.

Belum optimalnya koordinasi antar instansi terkait dalam penetapan


kebijakan di bidang air limbah.

Belum ada Perda yang mengatur tentang pengolahan air limbah rumah
tangga termasuk ijin pembuangan air limbah domestik.

Belum diterapkannya aturan terhadap pelanggaran pembuangan air


limbah industri rumah tangga oleh Pemda.

Peraturan IMB belum diterapkan secara baik oleh masyarakat ataupun


pengelola permukiman, khususnya mengenai pengolahan air limbah.

Belum

ada

kebijakan

pengembangan

per-UU-an

tentang

PLP

(Penyehatan Lingkungan Permukiman) yang bersifat operasional.


-

Belum kuatnya kelembagaan dengan penyesuaian struktur dan


kewenangan kelembagaan pengelolaan air limbah rumah tangga
maupun air limbah industri rumah tangga.

Belum terpisahnya fungsi regulator dan operator dalam pengelolaan


baik air limbah rumah tangga maupun air limbah industri rumah tangga.

Masih rendahnya kapasitas sumber daya manusia yang terkait dalam


pengelolaan air limbah rumah tangga dan air limbah industri rumah
tangga.

4. Masalah peran serta masyarakat


-

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya


pengelolaan air limbah rumah tangga / permukiman dan perilaku hidup
bersih dan sehat.

Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah


permukiman, khususnya dalam pembiayaan investasi, operasi dan
pemeliharaan air limbah.

Kurang memadainya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan air


limbah rumah tangga/ permukiman.

Kemitraan pemerintah dan swasta belum berkembang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.40

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tantangan Pengelolaan Air Limbah


Beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengelola air limbah meliputi:
a. Terkendalinya pencemaran terhadap air tanah dan badan air akibat air
limbah rumah tangga.
b. Meningkatkan akses pelayanan air limbah rumah tangga kepada
masyarakat melalui penyediaan prasarana dan sarana air limbah dengan
sistem

pengolahan

yang

memadai,

dengan

melibatkan

partisipasi

masyarakat dan kemitraan dengan swasta.


c. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan air
limbah rumah tangga dan air limbah industri rumah tangga bagi kesehatan
dan perlindungan sumber daya air.
Tabel 3.18 Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis Air Limbah

Permasalahan Mendesak
1

Kurang sadarnya Kesadaran Masyarakat

Isu Strategis
1)

aspek kelembagaan

Sebagian masyarakat dengan membuang

belum ada peraturan secara khusus

limbah

tentang penanganan lumpur tinja

ke

penyelesaian

badan
masalah

air
limbah

merupakan
domestik

tanpa memperhitungkan akibat yang akan


ditembulkan seperti pencemaran badan air
dan penyakit. Untuk itu diperlukan peran
pemerintah

ke

warga

akan

bahayanya

limbah jika dibuang langsung ke Badan air.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.41

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.3. Pengelolaan Persampahan


3.3.1. Kelembagaan
Sistem persampahan di Kabupaten Sampang dilakukan dengan 2 (dua) sistem
pembuangan yaitu secara tradisional dan dikelola secara khusus oleh Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Sampang. Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Sampang hanya melayani beberapa Kecamatan yaitu
Kecamatan Sampang dan Kecamatan Ketapang.

Pembuangan sampah secara tradisional, yakni melalui pemusnahan sampah,


dengan cara menimbun sampah di pekarangan rumah, membakar atau juga
membuang sampah di tanah-Iahan kosong yang ada maupun dibuang di sungai.

Tupoksi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sampang sebagaimana tercantum


dalam Peraturan Bupati Sampang Nomor : 61 Tahun 2008 adalah sebagai berikut :
a.

Tugas Pokok
Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengendalian
lingkungan hidup, kebersihan dan persampahan serta melaksanakan
koordinasi pennyusunan rencana yang memuat visi, misi, tujuan, strategi
kebijakan program dan kegiatan pengendalian lingkungan hidup, kebersihan
dan persampahan.

b.

Fungsi
Secara garis besar fungsi dari Badan Lingkungan Hidup sebagai berikut :

Perumusan kebijakan teknis pengendalian lingkungan hidup, kebersihan


dan persampahan;

Pengkoordinasian,

penyusunan

dan

perencanaan

pengendalian

lingkungan hidup, kebersihan dan persampahan;

Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengendalian lingkungan


hidup, kebersihan dan persampahan;

Pelaksanaan

penelitian

dan

pengembangan

untuk

pengendalian

lingkungan hidup, kebersihan dan persampahan;

Pelaksanaan

monitoring,

pengendalian

dan

evaluasi

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

pelaporan

2.42

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

pengendalian lingkungan hidup, kebersihan dan persampahan

Pelaksanaan tugas - tugas kesekretariatan;

Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai


dengan bidang tugasnya.

Mewujudkan hal-hal tersebut di atas, maka Badan Lingkungan Hidup harus mampu
untuk menjawab tantangan ini. Maka dalam langkah operasionalnya untuk
mencapai tujuan organisasi yang membawa misi khusus masalah lingkungan hidup
di wilayah Kabupaten Sampang, organisasi Badan Lingkungan Hidup dilengkapi
dengan perangkat sebagai berikut :

Kepala Badan yang memimpin dan mengendalikan roda organisasi,


berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.

Sekretariat, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada


Kepala Badan, membawahi Subbag. Kepagawaian, Subbag Keuangan
dan Subbag Umum. Bertugas membantu Kepala Dinas dalam
memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh Subdin yang
mengemban tugas sebagai pembawa misi organisasi.

Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan, yang berada dibawah dan


bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Membawahi Sub Bidang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Sub Bidang Pengawasan
dan Pengendalian Lingkungan yang mempunyai tugas utama untuk
melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan dibidang

pengendalian dampak lingkungan.

Bidang Konservasi dan Rehabilitasi Sumber Daya Alam yang berada


dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan, membawahi
Sub Bidang Pemulihan Sumber Daya Alam dan Sub Bidang Penyuluhan
dan Pengaduan. Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan dibidang konservasi dan rehabilitasi sumber
daya alam.

Bidang Pertamanan dan Dekorasi Kota, yang berada dibawah dan


bertanggung jawab kepada Kepala Badan, membawahi Sub Bidang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.43

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Pertamanan dan Sub Bidang Dekorasi Kota. Mempunyai tugas untuk


melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan dibidang

pertamanan dan dekorasi kota.

Bidang Kebersihan dan Persampahan, yang berada dibawah dan


bertanggung jawab kepada Kepala Badan, membawahi Sub Bidang
Kebersihan Jalan dan Lingkungan dan Sub Bidang Pengelolaan
Persampahan. Mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan dibidang kebersihan dan persampahan

Kegiatan perencanaan pengelolaan persampahan dilakukan di Bappeda dan Dinas


Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah. Kegiatan pengadaan sarana
dan pengelolaan dilaksanakan di Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata
Ruang Daerah dan Badan Lingkungan Hidup.
Kegiatan pengelolaan disamping dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten juga
dilakukan oleh masyarakat tiap RT/RW/desa dan swasta. Untuk pengaturan dan
pembinaan dilakukan oleh instansi teknis di daerah yaitu PU Cikartarung dan
Badan Lingkungan Hidup. Untuk peraturan daerah terkait dengan pengelolaan
sanitasi yang telah ada adalah Rencana Program Jangka Menengah kabupaten
Sampang 2009-2013. Dokumen RPJM ini belum sepenuhnya dipedomani sebagai
bahan pelaksanaan program kegiatan karena sangat dinamisnya kondisi di daerah
serta

adanya

bencana-bencana

yang mungkin

terjadi. Kondisi pemangku

kepentingan dan peraturan kegiatan pengelolaan persampahan dapat dilihat pada


tabel 3.19. Daftar Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Dan Pengelolaan
Persampahan di Kabupaten Sampang di bawah ini.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.44

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.19. Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat Dalam Pengelolaan


Persampahan di Kabuten Sampang
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI

PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan sampah
skala kab/kota.

Menyusun
rencana
program
persampahan dalam rangka pencapaian
target
Menyusun rencana anggaran program
persampahan dalam rangka pencapaian
target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pewadahan sampah
di sumber sampah
Menyediakan
sarana
pengumpulan
(pengumpulan dari sumber sampah ke
TPS)
Membangun
sarana
Tempat
Penampungan Sementara (TPS)
Membangun
sarana
pengangkutan
sampah
dari
TPS
ke
Tempat
Pembuangan Akhir (TPA)
Membangun sarana TPA
Menyediakan sarana composting
PENGELOLAAN
Mengumpulkan sampah dari sumber ke
TPS
Mengelola sampah di TPS
Mengangkut sampah dari TPS ke TPA
Mengelola TPA
Melakukan pemilahan sampah
Melakukan penarikan retribusi sampah
Memberikan izin usaha pengelolaan
sampah
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan
sampah (jam pengangkutan, personil,
peralatan, dll)
Melakukan sosialisasi peraturan, dan
pembinaan dalam hal pengelolaan
sampah
Memberikan
sanksi
terhadap
pelanggaran pengelolaan sampah
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi

Pemerintah
Kabupaten

Swasta

Bappeda /
PU.Cikartarung/
BLH
Bappeda /
PU.Cikartarung/
BLH
Bappeda /
PU.Cikartarung/
BLH

Masyarakat

BLH

swasta

masyarakat

BLH

BLH

BLH

BLH
BLH

masyarakat

BLH

swasta

masyarakat

BLH
BLH
BLH
BLH
BLH
BLH

Swasta
swasta
-

masyarakat
masyarakat
-

BLH

PU.Cikartarung/
BLH

PU.Cikartarung/
BLH

Bappeda /

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.45

Buku Putih Sanitasi

terhadap capaian target pengelolaan


sampah skala kab/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap kapasitas infrastruktur sarana
pengelolaan persampahan
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap
efektivitas
layanan
persampahan, dan atau menampung
serta mengelola keluhan atas layanan
persampahan

PU.Cikartarung/
BLH
Bappeda /
PU.Cikartarung/
BLH
Bappeda /
PU.Cikartarung/
BLH

TAHUN 2013

Tabel 3.20. Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Sampang


Ketersediaan

Pelaksanaan

Ada
(Sebutkan)

Tidak
Ada

Efektif
Dilaksa
nakan

Belum
Efektif
Dilaksan
akan

Tidak
Efektif
Dilaksa
nakan

Ketera
ngan

Pembagian kerja pengumpulan sampah


dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA,
pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu
pengangkutan sampah dari TPS ke TPA

Kerjasama pemerintah kab/kota dengan


swasta atau pihak lain dalam pengelolaan
sampah

Retribusi sampah atau kebersihan

Peraturan

PERSAMPAHAN
Target capaian pelayanan pengelolaan
persampahan di Kab/Kota ini
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah
Kab/Kota dalam menyediakan layanan
pengelolaan sampah
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah
Kab/Kota dalam memberdayakan
masyarakat dan badan usaha dalam
pengelolaan sampah
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat
untuk mengurangi sampah, menyediakan
tempat sampah di hunian rumah, dan
membuang ke TPS
Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit
usaha di kawasan komersial / fasilitas
social / fasilitas umum untuk mengurangi
sampah, menyediakan tempat sampah,
dan membuang ke TPS

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab Sampang Tahun 2013

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.46

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.3.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan


Pengelolaan sampah suatu kota bertujuan untuk melayani sampah yang dihasilkan
penduduknya, yang secara tidak langsung turut memelihara kesehatan masyarakat
serta menciptakan suatu lingkungan yang bersih, baik dan sehat.

Pada awalnya, pemukiman seperti pedesaan memiliki kepadatan penduduk yang


masih sangat rendah. Secara alami tanah / alam masih dapat mengatasi
pembuangan sampah yang dilakukan secara sederhana (gali urug). Makin padat
penduduk suatu pemukiman atau kota dengan segala aktivitasnya, sampah tidak
dapat lagi diselesaikan di tempat; sampah harus dibawa keluar dari lingkungan
hunian atau lingkungan lainnya. Sehingga Permasalahan sampah semakin perlu
untuk dikelola secara profesional.

A. Sistem Sanitasi Pengelolaan Sampah


Dengan meningkatnya aktivitas dan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Sampang,
maka jumlah sampah yang dihasilkan juga terus meningkat. Sistem pengelolaan
sampah yang dikelola di wilayah Kabupaten Sampang selama ini hanya menangani
persampahan wilayah perkotaan setingkat IKK, sehingga dalam penanganannya
belum memperlihatkan penanganan yang optimal.
Untuk

penanganan

persampahan

kedepannya,

maka

sistem

pengelolaan

persampahan di Kabupaten Sampang dibedakan berdasarkan perwilayahan.

1.

Sistem pengelolaan sampah perkotaan


Dalam skala Kabupaten Sampang, sampah ditangani oleh Badan Lingkungan
Hidup dengan pengangkutan secara komunal yaitu dimana sampah dari tiap
rumah tangga diangkut oleh petugas kebersihan ke TPS (Tempat Pembuangan
Sampah) dengan gerobak, dari TPS lalu diteruskan diangkut ke TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) oleh truk-truk sampah.
Pembuangan Akhir Sampah (TPA) yang dimiliki Kabupaten Sampang sendiri
ada 2 lokasi, yaitu di wilayah Gunung Madah dan di wilayah Ketapang. Dalam
skala kabupaten atau di wilayah pedesaan, sistem pembuangan sampah
dilakukan secara swadaya oleh masyarakat dengan menimbun sampah di

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.47

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

pekarangan rumah masing-masing. Sampah dalam kawasan dikumpulkan oleh


masing-masing rumah (daerah terbangun) dan kotoran sampah tersebut
banyak yang dibakar oleh penduduk.

2. Sistem pengelolaan sampah perdesaan


Kondisi eksisting di Kabupaten Sampang, untuk wilayah pedesaan sistem
pengolahan sampahnya adalah dengan dibakar ataupun dengan cara sitimbun.
Untuk kedepannya sistem pengolahan ini akan diganti menjadi sistem
komposting. Oleh karena itu peru adanya sosialisasi mengenai sistem ini dan
sosialisasi mengenai penggunaan keranjang sampah takakura.

Sedangkan Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan persampahan di Kabupaten


Sampang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Tabel 3.21: Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Input

Sampah
Organik/
sampah
anorganik

User
Interface

Pengumpulan
Setempat

Penampu
ngan
Sementa
ra (TPS)

Pengangk
utan

(Semi)
Pengolahan
Akhir Terpusat

Daur
Ulang/Pe
mbuanga
n Akhir

Kode/
Nama
Aliran

Pasar Sri
Mangunan

tong
sampah/kantong
plastik

TPS &
container

Dump
truck

TPA

Produksi
kompos

Pasar Hewan

tong
sampah/kantong
plastik

TPS

Dump
truck

TPA

Produksi
kompos

Pasar Torjun

tong
sampah/kantong
plastik

TPS

Dump
truck

TPA

Produksi
kompos

Pasar
Pengarengan

tong
sampah/kantong
plastik

Container

Dump
truck

TPA

Produksi
kompos

Pasar
Kedundung

tong
sampah/kantong
plastik

Container

Dump
truck

TPA

Produksi
kompos

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.48

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Sampang dapat dilihat


pada tabel 3.22. Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten
Sampang sebagai berikut :
Tabel 3.22. Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Sampang

Kelompok Fungsi

Teknologi yang
digunakan

User Interface
User Interface

Pasar
Terminal

Pengumpulan
Setempat
Pengumpulan
Setempat
Penampungan
Sementara (TPS)
Pengangkutan
Pengangkutan
Pengangkutan
(Semi)Pengolahan
Akhir terpusat

Pembuangan Akhir /
Daur Ulang
Pembuangan Akhir /
Daur Ulang
Pembuangan Akhir /
Daur Ulang
Pembuangan Akhir /
Daur Ulang
User Interface

Pengangkutan

(Perkiraan) Nilai
Data

Sumber Data

Jumlah Pasar
Jumlah Terminal
Jumlah sampah
terangkut

14 bh
1bh

BLH
BLH

12 m3/HR

BLH

Tong sampah di
tepi jalan

Jml

96 Unit

BLH

Container

Jml

20 unit

BLH

TPS besar

Jml

35 unit

BLH

Dump truck
Motor Sampah
Armroll

Jml
Jml
Jml

BLH
BLH
BLH

TPA

Nama

TPA

Kapasitas
Sampah
terangkut

10 bh
5 bh
5 bh
TPA Gunung
Madah
4,5 Ha
+ 363/bln

BLH

TPA

User Interface

Jenis Data
Sekunder

BLH
BLH

Produksi
kompos

Jml produksi

8m3

BLH

Tanah

Jml

4,5 Ha

BLH

Daur Ulang
Plastik

Jml

+36,2 m3/bln

PEMULUNG

Sungai

Nama sungai

Kemuning

BLH

Terminal

Jumlah Terminal
Jumlah sampah
terangkut

1bh

BLH

8 m3/HR

BLH

Jml lokasi

9 lokasi

BLH

Jml

5 bh

BLH

Rumah Tangga
Perorangan
Pick Up

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.49

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Berdasarkan Studi EHRA mengenai pengelolaan sampah rumah tangga pada


aspek cara pengelolaan sampah rumah tangga pada skala Kabupaten Sampang
dapat dilihat bahwa pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan oleh
masyarakat sebagian besar adalah dibakar sebesar 61,9%, dibuang kedalam
lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah sebesar 19,3% dan dibuang di lahan
kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk sebesar 0,3%. Dari hasil survei
tersebut terlihat bahwa sebagian masyarakat belum menjadi penerima layanan
sampah dan belum melakukan pemanfaatan sampah (3R) sehingga sampah dapat
mencemari tanah, air dan udara (gas hasil pembakaran sampah). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram pie gambar 3.11. di bawah ini.
Gambar 3.11. Grafik Pengelolaan Sampah.

Sumber : Hasil Studi EHRA Kabupaten Sampang Tahun 2013

Sedangkan praktek pemilahan sampah oleh rumah tangga skala Kabupaten


Sampang adalah telah dilakukan pemilahan sampah sebesar 88,4% dan belum
dilakukan pemilahan sampah sebesar 11,6%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram pie gambar 3.12 di bawah ini.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.50

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Gambar 3.12. Grafik Praktek Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga.

Sumber : Hasil Studi EHRA Kabupaten Sampang Tahun 2013

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.51

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Peta 3.3 Cakupan Layanan Persampahan Kabupaten Sampang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.52

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Peta 3.4 Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Persampahan Kabupaten Sampang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.53

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.3.3. Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK


Dengan meningkatnya aktivitas dan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Sampang,
maka jumlah sampah yang dihasilkan juga terus meningkat. . Baik yang bersumber
dari rumah tangga, pasar dan kegiatan lainnya. Jumlah timbulan sampah dari hari
kehari terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, kegiatan dan
pola hidup masyarakat yang makin beragam.

Kebanyakan sumber sampah di kota Sampang pada umumnya didominasi oleh


sampah yang berasal dari rumah tangga yang merupakan sampah basah, selain
juga sampah dari kegiatan lainnya seperti dari pasar, perkantoran, jalan, fasilitas
umum, pusat perdagangan.

Pengelolaan persampahan di tingkat sekolah belum dilaksanakan di semua


sekolah. Beberapa pelatihan mengenai pengomposan sudah dilakukan namun
terkendala oleh bau dan ketersediaan lahan disekolah yang bersangkutan. Selain
itu, program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tidak menyarankan adanya
pengumpulan sampah di dalam lokasi sekolah. Hal ini bertentangan dengan
semangat untuk melaksanakan pengelolaan sampah yang ditanamkan sejak dini.
Pengelolaan kebersihan kota dilaksanakan baik oleh masyarakat melalui RT / RW
dan pemerintah Kabupaten Sampang

(Badan Lingkungan Hidup) . Keterlibatan

RT/RW adalah dalam pengumpulan sampah dari sumber sampah untuk dibawa ke
tempat

penampungan

sementara

(TPS).

pengumpulan/penyapuan di daerah komersial,

Pemerintah

melakukan

juga pengangkutan dari TPS ke

tempat pembuangan akhir (TPA), termasuk pemusnahan di TPA.

Salah satu proses pengolahan sampah yang dilakukan di Kota Sampang adalah
pengomposan, yaitu pembuatan kompos dari sampah organik. Proses komposting
menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomis. Penggunaan komposting
sebagai alternatif pengolahan sampah dilakukan dengan dua cara, yaitu komposting
komunal untuk area penghasil sampah dan komposting individual untuk area
pelayanan di wilayah pemukiman. Dengan kandungan sampah organik yang tinggi

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.54

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

dan dipandang sebagai salah satu alternatif dalam mengurangi volume sampah
yang akan di buang ke TPA sampah.

Banyak wilayah permukiman dan perumahan yang tidak terlayani oleh pengelolaan
persampahan berbasis lembaga yang disebabkan oleh kondisi geografis, kepadatan
bangunan ataupun hal teknis lainnya. Oleh karena itu, pengelolaan persampahan
juga

dilaksanakan

dengan

pendekatan

berbasis

masyarakat..

Keterlibatan

masyarakat dalam pengelolaan persampahan cukup tinggi walaupun masih


didominasi oleh kaum perempuan.

Kegiatan pengelolaan sampah secara komposting, untuk mereduksi timbulan


sampah. Pengelolaan dengan komposting ini dirasakan cukup cocok dengan
kondisi di lapangan. Selain itu pengelolaan dengan cara ini sudah merupakan
program dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sampang yang mencanangkan
Zero Garbage. Dan salah satu kegiatan komposting yang dilakukan di Kota
Sampang adalah menggunakan teknik pembuatan kompos skala rumah tangga dan
skala komunal serta pengolahan kompos metode TAKAKURA.

Penggunaan tempat sampah TAKAKURA merupakan salah satu program dari


Badan Lingkungan Hidup untuk menangani masalah persampahan di Kabupaten
Sampang. Ini juga merupakan media pembelajaran agar warga dapat menjalankan
mekanisme pengelolaan sampah di wilayahnya secara mandiri. Intinya, dari waktu
ke waktu besarnya partisipasi pengelolaan sampah seiring dengan meningkatnya
jumlah Keranjang Takakura yang tersebar, signifikan mereduksi sampah organik
yang dibuat ke TPS.

Jika sistem dijalankan dengan disiplin hasilnya pasti bagus. Alangkah indahnya bila
komunitas dan kader-kader pengelola, secara rutin, mungkin pada hari lingkungan,
bersamaan menyampaikan perkembangan pengelolaan sampah, kualitas dan
kuantitasnya.Ini memudahkan kota untuk membuat langkah strategis dalam
pengelolaan sampah pada masa mendatang.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.55

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.23. Pengelolaan Persampahan Di Tingkat Kelurahan/Kecamatan


Dikelola oleh

Dikelola oleh

Masyarakat

Sektor Formal di

Dikelola

tingkat

Pihak

Kelurahan/

Swasta

RT

Jenis kegiatan

RW

Keterangan

Kecamatan

Pengumpulan
sampah

dari

Pemerintah

rumah
Pemilahan
sampah di TPS
Pengangkutan
Sampah ke TPS
Pengangkutan
sampah ke TPA
Pemilahan
sampah di TPA
Para

Penyapu

Jalan

Tabel 3.23. Pengelolaan Persampahan Di Tingkat Kabupaten Sampang


Dikelola

Dikelola oleh

oleh

Sektor Formal di

Masyarakat

Tingkat

Dikelola oleh

Jenis Kegiatan

Kabupaten/Kota

Dikelola Pihak
Swasta

Pengumpulan sampah dari rumah

Pemilahan sampah di TPS

Pengangkutan Sampah ke TPS

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.56

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Pengangkutan sampah ke TPA

Pemilahan sampah di TPA

Para Penyapu Jalan

Tabel 3.24: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat


N
o

Komponen

Persampahan

Nama
Program /
Proyek /
Layanan
Bantuan
Gerobak
sampak/Tong
sampah
disalurkan ke
RW/lingkungan
dan masjid

Pelaksa
na/PJ

Tahun
Mulai

Kondisi Sarana Saat ini

BLH

2010

Menampu
ng
sampah
rumah
tangga

Fungsi

Aspek PMJK

Tidak
Fungs
i

Rus
ak

P
M

JDR

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sampang Tahun 2013

3.3.4. Pemetaan" Media


Kesadaran masyarakat akan bahaya sampah sebagai sumber penyakit perlu benarbenar ditanamkan melalui kampanye berbagai media. Dalam hal sosialisasi
pengelolaan sampah kepada masyarakat yang terpenting adalah pemahaman dan
partisipasi masyarakat terhadap aktivitas 3R terutama pemilahan. Beberapa
kegiatan yang telah dilakukan adalah dialog interaktif, siaran keliling dan pemutaran
film, artikel tentang sampah.Kegiatan komunikasi di Kabupaten Sampang yang
terlibat dalam kampanye pengelolaan sampah dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.57

MB
R

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.26. Kegiatan komunikasi Terkait komponen persampahan


di Kabupaten Sampang
Tahun

Dinas
pelaksana

1. Dialog
Interaktif
RSPD
suara SPG
(Sampang)

2011

BLH

2. Radar
Madura

2011

Dishubko
minfo

No

Kegiatan

Tujuan kegiatan
Pengelolaan
Sampah menurut
jenisnya

Memberikan
informasi ke
masyarakat
pengelolaan
persampahan

Khalayak
sasaran

Pesan
kunci

Masyaraka
t Sampang

Klasifika
si
sampah
kering
dan
sampah
basah
Jangan
membua
ng
sampah
sembara
ngan

Masyarakat
Sampang

Pembelajaran
Meningkatkan
kesadaran
masyarakat
dalam
mengelola
sampah
Memahamkan
masyarakat
akibat
membuang
sampah
sembarangan

Tabel 3.27 Media komunikasi dan kerjasama terkait komponen persampahan di


Kabupaten Sampang
No

Jenis
Media

Khalayak

Pendanaan

Isu yang
Diangkat

Pesan Kunci

Efektivitas

Positif dapat
merubah
perilaku
masyarakat
Masyarakat
mau memilah
sampah basah
dan kering
Positif dapat

1.

Radar
Madura

Masyarakat
Kab
Sampang

Dishubkomimnfo Kebersihan
&Kesehatan
lingkungan

Buanglah
sampah
ditempatnya

2.

RSPD
suara SPG
(Sampang

Masyarakat
Kab
Sampang

Dishubkominfo

Bank
Sampah

Sampah bisa
menjadi
Rupiah

RSPD
suara SPG
(Sampang)

Masyarakat
Kab
Sampang

Dishubkominfo

Meningkatkan
budaya
bersih
di
kalangan
masyarkat

Keterlibatan
merubah
Masyarakat
perilaku
dalam
masyarakat
pengelolaan
persampahan

3.3.5. Partisipasi Dunia Usaha


Pada dasarnya Partisipasi Dunia Usaha di Kabupaten Sampang secara formal yang
ditindaklanjuti dengan kerjasama belum ada, tetapi ada kegiatan yang secara tidak
langsung dapat mengelola dan mengurangi persampahan di Kabupaten Sampang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.58

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

antara lain :
a.

Usaha Penyedot Lumpur Tinja


Kegiatan masyarakat dunia usaha ini, belum ada. Untuk penyediaan jasa
penyedot lumpur tinjasaat ini disediakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Sampang ( BLH).

b.

Pembinaan ke Sekolah-Sekolah
Pengelolaan sampah yang tepat dan efisien juga dilakukan ke sekolahsekolah melalui pembinaan yang dilakukan oleh SKPD yang terkait di
Kabupaten Sampang.

Saat ini partisipasi dunia usaha maupun sektor swasta belum menjangkau
pengelolaan persampahan.Namun demikian terdapat potensi untuk bekerjasama
dengan pihak swasta baik melalui mekanisme Corporate Social Responsibility
(CSR) untuk melakukan berbagai kegiatan pengelolaan persampahan. Diharapkan
ke depan makin banyak kerjasama dengan pihak swasta untuk pengelolaan
persampahan.
Partisipasi dunia usaha yang telah dilakukan di Kabupaten Sampang dapat dilihat
pada tabel 3.28. Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di
Kabupaten Sampang di bawah ini.

Tabel 3.28. Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan Yang Ada Di


Kabupaten Sampang
No

Nama Provider/Mitra
Potensial

Tahun mulai
operasi/
Berkontribusi

Jenis kegiatan/
Kontribusi
Terhadap
Sanitasi

Potensi Kerjasama

Komponen : Persampahan

1 Bank Sakerah

2011

Bank Sampah

2 Bank Trunojoyo

2011

Bank Sampah

Pengumpulan dan Pemilahan


Sampah Plastik dari pemulung
untuk disalurkan ke Pabrik Daur
Ulang
Pengumpulan dan Pemilahan
Sampah Plastik dari pemulung
untuk disalurkan ke Pabrik Daur
Ulang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.59

Buku Putih Sanitasi

3 Bank Potrek Kuning

2011

Bank Sampah

4 Bank Manggis

2011

Bank Sampah

5 Bank Diponegoro

2001

Bank Sampah

TAHUN 2013

Pengumpulan dan Pemilahan


Sampah Plastik dari pemulung
untuk disalurkan ke Pabrik Daur
Ulang
Pengumpulan dan Pemilahan
Sampah Plastik dari pemulung
untuk disalurkan ke Pabrik Daur
Ulang
Pengumpulan dan Pemilahan
Sampah Plastik dari pemulung
untuk disalurkan ke Pabrik Daur
Ulang

Sumber : BLH Kabupaten SampangTahun 2013

3.3.6. Pendanaan dan Pembiayaan


Realisasi dan anggaran pendanaan belanja sanitasi sub sektor pengelolaan
persampahan di Kabupaten Sampang selama lima tahun terakhir mengalami
kondisi pasang surut, hal ini dipengaruhi oleh kemampuan pendanaan APBD
Kabupaten Sampang.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.60

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.29. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen persampahan

No

Subsektor

Air Limbah (1a+1b)

Sampah (2a+2b)

Belanja (Rp)
2009

2010
0

1,314,328,600
0

2011
0

1,259,326,450

2012
0

1,046,370,950

1,018,585,100

2.c

Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur


terbangun

Drainase (3a+3b)

Aspek Promosi Higiene dan Sanitasi

Sumber : Badan Ligkungan Hidup Kabupaten Sampang Tahun 2013

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.61

1,165,000,000

-1.39

Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD

1,018,585,100

1,260,722,220

2.b

1,046,370,950

1,665,000,000

Pendanaan Investasi air limbah

1,259,326,450

2.a

1,314,328,600

2013
0

Pertumbuhan
(%)

Rata-rata

1,160,722,220

0
-1.39

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.30. Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah


Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)
No

SKPD

Pertumbuhan (%)
2009

Retribusi Air Limbah

Retribusi Sampah

2.a

Realisasi retribusi

2.b

Potensi retribusi

2010
0

2011
0

2012
0

2013
0

113,372,070

107,496,030

87,892,895

100,186,000

100,186,000

(2.36)

113,372,070

107,496,030

87,892,895

100,186,000

100,186,000

(2.36)

124,074,300

124,974,300

88,672,400

102,739,200

105,344,500

(2.48)

Retribusi Drainase

Sumber : Badan Ligkungan Hidup Kabupaten Sampang Tahun 2013

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.62

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.3.7. Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak


Beberapa permasalahan persampahan Kabupaten Sampang berkaitan dengan
pengelolaan persampahan Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut :
a. Ketersediaan sarana dan prasarana
Terbatasnya jumlah sarana dan prasarana yang menunjang kinerja operasional
pengelolaan persampahan yang meliputi bak sampah komunal, gerobak
sampah, armada Dump Truck, Wheel Loader, Escavator dan mesin pengolah
untuk komposting (alat pencacah) dan kondisi sarana prasarana yang kurang
memadai ditinjau dari usia peralatan pengelolaan persampahan karena
didominasi peralatan dengan usia > 5 tahun dan dalam kondisi sering rusak.
b. Permasalahan Kinerja Operasional Pengelolaan Persampahan
- Perwadahan :
Belum semuanya wilayah pelayanan sampah terdapat pewadahan dan
semakin banyak masyarakat yang keberatan di wilayahnya berdekatan
dengan tempat pembuangan sampah.
Sampah yang sering meluber ke luar bak sampah komunal dapat
mengganggu keindahan kota dan lalu lintas.
Pewadahan hampir semuanya tidak dilengkapi dengan penutup untuk
menghindari pencemaran lingkungan sekitar. Pada awal mula pengadaan
pewadahan sampah, semua wadah sampah dilengkapi penutup tetapi tutup
tersebut

hampir

semuanya

hilang

dicuri/diambil

orang

yang

tidak

bertanggungjawab.
Adanya potensi pencemaran lingkungan di sekitar pewadahan.
Ada sebagian bak sampah komunal rusak (tembok pembatasnya rusak).
- Pengumpulan
Penyapuan jalan hanya dilakukan pada segmen jalan tertentu saja.
Waktu penyapuan jalan yang dilakukan oleh petugas kebersihan belum
sesuai dengan jadwal.
Terbatasnya gerobak sampah yang ada sehingga tidak dapat melayani
100% timbulan sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kabupaten
Sampang.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.63

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Terbatasnya jumlah pekerja pengangkutan sehingga sebagian sampah tidak


terangkut.
Belum ada kontainer sampah pada kawasan-kawasan khusus yang
sebenarnya membutuhkan kontainer sampah, misalnya pasar dan fasilitas
kesehatan (rumah sakit).
- Pengangkutan/pemindahan
Adanya Armada truk sampah yang ada sering rusak akibat umur armada
truk yang relatif tua, sedangkan pemakaian non stop tanpa henti setiap hari,
sehingga mengakibatkan terlambatnya pengangkutan, membutuhkan biaya
perawatan dan perbaikan yang cukup tinggi.
Pada kondisi tertentu pengangkutan hanya dapat dilakukan satu rit akibat
dari banyaknya sampah yang tidak dibuang pada tempat yang ditentukan.
Pengolahan
Tidak dan belum berjalannya prosedur 3 R (reduction = pengurangan, reuse
= pakai ulang dan recycle = daur ulang).
Belum dilakukan proses pemilahan sampah secara kontinyu mulai dari
sumber.
Pengelolaan sampah sudah memperhatikan faktor non teknis seperti
partisipasi masyarakat dan penyuluhan mengenai pentingnya kebersihan
dan keutamaan dalam mengolah sampah, tetapi dalam penerapannya
masyarakat tidak memperhatikan/mengindahkan
Sistem pengelolaan sampah belum dilakukan secara optimal dengan
memperhatikan standar pengelolaan sampah sehingga dapat menimbulkan
pencemaran udara, tanah dan air serta dapat menurunkan estetika
lingkungan (mulai dari pewadahan sampai pengolahan).
Pola pengolahan sampah di TPA masih menggunakan metode open
dumping.
Belum adanya alat berat yang mendukung pelaksanaan open dumping dan
alat berat wheel loader di TPA yang seringkali mengalami kerusakan.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.64

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

c. Manajemen Pengelolaan dan Kelembagaan


Belum

adanya

data

base

perkembangan

persampahan

Kabupaten

Sampang.
Belum adanya pendataan yang kontinue terhadap potensi sampah kota yaitu
pendataan terhadap volume sampah yang masuk ke TPA, yang terolah dan
tidak terolah di TPA dan yang berpotensi untuk diolah.
Terbatasnya personil petugas Dinas PU Cikartarung Kabupaten Sampang
Tidak memadainya dana operasional dan pemeliharaan.
Masih minimnya kemampuan pengelola untuk mengelola sampah dengan
prinsip 3 R.
Tidak dan belum melibatkan stakeholder lain (swasta/masyarakat) dalam
pengelolaan sampah dan kebersihan
d. Anggaran/pembiayaan
Pembiayaan dan dana yang terbatas, karena pengelolaan sampah hanya
dikelola oleh Dinas PU Cikartarung Kabupaten Sampang sedangkan biaya
operasional pengelolaan dan konstruksi persampahan meningkat setiap
tahunnya.
e. Hukum/Peraturan
Tidak/belum berjalannya sistem penegakan hukum tentang kebersihan.
Tidak adanya peraturan/Perda yang mengatur tentang sistem pengelolaan
persampahan secara komprehensif.
f. Peran Serta masyarakat
Rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk membuang sampah
pada tempatnya dan memelihara kebersihan lingkungan.
Relatif kurangnya pemahaman masyarakat terhadap permasalahan sampah.
Sebagian masyarakat masih memandang sampah sebagai bahan yang
menjijikkan, sehingga enggan untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang
memiliki nilai ekonomi
g. Teknologi
Tidak/belum berjalannya prosedur 3 R pada pengelolaan sampah.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.65

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Dari beberapa penjabaran permasalahan diatas, maka dapat disimpulan sda


beberapa persoalan berkaitan dengan pengelolaan sampah Kabupaten Sampang,
yaitu:
a.

Pengelolaan masih menggunakan pendekatan kumpul-angkut-buang,


yakni hanya memindahkan masalah dari sumber sampah/bak sampah
komunal-bak sampah komunal ke TPA Kabupaten Sampang.

b.

Kurangnya

keterlibatan

masyarakat/agama,

masyarakat

kelompok

seperti

eksekutif,

pemuda/karangtaruna,

tokoh

kelompok

perempuan/PKK, Parpol, Ormas, LSM, dan lain-lain dalam pengelolaan


persampahan. Pengelolaan sampah dianggap persoalan sepele dan
sederhana.
c.

Keterbatasan sarana dan prasarana serta belum lengkapnya regulasi.

d.

Keterbatasan pembiayaan dan rendahnya insentif pekerja pengelolaan


sampah.

e.

Keterbatasan SDM pengelola

Adapun isu strategis dalam

pengelolaan persampahan adalah kesadaran

masyarakat mengenai nilai sampah, dan dampaknya terhadap kesehatan publik.


Sampai saat ini masyarakat sadar bahwa sampah yang tidak terkelola dengan baik
dapat berdampak pada kesehatan individu dan publik. Namun demikian masyarakat
masih berperilaku membuang sampah sembarangan. Artinya masyarakat tahu
bahwa membuang sampah sembarangan tidak baik, namun dari perilaku merka
tetap melakukan. Untuk itu perlu segera dilakukan upaya untuk mensinergikan pola
pikir dan perilaku masyarakat agar pengelolaan sampah tidak hanya sebatas
pengetahuan saja.

Masyarakat perlu dikenalkan mengenai nilai ekonomis sampah. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggalakkan kegiatan Bank Sampah, Kredit Sampah, Sodaqoh
Sampah, prinsip 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) dan lain sebagainya yang
diharapkan dapat membuka mata masyarakat mengenai nilai ekonomis sampah.
Seperti kata pepatah Jika tidak bisa dilawan, jadikan kawan.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.66

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Penaatan norma lingkungan hidup dalam kerangka supremasi hukum dilakukan


secara komprehensif, dengan konsisten menjalankan UU.No.18 /2008 Tentang
Pengelolaan Sampah yang berlandaskan pada prinsip-prinsip 3R (reduce-reuserecycle), sebuah pedoman sederhana untuk membantu masyarakat dalam
meminimumkan

sampahnya

serta

pelaksanaan

UU.No.32/2009

Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, peningkatan pendayagunaan


aparat

(PPNS),

prasarana

dan

sarana

penegakan

hukum

lingkungan;

pengembangan jejaring penegakan hukum lingkungan yang bekerja secara sinergis,


hilangkan ego sektoral khususnya dalam penanganan sampah ini, begitupun pada
wilayah kab/kota bertetangga dapat melaksanakan pengelolaan secara regional
terpadu (kerjasama antardaerah).

Perlu upaya lebih serius dan berwawasan lingkungan berbasis masyarakat. Isu
strategis yang terkait dengan infrastruktur persampahan adalah isu mengenai
ketersediaan dan keberfungsian TPS dan TPA yang ramah lingkungan. Selama ini
lokasi TPS dan TPA dinilai tidak sesuai dengan standar teknis dan kesehatan.
Selain itu, di daerah dengan kawasan yang sangat padat, ketersediaan TPS tidak
mencukupi kapasitasnya
.
Hal ini belum ditambahkan dengan masalah kapasitas dinas teknis dalam
mengelola sampah baik dalam transportasi dan pengolahan sampah di TPA.
Permasalahan sampah dikawasan perkotaan disebabkan beberapa parameter yang
saling

berkaitan,

yaitu

pertumbuhan

penduduk,

pertumbuhan

ekonomi,

kesejahteraan, pola konsumsi masyarakat, pola keamanan dan perilaku penduduk,


aktivitas fungsi kota, kepadatan penduduk dan bangunan, serta kompleksitas
problem transportasi.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.67

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.31 Permasalahan Mendesak dan Issue Strategis

Permasalahan Mendesak

Issue Strategis

Pengelolaan masih menggunakan


pendekatan kumpul-angkut-buang, yakni
hanya memindahkan masalah dari sumber
sampah/bak sampah komunal-bak sampah
komunal ke TPA Kabupaten Sampang

Kesadaran masyarakat mengenai nilai


sampah, dan dampaknya terhadap
kesehatan publik

Kurangnya keterlibatan masyarakat seperti


eksekutif, tokoh masyarakat/agama,
kelompok pemuda/karangtaruna, kelompok
perempuan/PKK, Parpol, Ormas, LSM, dan
lain-lain dalam pengelolaan persampahan.
Pengelolaan sampah dianggap persoalan
sepele dan sederhana

Kesadaran masyarakat mengenai nilai


sampah, dan dampaknya terhadap
kesehatan publik

Keterbatasan sarana dan prasarana serta


belum lengkapnya regulasi

Ketersediaan dan keberfungsian TPS dan


TPA yang ramah lingkungan

Keterbatasan pembiayaan dan rendahnya


insentif pekerja pengelolaan sampah

Ketersediaan dan keberfungsian TPS dan


TPA yang ramah lingkungan

Keterbatasan SDM pengelola

Ketersediaan dan keberfungsian TPS dan


TPA yang ramah lingkungan

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.68

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.4. Pengelolaan Drainase Lingkungan


3.4.1. Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 11 Tahun 2008
pengelolaan Drainase Lingkungan di Kabupaten Sampang diselenggarakan oleh
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah Kabupaten Sampang.

Pada Bidang perumahan dan penataan lingkungan mempunyai tugas pokok dan
fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan bantuan teknis perencaan pembangunan, perbaikan dan
peremajaan perumahan serta prasarana dan sarana lingkungan pemukiman;
b. Pelaksanaan

pembinaan,

pengawasan

dan

pengendalian

terhadap

perumahan dan pemukiman;


c. Pemberikan

rekomendasi

izin

penghunian,

persewaan

perumahan,

pembangunan kawasan perumahan, sarana air bersih dan penyehatan


lingkungan pemukiman;
d. Pemeliharaan prasarana dan sarana lingkungan perumahan dan pemukiman
e. Pemberian bantuan teknis dan pembangunan prasarana dan sarana air
bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman;
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas PU Cipta
Karya dan Tata Ruang sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk Seksi perumahan, penyehatan lingkungan dan air bersih mempunyai tugas
pokok dan fungsi sebagai berikut :
a. Melakukan

pembinaan

pemantauan, pengawasan

dan

pengendalian

pembangunan prasarana dan sarana air bersih serta sanitasi penyehatan


lingkungan;
b. Menyiapkan bahan dalam rangka pengaturan dan pemberian rekomendasi
penghunian,

persewaan

perumahan

atau

pembangunan

kawasan

perumahan serta bangunan sarana air bersih dan penyehatan lingkungan


permukiman;
c. Melaksanakan normalisasi drainase perkotaan dan lingkungan permukiman;

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.69

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang


Perumahan dan Penataan Lingkungan sesuai bindang tugasnya.

Untuk kegiatan perencanaan pengelolaan drainase dilakukan di Bappeda dan Dinas


PU Cikartarung..Kegiatan pengadaan sarana dan pengelolaan dilaksanakan di
Dinas PU Cikartarung. Kegiatan pengelolaan disamping dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten juga dilakukan oleh masyarakat tiap RT/RW/desa. Untuk pengaturan
dan pembinaan dilakukan oleh instansi teknis di daerah yaitu Dinas PU Cikartarung
dan PU Pengairan. Untuk peraturan daerah terkait dengan pengelolaan sanitasi
yang telah ada adalah Rencana Program Investasi Jangka Panjang (RPIJM) 2008201 yang setiap tahunnya dilakukan revisi Dokumen RPIJM ini belum sepenuhnya
dipedomani sebagai bahan pelaksanaan program kegiatan karena sangat
dinamisnya kondisi di daerah serta adanya bencana-bencana yang mungkin terjadi
sehingga perlu dilakukan revisi-revisi. Kondisi pemangku kepentingan dan
peratuaran kegiatan pengelolaan drainase dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.32. Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam Pengelolaan Drainase
Lingkungan
FUNGSI

PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah Kabupaten

Swasta

Masyarakat

Bappeda/Cikartarung

Bappeda/ Cikartarung

Bappeda/ Cikartarung

PERENCANAAN

Menyusun target pengelolaan drainase


lingkungan skala kab/kota
Menyusun rencana program drainase
lingkungan dalam rangka pencapaian target
Menyusun rencana anggaran program
drainase lingkungan dalam rangka
pencapaian target
PENGADAAN SARANA

Menyediakan / membangun sarana drainase


lingkungan
PENGELOLAAN

PU Cikartarung

Membersihkan saluran drainase lingkungan

PU Cikartarung

RT/RW/Kel/Desa

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.70

Buku Putih Sanitasi

FUNGSI

TAHUN 2013

PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah Kabupaten

Swasta

Masyarakat

Memperbaiki saluran drainase lingkungan


yang rusak
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas
teknis bangunan (saluran drainase
lingkungan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN

PU Cikartarung

PU Cikartarung

Menyediakan advis planning untuk


pengembangan kawasan permukiman,
termasuk penataan drainase lingkungan di
wilayah yang akan dibangun
Memastikan integrasi sistem drainase
lingkungan (sekunder) dengan sistem
drainase sekunder dan primer

Bappeda/PU

Cikartarung
PU Cikartarung /PU
Pengairan

Melakukan sosialisasi peraturan, dan


pembinaan dalam hal pengelolaan drainase
lingkungan
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran
pengelolaan drainase lingkungan
MONITORING DAN EVALUASI

Melakukan monitoring dan evaluasi


terhadap capaian target pengelolaan
drainase lingkungan skala kab/kota

Bappeda/PU

Melakukan monitoring dan evaluasi


terhadap kapasitas infrastruktur sarana
pengelolaan drainase lingkungan

Bappeda/PU

Melakukan monitoring dan evaluasi


terhadap efektivitas layanan drainase
lingkungan, dan atau menampung serta
mengelola keluhan atas kemacetan fungsi
drainase lingkungan

Bappeda/PU

Cikartarung

Cikartarung

Cikartarung

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.71

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.33.Daftar Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Sampang


Ketersediaan
Peraturan

Ada

Tidak

(Sebutkan)

Ada

Pelaksanaan
Efektif
Dilaksan
akan

Belum Efektif

Tidak Efektif

Dilaksanakan

Dilakasnakan

Keteran
gan

DRAINASE LINGKUNGAN
Target
capaian
pelayanan
pengelolaan drainase lingkungan di
Kab/Kota ini

RPIJM

Kewajiban dan sanksi bagi


Pemerintah
Kab/Kota
dalam
menyediakan drainase lingkungan

Kewajiban dan sanksi bagi


Pemerintah
Kab/Kota
dalam
memberdayakan masyarakat dalam
pengelolaan drainase lingkungan

Kewajiban dan sanksi bagi


masyarakat dan atau pengembang
untuk
menyediakan
sarana
drainase
lingkungan,
dan
menghubungkannya dengan sistem
drainase sekunder

Kewajiban dan sanksi bagi


masyarakat untuk memelihara
sarana
drainase
lingkungan
sebagai saluran pematusan air
hujan

3.4.2

Sistem dan Cakupan Pelayanan

Menurut data dari Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Sampang, tahun
2007, terdapat beberapa saluran drainase. Jaringan drainase yang ada di
Kabupaten Sampang adalah sepanjang 38.986,5 m terbagi atas jaringan drainase
primer sepanjang 3.025 m, jaringan sekunder 11.081,5 m dan jaringan tersier
sepanjang 24.880 m.
Berdasarkan Studi EHRA mengenai prosentase rumah tangga yang
mengalami banjir secara rutin pada skala Kabupaten Kediri dapat dilihat bahwa

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.72

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

rumah tangga tidak pernah mengalami banjir adalah sebesar 96%, sekali dalam
setahun sebesar 3,85, beberapa kali dalam setahun tidak ada atau sebesar 0%,
sekali atau beberapa dalam sebulan sebesar 4% dan tidak tahu sebesar 0%. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram pie gambar 3.13. di bawah ini.
Gambar 3.13. Grafik Prosentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin.

Sumber : Hasil Studi EHRA Kabupaten Sampang Tahun 2013

Dapat dilihat pada peta 3.5.Peta Jaringan Drainase Kabupaten Sampang dan tabel
3.34.Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan Dan Tabel
3.35.Sistem Pengelolaan Drainase Yang Ada Di Kabupaten Sampang sebagai
berikut

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.73

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Peta 3.5. Peta Jaringan Drainase Kabupaten Sampang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.74

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Peta 3.6 Peta wilayah genangan

( Keterangan: Untuk peta wilayah genangan belum ada)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.75

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.34. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase


Lingkungan
Input

User
Interface

Penampungan
Awal

Pengaliran

Pengolahan
Akhir

Pembuangan
Akhir / Daur
Ulang

Kode/Nama

Grey
Water

Dapur
Rumah
Tangga

Saluran

Gravitas

Sungai

Aliran
Limbah/Patusan

Grey
Water

Kamar
Mandi

Saluran

Gravitas

Sungai

Aliran
Limbah/Patusan

Grey
Water

Talang

Saluran

Gravitas

Sungai

Aliran
Limbah/Patusan

Tabel 3.35. Sistem pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Sampang

Teknologi yang
digunakan

Kelompok Fungsi

Jenis Data
Sekunder

(Perkiraan) Nilai
Data

Sumber Data

User interface

- Pembuangan
kamar mandi
- Tempat cuci
makanan/piring
- Talang

Jumlah KK

216.737

Dinkes

Penampungan Awal

Pengangkutan/
pengaliran

Selokan/parit

Dinas PU
Cikartarung

Pembuangan akhir

Sungai

Nama
sungai

Kemuning

BLH

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.76

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.4.3.Kesadaran Masyarakat dan PMJK


Kegiatan pengelolaan drainase lingkungan di tingkat masyarakat difokuskan
pada pengelolaan drainase disekitar lingkungan rumah masyarakat. Kegiatan ini
pada dasarnya dilaksanakan secara rutin melalui program Jumat bersih. Namun
demikian permasalahan drainase lingkungan ini tidak hanya terbatas pada
pengelolaan drainase tersier, namun lebih pada tingkat elevasi drainase yang
tidak sesuai dengan standar teknis baik dikarenakan pada awal pembangunan
tidak diperhitungkan dengan matang atau terjadi perubahan elevasi pada
permukaan tanah sehingga drainase tidak berfungsi dengan baik. Selain itu
pengelolaan drainase mengalami permasalahan seiring dengan pembangunan
properti yang sistem drainasenya tidak dipadukan dengan baik pada saat
perencanaannya.

Permasalahan

lain

juga

disebabkan

drainase

tidak

dibangun

dengan

memperhatikan perlunya peresapan air hujan ke dalam tanah untuk pemulihan


air tanah. Sebagian besar air hujan dialirkan ke sungai. Sehingga fenomena
yang terjadi pada saat musim hujan adalah banjir di kawasan permukiman yang
disebabkan air limpasan drainase lingkungan semua dialirkan ke sungai dimana
pada saat yang sama sungai sudah mencapai debit yang tinggi, sehingga air
limpasan dari drainase lingkungan mengalami antrian untuk dapat segera masuk
ke aliran sungai.

Sebaliknya pada musim kemarau, terjadi kekeringan dan air tanah juga
mengalami penurunan. Jika drainase di fungsikan untuk menyerap air hujan
maka pada musim kemarau masalah kekeringan ini dapat dikurangi. Pengaruh
dari pengelolaan drainase yang tidak berjalan baik tentunya akan berdampak
pada petani dan buruh tani yang seringkali mengalami kerugian saat terjadi banjir
maupun kekeringan.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.77

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.36. Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan / Kelurahan


Kondisi Drainase
Saat Ini

Jumlah

Pembersihan Drainase

Kelurahan/Desa
RT

RW

Sreseh

114

51

Torjun

126

53

Pangarengan

Lancar

Rutin

Mampet

Bangunan Di
Atas Saluran

Pengelola oleh

Tidak Rutin

Peme
rintah

Kelurahan

Masyarakat (RT /RW)

Swasta

Ada

Tidak
Ada

Sampang

187

44

Camplong

183

79

Omben

218

81

Kedundung

420

97

Jrengik

173

53

Tambelangan

379

145

Banyuates

282

103

Robatal

54

21

Karang Penang

15

Ketapang

379

145

Sakobanah

61

14

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.78

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.37.Daftar Program /Proyek Layanan drainase lingkungan Yang Berbasis Masyarakat

No

Sub Sektor

Nama
Program /
Proyek /
Layanan

Pelaksana/PJ

Tahun
Mulai

Kondisi Sarana Saat ini


Fungsi

Tidak
Fungsi

Aspek PMJK

Rusak

PM

JDR

MBR

Pembangunan
drainase Perkotaan

PNPM
Mandiri
Perkotaan
(P2KP)

Dinas PU
Cikartarung

2009

2 Pembangunan
drainase Perdesaan

PNPM
Mandiri
Perdesaan

Bapemas

2009

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.79

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.4.4 Pemetaan Media


Sistem drainase yang buruk dapat mengakibatkan genangan air yang akan
menjadi tempat hidup nyamuk penyebar berbagai penyakit berbahaya. Dampak
yang lebih besar dari sistem drainase yang buruk adalah terjadinya banjir.
Pemahaman masyarakat akan pentingnya sistem drainase yang baik perlu selalu
ditumbuhkan melalui kampanye yang efektif. Upaya-upaya penyadaran terhadap
masyarakat telah dilakukan melalui berbagai media meskipun belum optimal,
diantaranya dialog interaktif keberadaan drainase lingkungan, telecenter tentang
menjaga kebersihan lingkungan, dan dialog interaktif tentang pentingnya
pembangunan drainase yang baik dan benar terhadap pencegahan genangan
banjir.

Kegiatan Pemetaan media komunikasi


Kabupaten Sampang

terhadap pengelolaan drainase

di

yang meliputi kegiatan telecenter dan dialog interaktif

dilaksanakan di RSPD Suara SPG bekerjasama dengan Badan

Lingkungan

Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Daerah, kegiatan tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.38. Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kabupaten Sampang


No

Kegiatan

Tahun

1.

Dialog
Interaktif di
RSPD SUARA
SPG

2011

2.

Dialog
Interaktif di
RSPD SUARA
SPG

New
Informat
ion

Dinas
pelaksana
PU
Cikartarung

Tujuan
kegiatan
Keberadaan
Drainase
LingkungaN

Khalayak
sasaran
Masyarakat
Sampang

Kampanya
kebersihan
lingkuingan

Mari
bersamasama
menjaga
kebersihan
lingkungan

Positif
Kedalamannya
memadai

Pesan kunci

Pembelajaran

Sistem
drainase yang
baik akan
mengurangi
genangan
banjir

Meningktkan
kesadaran
masyarakat
akan
pentingnya
sistem
drainasa di
lingkungan
New
Information

RSPD
SUARA SPG

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.80

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.39. Media Komunikasi dan kerjasama terkait komponen drainase


lingkungan Yang Ada Di Kabupaten Sampang
No

1.

Nama Media

Dialog Interaktif di

Jenis

Isu yang

Acara

Diangkat

2011

RSPD Suara SPG

PU

Pembangunan

Cikartarung

yang baik dan benar akan

Sampang
2.

Pesan Kunci

drainase

Pendapat Media

Masyarakat
Sampang

memncegah genangan air.

Dialog Interaktif di

New

Kampanye

Mari bersama-sama menjaga

RSPD Suara SPG

Information

kebersihan

kebersihan lingkungan

Sampang

lingkuingan

Positif
Kedalamannya
memadai

3.4.5. Partisipasi Dunia Usaha


Partisipasi dari pihak swasta untuk pengelolaan drainase baik primer, sekunder
ataupun tersier sampai saat ini belum ada.Hal ini disebabkan pihak swasta
ataupun pihak non-pemerintah lainnya tidak melihat urgensi ataupun daya tarik
dalam membantu menangani pengelolaan drainase. Oleh karena itu

perlu

disusun strategi pengelolaan drainase terpadu yang melibatkan semua pihak


dengan menekankan pada dampaknya terhadap masyarakat, dunia usaha, dan
pihak lainnya yang terkait.

Hal ini supaya semua pihak tergerak setelah memahami potensi kerugian yang
akan dialami oleh masing-masing pihak. Kegiatan pengelolaan drainase yang
telah nyata dan berkembang di masyarakat adalah penanganan drainase secara
swadaya masyarakat, kegiatan ini berkembang di seluruh perdesaan di
Kabupaten Sampang. Sedangkan kegiatan lain yang cukup signifikan menambah
jumlah prasarana drainase di perkotaan dan perdesaan adalah Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan dan Perdesaan
yang merupakan dana APBN dan sharing APBD serta dalam pelaksanaan di
lapangan ada dana sharing dari masyarakat baik berupa uang, tenaga dan
makan minum yang sebagian dialokasikan untuk penanganan masalah drainase
local perdesaan.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.81

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Penyedia layanan pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Sampang dapat


dilihat pada tabel 3.40.Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang
ada di Kabupaten Sampang dibawah ini.
Tabel 3.40. Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Lingkungan Yang Ada
Di Kabupaten Sampang

No

Nama Provider/Mitra
Potensial

Tahun mulai
operasi/
Berkontribusi

Jenis
kegiatan/
Kontribusi
Terhadap
Sanitasi

Potensi
Kerjasama

belum ada data

belum ada data

Komponen : Drainase Lingkungan


belum
ada data

belum ada data

belum ada data

Sumber : Dinas PU Cikartarung Kab Sampang Tahun 2013

3.4.6. Pendanaan dan Pembiayaan


Realisasi dan anggaran pendanaan belanja sanitasi sub sektor pengelolaan
drainase di Kabupaten Sampang selama lima tahun terakhir mengalami kondisi
pasang surut, karena kemampuan pendanaan APBD Kabupaten Sampang. Total
belanja sanitasi sub sektor pengelolaan drainase pada tahun 2009 adalah
sebesar Rp 1.682.437.500.,- kemudian menjadi Rp.1.049.772.580,- pada tahun
2012 dan pada tahun 2013 ini dianggarkan sebesar Rp.1.446.700.664,-

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.82

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.41. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Komponen drainase lingkungan


Belanja (Rp)
No

Subsektor

Drainase (3a+3b)

Rata-rata
2009

2010

2011

2012

2013

1,354,690,000

1,044,228,400

2,036,317,000

2,226,325,000

2,375,000,000

1,807,312,080

1,354,690,000

1,044,228,400

2,036,317,000

2,226,325,000

2,375,000,000

1,807,312,080

Pertumbuhan
(%)

21.78

1.a

Pendanaan Investasi Drainase

1.b

Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD

1.c

Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur


terbangun

Sumber: Dinas PU Cikartarung Kabupaten Sampang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.83

21.78

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.42. Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase Lingkungan.


Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)
No

SKPD

Pertumbuhan (%)
2009

2010

2011

2012

2013

Retribusi Drainase

1.a

Realisasi retribusi

1.b

Potensi retribusi

Sumber: Dinas PU Cikartarung Kabupaten Sampang

Tabel tidak terisi karena belum ada data tentang Ringkasan Pendapatan Dan Belanja Dari Sub Sektor Pengelolaan Drainase
lingkungan

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.84

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.4.7. Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak


Selain adanya beberapa kondisi saluran yang kurang baik, permasalahan
drainase di Kabupaten Sampang juga ditunjukkan dengan adanya genangan di
beberapa daerah.Genangan tersebut muncul khususnya pada saat musim
penghujan. Munculnya genangan tersebut dikarenakan saluran drainase yang
ada tidak dapat mengalirkan air limpasan hujan dengan cepat. Adanya endapan
dan sampah pada saluran drainase cukup mengganggu fungsi dari saluran
sehingga tidak dapat optimal dalam mengalirkan air buangan.
Permasalahan banjir di perkotaan Sampang masih memiliki keterkaitan dengan
sistem drainasenya, yang bila pada masanya banjir, air di saluran drainase
meluap. Sebagaimana diketahui bahwa teknis dan solusi penanganan banjir
merupakan pembahasan kategori permasalahan lingkungan, sementara arahan
rencana sistem drainase hanya meliputi bagaimana resiko banjir bisa ikut
diminimalkan.

Tabel 3.43 Permasalahan Mendesak dan Issue Strategis

Permasalahan

Issue Strategis

Penurunan kinerja saluran drainase


karena kerusakan dan sedimentasi.

Pembagian peran terhadap SKPD yang


terkait dengan drainase belum terintegrasi
secara optimal

Adanya masalah genangan yang


disebabkan penurunan kapasitas saluran
penampang saluran akibat sedimentasi
dan sampah.

Terjadinya genangan di perumahan akibat


dari pola aliran drainase yang kurang jelas
dan kondisi drainase buruk.

Masih lemahnya koordinasi dalam


pembagian kewenangan dalam
pengelolaan sarana dan prasarana
drainase antar instansi yang terkait.

Peran serta masyarakat dalam


pengelolaan drainase yang belum optimal
sehingga sistem drainase yang ada kurang
adanya pemeliharaan dari masyarakat
setempat.

Kurangnya partisipasi masyarakat


terhadap pengelolaan sarana dan
prasarana drainase lingkungan.
Alokasi dana yang cukup minim untuk
pengelolaan sarana dan prasarana
drainase lingkungan

Tidak adanya sektor swasta yang mau


menangani permasalahan drainase

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.85

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

3.5 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi


Sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Sampang ada
beberapa macam, yaitu PDAM, HIPPAM & KSM, serta sumur dangkal
Masyarakat Kabupaten Sampang yang tidak terjangkau jaringan air bersih PDAM
Trunojoyo lebih banyak menggunakan sumur gali dan mata air, sebagian lagi
menggunakan sumur pompa submersable bantuan dari Proyek Pengembangan
Air Tanah (P2AT) Wilayah Madura dan APBD Kabupaten Sampang.
3.5.1 Pengelolaan Air Bersih.
Penyedia air bersih di Kabupaten Sampang adalah PDAM hanya mampu
memberikan pelayanan sebesar 0,38 % atau 102.037 jiwa untuk daerah
perkotaan dan 423.420 jiwa atau 0,44 % untuk wilayah pedesaan. Kapasitas air
bersih di kawasan perkotaan adalah sebesar 140 liter/detik, sedangkan untuk
pedesaan adalah sebesar 95 liter/detik.

Tingkat kebocoran air di daerah perkotaan sebanyak 56 % dan di daerah


pedesaan sebanyak60 %. Jumlah distribusi PDAM di Kabupaten Sampang
adalah sebesar 269 liter/detik, jumlah air yang

diproduksi dan

yang

didistribusikan adalah sebanyak 4.024.088 m 3, sementara itu jumlah air yang


terjual adalah sebesar 2.218.096 m 3 atau 55,12 %. Jumlah pelanggan air PDAM
di Kabupaten Sampang pada tahun 2008 adalah sebanyak 10.360 sambungan
dengan rincian perumahan/rumah tangga sebesar 9.889 buah, perdagangan
usaha sebanyak 276 buah, industri sebesar 4 buah, dan pelayanan masyarakat
sebanyak 191 buah.
.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.86

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 3.44: Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih


Kabupaten Sampang
No

Uraian

Satuan

Pengelola

Tingkat Pelayanan

Kapasitas Produksi

Lt / detik

Sistem
Perpipaan

Keterangan

PDAM

22,14%

_
_

100
4

Kapasitas Terpasang

Lt / detik

_
150

Jumlah Sambungan Rumah


(Total)

Unit

Jumlah Kran Air

Unit

Maret 2013
4,496
_
4,496

Kehilangan Air (UFW)

_
56

Retribusi/Tarif (rumah tangga)

M3

_
1,115

Jumlah pelanggan per kecamatan

Maret 2013
4,496

Sumber : PDAM Kabupaten Sampang Tahun 2013

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.87

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Peta 3.7 Peta Cakupan Layanan Air Bersih Kabupaten Sampang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.88

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

.5.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga


Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga di Kabupaten Sampang dilakukan
oleh masing masing pelaku dengan mendapatkan bimbingan dari Dinas Lingkungan
Hidup dan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang.
Tabel 3.45. Pengelolaan limbah industri rumah tangga Kabupaten Sampang
Jenis Industri
Rumah
Tangga
BLH

Lokasi

Jumlah industri
RT

Jenis Pengolahan

Kapasitas (m3/hari)

IPAL

400 m3

Kab Sampang

Sumber : RTRW dan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sampang Tahun2013

3.5.3

Pengelolaan Limbah Medis

Saat ini di Kabupaten Sampang limbah dari non domestik ada yang memiliki IPAL
ada juga yang langsung dibuang disaluran drainase terdekat.
Adapun yang telah memiliki IPAL adalah :
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sampang memiliki daya tampung 100
orang. Rumah Sakit ini memiliki IPAL dengan kapasitas 400 m3. Adapun sistem
pengelolaan air limbahnya adalah air limbah domestik yang berasal dari ruang inap
pasien dan yang laiinya dialirkan menuju inlet kemudian masuk ke bak equalisasi.
Dari bak equalisasi masuk ke tangki aerasi. Di tangki aerasi limbah diolah diolah
dengan cara biologis. Setelah diolah secara biologis, limbah dialirkan menuju tangki
sedimentasi II untuk mengendapkan lumpur yang terbentuk selama proses
pengelohan biologis. Terdapat dua bak kontrol digunakan untuk mengontrol kualits
air limbah yang telah diolah agar tidak mencemari lingkungan. Limbah yang
dialirkan ke IPAL antara lain berasal dari MCK, laundry, radiologi, farmasi, ruang
perawatan, dan laboratorium.
Tabel 3.46. Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan.
Nama Fasilitas Kesehatan
RSU Sampang

Lokasi
Jl. Rajawali

Jenis
Pengolahan
Limbah Medis
IPAL

Kapasitas
(m3/hari)
400 m3

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang Tahun 2013

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Perm


POKJA Sanitasi Kabupate

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

BAB IV
PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI
DAN YANG DIRENCANAKAN

4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan dasar atau modal utama dalam
pengelolaan sanitasi di Kabupaten Sampang. Tanpa adanya PHBS, maka berbagai
kegiatan penyediaan infrastruktur sanitasi tidak berkelanjutan baik dari segi pemanfaatan
maupun operasional dan pemeliharaannya. Program kegiatan yang dilaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) serta promosi higiene di Kabupaten Sampang masih
terbatas yaitu baru dilakukan oleh Dinas Kesehatan Daerah berupa Program Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Kegiatan Gerakan Sanitasi Total yang dipimpin
oleh masyarakat (CLTS) dan oleh Dinas PU Cipta Karya , Tata Ruang Daerah dan Badan
Lingkungan Hidup, berupa Kegiatan Pembinaan Persampahan dan Gerakan Budaya Bersih
serta biaya operasional penyusunan PPSP oleh Bappeda Kabupaten Sampang. Program
Kegiatan yang dilaksanakan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta promosi
higiene di Kabupaten Sampang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1: Rencana Program Dan Kegiatan Promosi Higiene Dan Sanitasi Tahun 2014

No

Nama Program/ Kegiatan

Satuan

Program Penelitian dan


Pengembangan/
Study
Enviroment Health Risk
Assesment/ Studi Penilaian
Resiko Kesehatan

Penyehatan Lingkungan ,
Pemberdayaan
masyarakat / Gerakan
Sanitasi Total yang
dipimpin/berbasis oleh
masyarakat (CLTS)

Komunal

Volume
Paket

Sumber
Pendanaan/
Pembiayaan

SKPD
Penanggung
Jawab

110.000.000

APBD
Kab.Sampang

Dinas Kesehatan
Kab.Sampang

RKPD
Kab.Sampang

220.000.000

APBD
Kab
Sampang

Dinas Kesehatan
Kab Sampang

RKPD
Sampang

Indikasi Biaya
(Rp)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

Sumber
Dokumen
Perencanaan

2.1

Kab

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 4.2. Kegiatan Promosi Higiene Dan Sanitasi Kabupaten Sampang Tahun 2013
Pelaksa
na
Kegiata
n

N
o

Nama Program/
Kegiatan

Satu
an

Volume

Biaya
(Rp)

Sumber
Dana

Lokasi
Kegiatan

Program Penelitian dan


Pengembangan/
Study
Enviroment Health Risk
Assesment/ Studi Penilaian
Resiko Kesehatan

Paket

124.000.000

APBD
Kab.Sampang

Kab.Sampang

Dinas
Kesehatan
Kab .
Sampang

Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan masyarakat
/ Gerakan Sanitasi Total
yang dipimpin oleh
masyarakat (CLTS)

Paket

42.000.000

APBD
Kab.Sampang

Kab.Sampang

Dinas
Kesehatan
Kab.Sampa
ng

Program
peningkatan
partisipasi
masyarakat
dalam membangun desa
(penyehatan Lingkungan)

Paket

33.991.275

APBD
Kab.Sampang

Kab.Sampang

Bapemas

4.2.

Peningkatan Pengelolan Air Limbah Domestik

Upaya untuk mengatasi limbah industri, limbah rumah tangga dan limbah pertambangan
diperlukan perencanaan dan penetapan sistem sanitasi. Di Kabupaten Sampang kebutuhan
sanitasi pada kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan adalah pada kawasan perkotaan
pengembangan sanitasi diarahkan kepada pemenuhan fasilitas septic tank pada masingmasing kepala keluarga, serta pada kawasan perdesaan penanganan limbah khusus rumah
tangga dapat dikembangkan fasilitas sanitasi umum yang dapat dimanfaatkan bersama.
Sedangkan untuk industri diarahkan untuk membuat pengolahan limbah bagi limbah berat
dan sumur resapan untuk limbah yang tidak merusak lingkungan.

Rencana Sistem jaringan limbah di Kabupaten Sampang terdiri dari sistem jaringan limbah
rumah tangga dan sistem jaringan limbah industri. Rencana sistem jaringan limbah rumah
tangga dan industri di buat secara terpisah dari sistem pematusan dan di dukung dengan
pengadaan sarana penunjang pengolah limbah domestik seperti truck penguras lumpur tinja
dan pengolah lumpur tinja. Rencana pengolahan limbah hasil industri secara terpadu di
kawasan industri dengan perencanaan pemasangan pipa pengolahan limbah industrI.
Sistem jaringan limbah di Kabupaten Sampang meliputi:

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.2

Buku Putih Sanitasi

penggunaan septik-tank

TAHUN 2013

dan peresapan dilakukan dengan memperhatikan

desain peresapan;

kawasan industri dan pusat kegiatan perdagangan kapasitas besar wajib


menyediakan

sistem

pembuangan

pengelola

air

limbah

terpusat

dan

memerlukan pengorganisasian (sistem Off-Site); dan

penggunaan sistem pembuangan secara komunal untuk pusat kegiatan fasilitas


umum.

Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air kotor/limbah,
perlu dikembangkan penanganan sistem pembuangan air limbah terpusat. Jenis
penanganan air limbah tersebut meliputi :

Penanganan air limbah sistem setempat (onsite)


Penanganan air limbah sistem setempat (onsite) yaitu penanganan air
limbah di lokasi setempat untuk melayani perorangan atau sekelompok
warga yang dikelola oleh warga setempat dengan penggunaan teknologi
tepat guna/sederhana.

Penanganan air limbah sistem terpusat (off-site)


Penanganan air limbah sistem terpusat (off-site) yaitu penanganan air
limbah untuk melayani sejumlah penduduk yang dikelola oleh suatu
lembaga dengan penggunaan teknologi tinggi.

Sistem pembuangan air kotor harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :


dirancang dengan baik, meliputi penampungan dan pembuangan yang
segera dari tinja manusia dan limbah industri, agar tidak menimbulkan
penyebaran penyakit, kimia, dan fisis.
perencanaan sistem harus memperhatikan kondisi dan karakter tapak,
serta harus dibuat di atas rencana letak topografi dari tapak.
Rencana pengelolaan prasarana air limbah terdiri dari:
mengembangkan sistem setempat yang diarahkan pada sistem publik bagi
wilayah yang tidak terlayani saluran air limbah terpusat;
pengadaan dan mengoptimalkan pelayanan sistem

terpusat pada

kawasan-kawasan yang sudah dilayani sistem tersebut;


pengelolaan penanganan air limbah dari kegiatan industri, rumah sakit,
hotel, restoran dan rumah tangga.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.3

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung penanganan air limbah domestik di


Kabupaten Sampang pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3. Rencana program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik Tahun 2014
No

Nama Program/ Kegiatan

Satuan

Konservasi Sumber Daya


Air
dan
pengend.
Kerusakan Sumber sumber Air

paket

Pengujian kadar polusi


limbah padat dan cair

paket

Penyuluhan
dan
pengendalian polusi dan
pencemaran

paket

Volu
me

Sumber
Pendanaan/
Pembiayaan

SKPD
Penanggung
Jawab

Sumber
Dokumen
Perencanaan

APBD Kab
Sampang

BLH

150,000,000

RKPD Kab
Sampang

APBD Kab
Sampang

BLH

50,000,000

RKPD Kab
Sampang

APBD Kab
Sampang

BLH

50,000,000

RKPD Kab
Sampang

Indikasi Biaya
(Rp)

Tabel 4.4. Kegiatan pengelolaan air limbah domestik Tahun 2013


N
o

Nama Program/ Kegiatan

Satuan

Volu
me

paket

Sumber
Dana

Lokasi
Kegiatan

Pelaksana
Kegiatan

APBD Kab
Sampang

Kab.
Sampang

BLH

200,000,000

APBD Kab
Sampang

Kab.
Sampang

BLH

24,850,000

APBD Kab
Sampang

Kab.
Sampang

BLH

101,000,000

Biaya (Rp)

Pemantauan
lingkungan

kualitas

Pengkajian
Lingkungan

Dampak

Peningkatan peran serta


masyarakat
dalam
pengendalian lingkungan hidup

Pengujian kadar polusi limbah


padat dan cair

APBD Kab
Sampang

Kab.
Sampang

BLH

25,000,000

Penyuluhan dan pengendalian


polusi dan pencemaran

APBD Kab
Sampang

Kab.
Sampang

BLH

56,500,000

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.4

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

4.3. Peningkatan Pengelolaan Persampahan


Dengan meningkatnya aktivitas dan kebutuhan masyarakat di Kabupaten
Sampang, maka jumlah sampah yang dihasilkan juga terus meningkat. Sistem
pengelolaan sampah yang dikelola di wilayah Kabupaten Sampang selama ini hanya
menangani persampahan wilayah perkotaan setingkat IKK, sehingga dalam
penanganannya belum memperlihatkan penanganan yang optimal. Untuk penanganan
persampahan kedepannya, maka sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten
Sampang dibedakan berdasarkan perwilayahan.

1.Sistem pengelolaan sampah perkotaan


Dalam skala Kabupaten Sampang, sampah ditangani oleh Badan Lingkungan
Hidup dengan pengangkutan secara komunal yaitu dimana sampah dari tiap rumah
tangga diangkut oleh petugas kebersihan ke TPS (Tempat Pembuangan Sampah)
dengan gerobak, dari TPS lalu diteruskan diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan
Akhir) oleh truk-truk sampah.
Pembuangan Akhir Sampah (TPA) yang dimiliki Kabupaten Sampang sendiri ada 2
lokasi, yaitu di wilayahGunung Madah dan di wilayah Ketapang. Dalam skala
kabupaten atau di wilayah pedesaan, sistem pembuangan sampah dilakukan secara
swadaya oleh masyarakat dengan menimbun sampah di pekarangan rumah masingmasing. Sampah dalam kawasan dikumpulkan oleh masing-masing rumah (daerah
terbangun) dan kotoran sampah tersebut banyak yang dibakar oleh penduduk.
Timbunan sampah diwilayah Kabupaten Sampang yang ditangani Badan Lingkungan
Hidup, yaitu meliputi limbah rumah tangga 2.027.392,5 M3, perdagangan 506.848,13
M3, Perdagangan lainnya 101.369,63 M3, jalan 202.739,25 M3, lain-lain 101.369,63 M3.
Secara garis besar pengelolaan persampahan, terdiri dari tahapan-tahapan sebagai
berikut:

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.5

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Rencana pengembangan sistem persampahan melihat bahwa permasalahan


persampahan di Kabupaten Sampang bukan terletak pada mekanismenya, karena
mekanisme persampahan perkotaan yang sudah ada digolongkan cukup baik, namun
terletak sistem operasionalisasi TPA yang memiliki permasalahan diantaranya
menggunakan sistem open dumping dan berseberangan dengan perlindungan
lingkungan. TPA yang dimaksud adalah TPA di Desa Gunung Madah, dimana di
bawah lahan TPA nya terdapat potensi sumber daya air dalam debit besar yang
terancam cemar.Arahan rencana dari TPA ini adalah mengganti sistem pengelolaan
TPA yang awalnya open dumping menjadi controlled landfill atau sanitary landfill.
Selain itu perlu direncanakan TPA yang melayani seluruh Kabupaten Sampang.
TPA dengan skala kabupaten ini harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :
Kondisi geologi
-

Tidak berlokasi di zona holocene fault.

Tidak boleh di zona bahaya geologi.

Kondisi hidrogeologi
-

Tidak boleh mempunyai muka air tanah kurang dari 3 meter.

Tidak boleh keluasan tanah lebih besar 10- 6cm/det.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.6

Buku Putih Sanitasi


-

TAHUN 2013

Jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter di hilir
aliran.

Dalam hal tidak ada zona yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut

diatas,

maka harus diadakan masukan teknologi.


Kemiringan zona harus kurang dari 20%.
Jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3.000

meter untuk

penerbangan turbo jet dan harus lebih besar dari 1.500 meter untuk jenis lain;
Tidak boleh pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir dengan periode
ulang 25 tahun;
Memiliki dampak minimal terhadap permukiman
Dari kriteria tersebut, direkomendasikan mengenai pengembangan TPA di
Kabupaten Sampang dengan wilayah pelayanan Kabupaten direkomendasikan pada
wilayah tengah Kabupaten Sampang. Dalam hal ini lokasi dimaksud terdapat di
Kecamatan Karang Penang.
Sementara untuk penanganan berkelanjutan pengelolaan sampah perkotaan,
terdapat beberapa alternatif-alternatif pengelolaan, diantaranya adalah :
Pembuangan Terbuka (Open Dumping)
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu dengan membuang begitu saja
sampah yang telah dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan. Cara ini tidak
direkomendasikan dikarenakan dampak yang ditimbulkan.
Penimbunan Saniter (Sanitary Landfill)
Penimbunan saniter adalah teknik penimbunan sampah yang dapat meminimumkan
dampak yang merusak lingkungan dimana teknik yang digunakan adalah dengan
memadatkan sampah dengan ketebalan 3,5 5 meter dan kemudian ditimbun
dengan tanah setebal 15 30 cm.
Pembakaran (Incineration)
Pembakaran merupakan salah satu cara pemusnahan sampah dengan cara
mengurangi volume maupun berat sampah melalui proses pembakaran. Cara ini juga
tidak direkomendasikan mengingat dampak yang ditimbulkan.
Pembuatan Kompos (Composting)
Pembuatan kompos merupakan salah satu cara mengolah sampah organik agar
dapat dimanfaatkan kembali yakni dengan mengelola sampah menjadi pupuk.
Pemanfaatan Ulang (Recycling)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.7

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Pemanfaatan ulang adalah cara pengolahan sampah anorganik agar dapat


dimanfaatkan kembali dengan cara mengolah sampah menjadi barang yang bernilai
ekonomis.
2.Sistem pengelolaan sampah perdesaan
Kondisi eksisting di Kabupaten Sampang, untuk wilayah pedesaan sistem pengolahan
sampahnya adalah dengan dibakar ataupun dengan cara sitimbun. Untuk kedepannya
sistem pengolahan ini akan diganti menjadi sistem komposting. Oleh karena itu peru
adanya sosialisasi mengenai sistem ini dan sosialisasi mengenai penggunaan
keranjang sampah takakura.
Konsep penanganan sampah di Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut:

Penambahan sarana persampahan seperti gerobak sampah, arm roll truck,


dump truck, alat pengangkut lain seperti pick up, buldozer dan skid roader
sebagai alat dalam pengelolaan sampah open dumping, kontainer, dan unit daur
ulang produksi kompos.
Untuk pengelolaan sampah, sistem yang digunakan adalah sanitary land fill.
Apabila tidak bisa digunakan sistem sanitary landfill maka menggunakan cara
controlled landfill dengan bantuan teknologi. Gambaran secara umum tahapan
pengoperasian sistem controlled landfill adalah sebagai berikut:
-

Lahan/ sebagian lahan TPA dibagi menjadi 14 bagian;

Sampah pada hari pertama disebarkan di atas tanah TPA pada bagian
ke-1, sampah pada hari kedua disebarkan di atas tanah TPA bagian ke2, dan seterusnya;

Pada hari keempat belas, dimana sampah yang dihasilkan disebarkan di


atas tanah TPA bagian ke-14, maka sampah di bagian ke-1 yang telah
kering karena sinar matahari, dibakar dan selanjutnya pada hari kelima
belas (hari pertama berikutnya), lahan ke-1 tersebut diisi kembali.
Demikian pula seterusnya pada bagian-bagian lainnya;

Setelah 1 tahun kemudian ditutup dengan tanah urug setebal 15 cm dan


untuk pengurugan terakhir minimal setebal 100 cm;

Pengelolaan sampah dengan sistem composting. Hal ini untuk mereduksi


timbulan sampah. Pengelolaan dengan komposting ini dirasakan cukup cocok
dengan kondisi di lapangan. Selain itu pengelolaan dengan cara ini sudah
merupakan program dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sampang yang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.8

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

mencanangkan Zero Garbage.


Dari beberapa konsep tersebut, maka rencana mengenai persampahan di
Kabupaten Sampang secara garis besar adalah sebagai berikut:

TPA Gunung Maddah merupakan TPA yang melayani perkotaan Sampang


dimana lokasinya berada di atas kawasan resapan air. Untuk itu, agar dampak
dari TPA ini tidak terlalu luas dan membahayakan maka sistem open dumping
yang dilakukan harus dirubah menjadi controlled landfill atau sanitary landfill
dengan dibantu teknologi sehingga tidak mencemari lingkungan.

Pembangunan TPA skala Kabupaten Sampang di wilayah tengah kabupaten


sampang. mengenai lokasi pendirian TPA maka diperlukan beberapa kajian
sehingga TPA ini nantinya sesuai dengan kelayakan sosial dan memiliki dampak
minimal terhadap masyarakat.

Sosialisasi mengenai pengelolaan sampah secara komposting. Hal ini untuk


mereduksi timbulan sampah. Pengelolaan dengan komposting ini dirasakan
cukup cocok dengan kondisi di lapangan. Selain itu pengelolaan dengan cara ini
sudah merupakan program dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sampang
yang mencanangkan Zero Garbage.

Sosialisasi mengenai penggunaan tempat sampah TAKAKURA dimana tempat


sampah ini bisa menguraikan sampah sehingga apabila disosalisasikan
diharapkan di masa mendatang di Kabupaten Sampang tidak terdapat
permasalahan mengenai sampah.

Penggunaan tempat sampah TAKAKURA merupakan salah satu program dari


Badan Lingkungan Hidup untuk menangani masalah persampahan di Kabupaten
Sampang. Ini juga merupakan media pembelajaran agar warga dapat menjalankan
mekanisme pengelolaan sampah di wilayahnya secara mandiri. Intinya, dari waktu ke
waktu besarnya partisipasi pengelolaan sampah seiring dengan meningkatnya jumlah
Keranjang Takakura yang tersebar, signifikan mereduksi sampah organik yang dibuat
ke TPS.
Jika sistem dijalankan dengan disiplin hasilnya pasti bagus. Alangkah indahnya
bila komunitas dan kader-kader pengelola, secara rutin, mungkin pada hari
lingkungan, bersamaan menyampaikan perkembangan pengelolaan sampah, kualitas
dan kuantitasnya.Ini memudahkan kota untuk membuat langkah strategis dalam

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.9

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

pengelolaan sampah pada masa mendatang.Di bawah gambar contoh keranjang


takakura.

Arahan pengembangan sistem prasarana lingkungan yang digunakan lintas


wilayah secara administratif, adalah :

Kerjasama antar wilayah dalam hal pengelolaan dan penanggulangan masalah


sampah terutama di wilayah perkotaan.

Pengalokasian tempat pembangunan akhir sesuai dengan persyaratan teknis.

Pengelolaan dilaksanakan dengan teknologi ramah lingkungan sesuai dengan


kaidah teknis.

Rencana program kegiatan pengelolaan persampahan di Kabupaten Sampang


pada tahun 2013 dan rencana pengelolaan tahun 2014 dilakukan meliputi pada
pembina dan gerakan budaya bersih, pelaksanaan pengelolaan sampah serta
kegiatan pemilahan sampah melalui pengembangan bank sampah. Kegiatan-kegiatan
dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut :

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.10

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 4.5. Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2014
No

Nama
progam/kegiatan

Satuan

Penyediaan Prasarana
& Sarana Pengeloaan
Persampahan

Peningkatan Operasi
dan Pemeliharaan
Sarana & Prasarana
Persampahan

Peningkatan peran serta


masyarakat dlm
pengelolaan
persampahan

Peningkatan TPA
Gunong Maddah

Paket

Indikasi biaya
(Rp)

Volume
1

Paket

Paket

Paket

Sumber
pendanaan/
pembiayaan

SKPD
penanggung
jawab

Sumber
dokumen
perencanaan

1,498,250,000

APBD Kab
Sampang

BLH

RKPD Kab
Sampang

2,250,000,000

APBD Kab
Sampang

BLH

RKPD Kab
Sampang

110,000,000

APBD Kab
Sampang

BLH

RKPD Kab
Sampang

850,000,000

APBD Kab
Sampang

BLH

RKPD Kab
Sampang

Tabel 4.6. Kegiatan pengelolaan persampahan Tahun 2013

No

Nama program/kegiatan

Satuan

Volume

Biaya (Rp)

Sumber
dana

Lokasi kegiatan

Institusi
pelaksana

Program pengembangan
kinerja pengelolaan Sampah

paket

46.453.500

DAU

Kab.Sampang

BLH

Pengadaan Bak Sampah


(karet)

buah

500

37.500.000

APBD

Kab.Sampang

BLH

Pengadaan Bak Sampah Besi

paket

375.000.000

DAK/DAU

Kab.Sampang

BLH

Pengadan Karung Sampah

200

500.000

APBD

Kab.Sampang

BLH

Pengadaan TPS

10

25.000.000

APBD

Kab.Sampang

BLH

buah

paket

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.11

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Pengadaan Mesin Perajang


Sampah

Paket

80.000.000

DAK/DAU

Kab.Sampang

BLH

Pengadaan Alat Pembuatan


Arang Aktif (pirolis)

Paket

150.000.000

DAK/DAU

Kab.Sampang

BLH

Pengadaan Alat Konversi


Plastik

Paket

50.000.000

DAK/DAU

Kab.Sampang

BLH

Pengadaan Gerobak Sampah


dari Besi

10

Buah

40.000.000

APBD

Kab.Sampang

BLH

10

Pembuatan Landasan
Kontainer

Unit

14.000.000

APBD

Kab.Sampang

BLH

11

Perbaikan TPS

Unit

24.000.000

APBD

Kab.Sampang

BLH

12

Rehabilitasi Kontainer

Unit

67.500.000

APBD

Kab.Sampang

BLH

13

Pengadaan Sirtu/Tanah
Penutup Sampah

453

M3

67.950.000

APBD

Kab.Sampang

BLH

14

Pengadaan Buldozer

Unit

400.000.000

APBD

Kab.Sampang

BLH

15

Pengadaan Kontruksi Pagar

Paket

30.000.000

APBD

Kab.Sampang

BLH

16

Operasi Pemeliharaan Gedung


Persampahan

30.000.000

APBD

Kab.Sampang

BLH

17

Program Kerjasama
Pengelolaan Sampah

46.355.500

APBD

Kab.Sampang

BLH

4.4

Paket

Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan


Jumlah air buangan di Kabupaten Sampang hingga tahun 2030 untuk sektor
permukiman sebesar 2.489.217 m 3, sektor sosial sebesar 1.991.374 m 3, dan sektor
komersial sebesar 946.940 m 3. Sistem drainase di Kabupaten Sampang umumnya
tidak terlalu bermasalah dikarenakan faktor pembangunan fisik di kabupaten ini belum
begitu besar, sehingga model kawasan yang dihasilkan umumnya adalah kawasan
perdesaan dengan perbandingan luasan dengan lahan tidak terbangun masih cukup

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.12

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

besar. Sementara di daerah perkotaan, umumnya terbantu dengan kehadiran sungaisungai yang melintasi perkotaan.
Namun demikian, permasalahan banjir di perkotaan Sampang masih memiliki
keterkaitan dengan sistem drainase kotanya. Jika intensitas hujan tinggi, beberapa
ruas saluran meluap. Sebagaimana diketahui bahwa teknis dan solusi penanganan
banjir merupakan pembahasan kategori permasalahan lingkungan, sementara arahan
rencana sistem drainase hanya meliputi bagaimana resiko banjir bisa ikut
diminimalkan. Arahannya yaitu sebagai berikut:
a. Saluran drainase hendaknya bebas dari kotoran, sampah, atau benda-benda
yang akan mengganggu kelancaran aliran saat air hujan;
b. Larangan membuang sampah ke dalam saluran;
c. Walaupun masyarakat tertib tidak membuang sampah ke dalam saluran, saluran
tetap harus diamankan dari endapan tanah, pasir atau batu yang perlu diangkat
dari saluran;
d. Perlunya pemeriksaan rutin terhadap plegsengan yang rusak yang akan
menimbun di dasar sungai;
e. Masyarakat wajib bertanggung jawab atas saluran di halaman rumah;
f.

Saluran tersier yang menampung saluran-saluran yang berasal dari halaman


menjadi tanggung jawab bersama-sama; serta

g. Masyarakat perkotaan Sampang sudah mulai didekatkan dengan teknologi


alternatif berupa sumur resapan.

Secara umum kondisi sungai-sungai di Daerah Pengaliran Sungai Kamoning


bagian hulu termasuk dalam kategori sungai intermitten, yaitu sungai yang alirannya
hanya terjadi pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau tidak ada aliran
yang mengalir. Pada saat kondisi pengaliran normal, kondisi debit pada saat musim
kemarau panjang, debit air minimum yang ada di Kali Kamoning sekitar 1,18 m 3/det.
Kali Kamoning setiap tahunnya memberikan kontribusi debit banjir yang
mengakibatkan bencana banjir. Bencana banjir terjadi akibat tingginya curah hujan,
kondisi penampang sungai yang tidak mampu lagi menampung debit banjir, kondisi
morfologi sungai yang berkelok-kelok, Kelerengan, tekstur tanah,dan permeabilitas
menyebabkan besarnya aliran air dari hulu ke hilir. Sistem drainase yang tidak
berfungsi secara optimal serta adanya penambahan kapasitas debit banjir melalui

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.13

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

anak-anak Sungai Kamoning menjadi faktor penunjang penyebab air di kota


Sampang.
Banjir besar yang terjadi di Kota Sampang pada tahun 1921, tahun 1991 dan
tahun 2002, tahun 2013 mengakibatkan seluruh Kota Sampang dan sekitarnya
terendam. Ketinggian genangan antara 1,5 5,5 m dengan debit banjir sekitar 542,12
m3/det.
Alternatif pengendalian banjir yang telah dilaksanakan adalah :

Normalisasi sungai dengan cara pengerukan, pembuatan talud/plengsengan,


perkuatan lereng/bronjong kawat

Membangun beberapa checkdam di hulu sungai yang berfungsi sebagai


pengendalian sedimentasi.

Pengerukan dasar sungai di Desa Paseyan Kecamatan Sampang

Membangun embung yang berfungsi penyimpan air.

Masalah banjir timbul karena perubahan tata guna lahan, yaitu ketika lahan yang
sebelumnya berfungsi sebagai area resapan telah berkembang menjadi kawasan
pemukiman, perdagangan, industri, pertanian dan sebagainya.

Banjir bisa terjadi

kapan saja dengan kuantitas yang merupakan fungsi dari intensitas hujan dan
karakteristik Daerah Pengaliran Sungai.
Mengatasi masalah banjir, tidak cukup hanya dengan upaya yang bersifat
struktur tapi juga perlu ditunjang dengan upaya yang bersifat non-struktur, sehingga
membentuk upaya terpadu dan menyeluruh.
Pekerjaan struktur adalah usaha pencegahan banjir dengan suatu sistem
pengaman banjir yang terdiri dari tanggul, normalisasi alur sungai termasuk saluran
banjir (floodway) dan dengan suatu sistem pengendalian banjir yang terdiri dari
retarding basin, waduk pengendalian banjir dan lain-lain. Sebaliknya pekerjaan NonStruktur adalah usaha pencegahan banjir dengan pengaturan-pengaturan tata ruang
kota, tata ruang wilayah.
Pekerjaan non-struktur diharapkan dapat mengurangi kerusakan pada tingkat
yang paling minimum dengan mengarahkan genangan-genangan pada daerah-daerah
yang tidak penting, dengan usaha pemberitahuan dini dan mencegah terjadinya tanah
longsor. Beberapa arahan pengendalian banjir adalah:
Pengendalian Banjir Dengan Struktur Pembangunan tanggul

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.14

Buku Putih Sanitasi


-

TAHUN 2013

Normalisasi sungai, sudetan, banjir kanal, interkoneksi dan pembuatan


embung di Desa Lepelle Kecamatan Robatal.

Waduk, chekdam

Pompa dan perbaikan sistem drainase.

Pengendalian Banjir Dengan Non-Struktur


-

Konservasi tanah dan air di DPS hulu

Penataan ruang dan rekayasa di dataran banjir.

Penataan ruang dan rekayasa di DPS hulu

Penetapan sempadan sungai didukung oleh penegakan hukum

Program kegiatan penaganan drainase perkotaan perlu dilakukan kajian yang


menyeluruh sehingga program kegiatan yang disusun dan dilaksanakan dapat
mengantisipasi terjadinya genangan atau banjir di wilayah perkotaan dan wilayah
belakang. Penanganan drainase diperlukan strategi pengelolaan drainase terpadu
yang melibatkan semua pihak dengan menekankan pada dampaknya terhadap
masyarakat, dunia usaha, dan pihak lainnya yang terkait. Kegiatan yang dilaksanakan
pada tahun 2013 dan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7: Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Lingkungan Tahun 2014

No

Nama Progam/Kegiatan

Satuan

Pembangunan Saluran
Drainase Gorong-Gorong
Kec Sampang dan Kec
Camplong

paket

Pembangunan Saluran
Drainase Gorong-gorong
14 Kecamatan di Kab
Sampang

paket

Volume

Sumber
Pendanaan/
Pembiayaan

SKPD
Penanggung
Jawab

Sumber
Dokumen
Perencanaan

1.500.000.000

APBD Kab
Sampang

Dinas PU
Cikartarung

Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program

5.000.000.000

APBD Kab
Sampang

Dinas PU
Cikartarung

Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program

Indikasi Biaya
(Rp)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.15

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 4.8 Kegiatan Pengelolaan Drainase Lingkungan Tahun 2013

NO

NAMA
PROGRAM/KEGIATAN

SATUAN

VOLUME

BIAYA

SUMBER
DANA

LOKASI
KEGIATAN

INSTITUSI
PELAKSANA

Program Lingkungan Sehat Permukiman


1

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Imam ghozali

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Keramat 1

Paket

150.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

Pembangunan Trotoar dan


Drainase / Gorong-Gorong Jln
Pemuda Bahari Kec Sampang

Paket

135.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Imam Bonjol Kec Sampang

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Muktesareh Kecamatan
Kedundung

Paket

300.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa ketapang Barat Kec
Ketapang

Paket

150.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Tambak Kec Omben

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Biratengah Kec
Sokabanah

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Taddan Kec Camplong

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

10

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Ragung Kec
Pangarengan

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.16

Buku Putih Sanitasi


NO

NAMA
PROGRAM/KEGIATAN

SATUAN

VOLUME

BIAYA

SUMBER
DANA

LOKASI
KEGIATAN

TAHUN 2013
INSTITUSI
PELAKSANA

11

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Ketapang Timur Kec
Ketapang

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

12

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Jatra Timur Kec
Banyuates

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

13

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong
Desa Taman Kec Sreseh

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

14

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Permata Selong Kec Sampang

Paket

150.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

15

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Barisan Indah Kec Sampang

Paket

150.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

16

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Manggis Kec Sampang

Paket

150.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

17

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Selong Permai Kec Sampang

Paket

150.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

18

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Pemuda Baru Kec Sampang

Paket

140.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

19

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Puri Matahari Kec Sampang

Paket

150.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

20

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Kusuma Bangsa Kec
Sampang

Paket

160.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

21

Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong-Gorong Jln
Permata Indah Kec Sampang

Paket

150.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.17

Buku Putih Sanitasi

NO

NAMA
PROGRAM/KEGIATAN

SATUAN

VOLUME

BIAYA

SUMBER
DANA

LOKASI
KEGIATAN

TAHUN 2013

INSTITUSI
PELAKSANA

Program Pembagunan Wilayah Strategis Dan Cepat Tumbuh


22

Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Tobai Timur Kec Sokabanah

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

23

Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Berungin Nongel Kec Torjun

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

24

Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Berungin Nongel Kec Torjun

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

25

Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Banyumas Kec Sampang

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

26

Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Dusun
Prajan Laok

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

27

Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Komis Kec Kedundung

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

28

Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Pajeruan Kec Kedundung

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

29

Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Prajan Kec Camplong

Paket

200.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

30

Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Beringin Kec Torjun

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

31

Pengadaan Kontruksi
Plengsengan Jalan Desa
Batuporo Timur Kec
Kedundung

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.18

Buku Putih Sanitasi


NO

NAMA
PROGRAM/KEGIATAN

LOKASI
KEGIATAN

TAHUN 2013

SATUAN

VOLUME

BIAYA

SUMBER
DANA

INSTITUSI
PELAKSANA

1.200.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

32

Pengadaan Kontruksi
Jaringan Air

33

Pengadaan Kontruksi Saluran


Air Desa Aeng sareh Kec
Sampang

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

34

Pengadaan Kontruksi Saluran


Air Desa Gulbung Kec
Pangarengan

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

35

Pengadaan Kontruksi Saluran


Air Desa Barung Gagah Kec
Tambelagan

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

36

Pengadaan Kontruksi Saluran


Air Desa Ketapang Daya Kec
Ketapang

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

37

Pengadaan Kontruksi Saluran


Air Desa Darma Kec
Camplong

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

38

Pengadaan Kontruksi Saluran


Air Desa Batuporo timur Kec
Kedundung

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

39

Pengadaan Kontruksi Saluran


Air Tertutup Blok A1
Perumahan Barisan Indah
Kec Sampang

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

40

Pengadaan Kontruksi Saluran


Air Tertutup Jln Kenari
Kelurahan Gunung Sekar Kec
Sampang

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

41

Pengadaan Kontruksi Saluran


Air Desa Moktesareh Kec
Kedundung

Paket

200.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

42

Pengadaan Kontruksi Saluran


Air Desa Aeng Saren Kec
Sampang

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.19

Buku Putih Sanitasi


NO

NAMA
PROGRAM/KEGIATAN

SATUAN

VOLUME

BIAYA

SUMBER
DANA

Paket

350.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

LOKASI
KEGIATAN

TAHUN 2013
INSTITUSI
PELAKSANA

Program Lingkungan Sehat Perumahan


1

4.5

Pengendalian Dampak Resiko


Pencemaran Lingkungan
(terpeliharanya saluran yang
telah ada untuk mengurangi
resiko banjir/pencemaran
lingkungan)

Kabupaten
Sampang

Pu Cikartarung

Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi


Prasarana sumber daya air adalah prasarana pengembangan sumber daya air
untuk memenuhi berbagai kepentingan. Pengembangan prasarana sumber daya air
untuk air bersih diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber air permukaan
dan sumber air tanah. Dengan meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan
air bersih juga akan semakin meningkat selain sebagai kebutuhan dasar untuk
penduduk, air bersih juga dibutuhkan dalam jumlah yang cukup banyak sebagai air
baku industri. Keterbatasan kualitas dan kuantitas air bersih yang terdapat pada
masing-masing kabupaten/kota mengharuskan adanya kerjasama antar wilayah baik
dalam menjamin ketersediaan air (khususnya wilayah hulu dengan hilir) menjaga
kualitas air (masuknya limbah domestic dan non-domestik pada badan air yang
banyak terjadi di perkotaan) serta kerjasama dalam distribusi dan pengolahan air
bersih.
Untuk itu upaya konservasi air tanah untuk melindungi keseimbangan tata
hidrologi serta melindungi sumber-sumber air merupakan upaya yang harus dilakukan
terus menerus. Untuk pemanfaatan sungai sebagai sumber air bersih harus selalu
diingat daya self purification atau kemampuan sungai untuk mengadakan pemurnian
sendiri terhadap polutan-polutan yang masuk ke badan sungai. Hal ini harus disadari
mengingat yang terjadi saat ini adalah sungai selain sebagai sumber air baku, air
bersih juga menjadi outlet pembuangan limbah.
Sumber air bersih pada kondisi eksisting terlayani dari:

sumber air Banyuanyar;

sumber air Omben;

sumber air Pangilen

sumber air Sumber Payung Ketapang; dan

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.20

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

sumber-sumber air baku lainnya.

Masyarakat Kabupaten Sampang yang tidak terjangkau jaringan air bersih


PDAM Trunojoyo lebih banyak menggunakan sumur gali dan mata air, sebagian lagi
menggunakan sumur bor dengan pompa submersible bantuan dari Proyek
Pengembangan Air Tanah (P2AT) Wilayah Madura, APBD Kabupaten Sampang dan
APBN.
Berdasarkan kondisi tersebut maka untuk sistem jaringan air bersih di
Kabupaten Sampang dapat direkomendasikan:
Untuk memenuhi sasaran nasional pada Tahun 2015 (MDGs), biaya yang
dibutuhkan sangat besar, sehingga untuk merealisasi cukup berat bagi PDAM
Kabupaten Sampang maupun Pemerintah Kabupaten Sampang. Oleh karena
itu ada 2 (dua) kemungkinan yang bisa di tempuh, yaitu:
-

Tidak harus seluruh wilayah dikembangkan sesuai sasaran/target


nasional, dipilih untuk wilayah/unit yang diprioritaskan.

Setiap wilayah/unit dilakukan pemilahan dengan menurunkan biaya


investasi, disesuaikan dengan kemampuan keuangan. Namun secara
teknis maupun finansial memungkinkan untuk dilaksanakan, dalam
rangka pengembangan dan perbaikan pelayanan.

Mengembangkan penyediaan air bersih non PDAM di perdesaan.

Kemungkinan tersebut di atas dapat dilakukan dengan sharing pembiayaan


antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Jawa Timur.
Dari

hasil

analisa,

ada

beberapa

wilayah

yang

menjadi

prioritas

pengembangan sistem penyediaan air bersih/minum, yaitu:


-

Pelayanan Wilayah Kecamatan Ketapang, Robatal dan Karangpenang


dengan mengelola dan mengoptimalkan Sumber Payung di Desa
Ketapang Timur. Selain untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat,
dapat mendukung pengembangan wisata, agropolitan dan kawasan
industri. Untuk wilayah Sokobanah dan Banyuates, dapat dipenuhi
dengan memanfaatkan sumber-sumber air di sekitar wilayah tersebut.

Pelayanan Wilayah Terintegrasi dari Sumber/Mata Air Omben.

Pelayanan Wilayah Kecamatan Sampang yang perkembangannya cukup


baik. Pada wilayah ini direncanakan agar sistem penyediaan air bersih
dapat menjangkau semua lokasi perkotaan yaitu dengan menerapkan
sistem Blok.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.21

Buku Putih Sanitasi


-

TAHUN 2013

Khusus untuk pelayanan air bersih di Pulau mandangin telah terbangun


instalasi pengolahan air laut dengan Sea Water Reverse Osmosis
(SWRO).

Pelayanan

Wilayah

Kedungdung

untuk

mendukung

Kecamatan

Kedungdung sebagai PKLp.


Setiap pemanfaatan sumber mata air baru, perlu dilakukan studi kelayakan,
baik dari segi teknis maupun non teknis serta analisa terhadap Benefit Cost
Ratio.
Diperlukan sosialisasi kepada masyarakat untuk wilayah-wilayah yang
kualitas air tanahnya baik, agar dalam pembuatan sumur-sumur gali
memperhatikan

kelayakan

sanitasi.

Setiap

pembuatan

sumur

harus

dilengkapi dengan bibir sumur agar tidak membahayakan pengguna, di


sekeliling sumur harus diplester dengan radius lebih besar dari 1 meter dan
dibuatkan saluran air bekas pakai mengelilingi akhir pemlesteran untuk
dialirkan menuju saluran pembuang atau resapan dengan jarak minimal 10
meter dari sumur yang dibangun. Pembuatan sumur minimal berjarak 10
meter dari resapan buangan Septic Tank.
Data jaringan pipa dan pelanggan dari WSLIC dan HIPPAM sebagian besar
tidak terinventarisir dengan baik. PDAM Kabupaten Sampang sebagai
penyelenggara SPAM berkewajiban mengkoordinasi dan meminta data-data
dari WSLIC dan HIPPAM, karena adanya pelayanan air minum Non PDAM
akan sangat membantu serta memudahkan PDAM dan Pemerintah
Kabupaten Sampang dalam mengembangkan pelayanan air minum.
Tarif air setiap tahun harus dievaluasi dengan melakukan perhitungan
kembali, sebagai dasar kenaikan tarif air. Untuk menghindari gejolak dan
seringnya kenaikan tarif dapat dilakukan 2 tahun sekali.
Kemitraan dengan swasta perlu dilakukan, dengan tujuan agar sumbersumber air yang berpotensi untuk dikembangkan dapat dikelola dan
dimanfaatkan dengan optimal.
Studi lebih detail untuk mata air mata air yang digunakan, baik untuk
pemanfaatan sumber air dari hulu sampai hilir, cakupan pelayanan yang
dapat diberikan jika digunakan sebagai sumber air baku dan air minum.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.22

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Program kegiatan pengelolaan air bersih di kabupaten Sampang ditangani oleh Dinas
Pekerjaan umum Cipta Karya dan Tata Ruang yaitu Program Pembangunan Lingkungan
Sehat Perumahan berupa kegiatan Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar
terutama bagi Masyarakat Miskin yang selanjutnya dikelola oleh HIPPAM. Sedangkan
program pengelolaan air bersih yang lain dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum
berupa pengelolaan SPAM yaitu pemeliharaan bangunan yang telah ada

dan

pembangunan untuk menambah sambungan baru. Penyediaan air bersih oleh masyarakat
melalui pembuatan sumur dangkal masih perlu dilakukan untuk mendukung penyediaan air
bagi wilayah yang mudah dan banyak terdapat sumber air.
Program kegiatan penyedian air bersih di Kabupaten Sampang dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.

Tabel 4.9. Rencana Program dan Kegiatan Komponen Terkait Sanitasi 2014

No
.

Nama Program/
Kegiatan

Satuan

Volume

Sumber Dokumen
Perencanaan

Sumber
Pendanaan/
Pembiayaan

SKPD
Penanggung
Jawab

3.082.930.000

APBD Kab
Sampang

Dinas PU
Cikartarung

Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program

Indikasi Biaya
(Rp)

Kegiatan Penyediaan
Sarana Air Bersih dan
Sanitasi Desa

Kegiatan
Perencanaan
dan
Pengembangan
SPAM
di
Ibukota
Kecamatan Sreseh dan
Kec Pangarengan

Paket

1.500.000.000

APBD Kab
Sampang

Dinas PU
Cikartarung

Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program

Kegiatan Penyediaan Air


Bersih Kota Sampang

Paket

1.000.000.000

APBD Kab
Sampang

Dinas PU
Cikartarung

Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program

Kegiatan Pembangunan
SPAM Sumber Pancor
Kedundung

Paket

500.000.000

APBD Kab
Sampang

Dinas PU
Cikartarung

Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.23

Buku Putih Sanitasi

SKPD
Penanggung
Jawab

Sumber Dokumen
Perencanaan

No
.

Nama Program/
Kegiatan

Satuan

Kegiatan
Penyediaan
Sarana dan Prasarana Air
Bersih Sumber Payung
Tahap II

Paket

1.500.000.000

APBD Kab
Sampang

Dinas PU
Cikartarung

Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program

Kegiatan
Penyediaan
Sarana dan Prasarana Air
Bersih dan Perpipaan Kec
Robatal
dan
Kec
Karangpenang

Paket

3.600.000.000

APBD Kab
Sampang

Dinas PU
Cikartarung

Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program

Kegiatan Pembangunan
Jaringan Air Bersih Air
Minum Kec Tambelangan
dan Kec Kedundung

Paket

2.500.000.000

APBD Kab
Sampang

Dinas PU
Cikartarung

Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program

Kegiatan PAMSIMAS

APBN

Kementerian
PU

Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program

Kegiatan
Penyediaan
Sarana Air Bersih dan
Sanitasi Dasar

DAK

Kementerian
PU

Kesepakatan
Pendanaan
Bersama
Memorandum
Program

Volume

Indikasi Biaya
(Rp)

Sumber
Pendanaan/
Pembiayaan

TAHUN 2013

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.24

Buku Putih Sanitasi

TAHUN 2013

Tabel 4.10. Kegiatan Komponen Sanitasi Tahun 2013


NO
1

NAMA
PROGRAM/KEGIATAN

SATUAN

VOLUME

Pengadaan Kontruksi

INSTITUSI
PELAKSA
NA

SUMBER
DANA

LOKASI
KEGIATAN

1.200.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Dinas PU
Cikartarung

BIAYA

Jaringan Air

Pengadaan Kontruksi
Jaringan Air Bersih/ Air
Minum

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Dinas PU
Cikartarung

Pembangunan Tandon Air

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Dinas PU
Cikartarung

Pembangunan Tandon Air


Desa Ketapang Daya Kec
Ketapang

Paket

100.000.000

APBD
Kabupaten
Sampang

Kabupaten
Sampang

Dinas PU
Cikartarung

Pembangunan
Sarana
Sanitasi (MCK plus plus)
melalui Program SANIMAS

Paket

800.000.000

APBN

Desa
Daleman Kec.
Kedungdung
dan Kelurahan
Rongtengah
Kec. Sampang

Dinas PU
Cikartarung

Pembangunan
sarana
sanitasi melalui kegiatan
Sanitasi
Lingkungan
Berbasis Masyarakat (SLBM)

Konservasi Sumber Daya Air


dan pengend. Kerusakan
Sumber - sumber Air

DAK

76,246,500

APBD Kab
Sampang

Kab.
Sampang

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

BLH

2.25

Buku Putih Sanitasi

TAHUN
2013

BAB V
INDIKASI PERMASALAHAN
DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

5.1 AREA BERESIKO SANITASI


Penentuan area berisiko, ditentukan berdasarkan tingkat resiko sanitasi yang
dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan data primer, dengan
berdasarkan hasil penilaian oleh SKPD dan hasil studi EHRA.

Penentuan area berisiko berdasarkan data sekunder yaitu kegiatan menilai dan
memetakan tingkat risiko sebuah area (kelurahan/desa), berdasarkan data yang
telah tersedia di SKPD mengenai ketersediaan layanan fasilitas air bersih dan
sanitasi dan data umum, meliputi Sambungan Rumah dan Hidran Umum
(PDAM/BPAM/HIPPAM); jumlah jamban; nama kelurahan, jumlah RT & RW,
jumlah populasi, luas administratif, luas terbangun; Jumlah KK miskin; serta bila
data tersedia, luas genangan.

Penentuan area berisiko berdasarkan Penilaian SKPD diberikan berdasarkan


pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu
anggota pokja kota/kabupaten. Adapun penentuan area berisiko berdasarkan
hasil studi EHRA adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko
berdasarkan: kondisi sumber air; pencemaran karena air limbah domestik;
pengelolaan persampahan di tingkat rumahtangga; kondisi drainase; aspek
perilaku (cuci tangan pakai sabun, higiene jamban, penangan air minum, buang
air besar sembarangan).

Proses penentuan area berisiko dimulai dengan analisis data sekunder, diikuti
dengan penilaian SKPD dan analisis berdasarkan hasil studi EHRA. Penentuan
area berisiko dilakukan bersama-sama seluruh anggota Pokja berdasarkan hasil
dari ketiga data tersebut.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.1

Buku Putih Sanitasi

TAHUN
2013

Dari hasil penentuan area berisiko untuk Kabupaten Sampang di dapat sebanyak
12 desa di Kabupaten Sampang berisiko sangat tinggi 55 desa berisiko tinggi, 50
desa berisiko sedang dan 69 desa kurang berisiko. Hasil Penentuan area
berisiko berdasarkan tingkat/derajat risiko ini disajikan dalam bentuk tabell dan
peta seperti dibawah ini :

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.2

Buku Putih Sanitasi

TAHUN
2013

Peta 5.1 Peta Area Berisiko Sanitasi

Katagori Area Berisiko


Kurang Berisiko
Berisiko Sedang
Risiko Tinggi
Risiko Sangat Tinggi

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.3

Buku Putih Sanitasi

TAHUN
2013

Penyebab utama risiko sanitasi adalah Prohisan, air bersih, drainase, sampah dan
air limbah. Penjelasan penyebab utama risiko sanitasi untuk wilayah kecamatan dan
desa / kelurahan dapat dilihat di tabel dibawah ini :

Tabel 5.1: Area Berisiko Sanitasi Dan Penyebab Utamanya

I.

Area
Berisiko
Risiko 4

II.

Risiko 3

No

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.

Wilayah Prioritas
Kel. Rong Tengah, Sampang
Kel. Dalpenang, Sampang
Desa Gunung Maddah, Sampang
Kel. Banyuanyar, Sampang
Desa Panggung, Sampang
Desa Kamoning, Sampang
Desa Pangelen, Sampang
Kel. Gunung Sekar, Sampang
Desa Kedungdung, Kedungdung
Desa Rabasan, Kedungdung
Desa Gunung Eleh, Kedungdung
Desa Daleman, Kedungdung
Desa P. Mandangin, Sampang
Desa Aeng Sareh, Sampang
Kel. Polagan, Sampang
Kel. Karang Dalem, Sampang
Desa Pasean, Sampang
Desa Baruh, Sampang
Desa Taman Sareh, Sampang
Desa Pekalongan, Sampang
Desa Tanggumong, Sampang
Desa Banyumas, Sampang
Desa Dulang, Torjun
Desa Patarongan, Torjun
Desa Pangongsean, Torjun
Desa Kramat, Kedungdung
Desa Komis, Kedungdung
Desa Banyukapah, Kedungdung
Desa Rohayu, Kedungdung
Desa Muktesareh, Kedungdung
Desa Bajrasokah, Kedungdung
Desa Nyeloh, Kedungdung
Desa Banjar, Kedungdung
Desa Ombul, Kedungdung
Desa Pajeruan, Kedungdung
Desa Batoporo Barat, Kedungdung
Desa Batoporo Timur, Kedungdung
Desa Pasarenan, Kedungdung
Desa Palenggiyan, Kedungdung
Desa Bringin Nonggal, Torjun

Penyebab utama risiko


Sampah, Genangan, Limbah, Prohisan
Sampah, Genangan, Limbah, Prohisan
Sampah, Genangan, Limbah, Prohisan
Sampah, Genangan, Limbah, Prohisan
Sampah, Genangan, Limbah, Prohisan
Sampah, Genangan, Limbah, Prohisan
Sampah, Genangan, Limbah, Prohisan
Sampah, Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Persampahan, Genangan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Genangan, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.4

Buku Putih Sanitasi


No

Area
Berisiko

No
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.

Wilayah Prioritas
Desa Torjun, Torjun
Desa Patapan, Torjun
Desa Jeruk Porot, Torjun
Desa Kodak, Torjun
Desa Kanjar, Torjun
Desa Kara, Torjun
Desa Tana Mera, Torjun
Desa Pangarengan, Pangarengan
Desa Apaan, Pangarengan
Desa Gulbung, Pangarengan
Desa Panyerangan, Pangarengan
Desa Pacanggaan, Pangarengan
Desa Ragung, Pangarengan
Desa Taddan, Camplong
Desa Banjar Talela, Camplong
Desa Tambaan, Camplong
Desa Prajjan, Camplong
Desa Dh. Camplong
Desa Bato Karang, Camplong
Desa Sejati, Camplong
Desa Dh. Tanjung, Camplong
Desa Rabasan, Camplong
Desa Banjar Tabulu, Camplong
Desa Anggersek, Camplong
Desa Madupat, Camplong
Desa Pamolaan, Camplong
Desa Plampaan, Camplong

TAHUN
2013

Penyebab utama risiko


Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan
Sampah, Limbah, Prohisan

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.5

Buku Putih Sanitasi

TAHUN
2013

5.2 . POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI


Penentuan posisi pengelolaan sanitasi Kabupaten Sampang dilakukan dengan
mengidentifikasi isu-isu strategis dalam pengelolaan sanitasi pada empat sub
sektor, yaitu Sektor Air Limbah, Sektor Persampahan, Sektor Drainase dan Sektor
Prohisan. Kemudian isu-isu tersebut dianalisis berdasarkan lingkungan internal dan
lingkungan eksternal sesuai perencanaan strategis.

Adapun hasil untuk posisi pengelolaan sanitasi dari empat sub sektor tersebut
adalah sebagai berikut :

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.6

Buku Putih Sanitasi

TAHUN
2013

Gambar 5.1 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini Komponen Air Limbah
Domestik

Lingkungan Mendukung (+)

Pemeliharaan
Agresif

Pertumbuhan
Stabil

Pemeliharaan
Selektif

Pertumbuhan
cepat

Internal
Lemah (-)

Internal
Kuat (+)

Air Limbah
(-18;-4)

Diversifikasi
Besar-Besaran

Berputar

Ceruk

Diversifikasi
Terpusat

Lingkungan tidak/
Kurang Mendukung (-)

Keterangan :
Posisi pengelolaan sanitasi Sub Sektor Air Limbah pada kuadran RASIONAL pada
posisi BERPUTAR
Berputar posisi pembangunan pada jalan ditempat meskipun banyak program
dan kegiatan yang dilakukan, sehingga perlu rasionalisasi dan mencari strategi
baru.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.7

Buku Putih Sanitasi

TAHUN
2013

Gambar 5.2 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini Komponen Persampahan

Lingkungan Mendukung (+)

Pemeliharaan
Agresif

Pertumbuhan
Stabil

Pemeliharaan
Selektif

Pertumbuhan
cepat

Internal
Lemah (-)

Internal
Kuat (+)
Diversifikasi
Besar-Besaran

Berputar

Persampahan
(-11;-10)

Ceruk

Diversifikasi
Terpusat

Lingkungan tidak/
Kurang Mendukung (-)

Keterangan :
Posisi pengelolaan sanitasi Sub Sektor Persampahan pada kuadran RASIONAL
pada posisi BERPUTAR
Berputar posisi pembangunan pada jalan ditempat meskipun banyak program
dan kegiatan yang dilakukan, sehingga perlu rasionalisasi dan mencari strategi
baru.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.8

TAHUN
2013

Buku Putih Sanitasi


Gambar 5.3

Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini Komponen Drainase


Lingkungan
Lingkungan Mendukung (+)
Pemeliharaan
Agresif

Pertumbuhan
Stabil

Pemeliharaan
Selektif

Pertumbuhan
cepat

Drainase
(-2;1)

Internal
Lemah (-)

Internal
Kuat (+)
Diversifikasi
Besar-Besaran

Berputar

Ceruk

Diversifikasi
Terpusat

Lingkungan tidak/
Kurang Mendukung (-)

Keterangan :
Posisi pengelolaan sanitasi Sub Sektor Drainase pada kuadran BERTAHAN pada
posisi PEMELIHARAAN SELEKTIF
Pemeliharaan Selektif

posisi pembangunan pada Pemanfaatan sarana dan

Prasarana yang sudah mulai Aus atau Berumur. Sarana dan Prasarana sudah
rusah tapi belum ada perbaikan dan berusaha memanfaatkan semaksimal mungkin.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.9

TAHUN
2013

Buku Putih Sanitasi

Gambar 5.4 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini Komponen Promosi Higiene
Sanitasi (Prohisan) Tatanan Rumah Tangga

Lingkungan Mendukung (+)

Pemeliharaan
Agresif

Pertumbuhan
Stabil

Pemeliharaan
Selektif

Pertumbuhan
cepat

Internal
Lemah (-)

Internal
Kuat (+)
PHBS
(22;-3)

Berputar

Diversifikasi
Besar-Besaran
Ceruk

Diversifikasi
Terpusat

Lingkungan tidak/
Kurang Mendukung (-)

Keterangan :
Posisi pengelolaan sanitasi Sub Sektor PHBS pada kuadran DIVERSIFIKASI pada
posisi DIVERSIFIKASI BESAR-BESARAN
Diversifikasi besar-besaran posisi pembangunan pada

penganekaragaman/

diversifikasi program dan kegiatan yang sangat banyak dan beberapa sudah keluar
dari program dan kegiatan lama

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


POKJA Sanitasi Kabupaten Sampang

2.10

Anda mungkin juga menyukai