Anda di halaman 1dari 39

BAB IV

HASIL PELIBATAN MASYARAKAT

4.1 Prosedur Pelibatan Masyarakat

A. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis data yang


diperlukan, yaitu:

1. Data primer

Data primer dikumpulkan langsung dari masyarakat, khususnya untuk


berbagai jenis data kependudukan, seperti yang dirumuskan dalam data
kependudukan, disajikan dibagian lain diatas, terkecuali untuk menghitung
kepadatan dan tingkat pertumbuhan penduduk yang dilakukan dengan
memanfaatkan data sekunder.

Data primer dikumpulkan langsung dari masyarakat. Khususnya untuk


data kependudukan, seperti yang dirumuskan dalam aspek data
kependudukan. Aspek kehidupan atau aktivitas sosial lain. Seperti
karakteristik kependudukan, pemanfaatan sumber daya alam, sumber-sumber
penghasilan, konflik dan mekanisme pemecahan masalah, serta presepsi atau
tanggapan penduduk mengenai perencanaan pembangunan Kampus III
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Semuanya akan
dirangkum dengan mencari data langsung atau data sekunder.

Metode/teknik pengambilan data primer yaitu antara lain sebagai berikut:

a. Survey

Survey dilakukan terhadap rumah tangga yang digunakan sebagai unit


penelitian. Wawancara yang dilakukan untuk pengisian kuisoner akan
dilakukan oleh kepala keluarga untuk mewakili bagian unit sosial ekonomi
rumah tangganya.

Survey dan wawancara disini dilakukan dengan tujuan untuk


menanyakan berbagai aspek kondisi kependudukan, ekonomi dan budaya
yang dapat digali dengan metoda atau teknik ini. Sedang untuk berbagai
aspek kehidupan lainnya, seperti sistem, proses dan mekanisme sosial,
aktivitas sosial, ekonomi dan politik suatu institusi sosial, akan dipelajari
dengan pendekatan kualitatif.

b. Wawancara

Wawancara secara mendalam dilakukan terhadap informan dan instansi


terkait yang relevan dan disesuaikan dengan kebutuhan data yang diperlukan.
Wawancara ini dilakukan untuk menggali lebih dalam lagi berbagai aspek
kehidupan sosial, ekonomi dan budaya yang relevan dengan studi serta
mempelajari suatu aktivitas sosial tertentu dan institusi yang berkembang
diwilayah studi.

Informan kunci yang akan dihubungi untuk wawancara lebih lanjut


adalah ketua RT dukuh pakis. Informan ditetapkan berdasarkan perwakilan
masyarakat yang terkena dampak secara langsung dan perwakilan masyarakat
secara umum yang termasuk di dalam wilayah studi.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua yng
memiliki informasi atau data yang dibutuhkan. Sumber dari data sekunder
sendiri adalah dari instansi terkait misalnya Pemerintahan Kota Surabaya,
Kecamatan dan Kelurahan pihak pemrakarsa proyek atau lembaga-lembaga
pemerintah dan non pemerintah yang memiliki data sosial ekonomi dan
budaya tapak proyek dan sekitarnya. Data sekunder yang dicari antara lain
luas dan tata guna lahan jumlah penduduk , jenis dan jumlah berbagai institusi
ekonomi,politik, sosial dan berbagai data sosial, ekonomi, yang relevan dan
sesuai dengan perkembangan kondisi lapangan.

Data sekunder yang akan dikumpulkan dan dirangkum antara lain luas
dan tata guna lahan jumlah penduduk , jenis dan jumlah berbagai institusi
ekonomi,politik, sosial dan berbagai data sosial, ekonomi, yang relevan dan
sesuai dengan perkembangan kondisi lapangan.
4.2 Hasil Pelibatan Masyarakat

PT. Lusindo sebagai pemrakarsa telah melaksanakan kegiatan


konsultasi publik dan partisipasi masyarakat sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses AMDAL dan Izin
Lingkungan. Konsultasi masyarakat ini telah dilakukan pada tanggal 4
Februari 2019, bertempat di Kantor Balai RT 05 RW 01 Kelurahan Dukuh
Pakis Kecamatan Dukuh Pakis Kota Surabaya dan dihadiri oleh Camat
Dukuh Pakis, Lurah Dukuh Pakis, LPMK, Pengurus RT/RW Setempat,
Satuan Polisi Pamong Praja ,Lembaga Swadaya Masyarakat, Kapolsek
Dukuh Pakis, Binwas, Dinas Kesehatan, Dinas PU dan Dinas Lingkungan
Hidup. Keterlibatan masyarakat dan keterbukaan informasi dalam proses
AMDAL merupakan hal yang penting bagi kelanjutan dari rencana kegiatan
Pembangunan Kampus III Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA)
Surabaya. Dialog berkesinambungan bersama masyarakat sekitar yang
diprakirakan akan terkena dampak langsung dan tidak langsung telah
dilaksanakan dan hubungan dengan masyarakat sekitar akan tetap dipelihara.
Rangkuman hasil konsultasi publik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Dari komponen warga yang terkena dampak yaitu :

1. Susmito (Ketua RW 01/RT 05)

Perwakilan warga RW 01 yang dihadiri oleh bapak Suseno selaku


Ketua RW 01 mennyarankan agar dengan adanya pembangnan Kampus III
UIN Sunan Ampel Surabaya ini sekiranya juga mampu memberi manfaat
lebih ke warga RW 01 khususnya, baik melalui program kampus maupun
dari kegiatan mahasiswa. Hal ini perlu untuk dilakukan agar warga
masyarakat juga merasakan dampak posistifnya secra langsung. Salah satu
hal sederhana yang mungkin bisa dilakukan adalah program sosial projek
unuk masyarakat, baik dibidang sosial, kesehatan maupun lingkungan.
2. Tukijo (Ketua RT 05/RW 01)

Dari perwakilan RT mengatakan bahwa terdapat 82 Kepala keluarga


yang menetap di RT 05 dengan jumlah penduduk 257 jiwa merupakan daerah
padat penduduk dimana nantinya dengan adanya pembangunan Kampus III
UIN Sunan Ampel Surabaya pastinya akan semakin menambah padat jumlah
penduduk yang tinggal dikawasan ini, karena banyak mahasiswa yang
membutuhkann tempat untuk tempat tinggal. Oleh karena itu,untuk
menampung mahasiswa baru para warga juga bisa menyiapkan tempat kos
untuk mahasiswa sekaligus dapat menjadi peluang usaha baru bagi warga
masyarakat Dukuh Pakis khususnya warga RT 05 yang dekat dengan daerah
kampus.

3. Sri Lestari (Ketua Pokja RW 01)

Ibu Sri Lestari mengatakan bahwa program sanitasi yang berjalan di


RW 01 sudah berjalan dengan baik, beliau tidak ingin jika adanya
pembangunan kamus ini hanya akan memperburuk sanitasi di masyarakat
akibat tingginya aktivitas yang akan menimbulkan dampak buruk terhadap
lingkungan. Oleh karena itu, perlu juga adanya program dari kampus terkait
perbaikan akses sanitasi yang layak kepada masyarakat. Disisi lain juga dari
adanya pembangunan kampus ini secara tidak langsung juga akan berdampak
pada kesehatan masyarakat, oleh karenanya perlu adanya upaya antisipasi
dari pihak kampus agar pada tahap pembangunan maupun operasional juga
tidak menggangu kesehatan masyrakat secara umum.

4. Dendy Anggraita (Perwakilan warga RT 03)

Bapak Dendy mengatakan bahwa dimana wilayah RT ini juga lumayan


dekat dengan lokasi pembangunan kampus III selain RT 05. Dari warga
berpendapat bahwa dengan adanya pembangunan ini sekiranya juga dapat
memberikan feedback yang baik kepada masyarakat. Karena seluruh aktivitas
kampus akan menggunakan akses insfratuktur warga mulai dari tahap pra-
konstruksi, konstruk, maka sebaiknya pihak kampus juga ikut
bertanggungjawab terhadap perbaikan insfratuktur Jalan Abdul Wahab
Siamin ataupun fasilitas lainya yang digunakan pada saat akomodasi
pengangkutan bahan dan maerial yang digunakan saat pembangunan.

5. Lembaga Swadaya Masyarakat Dukuh Pakis

Dari Lembaga Swadaya Masyarakat juga menambahkan Sebaiknya


pembangunan pembangunan Kampus III Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel (UINSA) Surabaya lebih banyak menyerap tenaga kerja masyarakat
sekitar wilayah pembangunan, agar perekonomian warga setempat dapat
meningkat. contoh paling sederhananya adalah adanya peluang pekerja pada
saat pembangunan maupun pada saat operasional seperti sebagai petugas
keamanan, petugas kebersihan maupun penjaga kantin atau jenis badan usaha
lain yang ada di kampus.

6. Boedi Rahardjo (Kapolsek Dukuh Pakis)

Dari aparat keamanan yang diwakili oleh Bapak Kapolsek Dukuh Pakis
menuturkan bahwa dampak dari adanya kampus baru tentunya banyak
penduduk dari luar kawasan yang berdatangan , maka tingkat kejahatan dan
kriminal akan lebih tinggi dari sebelumnya serta tingkat kecelakaan lalu lintas
juga cenderung mengalami peningkatan. Oleh karena itu, masyarakat sekitar
harus lebih waspada dan meningkatkan keamanan. Diharapkan dari
pemrakrasa proyek dapat memberikan fasilitas keamanan yang baik dengan
membuka peluang tenaga kerja dari warga seperti satpam dan petugas untuk
mengatur lalu lintas.

7. Tumadi (Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya)

- Dari Dinas Lingkungan Hidup maupun dari Dinas Pekerjaan Umum juga
mengususlkan keterkaitannya dengan RTH (ruang terbuka hijau) di
wilayah tersebut harus sesuai dengan ketetapan, dikarenakan RTH (ruang
terbuka hijau memiliki fungsi ekologis RTH di kota adalah antara lain
sebagai areal resapan air, menghasilkan oksigen, meredam kebisingan,
filter dari partikel padat yang mencemari udara kota, menyerap gas-gas
rumah kaca atau hujan asam.
- Selain itu Dinas Lingkungan Hidup menambahkan pada saluran drainase
juga menjadi salah satu faktor penting yang menunjang pembangunan,
salah satu fungsi saluran drainase yaitu untuk mengurangi kelebihan air
dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat difungsikan secara
optimal.

8. Djoko Nugroho (Pemadam Kebakaran)

Untuk mengantisispasi adanya potensi bahaya kebakaran pada saat


pembangunan kampus maupun operasional kampus maka perlu dipasang alat
pemadam kebakaran yang memadai di tiap gedung, seperti fire sprinkle atau
tabung pemadam kebakaran agar jika suatu saat terjadi kebakaran, penghuni
gedung tersebut dapat sigap menangani bencana tersebut. Pada gedung yang
tidak memiliki atau tidak dipasang fire sprinkle setidaknya disediakan tabung
pemadam kebakaran, untuk meminimalisir terjadinya kebakaran jika suatu
saat terjadi kebakaran dan juga pada tiap gedung dipasang fire hydrant untuk
penyediaan air untuk petugas pemadam kebakaran.

9. Purwo Subroto (Dinas Kesehatan)

- Dengan adanya pembangunan Kampus III UIN Sunan Ampel Surabaya


tentunya akan berdampak dalam aspek kesehatan terutama masalah
sanitasi lingkungan seperti yang disampaikan oleh Ibu Sri Lestari bahwa
sanitasi di Dukuh Pakis ini sudah baik, maka dengan adanya
pembangunan kampus ini juga ikut mendukung dan menjadi pelopor
pelayanan sanitai yang baik, bukan sebaliknya. salah satu masalah
terbesar dalam sanitasi lingkungan berkaitan dengan pengelolaan sampah
dan limbah domestic. Jika kedua aspek ini tidak dikelola secara baik
maka akan berdampak besar untuk memicu timbulnya penyakit.

- Pada pembangunan Kampus III ini maka perlu dibangun juga sarana
pengelolaan lingkungan yang baik dengan dilengkapi Instalasi
Pengolahan Air Limbah dan Tempat Pembuangan Sampah Sementara.
Hal ini menjadi syarat mutlak dalam pembangunan kampus maupun
instansi lain, mengingat tingginya aktivitas yang ada didalamnya
tentunya akan menimbulkan efek yang besar juga baik terhadap
lingkungan maupun kesehatan. Dengan adanya pengelolaan lingkungan
yang baik diharapkan dapat mengurangi potensi pencemaran lingkungan
yang akan berdampak terhadap kesehatan.

10. Sri Panca Retnawati (Dinas Perhubungan)

Untuk mengantisiasi adaya hal-hal yang tidak diinginkan perlu adanya


upaya dari pihak pemakarsa dengan berkoordinasi bersama kepada Dinas
Perhubungan agar tercipta keamanan yang baik dan mengindari tingkat
kemacetan dan kepadatan arus lalu lintas kendaraan yang melewati Jalan KH.
Abdul Wahab Siamin. Untuk meminimalisir kemacetan dan kebisingan yang
terjadi, mobilisasi alat dan bahan pada tahap konstruksi sebaiknya melintasi
daerah pembangunan Kampus III Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
(UINSA) Surabaya dapat dilakukan pada malam hari, dikarenakan minimnya
aktivitas yang terjadi di malam hari.

Gambar Kegiatan Konsultasi Publik


4.3 Hasil Survei Kuisioner

A. Metode Pengambilan Data

Salah satu metode/teknik pengambilan data survei kuisioner yaitu


menggunakan metode wawancara. Wawancara ini dilakukan untuk menggali
lebih dalam lagi berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi dan budaya yang
relevan dengan wilayah studi serta mempelajari suatu aktivitas sosial tertentu.
Informan kunci yang akan dihubungi untuk wawancara lebih lanjut adalah
ketua RT 05 RW 01 Kelurahan Dukuh Pakis Kecamatan Dukuh Pakis.
Informan ditetapkan berdasarkan perwakilan masyarakat yang terkena
dampak secara langsung dan perwakilan masyarakat secara umum yang
termasuk di dalam wilayah studi.

a. Penentuan jumlah sample

Penentuan jumlah sample menggunakan rumus dari Taro Yamene (dalam


jalaludin Rakhmat,1995), sebagai berikut :

N
n=
1+ Ne2

Dimana :n = Jumlah Sample

N = Jumlah Populasi (KK)

e = Batas Toleransi

82
n=
1+82 x 0.052

82
n=
1+(82 x 0,0025)

82
n=
1+0.205

82
n=
1.205
n=68,0497925311 = 68

Jadi, Jumlah sample yang akan disurvei sebanyak 68 KK di RT 05 RW 01 di


kelurahan Dukuh Pakis Kecamatan Dukuh Pakis.

B. Metode Analisis Data

1. Data Komulatif

Kuantitatif dianalisis secara deskriptif berdasarkan tabulasi distribusi


frekuensi. Hasil tabulasi interpretasi berdasarkan nilai distribusi yang
dinyatakan dalam presentase.

a. Keresahan Masyarakat

Metode analisis data untuk mengukur keresahan masyarakat dilakukan


dengan membandingkan sikap atau pendapat atau presepsi negatif akibata
dari kekawatiran masyarakat terhadap pekerjaan dengan peresepsi positif
pekerjaan. Keresahan dinyatakan muncul ketika % URS lebih besar dari 00
persen (Wahyudin,2012) dengan formula sebagai berikut:

%Urs = P ¿ ¿

Dengan keteranagn:

% Urs = presentase keresahan


P(+) = presepsi positif terhadap kegiatan
P(-) = presepsi negatif terhadap kegiatan
Tabel Persepsi Masyarakat

Persepsi Positif Persepsi Negatif Persentase


No
Terhadap Kegiatan Terhadap Kegiatan Keresahan
1 40 28 100%
Diagram Jumlah Persepsi Masyarakat

28

40

Persepsi Positif terhadap kegiatan Persepsi Negatif terhadap kegiatan

Gambar Diagram Jumlah Persepsi Masyarakat

28
Hasil Perhitungan : %Urs = x 100
40

%Urs = 70%

Jadi, Skala Keresahan sebesar 70% dan masuk kedalam kategori tingkat
keresahan kurang.

Prakiraan Besaran Dampak

Prakiraaan dampak terjadinya keresahan ditentukan dengan


membandingkan pendapat para responden yang didasarkan atas hasil analisis
data dan informasi lapangan. Adapun skala dan kriteria keresahan
ditunjukkan dengan tabel.

Tabel Skala dan Tingkat Keresahan Masyarakat


No. Skala Keresahan Tingkat Keresahan
1. %Urs = 0 Tidak ada
2. %Urs < 100 Kurang
3. %Urs = 100 Sedang
4. 100 < % Urs < 200 Tinggi
5. %Urs lebih dari 200 Sangat tinggi

Sumber : wahyudin, 2012

b. Persepsi Masyarakat
Metode analisis data untuk persepsi masyarakat dilakukan dengan
menggunakan perbandingan sikap/pendapat dan persepsi masyarakat.
Pengukuran pendapat masyarakat dilakukan dengan membandingkan jumlah
persepsi yang menyatakan (positif/negatif) terhadap total jumlah persepsi.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan formula berikut:

%P(-i+) = Pn¿ ¿

(28 /40)
%P(-i+) = x 100
68

¿ 1,029

Dengan keterangan :

%Pn ¿ = presentase persepsi positif/negatif

Pn (-/+) = jumlah responden yang memberikan persepsi positif atau


negatif terhadap kegiatan

PN = jumlah total responden yang memberikan persepsi, baik


positif maupun negatif

Prakiraan Besaran Dampak

Persepsi dinyatakan positif bilamana prosentase orang yang berpersepsi


positif lebih besar dari 50% dan demikian sebaliknya persepsi dinyatakan
negatif bilamana prosentase orang yang berpersepsi negatif lebih besar dari
50%. Adapun skala dan kriteria besaran dampak ditunjukkan dalam Tabel .

Tabel Skala dan Tingkat Persepsi Masyarakat

No Skala Persepsi Tingkat Persepsi


1 %P(-/+) = 0 Tidak ada
2 %P(-/+) < 50 Kurang
3 %P(-/+) = 50 Sedang
4 50 < % P (-/+)<75 Tinggi
5 % P (-/+) > 75 Sangat Tinggi
Sumber: Wahyudin 2012
c. Peluang Kerja dan Peluang Usaha

Metode analisis data untuk peluang kerja dan peluang usaha dilakukan
diantaranya dengan cara melihat deskripsi kegiatan untuk memastikan adanya
kesempatan kerja yang dapat diberikan kepada masyarakat setempat pada
rencana pembangunan Kampus III UIN Sunan Ampel.

Analisis data mengenal peluang usaha dapat menggunakan analisis


perbandingan dan harapan masyarakat terhadap kegiatan yang ditunjukkan
dengan membuat prosentase munculnya harapan akan adanya peluang
berusaha seperti yang dapat dilihat dengan pendekatan sebagai berikut

En BO
%BO= x 100
EN

Dengan perincian :

% BO : prosentase adanya peluang berusaha

En BO: jumlah responden yang menyatakan adanya peluang berusaha

EN :jumlah total responden yang disurvei

Tabel Banyaknya Peluang Berusaha

No EnBO EN Persentase 100%


1 66 68 98%

66
%BO= x 100=98 %
68

Jadi jumlah tingkat peluang berusaha sebanyak 98%

Pengukuran peluang beusaha dilakukan dengan cara membandingkan


jumlah presepsi yang dinyatakan positif karena adanya peluang berusaha
terhadap total jumlah persepsi. Peluang berusaha dinyatakan ada bilamana
presentase orang yang berpersepsi positif karena adanya peluang berusaha
lebih besar dari 50 persen. Adapun skala dan kriteria besaran dampak
ditunjukkan dalam tabel berikut :
Tabel Skala dan Tingkat Peluang Kerja dan Peluang Usaha

No. Skala Peluang Berusaha Tingkat Peluang


Berusaha
1. % BO = 0 Tidak Ada
2. % BO < 50 Kurang
3. % BO = 50 Sedang
4. 50 < % BO < 75 Tinggi
5. % BO > 75 Sangat Tinggi

Sumber : Wahyudin,2012

Prakiraan Besaran Dampak

Prakiraan dampak terjadinya kesempatan kerja dan peluang berusaha


ditentukan dengan membandingkan rasio jumlah tenaga kerja lokal yang
direkrut dengan jumlah total tenaga kerja yang dibutuhkan terhadap rasio
jumlah tenaga kerja yang direkrut dengan jumlah pengangguran diwilayah
studi. Adapun formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja

No Jumlah Tenaga Kerja lokal Jumlah Tenaga Jumlah


yang Direkrut Kerja yang Penduduk yang
Direkrut menganggur.
1 491 874 15

LO∈¿ LO
x 100
n
n/UL
LO

491/ LO
x 100
874

( (
Lo
15 )
x 874 )

= 0,96

LO = tingkat kesempatan kerja


LOin = jumlah tenaga kerja lokal yang direkrut pada kegiatan (491)
LO n = jumlah total tenaga kerja yang direkrut (491 + 383)
UL = jumlah penduduk yang menganggur di wilayah tersebut (15)
Adapun kriteria dampaknya adalah sebagai berikut : (i) kegiatan berdampak
signifikan dalam memberikan kesempatan kerja bilamana LO=1 ; (ii) kegiatan
berdampak cukup bilamana LO bernilai antara 0 sampai dengan kurang dari 1 dan
antara lebih dari 1 sampai 2, dan (iii) kegiatan kurang berdampak bilamana LO
lebih dari 2.

C. Hasil Analisis Kuisioner

a. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya

Berikut adalah hasil dari survei kuisioner warga RT 05 RW 01


Kelurahan Dukuh Pakis, Kecamatan Dukuh Pakis Kota Surabaya :

1. Status Pekerjaan

Status pekerjaan ialah tempat atau sekumpulan kedudukan (posisi) yang


memiliki persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan
analisis jabatan, satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang, atau beberapa
orang yang tersebar di berbagai tempat. Hasil pengolahan data Status
pekerjaan masyarakat RT 05 RW 01 Kelurahan Dukuh Pakis sebagai berikut:

Tabel Status Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah Persen


PNS 7 10,29%

Karyawan 14 20,58%
swasta
ABRI/POLRI 1 1,47%

Wiraswasta 24 35,29%

Petani 0 0%

Lain-lain 22 32,37%

Total 68 100.00

Dari hasil pengolahan data kuesioner pada tabel diatas dapat di analisis
bahwa status pekerjaan masyarakat RT 05 RW 01 Kelurahan Dukuh Pakis,
yang bekerja sebagai PNS sebanyak 7 orang dengan persentase 10,29%,
karyawan swasta sebanyak 14 orang dengan persentase 20,58%, ABRI/Polri
sebanyak 1 orang dengan persentase 1,47%, wiraswasta sebanyak 24 orang
dengan persentase 35,29%, lain – lain sebanyak 32,37%.

Diagram Status Pekerjaan

10%

32%
21%

1%

35%

PNS Karyawan Swasta ABRI/POLRI


Wiraswasta Petani Lain - lain
Gambar Diagram Status Pekerjaan

2. Jumlah Anggota keluarga per KK

Tabel Jumlah anggota keluarga per KK

Jumlah KK Jumlah Persen

<2 orang 55 80,8%


2 - 5 orang 8 11,8%
5-10 orang 5 7,4%
Total 68 100%

Dari hasil pengolahan data kuesioner diatas, rata-rata penduduk RT 05


RW 01 Kelurahan Dukuh Pakis memiliki jumlah anggota <2 orang sebanyak
55 KK dengan persentase 80,8% sedangkan 2-5 orang sebanyak 8 KK dengan
persentase 11,8%, selanjutnya 5-10 orang sebanyak 5 KK dengan persentase
sebanyak 7,4%.

Diagram Jumlah Anggota Keluarga per KK


7%

12%

81%

<2 orang 2 - 5 orang 5-10 orang

Gambar Diagram Jumlah Anggota Keluarga per KK

3. Tingkat Pendapatan Masyarakat Kelurahan Dukuh Pakis

Dari hasil pengolahan data kuesioner dapat di diketahui bahwa status


pekerjaan masyarakat RT 05 RW 01 Kelurahan Dukuh Pakis, yang bekerja
sebagai PNS sebanyak 7 orang dengan persentase 10,29%, karyawan swasta
sebanyak 14 orang dengan persentase 20,58%, ABRI/Polri sebanyak 1 orang
dengan persentase 1,47%, wiraswasta sebanyak 24 orang dengan persentase
35,29%, lain – lain sebanyak 32,37%.Hal ini dapat menentukan tingkat
pendapatan masyarakat RT 05 RW 01 Kelurahan Dukuh Pakis yang akan
disajikan dalam Tabel berikut:

Tabel Jumlah Pendapatan Masyarakat RT 05 RW 01 Kelurahan Dukuh


Pakis
Nominal Jumlah Persentase (%)

responden
<Rp. 2.000.000 28 41,2%
Rp. 2.000.000 - 3.000.000 28 41,2%
Rp.3.000.000- 5.000.000 11 16,2%
> Rp. 5.000.000 1 1,4%
Total 68 100.0

Jumlah pendapatan masyarakat RT 05 RW 01 Kelurahan Dukuh Pakis


dapat diketahui bahwa penghasilan rata rata masyarakat yang paling banyak
sebesar Rp 2.000.000 – 3.000.000 sebanyak 41,2%, masyarakat yang
berpenghasilan < Rp 2.000.000 sebanyak 41,2 %, masyarakat yang
berpenghasilan Rp 3.000.000 – 5.000.000 sebanyak 16,2% dan masyarakat
yang berpenghasilan > 5.000.000 sebanyak 1,4%.

Diagram Jumlah Pendapatan Masyarakat


1%
16%

41%

41%

<Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 - 3.000.000


Rp.3.000.000- 5.000.000 > Rp. 5.000.000
Gambar Diagram Hasil Analisis Jumlah Pendapatan Masyarakat

4. Lama Tinggal Penduduk


Tabel Waktu/Lama Tinggal Penduduk

No Lama Tinggal/Tahun Jumlah


1 1 Th - 5 Th 3
2 6 Th - 10 Th 6
3 11 Th - 15 Th 12
4 16 Th - 25 Th 12
5 26 Th - 30 Th 11
6 31 Th - 35 Th 4
7 36 Th - 40 Th 7
8 41 Th - 45 Th 2
9 46 Th - 50 Th 5
10 51 Th - 55 Th 3
11 56 Th- 60 Th 3
  68

Pada data diatas telah diperoleh hasil sebagai berikut, penduduk dukuh
pakis yang tinggal didaerah RT 05 RW 01 rentang waktu 1 – 5 tahun
sebanyak 3 orang. Penduduk dukuh pakis yang tinggal didaerah RT 05 RW
01 rentang waktu 6 – 10 tahun sebanyak 6 orang. Penduduk dukuh pakis yang
tinggal didaerah RT 05 RW 01 rentang waktu 11 – 15 tahun sebanyak 12
orang. Penduduk dukuh pakis yang tinggal didaerah RT 05 RW 01 rentang
waktu 16 – 25 tahun sebanyak 12 orang. Penduduk dukuh pakis yang tinggal
didaerah RT 05 RW 01 rentang waktu 26 – 30 tahun sebanyak 11 orang.
Penduduk dukuh pakis yang tinggal didaerah RT 05 RW 01 rentang waktu 31
– 35 tahun sebanyak 4 orang. Penduduk dukuh pakis yang tinggal didaerah
RT 05 RW 01 rentang waktu 36 – 40 tahun sebanyak 7 orang. Penduduk
dukuh pakis yang tinggal didaerah RT 05 RW 01 rentang waktu 41 – 45
tahun sebanyak 2 orang. Penduduk dukuh pakis yang tinggal didaerah RT 05
RW 01 rentang waktu 46 – 50 tahun sebanyak 5 orang. Penduduk dukuh
pakis yang tinggal didaerah RT 05 RW 01 rentang waktu 51 – 55 tahun
sebanyak 3 orang. Penduduk dukuh pakis yang tinggal didaerah RT 05 RW
01 rentang waktu 56 – 60 tahun sebanyak 3 orang.
Diagram tentang Lama waktu tinggal masyarakat
5 3 6
2 3 3

12
7

4
11 12

1 Th - 5 Th 6 Th - 10 Th 11 Th - 15 Th 16 Th - 25 Th
26 Th - 30 Th 31 Th - 35 Th 36 Th - 40 Th 41 Th - 45 Th
46 Th - 50 Th 51 Th - 55 Th 56 Th- 60 Th

Gambar Diagram tentang lama waktu tinggal masyarakat

5. Status Kepemilikan Tanah

Tabel Status Kepemilikan Tanah

Status Kepemilikan Jumlah Prosentase (%)


Tanah
Tanah milik 64 94,11%
bersertifikat
Sewa/kontrak 4 5,89%
Total 68 100.0

Kebanyakan tanah diwilayah RT 05 RW 01 Kelurahan Dukuh Pakis


merupakan Tanah milik bersertifikat dengan prosentase 94% dan sewa atau
kontrak sebanyak 5,89%.
Diagram Status Kepemilikan Tanah
6%

94%

Tanah milik bersertifikat Sewa/kontrak

Gambar Diagram Hasil Analisis Status Kepemilikan Tanah

6. Kegiatan Sosial Budaya

Kebudayaan yang ada pada masyarakat RT 05 RW 01 Kelurahan Dukuh


Pakis menurut hasil data kuesioner akan disajikan pada dibawah ini :

Tabel Jenis Kegiatan

Jenis kegiatan Jumlah responden Persentase(%


)
Keagamaan 33 48,53%
Bermasyarakat/sosia 35 51,47%
l
Total 68 100.0
Kegiatan sosial/kebudayaan dapat dianalisis bahwa jenis kegiatan yang
paling banyak adalah kegiatan sosial masyarakat sebanyak 51,47% yang
meliputi kegiatan kerja bhakti, PKK, dan peringatan hari nasional. Sedangkan
kegiatan keagamaan sebesar 48,53% adalah kegiatan keagamaan seperti
Peringatan Hari Besar Islam.

Diagram Kegiatan Sosial Budaya

49%
51%

Keagamaan Bermasyarakat/social

Gambar Diagram Hasil Analisis Kegiatan Sosial Budaya

7. Intensitas waktu terjadinya gangguan keamanan atau tindakan kriminal

Tabel Intensitas waktu terjadinya gangguan keamanan

No Intensitas Terjadinya gangguan Jumlah

1 Sering 3
2 Jarang 35
3 Tidak Pernah 30
  68

Pada data tabel diatas didapatkan data tentang waktu terjadinya gangguan
keamanan. Ada 3 orang warga memberikan pernyataan bahwa didaerah RT 05
RW 01 tersebut sering terjadi gangguan keamanan. Ada 35 orang warga
memberikan pernyataan bahwa didaerah RT 05 RW 01 tersebut jarang terjadi
gangguan keamanan. Ada 30 orang warga memberikan pernyataan bahwa
didaerah RT 05 RW 01 tersebut tidak pernah terjadi gangguan keamanan.

Diagram intensitas waktu terjadinya gangguan keamanan


atau tindakan kriminal
3

30

35

Sering Jarang Tidak Pernah

Gambar diagram intensitas waktu terjadinya gangguan keamanan atau


tindakan kriminal.

8. Sumber gangguan keamanan yang terjadi

Tabel Sumber gangguan keamanan yang terjadi di masyarakat

No Sumber Gangguan Jumlah

1 Dari Masyarakat Sekitar 6


2 Dari Luar Lingkungan 32
  38

Pada tabel diatas didapatkan data sebagai berikut yaitu sumber gangguan
berasal dari tempat yaitu sumber yang pertama berasal dari masyarakat
sekitar dan dari luar lingkungan RT 05 RW 01 Kelurahan Dukuh Pakis.
Terdapat 6 orang responden memberikan pernyataan bahwa sumber gangguan
keamanan atau tindakan kriminal yang berasal dari masyarakat sekitar.
Terdapat 32 orang responden memberikan pernyataan bahwa sumber
gangguan keamanan atau tindakan kriminal yang berasal dari luar lingkungan
masyarakat RT 05 RW 01 Kelurahan Dukuh Pakis.

9. Jenis gangguan yang terjadi pada masyarakat sekitar


Tabel Jenis gangguan yang terjadi pada masyarakat sekitar

No Jenis Gangguan Jumlah


1 Pencurian 29
2 Pertengkaran Warga 9
3 Lainnya 0
  38

Pada tabel diatas telah didapatkan data sebagai berikut , ada sejumlah 29
responden memberikan pernyataan mengenai gangguan yang terjadi pada
masyarakat sekitar yaitu gangguan yang terjadi adalah pencurian. Ada
sejumlah 9 responden memberikan pernyataan mengenai gangguan yang
terjadi pada masyarakat sekitar yaitu gangguan yang terjadi adalah
pertengkaran warga sekitar.

Diagram tentang jumlah jenis gangguan yang terjadi pada


masyarakat
9

29

Pencurian Pertengkaran Warga Lainnya

Gambar diagram tentang jumlah jenis gangguan yang terjadi pada


Masyarakat
10. Cara penganggulangan atau cara mengatasi gangguan keamanan pada
masyarakat.

Tabel penanggulangan gangguan keamanan pada masyarakat.


No Jenis Penyelesaiann Jumlah
1 Secara Kekeluargaan 22
2 Secara Hukum 15
3 Adat Desa 1
4 Lainnya 0
  38

Pada tabel diatas didapatkan data sebagai berikut, pada penanggulangan


gangguan keamanan atau tindakan kriminal pada masyarakat dukuh pakis ada
sejumlah 22 responden memberikan pernyataan yaitu penyelesaian gangguan
keamanan atau tindakan kriminal dengan secara kekeluargaan. Pada
penanggulangan gangguan keamanan atau tindakan kriminal pada masyarakat
dukuh pakis ada sejumlah 15 responden memberikan pernyataan yaitu
penyelesaian gangguan keamanan atau tindakan kriminal dengan secara
hukum. Pada penanggulangan gangguan keamanan atau tindakan kriminal
pada masyarakat dukuh pakis ada 1 responden memberikan pernyataan yaitu
penyelesaian gangguan keamanan atau tindakan kriminal dengan secara adat
desa atau peraturan desa.

Grafik cara penanggulangan atau cara mengatasi gangguan keamanan


atau tindakan kriminal pada masyarakat
1

15

22

Secara Kekeluargaan Secara Hukum


Adat Desa Lainnya

Gamar grafik cara penanggulangan atau cara mengatasi gangguan keamanan


atau tindakan kriminal pada masyarakat
11. Perwakilan masyarakat untuk berdialog dengan pihak lain

Tabel Jenis perwakilan masyarakat untuk berdialog dengan pihak lain

No Jenis Perwakilan Jumlah


1 Ketua RT 23
2 Lurah 0
3 Tokoh Masyarakat 15
4 Lainnya 0
  38

Pada tabel diatas didapatkan data sebagai berikut, jenis bantuan untuk
warga jika mendapat gangguan keamanan yaitu warga mendapat bantuan
perwakilan masyarakat untuk berdialog dengan pihak lain. Ada sejumlah 23
responden memberikan pernyataan bahwa ada perwakilan dari Ketua RT
untuk memfasilitasi pengurusan permasalahan dengan pihak yang yang
berwajib. Ada sejumlah 15 responden memberikan pernyataan bahwa ada
perwakilan dari Tokoh masyarakat seperti lembaga swadaya masyarakat
untuk memfasilitasi pengurusan permasalahan dengan pihak yang yang
berwajib.

Diagram tentang jenis perwakilan masyarakat dalam


penyelesaiann permasalahan

15

23

Ketua RT Lurah Tokoh Masyarakat Lainnya

Gambar diagram tentang jenis perwakilan masyarakat dalam penyelesaian


permasalahan.

12. Pengetahuan tentang perencanaan pembangunan


Pengetahuan masyarakat dalam perencanaan pemangunan Kampus III
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya sangatlah penting
dan berdampak pada proses pembangunan tersebut. Partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan lingkungan juga terdapat pada proses perizinan khususnya
dalam penyusunan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan.
Pentingnya keterlibatan dari masyarakat dalam penyusunan dokumen Amdal
dimaksudkan untuk memberikan masukkan kepada pemrakarsa dan
pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan terkait dengan proses
perizinan dan pengawasan terhadap kegiatan usaha tersebut. Hasil pelibatan
masyarakat dalam pembangunan Kampus III Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel (UINSA) Surabaya berupa data kuesioner.

Tabel Pengetahuan Masayarakat Tentang Perencanaan Bangunan

Keteranga Jumlah Persentase


n
Ya 50 73,52%
Tidak 18 26,48%
Total 68 100.0

Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa masyarakat RT 05 RW 01


Kelurahan Dukuh Pakis kebanyakan telah mengetahui rencana pembangunan
Kampus III Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya
dengan persentase 73% dan 26% tidak mengetahui.
Diagram tentang perencanaan pembangunan

26%

74%

Ya Tidak

Gambar Diagram Hasil Analisis Tentang Perencanaan Pembangunan

13. Dampak Negatif Pembangunan Bagi Masyarakat

Dalam suatu pembangunan pasti memliki dampak baik positif maupun


negatif bagi masyarakat setempat. Adapun dampak negatif dari pembangunan
Kampus III Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya
menurut hasil kuesioner akan disajikan pada Tabel berikut :

Tabel Dampak Negatif Pembangunan Bagi Masyarakat

Dampak Negatif Jumlah Persentase

(%)
Kebisingan 48 70,58%
Gangguan Keamanan 17 25%
Dan Ketertiban
Lainnya 3 4,42%
Total 68 100.0
Dapat dianalisis dampak negatif dari pembangunan Kampus III Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ialah kebisingan sabanyak 70,58 %,
gangguan keamanan dan ketertiban sebanyak 25% serta lainnya yang meliputi
polusi debu, macet dan parkir sebanyak 4,42%.
Diagram tentang dampak negatif pembangunan bagi
masyarakat
4%

25%

71%

Kebisingan Gangguan Keamanan Dan Ketertiban


Lainnya

Gambar Diagram Hasil Analisis Dampak Negatif Pembangunan Bagi


Masyarakat

Gambar Wawancara mengenai fasilitas kesehatan

b. Komponen Kesehatan Masyarakat

1. Sumber air bersih untuk air minum dan memasak.

Berdasarkan data kuisioner diatas dapat diketahui bahwa sumber air


bersih yang digunakan oleh masyarakat untuk air minum dan memasak
seluruhnya berasal dari pelayanan PDAM Kota Surabaya. Dimana pelayanan
yang dilakukan sudah mencangkup seluruh masyarakat Dukuh Pakis
khususnya masyarakat RW 1 disekitar pembangunan Kampus III UIN Suana
Ampel Surabaya.

Berikut data sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat RT 05


RW 01 untuk minum dan kegiatan memasak dalam bentuk Tabel.
Tabel Hasil Analisis Prosentase Penggunaan Sumber Air Bersih

No Sumber Air Bersih Jumlah Persentase


1 Mata air 0 0%
2 PDAM 68 100%
3 Sumur 0 0%
Total 68 100%

Hasil yang didapat dari kuisioner untuk penggunaan sumber air bersih
pada masyarakar RT 05 RW 01, di dapatkan hasil bahwa masyarakat pada
lingkungan tersebut menggunakan sumber air pdam dengan persentase
sebanyak 100%.

2. Sumber air bersih untuk keperluan rumah tangga (mandi dan cuci)

Berdasarkan data analisis kuisioner masyarakat menyatakan bahwa


sumber air yang digunakan untuk memenuhi keperluan rumah tangga seperti
mandi, cuci dan kakus (MCK) juga menggunakan pasokan air dari PDAM
Kota Surabaya. Air bersih yaitu merupakan kebutuhan pokok bagi menusia
untuk keperluan mandi, mencuci, memasak, minum dan lain lain. Oleh karena
itu Dimana persediaan air bersih yang layak dan dalam jumlah cukup adalah
sangat diperlukan. Kebutuhan air rata rata yang dibutuhkan untuk satu
orangnya berkisar antara 40 – 50 liter/Orang/Hari.

Berikut adalah sumber air bersih yang digunakan masyarakat RT 05


RW 01 untuk mandi dan kegiatan mencuci, data tersebut disajikan dalam
bentuk tabel.

Tabel Sumber Air Bersih Untuk Keperluan Rumah Tangga

No Sumber Air Bersih Jumlah Persentase


1 Mata air 0 0%
2 PDAM 68 100%
3 Sumur 0 0%
Total 68 100%
Hasil yang didapat dari kuisioner untuk penggunaan sumber air bersih
untuk keperluan rumah tangga pada masyarakar RT 05 RW 01, di dapatkan
hasil bahwa masyarakat pada lingkungan tersebut menggunakan sumber air
pdam dengan persentase sebanyak 100%.

3. Cara/pola pembuangan sampah

Membuang sampah adalah aktivitas sehari-hari manusia yang


memindahkan benda-benda tidak berharga yang sudah tidak berguna lagi
baginya ke tempat lain yang tidak dekat dengan orang tersebut. Beberapa
jenis sampah harus dibuang sesegera mungkin dan sejauh mungkin karena
dapat membusuk sehingga mengeluarkan bau yang tidak sedap, mengundang
bibit penyakit, memperlihatkan penampakan yang buruk, dan lain sebagainya.

Berikut adalah Cara/Pola pembuangan sampah dari masyarakat RT 05


RW 01 Kelurahan Dukuh Pakis, data tersebut disajikan dalam bentuk tabel
dan grafik.

Tabel Cara/Pola Pembuangan Sampah

No. Cara/Pola Pembuangan Sampah Jumlah Persentase


1 Dibakar 1 1,48%
2 Dibuang ke sungai 0 0%
3 Dibuang ke tempat pembuangan 13 19,11%
kolektif
4 Ditimbun 0 0%
5 Pengangkutan 54 79,41%
Total 68 100%
Hasil yang didapat dari kuisioner untuk cara/pola pembuangan sampah
pada masyarakar RT 05 RW 01, di dapatkan hasil bahwa masyarakat pada
lingkungan tersebut bahwa cara/pola pembuangan sampah yaitu dengan cara
dibakar sebanyak 1 orang dengan persentase 1,48%, dibuang ke tempat
pembuangan kolektif sebanyak 13 orang dengan persentase sebanyak
19,11%, pengangkutan sebanyak 54 orang dengan persentase sebanyak
79,41%.

Diagram Cara/Pola Pembuangan Sampah


1%

19%

79%

Dibakar Dibuang ke sungai Tempat Kolektif


Ditimbun Pengangkutan

Gambar Diagram Hasil Analisis Cara/Pola Pembuangan Sampah

4. Cara/pola buang air besar

Dalam sehari - hari di Indonesia, istilah toilet maupun WC lebih sering


digunakan untuk mengacu pada ruangan tempat perlengkapan tersebut
berada, meskipun dapat pula mengacu pada perlengkapan tersebut. Istilah
lain, yaitu kamar kecil bisa digunakan dalam bahasa
Indonesia untuk  penyebutan, dan hanya digunakan untuk ruangan
perlengkapan tersebut. Sedangkan istilah kloset, kakus, jamban sendiri secara
khusus digunakan untuk perangkatnya saja.

Tabel Cara/Pola Buang Air Besar

No Cara/Pola Baung Air Jumlah Persentase


Besar
1. Wc Pribadi 68 100%
2. Sungai 0 0%
3. Wc Umum 0 0%
Total 68 100%
Hasil yang didapat dari kuisioner untuk cara/pola buang air besar pada
masyarakar RT 05 RW 01, di dapatkan hasil bahwa masyarakat pada
lingkungan tersebut cara/pola buang air besar nya menggunakan wc pribadi
dengan persentase sebanyak 100%.

5. Jenis Pembuangan wc pribadi atau wc umum.

Tidak sedikit di indonesia pembuangan tinja atau limbah bekas Buang


Air Besar dibuang langsung ke badan sungai sehingga menimbulkan
pencemaran dan bau. Jika tidak ditangani secara langsung maka akan
menimbulkan bahaya penyakit yang berkelanjutan khususnya pada
pernapasan yang dihirup secara langsung.

Tabel Jenis Pembuangan MCK

No Jenis Pembuangan MCK Jumlah Persentase


1. Septictank 68 100%
2. Drainase 0 0%
3. Kesungai 0 0%
Total 68 100%

Hasil yang didapat dari kuisioner untuk Jenis pembuangan MCK pada
masyarakat RT 05 RW 01, di dapatkan hasil bahwa masyarakat pada
lingkungan tersebut jenis pembuangan MCK nya menggunakan septicktank
pribadi dengan persentase sebanyak 100%.

6. Pilihan tempat berobat ketika sakit

Rumah sehat merupakan bangunan rumah tinggal yang sesuai dan


memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki jamban sehat, tempat pembuangan
sampah, sarana air bersih dan lain-lain. Di berbagai daerah terdapat macam-
macam fasilitas atau tempat kesehatan yang berbeda dan berbeda pula
kegunaan yang dimiliki oleh setiap rumah sehat tersebut. Berikut adalah tabel
berdasarkan tempat berobat ketika sakit yang didapatkan dari hasil kuisoner
di RT 05 RW 01 Dukuh Pakis.

Tabel Tempat Berobat Ketika Sakit

No Jenis Pembuangan MCK Jumlah Persentase


1 Puskesmas 56 82,35
2 Klinik Swasta 3 4,42
3 Rumah Sakit 4 5,89
4 Dokter Praktek 4 5,89
5 Dokter Keluarga 1 1,45
Total 68 100%
Hasil yang didapat dari kuisioner untuk tempat berobat ketika sakit
pada masyarakat RT 05 RW 01, di dapatkan hasil bahwa masyarakat pada
lingkungan tersebut tempat berobat ketika sakitnya nya di Puskesmas
sebanyak 56 orang dengan persentase sebanyak 82%, Klinik Swasta sebanyak
3 orang dengan persentase sebanyak 4,42%, Rumah Sakit sebanyak 4 orang
dengan persentase sebanyak 6 persen, Dokter Praktek sebanyak 4 orang
dengan persentase sebanyak 6 persen, Dokter Keluarga sebanyak 1 orang
dengan persentase sebanyak 2%
diagram Tempat Berobat Ketika Sakit
Puskesmas Klinik Swasta Rumah Sakit
Dokter Praktek Dokter Keluarga

6% 1%
6%
4%

82%

Gambar Diagram Hasil Analisis Tempat Berobat Ketika Sakit

7. Penyakit yang pernah diderita selama satu tahun terakhir

Penyakit terdiri dari dua jenis yaitu penyakit yang menular dan tidak
menular. Penyakit menular merupakan penyakit yang ditularkan dari individu
satu ke individu lainnya. Sedangkan penyakit yang tidak menular biasanya
penyebarannya melalui gen atau turun temurun.

Tabel Jenis Penyakit yang diderita selama 1 tahun terakhir

No Jenis Penyakit Jumlah Persentase


1 Batuk/pilek 39 57,35
2 Diare 15 22,05
3 Gatal – gatal 7 10,29
4 Maag 2 2,94
5 Demam/tipes 1 1,47
6 Darah Tinggi 4 5,88
7 Sinusitis 1 1,47
8 Kolestrol 3 4,41
No Jenis Penyakit Jumlah Persentase
9 Radang Tenggorokan 1 1,47
10 Asma 1 1,47
Total 68 100%

Hasil yang didapat dari kuisioner untuk data Jenis penyakit yang
diderita selama satu tahun terakhir pada masyarakat RT 05 RW 01, di
dapatkan hasil bahwa masyarakat pada lingkungan tersebut Jenis penyakit
yang sering diderita pada 1 tahun terakhir adalah Batuk/Pilek sebanyak 39
orang dengan persentase sebanyak 57,35%, Diare sebanyak 15 orang dengan
persentase sebanyak 22,05%, Gatal – gatal sebanyak 7 orang dengan
persentase sebanyak 10,29%, Maag sebanyak 2 orang dengan persentase
sebanyak 2,94%, Demam/tipes sebanyak 1 orang dengan persentase
sebanyak 1,47% Darah Tinggi sebanyak 4 orang dengan persentase sebanyak
5,88%, Sinusitis sebanyak 1 orang dengan persentase sebanyak 1,47%,
Kolestrol sebanyak 3 orang dengan persentase sebanyak 4,41 orang, Radang
tenggorokan sebanyak 1 orang dengan persentase sebanyak 1,47%, Asma
sebanyak 1 orang dengan persentase sebanyak 1,4.
Diagram Jenis Penyakit yang diderita selama 1 tahun terakhir
70
60 57.35

50
40
30
22.05
20
10.29
10 5.88 4.41
2.94 1.47 1.47 1.47 1.47
0
k re l g s i s l n a
ile a ta aa pe ng
g iti tro ka m
/p Di -g
a
M /ti Ti us le
s ro As
k l h in Ko
o
at
u
ta am ra S
ng
g
B Ga De
m Da Te
g
dan
R a

Series 1

Gambar Diagram Hasil Analisis Jenis Penyakit yang Diderita Selama 1 Tahun
Terakhir
4.3 Bukti Pengumuman dan Hasil Pelaksanaan Konsultasi Publik
4.3.1 Pengumuman
Pengumuman dilakukan di media cetak, dimuat di Surat Kabar Harian Pagi
Surya pada Hari Sabtu tanggal 4 Februari 2019 halaman 2 dan pemasangan
pengumuman di beberapa tempat seperti:
a. Kantor Kelurahan Dukuh Pakis
b. Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya

Gambar Pengumuman di Koran


Gambar Isi Pemberitahuan Konsultasi Publik

Gambar Pengumuman Leaflet 1


Gambar Pengumuman Leaflet 2

Gambar Kegiatan Konsultasi Publik

Anda mungkin juga menyukai